anemiaa pada ibu hamill , pencegahann dan mkanan yng baik
1.
2. Oleh
Ari Yulianti
NPM: 200104002P
Di bawah bimbingan:
Amali Rica Pratiwi,S.Gz.,M.Gz
PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021
HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DAN KEPATUHAN KONSUMSI
SUPLEMENTASI TAMBAH DARAH TERHADAP NILAI HB IBU
HAMIL DI PUSKESMAS SIMPUR TAHUN 2021
3. LATAR BELAKANG
BAB I
Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama
terhadap hemoglobin darah. Pada masa kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh
tubuh lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil menginjak triwulan kedua sampai
dengan triwulan ketiga. Pada wanita hamil , hemoglobin darah meningkat frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), angka kematian perinatal
meningkat dan disamping itu pendarahan antepartum dan postpartum lebih sering
dijumpai ibu hamil anemis (Atika, 2010). Selain itu keadaan kekurangan zat besi
pada wanita hamil akan menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan
baik sel tubuh maupun sel otak bayi (Depkes RI, 2009).
prevalensi kadar HB rendah pada ibu hamil di dunia sebesar 38,2%, dan ini
merupakan salah satu masalah Kesehatan yang eskstrim di seluruh Dunia deng
prevalensi tertinggi di Afrika sebesar 44,6% diikuti oleh Asia sebesar 39,3%.
Prevalensi kadar HB Rendah pada ibu hamil di Indonesia berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar ( Riskesdas) pada tahun 2013 sebesar 37,8% meningkat pada
tahun 2018 menjadi sebsar 48,9% (Kemenkes RI, 2018).
4. Berdasarkan data laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung pada
tahun 2020 prevalensi ibu hamil dengan kadar HB rendah sebesar 17,98%.
Puskesmas Simpur merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Kota Bandar
Lampung dengan hasil rekapitulasi laporan tahunan kadar HB rendah ibu hamil
sebesar 23,92% pada tahun 2020, (Dinkes Kota B.lampung, 2020).
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan kejadian HB rendah di Puskesmas
Simpur tinggi, disisi lain pemberian tablet tambah darah dan penyuluhan terkait
makanan sehat untuk ibu hamil terus dilakukan oleh puskesmas simpur, Melihat
fakta dan uraian di atas peneliti merasa perlu adanya penelitian yang berkaitan
dengan masih tingginya kejadian kadar HB rendah di Puskesmas simpur, dengan
melihat faktor Asupan zat besi dan konsumsi suplementasi tambah darah (TTD) ibu
hamil . makan peneliti akan meneliti “Hubungan Asupan zat besi Dan Kepatuhan
Konsumsi suplementasi Tambah Darah Terhadap Nilai Hb Ibu Hamil Di Puskesmas
Simpur”.
5. Rumusan Masalah dan
Tujuan Penelitian
Mengetahui
hubungan asupan
zat besi dan
kepatuhan
konsumsi
suplementasi
tambah darah
terhadap nilai HB
ibu hamil di
Puskesmas
Simpur
Tujuan Umum
1) Mengetahui distribusi frekuensi
karakteristik responden
2) Mengetahui distribusi frekuensi
kadar HB Ibu Hamil
3) Mengetahui distribusi frekuensi
Asupan zat besi ibu hamil
4) Mengetahui distribusi frekuensi
kepatuhan konsumsi suplementasi
tambah darah
5) Menganalisis hubungan asupan
zat besi dengan nilai HB ibu hamil
di Puskesmas Simpur
6) Menganalisis hubungan
kepatuhan konsumsi suplementasi
tambah darah dengan nilai HB ibu
hamil di Puskesmas Simpur
Tujuan Khusus
Berdasarkan latar
belakang yang sudah
diuraikan diatas, maka
dapat dirumuskan
masalah sebagai
berikut “Apakah ada
hubungan Asupan zat
besi dan kepatuhan
konsumsi suplementasi
tambah darah terhadap
nilai Hb Ibu hamil di
Puskesmas Simpur”.
Rumusan Masalah
6. • Hubungan asupan zat besi Dan Kepatuhan
Konsumsi suplementasi Tambah Darah
Terhadap Nilai Hb Ibu Hamil di Puskesmas
Szimpur Tahun 2021”.
Judul
• Seluruh Ibu Hamil yang ada di Wilayah Keraja
Puskesmas simpur
Subjek
• November - Desember
Waktu
• Kuantitatif, desain cross-sectional.
Jenis
Penelitian
Ruang Lingkup
7. Kerangka Teori
BAB II
• Sumber : Atika Proverawati,dkk (2010), Pritasari, dkk
(2017), Kemenkes, (2018)
Faktor Tidak Langsung :
Umur
Berat badan
Aktivitas
Status gizi
Penyakit infeksi
(kecacingan dan
malaria)
Faktor Langsung :
•Asupan Zat Besi
•Pengetahuan
Kadar Hb Ibu Hamil
Faktor pendukung :
•Kepatuhan Konsumsi
supelemntasi tambah
darah
8. Kerangka Konsep
Kadar Hb Ibu
Hamil
Asupan Zat Besi
Kepatuhan Konsumsi
suplementasi Tambah
Darah
BAB II
9. Hipotesis
BAB II
Ha: Ada hubungan antara asupan zat besi dengan kadar HB
Ibu Hamil
Ha : Ada hubungan antara kepatuhan Konsumsi Suplementasi
Tambah darah terhadap HB Ibu Hamil
10. Ruang Lingkup Penelitian
BAB III
Rancangan
Penelitian
Croos Sectional
Sumbjek
Penelitian
Popilasi 85
Sampel 63
Jenis penelitian ini
adalah penelitian
kuantitatif
Variabel Penelitian
Independen : Asupan Zat Besi
Dan Kepatuhan konsumsi Tablet
Tambah Darah
Dependen : Nilai HB Ibu Hamil
Waktu dan Tempat
November –
Desember 2021
Di- Puskesmas
Simpur
Analisis Data
1. Univariat
2. Bivariat
Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
3. Entry data
4. Cleaning
12. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur merupakan salah satu Puskesmas Rawat Inap yang ada di
Kota Bandar Lampung. Saat ini UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur berada di wilayah
Kecamatan Tanjung Karang Pusat dengan alamat di jl. Tamin no. 121 Kelurahan Kelapa Tiga
Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung. UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur
memiliki luas wilayah 138 Ha terdiri dari 3 Kelurahan binaan, yaitu : Kelurahan Kelapa Tiga,
Kelurahan Pasir Gintung, dan Kelurahan Kaliawi Persada. Batas wilayah UPT Puskesmas Rawat
Inap Simpur sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Penengahan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Durian Payung
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sukadanaham
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Gunung Sari
UPT Puskesmas Rawat Inap Simpur secara topografis merupakan dataran rendah dan berbukit
dengan aliran kali/sungai kecil sehingga masih bisa dijangkau dengan kendaraan mobil atau
motor. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Simpur adalah 21.063 jiwa dan
jumlah KK 6.605 KK. (profil puskesmas simpur, 2019)
13. B. Hasil Penelitian & Analisis
Karakteristik Jumlah (n) Persentasi (%)
Kategori Usia
19-29 th
30-49 th
37
26
58,4
41,6
Total 63 100
Kategori LILA
KEK
Normal
15
48
23,8
76,2
Total 63 100
pendapatan
< UMR
UMR
44
19
69,8
30,2
Total 63 100
•Analisis Univariat
14. Klasifikasi
Suplementasi Asupan
Zat Besi
n %
< 80% AKG 24 38,1
>80% AKG 39 61,9
Klasifikasi (tablet)
Suplementasi Tambah
Darah
n %
10-20 tablet 25 39,6
>20 -30 tablet 38 60,4
Klasifikas
i (mg/dL)
Kadar HB
N %
<7 1 1,6
7 – 9.9 16 25,3
10 -10,9 6 9,5
≥ 11 40 63,6
15. B. Hasil Penelitian & Analisis
• Uji Normalitas
Variabel
Kolmogorov-Smirnov
Stat. df Sig.
Asupan Zat Besi ,212 63 ,000
Suplementasi Tambah Darah ,196 63 ,000
Kadar HB ,245 63 ,000
16. • Uji Bivariat
Status Gizi
Asupan zat besi r = 0,887
p = 0,000
Status Gizi
Suplementasi tambah darah r = 0,851
p = 0,000
17. C. Pembahasan
• Hubungan Asupan Zat Besi Dengan Nilai Hb ibu hamil
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Simpur ditunjukkan dengan
hasil Uji Korelasi Spearman dengan nilai signifikan p=0,000 (nilai p < 0,05 dan Ha
diterima) artinya ada hubungan yang signifikan antara asupan zat besi dengan kadar HB
ibu hamil, hal ini sejalan dengan peneliatan Sri Mulyaningsih,et.all (2019) diketahui
bahwa terdapat hubungan bermakna antara pola konsumsi asupan zat besi dengan
kadar HB ibu hamil. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Fitrarina, (2014)
diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan makanan dengan Kadar
HB ibu hamil. Sejalan dengan penelitian Noviati, (2019) diketahui bahwa ada hubungan
yang bermakna antara asupan zat besi dengan kadar HB ibu hamil.
Pada penelitian novriani (2021) menunjukan bahwa sebesar 51% ibu hamil
memiliki asupan zat besi baik dengan kadar HB normal. Sumber zat besi yang
dikonsumsi meliputi sumber dari protein hewani (daging, ikan, ayam dan lain-lain). Pada
penelitian arihfatur (2017) juga menunjukan bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi
asupan zat besi baik 53% yang bersumber dari protein hewani.
18. Asupan zat besi yang baik dalam penelitian ini berkaitan dengan ibu hamil
selalu mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, ibu hamil memilih
lauk hewani sebagai sumber utama memenuhi kebutuhan asupan zat besi,
selain itu pengetahuan ibu hamil terkait asupan zat besi cukup baik
sehingga ibu hamil juga menghindari sumber makanaan yang dapat
menghambat penyerapan zat besi seperti teh.
C. Pembahasan
19. C. Pembahasan
• Hubungan Kepatuhan Konsumsi Suplementasi Tambah Darah
dengan Nilai HB Ibu Hamil.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas simpur menunjukkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara suplementasi tambah darah dengan
kadar HB pada ibu hamil. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Uji Korelasi Spearman
dengan nilai signifikan p=0,000 (nilai p < 0,05 dan Ha diterima). Dimana Penelitian
ini sejalan dengan penelitian Faqriah, et.all (2018) diketahui bahwa adanya
hubungan yang bermakna antara kepatuhan mengkonsumsi suplementasi tambah
darah dengan kadar HB ibu hamil. Penelitaian Sitti, et. all (2016) diketahui bahwa
adanya hubungan antara kepatuhan konsumsi suplementasi tambah darah dengan
kadar HB ibu hamil. Penelitian ini juga sejalan dengan Aureal Hotagoal, (2016)
bahwa ada hubungan antara kepatuhan konsumsi sumplementasi tambah darah
dengan kadar HB ibu hamil di Klinik damayati Medan.
20. C. Pembahasan
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebesar 38 orang (60,4%) ibu hamil patuh
dalam konsumsi suplementasi tambah darah. Hal ini sejalan dengan penelitian aurelia (2016)
yang menunjukan 56,7% ibu hamil patuh terhadap konsumsi suplementasi tambah darah
Dari hasil penelitian , tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi suplementasi
tambah darah sangat baik, hal ini berkaitan dengan ibu hamil memahami edukasi yang telah
diberikan oleh petugas Kesehatan tentang pentingnya konsumsi suplementasi tambah darah
selama kehamilan, selain itu ibu hamil juga meminum sebelum tidur, dan dimbangi dengan
sumber zat gesi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti ibu hamil mengkonsumsi
buah diman buah merupakan sumber vit C yang dapat membantu proses penyerapan zat besi
dengan cepat.
22. A. Kesimpulan
1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia 37orang (58,4%) berusia 19-29
tahun, responden dengan LILA normal sebesar 48orang (76,2%) dan responden dengan
pendapatan < UMR sebesar 44 orang (69,8%).
2. Distribusi frekuensi asupan Zat besi ibu hamil menunjukan 39 orang (61,9% ) ibu hamil
mengkonsumsi asupan zat besi >80% AKG
3. Distribusi frekuensi suplementasi tambah darah ibu hamil menunjukan bahwa sebagaian besar
responden yang patuh mengkonsumsi suplementasi tambah darah sebesar 38 orang (60,4%)
4. Distribusi frekuensi kadar HB ibu hamil menunjukan bahwa sebagaian besar responden
dengan kadar HB ≥ 11 mg/dL sebesar 40 orang (63,6%) responden dengan kadar HB 7 – 9,9
mg/dL berjumlah 16 orang (25,3%) ibu hamil dengan anemia sedang,
5. Ada hubungan yang bermakna antara asupan zat besi dengan kadar HB Ibu hamil dengan p-
value = 0,000 (p-value = 0,05)
6. Ada hubungan yang bermakna antara konsumsi suplementasi tambah darah dengan kadar HB
ibu hamil dengan p-value = 0,000 (p-value = 0,05)
23. B. Saran
• Bagi Responden
Ibu hamil tetap menerapkan dalam kehidupan sehari hari untuk mengkonsumsi makanan sumber zat
besi dan selalu mematuhi konsumsi suplementasi tambah darah. Ibu hamil dengan asupan zat besi
baik serta kepatuhan konsumsi suplementasi baik dapat menjadi model untuk ibu hamil baru atau
lainnya agar menerapkan pola hidup sehat selama kehamilan.
• Bagi Lokasi Penelitian
Dapat digunakan sebagai data melakukan skrining terhadap pemantauan pada ibu hamil yang
memiliki kadar HB dibawah normal. Petugas lebih aktif lagi dalam pemberian edukasi terkait
pentingnya asupan zat besi dan suplementasi zat besi selama kehamilan.
• Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan nilai sumber referensi di Universitas Aisyah Pringsewu sebagai wacana
kepustakaan baru mengenai hubungan asupan zat besi dan kepatuhan konsumsi suplementasi
tambah darah dengan kadar HB ibu hamil.
• Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan
asupan zat besi dan kepatuhan konsumsi suplementasi tambah darah dengan kadar HB
ibu hamil . Serta adanya upaya dilakukan penelitian selanjutnya seperti intervensi.