2. Manusia adalah
1. Mahluk Individu memiliki akal,
pikiran, perasaan dan kehendak
2. Mahluk Sosial memiliki budi pekerti,
tata krama dan etika
3. Pengertian Etika
• Berasal dari Yunani -> “ethos” artinya karakter,
watak kesusilaan atau adat.
• Menurut Martin (1993), “etika adalah semacam
standar yang mengatur tingkah laku pergaulan
manusia dalam kelompok sosial”.
• Menurut para ahli, maka etika tidak lain adalah
aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya, SERTA menegaskan
mana yang benar dan mana yang buruk.
4. rumusan para ahli
• Drs O.P. SIMORANGKIR: Etikaatauetik sebagai pandangan
manusiadalamberperilakumenurut ukurandannilai yang baik.
• Drs. SIDI GAJALBA (dalam sistematika filsafat) : Etika adalah
teori tentangtingkahlakuperbuatan manusia dipandang dari segi baik danburuk,
sejauhyang dapat ditentukan olehakal.
• Drs. H. BURHANUDIN SALAM: Etika adalahcabang filsafat
yang berbicara mengenai nilaidan norma moralyang menentukanperilaku
manusiadalamhidupnya.
5. Fungsi Etika
• Sebagai subyek: Untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakan itu
salah atau benar, buruk atau baik.
• Sebagai obyek: Cara melakukan sesuatu
(didasarkan pada moralitas).
6. Tujuan Etika
Untuk mendapatkan konsep mengenai
penilaian baik buruk manusia sesuai dengan
norma-norma yang berlaku.
– Pengertian baik:
• Segala perbuatan yang terpuji.
– Pengertian buruk:
• Segala perbuatan yang tercela.
7. 3 Alasan perlu etika
• Kita hidup dalam masyarakat yang makin pluralistis, dan
dihadapkan dengan sekian banyak pandangan moral yang
seringkali bertentangan.
• Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa
tanding. Transformasi ekonomi, intelektual dan budaya, yang
menantang budaya tradisional. Dalam situasi ini, etika membantu
agar kita tidak kehilangan orientasi.
• Banyaknya tawaran ideologi sebagai penyelamat. Etika membantu
kita agar sanggup menghadapi ideologi-ideologi itu dengan kritis
dan obyektif dan membentuk penilaian sendiri agar tidak mudah
terpancing.
8. Jenis Etika (1)
1. Etika Deskriptif
• Etika yang berbicara tentang suatu fakta
Yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan
situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan
masyarakat.
• Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis
tentang apa yang diharapkan manusia mengenai
sesuatu yang bernilai
• Misalnya: adat istiadat, kebiasaan, hal yang dianggap
baik/buruk, tindakan yang boleh/tidak boleh dilakukan
9. Jenis Etika (2)
2. Etika Normatif
• Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada
manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku
• Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun tingkah
laku manusia dalam kehidupan sehari-hari
• Misalnya: (individu) kejujuran, kedisiplinan, loyalitas; (masyarakat) etika
bisnis, etika komunikasi, dll
10. • Etika deskriptif:
• Memberikan gambaran dan membahas fakta yang berkembang di
masyrakat, dengan tanpa memberikan interpretasi secara tajam
dan lugas
• Etika normatif:
• Melakukan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar
dan kerangka tindakan yang akan diputuskan
• Macam-macam norma:
• Norma Sopan satun, yang menyangkut tata cara hidup dalam pergaulan
sehari-hari.
• Norma Hukum, yang memiliki keberlakuan lebih tegas karena diatur oleh
suatu hukum dengan jaminan hukuman bagi pelanggar.
• Norma Moral, yang sering digunakan sebagai tolak ukur masyarakat untuk
menentukan baik buruknya seorang sebagai manusia, misalnya:
menampilkan diri sebagai manusia dalam profesi yang dijalani.
Perbedaan Kedua Jenis Etika
11. Macam Etika
• Etika Umum dapat dianalogikan
dengan ilmu pengetahuan yang
membahas mengenai pengertian
umum dan teori-teori
• Etika Khusus merupakan penerapan
prinsip-prinsip moral dasar dalam
bidang kehidupan yang khusus
12. Etika Khusus
• Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban
dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri
• Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban,
sikap dan perilaku manusia sebagai anggota
masyarakat
Keduanya tidak dapat dipisahkan
13. Etika Sosial
• Etika komunikasi
• Etika keluarga
• Etika profesi
• Etika politik
• Etika lingkungan
• Etika ideologi
14. Sistem Penilaian Etika
1. Titik berat penilaian etika sebagai ilmu.
2. Perbuatan atau kelakukan seseorang yang telah menjadi
sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang
disebut akhlak atau budi pekerti.
3. Menurut Burhanudin Salam, perbuatan dinilai pada 3
tingkatan: 1) berupa rencana dalam hati
(niat), 2) perbuatan nyata (pekerti), 3)
akibat atau hasil perbuatan tersebut (baik
& buruk).
15. Etika vs Moral (1)
• Moral berasal dari bahasa latin “mos” artinya adat istiadat
• Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi
pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya dalam bermasyarakat
• Sebagai contoh: “Kepala Proyek Pengembangan TI di
perusahaan ini tidak bermoral…..” melangar norma-norma
etis yang berlaku dalam kelompok atau organisasi
16. • Menurut Frans Magnis Suseno (1987), “moral
adalah nilai-nilai yang mengandung peraturan, perintah dan lain
sebagainya yang terbentuk secara turun temurun melalui suatu
budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan
baik”.
• Kesimpulan:
Etika Moral
Etika = Moral adalah pegangan tingkah laku
didalam bermasyarakat
Perbedaan moral dan etika:
- Moral menekankan pada cara menekankan
sesuatu.
- Etika menekankan pada mengapa melakukan
sesuatu harus dengan cara tersebut.
Etika-moral
Etika vs Moral (2)
17. Etika vs Filsafat
• Filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berfungsi
sebagai interpretasi tentang hidup manusia
• Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral
Filsafat moral adalah cabang dari filsafat tentang
tindakan manusia
• Kesimpulan:
Suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik
dan buruk manusia, berdasarkan kehendak
dalam mengambil keputusan yang mendasari
hubungan antar sesama manusia
18. Faktor-Faktor Tindakan Melanggar Etika
• Kebutuhan Individu
– Merupakan faktor utama penyebab terjadinya
tindakan tidak etis karena tidak tercukupinya
kebutuhan pribadi dalam kehidupan.
• Tidak ada pedoman
– Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu
bagaimana melakukan sesuatu.
• Perilaku dan kebiasaan Individu
– Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan
faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.
20. 1. Nilai ukuran untuk menentukan baik buruk atau
benar salah yang terkait dengan proses
(instrumental) atau hasil (terminal)
2. Norma aturan yang diberlakukan untuk
mengatur tingkah laku seseorang dalam
kehidupannya
Nilai & Norma
21. NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN
PENGERTIAN NORMA
“Norma adalah kaidah atau ketentuan yang mengatur
kehidupan dan hubungan antar manusia dalam arti
luas”
“Norma adalah suatu kaidah yang digunakan sebagai
standar atau ukuran tentang perbuatan manusia, mana
yang benar/salah, serta mana yang baik/buruk”
22. Pentingnya Norma dalam Masyarakat
• Menciptakan ketertiban dalam masyarakat
• Mencegah benturan kepentingan di
masyarakat
• Memberi petunjuk bagi setiap individu dalam
menjalani kehidupan
23. Jika Norma Tidak Ada
• Tidak akan tertib
• Akan ada benturan
• Akan terjadi kekacauan
• Tidak akan tenteram
• Tidak akan hidup
tenang
• Akan terjadi
permusuhan
• Akan terjadi keributan
• Akan terjadi
pertengkaran
• Akan berantakan
• Tidak akan aman
• Akan terjadi perbuatan
sewenang-wenang
• Tidak ada perdamaian
• Tidak ada kehidupan
yang rukun
• Tidak ada kesopanan
24. Jenis-jenis norma (1)
Norma Agama:
”Pedoman hidup yang diterima sebagai perintah,
larangan dan ajaran yang berasal dari Tuhan Yang
Maha Esa”
Contoh: menjalankan ibadah sesuai keyakinan, membantu
fakir miskin dan anak yatim/piatu, dan lain-lain
Pelanggaran terhadap norma tersebut sanksinya mendapat
hukuman/siksa dari Tuhan YME di akhirat nanti
25. Jenis-jenis norma (2)
Norma Kesusilaan:
”Pedoman pergaulan hidup yang
bersumber dari hati nurani manusia
tentang baik buruknya suatu
perbuatan”
Contoh: berlaku adil, jujur, menghormati sesama,
menjaga nama baik/kesucian/harga diri
Akbita pelanggaran: penyesalan, mendapat celaan,
diasingkan/diusir dari lingkungan masyarakat
26. Norma Kesopanan:
”Peraturan hidup/tingkah laku yang
terkait dengan pergaulan sesama
manusia”
Contoh: menghormati yang lebih tua, berpakaian yang
baik, tidak meludah atau buang air sembarangan, dan lain-
lainnya
Pelanggaran terhadap norma tersebut sanksinya
mendapat celaan atau bahkan dijauhi/tidak disukai
oleh masyarakat sekitar
Jenis-jenis norma (3)
27. Norma Hukum:
”Peratutan hidup yang dibuat oleh
penguasa negara” Norma hukum
sifatnya memaksa dan mempunyai sanksi-
sanksi yang tegas
Contoh Pidana: Merampas nyawa orang lain, dipidana penjara paling lama 15 tahun (KUHP
Bab XIX pasal 338)
Contoh Perdata: Perbuatan melanggar hukum yang merugikan orang lain harus mengganti
kerugian (KUH Perdata Bab III pasal 1365)
Jenis-jenis norma (4)
28. ADAT ISTIADAT
• Adat adalah aturan dan perbuatan yang lazim
dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala (Kamus umum
bahasa Indonesia)
• Timbulnya adat berawal dari usaha sekelompok
masyarakat yang menginginkan terciptanya
ketertiban di lingkungannya
• Adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan
turun temurun dari generasi ke generasi sebagai
warisan, sehingga kuat hubungan/kaitannya
dengan pola perilaku masyarakat.
29. • Dalam konteks kemasyarakatan, pengertian
kebiasaan hampir sama dengan pengertian adat
• Bedanya, kebiasaan dipergunakan untuk
perorangan, sedangkan adat dipergunakan untuk
sekelompok orang
• Sedangkan yang dimaksud dengan peraturan adalah
petunjuk, kaidah, dan ketentuan yang dibuat untuk
mengatur manusia sebagai anggota masyarakat
Kebiasaan & Peraturan
30. PERBEDAAN NORMA-NORMA DALAM
MASYARAKAT
Uraian Norma Agama
Norma
Kesusilaan
Norma
Kesopanan
Norma Hukum
Tujuan
Penyempurnaan manusia jangan
sampai manusia menjadi jahat
Ketertiban masyarakat jangan
sampai ada korban kejahatan
Isi Ditujukan kepada sikap batin Ditujukan kepada sikap lahir
Asal Usul Dari Tuhan Diri sendiri Kekuasaan luar yang memaksa
Sanksi Dari Tuhan Diri sendiri
Dari masyarakat
secara tak
resmi
Dari masyarakat
secara resmi
Daya Kerja
Membebani
kewajiban
Membebani
kewajiban
Membebani
kewajiban
Membebani
kewajiban dan
memberi hak
32. PENGERTIAN PROFESI
– Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian
– Istilah profesiadalah suatu hal yang
berkaitan dengan jenis pekerjaan (occupation)
yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum
tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai
33. Profesi(Wikipedia Indonesia)
• Adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus
• Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus
untuk bidang profesi tersebut
• Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran,
keuangan, militer, dan teknik
• Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut
profesional
• Orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan
masyarakat dengan memanfaatkan keahlian yang
dimiliki
34. Ciri-ciri Profesi
1. Adanya pengetahuan/keahlian khusus
2. Adanya kaidah dan standar moral yang
tinggi
3. Mangabdi pada kepentingan masyarakat
4. Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu
profesi
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota
dari suatu organisasi profesi
35. 1. Suatu profesi biasanya mensyaratkan pelatihan
ekstensif sebelum memasukinya;
2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual
dan ketrampilan yang signifikan;
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa
yang penting kepada masyarakat.
Mekanisme Profesi
36. 1. Adanya proses lisensi atau sertifikasi;
2. Adanya organisasi;
3. Adanya otonomi dalam pekerjaannya.
Nilai Tambah Profesi
Prinsip Etika Profesi
1. Kejujuran
2. Tanggung jawab
3. Keadilan
4. Otonomi
37. Peranan Etika dalam Profesi
1. Kelompok profesi diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk
mengatur kehidupan bersama
2. Salah satu golongan masyarakat yang memiliki nilai-nilai sebagai
landasan dalam pergaulannya, baik dengan masyarakat
umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu
masyarakat profesional
3. Sorotan masyarakat semakin tajam manakala perilaku-perilaku
sebagian para anggota profesi tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati bersama
38. Rambu-rambu Profesi
1. Melibatkan kegiatan intelektual
2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
3. Memerlukan persiapan profesional yang dalam dan bukan sekedar
latihan
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
6. Mementingkan layanan di atas kepentingan pribadi
7. Mempunyai organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik
39. PENGERTIAN PROFESIonal
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi
atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan
itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi
Profesional adalah orang yang sangat kompeten
atau memiliki kompetensi – kompetensi tertentu
yang mendasari kinerjanya
40. Tiga Watak Kerja profesional
1. Beritikad untuk mewujudkan kebajikan demi
tegaknya kehormatan profesi yang digeluti tidak
mementingkan imbalan/upah
2. Dilandasi kemahiran teknis berkualitas tinggi yang
dicapai melalui pendidikan/pelatihan khusus
3. Diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral
tunduk pada kode etik yang dikembangkan dan
disepakati bersama dalam organisasi profesi
41. Kaitan Profesi dan Profesional
Profesi:
1. Mengandalkan suatu
keterampilan atau keahlian
khusus
2. Dilaksanakan sebagai suatu
pekerjaan atau kegiatan utama
(purna waktu)
3. Dilaksanakan sebagai sumber
utama nafkah hidup
4. Dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang
mendalam
Profesional:
1. Orang yang tahu akan
keahlian dan
keterampilannya
2. Meluangkan seluruh
waktunya untuk pekerjaan
atau kegiatannya itu
3. Hidup dari pekerjaannya
tersebut
4. Ada rasa bangga dan
percaya diri akan pekerjaan
yang dilakukannya
42. PENGERTIAN PROFESIonalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitrakan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat, berbekalkan
keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan (profesi)
dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan
kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan/masalah (Wignjosoebroto,
1999)
Profesionalisme Merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan
atau suatu rangkaian kualitas yang manandai atau melukiskan
coraknya suatu “Profesi”.
43. Beberapa ciri Profesinalisme
1. Mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga
kita dituntut untuk selalu meningkatkan mutu
2. Menuntut kesungguhan dan ketelitian yang hanya dapat
diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan
3. Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah putus asa dan puas sampai hasil tercapai
4. Menuntut integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh
“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan
kenikmatan hidup yang tidak halal
5. Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi.
45. Ethical
• Selalu jujur pada orang lain dan dalam
berbagai situasi
• Mengedepankan perilaku yang luhur dan adil
• Mengdepankan kebenaran dari pada
kebohongan
• Senantiasa menjaga rahasia pekerjaan
• Berorientasi pada logika dan nurani dalam
memutuskan
• Dan lain-lain
46. Altruistic
Tidak mementingkan diri sendiri
Mencurahkan perhatian pada kepentingan
orang lain
Menunjukkan rasa hormat (respect) pada
orang lain
Membangun pemikiran dan sikap positip
kepada orang lain
Senantiasa siap membantu/ menolong orang
yang membutuhkan
Dan lain-lain
47. Responsible
• Menepati janji dalam berbagai hal/kegiatan
• Bekerja dengan loyalitas dan akuntabilitas tinggi
• Berpikir sebelum bereaksi, berbicara berdasar
data/fakta
• Hati-hati dalam mengambil keputusan
• Mengambil alih kesalahan bawahan (tidak mencari
kambing hitam)
• Senantiasa melakukan evaluasi atas kinerjanya
• Dan lain-lain
48. Theoretical
Berpikir kritis dan dinamis
Berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi
Menunjukkan apresiasi pada kegiatan riset dan
pengembangan teori
Mempresentasikan dasar teori (acuan) dari ide dan
aksi/realisasi
Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Dan lain-lain
49. Committed
Selalu siap menjalankan tugas/kewajiban
Patuh pada peraturan dan perundangan yang berlaku
dan telah disepakati bersama
Menjadi anggota dan berpastisipasi dalam organisasi
profesi
Senantiasa meningkatkan keahlian dan kemampuan
diri dalam pekerjaan
Menjaga harkat martabat
dan nama baik keprofesian
di masyarakat
50. Intellectual
Membaca karya ilmiah
• Mengikuti perkembangan
iptek yang terkait
• Menambah wawasan
keprofesian secara umum
dan khusus
Berinteraksi dengan kolega
untuk bertukar informasi dan
perspektif baru
• Partisipasi dalam konferensi
• Mengikuti pelatihan secara
periodik
Pengembangan diri
secara konsisten
• Meningkatkan
performansi diri sendiri
52. Being Consistent:Most people fail only
because theygive up too soon.You must
know that great thingstake time.And if you
want something that'sgoing to change your
life, be patient,be consistent.Consistent
people are the ones whoachieve what they
talk about anddream about.
53. 7 Skills ThatWill Pay OffForever:A Thread
via @mindset.unchainedIUMINDSET
UNCHAINEDTHE TRIBEOF AMBITION
Dream and Act:You should dream, but
moreimportantly, you should workon what
you dream.Unless you do something
foryourself, you will always keepdreaming
and exhaustingyour energy.
54. Being Honest:You should embrace
yourweakness so that you canwork on
what you need toimprove.It's a part of
Self-love.
55. Positive Self-Talk:It doesn't matter what
others thinkof you but what you think
ofyourself certainly does.If you don't
believe in yourself, youcan hardly
achieve everything.
56. Live in the Present:No matter what
happened in yourpast, you live in
the present.It was a lesson to
prepare you forsomething greater
than what youbelieve in.Work on
your present and makeyour future
merrier.
57. Managing your Time:Better life comes
with better timemanagement.
Managing your timecan significantly
increase yourself-confidence and
make youefficient in every way of your
life.
58. Having Empathy:You can be the most
disciplined,brilliant, and even
wealthyindividual in the world, but if
youdon't care for or empathize
withother people, then you arenothing
but a sociopath
59. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Meningkatkan keahlian yang meliputi:
– Pengetahuan (knowledge): teoritis, informasi yang
dievaluasi dan diorganisir pikiran manusia
sedemikian sehingga dapat lebih bermanfaat
– Ketrampilan (skill): aplikatif, kemahiran melakukan
suatu prosedur/kegiatan
– Kemampuan (ability): analisis dan diagnosis
penyelesaian suatu masalah
– Sikap (attitude): perilaku dalam menerima/menolak
suatu elemen kerja (teliti, tepat waktu, terjadwal, dsb)
60. Sertifikasi
• Cara untuk melakukan standar sebuah profesi
• Pengakuan dari suatu organisasi profesi independen
• Alasan pentingnya sertifikasi
– Untuk menuju level yang diharapkan/diinginkan
– Untuk memenuhi capaian standar kinerja tertentu
– Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
pengguna
61. Jenis Sertifikasi
1.Sertifikasi berorientasi produk
• Microsoft, Corel
• Oracle, CISCO, Novell
• Siemens, Toshiba, dan lain-lainnya
2.Sertifikasi berorientasi profesi
• Sertifikasi Guru/Dosen, IATKI, dan lain-lain
• CompTIA (Computing Technology Industry Association), misal: network
support, Computer Technical
• Sun Microsystems, misal: Java programmer
63. Pengertian KODE ETIK (1)
• Kode, yaitu tanda-tanda atau simbol-
simbol yang berupa tulisan, gambar,atau
benda yang disepakati untuk maksud-
maksud tertentu
• Kode etik, yaitu norma atau azas yang
diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari
di masyarakat maupun di tempat kerja
64. Pengertian KODE ETIK (2)
• Kode etik, yaitu sistem norma, nilai dan
aturan tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik,
dan apa yang tidak benar dan tidak baik,
bagi profesional
• Kode etik, menyatakan tindakan apa yang
benar atau salah, serta perbuatan apa
yang harus dilakukan atau harus dihindari
65. Tujuan KODE ETIK
• Agar profesional memberikan layanan
sebaik-baiknya kepada masyarakat
pengguna
• Agar masyarakat pengguna terlindungi
dari tindakan yang tidak profesional
66. – Prinsip integritas
Harus menjunjung nilai tanggung jawab dan integritas tinggi
– Prinsip obyektivitas
Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya
– Prinsip kerahasiaan
Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesi dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tanpa persetujuan
– Prinsip perilaku profesional
Harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskriditkan profesi yang
diembannya
Prinsip Dasar KODE ETIK
67. Ruang gerak kode etik Profesi
Menurut Harris [1995]:
Ruang gerak seorang profesional
diatur melalui etika profesi yang
distandarkan dalam bentuk kode etik
profesi
68. Kode etik profesi (K.E.P)
• Aturan atau ketentuan tertulis yang disepakati di
dalam menjalankan suatu profesi
• Umumnya dikeluarkan oleh asosiasi atau organisasi
tertentu (profesi, politik, sosial, dll)
• Contoh di Indonesia: IAI, IDI, PII, IPKIN (Ikatan profesi komputer
Indonesia), IATKI (Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia), dll
• Contoh di Mancanegara : ACM (Association for Computing
Machinery), ICCP (Institute for Certification of Computer Programming,
DPMA (Data Processing Management Association), ITAA (Information
Technology Association of America), dll
69. Menurut UU No. 43/1999
(POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)
• Profesi adalah suatu moral community
(masyarakat moral) yang memiliki cita-cita
dan nilai-nilai bersama
• Kode etik profesi adalah pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari
70. Tujuan Kode Etik Profesi
1. Menjunjung tinggi martabat profesi
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Meningkatkan mutu profesi
5. Meningkatkan mutu organisasi profesi
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri
71. CIRI-CIRI Kode Etik Profesi
1. Singkat
2. Sederhana
3. Jelas & konsisten
4. Masuk akal
5. Dapat diterima
6. Realistis
7. Komprehensif/lengkap
8. Positif dalam formulasinya
72. Fungsi Kode Etik Profesi
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan
• Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu
mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yangtidak boleh dilakukan.
2. Merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan
• Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada
masyarakat agar dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi
• Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi
atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain
instansi atau perusahaan.
73. Karakteristik K.E.P
• Bukan algoritma sederhana yang dapat
menghasilkan keputusan etis atau tidak etis
• Terkadang bagian-bagian dari kode etik dapat
terasa saling bertentangan dengan kode etik lain
• Menggunakan keputusan yang etis untuk
bertindak sesuai dengan semangat kode etik
profesi
• Menggariskan dengan jelas prinsip-prinsip
mendasar yang butuh pemikiran, bukan
kepatuhan membuta
74. Pemilik Kode Etik Profesi
Umumnya adalah organisasi kemasyarakatan
atau organisasi profesi yang bersifat nasional,
misalnya: Ikatan Profesi Komputer Indonesia (IPKIN), Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), Ikatan Akuntansi Indonesi (IAI), Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Aliansi
Jurnalis Indonesia (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dll.
75. Orientasi Kode Etik Profesi
1. Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
76. • Bagaimana kode tersebut akan
digunakan
• Seberapa detail tingkat rinciannya
• Siapa yang menjadi sasaran kode
etik
• Kode etik diperuntukkan bagi
kepentingan siapa
Kendala Penyusunan K.E.P
78. Pelanggaran kode etik Profesi
1. Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang seharusnya
dijunjung tinggi oleh profesi itu
– Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan
jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan
uang yang berkelebihan
– Menyalahgunakan kekuasaan merupakan perbuatan yang
sering dianggap melanggar kode etik profesi
2. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa
profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian
serta yang kurang dapat dipertanggung-jawabkan
menurut standar maupun kriteria profesional
79. Pelanggaran kode etik Profesi
Nasional Kamis, 27 Jan 2011 09:02 WIB
Dua LagiMasihDiproses- EmpatDokterdi MedanLanggarKodeEtik
MedanBisnis – Medan. Majelis Kode Etik Kedokteran Ikatan
Dokter Indonesia ((MKEK- IDI) Kota Medan telah menyidang 6
dokter berdasarkan pengaduan masyarakat. Dari 6 orang
tersebut, 4 di antaranya terbukti melakukan pelanggaran kode
etik, sedangkan 2 lagi masih dalam proses penyindangan lebih
lanjut.
Demikian dikatakan Sekretaris MKEK- IDI Medan, dr Ery Suhaymi
SH kepada wartawan, Rabu (26/1), di Medan. Ia menjelaskan,
kasus yang mereka sidangkan itu merupakan pengaduan dari
para pasien yang mereka terima untuk 2010.
80. SANKSI PELANGGARAN K.E.P
Sanksi moral & Sanksi dikeluarkan dari organisasi
• Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan
dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang
dibentuk khusus untuk itu
• Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku
yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti:
– Kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik
– Ketentuan itu merupakan akibat logis dari “self regulation” yang terwujud
dalam kode etik
82. Kompetensi (1)
• Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan {UU No. 13 /
2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1}
• Pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat
mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikapnya di tempat kerja sesuai dengan
standar atau persyaratan yang ditetapkan oleh
tempat kerja {Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia}
83. Kompetensi (2)
• Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung
jawab yang dimiliki sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksnakan
tugas di bidang pekerjaan tertentu {Surat Kep Mendiknas
No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi}
• Pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang memungkinkan untuk dilaksana-
kannya suatu kegiatan profesional secara efektif
{Association K.U. Leuven}
85. Knowledge
• Akumulasi pengetahuan yang telah
disistematisasikan dan diorganisasikan untuk
mencapai kebenaran umum dan dapat
dijadikan pegangan dasar untuk bertindak
• Pengetahuan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas yang diberikan
86. Skill
• Keahlian, kemahiran, kemampuan, serta
keteramplian dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan, teknik, metode, dan prinsip
• Diperoleh melalui pendidikan, pelatihan,
observasi, dan praktek lapangan/magang
87. Attitude
• Senantiasa ada dalam diri
• Tindakan tertentu yang dipilih diantara
sejumlah tindakan yang bisa dilakukan
• Sikap/tingkah laku yang tepat – di mana
saja, kapan saja dan dengan siapa saja
• Lebih banyak diperoleh melalui proses
belajar dan kedewasaan
• Dapat diperkuat atau diperlemah, serta
dikembangkan atau ditumbangkan
92. Hasil penelitian Spencer, selama
kurun waktu 20 tahun, terhadap
perilaku 760 orang dari berbagai
jenis pekerjaan dan jabatan pada
286 perusahaan di 20 negara
(termasuk Indonesia), ditemukan
adanya 20 jenis kompetensi dasar
yang mempengaruhi kinerja
seseorang
93. Klasifikasi Kompetensi
• Kompetensi Umum (Soft/ Generic Competence)
– 20 Kompetensi Umum Model Spencer (1993)
– 8 Jenis Kecerdasan Thomas Amstrong (1993)
– Intelligent Quotient - IQ (25%) + Emotional Quotient - EQ
(75%) Daniel Goleman (1995)
• Kompetensi Bidang (Hard Competence)
– Pendidikan/pelatihan
– Ketrampilan/keahlian
– Kewenangan Profesi
94. 20 Kompetensi Spencer
1. Achievement orientation
2. Concern for order
3. Initiative
4. Information seeking
5. Interpersonal understanding
6. Customer service orientation
7. Impact & influence
8. Organizational awareness
9. Relationship building
10. Developing others
11. Directiveness
12. Teamwork & cooperation
13. Team leadership
14. Analytical thinking
15. Conceptual thinking
16. Self control
17. Self confidence
18. Flexibility
19. Organizational commitment
20. Technical/Professional/
Managerial expertise
98. UU No. 14/2005 (UUGD)
• Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”
• Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang berwujud tindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran
99. GURU SEBAGAI TENAGA
PROFESIONAL
berarti
Pekerjaan guru hanya dapat dilakukan
oleh seseorang yang mempunyai
kualifikasi akademik, kompetensi, dan
sertifikat pendidik sesuai dengan
persyaratan untuk setiap jenis dan
pendidikan tertentu
100. Syarat menjadi GURU
Guru wajib memiliki:
• Kualifikasi akademik
• Kompetensi
• Sertifikat pendidik
• Sehat jasmani & rohani
• Kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional
101. Kompetensi GURU sebagai
Agen Pembelajaran
• Kompetensi Pedagogik
• Kompetensi Kepribadian
• Kompetensi Sosial
• Kompetensi Profesional
102. Kompetensi Pedagogik
1. Pemahaman wawasana atau landasan kependidikan
2. Pemahaman terhadap peserta didik
3. Pengembangan kurikulum/silabus
4. Perancangan pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7. Evaluasi hasil belajar
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya
103. Kompetensi Kepribadian
1. Berakhlak mulia
2. Arif bijaksana
3. Jujur
4. Berwibawa
5. Stabil
6. Mantap
7. Dewasa
8. Menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat
9. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri
10. Mengembangkan diri secara mandiri dan
berkelanjutan
104. Kompetensi Sosial
1. Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan
satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
dengan mengindahkan norma serta sistem nilai
yang berlaku
5. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati
dan semangat kebersamaan
105. Kompetensi Profesional
Kemampuan guru dalam pengetahuan isi
(content knowledge) penguasaan:
1.Materi pelajaran secara luas dan mendalam
sesuai standar isi program satuan pendidikan,
mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran
yang diampu
2.Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan,
teknologi, atau seni yang relevan, yang secara
konseptual menaungi atau koheren dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran,
atau kelompok mata pelajaran yang diampu
106. Kompetensi Lulusan (PT)
Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati
{UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas penjelasan Pasal 35 (1)}
107. Kompetensi Lulusan PT (1)
• Knowledge and Technical Skill
• Personal Vision, Mission, Values
• Communication Skill : Berkomunikasi secara
efektif, termasuk perhatian untuk mendengar
• Interpersonal Skill : Mudah dalam
berkomunikasi
• Analitical Ability
• Relation Building
• Kemampuan Kerjasama
• Kemampuan Organisasi
• Inisiatif dan Kreatifitas : Pemikiran yang
menghasilkan ide-ide baru dan berharga
108. • Entrepreunership (Kewirausahaan)
• Integritas: Kepatuhan pada kode etik dan
perilaku terpuji
• Adaptability
• Flexibility
• Self Control
• Self Development
• Persistent (Gigih, Ulet)
• Menghargai Waktu
• Kemampuan/kemauan mencari informasi
• Competency Based vs Strength Based
Kompetensi LulusanPT (2)
109. KOMPETENSI MANAJERIAL
PT. Semen Gresik Tbk
Kompetensi Inti:
- Semangat berprestasi
- Orientasi pada pelayanan
pelanggan
- Kerjasama kelompok
- Pengendalian diri
- Percaya diri
- Semangat belajar
- Kesadaran organisasi
Kompetensi
Pendukung:
- Inisiatif
- Kepemimpinan
- Berpikir sistematis &
strategis
- Kemampuan bisnis
111. …..Memiliki pengetahuan, kemampuan,
kreativitas dan keberanian untuk
membuat perubahan yang lebih baik bagi
kehidupan dan kesejahteraan umat
manusia – baik skala kecil maupun skala besar.
Engineer (Insinyur)
112. Profesi Enjiniring
Enjiniring adalah:
“Profesi yang menerapkan ilmu
pengetahuan & teknologi berbasis
matematika dan ilmu pengetahuan
alam, yang diperoleh dari pendidikan,
pengalaman dan pelatihan/ praktek,
untuk memanfaatkan dan
mengembangkan sumber-sumber yang
ada demi kesejahteraan manusia”
113. Etika Enjiniring
Enjiniring adalah sebuah profesi, seperti halnya
hukum, kedokteran, farmasi dan lain-lainnya
Profesional biasanya memiliki pendidikan tinggi
Masyarakat pengguna sering kali kurang
pengetahuan tentang apa yang dikerjakan engineer
Engineer memiliki kewajiban dan tanggungjawab
etika, yang merupakan bagian dari etika enjiniring
114. Enjiniring Sebagai Profesi
Menjunjung tinggi kejujuran, ketekunan dan
kepatuhan
Mengedepankan keadilan dan kebijaksanaan
Mengutamakan kepentingan masyarakat
Dengan sadar mempromosikan pengetahuan, ide
profesional dan pelayanan publik
Memiliki status hukum
Bekerja dengan standar operasional yang jelas
Mentaati kode etik yang berlaku
115. Prinsip Etika Enjiniring
Melindungi keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
Melaksanakan tugas
sesuai dengan
kompetensinya
Berlaku benar, obyektif
dan menjaga rahasia
pekerjaan
Bekerja keras, jujur dan
bertanggungjaw ab
T erus belajar meningkatkan
kemampuan/ keahlian
Menjaga pelestarian
lingkungan
Tidak menerima hadiah atau
suap yang akan
mempengaruhi keputusan
enjiniring
116. Contoh Kasus
Contoh kasus berikut diharapkan
dapat memberikan gambaran
akan pentingnya pengetahuan
tentang Etika Enjiniring
117. Kasus Ford Pinto (1978)
•7 tahun peluncuran 50 tuntutan hukum
terkait tubrukan dari belakang
•Tangki bensin pecah, meledak dan terbakar
luka dan meninggal
•Pengabaian norma yang cukup parah
•Tuntutan Hukum & Kriminal
•Pengabaian keselamatan penumpang
•Para insinyur & manajer Ford terancam
118. Kasus Ford Pinto (1978)
•Titik berat kasus: FORD telah tahu adanya
cacat pada tangki tersebut
•Di Persidangan terbukti: para insinyur
sudah mengingatkan bahaya desainnya
•“Manajemen” mengabaikan, karena ingin
segera menjual ke pasaran dengan harga
kompetitif
•Anggota manajemen ada insinyurnya
•Dilema para Insinyur: “Keselamatan &
119. Kasus Ford Pinto (1978)
FORD ingin menghemat biaya produksi
beberapa dolar, akhirnya harus mengeluarkan
JUTAAN dolar untuk membayar TUNTUTAN
pemakai + publisitas BURUK + kepercayaan
masyarakat TURUN (Maunya UNTUNG jadinya
BUNTUNG)
FORD dianggap tidak mendesain mobil yang
aman
120. Kasus Lain
Jumat, 18/02/2011 16:51 WIB/detikoto
Ini Dia Penyebab Honda Jazz, Freed dan City
Ditarik
Produsen mobil Honda menarik kembali 3
mobil andalannya yakni Jazz, Freed, dan City,
sejumlah 40.000an unit. Penyebab ketiga
mobil populer ini harus masuk bengkel
Honda, karena masalah mesin
Komponen Lost Motion Spring, yang
berfungsi menekan rocker arm (lengan
penggerak) pada putaran mesin rendah,
setelah kurun waktu tertentu dapat
melengkung dan patah sehingga
menimbulkan bunyi mesin yang tidak
121. Kasus Lain
JUM'AT, 25 FEBRUARI 2011 | 10:44 WIB | TEMPO
Toyota Motor Corp Kembali Tarik Dua Jutaan
Produknya
Ditengarai, pedal gas produknya bermasalah
karena tersangkut karpet lantai sehingga
menyebabkan mobil bisa melesat tak
terkendali.
Mobil yang ditarik terdiri dari 761 ribu
Toyota RAV4 model 2006 – 2010, Toyota
4Runner model 2003 – 2009 sebanyak 603
ribu, Lexus LX570 model 2008 – 2011
sebanyak 17 ribu unit. Selain itu, Toyota
juga menarik 372 ribu unit Toyota
Highlander dan Highlander HV yang terdiri
dari RX330, RX350, dan RX400H.
123. Masalah (calon) Engineers
CUKUP mendapatkan ilmu
yang terkait dengan: dasar
enjiniring, metode
penyelesaian masalah, serta
desain dan perancangan
KURANG mendapatkan
ilmu yang terkait dengan:
praktek bisnis, keselamatan
dan kesehatan kerja, serta
etika profesi
125. ETIKET (Etiquette)
• Penghormatan kepada masyarakat pengguna
HUKUM (Law)
• Jelas aturan dan sangsinya
MORAL (Morals)
• Perilaku yang diterima secara umum berdasar agama/budaya
ETIKA (Ethics)
• Gambaran dari keseluruhan yang ada di atas
Dasar Perilaku Engineers
(menghindari konfik)
126. Etiket (Etiquette)
• Adab perilaku dan sopan santun saat
berinteraksi dengan sesama, dalam konteks
sosial kemasyarakatan
• Tata cara makan, dress codes, pengaturan
posisi duduk, ladies first, dan lain-lainnya
• Pelanggaran etiket tidak menyebabkan
masuk penjara, tetapi dapat me”lukai”
profesionalisme
127. Hukum (Laws)
• Suatu sistem aturan dan hukuman yang
terdefinisi dengan jelas untuk memelihara
keamanan dan keteraturan dalam masyarakat
• Dibuat/disusun oleh penguasa, masyarakat atau
adat
• Pelanggaran akan mendapat hukuman sampai
ke penjara
• Semua manusia sama kedudukannya dalam
hukum dan berhak memperoleh perlakuan
hukum yang sama sebagaimana diatur dalam
konstitusi
128. Moral (Morals)
• Norma individu yang terkait dengan perilaku
salah atau benar, serta baik atau buruk
berdasarkan latar belakang kehidupan,
keyakinan agama serta pengaruh lingkungan
• Budaya atau agama: judi, sabung ayam,
minum alkohol, mabuk, merokok, dan lain-lain
• Kontraversi terkait isu moral, misalnya: perawatan
kesehatan adalah hak setiap orang, atau aborsi demi
menyelamatkan sang ibu
129. Etika (Ethics)
• Suatu kode atau sistem norma yang
mendefinisikan perilaku moral pada kelompok
masyarakat tertentu
• Etika adalah studi terkait moralitas dalam
segala tindakan atau tingkah laku manusia
• Etika profesi memberi arah bagi dilakukannya
tindakan/kegiatan profesional
• Kebanyakan masyarakat profesi memiliki kode
etik
132. Etika Kewajiban & Etika Hak
Suatu tindakan dianggap BAIK, jika
menghormati hak-hak individu
Kewajiban kita melindungi hak-hak orang lain.
Hak dasar kita harus juga dilindungi orang lain.
Kelemahannya, tidak begitu
memperhitungkan kepentingan orang banyak
Ilustrasi: pembangunan bendungan untuk PLTA (jika salah
satu pemilik tanah menolak melepaskannya, sudah cukup untuk
menghentikan proyek)
133. Etika Moralitas
Suatu tindakan dianggap
BAIK, hanya jika
mendukung perilaku yang
baik (bermoral)
Merupakan penerapan
karakter pribadi pada diri
sendiri maupun orang lain
Cenderung kurang kongkrit
dan agak sulit digambarkan
pada entitas di luar
manusia (perusahaan atau
pemerintahan misalnya)
Banyak kasus
dipermukaan tampak
bermoral, tapi sebenarnya
tidak (apa contohnya?)
134. Teori mana yang digunakan?
• Pada setiap masalah, kita bisa memanfaatkan
keempat teori tersebut untuk melihat solusinya
• Kita tentukan pilihannya sesuai dengan situasi
faktual yang berkembang
• (I) dengan teori yang berbeda, didapatkan
hasil/solusi yang sama, atau (II) teorinya
berbeda, hasil/solusinya-pun berbeda
• Ilustrasi: Kasus kebocoran BHOPAL, atau
penggusuran pemukiman dekat ril KA
136. Introduksi (1)
Fr-p.59
•Pada awal 1990 muncul laporan studi
tinggal di dekat SUTT meningkatkan risiko
terkena kanker, khususnya anak-anak
•Penyebabnya medan EM lemah
berfrekuensi rendah di sekitar SUTT
•Banyak insinyur melakukan penelitian untuk
memastikan kebenarannya
•Para insinyur di perusahaan listrik terus
berusaha merancang produk yang dapat
137. Introduksi (2)
•Hampir semua rancangan/rekayasa insinyur
terkait dengan risiko “kesehatan dan
keselamatan”
•Meski seringkali tingkat bahayanya itu sendiri
belum diketahui
•Apakah suatu proses atau produksi tertentu
etis untuk dikerjakan?
•Alat apa yang harus digunakan agar yang
dikerjakan benar secara etis?
138. Isu-isu Dalam Masalah Etika
Isu Detil Contoh Penyelesaian
1.Isu Faktual Melibatkan apa yang
benar-benar diketahui
tentang sebuah kasus
Dalam kasus gratifikasi:
macam dan nilai hadiah
mungkin menjadi fakta yang
diketahui umum
Melalui penelitian atau
penyelidikan untuk
mengungkap
kebenaran
2.Isu Konseptual Berhubungan dengan
“arti” atau bisa tidaknya
suatu ide diterima
Yang tidak diketahui adalah
apakah hadiah tersebut
dimaksudkan untuk
mempengaruhi sebuah
keputusan atau sekedar
tanda persahabatan
Melalui kesepakatan
atas arti, istilah dan
konsep. Meski kadang
kesepakatan tidak
tercapai
3.Isu Moral Menentukan prinsip
moral mana yang
dapat/sesuai diterapkan
dalam situasi “tersebut”
Setelah dapat dipastikan
apakah itu hadiah atau suap,
secara moral sudah jelas
tindakan yang harus diambil
Melalui kesepakatan
atas prinsip-prinsip
moral yang relevan
dan bagaimana harus
diterapkan
139. Membuat Diagram Garis (1)
Sangat berguna untuk situasi di mana prinsip-prinsip
moral yang dapat diterapkan kita ketahui dengan jelas,
tetapi cukup banyak “wilayah abu-abu” yang dapat
menjadi “celah”
Paradigma Positif: sesuatu hal yang tidak
diragukan lagi dapat diterima
secara moral
Paradigma Negatif: sesuatu hal yang tidak
diragukan lagi TIDAK dapat
Digambar sebuah garis yang salah satu ujungnya
ditempati “paradigam positif” dan ujung lainnya
“paradigma negatif”
140. Membuat Diagram Garis (2)
MASALAH: Sebuah perusahaan terpaksa harus
membuang sedikit limbah beracunnya ke
sebuah Danau, yang selama ini menjadi
persediaan air minum warga. Batas ambang
untuk limbah ini 10 ppm. Jika limbah jadi
dibuang, konsentrat danau menjadi 5 ppm.
Diharapkan tidak terjadi masalah kesehatan
dan warga tidak dapat mendeteksinya di air
minum mereka.
Paradigma Positif: Persediaan air untuk warga
harus bersih dan aman
Paradigma Negatif: Tingkat limbah beracun
yang dibuang ke Danau
141. Membuat Diagram Garis (3)
Persediaan
air untuk
warga harus
bersih dan
aman
Paradigma Positif (PP)
Paradigma Negatif (PN)
Tingkat limbah
beracun yang
dibuang ke
Danau
142. 1. Limbah jadi dibuang ke Danau. Pada tingkat 5 ppm
limbah tidak berbahaya, tetapi rasa airnya agak
berubah
2. Limbah itu dapat diuraikan dengan peralatan baru
yang dibeli perusahaan
3. Limbah dapat dipisahkan dengan peralatan baru
yang dibeli pembayar pajak
4. Kadang, orang yang terekspose limbah akan
merasa sakit selama 1 jam
5. Pada tingkat 5 ppm, beberapa orang akan
menderita sakit cukup hebat selama satu minggu,
tetapi dalam jangka panjang tidak membahayakan
6. Peralatan dapat dipasang di Pabrik untuk
mengurangi tingkat limbah jadi 1 ppm
Contoh beberapa hipotesa/kemungkinan kejadian: (makin banyak makin baik)
Paradigma Positif (PP)
Paradigma Negatif (PN)
2
1 6
4 3
5
143. • Hipotesa/kemungkinan kejadian yang dibuat,
semakin banyak semakin baik
• Makin banyak jumlah hipotesa, makin memudahkan
dilakukannya penyelidikan lebih lanjut, sebelum
keputusan final diambil (sebisa mungkin mendekati
PP)
• Penempatan garis-garis hipotesa akan sangat
dipengaruhi oleh subyektifitas
• Sekarang kita coba tempatkan titik “P” sebagai titik
permasalahan kita yang akan kita cari solusinya.
Penentuan titik “P” juga kadang subyektif
• Penentuan keputusan final seringkali juga
dipengaruhi oleh faktor lain, seperti: politis, sosial,
budaya, dan lain-lainnya
Versi Akhir DIAGRAM GARIS:
Paradigma Positif (PP)
Paradigma Negatif (PN)
2
1 6
4 3
5 P
144. Membuat Diagram Alur (1)
• Disebut juga flow chart dan sangat dikenal oleh mahasiswa teknik
• Berguna untuk menganalisis kasus yang memiliki tahapan kejadian
• Memberi visualisasi tentang sebuah situasi dengan konsekuensinya
• Menyelesaikan masalah etika, mulai yang sederhana – rumit
• Harus diupayakan se-obyektif mungkin dalam melakukan analisis
• KUNCI sukses: kreatif dalam menentukan skenario dan hasil secara
obyektif, meski keputusannya “tidak”
147. Pendahuluan
Tugas utama insinyur: melindungi keselamatandan
kesejahteraanumum
Insinyur mempunyai tanggungjawab kepadamasyrakat
untukmenghasilkanprodukyang aman
Keselamatan harus menjadi bagian integral dari semua
desain enjiniring
150. Ragam Risiko
1. Risiko yang disadari VS yang tidak disadari
(property di dekat pabrik kimia)
2. Konsekuensi jangka pendek VS jangka panjang
(cacat sementara vs permanen)
3. Probabilitas yang telah diperkirakan (1:sejuta vs
50:50)
4. Dampak yang dapat diputar balik
5. Tingkat batasan risiko (lakalantas atau radiasi nuklir tk
rendah)
6. Risiko tertunda VS Risiko seketika (risiko kena
jantung vs terjun payung)
151. Jenis Kecelakaan
K. PROSEDURAL:
akibat dari tindakan yang
tidak mematuhi prosedur
baku yang telah
ditetapkan
K. TEKNIS:
disebabkan oleh
kerusakan/kegagalan
dalam desain (material,
peralatan, dan lainnya)
K. SISTEMIS:
karakteristik
penerap-an
teknologi yang
sangat canggih dan
organisasi yang
rumit
1 2 3
152. Wajib BACA !!
Codes of Ethics of Professional Engineering
Societies:
• The Institute of Electrical and Electronics Engineers
Societies (IEEE)
• National Society of Professional Engineers (NSPE) –
Codes of Ethics for Engineers
• American Society of Mechanical Engineers (ASME)
• American Society of Civil Engineers (ASCE)
• American Institute of Chemical Engineers (AICHE)