Artikel ini membahas pentingnya memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang karena memiliki banyak manfaat baik secara ekonomi maupun non-ekonomi. Secara ekonomi, pendidikan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan individu. Secara non-ekonomi, pendidikan berperan dalam pembangunan manusia, politik, budaya, dan pendidikan itu sendiri. Artikel ini menganjurkan alokasi anggaran pendidikan
Paragraf tersebut membahas tentang peranan pendidikan dalam memotong rantai kemiskinan dengan memberdayakan sumber daya manusia, khususnya anak-anak dari keluarga miskin, agar tidak terperangkap dalam lingkaran kemiskinan. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan akses mereka ke lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup.
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiasuyono fis
Makalah ini membahas tentang mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Biaya pendidikan berasal dari berbagai sumber seperti pemerintah, masyarakat, orang tua, dan sumber luar negeri. Sayangnya, biaya pendidikan yang tinggi menyebabkan banyak masyarakat kurang mampu tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kesetaraan dan pendidikan nasional. Pendidikan kesetaraan meliputi program Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA yang bertujuan memberikan akses pendidikan bagi mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan menghasilkan SDM berkualitas untuk pembangunan.
Paragraf tersebut membahas tentang peranan pendidikan dalam memotong rantai kemiskinan dengan memberdayakan sumber daya manusia, khususnya anak-anak dari keluarga miskin, agar tidak terperangkap dalam lingkaran kemiskinan. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan akses mereka ke lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup.
Makalah mahalnya pendidikan di indonesiasuyono fis
Makalah ini membahas tentang mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Biaya pendidikan berasal dari berbagai sumber seperti pemerintah, masyarakat, orang tua, dan sumber luar negeri. Sayangnya, biaya pendidikan yang tinggi menyebabkan banyak masyarakat kurang mampu tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan kesetaraan dan pendidikan nasional. Pendidikan kesetaraan meliputi program Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA yang bertujuan memberikan akses pendidikan bagi mereka yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan menghasilkan SDM berkualitas untuk pembangunan.
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaikLilis Holisah
Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas masalah utama pendidikan nasional Indonesia yaitu rendahnya pemerataan akses, relevansi, dan mutu pendidikan yang disebabkan oleh sistem pendidikan sekuler yang memisahkan antara agama dan negara.
1. Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan budaya dan karakter bangsa untuk membentuk generasi muda Indonesia yang memiliki identitas kebangsaan yang kuat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang analisis manfaat biaya pendidikan dengan menjelaskan pengertian biaya pendidikan, komponen-komponen biaya pendidikan, cara memperkirakan biaya pendidikan, dan tujuan dari analisis manfaat biaya pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa penyebab utamanya adalah rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru. Dokumen tersebut juga menjelaskan solusi sistemik seperti mengubah sistem ekonomi, dan solusi teknis seperti meningkatkan kualitas guru dan prestasi siswa.
Bimbingan dan konseling berkembang dari bidang vokasional di Amerika pada abad ke-19 hingga merambah bidang pendidikan dan kepribadian. Di Indonesia, praktiknya dimulai sejak organisasi pemuda pada 1908 dan berkembang menjadi bagian sistem pendidikan nasional sejak 1960-an untuk membantu penjurusan siswa dan profesionalisasi guru bimbingan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dan penyebabnya, (2) Beberapa penyebab utama rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya efektivitas, efisiensi, dan standarisasi proses pembelajaran, (3) Dokumen tersebut juga menawarkan beberapa solusi untuk permasalahan pendidikan di Indonesia.
Teks tersebut membahas masalah kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia rendah karena berbagai faktor seperti efektivitas pengajaran yang kurang, efisiensi proses pembelajaran yang perlu ditingkatkan, serta biaya pendidikan yang mahal. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dengan menambah akses, meningkatkan kualitas guru dan sarana pembelajaran, serta mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pendidikan
Dokumen tersebut membahas tentang kurangnya daya serap anggaran pendidikan di Indonesia yang menimbulkan berbagai dampak negatif bagi pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan yang menyebabkan banyak anak tidak sekolah dan putus sekolah. Dokumen ini juga menjelaskan upaya pemerintah untuk mengalokasikan 20% APBN untuk pendidikan namun anggaran tersebut belum dapat terserap secara optimal karena masalah birokrasi
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa. Pendidikan dijelaskan sebagai proses pembentukan karakter dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di masa depan. Dokumen ini juga menyoroti perlunya reformasi pendidikan nasional agar dapat menghasilkan sumber daya manusia unggul yang mampu memimpin bangsa di era global.
Hakikat pendidik dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip agama Islam yang melibatkan pengajaran, pembinaan, dan pengembangan peserta didik secara menyeluruh. Berikut ini adalah beberapa aspek penting yang menyoroti hakikat pendidik dalam Islam:
Pendidik sebagai teladan: Seorang pendidik dalam Islam harus menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Mereka harus mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka agar peserta didik dapat memperoleh contoh yang baik dan terinspirasi untuk mengikutinya.
Pembentukan karakter: Pendidik dalam Islam bertanggung jawab untuk membentuk karakter peserta didik. Mereka harus memberikan pendidikan yang holistik, yang meliputi aspek moral, etika, akhlak, dan spiritualitas, sehingga peserta didik dapat menjadi individu yang baik, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia.
Pembinaan akademik: Pendidik dalam Islam juga harus memberikan pembinaan akademik yang baik kepada peserta didik. Mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mata pelajaran yang diajarkan, sehingga dapat memberikan pengajaran yang efektif dan bermanfaat bagi peserta didik.
Menghargai keunikan individu: Setiap individu memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Pendidik dalam Islam harus menghargai keunikan dan potensi setiap peserta didik, serta memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan mereka. Mereka juga harus memberikan perhatian dan dukungan kepada peserta didik yang membutuhkannya.
Pengembangan spiritual: Pendidik dalam Islam harus membantu peserta didik dalam pengembangan spiritual mereka. Mereka harus membantu peserta didik memahami nilai-nilai agama, meningkatkan kecintaan dan ketaqwaan kepada Allah, serta mengembangkan hubungan yang kuat antara peserta didik dan Sang Pencipta.
Pembinaan sosial: Seorang pendidik dalam Islam juga harus membantu peserta didik dalam pembinaan hubungan sosial yang baik. Mereka harus mengajarkan etika dan adab dalam berinteraksi dengan orang lain, serta mengembangkan sikap saling menghormati, kerjasama, dan kepedulian terhadap sesama.
Keadilan dan kejujuran: Pendidik dalam Islam harus berpegang teguh pada prinsip keadilan dan kejujuran dalam memberikan pengajaran dan penilaian kepada peserta didik. Mereka harus adil dalam memberikan kesempatan, menghargai perbedaan, dan tidak memihak kepada siapapun.
Dalam hakikatnya, seorang pendidik dalam Islam memiliki tanggung jawab yang besar dalam membentuk peserta didik menjadi individu yang baik secara moral, akademik, dan spiritual. Mereka harus memahami prinsip-prinsip agama Islam, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta mampu menginspirasi dan membimbing peserta didik menuju kehidupan yang penuh berkah dan ketaqwaan kepada Allah SWT
Paragraf pertama membahas pengertian pendidikan dan kemajuan, di mana pendidikan adalah usaha untuk mempengaruhi manusia menuju yang lebih baik dan kemajuan terjadi karena adanya pendidikan. Paragraf berikutnya membahas peranan pendidikan terbuka dalam mempersiapkan SDM berkualitas di tengah perkembangan teknologi. Paragraf terakhir membahas tantangan pengembangan SDM di Indonesia yaitu jumlah penduduk besar, lu
Paragraf tersebut membahas tentang peranan pendidikan dalam memotong rantai kemiskinan dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga miskin agar mereka tidak terperangkap dalam lingkaran kemiskinan secara turun-temurun. Pendidikan dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan mobilitas sosial dan mengentaskan kemiskinan secara menyeluruh yang meliputi seluruh anggota keluarga.
Presentation1 Pengantar Pendidikan ( pendidikan sebagai investasi )Lian LyLa
Makalah ini membahas pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang dengan menjelaskan tantangan pendidikan di era globalisasi, manfaat pendidikan sebagai investasi, dan pendekatan untuk mengambil kebijakan pendidikan. Pendidikan perlu diutamakan karena berperan dalam pembangunan ekonomi, memberi pengembalian lebih tinggi dari investasi lain, serta bermanfaat secara sosial dan budaya.
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang penting untuk pembangunan sumber daya manusia. Sayangnya, pendidikan di Indonesia belum merata antara perkotaan dan pedesaan karena faktor sarana prasarana dan ketidaksetaraan akses."
Pendidikan terbaik melahirkan generasi terbaikLilis Holisah
Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas masalah utama pendidikan nasional Indonesia yaitu rendahnya pemerataan akses, relevansi, dan mutu pendidikan yang disebabkan oleh sistem pendidikan sekuler yang memisahkan antara agama dan negara.
1. Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan budaya dan karakter bangsa untuk membentuk generasi muda Indonesia yang memiliki identitas kebangsaan yang kuat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang analisis manfaat biaya pendidikan dengan menjelaskan pengertian biaya pendidikan, komponen-komponen biaya pendidikan, cara memperkirakan biaya pendidikan, dan tujuan dari analisis manfaat biaya pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa penyebab utamanya adalah rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru. Dokumen tersebut juga menjelaskan solusi sistemik seperti mengubah sistem ekonomi, dan solusi teknis seperti meningkatkan kualitas guru dan prestasi siswa.
Bimbingan dan konseling berkembang dari bidang vokasional di Amerika pada abad ke-19 hingga merambah bidang pendidikan dan kepribadian. Di Indonesia, praktiknya dimulai sejak organisasi pemuda pada 1908 dan berkembang menjadi bagian sistem pendidikan nasional sejak 1960-an untuk membantu penjurusan siswa dan profesionalisasi guru bimbingan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dan penyebabnya, (2) Beberapa penyebab utama rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya efektivitas, efisiensi, dan standarisasi proses pembelajaran, (3) Dokumen tersebut juga menawarkan beberapa solusi untuk permasalahan pendidikan di Indonesia.
Teks tersebut membahas masalah kualitas pendidikan di Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia rendah karena berbagai faktor seperti efektivitas pengajaran yang kurang, efisiensi proses pembelajaran yang perlu ditingkatkan, serta biaya pendidikan yang mahal. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dengan menambah akses, meningkatkan kualitas guru dan sarana pembelajaran, serta mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pendidikan
Dokumen tersebut membahas tentang kurangnya daya serap anggaran pendidikan di Indonesia yang menimbulkan berbagai dampak negatif bagi pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan yang menyebabkan banyak anak tidak sekolah dan putus sekolah. Dokumen ini juga menjelaskan upaya pemerintah untuk mengalokasikan 20% APBN untuk pendidikan namun anggaran tersebut belum dapat terserap secara optimal karena masalah birokrasi
Dokumen tersebut membahas pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa. Pendidikan dijelaskan sebagai proses pembentukan karakter dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di masa depan. Dokumen ini juga menyoroti perlunya reformasi pendidikan nasional agar dapat menghasilkan sumber daya manusia unggul yang mampu memimpin bangsa di era global.
Hakikat pendidik dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip agama Islam yang melibatkan pengajaran, pembinaan, dan pengembangan peserta didik secara menyeluruh. Berikut ini adalah beberapa aspek penting yang menyoroti hakikat pendidik dalam Islam:
Pendidik sebagai teladan: Seorang pendidik dalam Islam harus menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Mereka harus mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka agar peserta didik dapat memperoleh contoh yang baik dan terinspirasi untuk mengikutinya.
Pembentukan karakter: Pendidik dalam Islam bertanggung jawab untuk membentuk karakter peserta didik. Mereka harus memberikan pendidikan yang holistik, yang meliputi aspek moral, etika, akhlak, dan spiritualitas, sehingga peserta didik dapat menjadi individu yang baik, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia.
Pembinaan akademik: Pendidik dalam Islam juga harus memberikan pembinaan akademik yang baik kepada peserta didik. Mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mata pelajaran yang diajarkan, sehingga dapat memberikan pengajaran yang efektif dan bermanfaat bagi peserta didik.
Menghargai keunikan individu: Setiap individu memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Pendidik dalam Islam harus menghargai keunikan dan potensi setiap peserta didik, serta memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan mereka. Mereka juga harus memberikan perhatian dan dukungan kepada peserta didik yang membutuhkannya.
Pengembangan spiritual: Pendidik dalam Islam harus membantu peserta didik dalam pengembangan spiritual mereka. Mereka harus membantu peserta didik memahami nilai-nilai agama, meningkatkan kecintaan dan ketaqwaan kepada Allah, serta mengembangkan hubungan yang kuat antara peserta didik dan Sang Pencipta.
Pembinaan sosial: Seorang pendidik dalam Islam juga harus membantu peserta didik dalam pembinaan hubungan sosial yang baik. Mereka harus mengajarkan etika dan adab dalam berinteraksi dengan orang lain, serta mengembangkan sikap saling menghormati, kerjasama, dan kepedulian terhadap sesama.
Keadilan dan kejujuran: Pendidik dalam Islam harus berpegang teguh pada prinsip keadilan dan kejujuran dalam memberikan pengajaran dan penilaian kepada peserta didik. Mereka harus adil dalam memberikan kesempatan, menghargai perbedaan, dan tidak memihak kepada siapapun.
Dalam hakikatnya, seorang pendidik dalam Islam memiliki tanggung jawab yang besar dalam membentuk peserta didik menjadi individu yang baik secara moral, akademik, dan spiritual. Mereka harus memahami prinsip-prinsip agama Islam, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta mampu menginspirasi dan membimbing peserta didik menuju kehidupan yang penuh berkah dan ketaqwaan kepada Allah SWT
Paragraf pertama membahas pengertian pendidikan dan kemajuan, di mana pendidikan adalah usaha untuk mempengaruhi manusia menuju yang lebih baik dan kemajuan terjadi karena adanya pendidikan. Paragraf berikutnya membahas peranan pendidikan terbuka dalam mempersiapkan SDM berkualitas di tengah perkembangan teknologi. Paragraf terakhir membahas tantangan pengembangan SDM di Indonesia yaitu jumlah penduduk besar, lu
Paragraf tersebut membahas tentang peranan pendidikan dalam memotong rantai kemiskinan dengan memberikan pendidikan kepada anak-anak dari keluarga miskin agar mereka tidak terperangkap dalam lingkaran kemiskinan secara turun-temurun. Pendidikan dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan mobilitas sosial dan mengentaskan kemiskinan secara menyeluruh yang meliputi seluruh anggota keluarga.
Presentation1 Pengantar Pendidikan ( pendidikan sebagai investasi )Lian LyLa
Makalah ini membahas pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang dengan menjelaskan tantangan pendidikan di era globalisasi, manfaat pendidikan sebagai investasi, dan pendekatan untuk mengambil kebijakan pendidikan. Pendidikan perlu diutamakan karena berperan dalam pembangunan ekonomi, memberi pengembalian lebih tinggi dari investasi lain, serta bermanfaat secara sosial dan budaya.
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang penting untuk pembangunan sumber daya manusia. Sayangnya, pendidikan di Indonesia belum merata antara perkotaan dan pedesaan karena faktor sarana prasarana dan ketidaksetaraan akses."
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa. Pendidikan dijelaskan sebagai modal utama untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di masa depan. Reformasi pendidikan nasional diperlukan agar generasi muda dapat menghadapi tantangan global.
Teks ini membahas hubungan antara tujuan pendidikan nasional Indonesia dan IPS. Tujuan pendidikan nasional Indonesia mencakup aspek spiritual dan intelektual namun prakteknya lebih menekankan penguasaan materi. IPS seharusnya dapat mendidik karakter siswa untuk menjadi warga negara yang baik melalui pengembangan keterampilan berpikir kritis dan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANIDadang DjokoKaryanto
Dokumen tersebut membahas tentang masalah pemerataan pendidikan di Indonesia. Dibahas mengenai pengertian pemerataan pendidikan, dasar-dasar pemerataan pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi pemerataan pendidikan, dan masalah serta pemecahan masalah pemerataan pendidikan."
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan pembahasan mengenai pendidikan nasional di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang (1) pengertian pendidikan nasional dan tujuannya, (2) permasalahan yang dihadapi pendidikan nasional Indonesia, dan (3) sasaran pembangunan pendidikan nasional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
1. Pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti kependudukan, ekonomi, dan sosial budaya.
2. Pendidikan di Indonesia berlandaskan Pancasila yang mengedepankan pengembangan manusia sesuai cita-cita bangsa.
3. Banyak masalah yang dihadapi pendidikan Indonesia seperti rendahnya kualitas sarana dan prasarana, guru, serta pendanaan pendidikan.
1. Pendidikan dan pembangunan saling berkaitan dan mempengaruhi. Pendidikan menghasilkan sumber daya manusia untuk pembangunan, sedangkan pembangunan mendukung peningkatan kualitas pendidikan.
2. Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia yang terus berkembang, serta menghadapi tantangan zaman. Pembangunan sistem pendidikan meliputi penyesuaian kurikulum, tenaga kependid
Makalah ini membahas permasalahan pendidikan di Indonesia. Tiga permasalahan utama yang dijelaskan adalah: 1) kurang meratanya kesempatan mendapatkan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, 2) rendahnya mutu dan relevansi pendidikan, dan 3) rendahnya efisiensi dan efektivitas sistem pendidikan. Makalah ini menganalisis faktor-faktor penyebab ketiga permasalahan tersebut, dan langkah-langkah untuk mengatas
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kurangnya daya serap anggaran pendidikan di Indonesia dan dampaknya.
2. Salah satu dampaknya adalah mahalnya biaya pendidikan yang menyebabkan banyak anak tidak dapat bersekolah.
3. Dokumen tersebut juga membahas solusi untuk meningkatkan daya serap anggaran pendidikan seperti meningkatkan efisiensi birokrasi pendidikan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas program beasiswa Sandwich-S3 Luar Negeri yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dosen perguruan tinggi di Indonesia
2. Program tersebut memberikan kesempatan kepada dosen untuk magang selama 4 bulan di perguruan tinggi manca negara untuk memperluas wawasan
3. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas dosen agar memiliki standar internasional sehingga dapat
PENDIDIKAN SEBAGAI TOLAK UKUR KEMAJUAN BANGSA.docxsriwhyn2
Tugas mata kuliah pengantar pendidikan
Dosen pengampu :
Dr. Friscilla Wulan Tersta, S.Pd., M.Pd
Nama kelompok :
1. ayumi hasnah ritonga
2. eki turnando
3. sri wahyu ningsih
Makalah ini membahas tentang rendahnya mutu pendidikan di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan prestasi siswa."
1. ARTIKEL:
PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG
Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan.
Nama & E-mail (Penulis): Drs. Nurkolis, MM
Saya Dosen di Jakarta
Tanggal: 1 Juli 2002
Judul Artikel: Pendidikan Sebagai Investasi Jangka Panjang
Topik: Investasi Pendidikan
Artikel:
Pendidikan sebagai Investasi Jangka Panjang Oleh : Nurkolis
Profesor Toshiko Kinosita mengemukakan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat
lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah
selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting. Tidak
ditempatkannya pendidikan sebagai prioritas terpenting karena masyarakat Indonesia, mulai dari
yang awam hingga politisi dan pejabat pemerintah, hanya berorientasi mengejar uang untuk
memperkaya diri sendiri dan tidak pernah berfikir panjang (Kompas, 24 Mei 2002).
Pendapat Guru Besar Universitas Waseda Jepang tersebut sangat menarik untuk dikaji
mengingat saat ini pemerintah Indonesia mulai melirik pendidikan sebagai investasi jangka
panjang, setelah selama ini pendidikan terabaikan. Salah satu indikatornya adalah telah
disetujuinya oleh MPR untuk memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari APBN
atau APBD. Langkah ini merupakan awal kesadaran pentingnya pendidikan sebagai investasi
jangka pangjang. Sedikitnya terdapat tiga alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai
investasi jangka panjang.
Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan
ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi pendidikan
adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga tataran global. Fungsi teknis-
ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya
pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif.
Secara umum terbukti bahwa semakin berpendidikan seseorang maka tingkat pendapatannya
2. semakin baik. Hal ini dimungkinkan karena orang yang berpendidikan lebih produktif bila
dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan. Produktivitas seseorang tersebut dikarenakan
dimilikinya keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan. Oleh karena itu salah satu
tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan adalah mengembangkan keterampilan hidup. Inilah
sebenarnya arah kurikulum berbasis kompetensi, pendidikan life skill dan broad based education
yang dikembangkan di Indonesia akhir-akhir ini. Di Amerika Serikat (1992) seseorang yang
berpendidikan doktor penghasilan rata-rata per tahun sebesar 55 juta dollar, master 40 juta
dollar, dan sarjana 33 juta dollar. Sementara itu lulusan pendidikan lanjutan hanya
berpanghasilan rata-rata 19 juta dollar per tahun. Pada tahun yang sama struktur ini juga terjadi
di Indonesia. Misalnya rata-rata, antara pedesaan dan perkotaan, pendapatan per tahun lulusan
universitas 3,5 juta rupiah, akademi 3 juta rupiah, SLTA 1,9 juta rupiah, dan SD hanya 1,1 juta
rupiah.
Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi
sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-
meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja,
efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama
karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa
tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu
dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya. (Walter W. McMahon dan
Terry G. Geske, Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity, USA: University
of Illionis, 1982, h.121).
Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional,
terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka
semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah
dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya
sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.
Nilai
Balik Pendidikan
Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada
investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah
3. seseorang lulus dan memasuki dunia kerja. Di negara-negara sedang berkembang umumnya
menunjukkan nilai balik terhadap investasi pendidikan relatif lebih tinggi dari pada investasi
modal fisik yaitu 20 % dibanding 15 %. Sementara itu di negara-negara maju nilai balik
investasi pendidikan lebih rendah dibanding investasi modal fisik yaitu 9 % dibanding 13 %.
Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah tenaga kerja terdidik yang terampil dan ahli
di negara berkembang relatif lebih terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan sehingga
tingkat upah lebih tinggi dan akan menyebabkan nilai balik terhadap pendidikan juga tinggi
(Ace Suryadi, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan: Isu, Teori dan Aplikasi. Balai
Pustaka: Jakarta, 1999, h.247).
Pilihan investasi pendidikan juga harus mempertimbangkan tingkatan pendidikan. Di Asia nilai
balik sosial pendidikan dasar rata-rata sebesar 27 %, pendidikan menengah 15 %, dan
pendidikan tinggi 13 %. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka manfaat sosialnya semakin kecil. Jelas sekali bahwa pendidikan
dasar memberikan manfaat sosial yang paling besar diantara tingkat pendidikan lainnya. Melihat
kenyataan ini maka struktur alokasi pembiayaan pendidikan harus direformasi. Pada tahun
1995/1996 misalnya, alokasi biaya pendidikan dari pemerintah Indonesia untuk Sekolah Dasar
Negeri per siswa paling kecil yaitu rata-rata hanya sekirat 18.000 rupiah per bulan, sementara itu
biaya pendidikan per siswa di Perguruan Tinggi Negeri mendapat alokasi sebesar 66.000 rupiah
per bulan. Dirjen Dikti, Satrio Sumantri Brojonegoro suatu ketika mengemukakan bahwa
alokasi dana untuk pendidikan tinggi negeri 25 kali lipat dari pendidikan dasar. Hal ini
menunjukkan bahwa biaya pendidikan yang lebih banyak dialokasikan pada pendidikan tinggi
justru terjadi inefisiensi karena hanya menguntungkan individu dan kurang memberikan manfaat
kepada masyarakat.
Reformasi alokasi biaya pendidikan ini penting dilakukan mengingat beberapa kajian yang
menunjukkan bahwa mayoritas yang menikmati pendidikan di PTN adalah berasal dari
masyarakat mampu. Maka model pembiayaan pendidikan selain didasarkan pada jenjang
pendidikan (dasar vs tinggi) juga didasarkan pada kekuatan ekonomi siswa (miskin vs kaya).
Artinya siswa di PTN yang berasal dari keluarga kaya harus dikenakan biaya pendidikan yang
lebih mahal dari pada yang berasal dari keluarga miskin. Model yang ditawarkan ini sesuai
dengan kritetia equity dalam pembiayaan pendidikan seperti yang digariskan Unesco.
Itulah sebabnya Profesor Kinosita menyarankan bahwa yang diperlukan di Indonesia adalah
4. pendidikan dasar dan bukan pendidikan yang canggih. Proses pendidikan pada pendidikan dasar
setidaknnya bertumpu pada empat pilar yaitu learning to know, learning to do, leraning to be dan
learning live together yang dapat dicapai melalui delapan kompetensi dasar yaitu membaca,
menulis, mendengar, menutur, menghitung, meneliti, menghafal dan menghayal. Anggaran
pendidikan nasional seharusnya diprioritaskan untuk mengentaskan pendidikan dasar 9 tahun
dan bila perlu diperluas menjadi 12 tahun. Selain itu pendidikan dasar seharusnya “benar-benar”
dibebaskan dari segala beban biaya. Dikatakan “benar-benar” karena selama ini wajib belajar 9
tahun yang dicanangkan pemerintah tidaklah gratis. Apabila semua anak usia pendidikan dasar
sudah terlayani mendapatkan pendidikan tanpa dipungut biaya, barulah anggaran pendidikan
dialokasikan untuk pendidikan tingkat selanjutnya.
Fungsi
Non Ekonomi
Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-
ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi
kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap
perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda.
Misalnya pada tingkat individual pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan dirinya
secara psikologis, sosial, fisik dan membantu siswa mengembangkan potensinya semaksimal
mungkin (Yin Cheong Cheng, School Effectiveness and School-Based Management: A
Mechanism for Development, Washington D.C: The Palmer Press, 1996, h.7).
Fungsi politis merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada
tingkatan sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual, pendidikan membantu siswa
untuk mengembangkan sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang positif untuk melatih
warganegara yang benar dan bertanggung jawab. Orang yang berpendidikan diharapkan lebih
mengerti hak dan kewajibannya sehingga wawasan dan perilakunya semakin demoktratis. Selain
itu orang yang berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap
bangsa dan negara lebih baik dibandingkan dengan yang kurang berpendidikan.
Fungsi budaya merujuk pada sumbangan pendidikan pada peralihan dan perkembangan budaya
pada tingkatan sosial yang berbeda. Pada tingkat individual, pendidikan membantu siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya, kesadaran estetis serta untuk bersosialisasi dengan norma-
norma, nilai-nilai dan keyakinan sosial yang baik. Orang yang berpendidikan diharapkan lebih
5. mampu menghargai atau menghormati perbedaan dan pluralitas budaya sehingga memiliki sikap
yang lebih terbuka terhadap keanekaragaman budaya. Dengan demikian semakin banyak orang
yang berpendidikan diharapkan akan lebih mudah terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya
akan terjadi integrasi budaya nasional atau regional.
Fungsi kependidikan merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan
pemeliharaan pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda. Pada tingkat individual pendidikan
membantu siswa belajar cara belajar dan membantu guru cara mengajar. Orang yang
berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran untuk belajar sepanjang hayat (life long learning),
selalu merasa ketinggalan informasi, ilmu pengetahuan serta teknologi sehingga terus terdorong
untuk maju dan terus belajar.
Di kalangan masyarakat luas juga berlaku pendapat umum bahwa semakin berpendidikan maka
makin baik status sosial seseorang dan penghormatan masyarakat terhadap orang yang
berpendidikan lebih baik dari pada yang kurang berpendidikan. Orang yang berpendidikan
diharapkan bisa menggunakan pemikiran-pemikirannya yang berorientasi pada kepentingan
jangka panjang. Orang yang berpendidikan diharapkan tidak memiliki kecenderungan orientasi
materi/uang apalagi untuk memperkaya diri sendiri.
Kesimpulan
Jelaslah bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak
pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan ekonomi. Selama orde baru kita
selalu bangga dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun pertumbuhan ekonomi yang
tinggi itu hancur lebur karena tidak didukung oleh adanya sumber daya manusia yang
berpendidikan. Orde baru banyak melahirkan orang kaya yang tidak memiliki kejujuran dan
keadilan, tetapi lebih banyak lagi melahirkan orang miskin. Akhirnya pertumbuhan ekonomi
hanya dinikmati sebagian orang dan dengan tingkat ketergantungan yang amat besar.
Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral,
rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya
itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik. Inilah saatnya bagi negeri ini untuk
merenungkan bagaimana merencanakan sebuah sistem pendidikan yang baik untuk mendukung
perkembangan ekonomi. Selain itu pendidikan juga sebagai alat pemersatu bangsa yang saat ini
sedang diancam perpecahan. Melalui fungsi-fungsi pendidikan di atas yaitu fungsi sosial-
kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan maka negeri ini dapat
6. disatukan kembali. Dari paparan di atas tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat
penting dan strategis untuk perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa. Singkatnya
pendidikan adalah sebagai investasi jangka panjang yang harus menjadi pilihan utama.
Bila demikian, ke arah mana pendidikan negeri ini harus dibawa? Bagaimana merencanakan
sebuah sistem pendidikan yang baik? Marilah kita renungkan bersama.
Nurkolis, Dosen Akademi Pariwisata Nusantara Jaya di Jakarta.