SlideShare a Scribd company logo
“ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI”
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Disusun Oleh:
(12.401.008) RABIATUL ADAWIAH
(12.401.013) UFTHI AULIA MAINGAK
(12.401.051) DEVI CLARA
(12.401.071) HUDSAIFAH ABD. YAMAN
(12.401.092) AHMAD REINALDI
(12.401.195) FADEL RAHMAN
(12.401.219) KASMIRAWATI
KELOMPOK 3
Kelas: AK.5.1
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG
2014
2 |Analisis Laporan Keuangan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan
makalh ini yang berjudul: “ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan berbagai pihak lain untuk itu dalam
kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa proses penyusunan dalam penyelesaian makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki
sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini dan juga dalam penyelesaian tugas-tugas serta makalah berikutnya.
Kami sebagai penyusun makalah ini yang berkaitan dengan analisis aktivitas
investasi, berharap dapat berguna dikemudian hari.
Penulis
Kelompok 3
3 |Analisis Laporan Keuangan
DAFTAR ISI
Sampul Depan.................................................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................................................. 2
Daftar Isi............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 5
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
C. Tujuan Analisis ......................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGENALAN ASET LANCAR .............................................................................. 7
1.1 Kas Dan Setara Kas ............................................................................................. 7
1.2 Piutang ................................................................................................................ 8
1.3 Beban Dibayar Dimuka ......................................................................................... 11
B. P E R S E D I A A N ................................................................................................. 11
2.1 Akuntansi dan Valuansi Persediaan ........................................................................ 11
2.2 Analisis Persediaan ............................................................................................... 14
C. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG ............................................................ 19
3.1 Akuntansi Aset Jangka Panjang ............................................................................. 20
3.2 Kapitalisasi Versus Pembenahan ........................................................................... 21
D. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM .......................................................... 22
4.1 Menilai Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam .......................................................... 22
4.2 Menganalisis Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam .................................................. 26
4 |Analisis Laporan Keuangan
E. ASET TAK BERWUJUD .......................................................................................... 28
5.1 Akuntansi Aset Tak Berwujud ............................................................................... 28
5.2 Analisis Aset Tak Berwujud .................................................................................. 29
5.3 Goodwill .............................................................................................................. 29
5.4 Aset Tak Berwujud tak Tercatat dan Kontinjensi ..................................................... 29
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ..........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................31
5 |Analisis Laporan Keuangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Aset merupakan manfaat ekonomi yang diperoleh oleh seseorang atau suatu
perusahaan yang dapat digunakan masa mendatang dan merupakan hasil dari kejadian
atau transaksi di masa lalu. Aset memiliki sifat sebagai manfaat ekonomi (economic
benefits) dan bukan sebagai sumber ekonomi(economic resources). Hal ini
dikarenakan manfaat ekonomi tidak membatasi bentuk ataupun jenis dari sumber
ekonomi yang dapat dikategorikan sebagai aset.
Aset dapat dibagi dalam dua jenis yaitu tangible ( berwujud) dan intangible(
tidak berwujud).Asset berwujud yaitu asset yang terlihat fisik aslinya dan asset yang
nilainya sesuai dengan wujudnya misalnya bangunan, mesin yang harganya sesuai
dengan ongkos pembuatannya (walaupun tanah tidak ada ongkos pembuatannya
namun tanah termasuk asset berwujud).Asset tidak berwujud yaitu asset yang tidak
terlihat fisik aslinya dan asset yang nilainya tidak sebanding dengan wujud fisiknya
misalnya surat berharga saham yang wujud fisiknya hanya secarik kertas yang ongkos
pembuatannya relatif murah dan tidak sama dengan nilai atau harga jika secarik kertas
tersebut kita jual.
6 |Analisis Laporan Keuangan
B. RUMUSAN MASALAH
Yang menjadi Rumusan Masalah pada “Analisis Aktivitas Investasi”, yaitu :
1. Apakah yang di maksud dengan Aset LAncar ?
2. Apa sajakah yang termasuk dalam penilaian Persediaan ?
3. Bagaimanakah Pengenalan Aset Jangka Panjang ?
4. Apa sajakah yang termasuk didalam Aset Tetap dan Sumber Daya Alam ?
5. Bagaimanakah Aset Tak Berwujud dalam aktivitas investasi ?
C. TUJUAN ANALISIS
Tujuan analisis aktivitas investasi pada makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Mendefinisikan Aset Lancar dan Relevansinya terhadap Analisis.
2. Menjelaskan manajemen Kas dan Implikasinya terhadap Analisis.
3. Menganalisis piutang, pentisishan piutang tak tertagih, dan sekuritasi piutang.
4. Menginterpretasi dampak alternative metode persediaan dalam berbagai kondisi
usaha.
5. Menjelaskan konsep asset jangka panjang dan implikasinya terhadap analisis.
6. Menginterpretasi penilaian dan alokasi biaya asset tetap dan sumber daya alam.
7. Mendeskripsikan dan menganalisis asset tak berwujud dan pengungkapannya.
8. Menganalisis laporan keuanagan untuk melihat asset yang tidak tercatat dan aset
kontijen.
7 |Analisis Laporan Keuangan
BAB II
P E M B A H A S A N
A. PENGENALAN ASET LANCAR
Asset lancar merupakan sumberdaya atau klaim atas sumberdaya yang langsung
dapat diubah menjadi kas. Asset lancar adalah adalah asset yang diharapkan akan dijual,
ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana
yang akan menjadi lebih panjang.
Selisish antara asset lancar dengan kewajiban lancar disebut modal kerja.
Perusahaan memerlukan modal kerja untuk beroperasi dengan efektif, namun modal kerja
mahal karena akan menggunakan investasi yang paling mnguntungkan . banyak
perusahaan berusaha meningkatkan profitabilitas dan arus kasnya dengan mengurangi
investasi pada asset lancar melalui metode seperti pengelolaan penjaminan kredit dan
penagihan yang efektif, serta persediaan tepat waktu. Perusahaan lain berusaha untuk
mendanai asset lancara mereka dengan kewajiban lancar, seperti utang dagang, sebagai
usaha mengurangi modal kerja.
1.1 Kas Dan Setara Kas
Kas merupakan asset yang paling liquid, mencangkup mata uang, deposito
dana, money orders dan cek. Sedangkan setara kas tergolong asset yang sangat
lancar, investasi jangka pendek yang siap dikonversi menjadi kas, dan hampir
jatuh tempo sehingga risiko perubahanj harga yang disebabakan pergerakan
tingkat bunga minimal.
Kosep likuidasi penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas
berarti jumlah kas atau setra kas yang dimiliki perusahaan dengan jumlah kas
yang dapat diperoleh dalam waktu singkat. Jumlah asset likuid yang dilaporkan
perusahaan pada neraca sangat beragam. Umumnya perusahaan dalam industry
yang dinamis membutuhkan likuiditas yang lebih tinggi untuk memanfaatkan
8 |Analisis Laporan Keuangan
kesempatan atau untuk bereaksi terhadap perubahan yang cepat pada lingkungan
yang kompetitif.
Selain memeriksa jumlah asset likuid untuk perusahaan, analisis juga harus
mempertimbangkan hal berikut :
1. Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas, perusahaan dapat
mengalami penurunan likuiditas jika nilai pasar dari efek investasi tersebut
turun.
2. Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi untuk
mendukung suatu perjanjian pinjaman atau sebagai jaminan hutang.
1.2 Piutang
Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau
jasa atau dari pemberian pinjaman uang. piutang usaha mengacu pada janji lisan
untuk membayar yang perasal dari penjualan produk dan jas asecara kredit. Wesel
tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar. Piutang diklasifikasikan ke dalam
asset lancar jika diharapkan akan direalisasi atau ditagih dalam waktu satu tahun atau
satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih panjang.
a. Penilaian Piutang
Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi
asset dan arus laba yang saling terkait. Realitanya banyak perusahaan yang
tidak mampu menagih semua piutangnya. Kerugian piutang dapat menjadi
sangat berarti dan mengurangi asset lancar serta laba bersih sekarang dan masa
depan. Resiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu kurang bisa
memprediksi kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan
kondisi terkini.
b. Analisis Piutang
Kita harus waspada terhadap insentif manajemen dan auditor dalam
melaporkan laba dan asset. Dengan memperhatika hal tersebut, terdapat dua
pertanyaan penting dalam analisis piutang.
9 |Analisis Laporan Keuangan
Resiko kolektabilitas. Manajemen sering kali lebih mementingkan
pengalaman masa lalu karena kondisi ekonomi sulit diprediksi. Analisis harus
mempertimbangkan bahwa meskipun pendekatan dengan rumus untuk
menghitung penyisishan piutang tak tertagih sangat mudah dan praktis,
penghitungan ini mencerminkan penilaian mekanik yang menghasilkan
kesalahan. Informasi yang berguna harus diperolaeh dari sumber atau
perusahaan lain. alat analisis untuk memeriksa kolektabilitas mencangkup:
1. Memebandingkan presentase piutang terhadap penjualan
perusahaan pesaing dengan perusahaan yang sedang dianalisis.
2. Memerikasa konsentrasi pelangggan-resiko meningkat jika piutang
terkosentrasi pada satu atau sedikit pelanggan.
3. Menghitung menyelidiki tren periode rata-rata kolektabilitas
piutang disbanding dengan syarat kredit pelanggan untuk industry
yang bersangkutan.
4. Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan dari
piutang atau wesel tagih masa lalu.
Analisis posisis keuangan terkini dan kemampuan perusahaan
memenuhi utang lancar yag tercermnin dalam pengukuran seperti rasio lancar
juga harus mengakui pentingnya siklus operasi untuk mengklasifikasi piutang
lancar. Siklus operasi dapat menghasilkan piutang cicilan nyang belum dapat
tertagih selama beberapa tahun dapat dilaporkan sebagai asset lancar. Analisis
asset lancer dan kaitanya dengan kewajiban lancer harus diakui dan
disesuaikan dengan risiko waktu ini.
Keaslian piutang. Pemahaman mengenai praktik industry dan sumber
informasi tambahan digunakan untuk menambah keyakinan. Pelanggan pada
industry tertentu mengembaikan hak untuk mengembakikan barang. Analisis
harus mempertimbangkan hak pengembalian tersebut. Hak pengembalian
yang bebas dapat menurunkan kualitas piutang.
10 |Analisis Laporan Keuangan
Skuritas piutang. Salah satu masalah analisis penting adalah saat
perusahaan menjual semua atau again piutanganya pada pihak ketiga yang
disebut anjak piutang atau skuritisasi, piutang dapat dijual dengan ataupun
tanpa recourse pada pembeli jaminan kolektabilitas.
Skuritas piutang sering kali dilakukan dengan menciptakan entitas
bertujuan kusus seperti perwalian pembelian piutang dari perusahaan dan
mendanai pembelian ini melalui penjualan obligasi ke pasar.
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan
penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas
kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut
dipastikan tidak akan tertagih.
Terdiri dari piutang usaha : pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa,
piutang lainnya yang terdiri dari pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa.
Analisis umur piutang :
Lancar Rp374,413
Jatuh tempo:
1 - 30 hari 46,975
31 - 60 hari 2,471
61 - 90 hari 1,833
> 90 hari 4,339
Jumlah Rp430,031
Dikurangi:
Penyisihan P.T.T (554)
Bersih Rp429,477
11 |Analisis Laporan Keuangan
Mutasi penyisihan piutang tidak tertagih adalah sebagai, berikut:
Saldo pada awal tahun 8,752
Penambahan penyisihan 6,405
Tahun berjalan
Penghapusan (14,603)
Saldo pada akhir tahun 554
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-
masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa
penyisihan piutang tidak tertagih tersebut cukup untuk menutup kemungkinan
kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari.
1.3 Beban Dibayar Dimuka
Beban dibayar dimuka merupakan pembayaran dimuka atas barang atau
jasa yang belum diterima. Beban dibayar dimuka digolongkan ke dalam asset
lancar karena mencerminkan jasa yang diberikan jika tidak ada membutuhkan
penggunaan asset lancar lain.
B. PERSEDIAAN
2.1 Akuntansi Dan Valuasi Persediaan
Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal
perusahaan. Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan
disebabakan oleh dampaknya pada laba bersih dan penilaian asset. Metode
persediaan digunakan untukm mengalokasikan biaya barag tersedia untuk dijual
pada harga pokok penjualan atau persediaan akhir.
Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan.
Untuk perusahaan: persediaan awal + pembelian bersih – harga pokok penjualan =
12 |Analisis Laporan Keuangan
persediaan akhir. Persamaan ini menekankan arus biaya dalam perusahaan. Arus
ini secara alternative dapat dinyatakan pada grafik sebelah kiri.
Biaya persediaan awalnya dicatat pada neraca. Saat persediaan terjual,
biaya ini dipindahkan dari nerca dan mengalir pada laporan laba rugi sebagai
harga pokok penjualan. Biaya tidak dapat berada pada dua tempat yang sama pada
waktu bersamaan, melainkan dapat dicatat pada neraca sebagai beban masa depan,
atau diakui saat ini pada lapiran laba rugi profitabilitas untuk dikaitkan dengan
pendapatan penjualan.
Konsep penting akuntansi persediaa adalah arus biaya. Jika seluruh
persediaan diperoleh pada periede terjualnya, maka HPP akan sama dengan biaya
pembelian barang. Namun jika persediaan tersedia pada akhir periade akuntansi,
penting untuk menentukan persediaan mana yang telah terjual dan iaya mana yang
tersdia pada neraca.
Arus Biaya Persediaan:
Untuk memberikan ilustrasi asumsi arus biaya yang tersedia,
misalanya catatan persediaan suatu persahaan sebgai berikut:
Persediaan tanggal 1 januari, 2009 40 unit@$500 = $20.000
Persediaan dibeli sepanjang tahun 60 unit@$600 = $36.000
Harga pokok barang tersedia untuk dijual 100 unit $56.000
Selanjutnya, jika sepanjang tahun terjual 30 unit seharga $800 dan
menghasilkan pendapatan penjualan sebesar $24.000. GAAP
memeberikan tiga pilihan bagi perusahaan untuk menentukan biaya mana
yang akan dikaitkan dengan poen jualan:
First- in, firs-out (FIFO). Metode ini mengansumsikan bahwa yang
dibeli pertama merupakan yang pertama dijual. Berikut adalah laba kotor
perusahaan jika menggnakan FIFO:
Penjualan $24.000
HPP (30@$500) $15.000
Laba kotor $ 9.000
13 |Analisis Laporan Keuangan
Oleh karena biaya persediaan sebesar $15.000 telah
dipindahkan dari neraca, biaya persediaan yang dilaporkan pada neraca
akhir periode adalah $41.000.
Last-in, first-out (LIFO), metode ini mengansumsikan bahwa
yang dibeli terakhir merupaka yang pertama dijual. Sehingga laba
kotornya adalah sebgai berikut:
Penjualan $24.000
Harga pokok penjualan (30 @ $600) $18.000
Laba Kotor $ 6.000
Oleh karena biaya persdiaan sebesar $18.000 telah dipindahkan
dari neraca dan tercemin pada HPP, biaya yang tersisa pada neraca
sebesar $38.000 dilaporkan sebgai persediaan.
Average cost (Biaya persediaan rata-rata). Unit dijual tanoa
memperhatikan uutan pembeliannya dan menghitung HPP serta
persediaan akhir seagai rata-rata tertimbang sedrrhana sebgai berikut:
Penjualan $24.000
HPP (30@$560) $16.800
Laba kotor $ 7.200
HPP dihitung dengan menggunakan rat-rata tertimbang dari
biaya barang tersedia untuk dijual total dibagi dengan jumlah unit yang
tersedia untuk dijual ($56.000/100=$560). Persediaan akhir dilaporkan
pada neraca adalah $39.200.
14 |Analisis Laporan Keuangan
2.2 Analisis Persediaan
a. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Profitabilitas
Ringkasan hasil perhitungan dengan tiga alternative metode diatas adalah :
Metode
Persediaan
Awal
Pembelian
Persediaan
Akhir
Harga Pokok
Penjualan
FIFO $20.000 $36.000 $42.000 $15.000
LIFO $20.000 $36.000 $38.000 $18.000
Average Cost $20.000 $36.000 $30.200 $16.800
Laporan laba rugi berdasarkan ketiga metode berikut adalah:
Metode Penjualan
Harga Pokok
Penjualan
Laba kotor
FIFO $24.000 $15.000 $9.000
LIFO $24.000 $18.000 $6.000
Average Cost $24.000 $16.800 $7.200
Kesimpulan : laba kotor dapat dipengaruhi oleh pilihan metode
penghitungan biaya perusahaan.
Pada periode dimana harga meningkat, FIFO memberikan laba kotor
yang lebih tinggi disbanding LIFO karena biaya persediaan yang lebih rendah
dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga pasar terkini. Hal ini
sering dinyatakan segai keuntungan fiktif FIFO karena laba kotor
sebenarnya merupakan penjumlahan dari laba ekonomi dan laba kepemilikan.
Laba ekonomi sesuai dengan jumlah yang terjual dikalikan dengan
selisish antar harga juala dsan biaya penggantian persdiaan seperti dibawah
ini:
Laba ekonomi = 30 unit X ($800-$600) = $6.000
Laba kepemilikan merupakan kenaikan biaya penggantian karena
persediaan telah diperoleh dan sama dengan jumlah unit terjual dikalikan
dengan selisish biaya penggntian terkini dengan biaya perolehan awal, seperti
dibawah ini:
Laba kepemilikan = 30 unit x ($600-$500) = $3.000
15 |Analisis Laporan Keuangan
Dari laba kotor sebesar $9.000, sebesar $3.000 terkait dengan
keuntungan inflasi yang diperoleh perusahaandari pembelian persdiaan masa
lalu.
Laba kepemilikan merupakan fungsi dari perpuratan persediaan –
berapa lama persediaan tersimpan- dan tingkat inflasi. Salah satu masalah
serius adalah bahwa keuntungan ini telah hilang selama beberapa decade
terakhir karena inflasi yang lebih rendah dan pengawasan manajemen atas
kuantitas persediaan melalui proses manufaktur yang lebih baik, serta
pengendalis persdiaan yang lebih baik.pada negara yang tingkat inflasinya
lebih tinggi disbanding Amerika Serikat, keuntungan kepemilikan FIFO masih
menjadi masalah.
b. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Neraca
Pada periode harga meningkat, dan dengan asumsi persediaan belum
melikuidasi laporan persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhitr
pada harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantian.
Sehingga, neraca perusahan yang menggunakan LIFO, tidak secara akurat
mencerminkan investasi lancaryang dimiliki perusahaan dalam persediaan.
c. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Arus Kas
Peningkatan laba ktor dengan metod FIFO juga menyebabkan laba
sebelum pajak yang lebih tinggi, sehingga menimbulkan utang pajak yang
lebih tinggi. Pada periode ini di mana harga meningkat, perusahaan dapat
terjebak pada penguranagan arus kas karena membeyar pajak yang lebih tinggi
dan perlu mengganti persediaan yang terjuala pada biaya penggantianyang
lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pembelian awal.
Salah satu alasan digunakannya LIFO adalah pengurangan kewajiban
pajak pada periode harga meningkat. Namun IRS mengharuskan bahwa
perushaan yang menggunakan LIFO untuk tujuan pajak harus menggunakan
metode ini untuk laporan keuangan. Ini merupakan aturan ketaan LIFO
(LIFO conformity rule).
16 |Analisis Laporan Keuangan
Perusahaan yang menggunakan biaya persediaan LIFO diharuskan
untuk mengungkapkan jumlah yang akan dilaporkan jika perusahaan
menggunakan metode FIFO. Selisish anatar kdua metode ini dinamankan
cadangan LIFO. Hal ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah yang akan
memengaruhi arus kas kumulatif maupun periode berjalan karena penggunaan
LIFO.
d. Masalah Penilaian Persediaan Lainnya
Likuidasi LIFO. Perusahaan diwajibkan mencatat setiap tingkat biaya
sebagai kelompok npersediaan terpisah. Untuk biaya persediaan LIFO,
persediaan akhir diloaporkan pada biaya pembelian terdahilu yang dapat lebih
rendah atau lebih tinggi secara signifikandari buaya saat ini. Pada periode
harga meningkat pengurangan kuantitas masalah disebut sebagai likuidasi
LIFO menghasilkan peningkqatan pada laba kotor seperti penggunaan pada
biaya persediaan FIFObegitu juga sebaliknya. Dampak likuidasi LIFO dapat
dilihat pada catatan kaki persediaan laporan tahunan. Perusahaan
mengindikasikan bahwa pengurangan kuantitas persediaan menyebabkan
penjualan barang yang dicatat dengan biaya masa lalu yang berbeda dengan
biaya sekarang. Seorang anslisi LIFO harus hati-hati terhadap dampak
likuidasi LIFO pada profitabilitas.
Penyajian Kembali (Restatement) Analisis Dari LIFO ke
FIFO. Metode LIFO merupakan metide yang diharapkan oleh penganalisis,
karena laporan laba rugi tidak membutuhkan penyesuaian besar disebabakan
harga pokok penjualan telah mendekati biaya terkini. Namun metode ini
menyebabkan persediaan neraca tidak mencerminkan harga saat ini-sering kali
dinyatakan lebih rendah. Hal ini dapat mengurangi kegunaan berbagai
pengukuran seperti rasio lancar atau rasio perputaran persediaan. Hal ini
menyebabakan kemampuan perusahaan dalam memebayar utang terlalau
rendah, perputara persediaan terlalau tinggi. Untuk mengatasinya, dapat
menggunakan teknik analisis untuk menyesuaikan LIFO agar lebih mendekati
situasi performa dengan mengasumsikan FIFO.
17 |Analisis Laporan Keuangan
Penyesuaian neraca dimungkinkan jika perusahaan mengungkapakan
selisish lebih biaya kini atas persediaan yang dihitung dengan LIFO, atau
cadanagn LIFO. Maka diperlukan tiga penyesuain berikut :
1.Persdiaan = persediaan yang dilaporkan berdasarkan LIFO + cadanganLIFO
2. Pertambahan kewajiban pajak tengguhan sebesar: (cadangan LIFO X tariff
pajak)
3.Saldo laba = saldo laba yang dilaporkan +[cadangan LIFO x (1-tarif pajak)
Umunnya saat harga meningkat, laba LIFO lebih kecil pada laba FIFO.
Namun, dampak bersih dari penyajian kembali pada tahun manapun tegantung
oada dampak kombinasi dari perubahan persediaan awal dan akhir serta factor
lain termasuk likuidasi lapisan LIFO.
Penyajian Kembali (Restatement) Analisis Dari FIFO ke
LIFO. Penyesuaian ini membutuhkan asumsi penting sehingga bisa
menimbulkan kesalahan. Laba LIFO mencakup laba kepemilikan atas
persediaan awal. Terdapat manfaat untuk menghitung persediaan awal
(PAFIFO) x tingkat inflasi untuk lini persediaan tertentu yang dimiliki
perusahaan:
HPPLIFO = HPPFIFO + (PAFIFO x r), dengan r sebagai tingkat inflasi.
Perhatikan bahwa r, bukan m,erupakan tingkat inflasi umum seperti
IHK atau IHP. Indeks ini merupakan inflasi yang terkait dengan lini
persediaan tertentu yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan memiliki
beberapa lini produk, indeks prodeuksinya harus diestimasi secara terpisah.
Jika r bukan buka tungkat inflasi pada umumnya seperti CPI tau IHP, dan
dimaksud adalah indeks inflasi sehubungan dengan lini persediaan tertentu
yang dimiliki perusahaan.Dalam hal ini perusahaan mempunyai berapa lini
produk, secara teori, tiap lini tersebutharus diestimasi secara terpisah.
Estimasi r dapat menggunakan angka yang dikeluarkan opelh
departemen perdagangan untuk industriu kusus perusahaan. Selain itu jika
perusahaan menjalankan usaha erdasarkan komuditas dapat digunakan dengan
asumsi bahwa komponen biaya biaya persediaan lain berubah secara
18 |Analisis Laporan Keuangan
proporsional terhadap bahan bakunya. Analisis juga dapat menggunakan
tingkat inflsi perusahaan pesaing. Jika perusahaan dengan lini produk serupa
menggunakan biaya persediaan LIFO, tingkat inflasi dapat diestimasi sebesar
peningkatan cadangan LIFO : persediaan perusahaan pesaing erdasarkan FIFO
pada akhir periode lalu sebagai berikut :
R = perubahan cadangan LIFO
Persediaan FIFO dari akhir periode lalu
e. Biaya Persediaan Perusahaan Manufaktur dan Dampak Peningkatan
Produksi
Biaya manufaktur terdiri atas tiga komponen :
1. Bahan baku atau bahan mentah – biaya dari bahan dasar yang
digunakan untuk membuat produk.
2. Tenaga kerja – biaya tenaga langsng yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan produk jadi.
3. Overhead – biaya tidak langsung pada prises manufaktur.
Overhead sering kali merupakan komponen biaya produk terbesar dan
paling sulit diukur untuk tingkat produksi. Total overhead harus dialokasikan
pada seluruh hasil produksi. Analisi biaya ini harus waspada bahwa alokasi
biaya overheadbukan merupakan ilmu pasti dan sangat tergantung pada
asumsi yang digunakan. Jika peningkatan pada tingkat produksi menyebabkan
persediaan akhir meningkat, lebih banyak viaya overhead yang tinggal
dineraca dan profitabilitas meningkat. Kemudian saat kuantitas persediaan
menurun, laporan laba rugi tidak hanya terbebano niaya overhead periode
berjalan tetapi juga biaya overhead perode sebelumnya yang berasal dari
persediaan tahun berjalan, karenanaya laba menjadi turun. Oleh karena itu
analisi harus waspada terhadap dampak perubahan tingkat prduksi terhadap
laba yang dilaporkan
19 |Analisis Laporan Keuangan
f. Biaya Perolehan atau Nilai Pasar, Mana yang Lebih Rendah
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau valuasi adalah
menilai pada biaya perolehan atau nilai pasar, dinilai dari mana yang lebih
rendah (lower of cost or market- LOCOM). Nilai atau harga pasar (market)
dijabarkan sebagai biaya penggantian terkini melalui pembelian atau
reproduksi. Meskipun begitu, nilai pasar tidak boleh melebihi nilai realisasi
bersih atau kurang dari nilai realisasi bersih setelah dikurangi margin
keuntungan normal. Batas atas nilai pasar, atau nilai realisasi bersih,
mencerminkan biaya oenyelesaian dan penyerahan yang terkait dengan
penjualan barang. Batas bawah memastikan bahwa jika nilai
persediaan diturunkan dari biaya perolehan awal menjadi nilai pasar, angka
penurunan yang terjadi telah mencakuo realisasi laba kotor normal atas
penjualan ayng akan dilakukan.
Biaya (cost) merpakan biaya perolehan persediaan. Biaya ini dihitung
dengan salah satu dari metode biaya persediaan. Misalnya, FIFO, LIFO, atau
Biaya Rata-rata. Analisis persediaan kita harus memperhatikan dampak aturan
LOCOM. Saat harga meningkat, aturan ini cenderung menilai persediaan
terlalu rendah tanpa memperhatikan pilihan metode biaya persediaan. Hal ini
akan menekan rasio lancar. Dalam praktik, beberapa perusahaan dengan
sukarela mengungkapkan biaya persediaan terkini, biasanya pada catatan.
C. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG
Aset jangka panjang metupakan aset yuang digunakan untuk menghasilkan
penghasilan operasi atau mengurangi biaya operasi untuk lebih dari satu periode.
Asset jangka panjang yang paling umum adalah asset tetap berwujudseperti
bangunan, pabrik dan peralatan. Aset jangka panjang juga mencakup aset tak
berwujud seperti hak paten, merk dagang, copyright, dan goodwill.
20 |Analisis Laporan Keuangan
3.1 Akuntansi Aset Jangka Panjang
a. Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai
Proses akuntansi aset jangka panjang mencakup tiga aktivitas terpisah,
diantaranya kapitalisasi, alokasi, dan penurunan nilai. Kapitalisasi (capitalization)
merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode berjalan, tetapi
manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode di masa depan.
Kapitalisasi ini yang menciptakan akun asset.
Alokasi (allocation) merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (aset)
secara periodic sepanjang satu atau lebih periode amnfaat yang diharapkan. Proses
alokasi ini dinamakna penyusutan untuk asset berwujud, amortisasi untuk asset tak
berwujud, dan deplesi untuk sumber daya alam. Penurunan nilai (impairment)
merupakan proses penurunan nilai buku asset saat arus kas yang diharapkan tidak lagi
cukup untuk menutupi biaya tersisa yan masih tercatat pada neraca.
Kapitalisasi Aset jangka panjang diciptakan melalui proses kapitalisasi.
Kapitalisasi berarti menempatkan aset di neraca, bukan membebankan biayanya
dilaporan laba rugi. Untuk aset berwujud (hard asset) seperti Plant Property and
Equiptment (PPE), aset dicatat sesuai nilai perolehan. Sedangkan untuk aset tak
berwujud (soft asset) seperti litbang, iklan, biaya upah, kapitalisasi lebih bermasalah.
Semua aset ini tidak menghasilkan keuntugan di masa depan, meskipun dapat
ditempakan sebagai aset. Konsekuensinya, biaya aset tidak berwujud segera
dibiayakan dan tidak dicatat pada neraca.
Alokasi merupakan pembebanan biaya aset secara periodik sepanjang periode
manfaat yang diharapkan. Alokasi biaya disebut penyusutan (depreciation) jika terkait
dengan aset tetap, amortisasi (amortization) jika digunakan untuk aset tak berwujud,
dan deplesi (depletion) untuk sumber daya alam, ketiga istilah tersebut mengacu pada
alokasi. Alokasi biaya meruoakan proses untuk mengaitkan biaya aset dengan
manfaatnya dan bukan merupakan proses valuasi. Nilai tercatat aset (niali kapitalisasi
dikurangi alokasi biaya kumulatif) tidak perlu mencerminkan nilai wajar.
Tiga faktor ayng menentukan nilai alokasi biaya, yaitu periode manfaat, nilai
sisa, dan metode alokasi.
Penurunan Nilai (Impairment) Jika arus kas yang diharapkan (tidak
didiskonto) lebih kecil disbanding dengan nilai tercatat aset (biaya dikurangi
akumulasi penyusutan), aset perlu diturunkan nilainya dan dinyatakan sebesar nilai
21 |Analisis Laporan Keuangan
pasar wajar (jumlah diskonto taksiran arus kas). Dampaknya adalah untuk
mengurangi nilai tercatat aset pada neraca dan mengurangi profitabilitas sebesar
jumlah yang sama.
Ada dua distorsi terkait dengan penurunan aset, yaitu.
a. Bias konservatif mendistorsi valuasi aset jangka panjang karena nilai aset
dapat diturunkan namun tidak dapat dinaikkan
b.Pengakuan penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang
mendistorsi laba bersih sementara berpotensi untuk meningkatkan kegunaan
nilai aset pada neraca.
3.2 Kapitalisasi Versus Pembebanan
Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Rasio
Kapitalisasi merupakan bagian penting dari akuntansi modern. Kapitalisasi
mempengaruhi baik laporan keuangan maupun rasionya. Kapitalisasi juga
membuat laba menjadi lebih unggul dibandingkan arus kas sebagai pengukuran
kinerja keuangan.
Dampak Kapitalisai terhadap Laba
Kapitalisasi memiliki dua dampak terhadap laba. Pertama, kapitalisasi
menangguhkan pengakuan biaya. Sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi
selama periode akuisisi namun laba yang rendah pada periode berikutnya jika
dibandingkan dengan pembebanan biaya. Kedua, kapitalisasi menghasilkan
serial perataan laba.
Dampak kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi
Kapitalisasi mempengaruhi laba maupun basis investasi dari rasio tingkat
pengembalian investasi. Sebaliknya, membebankan biaya aset menghasilkan
basis investasi yang lebih rendah dan meningkatkan fliuktuasi laba. Peningkatan
fliktuasi laba diperbesar dengan digunakannya basis investasi, ayng mengarah
pada rasio tingkat pemgembalian yang lebih berfliktuasi dan kurang bermanfaat.
Pembebanan juga menghasilkan bias terhadap pengukuran laba, karena laba
dinyatakan terlalu rendah pada tahun akuisisi dan terlalu tinggi pada tahun-tahun
berikutnya.
22 |Analisis Laporan Keuangan
Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas
Biaya aset secara langsung, rasio solvabilitas, seperti rasio utang terhadap
ekuitasmencerminkan kondisi perusahaan yang lebih buruk dari kondisi
sebenarnya. Hal ini terjadi karena pembebanan biaya langsung menyebabkan
ekuitas dinyatakan terlalu rendah untuk perusahaan yang memiliki aset
produktif.
Dampak Kapitalisasi terhadap arus Kas Operasi
Ketika biaya aset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas
keluar aktivitas operasi. Sebaliknya, jika aset dikapitalisasi, biaya ini dilaporkan
sebagai arus kas keluar aktivitas investasi. Hal ini berarti pembebanan langsung
biaya aset akan menyatakan arus kas keluar operasi yang terlalu tinggi dan arus
kas keluar investasi terlalu rendah pada tahun akuisisi dibandingkan degngan
kapitalisasui biaya.
D. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM
Properti, pabrik, dan peralatan (atau aset tetap) merupakan aset berwujud tak
lancar yang digunakan dalam proses menafkur, penjualan, atau jasa untuk menhasilkan
pendapat dan arus kas selama lebih dari satu periode. Oleh karena itu, aset ini memiliki
periode manfaat yang diharapkan (masa manfaat) yang meliputi lebih dari satu periode.
Aset ini diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas operasi dan bukan untuk dijual
pada aktivitas usaha biasa. Nilai atau potensi jasa yang dimiliki akan berkurang karena
digunakan, dan aset ini biasanya merupakan aset operasi yang terbesar. Properti terkait
dengan biaya real estat: pabrik mengacu pada bangunan dan struktur operasi: dan
peralatan mengacu pada mesin yang digunakan dalam operasi. Properti, pabrik, dan
peralatan disebut juga aset produktif, aset model, dan aset tetap.
4.1 Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam
Bagian ini mendiskripsikan penilaian aset dan sumber daya alam.
a. Menilai Properti, Pabrik, dan Peraalatan
Biaya ini mencakup beban apapun yang diperlukan agar aset tersebut
berada dalam lokasi dan kondisi siap digunakan atau siap memberikan jasa
seperti baiya angkut, instalasi, pajak, dan biaya pemasangan (set up). Seluruh
23 |Analisis Laporan Keuangan
biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset. Alasan
digunakan biaya historis terutama sehubungan dengan objektivitasnya.
Penilaian aset tetap dengan biaya historis, jika diterapkan secara konsisten,
biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius. Bagian ini akan
mempertimbangkan beberapa masalah khisus yang akan terjadi saat menilai
aset.
b. Menilai Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang digunakan disebut aset yang dihabiskan
(wasting asset), merupakan hak untuk mengambil atau mengonsumsi sumber
daya alam.Juga sering kali terdapat biaya cukup tinggi untuk menemukan
sumber daya yang dikapitalisasi dalam neraca, dan biaya ini langsung
dibebankan saat sumber daya tersebut kemudian dipindahkan, dikonsumsi,
atau dijual. Perusahaan biasanya mengalikasikan biaya sumber daya alam pada
jumlah estimasi unit cadang yang tersedia.
c. Penyusutan
Prinsip dasar penyusutan laba adalah , laba yang mendapatkan manfaat
dari penggunaan aset jangka panjang, harus menanggung bagian proporsional
dan biaya aset tersebut. Penyusutan merupakan alikasi biaya bangunan dan
peralatan (tanah tidak disusutkan) sepanjang masa manfaatnya.
Meskipun penambahan kembali dalam laporan arus kas atau nenan non
kas, penyusutan tidak menghasilkan dana bagi penggantian aset. Hal ini
merupakan kesalahan konseo yang umum terjadi. Pendanaan dari biaya modal
dicapai melalui kegiatan arus kas operasi maupun pendanaan.
c.1 Tingkat Penyusutan
Tingkat penyusutan tergantung pada dua faktor , masa manfaat
dan metode alokasi.
Umur masa manfaat. Kerusakan fisik merupakan faktor penting yang
membatasi masa manfaat, dan hamper seluruh aset mengalaminya. Frekuensi
dan kualitas pemeliharaan mempengaruhi kerusakan fisik. Pemeliharaan dapat
memperpanjang masa manfaat namun tidak bisa membuat masa manfaat
menjadi takterbatas. Faktor pembatas lainnya adalah keusangan, yang
24 |Analisis Laporan Keuangan
mengurangi masa manfaat melalui perkembangan teknologi, pola konsumsi
dan kekuatan ekonomi. Keusangan bisa terjadi jika perkembangan teknologi
membuat aset menjadi tidak efisien atau tidak ekonomis sebelum masa
manfaatnya habis.
Metode Alokasi.Keragaman penyusutan secara signifikan disebabkan
oleh metode yang dipilih. Kita akan melihat ada dua jenis metode yang biasa
digunakan, garis lurus dan dipercepat.
1. Garis Lurus. Metode penyusutan garis lurus (straight line)
mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat berdasarkan beban
periodic yang sama. Bangunan dibandingakan untuk mesin dimana
penggunanya merupakan faktor yang lebih penting. Penentu
penyusutan lain, keusangan, tidak selalu terjadi seragam sepanjang
waktu. Namun karena tidak adanya informasi mengenai tingkat
penyusutan yang mungkin, metode garis lurus memiliki
keunggulan karena sederhana. Karakteristik ini, memungkinkan
yang menjadikan metode ini popular, diandingkan karakteristik
lainnya.
Analisis kita harus mewaspadai kelemahan konseptual
penyusutan garis lurus. Penyusutan garis lurus secara implist
mengasumsikan bahwa penyusutan pada tahun-tahun awal sama
dengan tahun berikutnya saat mungkin aset telah kurang efisien
dan membutuhkan pemeliharaan yang lebih tinggi.Penyusutan
garis lurus menghasilkan bias yang makin besar pada pola tingkat
pengambilan aset sepanjang waktu.
Meskipun biaya pemeliharaan dapat menurunkan laba sebeum
penyusutan, biaya ini tidak menghilangkan dampak meningkatnya
pengembalian seiring waktu. Tentunya, peningkatan aset yang
sudah tua tidak tercermin pada sebagian besar perusahaan.
2. Dipercepat.Metode penyusutan yang dipercepat (acceleranted)
mengalokasikan biaya aset sepanjang masa manfaat dengan pola
yang semakin menurun. Penggunaan metode ini didukung oleh
penerimaan dan interval Revenue Code. Daya penarik metode ini
untuk tujuan pajak adalah percepatan alokasi biaya dan berikut
penangguhan laba kena pajak. Semakin cepat aset dihapuskan
25 |Analisis Laporan Keuangan
untuk tujuan pajak semakin besar penangguhan pajak untuk masa
depan, dan semakin banyak dana yang tersedia lagsung untuk
operasi. Konsep yang mendukung metode dipercepat adalah
padangan bahw beban penyusutan yang semakin kecil sepanjang
waktu merupakan kompensasi atas (1) peningkatan biaya
perbaikan dan perawatan, (2) penurunan pendapatan dan efisiensi
operasi, serta (3) peningkatan ketidakpastian pendapatan atas aset
berumur di masa depan (karena keusangannya).
3. Khusus. Metode penyusutan khusus ditentukan pada industrui
tertentu seperti baja dan mesin berat. Persamaan metode ini adalah
dikaitkannya beban penyusutan pada aktivitas penggunaan asset.
Jika metode aktivitas atau yang biasa juga disebut sebagai metode
unit produksi dietapkan, perlu menelaah estimasi masa manfaat
secara periodic.
c.2 Deplesi
Deplesi merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan
tingkat pemungutan. Deplesiasi tergantung pada produksi, menghasilkan
lebih banyak produksi berarti mengeluarkan biaya deplesi yang lebih pula.
c.3 Penurunan Nilai
Bangunan dan sumber daya alam biasanya dusustkan selama masa
manfaat berdasarkan prinsip alokasi dengan tujuan penentuan laba. Nilai
yang terbawa dari asset yang disusutkan tidak dirancang untyuk
merefleksikan nilai sekarang dari asset. Meskipun dengan konservativ,
akuntansi seringkali melakukan refleksi nilai, dengan menurunkan nilai
pada neraca (write down) untuk merefleksikan nilai saat ini. saat Ini
akuntansi tidak memperbolehkan menuliskan nilai asset untuk
merefleksikan nilai pasar.
26 |Analisis Laporan Keuangan
4.2 Menganalisis Asset Tetap Dan Sumber Daya Alam
Valuais asset tetap dan sumberdaya alam menekankan objektivitas biaya
historis. Namun, biaya historis tidak relevan dalam menilai asset pengganti. Juga
biaya ini tidak dapat dibandingkan untuk beberapa lapiran keuangan perusahaan,
dan tidak terlalu bermanfaat untuk mengukur biaya kesempatan atau dalam
menilai kegunaan alternative dana. Dalam periode tingkat dana meningkat, biaya
histori mencerminkan daya beli yang bebeda.
Penilaian nilai asset tetap menjadi sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan
dalam akuntansi. Namun, konservatismen mengizinkan adanya oenghapusan nilai
karena penurunan nilai yang permanen. Penurunana nilai menghilangkan beban
yang terkait dengan aktivitas operasi pada periode masa depan.
Aturan akuntansi untuk menurunkan nilai asset jangka panjang mewajibkan
perusahaan untuk secara berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi yang
merupakan penurunan nilai. Penurunan asset setelahnya dapat mendistorsi hasil
yang dilaporkan. Jika taksiran arus kas tidak lebih kecil dari nilai yang tercatat
asset, maka nilai asset diturunkan. Kerugian penurunan nilai dihitung sebagai
selisish nilai tercatat asset dengn nilai wajarnya.
a. Menganalisis Penyusutan Dan Deplesi
Sebagaian besar perusahaan menggunakan aset produktf jangka
panjang pada aktivitas operasi mereka, dan penyusutan merupakan beban
utama. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah adanya
revisi masa manfaat asset.
Biasanya tidk adan pengungkapan mengenai hungun antar tingkat
penyusutan dan ukuran kelompok asset, maupun antara tingkat tersebut dan
metode akuntansi. Tantangan lain bagi analisis ini berasal dari perbedaan
metode alokasi yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan tujuan pajak.
Tiga kemungkinan yang umum adalah:
1. Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun
tujuan pajak
2. Penggunaan garis lurus untuk lapiran keuangan dan metode
dipercepat untuk pajak. Dampak pajak menguntungkan berasal dari
27 |Analisis Laporan Keuangan
penangguhan pembayaran pajak yang menghasilkan penggunaan
dana gratis.
3. Penggunaan metode dipercepat baik untuk pelaporan keuangan
maupun tujuan pajak. Hal ini mengakibatkan penyusustan yang
lebih tinggi pada tahun-tahun awal, yang dapat diperpanjang
selama beberapa tahun bagi perusahaan yang sedang ekspansi.
Meskipun terdapat kelemanahan, informasi penyusustan tidak boleh
diabaikan. Kesalahan konsep lain dalam penyerdehanaan arus kas adalah
bahwa penyusutan hanya meruoakan beban tata buku dan berbed dari beban
lain seperti tenaga kerja dan bahan baku, oleh karena itu, boleh dikeluarkan
dan dianggap tidak sepenting beban lainnya.
Menganalisa penyusustan memebutuhkan evaluasi
kelayakan. Evaluasi ini dapat menggunakan pengukuran seperti rasio
penyusutan terhadap asset total atau penyusustan terhadap faktir yang terkait
dengan ukuran lainnya. Terdapat beberapa pengukuran yang terkait dengan
umur asset tetap yang berguna untuk membandingkan kebijakan penyusustan
antar periode dan antar perusahaan diantaranya Rata-rata jangkauan total,
umur rata-rata dan umur sisa rata-rata.
Pengukuran tersebut memberikan estimasi yang layak untuk
perusahaan yang menggunakan oenyusustan garis lurus tetapi tidak terlalau
bermanfaat bagi perusahaan yang menggunakan metode dipercepat.
Pengukuran lain yang sering digunakan dalam analisis ini adalah :
Rata-rata jangkauan waktu total = umur rata-rata + umur sisa rata-rata
Tiap pengukuran dapat memebantu menilai kebijakan dan keputusan
penyusustan sepanjang waktu. Umur rata-rata bagunan dan perlengkapan
berguna untuk mengevaluasi bebrapa factor seperti margin laba dan
persyaratan pendanaan masa depan.
b. Analisis Penurunan Nilai
Tiga masalah analis yang timbul dari penurunan nilai adalah evaluasi
kelayakan jumlah penurunan nilai, evaluasi kelayakan waktu penurunan nilai,
dan analisis efek penurunan nilai terhadap laba.
28 |Analisis Laporan Keuangan
Evaluasi waktu penurunan asset juga cukup penting dan merupaka
tugas analis tersulit. Pertama perlu melakukan identifikasi asset yang
diklasifikasikan akan turun, kemudian mengukur presentase asset yang
dihapus dan evaluasi apakah nilai penghapusan layak atau tidak untuk kelas
asset yang bersangkutan. Jika penghapusa terjadi, akibat kelemahan industry
secara keseluruhan maka nakan sengan bermanfaat apabila membandingkan
prosentase penghapusan yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan
lain di dalam industri yang sama.
E. ASET TAK BERWUJUD
Asset tidak berwujud merupakan hak, istimewa, dan manfaat kepemilikan atau
pengendalian.. Dengan karakteristik umum tingginya ketidak pastian masa manfaat
dan tidak adanya wujud fisik. Asset tidak berwujud sering kali tidak dapat dipisahkan
dari suatu perusahaan atau segmennya, masa manfaat yang tidak terhingga, dan
mengalami perubahan penilaian yang besar karena kondisi yang kompetitif.
Terdapat berbedaan penting antar akuntansi asset berwujid dan tak berwujud. Jika
perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja untuk menciptakan asset
berwujud, perusahaan akan mengkapitalisasi biaya dan menyusutkannya sepanjang
masa manfaat. Sebaliknya jika perusahaan menghabisankan uang untuk mengiklankan
suatu produk atau melatih agen penjualan perusahaan tidak dapat menkapitalisasi
biaya ini meskipun terdapat manfaat masa depan.
5.1 Akuntansi Aset Tak Berwujud
a. Asset tak berwujud yang dapat diidentifiksikan merupaka asset tak
berwujud yang dapat diindenifikasi terpisah dan dikaitkan dengan
hak tertentu atau keistimewaaan selama periode manfaat yang terbatas.
b. asset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan merupakan asset
yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat
diidentifikasikan dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga.
Misalnya good will, perusahaan harus membebankan biaya pengembangan,
29 |Analisis Laporan Keuangan
pemeliharaan dan pemulihan asset tak berwujud saat terjadnya,
kecuali goodwill.
5.2 Analisis Aset Tak Berwujud
Saat kapitalisasi biaya asset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat
diidentifikasi, biaya tersebut selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode
masa manfaat asset. Jangka masa manfaat tergantung pada dari jenis, kondisi
permintaan, situasi kompetitif, hokum, kontrak, aturan atau batasan ekonomis
lainnya. Misalnya, hak paten merupakan hak eksekutif yang diberikan pemerintah
kepada investor selama periode tertentu.
5.3 Goodwill ( Menganalisis Aset Tak Berwujud )
Analisis sering kali mencurigai asset tak berwujud saat menilai laporan
keuangan. Asset tak berwujud sering kali merupakan salah satu asset berharga
yang dimiliki perusahaan dan sering kali terjadi kesa;ahan penilaian yang serius.
Misalnya, good will dicatat hanya oada saat akuisisi, sebagian besar good
will mungkin terdapat pada neraca. Namun, sering kali good will tercermin dalam
kelebihan laba. Jika kelebihan laba tidak terbukti, maka good will aik dibeli
maupun tidak, hanyalah bernilai kecil atau bahkan tidak bernilai.
Dalam menganalisis asset tidak berwujud, diperlukan suatu estimasi sendiri
mengenai penilaian asset. Analisis juga harus waspada terhadap komposisi,
penilaian, dan di posisi good will.Good will dihapus jika klebihan laba mendasari
eksistensinya tidak ada lagi.
5.4 Aset Tak Berwujud Tak Tercatat Dan Kontijensi
Salah satu asset penting dalam kategori ini adalah good will yang diciptakan
secara internal. Pengeluaran untuk menciptakan good will sering kali diebankan
saat terjadinya. Jika good will diciptakan dan dapat dijual dan menghasilkan laba
yang lebih besar, laba saat ini terlalu rendah karena pembebanan penegmbangan.
Salah satu asset tak tercatat yang terkait dengan pembebanan yang terkait dengan
elemen jasa atau ide. Sebagai contoh adalah program televises yang dicatat
sebesar biaya tersembunyi untuk menghasilkan penghasilan lisensi yang bernilai
jutaan.
30 |Analisis Laporan Keuangan
BAB III
K E S I M P U L A N
31 |Analisis Laporan Keuangan
DAFTAR PUSTAKA
Subramanyam K.R dan Wild, J.J; 2010, Analisi Laporan Keuangan Jilid 1. Jakarta:
Salemba Empat

More Related Content

What's hot

Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1
iyandri tiluk wahyono
 
Bab 10 aset tetap I
Bab 10 aset tetap IBab 10 aset tetap I
Bab 10 aset tetap IAmrul Rizal
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
chikma jaoharah
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura
 
Laporan Keuangan Publik
Laporan Keuangan PublikLaporan Keuangan Publik
Laporan Keuangan Publik
Sujatmiko Wibowo
 
analisis laporan keuangan
analisis laporan keuangananalisis laporan keuangan
analisis laporan keuanganAmrul Rizal
 
Akuntansi Pensiun
Akuntansi PensiunAkuntansi Pensiun
Akuntansi Pensiun
Rizaldi Al Hazmi
 
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesiaKieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
Fina Sari
 
Bab i spm
Bab i spmBab i spm
Bab i spm
Reza Afiana
 
solusi manual advanced acc zy Chap005
solusi manual advanced acc zy Chap005solusi manual advanced acc zy Chap005
solusi manual advanced acc zy Chap005Suzie Lestari
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
maritahardi
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAdi Jauhari
 
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 bObligasi konversi akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 b
Futurum2
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Nony Saraswati Gendis
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
rusdiman1
 
Akuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional pptAkuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional pptAmrul Rizal
 
Analisis Laporan Arus Kas
Analisis Laporan Arus KasAnalisis Laporan Arus Kas
Analisis Laporan Arus Kasaikinou
 
C -15 INDO INTERMEDIATE 2
C -15  INDO INTERMEDIATE 2C -15  INDO INTERMEDIATE 2
C -15 INDO INTERMEDIATE 2
rohima _yesung
 
Analisis Laporan Keuangan Internasional
Analisis Laporan Keuangan InternasionalAnalisis Laporan Keuangan Internasional
Analisis Laporan Keuangan Internasional
Yorim N. Lasboi
 
Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
Rizkaawalia Mustakim
 

What's hot (20)

Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1
 
Bab 10 aset tetap I
Bab 10 aset tetap IBab 10 aset tetap I
Bab 10 aset tetap I
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
Laporan Keuangan Publik
Laporan Keuangan PublikLaporan Keuangan Publik
Laporan Keuangan Publik
 
analisis laporan keuangan
analisis laporan keuangananalisis laporan keuangan
analisis laporan keuangan
 
Akuntansi Pensiun
Akuntansi PensiunAkuntansi Pensiun
Akuntansi Pensiun
 
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesiaKieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
Kieso ifrs ch16 - ifrs (eps) indonesia
 
Bab i spm
Bab i spmBab i spm
Bab i spm
 
solusi manual advanced acc zy Chap005
solusi manual advanced acc zy Chap005solusi manual advanced acc zy Chap005
solusi manual advanced acc zy Chap005
 
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuhKonsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
Konsolidasi pada anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 bObligasi konversi akuntansi bagian 2 b
Obligasi konversi akuntansi bagian 2 b
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Akuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional pptAkuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional ppt
 
Analisis Laporan Arus Kas
Analisis Laporan Arus KasAnalisis Laporan Arus Kas
Analisis Laporan Arus Kas
 
C -15 INDO INTERMEDIATE 2
C -15  INDO INTERMEDIATE 2C -15  INDO INTERMEDIATE 2
C -15 INDO INTERMEDIATE 2
 
Analisis Laporan Keuangan Internasional
Analisis Laporan Keuangan InternasionalAnalisis Laporan Keuangan Internasional
Analisis Laporan Keuangan Internasional
 
Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
 

Similar to Analisis aktivitas investasi

Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan ikhwaniskandar
 
Uang dan Bank
Uang dan BankUang dan Bank
Uang dan Bank
Thufailah Mujahidah
 
CASH FLOW
CASH FLOWCASH FLOW
CASH FLOW
Fernando Pradita
 
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
Mutee28
 
documentasi.pdf sebagai makala kelas untuk kawan
documentasi.pdf sebagai makala kelas untuk kawandocumentasi.pdf sebagai makala kelas untuk kawan
documentasi.pdf sebagai makala kelas untuk kawan
adilmkr83
 
Proposal makalah ilmiah
Proposal makalah ilmiahProposal makalah ilmiah
Proposal makalah ilmiahfachriyah
 
PERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptxPERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptx
ssuser31763d1
 
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11Sidik Abdullah
 
tugas 4
tugas 4tugas 4
tugas 4
sindyfauziah
 
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnisKelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
YosaniaWidiAgustin
 
Resume makalah uts nur fuji astuti 11011700273 copy
Resume makalah uts nur fuji astuti 11011700273   copyResume makalah uts nur fuji astuti 11011700273   copy
Resume makalah uts nur fuji astuti 11011700273 copy
nurfujiastuti1
 
Makalah manajemen
Makalah manajemenMakalah manajemen
Makalah manajemen
roji muhidin
 
Makalah Manajemen Keuangan 1
Makalah Manajemen Keuangan 1Makalah Manajemen Keuangan 1
Makalah Manajemen Keuangan 1
FacturrochmanAlAziz
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Ummah Sadiyah
 
Diktat manajemen investasi
Diktat manajemen investasiDiktat manajemen investasi
Diktat manajemen investasi
Dimasrestu Kunarseto
 
Akuntansi keuangan menengah_i
Akuntansi keuangan menengah_iAkuntansi keuangan menengah_i
Akuntansi keuangan menengah_i
Benny Benny
 
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal BorrowingStudi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Badan Kebijakan Fiskal
 

Similar to Analisis aktivitas investasi (20)

Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan Analisa Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan
 
Uang dan Bank
Uang dan BankUang dan Bank
Uang dan Bank
 
CASH FLOW
CASH FLOWCASH FLOW
CASH FLOW
 
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
2. Laporan Keuangan Tgl. 14-9-22.pptx
 
documentasi.pdf sebagai makala kelas untuk kawan
documentasi.pdf sebagai makala kelas untuk kawandocumentasi.pdf sebagai makala kelas untuk kawan
documentasi.pdf sebagai makala kelas untuk kawan
 
Proposal makalah ilmiah
Proposal makalah ilmiahProposal makalah ilmiah
Proposal makalah ilmiah
 
PERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptxPERTEMUAN 1.pptx
PERTEMUAN 1.pptx
 
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
Auditing bahan kuliah revisi 10mei11
 
tugas 4
tugas 4tugas 4
tugas 4
 
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnisKelompok 1 aspek keuangan  kelayakan bisnis
Kelompok 1 aspek keuangan kelayakan bisnis
 
makalah madya
makalah madyamakalah madya
makalah madya
 
Resume makalah uts nur fuji astuti 11011700273 copy
Resume makalah uts nur fuji astuti 11011700273   copyResume makalah uts nur fuji astuti 11011700273   copy
Resume makalah uts nur fuji astuti 11011700273 copy
 
Spm bab 5 pusat investasi
Spm bab 5 pusat investasiSpm bab 5 pusat investasi
Spm bab 5 pusat investasi
 
Makalah manajemen
Makalah manajemenMakalah manajemen
Makalah manajemen
 
Akuntansi keuangan 1
Akuntansi keuangan 1Akuntansi keuangan 1
Akuntansi keuangan 1
 
Makalah Manajemen Keuangan 1
Makalah Manajemen Keuangan 1Makalah Manajemen Keuangan 1
Makalah Manajemen Keuangan 1
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
 
Diktat manajemen investasi
Diktat manajemen investasiDiktat manajemen investasi
Diktat manajemen investasi
 
Akuntansi keuangan menengah_i
Akuntansi keuangan menengah_iAkuntansi keuangan menengah_i
Akuntansi keuangan menengah_i
 
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal BorrowingStudi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
 

Recently uploaded

Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
FachrulAchast
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (18)

Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di IndonesiaPenghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Indonesia
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 

Analisis aktivitas investasi

  • 1. “ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI” Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Disusun Oleh: (12.401.008) RABIATUL ADAWIAH (12.401.013) UFTHI AULIA MAINGAK (12.401.051) DEVI CLARA (12.401.071) HUDSAIFAH ABD. YAMAN (12.401.092) AHMAD REINALDI (12.401.195) FADEL RAHMAN (12.401.219) KASMIRAWATI KELOMPOK 3 Kelas: AK.5.1 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG 2014
  • 2. 2 |Analisis Laporan Keuangan KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalh ini yang berjudul: “ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI” Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan berbagai pihak lain untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa proses penyusunan dalam penyelesaian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini dan juga dalam penyelesaian tugas-tugas serta makalah berikutnya. Kami sebagai penyusun makalah ini yang berkaitan dengan analisis aktivitas investasi, berharap dapat berguna dikemudian hari. Penulis Kelompok 3
  • 3. 3 |Analisis Laporan Keuangan DAFTAR ISI Sampul Depan.................................................................................................................... 1 Kata Pengantar.................................................................................................................. 2 Daftar Isi............................................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 5 B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6 C. Tujuan Analisis ......................................................................................................... 6 BAB II PEMBAHASAN A. PENGENALAN ASET LANCAR .............................................................................. 7 1.1 Kas Dan Setara Kas ............................................................................................. 7 1.2 Piutang ................................................................................................................ 8 1.3 Beban Dibayar Dimuka ......................................................................................... 11 B. P E R S E D I A A N ................................................................................................. 11 2.1 Akuntansi dan Valuansi Persediaan ........................................................................ 11 2.2 Analisis Persediaan ............................................................................................... 14 C. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG ............................................................ 19 3.1 Akuntansi Aset Jangka Panjang ............................................................................. 20 3.2 Kapitalisasi Versus Pembenahan ........................................................................... 21 D. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM .......................................................... 22 4.1 Menilai Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam .......................................................... 22 4.2 Menganalisis Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam .................................................. 26
  • 4. 4 |Analisis Laporan Keuangan E. ASET TAK BERWUJUD .......................................................................................... 28 5.1 Akuntansi Aset Tak Berwujud ............................................................................... 28 5.2 Analisis Aset Tak Berwujud .................................................................................. 29 5.3 Goodwill .............................................................................................................. 29 5.4 Aset Tak Berwujud tak Tercatat dan Kontinjensi ..................................................... 29 BAB III PENUTUP Kesimpulan ..........................................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................31
  • 5. 5 |Analisis Laporan Keuangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Aset merupakan manfaat ekonomi yang diperoleh oleh seseorang atau suatu perusahaan yang dapat digunakan masa mendatang dan merupakan hasil dari kejadian atau transaksi di masa lalu. Aset memiliki sifat sebagai manfaat ekonomi (economic benefits) dan bukan sebagai sumber ekonomi(economic resources). Hal ini dikarenakan manfaat ekonomi tidak membatasi bentuk ataupun jenis dari sumber ekonomi yang dapat dikategorikan sebagai aset. Aset dapat dibagi dalam dua jenis yaitu tangible ( berwujud) dan intangible( tidak berwujud).Asset berwujud yaitu asset yang terlihat fisik aslinya dan asset yang nilainya sesuai dengan wujudnya misalnya bangunan, mesin yang harganya sesuai dengan ongkos pembuatannya (walaupun tanah tidak ada ongkos pembuatannya namun tanah termasuk asset berwujud).Asset tidak berwujud yaitu asset yang tidak terlihat fisik aslinya dan asset yang nilainya tidak sebanding dengan wujud fisiknya misalnya surat berharga saham yang wujud fisiknya hanya secarik kertas yang ongkos pembuatannya relatif murah dan tidak sama dengan nilai atau harga jika secarik kertas tersebut kita jual.
  • 6. 6 |Analisis Laporan Keuangan B. RUMUSAN MASALAH Yang menjadi Rumusan Masalah pada “Analisis Aktivitas Investasi”, yaitu : 1. Apakah yang di maksud dengan Aset LAncar ? 2. Apa sajakah yang termasuk dalam penilaian Persediaan ? 3. Bagaimanakah Pengenalan Aset Jangka Panjang ? 4. Apa sajakah yang termasuk didalam Aset Tetap dan Sumber Daya Alam ? 5. Bagaimanakah Aset Tak Berwujud dalam aktivitas investasi ? C. TUJUAN ANALISIS Tujuan analisis aktivitas investasi pada makalah ini, yaitu sebagai berikut : 1. Mendefinisikan Aset Lancar dan Relevansinya terhadap Analisis. 2. Menjelaskan manajemen Kas dan Implikasinya terhadap Analisis. 3. Menganalisis piutang, pentisishan piutang tak tertagih, dan sekuritasi piutang. 4. Menginterpretasi dampak alternative metode persediaan dalam berbagai kondisi usaha. 5. Menjelaskan konsep asset jangka panjang dan implikasinya terhadap analisis. 6. Menginterpretasi penilaian dan alokasi biaya asset tetap dan sumber daya alam. 7. Mendeskripsikan dan menganalisis asset tak berwujud dan pengungkapannya. 8. Menganalisis laporan keuanagan untuk melihat asset yang tidak tercatat dan aset kontijen.
  • 7. 7 |Analisis Laporan Keuangan BAB II P E M B A H A S A N A. PENGENALAN ASET LANCAR Asset lancar merupakan sumberdaya atau klaim atas sumberdaya yang langsung dapat diubah menjadi kas. Asset lancar adalah adalah asset yang diharapkan akan dijual, ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana yang akan menjadi lebih panjang. Selisish antara asset lancar dengan kewajiban lancar disebut modal kerja. Perusahaan memerlukan modal kerja untuk beroperasi dengan efektif, namun modal kerja mahal karena akan menggunakan investasi yang paling mnguntungkan . banyak perusahaan berusaha meningkatkan profitabilitas dan arus kasnya dengan mengurangi investasi pada asset lancar melalui metode seperti pengelolaan penjaminan kredit dan penagihan yang efektif, serta persediaan tepat waktu. Perusahaan lain berusaha untuk mendanai asset lancara mereka dengan kewajiban lancar, seperti utang dagang, sebagai usaha mengurangi modal kerja. 1.1 Kas Dan Setara Kas Kas merupakan asset yang paling liquid, mencangkup mata uang, deposito dana, money orders dan cek. Sedangkan setara kas tergolong asset yang sangat lancar, investasi jangka pendek yang siap dikonversi menjadi kas, dan hampir jatuh tempo sehingga risiko perubahanj harga yang disebabakan pergerakan tingkat bunga minimal. Kosep likuidasi penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas berarti jumlah kas atau setra kas yang dimiliki perusahaan dengan jumlah kas yang dapat diperoleh dalam waktu singkat. Jumlah asset likuid yang dilaporkan perusahaan pada neraca sangat beragam. Umumnya perusahaan dalam industry yang dinamis membutuhkan likuiditas yang lebih tinggi untuk memanfaatkan
  • 8. 8 |Analisis Laporan Keuangan kesempatan atau untuk bereaksi terhadap perubahan yang cepat pada lingkungan yang kompetitif. Selain memeriksa jumlah asset likuid untuk perusahaan, analisis juga harus mempertimbangkan hal berikut : 1. Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas, perusahaan dapat mengalami penurunan likuiditas jika nilai pasar dari efek investasi tersebut turun. 2. Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi untuk mendukung suatu perjanjian pinjaman atau sebagai jaminan hutang. 1.2 Piutang Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau dari pemberian pinjaman uang. piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang perasal dari penjualan produk dan jas asecara kredit. Wesel tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar. Piutang diklasifikasikan ke dalam asset lancar jika diharapkan akan direalisasi atau ditagih dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih panjang. a. Penilaian Piutang Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi asset dan arus laba yang saling terkait. Realitanya banyak perusahaan yang tidak mampu menagih semua piutangnya. Kerugian piutang dapat menjadi sangat berarti dan mengurangi asset lancar serta laba bersih sekarang dan masa depan. Resiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu kurang bisa memprediksi kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan kondisi terkini. b. Analisis Piutang Kita harus waspada terhadap insentif manajemen dan auditor dalam melaporkan laba dan asset. Dengan memperhatika hal tersebut, terdapat dua pertanyaan penting dalam analisis piutang.
  • 9. 9 |Analisis Laporan Keuangan Resiko kolektabilitas. Manajemen sering kali lebih mementingkan pengalaman masa lalu karena kondisi ekonomi sulit diprediksi. Analisis harus mempertimbangkan bahwa meskipun pendekatan dengan rumus untuk menghitung penyisishan piutang tak tertagih sangat mudah dan praktis, penghitungan ini mencerminkan penilaian mekanik yang menghasilkan kesalahan. Informasi yang berguna harus diperolaeh dari sumber atau perusahaan lain. alat analisis untuk memeriksa kolektabilitas mencangkup: 1. Memebandingkan presentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing dengan perusahaan yang sedang dianalisis. 2. Memerikasa konsentrasi pelangggan-resiko meningkat jika piutang terkosentrasi pada satu atau sedikit pelanggan. 3. Menghitung menyelidiki tren periode rata-rata kolektabilitas piutang disbanding dengan syarat kredit pelanggan untuk industry yang bersangkutan. 4. Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan dari piutang atau wesel tagih masa lalu. Analisis posisis keuangan terkini dan kemampuan perusahaan memenuhi utang lancar yag tercermnin dalam pengukuran seperti rasio lancar juga harus mengakui pentingnya siklus operasi untuk mengklasifikasi piutang lancar. Siklus operasi dapat menghasilkan piutang cicilan nyang belum dapat tertagih selama beberapa tahun dapat dilaporkan sebagai asset lancar. Analisis asset lancer dan kaitanya dengan kewajiban lancer harus diakui dan disesuaikan dengan risiko waktu ini. Keaslian piutang. Pemahaman mengenai praktik industry dan sumber informasi tambahan digunakan untuk menambah keyakinan. Pelanggan pada industry tertentu mengembaikan hak untuk mengembakikan barang. Analisis harus mempertimbangkan hak pengembalian tersebut. Hak pengembalian yang bebas dapat menurunkan kualitas piutang.
  • 10. 10 |Analisis Laporan Keuangan Skuritas piutang. Salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan menjual semua atau again piutanganya pada pihak ketiga yang disebut anjak piutang atau skuritisasi, piutang dapat dijual dengan ataupun tanpa recourse pada pembeli jaminan kolektabilitas. Skuritas piutang sering kali dilakukan dengan menciptakan entitas bertujuan kusus seperti perwalian pembelian piutang dari perusahaan dan mendanai pembelian ini melalui penjualan obligasi ke pasar. Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih. Terdiri dari piutang usaha : pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa, piutang lainnya yang terdiri dari pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa. Analisis umur piutang : Lancar Rp374,413 Jatuh tempo: 1 - 30 hari 46,975 31 - 60 hari 2,471 61 - 90 hari 1,833 > 90 hari 4,339 Jumlah Rp430,031 Dikurangi: Penyisihan P.T.T (554) Bersih Rp429,477
  • 11. 11 |Analisis Laporan Keuangan Mutasi penyisihan piutang tidak tertagih adalah sebagai, berikut: Saldo pada awal tahun 8,752 Penambahan penyisihan 6,405 Tahun berjalan Penghapusan (14,603) Saldo pada akhir tahun 554 Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing- masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang tidak tertagih tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari. 1.3 Beban Dibayar Dimuka Beban dibayar dimuka merupakan pembayaran dimuka atas barang atau jasa yang belum diterima. Beban dibayar dimuka digolongkan ke dalam asset lancar karena mencerminkan jasa yang diberikan jika tidak ada membutuhkan penggunaan asset lancar lain. B. PERSEDIAAN 2.1 Akuntansi Dan Valuasi Persediaan Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan. Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan disebabakan oleh dampaknya pada laba bersih dan penilaian asset. Metode persediaan digunakan untukm mengalokasikan biaya barag tersedia untuk dijual pada harga pokok penjualan atau persediaan akhir. Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan. Untuk perusahaan: persediaan awal + pembelian bersih – harga pokok penjualan =
  • 12. 12 |Analisis Laporan Keuangan persediaan akhir. Persamaan ini menekankan arus biaya dalam perusahaan. Arus ini secara alternative dapat dinyatakan pada grafik sebelah kiri. Biaya persediaan awalnya dicatat pada neraca. Saat persediaan terjual, biaya ini dipindahkan dari nerca dan mengalir pada laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan. Biaya tidak dapat berada pada dua tempat yang sama pada waktu bersamaan, melainkan dapat dicatat pada neraca sebagai beban masa depan, atau diakui saat ini pada lapiran laba rugi profitabilitas untuk dikaitkan dengan pendapatan penjualan. Konsep penting akuntansi persediaa adalah arus biaya. Jika seluruh persediaan diperoleh pada periede terjualnya, maka HPP akan sama dengan biaya pembelian barang. Namun jika persediaan tersedia pada akhir periade akuntansi, penting untuk menentukan persediaan mana yang telah terjual dan iaya mana yang tersdia pada neraca. Arus Biaya Persediaan: Untuk memberikan ilustrasi asumsi arus biaya yang tersedia, misalanya catatan persediaan suatu persahaan sebgai berikut: Persediaan tanggal 1 januari, 2009 40 unit@$500 = $20.000 Persediaan dibeli sepanjang tahun 60 unit@$600 = $36.000 Harga pokok barang tersedia untuk dijual 100 unit $56.000 Selanjutnya, jika sepanjang tahun terjual 30 unit seharga $800 dan menghasilkan pendapatan penjualan sebesar $24.000. GAAP memeberikan tiga pilihan bagi perusahaan untuk menentukan biaya mana yang akan dikaitkan dengan poen jualan: First- in, firs-out (FIFO). Metode ini mengansumsikan bahwa yang dibeli pertama merupakan yang pertama dijual. Berikut adalah laba kotor perusahaan jika menggnakan FIFO: Penjualan $24.000 HPP (30@$500) $15.000 Laba kotor $ 9.000
  • 13. 13 |Analisis Laporan Keuangan Oleh karena biaya persediaan sebesar $15.000 telah dipindahkan dari neraca, biaya persediaan yang dilaporkan pada neraca akhir periode adalah $41.000. Last-in, first-out (LIFO), metode ini mengansumsikan bahwa yang dibeli terakhir merupaka yang pertama dijual. Sehingga laba kotornya adalah sebgai berikut: Penjualan $24.000 Harga pokok penjualan (30 @ $600) $18.000 Laba Kotor $ 6.000 Oleh karena biaya persdiaan sebesar $18.000 telah dipindahkan dari neraca dan tercemin pada HPP, biaya yang tersisa pada neraca sebesar $38.000 dilaporkan sebgai persediaan. Average cost (Biaya persediaan rata-rata). Unit dijual tanoa memperhatikan uutan pembeliannya dan menghitung HPP serta persediaan akhir seagai rata-rata tertimbang sedrrhana sebgai berikut: Penjualan $24.000 HPP (30@$560) $16.800 Laba kotor $ 7.200 HPP dihitung dengan menggunakan rat-rata tertimbang dari biaya barang tersedia untuk dijual total dibagi dengan jumlah unit yang tersedia untuk dijual ($56.000/100=$560). Persediaan akhir dilaporkan pada neraca adalah $39.200.
  • 14. 14 |Analisis Laporan Keuangan 2.2 Analisis Persediaan a. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Profitabilitas Ringkasan hasil perhitungan dengan tiga alternative metode diatas adalah : Metode Persediaan Awal Pembelian Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan FIFO $20.000 $36.000 $42.000 $15.000 LIFO $20.000 $36.000 $38.000 $18.000 Average Cost $20.000 $36.000 $30.200 $16.800 Laporan laba rugi berdasarkan ketiga metode berikut adalah: Metode Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba kotor FIFO $24.000 $15.000 $9.000 LIFO $24.000 $18.000 $6.000 Average Cost $24.000 $16.800 $7.200 Kesimpulan : laba kotor dapat dipengaruhi oleh pilihan metode penghitungan biaya perusahaan. Pada periode dimana harga meningkat, FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi disbanding LIFO karena biaya persediaan yang lebih rendah dikaitkan dengan pendapatan penjualan dengan harga pasar terkini. Hal ini sering dinyatakan segai keuntungan fiktif FIFO karena laba kotor sebenarnya merupakan penjumlahan dari laba ekonomi dan laba kepemilikan. Laba ekonomi sesuai dengan jumlah yang terjual dikalikan dengan selisish antar harga juala dsan biaya penggantian persdiaan seperti dibawah ini: Laba ekonomi = 30 unit X ($800-$600) = $6.000 Laba kepemilikan merupakan kenaikan biaya penggantian karena persediaan telah diperoleh dan sama dengan jumlah unit terjual dikalikan dengan selisish biaya penggntian terkini dengan biaya perolehan awal, seperti dibawah ini: Laba kepemilikan = 30 unit x ($600-$500) = $3.000
  • 15. 15 |Analisis Laporan Keuangan Dari laba kotor sebesar $9.000, sebesar $3.000 terkait dengan keuntungan inflasi yang diperoleh perusahaandari pembelian persdiaan masa lalu. Laba kepemilikan merupakan fungsi dari perpuratan persediaan – berapa lama persediaan tersimpan- dan tingkat inflasi. Salah satu masalah serius adalah bahwa keuntungan ini telah hilang selama beberapa decade terakhir karena inflasi yang lebih rendah dan pengawasan manajemen atas kuantitas persediaan melalui proses manufaktur yang lebih baik, serta pengendalis persdiaan yang lebih baik.pada negara yang tingkat inflasinya lebih tinggi disbanding Amerika Serikat, keuntungan kepemilikan FIFO masih menjadi masalah. b. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Neraca Pada periode harga meningkat, dan dengan asumsi persediaan belum melikuidasi laporan persediaan lamanya, LIFO melaporkan persediaan akhitr pada harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantian. Sehingga, neraca perusahan yang menggunakan LIFO, tidak secara akurat mencerminkan investasi lancaryang dimiliki perusahaan dalam persediaan. c. Dampak Biaya Persediaan Terhadap Arus Kas Peningkatan laba ktor dengan metod FIFO juga menyebabkan laba sebelum pajak yang lebih tinggi, sehingga menimbulkan utang pajak yang lebih tinggi. Pada periode ini di mana harga meningkat, perusahaan dapat terjebak pada penguranagan arus kas karena membeyar pajak yang lebih tinggi dan perlu mengganti persediaan yang terjuala pada biaya penggantianyang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pembelian awal. Salah satu alasan digunakannya LIFO adalah pengurangan kewajiban pajak pada periode harga meningkat. Namun IRS mengharuskan bahwa perushaan yang menggunakan LIFO untuk tujuan pajak harus menggunakan metode ini untuk laporan keuangan. Ini merupakan aturan ketaan LIFO (LIFO conformity rule).
  • 16. 16 |Analisis Laporan Keuangan Perusahaan yang menggunakan biaya persediaan LIFO diharuskan untuk mengungkapkan jumlah yang akan dilaporkan jika perusahaan menggunakan metode FIFO. Selisish anatar kdua metode ini dinamankan cadangan LIFO. Hal ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah yang akan memengaruhi arus kas kumulatif maupun periode berjalan karena penggunaan LIFO. d. Masalah Penilaian Persediaan Lainnya Likuidasi LIFO. Perusahaan diwajibkan mencatat setiap tingkat biaya sebagai kelompok npersediaan terpisah. Untuk biaya persediaan LIFO, persediaan akhir diloaporkan pada biaya pembelian terdahilu yang dapat lebih rendah atau lebih tinggi secara signifikandari buaya saat ini. Pada periode harga meningkat pengurangan kuantitas masalah disebut sebagai likuidasi LIFO menghasilkan peningkqatan pada laba kotor seperti penggunaan pada biaya persediaan FIFObegitu juga sebaliknya. Dampak likuidasi LIFO dapat dilihat pada catatan kaki persediaan laporan tahunan. Perusahaan mengindikasikan bahwa pengurangan kuantitas persediaan menyebabkan penjualan barang yang dicatat dengan biaya masa lalu yang berbeda dengan biaya sekarang. Seorang anslisi LIFO harus hati-hati terhadap dampak likuidasi LIFO pada profitabilitas. Penyajian Kembali (Restatement) Analisis Dari LIFO ke FIFO. Metode LIFO merupakan metide yang diharapkan oleh penganalisis, karena laporan laba rugi tidak membutuhkan penyesuaian besar disebabakan harga pokok penjualan telah mendekati biaya terkini. Namun metode ini menyebabkan persediaan neraca tidak mencerminkan harga saat ini-sering kali dinyatakan lebih rendah. Hal ini dapat mengurangi kegunaan berbagai pengukuran seperti rasio lancar atau rasio perputaran persediaan. Hal ini menyebabakan kemampuan perusahaan dalam memebayar utang terlalau rendah, perputara persediaan terlalau tinggi. Untuk mengatasinya, dapat menggunakan teknik analisis untuk menyesuaikan LIFO agar lebih mendekati situasi performa dengan mengasumsikan FIFO.
  • 17. 17 |Analisis Laporan Keuangan Penyesuaian neraca dimungkinkan jika perusahaan mengungkapakan selisish lebih biaya kini atas persediaan yang dihitung dengan LIFO, atau cadanagn LIFO. Maka diperlukan tiga penyesuain berikut : 1.Persdiaan = persediaan yang dilaporkan berdasarkan LIFO + cadanganLIFO 2. Pertambahan kewajiban pajak tengguhan sebesar: (cadangan LIFO X tariff pajak) 3.Saldo laba = saldo laba yang dilaporkan +[cadangan LIFO x (1-tarif pajak) Umunnya saat harga meningkat, laba LIFO lebih kecil pada laba FIFO. Namun, dampak bersih dari penyajian kembali pada tahun manapun tegantung oada dampak kombinasi dari perubahan persediaan awal dan akhir serta factor lain termasuk likuidasi lapisan LIFO. Penyajian Kembali (Restatement) Analisis Dari FIFO ke LIFO. Penyesuaian ini membutuhkan asumsi penting sehingga bisa menimbulkan kesalahan. Laba LIFO mencakup laba kepemilikan atas persediaan awal. Terdapat manfaat untuk menghitung persediaan awal (PAFIFO) x tingkat inflasi untuk lini persediaan tertentu yang dimiliki perusahaan: HPPLIFO = HPPFIFO + (PAFIFO x r), dengan r sebagai tingkat inflasi. Perhatikan bahwa r, bukan m,erupakan tingkat inflasi umum seperti IHK atau IHP. Indeks ini merupakan inflasi yang terkait dengan lini persediaan tertentu yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan memiliki beberapa lini produk, indeks prodeuksinya harus diestimasi secara terpisah. Jika r bukan buka tungkat inflasi pada umumnya seperti CPI tau IHP, dan dimaksud adalah indeks inflasi sehubungan dengan lini persediaan tertentu yang dimiliki perusahaan.Dalam hal ini perusahaan mempunyai berapa lini produk, secara teori, tiap lini tersebutharus diestimasi secara terpisah. Estimasi r dapat menggunakan angka yang dikeluarkan opelh departemen perdagangan untuk industriu kusus perusahaan. Selain itu jika perusahaan menjalankan usaha erdasarkan komuditas dapat digunakan dengan asumsi bahwa komponen biaya biaya persediaan lain berubah secara
  • 18. 18 |Analisis Laporan Keuangan proporsional terhadap bahan bakunya. Analisis juga dapat menggunakan tingkat inflsi perusahaan pesaing. Jika perusahaan dengan lini produk serupa menggunakan biaya persediaan LIFO, tingkat inflasi dapat diestimasi sebesar peningkatan cadangan LIFO : persediaan perusahaan pesaing erdasarkan FIFO pada akhir periode lalu sebagai berikut : R = perubahan cadangan LIFO Persediaan FIFO dari akhir periode lalu e. Biaya Persediaan Perusahaan Manufaktur dan Dampak Peningkatan Produksi Biaya manufaktur terdiri atas tiga komponen : 1. Bahan baku atau bahan mentah – biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk membuat produk. 2. Tenaga kerja – biaya tenaga langsng yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk jadi. 3. Overhead – biaya tidak langsung pada prises manufaktur. Overhead sering kali merupakan komponen biaya produk terbesar dan paling sulit diukur untuk tingkat produksi. Total overhead harus dialokasikan pada seluruh hasil produksi. Analisi biaya ini harus waspada bahwa alokasi biaya overheadbukan merupakan ilmu pasti dan sangat tergantung pada asumsi yang digunakan. Jika peningkatan pada tingkat produksi menyebabkan persediaan akhir meningkat, lebih banyak viaya overhead yang tinggal dineraca dan profitabilitas meningkat. Kemudian saat kuantitas persediaan menurun, laporan laba rugi tidak hanya terbebano niaya overhead periode berjalan tetapi juga biaya overhead perode sebelumnya yang berasal dari persediaan tahun berjalan, karenanaya laba menjadi turun. Oleh karena itu analisi harus waspada terhadap dampak perubahan tingkat prduksi terhadap laba yang dilaporkan
  • 19. 19 |Analisis Laporan Keuangan f. Biaya Perolehan atau Nilai Pasar, Mana yang Lebih Rendah Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau valuasi adalah menilai pada biaya perolehan atau nilai pasar, dinilai dari mana yang lebih rendah (lower of cost or market- LOCOM). Nilai atau harga pasar (market) dijabarkan sebagai biaya penggantian terkini melalui pembelian atau reproduksi. Meskipun begitu, nilai pasar tidak boleh melebihi nilai realisasi bersih atau kurang dari nilai realisasi bersih setelah dikurangi margin keuntungan normal. Batas atas nilai pasar, atau nilai realisasi bersih, mencerminkan biaya oenyelesaian dan penyerahan yang terkait dengan penjualan barang. Batas bawah memastikan bahwa jika nilai persediaan diturunkan dari biaya perolehan awal menjadi nilai pasar, angka penurunan yang terjadi telah mencakuo realisasi laba kotor normal atas penjualan ayng akan dilakukan. Biaya (cost) merpakan biaya perolehan persediaan. Biaya ini dihitung dengan salah satu dari metode biaya persediaan. Misalnya, FIFO, LIFO, atau Biaya Rata-rata. Analisis persediaan kita harus memperhatikan dampak aturan LOCOM. Saat harga meningkat, aturan ini cenderung menilai persediaan terlalu rendah tanpa memperhatikan pilihan metode biaya persediaan. Hal ini akan menekan rasio lancar. Dalam praktik, beberapa perusahaan dengan sukarela mengungkapkan biaya persediaan terkini, biasanya pada catatan. C. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG Aset jangka panjang metupakan aset yuang digunakan untuk menghasilkan penghasilan operasi atau mengurangi biaya operasi untuk lebih dari satu periode. Asset jangka panjang yang paling umum adalah asset tetap berwujudseperti bangunan, pabrik dan peralatan. Aset jangka panjang juga mencakup aset tak berwujud seperti hak paten, merk dagang, copyright, dan goodwill.
  • 20. 20 |Analisis Laporan Keuangan 3.1 Akuntansi Aset Jangka Panjang a. Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai Proses akuntansi aset jangka panjang mencakup tiga aktivitas terpisah, diantaranya kapitalisasi, alokasi, dan penurunan nilai. Kapitalisasi (capitalization) merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode berjalan, tetapi manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode di masa depan. Kapitalisasi ini yang menciptakan akun asset. Alokasi (allocation) merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (aset) secara periodic sepanjang satu atau lebih periode amnfaat yang diharapkan. Proses alokasi ini dinamakna penyusutan untuk asset berwujud, amortisasi untuk asset tak berwujud, dan deplesi untuk sumber daya alam. Penurunan nilai (impairment) merupakan proses penurunan nilai buku asset saat arus kas yang diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yan masih tercatat pada neraca. Kapitalisasi Aset jangka panjang diciptakan melalui proses kapitalisasi. Kapitalisasi berarti menempatkan aset di neraca, bukan membebankan biayanya dilaporan laba rugi. Untuk aset berwujud (hard asset) seperti Plant Property and Equiptment (PPE), aset dicatat sesuai nilai perolehan. Sedangkan untuk aset tak berwujud (soft asset) seperti litbang, iklan, biaya upah, kapitalisasi lebih bermasalah. Semua aset ini tidak menghasilkan keuntugan di masa depan, meskipun dapat ditempakan sebagai aset. Konsekuensinya, biaya aset tidak berwujud segera dibiayakan dan tidak dicatat pada neraca. Alokasi merupakan pembebanan biaya aset secara periodik sepanjang periode manfaat yang diharapkan. Alokasi biaya disebut penyusutan (depreciation) jika terkait dengan aset tetap, amortisasi (amortization) jika digunakan untuk aset tak berwujud, dan deplesi (depletion) untuk sumber daya alam, ketiga istilah tersebut mengacu pada alokasi. Alokasi biaya meruoakan proses untuk mengaitkan biaya aset dengan manfaatnya dan bukan merupakan proses valuasi. Nilai tercatat aset (niali kapitalisasi dikurangi alokasi biaya kumulatif) tidak perlu mencerminkan nilai wajar. Tiga faktor ayng menentukan nilai alokasi biaya, yaitu periode manfaat, nilai sisa, dan metode alokasi. Penurunan Nilai (Impairment) Jika arus kas yang diharapkan (tidak didiskonto) lebih kecil disbanding dengan nilai tercatat aset (biaya dikurangi akumulasi penyusutan), aset perlu diturunkan nilainya dan dinyatakan sebesar nilai
  • 21. 21 |Analisis Laporan Keuangan pasar wajar (jumlah diskonto taksiran arus kas). Dampaknya adalah untuk mengurangi nilai tercatat aset pada neraca dan mengurangi profitabilitas sebesar jumlah yang sama. Ada dua distorsi terkait dengan penurunan aset, yaitu. a. Bias konservatif mendistorsi valuasi aset jangka panjang karena nilai aset dapat diturunkan namun tidak dapat dinaikkan b.Pengakuan penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang mendistorsi laba bersih sementara berpotensi untuk meningkatkan kegunaan nilai aset pada neraca. 3.2 Kapitalisasi Versus Pembebanan Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Rasio Kapitalisasi merupakan bagian penting dari akuntansi modern. Kapitalisasi mempengaruhi baik laporan keuangan maupun rasionya. Kapitalisasi juga membuat laba menjadi lebih unggul dibandingkan arus kas sebagai pengukuran kinerja keuangan. Dampak Kapitalisai terhadap Laba Kapitalisasi memiliki dua dampak terhadap laba. Pertama, kapitalisasi menangguhkan pengakuan biaya. Sehingga menghasilkan laba yang lebih tinggi selama periode akuisisi namun laba yang rendah pada periode berikutnya jika dibandingkan dengan pembebanan biaya. Kedua, kapitalisasi menghasilkan serial perataan laba. Dampak kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi Kapitalisasi mempengaruhi laba maupun basis investasi dari rasio tingkat pengembalian investasi. Sebaliknya, membebankan biaya aset menghasilkan basis investasi yang lebih rendah dan meningkatkan fliuktuasi laba. Peningkatan fliktuasi laba diperbesar dengan digunakannya basis investasi, ayng mengarah pada rasio tingkat pemgembalian yang lebih berfliktuasi dan kurang bermanfaat. Pembebanan juga menghasilkan bias terhadap pengukuran laba, karena laba dinyatakan terlalu rendah pada tahun akuisisi dan terlalu tinggi pada tahun-tahun berikutnya.
  • 22. 22 |Analisis Laporan Keuangan Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas Biaya aset secara langsung, rasio solvabilitas, seperti rasio utang terhadap ekuitasmencerminkan kondisi perusahaan yang lebih buruk dari kondisi sebenarnya. Hal ini terjadi karena pembebanan biaya langsung menyebabkan ekuitas dinyatakan terlalu rendah untuk perusahaan yang memiliki aset produktif. Dampak Kapitalisasi terhadap arus Kas Operasi Ketika biaya aset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas operasi. Sebaliknya, jika aset dikapitalisasi, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas investasi. Hal ini berarti pembebanan langsung biaya aset akan menyatakan arus kas keluar operasi yang terlalu tinggi dan arus kas keluar investasi terlalu rendah pada tahun akuisisi dibandingkan degngan kapitalisasui biaya. D. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM Properti, pabrik, dan peralatan (atau aset tetap) merupakan aset berwujud tak lancar yang digunakan dalam proses menafkur, penjualan, atau jasa untuk menhasilkan pendapat dan arus kas selama lebih dari satu periode. Oleh karena itu, aset ini memiliki periode manfaat yang diharapkan (masa manfaat) yang meliputi lebih dari satu periode. Aset ini diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas operasi dan bukan untuk dijual pada aktivitas usaha biasa. Nilai atau potensi jasa yang dimiliki akan berkurang karena digunakan, dan aset ini biasanya merupakan aset operasi yang terbesar. Properti terkait dengan biaya real estat: pabrik mengacu pada bangunan dan struktur operasi: dan peralatan mengacu pada mesin yang digunakan dalam operasi. Properti, pabrik, dan peralatan disebut juga aset produktif, aset model, dan aset tetap. 4.1 Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam Bagian ini mendiskripsikan penilaian aset dan sumber daya alam. a. Menilai Properti, Pabrik, dan Peraalatan Biaya ini mencakup beban apapun yang diperlukan agar aset tersebut berada dalam lokasi dan kondisi siap digunakan atau siap memberikan jasa seperti baiya angkut, instalasi, pajak, dan biaya pemasangan (set up). Seluruh
  • 23. 23 |Analisis Laporan Keuangan biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset. Alasan digunakan biaya historis terutama sehubungan dengan objektivitasnya. Penilaian aset tetap dengan biaya historis, jika diterapkan secara konsisten, biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius. Bagian ini akan mempertimbangkan beberapa masalah khisus yang akan terjadi saat menilai aset. b. Menilai Sumber Daya Alam Sumber daya alam yang digunakan disebut aset yang dihabiskan (wasting asset), merupakan hak untuk mengambil atau mengonsumsi sumber daya alam.Juga sering kali terdapat biaya cukup tinggi untuk menemukan sumber daya yang dikapitalisasi dalam neraca, dan biaya ini langsung dibebankan saat sumber daya tersebut kemudian dipindahkan, dikonsumsi, atau dijual. Perusahaan biasanya mengalikasikan biaya sumber daya alam pada jumlah estimasi unit cadang yang tersedia. c. Penyusutan Prinsip dasar penyusutan laba adalah , laba yang mendapatkan manfaat dari penggunaan aset jangka panjang, harus menanggung bagian proporsional dan biaya aset tersebut. Penyusutan merupakan alikasi biaya bangunan dan peralatan (tanah tidak disusutkan) sepanjang masa manfaatnya. Meskipun penambahan kembali dalam laporan arus kas atau nenan non kas, penyusutan tidak menghasilkan dana bagi penggantian aset. Hal ini merupakan kesalahan konseo yang umum terjadi. Pendanaan dari biaya modal dicapai melalui kegiatan arus kas operasi maupun pendanaan. c.1 Tingkat Penyusutan Tingkat penyusutan tergantung pada dua faktor , masa manfaat dan metode alokasi. Umur masa manfaat. Kerusakan fisik merupakan faktor penting yang membatasi masa manfaat, dan hamper seluruh aset mengalaminya. Frekuensi dan kualitas pemeliharaan mempengaruhi kerusakan fisik. Pemeliharaan dapat memperpanjang masa manfaat namun tidak bisa membuat masa manfaat menjadi takterbatas. Faktor pembatas lainnya adalah keusangan, yang
  • 24. 24 |Analisis Laporan Keuangan mengurangi masa manfaat melalui perkembangan teknologi, pola konsumsi dan kekuatan ekonomi. Keusangan bisa terjadi jika perkembangan teknologi membuat aset menjadi tidak efisien atau tidak ekonomis sebelum masa manfaatnya habis. Metode Alokasi.Keragaman penyusutan secara signifikan disebabkan oleh metode yang dipilih. Kita akan melihat ada dua jenis metode yang biasa digunakan, garis lurus dan dipercepat. 1. Garis Lurus. Metode penyusutan garis lurus (straight line) mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat berdasarkan beban periodic yang sama. Bangunan dibandingakan untuk mesin dimana penggunanya merupakan faktor yang lebih penting. Penentu penyusutan lain, keusangan, tidak selalu terjadi seragam sepanjang waktu. Namun karena tidak adanya informasi mengenai tingkat penyusutan yang mungkin, metode garis lurus memiliki keunggulan karena sederhana. Karakteristik ini, memungkinkan yang menjadikan metode ini popular, diandingkan karakteristik lainnya. Analisis kita harus mewaspadai kelemahan konseptual penyusutan garis lurus. Penyusutan garis lurus secara implist mengasumsikan bahwa penyusutan pada tahun-tahun awal sama dengan tahun berikutnya saat mungkin aset telah kurang efisien dan membutuhkan pemeliharaan yang lebih tinggi.Penyusutan garis lurus menghasilkan bias yang makin besar pada pola tingkat pengambilan aset sepanjang waktu. Meskipun biaya pemeliharaan dapat menurunkan laba sebeum penyusutan, biaya ini tidak menghilangkan dampak meningkatnya pengembalian seiring waktu. Tentunya, peningkatan aset yang sudah tua tidak tercermin pada sebagian besar perusahaan. 2. Dipercepat.Metode penyusutan yang dipercepat (acceleranted) mengalokasikan biaya aset sepanjang masa manfaat dengan pola yang semakin menurun. Penggunaan metode ini didukung oleh penerimaan dan interval Revenue Code. Daya penarik metode ini untuk tujuan pajak adalah percepatan alokasi biaya dan berikut penangguhan laba kena pajak. Semakin cepat aset dihapuskan
  • 25. 25 |Analisis Laporan Keuangan untuk tujuan pajak semakin besar penangguhan pajak untuk masa depan, dan semakin banyak dana yang tersedia lagsung untuk operasi. Konsep yang mendukung metode dipercepat adalah padangan bahw beban penyusutan yang semakin kecil sepanjang waktu merupakan kompensasi atas (1) peningkatan biaya perbaikan dan perawatan, (2) penurunan pendapatan dan efisiensi operasi, serta (3) peningkatan ketidakpastian pendapatan atas aset berumur di masa depan (karena keusangannya). 3. Khusus. Metode penyusutan khusus ditentukan pada industrui tertentu seperti baja dan mesin berat. Persamaan metode ini adalah dikaitkannya beban penyusutan pada aktivitas penggunaan asset. Jika metode aktivitas atau yang biasa juga disebut sebagai metode unit produksi dietapkan, perlu menelaah estimasi masa manfaat secara periodic. c.2 Deplesi Deplesi merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pemungutan. Deplesiasi tergantung pada produksi, menghasilkan lebih banyak produksi berarti mengeluarkan biaya deplesi yang lebih pula. c.3 Penurunan Nilai Bangunan dan sumber daya alam biasanya dusustkan selama masa manfaat berdasarkan prinsip alokasi dengan tujuan penentuan laba. Nilai yang terbawa dari asset yang disusutkan tidak dirancang untyuk merefleksikan nilai sekarang dari asset. Meskipun dengan konservativ, akuntansi seringkali melakukan refleksi nilai, dengan menurunkan nilai pada neraca (write down) untuk merefleksikan nilai saat ini. saat Ini akuntansi tidak memperbolehkan menuliskan nilai asset untuk merefleksikan nilai pasar.
  • 26. 26 |Analisis Laporan Keuangan 4.2 Menganalisis Asset Tetap Dan Sumber Daya Alam Valuais asset tetap dan sumberdaya alam menekankan objektivitas biaya historis. Namun, biaya historis tidak relevan dalam menilai asset pengganti. Juga biaya ini tidak dapat dibandingkan untuk beberapa lapiran keuangan perusahaan, dan tidak terlalu bermanfaat untuk mengukur biaya kesempatan atau dalam menilai kegunaan alternative dana. Dalam periode tingkat dana meningkat, biaya histori mencerminkan daya beli yang bebeda. Penilaian nilai asset tetap menjadi sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan dalam akuntansi. Namun, konservatismen mengizinkan adanya oenghapusan nilai karena penurunan nilai yang permanen. Penurunana nilai menghilangkan beban yang terkait dengan aktivitas operasi pada periode masa depan. Aturan akuntansi untuk menurunkan nilai asset jangka panjang mewajibkan perusahaan untuk secara berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi yang merupakan penurunan nilai. Penurunan asset setelahnya dapat mendistorsi hasil yang dilaporkan. Jika taksiran arus kas tidak lebih kecil dari nilai yang tercatat asset, maka nilai asset diturunkan. Kerugian penurunan nilai dihitung sebagai selisish nilai tercatat asset dengn nilai wajarnya. a. Menganalisis Penyusutan Dan Deplesi Sebagaian besar perusahaan menggunakan aset produktf jangka panjang pada aktivitas operasi mereka, dan penyusutan merupakan beban utama. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah adanya revisi masa manfaat asset. Biasanya tidk adan pengungkapan mengenai hungun antar tingkat penyusutan dan ukuran kelompok asset, maupun antara tingkat tersebut dan metode akuntansi. Tantangan lain bagi analisis ini berasal dari perbedaan metode alokasi yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan tujuan pajak. Tiga kemungkinan yang umum adalah: 1. Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak 2. Penggunaan garis lurus untuk lapiran keuangan dan metode dipercepat untuk pajak. Dampak pajak menguntungkan berasal dari
  • 27. 27 |Analisis Laporan Keuangan penangguhan pembayaran pajak yang menghasilkan penggunaan dana gratis. 3. Penggunaan metode dipercepat baik untuk pelaporan keuangan maupun tujuan pajak. Hal ini mengakibatkan penyusustan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal, yang dapat diperpanjang selama beberapa tahun bagi perusahaan yang sedang ekspansi. Meskipun terdapat kelemanahan, informasi penyusustan tidak boleh diabaikan. Kesalahan konsep lain dalam penyerdehanaan arus kas adalah bahwa penyusutan hanya meruoakan beban tata buku dan berbed dari beban lain seperti tenaga kerja dan bahan baku, oleh karena itu, boleh dikeluarkan dan dianggap tidak sepenting beban lainnya. Menganalisa penyusustan memebutuhkan evaluasi kelayakan. Evaluasi ini dapat menggunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap asset total atau penyusustan terhadap faktir yang terkait dengan ukuran lainnya. Terdapat beberapa pengukuran yang terkait dengan umur asset tetap yang berguna untuk membandingkan kebijakan penyusustan antar periode dan antar perusahaan diantaranya Rata-rata jangkauan total, umur rata-rata dan umur sisa rata-rata. Pengukuran tersebut memberikan estimasi yang layak untuk perusahaan yang menggunakan oenyusustan garis lurus tetapi tidak terlalau bermanfaat bagi perusahaan yang menggunakan metode dipercepat. Pengukuran lain yang sering digunakan dalam analisis ini adalah : Rata-rata jangkauan waktu total = umur rata-rata + umur sisa rata-rata Tiap pengukuran dapat memebantu menilai kebijakan dan keputusan penyusustan sepanjang waktu. Umur rata-rata bagunan dan perlengkapan berguna untuk mengevaluasi bebrapa factor seperti margin laba dan persyaratan pendanaan masa depan. b. Analisis Penurunan Nilai Tiga masalah analis yang timbul dari penurunan nilai adalah evaluasi kelayakan jumlah penurunan nilai, evaluasi kelayakan waktu penurunan nilai, dan analisis efek penurunan nilai terhadap laba.
  • 28. 28 |Analisis Laporan Keuangan Evaluasi waktu penurunan asset juga cukup penting dan merupaka tugas analis tersulit. Pertama perlu melakukan identifikasi asset yang diklasifikasikan akan turun, kemudian mengukur presentase asset yang dihapus dan evaluasi apakah nilai penghapusan layak atau tidak untuk kelas asset yang bersangkutan. Jika penghapusa terjadi, akibat kelemahan industry secara keseluruhan maka nakan sengan bermanfaat apabila membandingkan prosentase penghapusan yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan lain di dalam industri yang sama. E. ASET TAK BERWUJUD Asset tidak berwujud merupakan hak, istimewa, dan manfaat kepemilikan atau pengendalian.. Dengan karakteristik umum tingginya ketidak pastian masa manfaat dan tidak adanya wujud fisik. Asset tidak berwujud sering kali tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan atau segmennya, masa manfaat yang tidak terhingga, dan mengalami perubahan penilaian yang besar karena kondisi yang kompetitif. Terdapat berbedaan penting antar akuntansi asset berwujid dan tak berwujud. Jika perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja untuk menciptakan asset berwujud, perusahaan akan mengkapitalisasi biaya dan menyusutkannya sepanjang masa manfaat. Sebaliknya jika perusahaan menghabisankan uang untuk mengiklankan suatu produk atau melatih agen penjualan perusahaan tidak dapat menkapitalisasi biaya ini meskipun terdapat manfaat masa depan. 5.1 Akuntansi Aset Tak Berwujud a. Asset tak berwujud yang dapat diidentifiksikan merupaka asset tak berwujud yang dapat diindenifikasi terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau keistimewaaan selama periode manfaat yang terbatas. b. asset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan merupakan asset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat diidentifikasikan dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terhingga. Misalnya good will, perusahaan harus membebankan biaya pengembangan,
  • 29. 29 |Analisis Laporan Keuangan pemeliharaan dan pemulihan asset tak berwujud saat terjadnya, kecuali goodwill. 5.2 Analisis Aset Tak Berwujud Saat kapitalisasi biaya asset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat diidentifikasi, biaya tersebut selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode masa manfaat asset. Jangka masa manfaat tergantung pada dari jenis, kondisi permintaan, situasi kompetitif, hokum, kontrak, aturan atau batasan ekonomis lainnya. Misalnya, hak paten merupakan hak eksekutif yang diberikan pemerintah kepada investor selama periode tertentu. 5.3 Goodwill ( Menganalisis Aset Tak Berwujud ) Analisis sering kali mencurigai asset tak berwujud saat menilai laporan keuangan. Asset tak berwujud sering kali merupakan salah satu asset berharga yang dimiliki perusahaan dan sering kali terjadi kesa;ahan penilaian yang serius. Misalnya, good will dicatat hanya oada saat akuisisi, sebagian besar good will mungkin terdapat pada neraca. Namun, sering kali good will tercermin dalam kelebihan laba. Jika kelebihan laba tidak terbukti, maka good will aik dibeli maupun tidak, hanyalah bernilai kecil atau bahkan tidak bernilai. Dalam menganalisis asset tidak berwujud, diperlukan suatu estimasi sendiri mengenai penilaian asset. Analisis juga harus waspada terhadap komposisi, penilaian, dan di posisi good will.Good will dihapus jika klebihan laba mendasari eksistensinya tidak ada lagi. 5.4 Aset Tak Berwujud Tak Tercatat Dan Kontijensi Salah satu asset penting dalam kategori ini adalah good will yang diciptakan secara internal. Pengeluaran untuk menciptakan good will sering kali diebankan saat terjadinya. Jika good will diciptakan dan dapat dijual dan menghasilkan laba yang lebih besar, laba saat ini terlalu rendah karena pembebanan penegmbangan. Salah satu asset tak tercatat yang terkait dengan pembebanan yang terkait dengan elemen jasa atau ide. Sebagai contoh adalah program televises yang dicatat sebesar biaya tersembunyi untuk menghasilkan penghasilan lisensi yang bernilai jutaan.
  • 30. 30 |Analisis Laporan Keuangan BAB III K E S I M P U L A N
  • 31. 31 |Analisis Laporan Keuangan DAFTAR PUSTAKA Subramanyam K.R dan Wild, J.J; 2010, Analisi Laporan Keuangan Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat