2. Pancasila sebagai sistem etika di
sampingkan merupakan way of life bangsa
Indonesia, juga merupakan struktur
pemikiran yang disusun untuk memberikan
tuntunan atau panduan kepada setiap
warga negara Indonesia dalam bersikap
dan bertingkah laku.
3. PERBEDAAN ANTARA
NILAI, MORAL, ETIKA,
ETIKET, DAN NORMA
• NILAI
Menurut Schwartz (1994) juga menjelaskan bahwa nilai adalah suatu
keyakinan berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu,
melampaui situasi spesifik, mengarahkanseleksi atau evaluasi terhadap tingkah
laku, individu, dan kejadian-kejadian, serta tersusun berdasarkan derajat
kepentingannya.Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, terlihat kesamaan
pemahaman tentang nilai, yaitu suatu keyakinan, berhubungan dengan cara
bertingkah laku dan tujuan akhir tertentu.
4. Fungsi utama dari nilai sebagai berikut:
1) Nilai sebagai standar (Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994),
2) Sistim nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik
dan pengambilan keputusan (Feather,1995; Rokeach, 1973;
Schwartz, 1992, 1994).
3) Fungsimotivasional.
5. • Moral
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata
„moral‟ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang
masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat.
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang
berkenaan dengan baik dan buruk.
6. • Etika dan Etiket
Istilah dan pengertian etika secara kebahasaan/etimologi, berasal
dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan
atau adat kebiasaan (custom).
Berbeda lagi antara etika dengan etiket, seperti telah dibahas
etika adalah berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun,
walaupun keduanya menyangkut perilaku manusia secara
normatif yaitu memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan
demikian menyatakan apa yang diperbolehkan dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan.
7. perbedaan yang mendasar antara etika dan etiket :
ETIKA
Etika menyangkut cara dilakukannya suatu
perbuatan sekaligus memberi norma dari
perbuatan itu sendiri.
Misal : Dilarang mengambil barang milik orang
lain tanpa izin karena mengambil barang milik
oranglain tanpa izin sama artinya dengan
mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu
norma etika.
Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri
tersebut mencuri dengan tangan kanan atau
tangan kiri.
✣ ETIKET
✣ Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu
perbuatan harus dilakukan manusia.
✣ Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu
kepada orang lain, saya harus
menyerahkannya dengan menggunakan
tangan kanan. Jika saya menyerahkannya
dengan tangan kiri, maka saya dianggap
melanggar etiket
8. • Norma
Di dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal dengan
istilah norma norma atau kaidah, yaitu biasanya suatu
nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau
patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat
untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan
peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama.
9. Norma-norma itu dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi, yaitu
berupa ancaman hukuman terhadapsiapa yang telah
melanggarnya. bila seseorang melanggar suatu norma, maka
akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat dan sifatnya suatu
pelanggaran yang terjadi.
Misalnya:
Orang yang mencuri barang milik orang lain tanpa sepengetahuan
pemiliknya, maka sanksinya cukup berat dan bersangkutan
dikenakan sanksi hukuman, baik hukuman pidana penjara
maupun perdata (ganti rugi)
10. Etika Sebagai Filsafat
Moral
Etika adalah cabang dari filsafat yang membicarakan tentang nilai
baik buruk. Etika disebut juga Filsafat Moral. Etika membicarakan
tentang pertimbanganpertimbangan tentang tindakan-tindakan
buruk, susila tidak susila dalam hubungan antar manusia. Etika
dari bahasa Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan atau
adat. Sedangkan moral dari kata mores yang berarti cara hidup
atau adat.
11. Secara umum etika diklasifikasikan menjadi dua jenis :
Pertama etika deskriptif yang menekan pada pengkajian ajaran
moral yang berlaku, membicarakan masalah baik-buruk
tindakan manusia dalam hidup bersama.
Kedua etika normatif, suatu kajian terhadap ajaran norma baik
buruk sebagai suatu fakta, tidak perlu perlu mengajukan alasan
rasional terhadap ajaran itu, cukup merefleksikan mengapa hal
itu sebagai suatu keharusan.
12. Mengapa manusia harus bermoral/beretika?
karena manusia makhluk yang berakal, segala perbuatan,
tindakan, dan perkataan manusia harus dipertanggung jawabkan.
Perbuatan makhluk berakal senantiasa dinilai. Perbuatan yang
bernilai itulah yang menjadikan kehidupan manusia menjadi
bermakna. Hidup manusia tidak hanya sekedar melangsungkan
spesies, tetapi bagaimana ia dapat bertanggung jawab terhadap
diri sendiri, keluarga, masyarakat bangsa/Negara dan
kemanusiaan secara umum.