Dokumen ini membahas tentang struktur kalimat dan jenis-jenis kalimat yang efektif. Terdapat definisi kalimat, fungsi kalimat dalam komunikasi, dan jenis-jenis kalimat seperti kalimat rancu, taksa, tidak lengkap, tidak logis, dan mubazir.
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif, termasuk pengertian kalimat efektif, unsur-unsur kalimat, dan syarat-syarat serta ciri-ciri kalimat efektif. Tujuannya adalah agar masyarakat menyadari pentingnya menggunakan kalimat efektif dalam berkomunikasi."
Modul ini membahas tentang pelafalan dan penulisan bahasa Indonesia yang benar di SD, mencakup fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana. Terdapat 3 kegiatan belajar yaitu pelafalan bunyi bahasa, penulisan lambang bunyi, dan penggunaan tata bahasa yang tepat dalam membentuk kalimat dan wacana.
Makalah ini membahas tentang fonem dan grafem dalam 3 kalimat. Pertama, menjelaskan jenis-jenis fonem yaitu fonem segmental dan suprasegmental. Kedua, mendefinisikan fonem vokal dan konsonan beserta contohnya. Ketiga, menjelaskan pengertian grafem dan penulisan grafem dalam sistem ejaan bahasa.
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif, termasuk pengertian kalimat efektif, unsur-unsur kalimat, dan syarat-syarat serta ciri-ciri kalimat efektif. Tujuannya adalah agar masyarakat menyadari pentingnya menggunakan kalimat efektif dalam berkomunikasi."
Modul ini membahas tentang pelafalan dan penulisan bahasa Indonesia yang benar di SD, mencakup fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana. Terdapat 3 kegiatan belajar yaitu pelafalan bunyi bahasa, penulisan lambang bunyi, dan penggunaan tata bahasa yang tepat dalam membentuk kalimat dan wacana.
Makalah ini membahas tentang fonem dan grafem dalam 3 kalimat. Pertama, menjelaskan jenis-jenis fonem yaitu fonem segmental dan suprasegmental. Kedua, mendefinisikan fonem vokal dan konsonan beserta contohnya. Ketiga, menjelaskan pengertian grafem dan penulisan grafem dalam sistem ejaan bahasa.
Ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan sejak awal penggunaan aksara Latin hingga saat ini. Ejaan pertama yang digunakan adalah Ejaan Van Ophuysen pada 1900an, kemudian diganti dengan Ejaan Suwandi pada 1947. Pada 1972, ditetapkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau EYD yang masih digunakan hingga kini. EYD terus disempurnakan untuk mencapai keseragaman ejaan bah
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikRicky Subagya
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Psikolinguistik pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta. Dokumen ini juga membahas teori-teori linguistik tradisional dan modern serta tokoh-tokohnya seperti Ferdinand de Saussure, Leonard Bloomfield, dan John Rupert Firth.
Dokumen tersebut membahas tentang ejaan dan kebakuannya dalam bahasa Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai pengertian ejaan, fungsinya, perkembangan ejaan bahasa Indonesia dan pembagian-pembagiannya, serta pemakaian huruf dan tanda baca yang sesuai dengan pedoman EYD.
Teks tersebut membahas tentang pengertian wacana, kohesi, dan koherensi. Wacana didefinisikan sebagai satuan bahasa terlengkap yang memiliki kohesi dan koherensi. Kohesi merujuk pada hubungan antar elemen dalam wacana secara struktural. Koherensi menunjukkan kesatuan makna dalam wacana.
Mata kuliah Bahasa Indonesia membahas tentang sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia, ragam ilmiah bahasa Indonesia, teknik membaca kritis dan menulis berbagai jenis teks seperti makalah, artikel, laporan, proposal, surat resmi, presentasi ilmiah, berdiskusi, dan berpidato. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia dan terampil menggunakan bahasa Indonesia secara lisan dan tertulis
Dokumen tersebut membahas tentang laras dan ragam bahasa. Terdapat beberapa jenis laras bahasa seperti laras ilmiah, laras sastra, dan laras iklan. Laras ilmiah memiliki ciri kecendikiaan, penalaran, dan bahasa tulis ilmiah yang formal. Ragam bahasa dibedakan menjadi tulis dan lisan, serta formal, semi formal, dan non formal. Karya tulis ilmiah harus menggunakan laras ilmiah dan ragam bahasa yang
Ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan sejak awal penggunaan aksara Latin hingga saat ini. Ejaan pertama yang digunakan adalah Ejaan Van Ophuysen pada 1900an, kemudian diganti dengan Ejaan Suwandi pada 1947. Pada 1972, ditetapkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau EYD yang masih digunakan hingga kini. EYD terus disempurnakan untuk mencapai keseragaman ejaan bah
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikRicky Subagya
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Psikolinguistik pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta. Dokumen ini juga membahas teori-teori linguistik tradisional dan modern serta tokoh-tokohnya seperti Ferdinand de Saussure, Leonard Bloomfield, dan John Rupert Firth.
Dokumen tersebut membahas tentang ejaan dan kebakuannya dalam bahasa Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai pengertian ejaan, fungsinya, perkembangan ejaan bahasa Indonesia dan pembagian-pembagiannya, serta pemakaian huruf dan tanda baca yang sesuai dengan pedoman EYD.
Teks tersebut membahas tentang pengertian wacana, kohesi, dan koherensi. Wacana didefinisikan sebagai satuan bahasa terlengkap yang memiliki kohesi dan koherensi. Kohesi merujuk pada hubungan antar elemen dalam wacana secara struktural. Koherensi menunjukkan kesatuan makna dalam wacana.
Mata kuliah Bahasa Indonesia membahas tentang sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia, ragam ilmiah bahasa Indonesia, teknik membaca kritis dan menulis berbagai jenis teks seperti makalah, artikel, laporan, proposal, surat resmi, presentasi ilmiah, berdiskusi, dan berpidato. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia dan terampil menggunakan bahasa Indonesia secara lisan dan tertulis
Dokumen tersebut membahas tentang laras dan ragam bahasa. Terdapat beberapa jenis laras bahasa seperti laras ilmiah, laras sastra, dan laras iklan. Laras ilmiah memiliki ciri kecendikiaan, penalaran, dan bahasa tulis ilmiah yang formal. Ragam bahasa dibedakan menjadi tulis dan lisan, serta formal, semi formal, dan non formal. Karya tulis ilmiah harus menggunakan laras ilmiah dan ragam bahasa yang
Similar to 4Struktur kalimat dan kalimat efektif.pptx (20)
2. TATA KALIMAT
A. Definisi
Kalimat :satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya
(?), atau tanda seru (!). (Alwi, dkk., 1998:311). gugusan
kata berstruktur atau bersistem yang mampu
menimbulkan makna yang sempurna (Santoso,
1990:127).
Makna yang sempurna adalah suatu makna yang dapat
diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang
dimiliki pembuat kalimat.
3. B. FUNGSI DALAM KOMUNIKASI
Fungsi kalimat: menyampaikan pesan.
Unsur-Unsur Komunikasi:
1) Pengirim,
2) Penerima,
3) Sarana
Pengirim Penerima Pesan
Sarana/Bahasa
-tdk terpengaruh
bhs daerah/asing
-tdk rancu
-tdk taksa
-tdk mubazir
-logis
-lengkap
4. KALIMAT RANCU
Kalimat rancu terjadi jika kekacauan
penggabungan dua bentuk (dua bentuk yang
benar disatukan menjadi salah)
Contoh:
1. Diperlebarkan : dilebarkan/diperlebar
2. Seringkali : sering-sering/berkali-kali
3. Dan lain sebagainya : dan lain-lain/dan
sebagainya
4. Kadangkala : kadang-kadang/adakala
5. KALIMAT TAKSA
Kalimat yang memiliki makna lebih dari satu
(konotatif)
Contoh:
1. Lukisan Jamilah dipajang juga dalam pameran itu.
2. Ayah membeli tiga karung beras.
3. Bakar tiga truk rokok itu!
6. KALIMAT TIDAK LENGKAP
setidaknya terdiri dari gabungan minimal satu
buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat
Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh kalimat Lengkap :
- Anto (S) membeli (P) buku gambar (O)
- Si Jarwo (S) Pergi (P)
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kamilat yang tidak
sempurna karena hanya memiliki sabyek saja,
predikat saja, objek saja atau keterangan saja.
Kalimat tidak lengkap dapat berupa semboyan,
salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban,
seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh
kalimat tak lengkap :
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan...
7. H. KALIMAT TIDAK LOGIS
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu
dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Contoh:
1. Waktu dan tempat kami persilakan.
2. Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
3. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-
mandir di daerah tersebut.
8. I. KALIMAT MUBAZIR/PLEONASTIS
Kalimat yang menggunakan kata atau
kelompok kata yang berlebihan
Contoh:
1. Banyak kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan
semaunya tanpa aturan.
2. Tindakan manajer itu terlu keras sehingga
akibatnya menyebabkan karyawn berunjuk
rasa.
Kata yang sama maknanya:
a) Adalah merupakan, b) mulai sejak, c) ulang
kembali, d) amat sangat sekali