SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
EKONOMI SUBERDAYA PERIKANAN

EKSTERNALITAS PERIKANAN

DIUSUSUN OLEH :
HAMMI IQOMATUL HAQ

230110090057

UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2011

Angkatan 2009
1. EKSTERNALITAS
Eksternalitas adalah Adalah kerugian atau keuntungan-keuntungan yang diderita atau
dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain. Eksternalitas timbul ketika
beberapa kegiatan dari produsen dan konsumen memiliki pengaruh yang tidak diharapkan (tidak
langsung) terhadap produsen dan atau konsumen lain. Eksternalitas bisa positif atau negative.
Eksternalitas positif terjadi saat kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

atau kelompok

memberikan manfaat pada individu atau kelompok lainnya (Sankar, 2008). Perbaikan
pengetahuan di berbagai bidang, misalnya ekonomi, kesehatan, kimia, fisika memberikan
eksternalitas positif bagi masyarakat. Eksternalitas positif terjadi ketika penemuan para ilmuwan
tersebut tidak hanya memberikan manfaat pada mereka, tapi juga terhadap ilmu pengetahuan dan
lingkungan secara keseluruhan. Adapun eksternalitas negatif terjadi saat kegiatan oleh individu
atau kelompok menghasilkan dampak yang membahayakan bagi orang lain. Polusi adalah contoh
eskternalitas negatif. Terjadinya proses pabrikan di sebuah lokasi akan memberikan eksternalitas
negatif pada saat perusahaan tersebut membuang limbahnya ke sungai yang berada di sekitar
perusahaan. Penduduk sekitar sungai akan menanggung biaya eksternal dari kegiatan ekonomi
tersebut berupa masalah kesehatan dan berkurangnya ketersediaan air bersih. Polusi air tidak saja
ditimbulkan oleh pembuangan limbah pabrik, tapi juga bisa berasal dari penggunaan pestisida,
dan pupuk dalam proses produksi pertanian.

Eksternalitas lingkungan sendiri didefinisikan sebagai manfaat dan biaya yang
ditunjukkan oleh perubahan lingkungan secara fisik hayati (Owen, 2004). Polusi air yang
telah dijelaskan di atas termasuk ke dalam eksternalitas lingkungan, dimana polusi tersebut
telah merubah baik secara fisik maupun hayati sungai yang ada di sekitar perusahaan
tersebut. Selain polusi air perubahan lingkungan lain dapat dilihat dari definisi lingkungan
dalam The Environment (Protection) Act, 1986 sebagai berikut.
The Environment (Protection) Act, 1986 defines environment to include ‘water, air
and land and the interrelationship which exists among and between water, air and land, and
human beings, other living creatures, plants, microorganisms and property’. (Sankar, 2008)

Adapun polusi atau pencemaran itu sendiri berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997
Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 12, adalah sebagai berikut.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya;

Berdasarkan pengertian lingkungan di atas, selain air, udara, dan juga tanah, serta
hubungan timbal balik di antara air, udara, dan tanah dapat berpotensi mengalami
eksternalitas lingkungan. Adanya asap dan konsentrasi bahan-bahan beracun serta global
warming merupakan contoh dari polusi udara. Adapun sampah tidak berbahaya dan limbah
beracun merupakan contoh dari polusi tanah. Polusi limbah beracun jelas berbahaya dan
merupakan masalah serius, sedangkan sampah rumah tangga merupakan masalah polusi juga,
apalagi jika sampah tersebut dibuang ke sungai atau ke tempat yang tidak semestinya. Emisi
gas rumah kaca menyebabkan global warming, yang dihasilkan dari emisi karbon dioksida,
methane, nitrus oxida, dan gas lainnya.
Adanya eksternalitas menyebabkan terjadinya perbedaan antara manfaat (biaya ) sosial
dengan manfaat (biaya) individu. Timbulnya perbedaan antara manfaat (biaya ) sosial dengan
manfaat (biaya) individu sebagai hasil dari alokasi sumberdaya yang tidak efisien. Pihak yang
menyebabkan eksternalitas tidak memiliki dorongan untuk menanggung dampak dari kegiatannya
terhadap pihak lain. Dalam perekonomian yang berdasarkan pasar persaingan sempurna, output
individu optimal terjadi saat biaya individu marginal sama dengan harganya. Eksternalitas positif
terjadi saat manfaat social marginal lebih besar dari biaya individu marginal (harga), oleh karena
itu output individu optimal lebih kecil dari output sosial optimal. Adapun eksternalitas negatif
terjadi, saat biaya sosial marginal lebih besar dari biaya individu marginal, oleh karena itu tingkat
output individu optimal lebih besar dari output sosial optimal. (Sankar, 2008)

2. EKSTERNLITAS PERIKANAN
Sungai memiliki arti penting bagi kehidupan manusia dan beragam spesies ikan dan
tumbuhan. Bagi manusia, sungai berpotensi menjadi sumber mata pencaharian. Sebahagian
penduduk menggunakan sungai untuk mencari ikan dan budi daya ikan keramba. Sungai
yang bersih juga menopang kehidupan beragam spesies ikan dan tumbuhan. Keadaan spesies
ini menjadi penopang sumber mata pencaharian penduduk. Sayangnya, banyak sekali sungai
yang tercemar oleh limbah cair dan padat yang bersumber dari kegiatan produksi pabrik dan
rumahtangga. Karena itu, sungai tidak hanya memiliki jasa ekonomi bagi manusia, lebih dari
itu sungai memiliki nilai jasa lingkungan yang besar. Ilustrasinya tidak begitu rumit. Ketika
sungai sudah tercemar oleh limbah cair dan padat, maka kegiatan ekonomi bisa sirna, karena
spesies ikan dan tumbuhan tidak lagi mampu untuk hidup. Untuk menjaga nilai ekonomi
dan jasa lingkungan sungai diperlukan pengendalian oleh pemerintah. Bagaimanapun, sungai
merupakan barang publik. Tidak ada seorangpun yang memiliki hak pemanfaatan khusus
terhadap sungai. Keberadaan 2 barang publik merupakan salah satu alasan mendasar
terbukanya intervensi pemerintah

terhadap kegiatan ekonomi. Karena itu, eksternalitas

negatif dari pemanfaatan sungai pasti terjadi. Menurut Fauzi (2005), untuk meredam
eksternalitas negatif, tidak terkecuali dalam pemanfaatan sungai, terdapat tiga alternatif
kebijakan yang dapat digunakan :

internalisasi, perpajakan dan memfungsikan pasar

(functioning the market, FtM). Ia membuat model ekonomi dasar untuk memberikan ilustrasi
dampak tiga alternatif kebijakan tersebut. Menurunnya kualitas air sungai yang bersumber
dari kegiatan produksi dan rumahtangga merupakan eksternalitas negatif bagi pembudidaya
ikan di sungai yang sama. Limbah padat dan cair buangan pabrik mengandung bahan kimia
beracun. Spesies ikan dan tumbuhan di sungai bisa menurun kapasitasnya untuk tumbuh.
Ekstrimnya spesies tersebut bisa mati. Keadaan ini tentu saja merugikan bagi pembudidaya
ikan. Dalam hal ini, pembudidaya ikan menerima dampak negatif dari kegiatan produksi
pabrik

dan rumahtangga tersebut. Bila kegiatan produksi dan rumahtangga tersebut

dibiarkan,

maka dikhawatirkan akan menghapus kegiatan budidaya ikan. Karena itu

diperlukan alternatif kebijakan ekonomi yang cukup spesifik. Masalah eksternalitas negatif
ini bisa dijelaskan dari disiplin ilmu ekonomi. Karena itu, penulis coba mengemukakan
gagasan tersebut melalui essay ini. Essay ini terdiri dari empat bagian : pendahuluan, model
dasar eksternalitas negatif, contoh aplikasi model dasar tersebut, serta simpulan dan saran.
Model dasar eksternalitas negatif yang disajikan pada bagian dua diadaptasi dari Fauzi
(2005). Kemudian, pada bagian ketiga, penulis coba merelaksasi beberapa asumsi dalam
model dasar tersebut dengan contoh kasus hubungan ekonomi pabrik dan pembudidaya ikan
yang menjadi fokus essay ini. Langkah analitis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang cukup spesifik mengenai fenomena eksternalitas negatif yang sedang dikaji. Melalui
pengembangan model dasar tersebut, penulis dapat mengungkapkan spesifikasi kebijakan
ekonomi untuk
3. EKSTERNILITAS PERIKANAN TANGKAP

Secara umum usaha penangkapan ikan sangar berbeda dengan usaha manufaktur dan
budidaya Eksternalitas Tangkap didefinisikan sebagai setiap efek eksternal yang disebabkan
oleh aktifitas perikanan tangkap secara invidu tetapi tidak termasuk dalam sistem akuntansi
mereka. Perikanan eksternalitas umumnya negatif dan terjadi ketika nelayan secara bebas
bisa masuk dan menangkap sumber daya dan di mana perjanjian sukarela kerjasama tidak
ada, dalam kasus ini, pengguna sumberdaya tidak mempertimbangkan efek eksternal
memaksakan pada orang lain. Penangkapan ikan yang menggunakan peralatan dan bahanbahan berbahaya menyebabkan masalah bagi ekosistem perairan terlebih bagi masyarakat
yang menggunakan air perairan tersebut. Hal tersebut merugikan bagi kesehatan masyarakat
dan keseimbangan ekosistem perairan tersebut. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mengatasi eksternalitas negatif yang dilakukan nelayan dalam penangkapan ikan adalah
dengan peraturan-peraturan serta larangan yang dirumuskan pemerintah serta penyuluhan
bagi para nelayan.
Sumberdaya laut merupakan sumberdaya yang unik yaitu open acces sehingga dalam
pemanfaatannya mengalami overfishing. Sumberdaya laut tersebut meliputi berbagai jenis
ikan, udang, kerang-kerangan, moluska, rumput laut dan sebagainya. Untuk memanfaatkan
potensi sumberdaya tersebut dilakukan eksploitasi dengan
daerah tertentu tingkat eksploitasinya telah melebihi dari
(overfishing). Oleh karena itu diperlukan suatu usaha
sumberdaya ikan.
bahwa

penangkapan. Untuk daerahsumberdaya yang tersedia

pengelolaan terhadap eksploitasi

Dalam Undang-undang Perikanan Nomor 31 Tahun 2004, dijelaskan

pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua

upaya yang dilakukan bertujuan

mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan secara optimal dan terus
menerus.
Menurut Gulland (1982), tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan meliputi :
1. Tujuan yang bersifat fisik-biologik, yaitu dicapainya tingkat pemanfaatan dalam level
maksimum yang lestari (Maximum Sustainable Yield = MSY).
2. Tujuan yang bersifat ekonomik, yaitu

tercapainya keuntungan maksimum dari

pemanfaatan sumberdaya ikan atau maksimalisasi profit (net income) dari perikanan.
3. Tujuan yang bersifat sosial, yaitu tercapainya keuntungan sosial yang maksimal, misalnya
maksimalisasi penyediaan pekerjaan, menghilangkan adanya konflik kepentingan diantara
nelayan dan anggota masyarakat lainnya.
Dwiponggo (1983) dalam Pranggono (2003) mengatakan, tujuan pengelolaan sumberdaya
perikanan dapat dicapai dengan beberapa cara, antara lain :
1. Pemeliharaan proses sumberdaya perikanan, dengan memelihara ekosistem penunjang
bagi kehidupan sumberdaya ikan.
2. Menjamin pemanfaatan berbagai jenis ekosistem secara berkelanjutan
3. Menjaga keanekaragaman hayati (plasma nutfah) yang mempengaruhi ciri-ciri, sifat dan
bentuk kehidupan
4. Mengembangkan perikanan dan teknologi yang mampu menumbuhkan industi yang
mengamankan sumberdaya secara bertanggung jawab.
Badrudin (1986) dalam Lembaga Penelitian UNDIP (2000) menyatakan bahwa

prinsip

pengelolaan sediaan ikan dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Pengendalian jumlah upaya penangkapan : tujuannya adalah mengatur jumlah alat tangkap
sampai pada jumlah tertenu
2. Pengendalian alat tangkap : tujuannya adalah agar usaha penangkapan ikan hanya
ditujukan untuk menangkap ikan yang telah mencapai umur dan ukuran tertentu.
Berdasarkan prinsip tersebut maka Purnomo (2002), menyatakan bahwa

pengelolaan

sumberdaya perikanan harus memiliki strategi sebagai berikut :
1. Membina struktur komunitas ikan yang produktif dan efisien agar serasi dengan proses
perubahan komponen habitat dengan dinamika antar populasi
2. Mengurangi laju intensitas penangkapan agar sesuai dengan kemampuan produksi dan
daya pulih kembali sumberdaya ikan, sehingga kapasitas yang optimal dan lestari dapat
terjamin
3. Mengendalikan dan mencegah setiap usaha penangkapan ikan yang dapat menimbulkan
kerusakan-kerusakan maupun pencemaran lingkungan perairan secara langsung maupun
tidak langsung.

More Related Content

What's hot

Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkungan
Shoetiaone
 
Hubungan manusia dengan alam sekitar
Hubungan manusia dengan alam sekitarHubungan manusia dengan alam sekitar
Hubungan manusia dengan alam sekitar
Dwi Ayu
 
Keterbatasan ekologi
Keterbatasan ekologi Keterbatasan ekologi
Keterbatasan ekologi
Eko wahyudi
 
sumber daya alam 1
sumber daya alam 1sumber daya alam 1
sumber daya alam 1
Mia Mancani
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Diki Alnastain
 

What's hot (20)

PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGANPENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian I)
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkungan
 
Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkungan
 
BUMI KITA, RUMAH KITA SENDIRI Apapentingnyasihkonservasi?
BUMI KITA, RUMAH KITA SENDIRI Apapentingnyasihkonservasi?BUMI KITA, RUMAH KITA SENDIRI Apapentingnyasihkonservasi?
BUMI KITA, RUMAH KITA SENDIRI Apapentingnyasihkonservasi?
 
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyaPengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
 
BAB IV
BAB IVBAB IV
BAB IV
 
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGANINTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
 
BAB III IPS 8
BAB III IPS 8BAB III IPS 8
BAB III IPS 8
 
Sejarah ekologi
Sejarah ekologiSejarah ekologi
Sejarah ekologi
 
Ppt kmp reskina 98
Ppt kmp reskina 98Ppt kmp reskina 98
Ppt kmp reskina 98
 
Hubungan manusia dengan alam sekitar
Hubungan manusia dengan alam sekitarHubungan manusia dengan alam sekitar
Hubungan manusia dengan alam sekitar
 
ETIKA LINGKUNGAN HIDUP
ETIKA LINGKUNGAN HIDUPETIKA LINGKUNGAN HIDUP
ETIKA LINGKUNGAN HIDUP
 
Keterbatasan ekologi
Keterbatasan ekologi Keterbatasan ekologi
Keterbatasan ekologi
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
rangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hidup
rangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hiduprangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hidup
rangkuman IPS kelas 8 permasalahan lingkungan hidup
 
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkungan
 
Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)
 
sumber daya alam 1
sumber daya alam 1sumber daya alam 1
sumber daya alam 1
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
 

Similar to 76211283 ekonomi-suberdaya-perikanan

Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Febry Ramdani
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Febry Ramdani
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Agus Adipura
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
Indriati Dewi
 
Limbah Cair Peternakan
Limbah Cair PeternakanLimbah Cair Peternakan
Limbah Cair Peternakan
Markus T Lasut
 
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptxPTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
AldieMunandar
 
Ekosistem & keseimbangan lingkungan
Ekosistem & keseimbangan lingkunganEkosistem & keseimbangan lingkungan
Ekosistem & keseimbangan lingkungan
Alicia Lanina
 
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
SoffanAkbar2
 

Similar to 76211283 ekonomi-suberdaya-perikanan (20)

Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di SidoarjoAnalisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
Analisis Ekonomi Dampak Semburan Lumpur Panas di Sidoarjo
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
 
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industriMakalah pencemaran lingkungan akibat industri
Makalah pencemaran lingkungan akibat industri
 
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptx
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptxEKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptx
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptx
 
2) KONSEP DASAR ILMU LINGKUNGAN.pdf
2) KONSEP DASAR ILMU LINGKUNGAN.pdf2) KONSEP DASAR ILMU LINGKUNGAN.pdf
2) KONSEP DASAR ILMU LINGKUNGAN.pdf
 
Ipa7 kd8-pdf
Ipa7 kd8-pdfIpa7 kd8-pdf
Ipa7 kd8-pdf
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
 
Presentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganPresentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkungan
 
Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2Makalah lingkungan hidup 2
Makalah lingkungan hidup 2
 
Limbah Cair Peternakan
Limbah Cair PeternakanLimbah Cair Peternakan
Limbah Cair Peternakan
 
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran LingkunganPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan
 
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptxPTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
PTT Permasalahan Kesehatan Lingkungan di Masyarakat.pptx
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
Manusia dan Lingkungan (Tugas ilmu sosial dan budaya dasar)
 
Ekosistem & keseimbangan lingkungan
Ekosistem & keseimbangan lingkunganEkosistem & keseimbangan lingkungan
Ekosistem & keseimbangan lingkungan
 
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
Kelompok 1 presentasi 3 dampak kerusakan lingkungan terhadap kesejahteraan ra...
 
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkunganPergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
Pergeseran Ekosistem dan Isu isu lingkungan
 
dampak pencemaran lingkungan air tahu.pdf
dampak pencemaran lingkungan air tahu.pdfdampak pencemaran lingkungan air tahu.pdf
dampak pencemaran lingkungan air tahu.pdf
 
Ipa7 kd8-d
Ipa7 kd8-dIpa7 kd8-d
Ipa7 kd8-d
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

76211283 ekonomi-suberdaya-perikanan

  • 1. EKONOMI SUBERDAYA PERIKANAN EKSTERNALITAS PERIKANAN DIUSUSUN OLEH : HAMMI IQOMATUL HAQ 230110090057 UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011 Angkatan 2009
  • 2. 1. EKSTERNALITAS Eksternalitas adalah Adalah kerugian atau keuntungan-keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain. Eksternalitas timbul ketika beberapa kegiatan dari produsen dan konsumen memiliki pengaruh yang tidak diharapkan (tidak langsung) terhadap produsen dan atau konsumen lain. Eksternalitas bisa positif atau negative. Eksternalitas positif terjadi saat kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok memberikan manfaat pada individu atau kelompok lainnya (Sankar, 2008). Perbaikan pengetahuan di berbagai bidang, misalnya ekonomi, kesehatan, kimia, fisika memberikan eksternalitas positif bagi masyarakat. Eksternalitas positif terjadi ketika penemuan para ilmuwan tersebut tidak hanya memberikan manfaat pada mereka, tapi juga terhadap ilmu pengetahuan dan lingkungan secara keseluruhan. Adapun eksternalitas negatif terjadi saat kegiatan oleh individu atau kelompok menghasilkan dampak yang membahayakan bagi orang lain. Polusi adalah contoh eskternalitas negatif. Terjadinya proses pabrikan di sebuah lokasi akan memberikan eksternalitas negatif pada saat perusahaan tersebut membuang limbahnya ke sungai yang berada di sekitar perusahaan. Penduduk sekitar sungai akan menanggung biaya eksternal dari kegiatan ekonomi tersebut berupa masalah kesehatan dan berkurangnya ketersediaan air bersih. Polusi air tidak saja ditimbulkan oleh pembuangan limbah pabrik, tapi juga bisa berasal dari penggunaan pestisida, dan pupuk dalam proses produksi pertanian. Eksternalitas lingkungan sendiri didefinisikan sebagai manfaat dan biaya yang ditunjukkan oleh perubahan lingkungan secara fisik hayati (Owen, 2004). Polusi air yang telah dijelaskan di atas termasuk ke dalam eksternalitas lingkungan, dimana polusi tersebut telah merubah baik secara fisik maupun hayati sungai yang ada di sekitar perusahaan tersebut. Selain polusi air perubahan lingkungan lain dapat dilihat dari definisi lingkungan dalam The Environment (Protection) Act, 1986 sebagai berikut.
  • 3. The Environment (Protection) Act, 1986 defines environment to include ‘water, air and land and the interrelationship which exists among and between water, air and land, and human beings, other living creatures, plants, microorganisms and property’. (Sankar, 2008) Adapun polusi atau pencemaran itu sendiri berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 12, adalah sebagai berikut. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya; Berdasarkan pengertian lingkungan di atas, selain air, udara, dan juga tanah, serta hubungan timbal balik di antara air, udara, dan tanah dapat berpotensi mengalami eksternalitas lingkungan. Adanya asap dan konsentrasi bahan-bahan beracun serta global warming merupakan contoh dari polusi udara. Adapun sampah tidak berbahaya dan limbah beracun merupakan contoh dari polusi tanah. Polusi limbah beracun jelas berbahaya dan merupakan masalah serius, sedangkan sampah rumah tangga merupakan masalah polusi juga, apalagi jika sampah tersebut dibuang ke sungai atau ke tempat yang tidak semestinya. Emisi gas rumah kaca menyebabkan global warming, yang dihasilkan dari emisi karbon dioksida, methane, nitrus oxida, dan gas lainnya. Adanya eksternalitas menyebabkan terjadinya perbedaan antara manfaat (biaya ) sosial dengan manfaat (biaya) individu. Timbulnya perbedaan antara manfaat (biaya ) sosial dengan manfaat (biaya) individu sebagai hasil dari alokasi sumberdaya yang tidak efisien. Pihak yang menyebabkan eksternalitas tidak memiliki dorongan untuk menanggung dampak dari kegiatannya terhadap pihak lain. Dalam perekonomian yang berdasarkan pasar persaingan sempurna, output individu optimal terjadi saat biaya individu marginal sama dengan harganya. Eksternalitas positif terjadi saat manfaat social marginal lebih besar dari biaya individu marginal (harga), oleh karena itu output individu optimal lebih kecil dari output sosial optimal. Adapun eksternalitas negatif
  • 4. terjadi, saat biaya sosial marginal lebih besar dari biaya individu marginal, oleh karena itu tingkat output individu optimal lebih besar dari output sosial optimal. (Sankar, 2008) 2. EKSTERNLITAS PERIKANAN Sungai memiliki arti penting bagi kehidupan manusia dan beragam spesies ikan dan tumbuhan. Bagi manusia, sungai berpotensi menjadi sumber mata pencaharian. Sebahagian penduduk menggunakan sungai untuk mencari ikan dan budi daya ikan keramba. Sungai yang bersih juga menopang kehidupan beragam spesies ikan dan tumbuhan. Keadaan spesies ini menjadi penopang sumber mata pencaharian penduduk. Sayangnya, banyak sekali sungai yang tercemar oleh limbah cair dan padat yang bersumber dari kegiatan produksi pabrik dan rumahtangga. Karena itu, sungai tidak hanya memiliki jasa ekonomi bagi manusia, lebih dari itu sungai memiliki nilai jasa lingkungan yang besar. Ilustrasinya tidak begitu rumit. Ketika sungai sudah tercemar oleh limbah cair dan padat, maka kegiatan ekonomi bisa sirna, karena spesies ikan dan tumbuhan tidak lagi mampu untuk hidup. Untuk menjaga nilai ekonomi dan jasa lingkungan sungai diperlukan pengendalian oleh pemerintah. Bagaimanapun, sungai merupakan barang publik. Tidak ada seorangpun yang memiliki hak pemanfaatan khusus terhadap sungai. Keberadaan 2 barang publik merupakan salah satu alasan mendasar terbukanya intervensi pemerintah terhadap kegiatan ekonomi. Karena itu, eksternalitas negatif dari pemanfaatan sungai pasti terjadi. Menurut Fauzi (2005), untuk meredam eksternalitas negatif, tidak terkecuali dalam pemanfaatan sungai, terdapat tiga alternatif kebijakan yang dapat digunakan : internalisasi, perpajakan dan memfungsikan pasar (functioning the market, FtM). Ia membuat model ekonomi dasar untuk memberikan ilustrasi dampak tiga alternatif kebijakan tersebut. Menurunnya kualitas air sungai yang bersumber dari kegiatan produksi dan rumahtangga merupakan eksternalitas negatif bagi pembudidaya ikan di sungai yang sama. Limbah padat dan cair buangan pabrik mengandung bahan kimia beracun. Spesies ikan dan tumbuhan di sungai bisa menurun kapasitasnya untuk tumbuh. Ekstrimnya spesies tersebut bisa mati. Keadaan ini tentu saja merugikan bagi pembudidaya ikan. Dalam hal ini, pembudidaya ikan menerima dampak negatif dari kegiatan produksi pabrik dan rumahtangga tersebut. Bila kegiatan produksi dan rumahtangga tersebut dibiarkan, maka dikhawatirkan akan menghapus kegiatan budidaya ikan. Karena itu diperlukan alternatif kebijakan ekonomi yang cukup spesifik. Masalah eksternalitas negatif ini bisa dijelaskan dari disiplin ilmu ekonomi. Karena itu, penulis coba mengemukakan
  • 5. gagasan tersebut melalui essay ini. Essay ini terdiri dari empat bagian : pendahuluan, model dasar eksternalitas negatif, contoh aplikasi model dasar tersebut, serta simpulan dan saran. Model dasar eksternalitas negatif yang disajikan pada bagian dua diadaptasi dari Fauzi (2005). Kemudian, pada bagian ketiga, penulis coba merelaksasi beberapa asumsi dalam model dasar tersebut dengan contoh kasus hubungan ekonomi pabrik dan pembudidaya ikan yang menjadi fokus essay ini. Langkah analitis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang cukup spesifik mengenai fenomena eksternalitas negatif yang sedang dikaji. Melalui pengembangan model dasar tersebut, penulis dapat mengungkapkan spesifikasi kebijakan ekonomi untuk 3. EKSTERNILITAS PERIKANAN TANGKAP Secara umum usaha penangkapan ikan sangar berbeda dengan usaha manufaktur dan budidaya Eksternalitas Tangkap didefinisikan sebagai setiap efek eksternal yang disebabkan oleh aktifitas perikanan tangkap secara invidu tetapi tidak termasuk dalam sistem akuntansi mereka. Perikanan eksternalitas umumnya negatif dan terjadi ketika nelayan secara bebas bisa masuk dan menangkap sumber daya dan di mana perjanjian sukarela kerjasama tidak ada, dalam kasus ini, pengguna sumberdaya tidak mempertimbangkan efek eksternal memaksakan pada orang lain. Penangkapan ikan yang menggunakan peralatan dan bahanbahan berbahaya menyebabkan masalah bagi ekosistem perairan terlebih bagi masyarakat yang menggunakan air perairan tersebut. Hal tersebut merugikan bagi kesehatan masyarakat dan keseimbangan ekosistem perairan tersebut. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi eksternalitas negatif yang dilakukan nelayan dalam penangkapan ikan adalah dengan peraturan-peraturan serta larangan yang dirumuskan pemerintah serta penyuluhan bagi para nelayan. Sumberdaya laut merupakan sumberdaya yang unik yaitu open acces sehingga dalam pemanfaatannya mengalami overfishing. Sumberdaya laut tersebut meliputi berbagai jenis ikan, udang, kerang-kerangan, moluska, rumput laut dan sebagainya. Untuk memanfaatkan potensi sumberdaya tersebut dilakukan eksploitasi dengan daerah tertentu tingkat eksploitasinya telah melebihi dari (overfishing). Oleh karena itu diperlukan suatu usaha sumberdaya ikan. bahwa penangkapan. Untuk daerahsumberdaya yang tersedia pengelolaan terhadap eksploitasi Dalam Undang-undang Perikanan Nomor 31 Tahun 2004, dijelaskan pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya yang dilakukan bertujuan mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan secara optimal dan terus menerus. Menurut Gulland (1982), tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan meliputi : 1. Tujuan yang bersifat fisik-biologik, yaitu dicapainya tingkat pemanfaatan dalam level maksimum yang lestari (Maximum Sustainable Yield = MSY).
  • 6. 2. Tujuan yang bersifat ekonomik, yaitu tercapainya keuntungan maksimum dari pemanfaatan sumberdaya ikan atau maksimalisasi profit (net income) dari perikanan. 3. Tujuan yang bersifat sosial, yaitu tercapainya keuntungan sosial yang maksimal, misalnya maksimalisasi penyediaan pekerjaan, menghilangkan adanya konflik kepentingan diantara nelayan dan anggota masyarakat lainnya. Dwiponggo (1983) dalam Pranggono (2003) mengatakan, tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan dapat dicapai dengan beberapa cara, antara lain : 1. Pemeliharaan proses sumberdaya perikanan, dengan memelihara ekosistem penunjang bagi kehidupan sumberdaya ikan. 2. Menjamin pemanfaatan berbagai jenis ekosistem secara berkelanjutan 3. Menjaga keanekaragaman hayati (plasma nutfah) yang mempengaruhi ciri-ciri, sifat dan bentuk kehidupan 4. Mengembangkan perikanan dan teknologi yang mampu menumbuhkan industi yang mengamankan sumberdaya secara bertanggung jawab. Badrudin (1986) dalam Lembaga Penelitian UNDIP (2000) menyatakan bahwa prinsip pengelolaan sediaan ikan dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Pengendalian jumlah upaya penangkapan : tujuannya adalah mengatur jumlah alat tangkap sampai pada jumlah tertenu 2. Pengendalian alat tangkap : tujuannya adalah agar usaha penangkapan ikan hanya ditujukan untuk menangkap ikan yang telah mencapai umur dan ukuran tertentu. Berdasarkan prinsip tersebut maka Purnomo (2002), menyatakan bahwa pengelolaan sumberdaya perikanan harus memiliki strategi sebagai berikut : 1. Membina struktur komunitas ikan yang produktif dan efisien agar serasi dengan proses perubahan komponen habitat dengan dinamika antar populasi 2. Mengurangi laju intensitas penangkapan agar sesuai dengan kemampuan produksi dan daya pulih kembali sumberdaya ikan, sehingga kapasitas yang optimal dan lestari dapat terjamin 3. Mengendalikan dan mencegah setiap usaha penangkapan ikan yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan maupun pencemaran lingkungan perairan secara langsung maupun tidak langsung.