Kinerja petugas penyuluh kesehatan masyarakat dalam praktek promosi kesehatan di Kabupaten Pati masih kurang, dengan pencapaian target program belum maksimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain tingkat pendidikan, pelatihan, pengetahuan, ketrampilan dan kepemimpinan. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja petugas penyuluh adalah tingkat pendidikan."
Evaluasi pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Kelurahan Jagakarsa I dari Januari hingga Oktober 2021 meliputi masukan, proses, dan keluaran program kesehatan guna memenuhi hak masyarakat akan layanan kesehatan dasar.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep, fungsi, struktur organisasi, program, dan azas penyelenggaraan Puskesmas. Puskesmas memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Dokumen tersebut merangkum standar pelayanan minimal puskesmas yang mencakup definisi, fungsi, tujuan, prinsip penyusunan, dan berbagai jenis pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang harus disediakan puskesmas beserta indikator dan target capaiannya untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas, beberapa poin analisis kebijakan UKM yang dapat diambil antara lain:
1. Kesesuaian kebijakan UKM dengan peraturan perundang-undangan terkait seperti Perpres 72/2012 dan UU No. 23/2014 tentang pembagian kerja UKM antara pemerintah pusat, propinsi, dan daerah.
2. Efektivitas pelaksanaan UKM di tingkat primer oleh puskesmas dengan mengutamakan upaya promotif-prevent
Dokumen tersebut membahas kerangka acuan kerja program pelayanan kesehatan tradisional akupresur di Puskesmas Madising Na Mario. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tradisional khususnya akupresur dengan melakukan kegiatan pelayanan akupresur secara teratur dan terdokumentasi. Dokumen ini menjelaskan tahapan pelaksanaan program mulai dari persiapan, pelaksanaan, pencatatan hingga evalu
Evaluasi pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Kelurahan Jagakarsa I dari Januari hingga Oktober 2021 meliputi masukan, proses, dan keluaran program kesehatan guna memenuhi hak masyarakat akan layanan kesehatan dasar.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai konsep, fungsi, struktur organisasi, program, dan azas penyelenggaraan Puskesmas. Puskesmas memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Dokumen tersebut merangkum standar pelayanan minimal puskesmas yang mencakup definisi, fungsi, tujuan, prinsip penyusunan, dan berbagai jenis pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang harus disediakan puskesmas beserta indikator dan target capaiannya untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas, beberapa poin analisis kebijakan UKM yang dapat diambil antara lain:
1. Kesesuaian kebijakan UKM dengan peraturan perundang-undangan terkait seperti Perpres 72/2012 dan UU No. 23/2014 tentang pembagian kerja UKM antara pemerintah pusat, propinsi, dan daerah.
2. Efektivitas pelaksanaan UKM di tingkat primer oleh puskesmas dengan mengutamakan upaya promotif-prevent
Dokumen tersebut membahas kerangka acuan kerja program pelayanan kesehatan tradisional akupresur di Puskesmas Madising Na Mario. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tradisional khususnya akupresur dengan melakukan kegiatan pelayanan akupresur secara teratur dan terdokumentasi. Dokumen ini menjelaskan tahapan pelaksanaan program mulai dari persiapan, pelaksanaan, pencatatan hingga evalu
Dokumen tersebut membahas kewenangan Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Pembinaan teknis adalah kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada dengan metode atau sistem. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri dari Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Bidan Desa. Sedangkan upaya kesehatan berbasis masy
Studi ini menganalisis pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat oleh bidan desa di Kabupaten Agam, Jawa Barat. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, keterampilan, motivasi, sarana dan dana, serta persepsi manajemen berhubungan dengan kepatuhan pelaksanaan standar operasional prosedur perawatan kesehatan masyarakat. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan standar operas
Faktor penyebab gangguan spikologis pada ibu nifas meliputi gangguan suasana hati, kesulitan hubungan interpersonal, kurangnya dukungan, riwayat psikiatri seperti depresi, dan pengalaman peristiwa negatif baru. Gejala depresi pada ibu nifas antara lain apatis, kecemasan, suasana hati buruk, dan kesulitan berkonsentrasi. Pemberian ASI pada bayi baru lahir memberikan manfaat gizi dan keke
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 mempertegas peran Puskesmas sebagai penanggung jawab kesehatan di wilayahnya dengan menekankan fungsi promotif dan preventif. Peraturan ini mengatur penguatan organisasi, kategorisasi, persyaratan sarana prasarana dan SDM Puskesmas serta hubungan kerjanya dengan instansi terkait untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang pentingnya kesehatan dan puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer. Dibahas pula profil, visi misi, wilayah kerja, struktur organisasi, sumber daya, dan analisis sistem puskesmas Buniwangi."
Dokumen tersebut membahas upaya pelayanan kesehatan dasar di Kota Depok yang dilakukan oleh seksi Yandis dan Rujukan Bidang Yankesmas Dinas Kesehatan Kota Depok. Dokumen ini menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum, tugas dan fungsi Puskesmas, serta berbagai program kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas seperti kesehatan ibu dan anak, gizi, imunisasi, penyakit menular, dan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanIrfan Nur
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan pedoman pengembangan manajemen kinerja perawat dan bidan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pedoman ini memberikan kerangka konsep pengembangan kinerja perawat dan bidan melalui monitoring kinerja, diskusi kasus, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka."
Dokumen tersebut membahas tentang seorang dokter PTT yang ditugaskan sebagai kepala puskesmas di daerah terpencil. Puskesmas sebelumnya dijalankan oleh perawat sehingga banyak kegiatan pokok puskesmas tidak berjalan dengan baik. Dokumen ini juga menyinggung masalah kesehatan di wilayah tersebut seperti kasus DBD, TB paru, dan kecacingan pada murid SD.
1. Dokumen tersebut membahas kesiapan enam Puskesmas di Kota Lhokseumawe, Indonesia dalam mengimplementasikan akreditasi untuk memenuhi persyaratan menjadi fasilitas kesehatan primer di era Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2015.
2. Kondisi saat ini menunjukkan belum ada Puskesmas di kota tersebut yang pernah diakreditasi atau dievaluasi kinerjanya, padahal akreditasi menjadi syarat wajib bagi fas
Dokumen tersebut membahas tentang keaktifan kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Peukan Bada, Aceh Besar. Beberapa faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader antara lain insentif, pelatihan, dan sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut dengan keaktifan kader posyandu di wilayah tersebut.
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan masyarakat yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan di wilayahnya, meliputi program-program kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, dan penyakit menular. Puskesmas juga melakukan pencatatan data kesehatan masyarakat secara berkala.
Keputusan Kepala Puskesmas Puruk Cahu menunjuk Saudari KARIYAMI sebagai penanggung jawab program imunisasi balita dan catin. Ia akan membantu kepala puskesmas dalam pelayanan kesehatan, perencanaan program, penanggulangan wabah, dan pelaporan kegiatan. Keputusan ini berlaku sejak 18 Januari 2016.
Dokumen tersebut merupakan contoh sistematika penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Renstra SKPD berisi visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan program/kegiatan SKPD untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di daerah. Tujuan utamanya adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan yang sehat melalui peningkatan pelayanan kesehatan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas bertujuan untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan merata kepada masyarakat serta menjadikan SPM sebagai pedoman kinerja dan akuntabilitas Puskesmas. SPM ini mendefinisikan 14 jenis pelayanan kesehatan dasar beserta indikator dan target pencapaian yang harus dicapai Puskesmas.
Program kesehatan usia lanjut di Sumatera Barat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, produktivitas, dan ketergunaan usia lanjut melalui peningkatan pembinaan dan pelayanan kesehatan, serta koordinasi antara lembaga pemerintah dan swasta. Program ini meliputi peningkatan layanan kesehatan dasar di puskesmas dan rumah sakit, penyuluhan kesehatan, perawatan di rumah, serta pemberdayaan kelompok usia lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang kesehatan masyarakat Indonesia dan tujuan dari kegiatan studi lapangan kebijakan kesehatan bagi mahasiswa. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat kegiatan ini bagi mahasiswa, institusi tempat magang, dan instansi kesehatan serta tugas dan fungsi unit-unit pelayanan kesehatan di puskesmas seperti laboratorium, unit gawat darurat, ketatausahaan, pengendalian penyakit men
Dokumen tersebut membahas kewenangan Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Pembinaan teknis adalah kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada dengan metode atau sistem. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri dari Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Bidan Desa. Sedangkan upaya kesehatan berbasis masy
Studi ini menganalisis pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat oleh bidan desa di Kabupaten Agam, Jawa Barat. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, keterampilan, motivasi, sarana dan dana, serta persepsi manajemen berhubungan dengan kepatuhan pelaksanaan standar operasional prosedur perawatan kesehatan masyarakat. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan standar operas
Faktor penyebab gangguan spikologis pada ibu nifas meliputi gangguan suasana hati, kesulitan hubungan interpersonal, kurangnya dukungan, riwayat psikiatri seperti depresi, dan pengalaman peristiwa negatif baru. Gejala depresi pada ibu nifas antara lain apatis, kecemasan, suasana hati buruk, dan kesulitan berkonsentrasi. Pemberian ASI pada bayi baru lahir memberikan manfaat gizi dan keke
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 mempertegas peran Puskesmas sebagai penanggung jawab kesehatan di wilayahnya dengan menekankan fungsi promotif dan preventif. Peraturan ini mengatur penguatan organisasi, kategorisasi, persyaratan sarana prasarana dan SDM Puskesmas serta hubungan kerjanya dengan instansi terkait untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang pentingnya kesehatan dan puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer. Dibahas pula profil, visi misi, wilayah kerja, struktur organisasi, sumber daya, dan analisis sistem puskesmas Buniwangi."
Dokumen tersebut membahas upaya pelayanan kesehatan dasar di Kota Depok yang dilakukan oleh seksi Yandis dan Rujukan Bidang Yankesmas Dinas Kesehatan Kota Depok. Dokumen ini menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum, tugas dan fungsi Puskesmas, serta berbagai program kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas seperti kesehatan ibu dan anak, gizi, imunisasi, penyakit menular, dan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanIrfan Nur
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan pedoman pengembangan manajemen kinerja perawat dan bidan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pedoman ini memberikan kerangka konsep pengembangan kinerja perawat dan bidan melalui monitoring kinerja, diskusi kasus, dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka."
Dokumen tersebut membahas tentang seorang dokter PTT yang ditugaskan sebagai kepala puskesmas di daerah terpencil. Puskesmas sebelumnya dijalankan oleh perawat sehingga banyak kegiatan pokok puskesmas tidak berjalan dengan baik. Dokumen ini juga menyinggung masalah kesehatan di wilayah tersebut seperti kasus DBD, TB paru, dan kecacingan pada murid SD.
1. Dokumen tersebut membahas kesiapan enam Puskesmas di Kota Lhokseumawe, Indonesia dalam mengimplementasikan akreditasi untuk memenuhi persyaratan menjadi fasilitas kesehatan primer di era Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2015.
2. Kondisi saat ini menunjukkan belum ada Puskesmas di kota tersebut yang pernah diakreditasi atau dievaluasi kinerjanya, padahal akreditasi menjadi syarat wajib bagi fas
Dokumen tersebut membahas tentang keaktifan kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Peukan Bada, Aceh Besar. Beberapa faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader antara lain insentif, pelatihan, dan sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut dengan keaktifan kader posyandu di wilayah tersebut.
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan masyarakat yang bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan di wilayahnya, meliputi program-program kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, dan penyakit menular. Puskesmas juga melakukan pencatatan data kesehatan masyarakat secara berkala.
Keputusan Kepala Puskesmas Puruk Cahu menunjuk Saudari KARIYAMI sebagai penanggung jawab program imunisasi balita dan catin. Ia akan membantu kepala puskesmas dalam pelayanan kesehatan, perencanaan program, penanggulangan wabah, dan pelaporan kegiatan. Keputusan ini berlaku sejak 18 Januari 2016.
Dokumen tersebut merupakan contoh sistematika penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Renstra SKPD berisi visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan program/kegiatan SKPD untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di daerah. Tujuan utamanya adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan yang sehat melalui peningkatan pelayanan kesehatan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas bertujuan untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan merata kepada masyarakat serta menjadikan SPM sebagai pedoman kinerja dan akuntabilitas Puskesmas. SPM ini mendefinisikan 14 jenis pelayanan kesehatan dasar beserta indikator dan target pencapaian yang harus dicapai Puskesmas.
Program kesehatan usia lanjut di Sumatera Barat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, produktivitas, dan ketergunaan usia lanjut melalui peningkatan pembinaan dan pelayanan kesehatan, serta koordinasi antara lembaga pemerintah dan swasta. Program ini meliputi peningkatan layanan kesehatan dasar di puskesmas dan rumah sakit, penyuluhan kesehatan, perawatan di rumah, serta pemberdayaan kelompok usia lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang kesehatan masyarakat Indonesia dan tujuan dari kegiatan studi lapangan kebijakan kesehatan bagi mahasiswa. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat kegiatan ini bagi mahasiswa, institusi tempat magang, dan instansi kesehatan serta tugas dan fungsi unit-unit pelayanan kesehatan di puskesmas seperti laboratorium, unit gawat darurat, ketatausahaan, pengendalian penyakit men
#PPT Kebijakan dan Indikator (dan hasil RTL).pptxrosintauli1
Dokumen tersebut membahas evaluasi indikator kegiatan kesehatan usia produktif dan lanjut usia pada tahun 2022. Terdapat penjelasan struktur organisasi, tugas dan fungsi, ruang lingkup, indikator RPJMN dan RENSTRA, mekanisme pembahasan indikator, kebijakan kesehatan usia produktif dan lanjut usia, strategi peningkatan kesehatan, SPM bidang kesehatan, indikator kesehatan kegiatan usia produkt
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pedoman ini membahas tentang Tata Kelola Mutu di Puskesmas dengan menjelaskan dasar-dasar mutu, penerapan TKM, dan peran Dinas Kesehatan dalam pembinaan mutu pelayanan kesehatan.
(MUTU) Pedoman Tata Kelola Mutu di Puskesmas (Direktorat Mutu dan Akreditasi ...ovaldokurniawan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pedoman ini membahas tentang Tata Kelola Mutu di Puskesmas dengan menjelaskan dasar-dasar mutu, penerapan TKM, dan peran Dinas Kesehatan dalam pembinaan mutu pelayanan kesehatan.
Pedoman ini menjelaskan tentang penilaian kinerja puskesmas di Provinsi Jawa Timur tahun 2020. Dokumen ini membahas tentang latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup, indikator kinerja puskesmas yang terdiri dari administrasi dan manajemen, UKM esensial, UKM pengembangan, UKP, dan mutu pelayanan kesehatan. Penilaian kinerja puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja puskesmas dalam m
Kebijakan pengembangan sdm kesehatan di indonesia rickygunawan84
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan yang disepakati oleh berbagai pemangku kepentingan merupakan dokumen strategis namun terbatas pada beberapa jenis tenaga kesehatan. Dokumen tersebut mencakup perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pembinaan SDM Kesehatan sesuai sistem kesehatan nasional.
Laporan ini merangkum hasil kajian kebijakan perencanaan tenaga kesehatan yang dilakukan di 7 propinsi dan 32 kabupaten/kota. Kajian menemukan adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga kesehatan, terutama dokter, perawat dan bidan. Masalah utama meliputi terbatasnya formasi, pendanaan dan proses pengadaan yang kurang memuaskan. Tenaga kesehatan di daerah tertinggal memil
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang program menjaga mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak serta standar pelayanan kebidanan. Dokumen juga menjelaskan tentang tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIA di Puskesmas Kertasemaya berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pasien. Peneliti bermaksud mengetahui tingkat kepuasan pasien secara lebih mendalam untuk meningkatkan kualitas pelayanan di puskesmas tersebut.
Modul ini membahas tentang pendataan, perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan hasil dalam kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Pendataan data merupakan tahap awal dan penting dalam proses monitoring PWS-KIA, yang mencakup jenis data, sumber data, dan pencatatan data."
Similar to Andrew hidayat 4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam-praktek-promosi-kesehatan-di (20)
Andrew hidayat prestasi membanggakan di bidang bedah syarafAndrew Hidayat
Majalah ini membahas prestasi Rumah Sakit Mitra Keluarga di bidang bedah syaraf dan intervensi radiologi, serta pelayanan akademi perawat dan epilepsi. Juga membahas profil beberapa dokter spesialis di rumah sakit tersebut.
Andrew hidayat penyakit jantung & pembuluh darahAndrew Hidayat
Majalah ini memberikan informasi tentang profil Rumah Sakit Mitra Keluarga Grup yang memiliki 10 rumah sakit di Jakarta, Bodetabek, dan Pulau Jawa, beberapa di antaranya memiliki spesialisasi khusus seperti pusat jantung dan pembuluh darah. Majalah ini diharapkan dapat menyampaikan informasi layanan kesehatan yang akurat dan bermanfaat serta menjadi referensi bagi pembaca.
Andrew hidayat bugar hingga senja menjelangAndrew Hidayat
Majalah ini membahas tentang kesehatan reproduksi pria. Terdapat penjelasan mengenai periode reproduksi pria menurut usia, mulai dari usia 25-35 tahun yang merupakan masa subur, usia 36-50 tahun dimana kinerja hormon mulai menurun, hingga usia 50 tahun ke atas dimana penurunan kinerja hormon mulai tampak signifikan. Juga dibahas mengenai fungsi hormon estrogen pada pria dan cara menurunkan kadar estrogen ber
Andrew hidayat kesehatan perempuan di segala usiaAndrew Hidayat
Estrogen adalah hormon yang berperan penting dalam fungsi reproduksi dan perkembangan karakteristik seksual perempuan. Hormon ini mempengaruhi perkembangan organ reproduksi dan siklus menstruasi serta memiliki peran penting dalam kehamilan dengan mempertebal dinding rahim dan meningkatkan aliran darah ke rahim.
Andrew hidayat dukungan keluarga mempercepat kesembuhan pasienAndrew Hidayat
Artikel ini membahas tentang Digital Subtraction Angiography (DSA) yang merupakan pemeriksaan untuk melihat pembuluh darah otak dengan cara menghilangkan gambaran tulang sehingga daerah yang tertutupi akan terlihat jelas. DSA digunakan untuk mendiagnosis berbagai penyakit vaskuler seperti stroke, aneurisma otak, dan tumor pembuluh darah. Sebelum DSA dilakukan, perlu pemeriksaan pendahuluan seperti MRI dan CT Scan
Andrew hidayat imunisasi meningkatkan derajat kesehatanAndrew Hidayat
Majalah ini membahas pentingnya imunisasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah berbagai penyakit, serta menjelaskan berbagai jenis vaksin yang tersedia untuk anak-anak maupun orang dewasa."
Andrew hidayat mencapai keserasian dalam penampilanAndrew Hidayat
Dokumen tersebut membahas tentang upaya menyempurnakan penampilan melalui bedah estetik. Pilihan favorit pasien untuk bedah plastik umumnya memperbaiki bentuk hidung dan dagu, sedangkan permintaan terbanyak untuk aging adalah perawatan kelopak mata. Bedah plastik dapat meningkatkan rasa percaya diri dengan mengubah bagian tubuh yang tidak diinginkan.
Dokumen tersebut membahas osteoporosis pada lansia, penyakit yang disebabkan menurunnya kepadatan tulang seiring bertambahnya usia. Gejala osteoporosis antara lain postur punggung bungkuk, penurunan tinggi badan, dan kerap mengalami cedera tulang. Pada lansia, osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang yang membutuhkan tindakan operasi untuk pemulihan.
Andrew hidayat antisipasi pada gangguan tumbuh kembang anakAndrew Hidayat
Majalah ini membahas tentang pentingnya memastikan proses tumbuh kembang anak berlangsung optimal, antisipasi gangguan tumbuh kembang, dan penanganan khusus bagi bayi-bayi istimewa. Juga membahas topik kejang demam, penyakit jantung bawaan, diabetes pada anak, dan tips sehat lainnya.
Andrew hidayat memahami fase kehidupan wanitaAndrew Hidayat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
One Stop Breast Clinic Mitra Keluarga Kemayoran menyediakan layanan terpadu mulai dari deteksi dini hingga rekonstruksi payudara. Fasilitas ini memungkinkan pasien untuk melakukan semua pemeriksaan dan bahkan operasi dalam satu hari, sehingga memberikan solusi bagi wanita sibuk di kota besar.
Andrew hidayat organ kesehatan wanita dan permasalahannyaAndrew Hidayat
Majalah ini membahas tentang kesehatan organ reproduksi wanita, termasuk kanker serviks, kanker payudara, dan pentingnya deteksi dini. Rumah Sakit Mitra Keluarga telah memiliki 11 rumah sakit yang menyediakan tes kesehatan wanita seperti skrining kanker. Majalah ini juga memberikan tips untuk menjaga kebersihan alat reproduksi dan mencegah infeksi yang dapat menyebabkan keputihan.
Majalah ini membahas tentang pentingnya gizi dan nutrisi yang seimbang bagi lansia untuk menjaga kesehatan. Artikel menjelaskan bahwa kebutuhan energi dan kapasitas pencernaan lansia menurun seiring bertambahnya usia sehingga perlu disesuaikan asupan makanannya. Diet seimbang, olahraga teratur, dan pola hidup sehat dapat mencegah berbagai penyakit dan menjadikan lansia tetap bugar.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan XVI, LAN RI
Jakarta, 6 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
Andrew hidayat 4914-id-kinerja-petugas-penyuluh-kesehatan-masyarakat-dalam-praktek-promosi-kesehatan-di
1. 165
Kinerja Petugas Penyuluh Kesehatan Masyarakat dalam Praktek Promosi
Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
Yuniarti*)
, Zahroh Shaluhiyah**)
, BagoesWidjanarko***)
*)
Dinas Kesehata Kabupaten Pati
Korespondensi:yuniarti_39@yahoo.com
**)
MagisterPromosiKesehatanUniversitasDiponegoroSemarang
***)
FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoroSemarang
ABSTRAK
Standar Pelayanan Minimal (SPM)Promosi Kesehatan Kabupaten Kota adalah Rumah Tangga
Sehat (65%), ASI Eklusif (80%) Desa dengan program garam beryodium (90%) dan Posyandu
Purnama (40%). belum tercapainya SPM yang ditetapkan oleh DKK Kab.Pati karena kinerja
petugas kesehatan masyarakat yang masih kurang dalam melakukan penyuluhan pada
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja petugas kesehatan masyarakat dalam praktek promosi kesehatan di DKK Pati. Penelitian
ini menggunakan metode eksplanatory study dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan
data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dengan jumlah sampel 87 petugas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Petugas penyuluh kesehatan masyarakat dalam
praktek promosi kesehatan di DKK Pati adalah termasuk kurang yaitu sebesar 56,3% dan yang
mempunyai kinerja baik hanya 43,7%, Variabel yang berhubungan langsung dengan kinerja
petugas penyuluh kesehatan masyarakat adalah adalah tingkat pendidikan, pelatihan,
pengetahuan, ketrampilan dan kepemimpinan. Variabel paling berpengaruh terhadap kinerja
Petugas penyuluh kesehatan masyarakat yaitu tingkat pendidikan.
Kata kunci: Kinerja Petugas penyuluh kesehatan masyarakat,kegiatan promosi kesehatan,
Standar pelayanan minimal
ABSTRACT
Affecting Midwives’ Behavior in the Extension officers performance of community health
extension workers in health promotion practice starch district; Standards Minimum Service
Health Promotion which is the reference District City is Healthy Household (65%), Exclusive
breastfeeding (80%) villages with iodized salt program (90%) and IHC Purnama (40%). failure
to achieve standards minimum service set by DKK Kab.Pati for health promotion, because the
performance of public health officials are still lacking in doing education to the community.
This research aims to find out the factors that affect the performance of community health
workers in health promotion practice in DKK Pati.This research uses a method eksplanatory
study with cross sectional approach. Data is collected by interview and observation by the
number of samples of 87 officers. The results showed that the performance of educators workers
in public health practice health promotion in Pati District Health Department is included less
included in the amount of 56.3% and that have good performance only 43.7%. Variables that
are directly related to the performance of community health educators workers is the level of
education, training, knowledge, skills and leadership. The most influential variables on the
performance of public health educators Officer education
Key words: Performance Officer community health educators, health promotion activities, minimum
service standards
2. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012
166
PENDAHULUAN
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
standar dengan batas-batas tertentu untuk
mengukurkinerjapenyelenggaraankewenangan
wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar kepada masyarakat, mencakup jenis
pelayanan,indikator dan nilai. Prinsip-prinsip
SPM adalah: menjamin akses dan kualitas
pelayanan dasar kepada masyarakat,
diperlakukan untuk seluruh daerah Kabupaten
ataukota,merupakanindikatorkinerja,bersifat
dinamis, dan ditetapkan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan dasar pada
kewenangan kewajiban.Keputusan Menteri
Kesehatan RI No 1457/ Menkes/ SK/ X/ 2004
tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan Kabupaten Kota. Prinsip-
prinsipSPMadalah:menjaminaksesdankualitas
pelayanan dasar kepada masyarakat,
diperlakukan untuk seluruh daerah Kabupaten
ataukota,merupakanindikatorkinerja,bersifat
dinamis, dan ditetapkan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan dasar pada
kewenangankewajiban.
Kriteria menetapkan Kewenangan Wajib
bidangkesehatanadalah:merupakanpelayanan,
prioritas tinggi karena melindungi hak-hak
masyarakat,melindungi kepentingan
nasional,merupakan komitmen nasional dan
merupakan penyebab utama kematian dan
kesakitan.,terukur,dandilakukanterusmenerus
. Menkes RI Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat, Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/2004
Jakarta 2004. Pemerintah menentukan SPM :
secara jelas dan konkrit,sesederhana
mungkin,tidakterlalubanyakdanmudahdiukur
serta untuk sebagai pedoman oleh setiap unit
organisasi yang melaksanakan kewenangan
daerah. Standar Pelayanan Minimal Promosi
Kesehatan yang merupakan acuan Kabupaten
Kota adalah Rumah Tangga Sehat (65%),ASI
Eklusif (80%) Desa dengan program garam
beryodium(90%)danPosyanduPurnama(40%)
.Pemerintah KabupatenPatitelahmenetapkan
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 dengan
harapanagarpuskesmassebagaiUnitPelaksana
Tehnis (UPT) dari Dinas Kesehatan dapat
meningkatkan kualitas program dan kegiatan
tehnis agar dapat lebih terarah dan terpadu
disamping juga pembenahan manajemen dan
penyediaan pendanaan yang memadai dalam
mendukung terlaksananya program kegiatan
tersebut.
Dinkes Kab. Pati. 2009. Profil
Kesehatan Kabupaten Pati. Pati : Dinkes
Kab. Pati
Berdasarkan pencapaian Program Pomosi
Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
pencapaian target program belum maksimal,
karenaStandarPelayananMaksinal(SPM)yang
ditargetkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
belum terpenuhi, Capaian tahun 2010 kegiatan
kegiatan PHBS 40%,ASI Ekslusif 56 %, Desa
dengan program garam beryodium 75%
posyandupurnama25%.Keberhasilanprogram
promosi kesehatan tergantung dari kinerja
petugaspromosikesehatandalammelaksanakan
perandanfungsinyasecaraprofesional.Selama
inipetugaspromosikesehatanhanyalahsebatas
penyuluhkesehatanyangbertugasmemberikan
informasi. Padahal seorang petugas promosi
kesehatan bukan hanya memberikan informasi
tetapi dapat berperan sebagai pendidik, penjaja
(agenperubahan),pendamping,penasehat,dan
melakukanadvokasi. Hubunganyangeratantara
petugas pelayanan kesehatan dan masyarakat
sangatpentingdanharusmerupakanprosesdua
arah.Petugaskesehatanharustanggapterhadap
kebutuhanmasyarakatyangmerekalayani
Profesionalisme kinerja petugas Promosi
kesehatan dipengaruhi oleh pendidikan dan
pelatihan yang pernah diikuti yaitu untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab (13)
. Pelatihan yang diterima
selama ini hanya 1 (satu) kali, tetapi jarang
3. 167
dilakukan monitoring dan evaluasi program
pelatihan yang mereka lakukan, sehingga
memungkinkankurangnyakemampuanpetugas
dalam mengaplikasikan program promosi
kesehatansebagaimanayangdiharapkan.Kinerja
suatu organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh
sumberdayamanusiadidalamnya,tetapijugaoleh
sumber daya lainnya seperti dana, bahan,
peralatan,teknologi,danmekanismekerja yang
berlangsung dalam organisasi. Di Dinas
KesehatanKabupatenPatidanayangdigunakan
dalam menyelengarakan promosi kesehatan
berasaldariPemdaKabupatenPatidalambentuk
danaJamkesmasdandanaBantuanoperasional
kesehatan(BOK)yangditeruskankepuskesmas
untuk melakukan pencegahan dan promotif
dalammengatasimasalah-masalahkesehatan.
Banyakfaktoryangmempengaruhikinerja
seorang petugas kesehatan dalam mencapai
keberhasilan suatu program. Menurut Gibson
ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
seseorang antara lain : Faktor individu:
kemampuan dan keterampilan ( intelektual dan
fisik),pengalamankerja,latarbelakangkeluarga,
tingkat sosial ekonomi, dan demografi yaitu ;
Umur, jenis kelamin, etnis ras, masa jabatan.
Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap,
kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja.
Faktor organisasi : struktur organisasi, desain
pekerjaan,kepemimpinan,sistempenghargaan
(rewardsystem)
Berdasarkan permasalahn tersebut maka
penelitiakanmenganalisaFaktor–faktorapasaja
yang mempengaruhi kinerja petugas penyuluh
kesehatan masyarakat dalam praktek promosi
kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitianiniadalahmetodepenelitianpenjelasan
( explanatory research method) yaitu
menjelaskan antara hubungan variabel melalui
pengujianhipotesis.Menggunakanpendekatan
cross sectional, karena pengamatan dilakukan
dalamwaktuyangsudahditentukanolehpeneliti
dengan mengamati beberapa variabel dan
pengamatan dilakukan sekali pada saat / waktu
tertentu . (Sugiyono. 2005)
Tehnik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan wawancara
menggunakan kuesioner terstruktur yang
disiapkan sebelumnya dan dilakukan analisa
metode kuantitatif untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat
Jumlahsampeldalampenelitianiniyaitu87
responden tersebar di 29 Puskesmas wilayah
DinasKesehatanKabupatenPati.Datapenelitian
yangdiperolehpenelitiadalahdataprimermelalui
wawancaradenganmenggunakankuesioneryang
telah disediakan oleh penelita dan lembar
observasi,dantelahdiujivaliditasdanreabilitas.
Pengambilan data sekunder dilakukan di
puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Pati.
Uji validitas dan reabilitas kuesioner
dilakukan terhadap 30 orang responden yaitu
Petugas Penyuluh Kesehatan Masyarakat,
PetugasGizidanPetugasKesehatanLingkungan
di Kab. Rembang Analisis data penelitian
dilakukandengancarasebagaiberikut:Analisis
univariat,analisis bivariat dilakukan dengan uji
statistikChisquaredengantingkatkepercayaan
95%, analisi multivariat menggunakan regresi
logistik.
HASILPENELITIAN
Karakteristik responden
Umur
Sebagian besar responden 54,0% dalam
penelitianiniberumurlebihdari 40tahun,umur
30-40 tahun sebesar 29,9%, sedangkan
responden dengan umur yang berumur kurang
dari < 30 tahun adalah 16,1%.Kelompok umur
responden terbanyak yaitu umur leih dari 40
tahun,subyekyangdijadikanrespondeniniadalah
petugasyangsudahlamamenjadipegawainegri.
Tingkat pendidikan
respondenterbanyak51,7%berpendidikan
Diploma III, SI sebesar 28,7%, Diploma I
4. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012
168
sebesar 18,4%, dan S2 adalah 1,1 %. Tingkat
pendidikanrespondenpalingbanyakdaritenaga
bidan.
Lama kerja
responden terbanyak 63,2% lebih dari 10
tahun ,kurang dari 5 tahun sebesar 44,8
%.sedangkanyangterkeciladalahdenganlama
kerja antara 5 tahun sampai 10 tahun sebesar
5,7 %. Lama kerja responden dikarenakan
sudahlamamenjadipegawainegriini.
Tingkat Golongan kepegawaian
responden terbanyak pada golongan III
sebesar 77 % dan prosentase terkecil pada
golongan II sebesar 23 %.
Bagian Kerja
responden adalahsamaberimbang sebesar
33,3 %.
Pelatihan
tentang Promosi kesehatan sebagian besar
responden tidak pernah mengikuti pelatihan
sebesar63,2%.yangpernahmengikuti pelatihan
promosi kesehatan sebesar 36,8 %..
Pengetahuan
secara umum tentang promosi kesehatan
terbanyak adalah kategori pengetahuan baik
sebesar 57,5%, sedangkan 42,5% kategori
pengetahuankurang.
Ketrampilan
Petugas penyuluh kesehatan dalam
melaksanakan kegiatan promosi kesehatan
terbanyak adalah kategori ketrampilan kurang
65,5%, sedangkan 34,5% kategori kurang.
Motivasi
Motivasi responden tentang kegiatan
promosi kesehatan terbanyak adalah katagori
kurang sebesar 55,2 %, sedangkan 44,8%
kategoribaik.
Persepsi Tentang Kepemimpinan
terbanyakadalahkatagoribaik sebesar63,2
% ,sedangkan 36,8% katagori kurang.
Supervisi
Supervisi atasan responden pada kegiatan
promosi kesehatan masyarakat, terbanyak
adalah yang tidak disupervisi oleh atasannya
sebesar 51,7 % sedangkan 48,3% yang
disupervisi.
Kinerja
Petugaspenyuluhkesehatandalampraktek
promosi kesehatan terbanyak adalah kategori
kinerja kurang 56,3% sedangkan 43,7%
mempunyaikinerja baik.
Hubungan karakteristik responden dengan
Kinerja Petugas penyuluh kesehatan dalam
praktek promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati.
BerdasarkanHasiluji ChiSquaredenganá
= 0,05 ,menunjukka bahwa p value untuk
karakteristik responden ( umur = 0.534 ;
pendidikan = = 0.006 ; Lama kerja = 0.732 ;
tingkatkepegawaiangolongan= 0,705;bagian
kerja= 0,412 ; pelatihan = 0.024 ) untuk umur,
lama kerja, tingkat golongan kepegawaian dan
bagiankerjamenunjukkanhasil>0,05sehingga
Ho diterima dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
umur,lamakerja,tingkatgolongankepegawaian
dan bagian kerja dengan Kinerja Petugas
penyuluh kesehatan dalam praktek promosi
kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Pati.sedangkan pendidikan dan pelatihan
menunjukkan hasil< 0,05 sehingga Ho ditolak
dengandemikian dapatdisimpulkanbahwaada
hubungan antara pendidikan dan pelatihan
dengan Kinerja Petugas penyuluh kesehatan
dalam praktek promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati.
Hubungan pengetahuan responden dengan
Kinerja Petugas penyuluh kesehatan dalam
praktek promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati.
KinerjaPetugaspenyuluhkesehatandalam
praktek promosi kesehatan kurang, proporsi
respondendenganpengetahuankurangsebesar
75,7%lebihbesardaripadaproporsiresponden
dengan pengetahuan baik sebesar 42,0%. pada
Kinerja Petugas penyuluh kesehatan dalam
praktek promosi kesehatan baik, proporsi
5. 169
respondendenganpengetahuankurangsebesar
24,3% lebih kecil dari pada proporsi responden
denganpengetahuanbaiksebesar58,0%. Hasil
uji Chi Square dengan α = 0,05 menunjukkan
bahwa nilai p < 0.05 jadi Ho ditolak, dehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan kinerja petugas penyuluh
kesehatan masyarakat di puskesmas Dinas
KesehatanKabupatenPatiartinyasemakinbaik
tingkatpengetahuantentangpromosikesehatan
makasemakinmeningkatdalamkinerja.
Hubungan ketrampilan responden dengan
Kinerja Petugas penyuluh kesehatan dalam
praktek promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati.
KinerjaPetugaspenyuluhkesehatandalam
praktek promosi kesehatan kurang, proporsi
responden dengan ketrampilan kurang sebesar
71,9%lebihbesardaripadaproporsiresponden
dengan ketrampilan baik sebesar 26,7%. Pada
Kinerja Petugas penyuluh kesehatan dalam
praktek promosi kesehatan baik, proporsi
responden dengan ketrampilan kurang sebesar
28,1% lebih kecil dari pada proporsi responden
denganketrampilan baiksebesar73,3%.Hasil
uji Chi Square dengan α = 0,05 menunjukkan
bahwa nilai p < 0.05 jadi Ho ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
ketrampilan dengan kinerja petugas penyuluh
kesehatan masyarakat di Dinas Kesehatan
Kabupaten Pati.artinya semakin trampil dalam
melakukan promosi kesehatan maka akan
semakinbaikkinerjanya.
Hubungan Motivasi responden dengan
Kinerja Petugas penyuluh kesehatan dalam
praktek promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati.
KinerjaPetugaspenyuluhkesehatandalam
praktek promosi kesehatan kurang, proporsi
respondendenganmotivasibaiksebesar64,1%
lebihbesardaripada proporsirespondendengan
motivasi kurang sebesar 50,0%. Pada Kinerja
Petugas penyuluh kesehatan dalam praktek
promosi kesehatan baik, proporsi responden
dengan motivasi kurang sebesar 50,0 % lebih
besar dari pada proporsi responden dengan
motivasibaiksebesar35,9%.HasilujiChiSquare
dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa nilai p >
0.05 jadi Ho diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
motivasi responden dengan kinerja petugas
penyuluh kesehatan masyarakat di puskesmas
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
Hubungan persepsi kepemimpinan
responden dengan Kinerja Petugas
penyuluhkesehatandalampraktekpromosi
kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Pati.
KinerjaPetugaspenyuluhkesehatandalam
praktek promosi kesehatan kurang, proporsi
respondendengankepemimpinankurangsebesar
71,9%lebihbesardaripadaproporsiresponden
dengan kepemimpinan baik sebesar 47,4 %.
PadaKinerjaPetugaspenyuluhkesehatandalam
praktek promosi kesehatan baik, proporsi
respondendengankepemimpinankurangsebesar
28,1% lebih kecil dari pada proporsi responden
dengan kepemimpinan baik sebesar 52,7%..
Hasil uji Chi Square dengan α = 0,05
menunjukkan bahwa nilai p < 0.05 jadi Ho
ditolak,sehinggadapatdisimpulkanbahwaada
hubungan antar persepsi kepemimpinan
responden dengan kinerja petugas penyuluh
kesehatan masyarakat di puskesmas Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati
Hubungan Supervisi responden dengan
Kinerja Petugas penyuluh kesehatan dalam
praktek promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati.
KinerjaPetugaspenyuluhkesehatandalam
praktek promosi kesehatan kurang,proporsi
respondenyangtidakdisupervisisebesar66,7%
lebih besar dari pada proporsi responden yang
disupervisisebesar46,7%.PadaKinerjaPetugas
penyuluh kesehatan dalam praktek promosi
kesehatan baik, proporsi responden yang tidak
disupervisi sebesar 33,3% lebih kecil dari pada
proporsi responden yang disupervisi sebesar
6. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012
170
53,3%. Hasil uji Chi Square dengan α = 0,05
menunjukkan bahwa nilai p > 0.05 jadi Ho
diterima,sehinggadapatdisimpulkanbahwatidak
adahubunganantarasupervisirespondendengan
kinerjapetugaspenyuluhkesehatanmasyarakat
dalam praktek promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati.
Analisis Multivariat
Hasilanalisismultivariatmenunjukkanbahwa
dari 5 variable setelah dilakukan analisis secara
bersama-sama ada dua variable yang
berpengaruhterhadapkinerjaPetugaspenyuluh
kesehatan dalam praktek promosi kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati yaitu tingkat
pendidikandanketrampilantingkatpendidikan
dengan p value = 0,000 yang berarti lebih kecil
dari 0,05,oleh karena p value < 0,05, maka ada
pengaruh anatara pendidikan dengan kinerja
Petugas penyuluh kesehatan dalam praktek
promosi kesehatan dengan nilai OR = 25,289
yang.artinya bahwa responden dengan tingkat
pendidikanminimalDIIIkemungkinan25,4kali
mempunyaikinerjayanglebihbaikdibandingkan
denganPetugaspenyuluhkesehatanmasyarakat
yangtingkatpendidikannyakurangdalambidang
penyuluhankesehatanmasyarakat.Ketrampilan
dengan p value = 0,002 yang berarti lebih kecil
dari 0,05,oleh karena p value < 0,05, maka ada
pengaruh anatara ketrampilan dengan kinerja
Petugas penyuluh kesehatan dalam praktek
promosi kesehatan dengan nilai OR = 7,697
artinyabahwaPenyuluhKesehatanMasyarakat
denganketrampilanyangbaikkemungkinan7,7
kali mempunyai kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan Petugas Penyuluh
Kesehatan Masyarakat dengan ketrampilan
kurang dalam bidang penyuluhan kesehatan
masyarakat.
PEMBAHASAN
Kinerja Petugas Penyuluh Kesehatan
MasyarakatDalamPraktekPromosiKesehatan.
Kinerja atau performance merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu program kegiatan atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
visi,danmisiorganisasiyangdituangkanmelalui
perencanaanstrategisuatuorganisasi.
AdapunkinerjaPetugaspenyuluhkesehatan
masyarakat dalam praktek promosi kesehatan
di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati adalah
termasuk kurang yaitu sebesar 56,3% dan yang
mempunyaikinerja baikhanya43,7%.Beberapa
hal tentang kinerja yang tidak dilakukan
respondenadalahtidakadatersedia,tertulisdan
lengkap standar operasional prosedur ( SOP ),
tidak pernah merencanakan dan melakukan
pelatihan terhadap kader kesehatan, tidak
merumuskan masalah berdasarkan prioritas
masalah utama, tidak pernah membuat media
lieflet ,poster, dalam perencanaan tidak
merumuskan intervensi yang akan dilakukan ,
tidakmelakukanevaluasikinerjasetiap6bulan,
tidakmelakukanpengkajiantentangsumberdaya
yangdimilikimasyarakat.
Variabel yang Berhubungan
TingkatPendidikan
Hasilpenelitianmenunjukkanbahwatingkat
pendidikan responden dengan kinerja baik
tingkat Diploma III sebesar 51,7%, sedangkan
responden yang berpendidikan SI adalah
sebesar 28,7%, dan pendidikan Diploma I
sebesar 18,4%, dan responden yang
berpendidikan S2 adalah 1,1 %. Hasil uji Chi
Square yang diperoleh pada kesalahan (±) 5%
dengan nilai p = 0.006, yang berarti bahwa ada
hubungan antara tingkat pendidikan responden
dengan Kinerja Petugas penyuluh kesehatan
dalam praktek promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati.Ini menunjukkan
bahwa perbedaan tingkat pendidikan sangat
mempengaruhi kinerja Petugas Penyuluh
Kesehatan Masyarakat dalam Dalam Praktek
Promosi Kesehatan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Lawrence Green bahwa tingkat pendidikan
seseorang merupakan faktor pemudah untuk
terjadinya perubahan perilaku. Jenjang atau
7. 171
tingkat pendidikan formal yang diikuti petugas
ini dapat mempengaruhi kwalitas pekerjaan ,
semakintinggijenjangpendidikanpetugassmakin
tinggi dan semakin trampil pula kemampuan
dalam menyelesaikan tugas pekerjaan yang di
bebankan kepadanya. Pengembangan
pendidikan dari Diploma I ke Diploma III dan
Diploma III ke Sarjana Kesehatan masyarakat.
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
petugassebagaiPetugasKesehatanMasyarakat
dalam terwujudnya tenaga profesional,
menguasaiilmupengetahuan,senidantehnologi
untuk mencapai masyarakat yang berperilaku
hidup bersih dan sehat, seseorang disebut
profesional bila memiliki kompetensi yang
menunjanguntuklatihandankewenanganyang
dimiliki,berpendidikan,mempunyaietikayaitu
suatunilaiyangpatutdanlayaksertamutlakuntuk
mendukung keberadaannya, Dalam
menyelenggarakan kegiatan secara profesional
petugasdiharapkanmemilikipengetahuanyang
luasdanilmuperilakudalammelakukanpenyuluh
kesehatan. pada masyarakat.
Pelatihan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagianbesarrespondenmempunyaipelatihan
kurang sebesar 63,2%. mayoritas responden
sebesar 63,2 % menjawab tidak pernah
mengikuti pelatihan tentang pembuatan media
penyuluhan,sebesar69%respondenmenjawab
belum pernah mengikuti pelatihan tentang
pelatihan kader dan, sebesar 57,5 % responden
menjawab belum pernah mengikuti pelatihan
tentangtehnikpenyuluhankesehatan.Sedangkan
responden dengan pelatihan baik sebesar 36,8
%.Hal ini disebabkan antara lain : karena tidak
ada program pelatihan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Pati, Hubungan pelatihan dengan
Kinerjapetugaspenyuluhkesehatanmasyarakat
dalam praktek promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati. memperlihatkan
bahwa Kinerja Petugas penyuluh kesehatan
dalam praktek promosi kesehatan kurang,
proporsi responden dengan pelatihan kurang
sebesar 65,5 % lebih besar dari pada proporsi
responden dengan pelatihan baik sebesar 40,6
%. Pada Kinerja Petugas penyuluh kesehatan
dalampraktekpromosi kesehatanbaik,proporsi
responden dengan pelatihan kurang sebesar
34,5% lebih kecil dari pada proporsi responden
denganpelatihanbaiksebesar59,4%.Darihasil
ujiChiSquare diperoleh nilai pValue
0.024(pvalue
<0.05)yangberartibahwaadahubunganantara
pelatihan responden dengan kinerja petugas
penyuluh kesehatan masyarakat di puskesmas
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. Hasil
penelitianinisesuaidenganNotoatmojobahwa
.Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan ketrampilan diluar system
pendidikan yang berlaku dalam waktu yang
singkat dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek. Adanya hubungan
antarapelatihandengankinerjapetugaspenyuluh
kesehatan masyarakat dalam praktek promosi
kesehatan kemungkinan disebabkan Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati tidak pernah
mengadakan pelatihan bagi petugas penyuluh
kesehatan masyarakat.
Pengetahuan
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan baik tentang promosi kesehatan
sebesar57,5%,danrespondenyangmempunyai
pengetahuan kurang sebesar 42,5 %. Hasil uji
Chi Square yang diperoleh pada kesalahan (±)
5% dengan nilai p = 9, artinya bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan kinerja
petugas penyuluh kesehatan masyarakat di
puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
HasilpenelitiansesuaidenganteoriLGibson
bahwa Pengetahuan adalah suatu kemampuan
untukmemahamitentangtugaspokokdanfungsi
dalamprosespengelolaankegiatanpenyuluhan
kesehatan. Pengetahuan memainkan peran
penting dalam perilaku dan kinerja individu.
Sebuah kemampuan adalah sebuah trait
(bawaan atau dipelajari) yang mengijinkan
8. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012
172
seseorang mengerjakansuatupekerjaan.Namun
pengetahuan petugas penyuluh kesehatan
masyarakat dalam praktek promosi kesehatan
masyarakatdiDinasKesehatanMasyarakatPati
kemungkinan disebabkan oleh tingkat
pendidikan ,juga tidak adanya pelatihan bagi
petugaspenyuluhkesehatanmasyarakat.
Ketrampilan
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar
respondenmempunyaiketrampilankurangdalam
melaksanakan praktek promosi kesehatan atau
penyuluhansebesar65,5%,danrespondenyang
mempunyai ketrampilan baik dalam
melaksanakan praktek promosi kesehatan atau
penyuluhansebesar34,5%..HasilujiChiSquare
yang diperoleh pada kesalahan (±) 5% dengan
nilai p =0,000, berarti ada hubungan antara
ketrampilan dengan kinerja petugas penyuluh
kesehatan masyarakat di Dinas Kesehatan
Kabupaten Pati.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori L
Gibson bahwa Skill atau ketrampilan adalah
kompetensi yang berhubungan dengan tugas,
sepertiketrampilanberkomunikasidenganjelas
untuk tujuan dan misi kelompok.Seseorang
Petugas penyuluh kesehatan masyarakat
dikatakan mampu bekerja apabila petugas itu
disampingberpengetahuanluas,petugasitujuga
terampil dalam melaksanakan penyuluhan.
Sehingga dalam menyampaikan materi dalam
penyuluhan itu dapat dengan mudah untuk
dimengerti. oleh masyarakat sehingga akan
terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan.
Kepemimpinan
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
persentase persepsi responden terhadap
kepemimpinan dalam kegiatan promosi
kesehatan adalah kategori baik (63,2 %) dan
persentase persepsi responden terhadap
kepemimpinan dalam kegiatan promosi
kesehatan dengan kategori kurang adalah
36,8%.HasilujiChiSquareyangdiperolehpada
kesalahan(±)5%dengannilaip=0.026,berarti
bahwa ada hubungan antara antara
kepemimpinan responden dengan kinerja
petugas penyuluh kesehatan masyarakat di
puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Pati.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
Robbins Kepemimpinan adalah sebagai
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
suatu kelompok menuju kepada pencapaian
tujuan kelompok tersebut 9)
.Menurut Gibson
bahwakeberhasilanorganisasisangatditentukan
oleh keberhasilan kelompok karyawannya.
Kepemimpinan di puskesmas dalam
melaksanakantugassebagaikepalapuskesmas.
Adalahcarakepalapuskesmasdalammemimpin
suatutugasyangakansangatmempengaruhihasil
dari pekerjaan karyawan yang dipimpinnya.
adanyahubunganantarakepemimpinandengan
kinerjapetugaspenyuluhkesehatanmasyarakat
dalampraktekpromosikesehatankemungkinan
disebabkan pimpinan puskesmas menjalankan
tugas pokok dan fungsinya sebagai pimpinan
puskesmas sehingga semua program, kegiatan
dapatdilaksanakanolehkaryawansesuaidengan
perencanaan,Kepemimpinantidakberpengaruh
secara langsung terhadap kinerja petugas
penyuluh kesehatan masyarakat dalam praktek
promosi kesehatan masyarakat di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati karena pimpinan
puskesmas tidak melakukan supervisi terhadap
kegiatan yang dilakukan petugas penyuluh
kesehatan masyarakat dalam melaksanakan
praktek promosi kesehatan masyarakat.
SIMPULAN
Kinerja Petugas penyuluh kesehatan
masyarakat dalam praktrek promosi kesehatan
di Dinas Kesehatan Kabupaten Pati adalah
termasuk kurang yaitu sebesar 56,3% dan yang
mempunyai kinerja baik hanya 43,7%. Faktor
yangpalingdominanyangberpengaruhterhadap
Kinerja petugas penyuluh kesehatan dalam
praktrekpromosikesehatandiDinasKesehatan
Kabupaten Pati adalah tingkat pendidikan dan
ketrampilan.
9. 173
Tingkat pendidikan dengan nilai OR=
25,289 Ketrampilan Petugas Penyuluh
Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan
promosi kesehatan dengan nilai OR= 7,697
Variabel yang berhubungan dengan Kinerja
Petugaspenyuluhkesehatanmasyarakatdalam
praktrekpromosikesehatandiDinasKesehatan
KabupatenPatiadalahPelatihan,Pengetahuan,
danKepemimpinan
KEPUSTAKAAN
MenkesRI,“PerilakuHidupBersihdan Sehat
2010” Keputusan Menteri Kesehatan No
1193 / MENKES / SK / X/ 2004 . Jakarta
2004.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan
PerilakuKesehatan.RinekaCipta,Jakarta.
Menkes RI Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat,KeputusanMenteriKesehatan
Nomor 128/Menkes/SK/2004 Jakarta
2004
Menkes RI Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan Kabupaten Kota.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No
1457/Menkes/SK/X/2004. Jakarta 2004.
Dinkes Kab. Pati. 2009. Profil Kesehatan
Kabupaten Pati. Pati : Dinkes Kab. Pati
Gibson,2009,OrganisasiPerilakuStrukturdan
Proses, BinarupaAksara, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan
PerilakuKesehatan.RinekaCipta,Jakarta.
Modul dasar Penyuluh Kesehatan Masyarakat
ahli,2002PromosiKesehatanDepartemen
Kesehatan
Green. Lawrence. 2000. Perencanaan
PendidikanKesehatanSebuahPendekaan
Diagnostik. Pusat Promosi Kesehatan
Depkes RI.
Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian.
Alfabeta:Bandung