Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini mengkaji potensi lulusan SMK Kota Semarang melalui tiga variabel yaitu kesiapan lulusan bekerja, kesiapan lulusan berwirausaha, dan kesiapan lulusan studi lanjut.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan lulusan bekerja dan kesiapan lulusan berwirausaha berada pada kateg
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirMohamad Adriyanto
Dokumen tersebut membahas permasalahan pengangguran di Indonesia khususnya kalangan muda, yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Sistem pendidikan kejuruan, vokasi, dan profesi dinilai belum berorientasi pada kebutuhan pasar dan kurang membekali siswa dengan keterampilan untuk karir. Penelitian-penelitian menunjukkan pentingnya pengembangan keterampilan kerja untuk men
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...e pai
1. Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan, mulai dari latar belakang, batasan masalah, tujuan kurikulum, perspektif, definisi, dan karakteristiknya.
2. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain orientasi pendidikan kejuruan yang diukur dari kemampuan lulusan di dunia kerja, definisi kurikulum menurut beberapa ahli, serta karakteristik pendidikan kej
PERANAN DASAR PTV DALAM RBT BAGI MENJAMIN MASA HADAPAN PELAJAR-PELAJAR TERCICIRroyzamy
Dokumen tersebut membahas peranan Dasar Pendidikan Teknik dan Vokasional (PTV) dalam membantu pelajar yang tercicir dalam pelajaran untuk mendapatkan pendidikan dalam bidang kemahiran dan menjamin masa depan mereka. Dokumen tersebut menjelaskan strategi PTV seperti memperkenalkan aliran berasaskan kemahiran dari tingkatan satu, penambahbaikan sekolah vokasional, dan kerjasama dengan industri untuk memberikan peluang
Tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan pendidikan disebabkan oleh ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan vokasi perlu disesuaikan dengan standar kompetensi agar mampu memenuhi tuntutan dunia kerja. Pemerintah membentuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi untuk menetapkan standar kompetensi nasional guna memperoleh pengakuan kompetensi secara internasional.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini mengkaji potensi lulusan SMK Kota Semarang melalui tiga variabel yaitu kesiapan lulusan bekerja, kesiapan lulusan berwirausaha, dan kesiapan lulusan studi lanjut.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan lulusan bekerja dan kesiapan lulusan berwirausaha berada pada kateg
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirMohamad Adriyanto
Dokumen tersebut membahas permasalahan pengangguran di Indonesia khususnya kalangan muda, yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Sistem pendidikan kejuruan, vokasi, dan profesi dinilai belum berorientasi pada kebutuhan pasar dan kurang membekali siswa dengan keterampilan untuk karir. Penelitian-penelitian menunjukkan pentingnya pengembangan keterampilan kerja untuk men
“Perspektif, Defenisi Kurikulum, dan Karakteristik Pendidikan Teknologi dan K...e pai
1. Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan, mulai dari latar belakang, batasan masalah, tujuan kurikulum, perspektif, definisi, dan karakteristiknya.
2. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain orientasi pendidikan kejuruan yang diukur dari kemampuan lulusan di dunia kerja, definisi kurikulum menurut beberapa ahli, serta karakteristik pendidikan kej
PERANAN DASAR PTV DALAM RBT BAGI MENJAMIN MASA HADAPAN PELAJAR-PELAJAR TERCICIRroyzamy
Dokumen tersebut membahas peranan Dasar Pendidikan Teknik dan Vokasional (PTV) dalam membantu pelajar yang tercicir dalam pelajaran untuk mendapatkan pendidikan dalam bidang kemahiran dan menjamin masa depan mereka. Dokumen tersebut menjelaskan strategi PTV seperti memperkenalkan aliran berasaskan kemahiran dari tingkatan satu, penambahbaikan sekolah vokasional, dan kerjasama dengan industri untuk memberikan peluang
Tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan pendidikan disebabkan oleh ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan vokasi perlu disesuaikan dengan standar kompetensi agar mampu memenuhi tuntutan dunia kerja. Pemerintah membentuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi untuk menetapkan standar kompetensi nasional guna memperoleh pengakuan kompetensi secara internasional.
Transformasi pendidikan vokasional dilaksanakan mulai 2013 untuk meningkatkan kedudukan aliran vokasional dalam sistem pendidikan. Program Asas Vokasional akan diperkenalkan kepada pelajar tingkatan 1 hingga 3 di 15 sekolah terpilih untuk menggantikan mata pelajaran vokasional. Pelajar akan diberi peluang mendapatkan Sijil Kemahiran Malaysia tahap 1 dan 2 setelah tamat tingkatan 3 serta melanjutkan pelajaran ke
PENDIDIKAN VOKASIONAL DAN TEKNIK DAN KEPERLUAN GUNA TENAGA MAHIRFazHani Faz
Dokumen tersebut membincangkan tentang pembiayaan kewangan dalam pendidikan teknikal dan vokasional serta keperluan tenaga mahir di Malaysia. Ia menyentuh tiga perkara utama iaitu kelebihan, kelemahan dan kesan pembiayaan kewangan dalam pendidikan tersebut, disertai dengan beberapa isu dan cabaran semasa seperti jurang kemahiran dan ketidaksepadanan kemahiran pelajar dengan keperluan industri.
Dokumen ini berisi pedoman pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk peserta didik SMK. Dokumen menjelaskan konsep dan tahapan PKL, perencanaan program PKL, pelaksanaan, penilaian, serta monitoring dan evaluasi. PKL bertujuan memberikan pengalaman kerja langsung kepada peserta didik dan menanamkan etos kerja yang tinggi agar siap memasuki dunia kerja. PKL dilaksanakan di industri sesuai bidang keahlian peserta didik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut: Dokumen tersebut membahasikan transformasi pendidikan vokasional di Malaysia dalam rangka mencapai status negara maju pada tahun 2020, termasuk isu dan tantangan yang dihadapi serta cadangan untuk meningkatkan pendidikan vokasional melalui Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2013-2025."
PENDIDIKAN DAN LATIHAN TEKNIK AL DAN VOKASIONAL (TVET) DAN IPGK TEKNIK DIPE...Mohamed Nazul Ismail
BENGKEL LAPORAN PENGALAMAN KETERAMPILAN TERDAHULU (LPKT) GURU KOLEJ VOKASIONAL UNTUK PENGIKTIRAFAN
SKM 4/SKM 5
THE PALACE HOTEL, KOTA KINABALU, 18 OKTOBER 2015
Dokumen tersebut membahas tentang program bantuan pembelajaran kewirausahaan di SMK pada tahun 2014, mencakup tujuan, dasar hukum, sasaran, nilai bantuan, organisasi pelaksana, dan mekanisme pelaksanaan program.
Proposal ini mengajukan praktek kerja lapangan (PKL) selama satu bulan di PT Pertamina EP Cirebon untuk mahasiswa Teknik Informatika. PKL bertujuan memberikan pengalaman kerja nyata kepada mahasiswa, meningkatkan kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri, serta memperoleh masukan untuk meningkatkan kurikulum politeknik.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan teknik dan vokasional di Malaysia. Ia menjelaskan tujuan pendidikan teknik dan vokasional, peranan pentingnya dalam pembangunan sumber manusia, serta cabaran dan langkah untuk memperkukuhkannya. Pendidikan teknik dan vokasional bertujuan melatih pelajar dalam bidang teknikal dan vokasional untuk memenuhi keperluan tenaga kerja negara dan mencapai kemakmuran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas 16 Prinsip Pendidikan Vokasional yang diusulkan oleh Dr. Charles Allen Prosser, yang dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan di Amerika Serikat. Prinsip-prinsip tersebut meliputi penerapan lingkungan latihan yang mirip dengan lingkungan kerja, penggunaan peralatan dan metode yang sama dengan industri, serta pelatihan yang berulang untuk membentuk
Transformasi pendidikan vokasional dilaksanakan mulai 2013 untuk meningkatkan kedudukan aliran vokasional dalam sistem pendidikan. Program Asas Vokasional akan diperkenalkan kepada pelajar tingkatan 1 hingga 3 di 15 sekolah terpilih untuk menggantikan mata pelajaran vokasional. Pelajar akan diberi peluang mendapatkan Sijil Kemahiran Malaysia tahap 1 dan 2 setelah tamat tingkatan 3 serta melanjutkan pelajaran ke
PENDIDIKAN VOKASIONAL DAN TEKNIK DAN KEPERLUAN GUNA TENAGA MAHIRFazHani Faz
Dokumen tersebut membincangkan tentang pembiayaan kewangan dalam pendidikan teknikal dan vokasional serta keperluan tenaga mahir di Malaysia. Ia menyentuh tiga perkara utama iaitu kelebihan, kelemahan dan kesan pembiayaan kewangan dalam pendidikan tersebut, disertai dengan beberapa isu dan cabaran semasa seperti jurang kemahiran dan ketidaksepadanan kemahiran pelajar dengan keperluan industri.
Dokumen ini berisi pedoman pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk peserta didik SMK. Dokumen menjelaskan konsep dan tahapan PKL, perencanaan program PKL, pelaksanaan, penilaian, serta monitoring dan evaluasi. PKL bertujuan memberikan pengalaman kerja langsung kepada peserta didik dan menanamkan etos kerja yang tinggi agar siap memasuki dunia kerja. PKL dilaksanakan di industri sesuai bidang keahlian peserta didik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut: Dokumen tersebut membahasikan transformasi pendidikan vokasional di Malaysia dalam rangka mencapai status negara maju pada tahun 2020, termasuk isu dan tantangan yang dihadapi serta cadangan untuk meningkatkan pendidikan vokasional melalui Pelan Pembangunan Pendidikan Malaysia 2013-2025."
PENDIDIKAN DAN LATIHAN TEKNIK AL DAN VOKASIONAL (TVET) DAN IPGK TEKNIK DIPE...Mohamed Nazul Ismail
BENGKEL LAPORAN PENGALAMAN KETERAMPILAN TERDAHULU (LPKT) GURU KOLEJ VOKASIONAL UNTUK PENGIKTIRAFAN
SKM 4/SKM 5
THE PALACE HOTEL, KOTA KINABALU, 18 OKTOBER 2015
Dokumen tersebut membahas tentang program bantuan pembelajaran kewirausahaan di SMK pada tahun 2014, mencakup tujuan, dasar hukum, sasaran, nilai bantuan, organisasi pelaksana, dan mekanisme pelaksanaan program.
Proposal ini mengajukan praktek kerja lapangan (PKL) selama satu bulan di PT Pertamina EP Cirebon untuk mahasiswa Teknik Informatika. PKL bertujuan memberikan pengalaman kerja nyata kepada mahasiswa, meningkatkan kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri, serta memperoleh masukan untuk meningkatkan kurikulum politeknik.
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan teknik dan vokasional di Malaysia. Ia menjelaskan tujuan pendidikan teknik dan vokasional, peranan pentingnya dalam pembangunan sumber manusia, serta cabaran dan langkah untuk memperkukuhkannya. Pendidikan teknik dan vokasional bertujuan melatih pelajar dalam bidang teknikal dan vokasional untuk memenuhi keperluan tenaga kerja negara dan mencapai kemakmuran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas 16 Prinsip Pendidikan Vokasional yang diusulkan oleh Dr. Charles Allen Prosser, yang dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan di Amerika Serikat. Prinsip-prinsip tersebut meliputi penerapan lingkungan latihan yang mirip dengan lingkungan kerja, penggunaan peralatan dan metode yang sama dengan industri, serta pelatihan yang berulang untuk membentuk
Program link and match SMK Sultan Fattah Demak bertujuan meningkatkan kesesuaian kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja melalui kerja sama dengan dunia usaha/industri. Implementasinya meliputi praktik kerja industri, magang, kunjungan industri, serta penempatan kerja lulusan. Faktor pendukung antara lain dukungan peraturan pemerintah, sedangkan penghambatnya adalah kurikulum dan sarana praktik yang belum sesuai
Berita utama dalam dokumen ini adalah tentang wisuda SMK PI tahun 2014 yang melepas 434 wisudawan dari berbagai program keahlian. Acara ini berjalan dengan baik dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait.
Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Prestasi Kerja Kary...Herman Sjahruddin
Dokumen tersebut merupakan tesis yang menganalisis pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Adira Quantum Multifinance Cabang Makassar. Penelitian ini menggunakan 51 responden dan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan dengan pengaruh dominan dari tingkat pendidikan.
Keberkesanan Penerapan Nilai Domain Afektif Pelajar Kejuruteraan Awam dan Mek...Ruslina Wati
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kajian ini meninjau pencapaian pelajar kejuruteraan di POLIMAS menurut tingkat domain afektif dan membandingkan hasil antara program. Data dikumpul dari rekod penilaian berterusan kursus Sains Teknologi dan Kejuruteraan dalam Islam. Hasilnya menunjukkan pelajar mencapai objektif kursus dengan baik tetapi perlu penambahbaikan untuk meningkatkan pencapaian domain afe
Presiden Joko Widodo terus mendorong perubahan radikal dalam proses pembelajaran di SMK agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan dapat mengurangi angka pengangguran. Jokowi menilai kurikulum dan kompetensi guru SMK selama ini kurang tepat sehingga banyak lulusan SMK yang menganggur. Ia berharap perbaikan kualitas pembelajaran di SMK dapat menghasilkan lulusan yang terampil dan mudah
Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam mencetak generasi muda yang
berkualitas. Peran ini dianggap penting karena generasi muda mengemban tugas yang
tidak mudah dalam meneruskan perjuangan meningkatkan kemajuan bangsa. Terlebih
tantangan era globalisasi mengharuskan mereka tampil di antara bangsa-bangsa lain
dengan percaya diri sebagai bagian dari masyarakat dunia. Kepercayaan diri ini akan
tumbuh ketika mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni. Selain
pengetahuan dan keterampilan, generasi muda perlu memiliki karakter yang kuat
sehingga selain trampil dan cerdas mereka juga dapat hidup dengan memegang teguh
norma-norma yang berlaku.
Sekolah Menegah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan yang mencetak lulusannya untuk
siap bekerja menduduki jabatan tertentu perlu memberikan wahana yang dapat
memupuk ketiga unsur diatas yaitu keterampilan, pengetahuan dan karakter. Hal ini
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL yaitu berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Keberhasilan Sekolah Menengah Kejuruan dalam
mencetak peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional mendukung program
pembangunan yang dilaksanakan di daerah. Serta Peraturan Pemerintah No 41 Tahun
2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
1. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. Volume ........... Tahun ........
ISSN : 2302-285X
Halaman 1 dari 8
HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI DAN ETOS KERJA DENGAN KINERJA
PRAKTEK INDUSTRI SISWA SMK JURUSAN MEKANIK OTOMOTIF DI SAMARINDA
Andu
S2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Program Pascasarjana Unesa, email: andutanra@gmail.com
Prof. Dr. Supari Muslim, M.Pd dan Prof. Dr. Munoto, M.Pd
Dosen S2 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Program Pascasarjana Unesa
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hubungan antara prestasi belajar dengan kinerja Prakerin;
(2) mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja Prakerin; (3) mengetahui hubungan antara
etos kerja dengan kenerja Prakerin; dan (4) mengetahui hubungan antara prestasi belajar, motivasi kerja,
dan etos kerja secara bersama-sama dengan kinerja Prakerin para siswa SMK jurusan mekanik otomotif di
Samarinda. Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan jenis penelitian ex post facto. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas dua SMK jurusan mekanik otomotif di Samarinda, sedangkan
sampelnya adalah siswa kelas dua jurusan mekanik otomotif SMKN 10 dan SMKM 4 Samarinda. Data
dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan penilaian kinerja untuk variabel kinerja Prakerin
(Y), nilai rapor untuk variabel prestasi belajar (X1), angket atau kuesioner untuk variabel motivasi kerja
(X2) dan variabel etos kerja (X2). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Product
Moment, dan Regresi Ganda. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini, didapatkan hasil:
(1) Ho ditolak dan Ha diterima (t hitung = 2,484) artinya ada hubungan positif antara prestasi belajar
dengan kinerja Prakerin; (2) Ho ditolak dan Ha diterima (t hitung = 4,164) artinya ada hubungan positif
antara motivasi kerja dengan kinerja Prakerin; (3) Ho ditolak dan Ha diterima (t hitung = 2,024) artinya ada
hubungan positif antara etos kerja dengan kinerja Prakerin; dan (4) Ho ditolak dan Ha diterima (F hitung =
14,291) artinya ada hubungan positif antara prestasi belajar, motivasi kerja dan etos kerja secara bersama-
sama dengan kinerja Prakerin. Dari hasil penelitian disarankan Dinas Pendidikan Kota Samarinda lebih
mendukung kegiatan Prakerin oleh SMK dan, guru serta pihak DU/DI sebagai mitra kerja pendidikan
kejuruan lebih meningkatkan bimbingannya terhadap siswa Prakerin agar bisa menghasilkan SDM lokal
yang kompetitif dalam bidang Otomotif. Hal ini diharapkan agar ke depan Kota Samarinda dan Kaltim
secara umum tidak perlu lagi mendatangkan mekanik handal dari luar. Dengan demikian dunia kerja
khususnya di bidang Otomotif menghasilkan SDM lokal yang lebih kompetitif, berkualitas, produktif dan
kreatif.
Kata Kunci: Kinerja Praktek Industri, Sumber Daya Manusia, Prestasi, Motivasi dan Etos Kerja
Abstract
The aims of Prakerin were: (1) in order that SMK students cool learn directly from world of
venture/industry, by meant that they can feel the truly work world was; (2) to increase work ability; and
(3) to enhance their experiences, to practice their attitude and discipline, so that after graduate, they have
readiness to work approriatly with the criteria that needed for the job. It was switable with the purpose of
SMK is to work immediately after graduate. The research was conducted for: (1) to know the correlation
between academic achievement and Prakerin performance; (2) to know the correlation between work
motivation and prakerin performance; (3) to know the correlation between work ethic and performance
Prakerin; and (4) to know the correlation between academic achievement, work motivation and work
ethic jointly with Prakerin performance of SMK students in Samarinda. The type of this research was
Expost Facto. The population were all of the second grade of SMK majoring in automotive mechanics in
Samarinda, with the samples were the second grade of SMKN 10 and SMKM 4 students in Samarinda.
The data were collected by using performance assessment for Prakerin performance variable (Y), the
valve of report book for academic achievement variable (X1), guestionnaire for work motivation variable
(X2) and work ethic variable (X3). The data were analyzed by using statistic test of Product Moment and
Double Regression. The conclutions of the research were: (1) a significant positive correlation between
academic achievement and Prakerin performance; (2) a significant positive correlation between work
motivation and Prakerin Performance; (3) a significant positive correlation between work ethic and
Prakerin performance; and (4) a significant positive correlation between academic achievement, work
motivation and work ethic jointly with Prakerin performance. The research recommended were: (1)
education office of Samarinda city support that Prakerin activity of SMK; (2) part of SMK, teachers and
venture/industry word as partnersip of vocational education more increase their guidance to the students,
so it can be produce local human resource competitively in automotive; and (3) to other researcher, this
result could be used as a reference to do the same lund of the lund of the research with another variable,
that can influence the performance in Samarinda.
Keywords: Performance Industry, Human Reseurce, Achievement, Motivation and Work Ethic
2. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. Volume ........... Tahun ........
ISSN : 2302-285X
Halaman 2 dari 8
PENDAHULUAN
Praktek Kerja Industri (Prakerin) atau Praktek Industri
(PI) merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti siswa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebelum lulus.
Aturan pelaksanaan kegiatan tersebut diperoleh dari Dinas
Pandidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur). Prakerin
bisa dilaksanakan pada kelas kelas 2 semester ganjil atau
genap dan atau kelas 3 semester ganjil tergantung dari
sekolah masing-masing. Durasi pelaksanaannya mulai
dari tiga, empat, lima,enam dan bahkan satu tahun
tergantung juga dari sekolah masing-masing. Prakerin
bertujuan: (1) agar siswa SMK dapat belajar langsung di
Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) dengan maksud
secara dini dapat merasakan dunia kerja yang sebenarnya;
(2) meningkatkan kemampuan kerja; dan (3) menambah
pengalaman, melatih sikap dan kedisiplinan agar setelah
lulus dari SMK mereka sudah memiliki kesiapan kerja
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh DU/DI. Hal
tersebut sesuai dengan tujuan SMK yaitu segera bekerja
setelah lulus. Meskipun demikian lulusan SMK bisa
melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, bisa menjadi
anggota polisi atau TNI dan lain-lain.
Akhir-akhir ini perkembangan SMK di Kota Samarinda
sangat pesat. Minat lulusan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) untuk melanjutkan ke SMK sangat besar. Data
terakhir di Dinas Pendidikan (2012) di Kota Samarinda
bahwa minat lulusan SMP untuk melanjutkan ke SMK
adalah lebih besar dibanding melanjutkan ke Sekolah
Menengah Atas (SMA) dengan perbandingan 65: 35
untuk SMK.
Banyak pihak yang terlibat dalam proses pendidikan
kejuruan menghendaki agar lulusan SMK sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja (DU/DI). Perubahan sosial
ekonomi dan kemajuan industri menuntut adanya lulusan
pendidikan kejuruan sesuai dengan tuntutan dunia kerja,
artinya lulusan SMK hendaknya ditempatkan pada
kedudukan yang memenuhi kebutuhan dunia kerja.
Tuntutan seperti itu mengandung makna, bahwa
diperlukan pendekatan fungsional, agar siswa disiapkan
sebagaimana tuntutan dunia kerja.
Untuk mewujudkan kemampuan siswa sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja, perencanaan kurikulum SMK
perlu memperhatikan: (1) Tugas-tugas pokok yang akan
dilaksanakan atau dilakukan di dunia kerja; (2)
Kemampuan teori dan praktek untuk masing-masing
bidang tugas; dan (3) Seberapa banyak frekuensi
kemampuan-kemampuan itu harus dilaksanakan pada
masing-masing bidang tugas tersebut.
Menyadari hal itu, harus dipikirkan bagaimana upaya
memperluas jaringan kerja sama dengan DU/DI agar
SMK lebih dekat dengan dunia kerja. SMK harus rajin
mengadakan pendekatan ke DU/DI dan dilanjutkan pada
perjanjian kerja sama berupa MOu. Dengan adanya kerja
sama tersebut diharapkan: (1) SMK lebih dekat lagi
dengan DU/D); (2) Siswa SMK memperoleh latihan kerja
sesuai dengan bidang keahliannya sehingga keterampilan,
motivasi dan etos kerja dapat ditingkatkan; (3) lulusan
SMK lebih siap memasuki dunia kerja; dan (4) Prakerin
dapat dilaksanakan dengan lancar.
Program Prakerin atau PI merupakan program handal bagi
SMK sebagai penghasil SDM ditingkat menengah di
mana dunia kerja di Indonesia diisi mayoritas oleh SDM
kelas menengah tersebut. Untuk meningkatkan kualitas
prakerin dari tahun ke tahun maka program tersebut perlu
dievaluasi hasilnya setiap tahun oleh sekolah dan DU/DI
sebagai mitra kerja. Dengan adanya peningkatan kualitas
Prakerin seperti yang diharapkan, secara otomotis
pembentukan SDM siswa SMK sebagai calon tenaga
kerja kelas menengah atau medium clas akan lebih nyata.
Diharapkan SDM yang terbentuk merupakan SDM lokal
yang kompetitif dan berkualitas agar daerahnya tidak
perlu mengimport tenaga kerja dari daerah lain. Dengan
demikian perkembangan kualitas SDM tenaga kerja di
Indonesia akan merata ke seluruh wilayah nusantara, hal
ini dapat berimplikasi pada kemajuan DU/DI dan dunia
pendidikan SMK. Dunia pendidikan SMK maju, DU/DI
juga maju sehingga kesejahteraan tenaga kerja di
Indonesia lebih nyata. Dapat disimpulkan bahwa program
andalan SMK kerja sama DU/DI yaitu Prakerin atau PI
dapat menghasilkan SDM yang berkualitas dan kompetitif
di dunia kerja apabila dikelolah dengan baik antara pihak
SMK dengan DU/DI sebagai mitra kerja.
Sejalan dengan pembahasan di atas, kerja sama SMK
lebih ditekankan pada dunia usaha swasta, karena disadari
bahwa sector itu paling potensial menyerap tenaga kerja
kelas menengah. Pendirian badan usaha swasta dimotori
motif laba, sehingga prinsip ekonomi benar-benar
diutamakan. Kondisi itu tidak sepenuhnya berlaku pada
dunia pendidikan, sehingga kerja sama yang melibatkan
siswa ke dunia kerja harus disiapkan semaksimal
mungkin agar tidak menimbulkan masalah. Permasalahan
yang timbul perlu dipahami secara mendalam karena
budaya DU/DI dan dunia pendidikan di Indonesia masih
ada perbedaan yang relatif. Tetapi menurut penulis bahwa
perbedaan itu bisa dimanfaatkan sebagai suatu yang
bermanfaat dan saling menguntungkan antara DU/DI dan
SMK, di mana siswa yang melaksanakan Prakerin apabila
dibina dengan baik pada ahirnya akan menjadi tenaga
kerja dengan SDM berkualitas di indstri tersebut.
Kerja sama merupakan tanggung jawab bersama antara
dunia kerja dengan dunia pendidikan, meskipun
sebenarnya yang lebih berkepentingan adalah dunia
pendidikan karena diakui program PI ini lahir dari
Dikmenjur. Kepentingan dunia pendidikan untuk
mewujudkan lulusannya sesuai dengan kebutuhan DU/DI,
mau tidak mau harus berpikir dan merangsang para
pelaksana untuk selalu berpikir tentang konsep Link and
Match antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Program
Prakerin atau PI akan menjadi salah satu model
pendidikan yang paling efektif dalam mendekatkan
kesesuaian antara penawaran dan permintaan ketenaga
kerjaan. Pendidikan Prakerin adalah suatu proses
pendidikan yang berlangsung pada dua tempat yaitu pada
lembaga pendidikan dan DU/DI. Secara konseptual model
pendidikan ini sangat baik namun pelaksanaannya sering
timbul permasalahan karena menyangkut budaya dan
3. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. Volume ........... Tahun ........
ISSN : 2302-285X
Halaman 3 dari 8
mekanisme kerja antar keduanya. Perbedaan yang ada
harus dipahami secara mendalam sehingga akan diperoleh
kesamaan persepsi, dengan begitu kerja sama bisa terjalin
secara harmonis. Pelaksanaan pendidikan Prakerin dan
implementasinya pada dunia kerja merupakan suatu
proses sejak persiapan, pelaksanaan sampai tahap uji
kompetensi.
Program Prakerin atau PI yang diperuntukkan untuk siswa
SMK diharapkan mendongkrak motivasi siswa sebelum
diterjunkan ke lokasi DU/DI sehingga siswa bisa belajar
dengan tekun supaya prestasi belajarnya lebih meningkat.
Diharapkan siswa yang berprestasi dalam belajarnya di
sekolah akan berpengaruh positif pada kinerja Prakerin
yang akan dilakukan di lapangan kerja nanti. Oleh karena
itu pihak sekolah sebelum menerjunkan siswa ke lokasi
Prakerin harus berupaya keras membimbing siswa dalam
belajar agar siswa berperstasi dan memiliki kesiapan
mental yang baik sebelum diterjunkan ke DU/DI.
Berprestasi dalam belajarnya di sekolah, memiliki
motivasi yang kuat untuk maju dan memiliki attitude yang
baik merupakan tiga pilar SDM yang bisa terbentuk saat
siswa melakukan Prakerin di DU/DI. Bimbingan yang
diberikan pembimbing lapangan dengan disiplin tinggi
kepada siswa yang memiliki semangat, prestasi, attitude
dan bakat akan membentuk SDM lokal yang berkualitas
sebagai calon tenaga kerja kelas menengah serta setelah
tamat siap berkompetisi di dunia kerja.
Dengan memperhatikan latar belakang masalah dan
fenomena awal di lapangan penyelenggaraan Prakerin
pada SMK jurusan mekanik otomotif periode yang telah
berjalan dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai
berikut: Pertama, sebagai sekolah kejuruan
penyelenggaraan Prakerin di SMK khususnya di Kota
Samarinda merupakan kegiatan wajib yang harus
dilaksanakan oleh para siswa sebelum mereka naik ke
kelas tiga. Para siswa yang tidak lulus prakerin otomatis
harus mengulang pada tahun berikutnya atau tidak bisa
naik ke kelas tiga. Tanda kelulusan Prakerin ini ditandai
dengan diberikannya sertifikat kelulusan kepada para
siswa yang berhasil. Kedua, sejak para siswa diterima
dikelas satu pihak sekolah sejak dini menyampaikan ke
pihak orang tua bahwa ada kegiatan wajib yang harus
diikuti siswa nantinya yaitu Prakerin. Sejak dahulu
sampai sekarang pelaksanaan Prakerin di Kota Samarinda
dilakukan secara mandiri oleh setiap SMK alias tidak
pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Supaya
Prakerin dapat terselenggara dengan baik diperlukan
biaya dari pihak orang tua. Meskipun begitu motivasi
orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke SMK tetap
tinggi dari tahun ke tahun. Ketiga, dengan adanya
kegiatan prakerin diharapkan kemampuan kerja, motivasi
kerja dan etos kerja para siswa meningkat. Keempat,
bahwa belum ada penelitian resmi yang mengangkat
tentang pelaksanaan Prakerin ini di kota Samarinda
namun penulis mencermati bawa pihak DU/DI yang
berkontribusi luar biasa dalam membentuk SDM para
siswa SMK yang merupakan cikal bakal tenaga kerja
yang bisa berkompetisi di dunia kerja.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan jenis peneli-
tian expost facto dan merupakan penelitian yang bertujuan
menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan
perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh sua-
tu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan pe-
rubahan pada variable bebas yang secara keseluruhan su-
dah terjadi. Penelitian expost facto secara metodis meru-
pakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis
tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu ka-
rena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan per-
lakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena ala-
san etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah
terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor penyebabnya
atau hal-hal yang mempengaruhinya.
Dalam pengertian sederhana expost facto memiliki arti
yaitu dari apa dikerjakan setelah pernyataan penelitian ini
disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Penelitian ini
juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan
ada pula peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective
study atau studi penelusuran kembali (Sukardi 2012: 165).
Penelitian expost facto merupakan penelitian dimana
variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai
dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu
penelitian. Menurut Ary (1982) juga menyatakan bahwa
penelitian expost facto merupakan penemuan empiris
yang dilakuakan secara sistematis, peneliti tidak
melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas
karena manifestasinya sudah terjadi.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK kelas 2
jurusan mekanik otomotif se Kota Samarinda. Adapun
sampel yang dipilih secara acak yaitu siswa kelas 2
jurusan mekanik otomotif pada dua SMK, dimana satu
SMK yang mewakili sekolah negeri dan satu mewakili
sekolah swasta yaitu, SMK Negeri 10 Samarinda dan
SMK Muhammadiyah 4 Samarinda.
Penelitian ini dilakukan pada SMK, yaitu SMK Negeri 10
dan SMK Muhammadiyah 4 Samarinda. Pemilihan kedua
sekolah tersebut karena jurusan mekanik otomotif yang
ada pada kedua SMK tersebut sudah lama eksis dan
terakreditasi A, sedangkan DU/DI yang terpilih adalah
PT. Astra International TBk. yang memayungi Astra
Toyota Auto 2000, Astra Daihatsu dan Astra Izusu.
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada
bulan Mei 2014.
Dalam penelitian ini dipilih satu variabel terikat (Y) dan
tiga variabel bebas, yaitu; (1) Variabel terikat (Y) adalah
kinerja Prakerin; dan (2) Variabel bebas ada tiga yaitu
prestasi belajar (X1), motivasi kerja (X2) dan etos kerja
(X3) dengan menggunakan korelasi sederhana. Untuk
mencari besarnya hubungan antar X1, X2 dan X3 secara
bersama-sama terhadap Y digunakan korelasi ganda.
Regresi sederhana dan regresi ganda serta korelasi parsial
dapat digunakan untuk analisis dalam paradigma ini
(Sugiyono, 2010).
Data yang akan diambil dilakukan dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa: (1) Nilai dokumen atau nilai
rapor digunakan untuk data variabel prestasi belajar (X1);
4. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. Volume ........... Tahun ........
ISSN : 2302-285X
Halaman 4 dari 8
(2) Lembar kuesioner atau angket untuk data variabel
motivasi kerja (X2), dan etos kerja (X3); dan (3) Kinerja
Prakerin (Y) diambil dengan menggunakan instrumen
penelitian berupa tes kinerja.
Teknik analisis data diuraikan dengan rumusan masalah,
hipotesis dan tujuan penelitian yang sudah disebutkan.
Oleh karena itu analisis yang digunakan yaitu :
1. Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2005) bahwa uji asumsi klasik
adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regressi variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regressi ditemukan adanya korelasi
antar variabel terikat (dependent). Model regressi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel dependent. Uji multikolinearitas digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hu-
bungan linear antar variabel independen dalam mo-
del regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam
model regresi adalah tidak adanya multikolineari-
tas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa di-
gunakan diantaranya yaitu 1) dengan melihat ni-
lai inflation factor (VIF) pada model regresi, 2) de-
ngan membandingkan nilai koefisien determinasi
individual (r2
) dengan nilai determinasi secara se-
rentak (R2
), dan 3) dengan melihat nilai eigenvalue
dan condition index. Pada pembahasan ini akan di-
lakukan uji multikolinearitas dengan melihat ni-
lai inflation factor (VIF) pada model regresi dan
membandingkan nilai koefisien determinasi indivi-
dual (r2
) dengan nilai determinasi secara seren-
tak (R2
). Menurut Santoso (2001), pada umumnya
jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut
mempunyai persoalan multikolinearitas dengan
variabel bebas lainnya.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spe-
sifikasi model yang digunakan sudah benar atau ti-
dak. Apakah fungsi yang digunakan dalam studi
empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau
kubik. Dengan uji linearitas akan diperoleh infor-
masi model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau
kubik.
2. Pengujian hipotesis assosiatif (hubungan)
Menurut Sugiyono (2010: 254) bahwa hipotesis
assosiatif diuji dengan teknik korelasi. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan korelasi
Pearson Product Moment. Teknik korelasi tersebut
tergantung jenis data yang akan dikorelasikan serta
jumlah variabel yang akan dikorelasikan. Dengan
menggunakan teknik korelasi Pearson Product
Moment analisis data yang akan dikorelasikan
berbentuk interval dan dari sumber data yang sama.
3. Uji Statistik Regressi Linear Ganda
Menurut Wiyono (2008) bahwa uji statistik linear
ganda digunakan untuk menguji signifikan atau
tidaknya hubungan lebih dari dua variabel melalui
koefisien regressinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang
telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil
dari populasi normal. Dasar pengambilan keputusan uji
normalitas adalah sebagai berikut:
a. Data berdistribusi normal, jika nilai sig
(signifikansi) > 0,05.
b. Data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig
(signifikansi) < 0,05.
Setelah dilakukan perhitungan dengan program SPSS
uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus
tes Kolmogorof-Smirnov dan didapat hasil seperti
Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Perhitungan Uji Normalitas dengan Tes Kolmogorof-
Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kinerja
Prakerin
Prestasi
Belajar
Motivasi
Kerja
Etos
Kerja
Unstandardized
Residual
N 54 54 54 54 54
Normal
Parametersa,b
Mean 88,3889 81,8030 98,2407 98,6667 0E-7
Std.
Deviation
4,11356 3,50247 6,95521 5,64350 4,01467657
Most
Extreme
Differences
Absolute ,151 ,124 ,100 ,112 ,112
Positive ,151 ,084 ,067 ,075 ,110
Negative -,149 -,124 -,100 -,112 -,112
Kolmogorov-Smirnov Z 1,107 ,908 ,734 ,823 ,825
Asymp. Sig. (2-tailed) ,172 ,382 ,655 ,507 ,504
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 1 di atas didapat nilai signifikansi intrumen
kinerja prakerin 0,172, instrumen prestasi belajar
0,382, instrumen motivasi kerja 0,665, dan instrumen
etos kerja 0,507. Sesuai dengan dasar pengambilan
keputusan di atas maka nilai signifikansi > 0,05 maka
semua intrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berdistribusi normal.
Uji normalitas juga bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel residu memiliki
distribusi normal atau tidak. Residual adalah selisih
antara nilai duga (predicted value) dengan nilai
pengamatan sebenarnya apabila data yang digunakan
adalah data sampel. Dari data yang digunakan dalam
penelitian ini nilai signifikansi residual adalah 0,504.
Karena nilai residual > 0,05 berarti variabel residual
berdistribusi norman.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regressi ditemukan adanya korelasi antar
variabel terikat (dependent). Model regressi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
5. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. Volume ........... Tahun ........
ISSN : 2302-285X
Halaman 5 dari 8
dependent. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini
dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model
regresi dan membandingkan nilai koefisien determinasi
individual (r2
) dengan nilai determinasi secara
serentak (R2
).
Setelah dilakukan perhitungan dengan SPSS didapat
hasil seperti tabel 2, 3, 4, dan 5 di bawah ini:
Tabel 2 Regresi Variabel Prestasi Belajar dengan Motivasi
Kerja
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,061a
,004 -,015 3,90197
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja
Dari tabel2 di dapat r2
= 0,004.
Tabel 3 Regresi Variabel Prestasi Belajar dengan Etos Kerja
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,484a
,234 ,220 3,42079
a. Predictors: (Constant), Etos Kerja
Dari tabel 4.3 di dapat r2
= 0,234.
Tabel 4 Regresi Variabel Motivasi Kerja dengan Etos Kerja
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,363a
,132 ,115 9,30409
a. Predictors: (Constant), Etos Kerja
Dari tabel 4 di dapat r2
= 0,132.
Tabel 5 Regresi Variabel Kinerja Prakerin dengan Etos
Kerja, Motivasi Kerja dan Prestasi Belajar
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,679a
,462 ,429 4,67717
a. Predictors: (Constant), Etos Kerja, Motivasi Kerja, Prestasi Belajar
Dari tabel 5 di dapat r2
= 0,4,62.
Tabel 6 Ringkasan Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Dependen Variabel Independen Nilai r square (r2
)
Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
Motivasi Kerja
Motivasi Kerja
Etos Kerja
Etos Kerja
0,004
0,234
0,132
Nilai R2
0,462
Dari tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa nilai
koefisien r2
yang diperoleh seluruhnya bernilai lebih
kecil dari pada nilai koefisien determinasi (R2
).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi.
3. Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak
secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai
prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas
adalah:
a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara
variabel X dengan Y adalah linear.
b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara
variabel X dengan Y adalah tidak linear.
Setelah dilakukan perhitungan dengan program SPSS
uji linieritas didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Uji linieritas kinerja prakerin (Y) dan prestasi
belajar (X1)
Tabel 7 Uji Lineritas Kinerja Prakerin (Y) dan Prestasi Belajar
(X1)
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Kinerja
Prakerin
*
Prestasi
Belajar
Between
Groups
(Combined) 1172,250 30 39,075 1,046 ,462
Linearity 224,090 1 224,090 5,997 ,022
Deviation
from
Linearity
948,160 29 32,695 ,875 ,637
Within Groups 859,458 23 37,368
Total 2031,708 53
Dari tabel 7 di atas didapatkan nilai probabilitas =
0,637. Karena nilai probabilitas > 0,05, maka
hubungan antara variabel Y dengan X1 adalah linier.
b. Uji linieritas kinerja prakerin (Y) dan motivasi kerja
(X2)
Tabel 8 Uji Lineritas Kinerja Prakerin (Y) dan Motivasi Belajar
(X2)
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F Sig.
Kinerja
Prakerin *
Motivasi Kerja
Between
Groups
(Combined) 1643,583 27 60,873 4,078 ,000
Linearity 668,360 1 668,360 44,773 ,000
Deviation from
Linearity
975,223 26 37,509 2,513 ,061
Within Groups 388,125 26 14,928
Total 2031,708 53
Dari tabel 8 di atas didapat nilai probabilitas = 0,061.
Karena nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara
variabel Y dengan X2 adalah linier.
c. Uji linieritas kinerja prakerin (Y) dan etos kerja
(X3)
Tabel 9 Uji Lineritas Kinerja Prakerin (Y) dan Etos Kerja (X3)
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kinerja
Prakerin
* Etos
Kerja
Between
Groups
(Combined) 1299,794 21 61,895 2,706 ,005
Linearity 540,504 1 540,504 23,631 ,000
Deviation
from
Linearity
759,290 20 37,965 1,660 ,098
Within Groups 731,914 32 22,872
Total 2031,708 53
Dari tabel 9 di atas didapat nilai probabilitas = 0,098.
Karena nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara
variabel Y dengan X2 adalah linier.
Uji Hipotesis
Pengujian nilai hipotesis statistik adalah langkah terakhir
yang digunakan untuk memutuskan apakah jawaban
sementara dari rumusan masalah yang disebutkan pada
hipotesis penelitian bernilai benar atau salah. Dengan kata
lain uji hipotesis statistik juga bermakna apakah hipotesis
nol diterima atau ditolak. Uji hipotesis statitik yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang
diolah dengan menggunakan program SPSS. Hipotesis
pertama, kedua dan ketiga akan di uji dengan
menggunakan uji t dan hipotesis keempat akan diuji
dengan menggunakan uji F.
6. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. Volume ........... Tahun ........
ISSN : 2302-285X
Halaman 6 dari 8
Dari analis regresi linier berganda didapatkan hasil seperti
pada tabel 10 dan 11 di bawah ini.
Tabel 10 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95,0% Confidence
Interval for B
B
Std.
Error
Beta
Lower
Bound
Upper
Bound
1
(Constant) 32,044 15,064 2,127 ,038 1,788 62,301
Prestasi
Belajar
0,284 0,192 0,178 2,484 0,144 -0,100 0,669
Motivasi
Kerja
0,293 0,070 0,468 4,164 0,000 0,152 0,435
Etos Kerja 0,162 0,080 0,260 2,024 0,048 0,001 0,322
a. Dependent Variable: Kinerja Prakerin
Tabel 11 uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 937,912 3 312,637 14,291 ,000b
Residual 1093,796 50 21,876
Total 2031,708 53
a. Dependent Variable: Kinerja Prakerin
b. Predictors: (Constant), Etos Kerja, Motivasi Kerja, Prestasi Belajar
Kemudian untuk menjawab hipotesis penelitian yang
sudah dirumuskan di dalam BAB II, dilakukan pengujian
hipotesis sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang akan diuji adalah sebagai be-
rikut:
H0 : Tidak ada hubungan positif yang signifikan
antara prestasi belajar dengan kinerja Prakerin
para siswa SMK jurusan mekanik otomotif di
Kota Samarinda.
Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara
prestasi belajar dengan kinerja Prakerin para
siswa SMK jurusan mekanik otomotif di Kota
Samarinda.
Pada Tabel 10 di atas, untuk prestasi belajar didapat t
hitung sebesar 2,484 dan setelah melihat t tabel dengan
df = 50 dan = 5%, maka didapatkan t tabel =
2,00856. Oleh karena t hitung > t tabel maka H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif antara
prestasi belajar dengan kinerja Prakerin para siswa
SMK jurusan mekanik otomotif di Kota Samarinda.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada hubungan positif yang signifikan
antara motivasi kerja dengan kinerja Prakerin
para siswa SMK jurusan mekanik otomotif di
Kota Samarinda.
Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara
motivasi kerja dengan kinerja Prakerin para
siswa SMK jurusan mekanik otomotif di Kota
Samarinda.
Pada Tabel 10 di atas, untuk motivasi kerja didapat t
hitung sebesar 4,164 dan setelah melihat t tabel dengan
df = 50 dan = 5%, maka didapatkan t tabel =
2,00856. Oleh karena t hitung > t tabel maka H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya ada hubungan positif antara
motivasi kerja dengan kinerja Prakerin para siswa
SMK jurusan mekanik otomotif di Kota Samarinda.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada hubungan positif yang signifikan
antara etos kerja dengan kinerja Prakerin para
siswa SMK jurusan mekanik otomotif di Kota
Samarinda.
Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara
etos kerja dengan kinerja Prakerin para siswa
SMK jurusan mekanik otomotif di Kota
Samarinda.
Pada Tabel 10 di atas, untuk etos kerja didapat t hitung
sebesar 2,024 dan setelah melihat t tabel dengan df =
50 dan = 5%, maka didapatkan t tabel = 2,00856.
Oleh karena t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya ada hubungan positif antara etos
kerja dengan kinerja Prakerin para siswa SMK
jurusan mekanik otomotif di Kota Samarinda.
4. Pengujian Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
H0 : Tidak ada hubungan positif yang signifikan
antara prestasi belajar, motivasi kerja dan etos
kerja secara bersama-sama dengan kinerja
Prakerin para siswa SMK jurusan mekanik
otomotif di Kota Samarinda.
Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara
prestasi belajar, motivasi kerja dan etos kerja
secara bersama-sama dengan kinerja Prakerin
para siswa SMK jurusan mekanik otomotif di
Kota Samarinda.
Untuk menguji hipotesis ke-empat digunakan uji F,
pada Tabel 11 di atas, didapat F hitung sebesar 14,291
dan setelah melihat F tabel dengan df = 50 dan = 5%,
maka didapatkan F tabel = 2,79. Oleh karena F hitung
> F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada
hubungan positif antara prestasi belajar, motivasi
kerja dan etos kerja secara bersama-sama dengan
kinerja Prakerin para siswa SMK jurusan mekanik
otomotif di Kota Samarinda.
Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan variabel X
(X1, X2 dan X3) terhadap Y digunakan analisis
korelasi ganda. Menurut Sugiyono (2007) pedoman
untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
sebagai berikut:
0,00 - 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
0,80 - 1,000 = sangat kuat
Dari perhitungan analisis regresi berganda didapatkan
hasil koefisien korelasi seperti Tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12 Hasil Analisis Korelasi Berganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,679a
,462 ,429 4,67717
a. Predictors: (Constant), Etos Kerja, Motivasi Kerja, Prestasi Belajar
7. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. Volume ........... Tahun ........
ISSN : 2302-285X
Halaman 7 dari 8
Berdasarkan Tabel 12 di atas diperoleh angka R
sebesar 0,679. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang kuat antara prestasi belajar, motivasi
belajar dan etos kerja terhadap kinerja prakerin.
Untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh
variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak
terhadap variabel dependen (Y) digunakan analisis
determinasi pada regresi linier berganda.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka
R2
(R Square) sebesar 0,462 atau (46,2%). Hal ini
menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh
variabel independen (prestasi belajar, motivasi belajar
dan etos kerja) terhadap variabel dependen (kinerja
prakerin) sebesar 46,2%. Atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model (prestasi
belajar, motivasi belajar dan etos kerja) mampu
menjelaskan sebesar 46,2% variasi variabel dependen
(kinerja prakerin). Sedangkan sisanya sebesar 53,8%
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah
disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square
dan angka ini bisa memiliki harga negatif. Menurut
Santoso (2001) bahwa untuk regresi dengan lebih dari
dua variabel bebas digunakan Adjusted R2
sebagai
koefisien determinasi.
Standard Error of the Estimate adalah suatu ukuran
banyaknya kesalahan model regresi dalam
memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi di dapat
nilai 4,67717, hal ini berarti banyaknya kesalahan
dalam prediksi kinerja prakerin sebesar 4,68. Sebagai
pedoman jika Standard error of the estimate kurang
dari standar deviasi Y, maka model regresi semakin
baik dalam memprediksi nilai Y.
Analisis korelasi parsial (Partial Correlation)
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel dimana variabel lainnya yang dianggap
berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai
variabel kontrol). Nilai korelasi (r) berkisar antara 1
sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti
hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya
nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel
semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan
searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif
menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y
turun). Data yang digunakan biasanya berskala interval
atau rasio.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan
prestasi belajar, motivasi kerja dan etos kerja dengan
kinerja Prakerin para siswa SMK jurusan mekanik
otomotif di Kota Samarinda dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang pertama
diketahui t hitung sebesar 2,484 dan setelah melihat t
tabel dengan df = 50 dan = 5%, maka didapatkan t
tabel = 2,00856. Artinya ada hubungan positif antara
prestasi belajar dengan kinerja Prakerin para siswa
SMK jurusan mekanik otomotif di Kota Samarinda.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua
didapat t hitung sebesar 4,164 dan setelah melihat t
tabel dengan df = 50 dan = 5%, maka didapatkan t
tabel = 2,00856. Artinya ada hubungan positif antara
motivasi kerja dengan kinerja Prakerin para siswa
SMK jurusan mekanik otomotif di Kota Samarinda.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang ketiga
didapat t hitung sebesar 2,024 dan setelah melihat t
tabel dengan df = 50 dan = 5%, maka didapatkan t
tabel = 2,00856. Artinya ada hubungan positif antara
etos kerja dengan kinerja Prakerin para siswa SMK
jurusan mekanik otomotif di Kota Samarinda.
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang keempat
didapat F hitung sebesar 14,291 dan F tabel = 2,79.
Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara
prestasi belajar, motivasi kerja dan etos kerja secara
bersama-sama dengan kinerja Prakerin para siswa
SMK jurusan mekanik otomotif di Kota Samarinda.
Sumbangan pengaruh variabel independen prestasi
belajar, motivasi kerja dan etos kerja secara bersama-
sama sebesar 46,2% cukup besar mempengaruhi
kinerja Prakerin. Sedangkan sisanya sebesar 53,8%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini. Dengan demikian hasil penelitian
ini menemukan bahwa kinerja Prakerin bagi para siswa
SMK jurusan mekanik otomotif di Kota Samarinda
menunjukkan hasil yang lebih tinggi dan berkualitas
apabila secara bersama-sama dipengaruhi oleh variabel
yang dominan yaitu prestasi belajar, motivasi kerja dan
etos kerja. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi Dinas
Pendidikan Kejuruan Kota Samarinda, guru-guru SMK
dan DU/DI sebagai mitra kerja untuk mencetak SDM
kelas menengah yang berkualitas di bidang Otomotif
agar dapat bersaing secara kompetitif di dunia kerja.
Saran
Berdasarkan kesimpulan seperti dipaparkan di atas
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Media video tutorial sangat tepat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan siswa
yang diajarkan dengan media PowerPoint, dengan
memperhatikan sarana dan prasarana yang ada.
2. Media video tutorial akan meningkatkan hasil belajar,
apabila diterapkan pada siswa yang mempunyai
motivasi belajar tinggi, oleh karena itu dukungan dan
motivasi guru sangat dibutuhkan.
3. untuk siswa yang bermotivasi belajar rendah apabila
diajar dengan media video tutorial akan meningkat
motivasi belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang:
Universitas Diponegoro Semarang.
8. Jurnal Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek. Volume ........... Tahun ........
ISSN : 2302-285X
Halaman 8 dari 8
Santoso, Singgih, 2001, Statistik Non Parametrik, PT
Elex Media Komoutindo, Jakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wiyono, B. B. 2008. Metologi Penelitian. Penelitian.
Malang: Fakultas Pendidikan Universitas Negeri
Malang.