Teori perilaku konsumen mempelajari bagaimana konsumen mengalokasikan sumber daya ekonominya untuk mencapai kepuasan maksimum. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukurnya.
Teori Perilaku Konsumen. Mikroekonomi 1
Vadilla Mutia Zahara SE.,ME
Cardinal dan Ordinal
Theory of Choice
Utilitas dan kepuasan konsumen
Asumsi teori perilaku konsumen
Perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal
Total utility dan marginal utility
The diminishing marginal utility, Marginal rate of substitution
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atauSyarif Udin
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis kelembagaan yang terkait dengan sistem agribisnis, meliputi kelembagaan sarana produksi, pasca panen, pemasaran, jasa pendukung, serta permasalahan dan upaya penguatan kelembagaan petani.
Teori perilaku konsumen mempelajari bagaimana konsumen mengalokasikan sumber daya ekonominya untuk mencapai kepuasan maksimum. Terdapat dua pendekatan untuk mengukur kepuasan, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal. Pendekatan kardinal mengukur kepuasan secara kuantitatif sedangkan pendekatan ordinal hanya membandingkan tingkat kepuasan tanpa mengukurnya.
Teori Perilaku Konsumen. Mikroekonomi 1
Vadilla Mutia Zahara SE.,ME
Cardinal dan Ordinal
Theory of Choice
Utilitas dan kepuasan konsumen
Asumsi teori perilaku konsumen
Perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal
Total utility dan marginal utility
The diminishing marginal utility, Marginal rate of substitution
Lembaga sosial dan kelembagaan dalam masyarakat pertanian atauSyarif Udin
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis kelembagaan yang terkait dengan sistem agribisnis, meliputi kelembagaan sarana produksi, pasca panen, pemasaran, jasa pendukung, serta permasalahan dan upaya penguatan kelembagaan petani.
Modul ini membahas tentang teori produksi dengan mendefinisikan produksi sebagai proses memproses input menjadi output. Fungsi produksi menunjukkan hubungan antara input dan output. Produksi dibedakan menjadi tiga tahap berdasarkan hukum menurunnya hasil marjinal. Teori ini kemudian diterapkan pada produksi dengan satu atau dua input variabel untuk menganalisis kombinasi input teroptimal.
Dokumen tersebut membahas tentang keuntungan maksimum yang dapat diperoleh perusahaan. Keuntungan maksimum dicapai ketika selisih antara penerimaan total dan biaya total mencapai nilai tertinggi, yaitu pada kondisi di mana penerimaan marginal sama dengan biaya marginal. Dokumen ini juga memberikan contoh perhitungan keuntungan maksimum berdasarkan fungsi penerimaan total dan biaya total.
Dokumen tersebut merupakan handout mata kuliah Sosiologi Pertanian yang membahas tentang pengertian sosiologi dan sosiologi pertanian, sejarah perkembangan ilmu sosiologi, objek kajian sosiologi, perspektif dan metode sosiologi, serta sumbangan sosiologi bagi masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keuntungan merupakan tujuan utama pengusaha dan didefinisikan sebagai selisih antara pendapatan total dan biaya total
2. Perusahaan akan memproduksi hingga tingkat dimana keuntungan mencapai maksimum, yaitu ketika marginal revenue sama dengan marginal cost
3. Contoh soal menghitung output untuk mencapai keuntungan maksimum dengan menyelesaikan persamaan marginal revenue = marginal cost
Teori produksi dan biaya produksi membahas tentang proses produksi dan biaya yang terkait. Produksi adalah proses transformasi berbagai faktor produksi menjadi barang atau jasa, sedangkan biaya produksi adalah pengeluaran yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang tersebut. Dokumen ini menjelaskan konsep-konsep penting seperti jenis biaya produksi, teori biaya produksi jangka pendek dan panjang, serta hubungan antara output dengan biaya total, vari
Teks ini membahas tentang ekonomi sumber daya alam, yang merupakan kajian mengenai pengelolaan sumber daya alam yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Teks ini menjelaskan pengertian ekonomi sumber daya alam, fokus kajiannya, jenis-jenis sumber daya (dapat diperbaharui dan tidak), model-model pengelolaan sumber daya, serta kecenderungan akan semakin b
Makalah ini membahas tentang fungsi biaya dan penerimaan dalam produksi suatu perusahaan. Ia menjelaskan beberapa jenis biaya seperti biaya tetap, biaya variabel, biaya total, serta cara menghitung biaya rata-rata dan biaya marginal. Makalah ini juga mendefinisikan penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan penerimaan marginal beserta contoh soal perhitungan.
CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )Qiqi Gobel
1. Pertanian selalu berubah dan berkembang untuk menyesuaikan permasalahan baru. Setiap kemajuan akan menimbulkan tantangan yang harus diatasi.
2. Input fisik seperti lahan, air, dan unsur hara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sehingga perlu penanganan yang serius.
3. Mengatasi panjangnya masa tunggu hasil dengan program pembagian hasil, pemanfaatan hasil untuk produksi, serta penan
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sumber-sumber, unsur pokok, tipologi, dan cara membangun modal sosial. Modal sosial merupakan varian entitas sosial yang memfasilitasi tindakan pelaku untuk menciptakan kewajiban dan kepercayaan sosial."
Dokumen tersebut membahas tentang kelembagaan pertanian di pedesaan, meliputi definisi kelembagaan sosial, jenis lembaga tradisional dan modern, peran sosial capital, dan asosiasi-asosiasi yang terkait dengan pertanian.
Modul ini membahas tentang teori produksi dengan mendefinisikan produksi sebagai proses memproses input menjadi output. Fungsi produksi menunjukkan hubungan antara input dan output. Produksi dibedakan menjadi tiga tahap berdasarkan hukum menurunnya hasil marjinal. Teori ini kemudian diterapkan pada produksi dengan satu atau dua input variabel untuk menganalisis kombinasi input teroptimal.
Dokumen tersebut membahas tentang keuntungan maksimum yang dapat diperoleh perusahaan. Keuntungan maksimum dicapai ketika selisih antara penerimaan total dan biaya total mencapai nilai tertinggi, yaitu pada kondisi di mana penerimaan marginal sama dengan biaya marginal. Dokumen ini juga memberikan contoh perhitungan keuntungan maksimum berdasarkan fungsi penerimaan total dan biaya total.
Dokumen tersebut merupakan handout mata kuliah Sosiologi Pertanian yang membahas tentang pengertian sosiologi dan sosiologi pertanian, sejarah perkembangan ilmu sosiologi, objek kajian sosiologi, perspektif dan metode sosiologi, serta sumbangan sosiologi bagi masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Keuntungan merupakan tujuan utama pengusaha dan didefinisikan sebagai selisih antara pendapatan total dan biaya total
2. Perusahaan akan memproduksi hingga tingkat dimana keuntungan mencapai maksimum, yaitu ketika marginal revenue sama dengan marginal cost
3. Contoh soal menghitung output untuk mencapai keuntungan maksimum dengan menyelesaikan persamaan marginal revenue = marginal cost
Teori produksi dan biaya produksi membahas tentang proses produksi dan biaya yang terkait. Produksi adalah proses transformasi berbagai faktor produksi menjadi barang atau jasa, sedangkan biaya produksi adalah pengeluaran yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang tersebut. Dokumen ini menjelaskan konsep-konsep penting seperti jenis biaya produksi, teori biaya produksi jangka pendek dan panjang, serta hubungan antara output dengan biaya total, vari
Teks ini membahas tentang ekonomi sumber daya alam, yang merupakan kajian mengenai pengelolaan sumber daya alam yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Teks ini menjelaskan pengertian ekonomi sumber daya alam, fokus kajiannya, jenis-jenis sumber daya (dapat diperbaharui dan tidak), model-model pengelolaan sumber daya, serta kecenderungan akan semakin b
Makalah ini membahas tentang fungsi biaya dan penerimaan dalam produksi suatu perusahaan. Ia menjelaskan beberapa jenis biaya seperti biaya tetap, biaya variabel, biaya total, serta cara menghitung biaya rata-rata dan biaya marginal. Makalah ini juga mendefinisikan penerimaan total, penerimaan rata-rata, dan penerimaan marginal beserta contoh soal perhitungan.
CIRI-CIRI PERTANIAN ( TUGAS PENGANTAR ILMU EKONOMI BERKELANJUTAN )Qiqi Gobel
1. Pertanian selalu berubah dan berkembang untuk menyesuaikan permasalahan baru. Setiap kemajuan akan menimbulkan tantangan yang harus diatasi.
2. Input fisik seperti lahan, air, dan unsur hara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sehingga perlu penanganan yang serius.
3. Mengatasi panjangnya masa tunggu hasil dengan program pembagian hasil, pemanfaatan hasil untuk produksi, serta penan
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sumber-sumber, unsur pokok, tipologi, dan cara membangun modal sosial. Modal sosial merupakan varian entitas sosial yang memfasilitasi tindakan pelaku untuk menciptakan kewajiban dan kepercayaan sosial."
Dokumen tersebut membahas tentang kelembagaan pertanian di pedesaan, meliputi definisi kelembagaan sosial, jenis lembaga tradisional dan modern, peran sosial capital, dan asosiasi-asosiasi yang terkait dengan pertanian.
Dokumen tersebut membahas tentang modal sosial dalam pengembangan koperasi. Ia menjelaskan pengertian modal sosial, bentuk-bentuknya, dan peranannya dalam pembangunan. Modal sosial merupakan sumber daya sosial yang terbentuk dari hubungan dan kerjasama antar anggota masyarakat yang didasarkan pada kepercayaan dan nilai-nilai bersama. Modal sosial berperan penting dalam keberhasilan proyek-
Dokumen tersebut membahas tentang nama kelompok, lembaga sosial, lembaga pedesaan, fungsi lembaga sosial, syarat lembaga sosial, ciri-ciri lembaga sosial, jenis-jenis lembaga sosial, dan contoh lembaga pedesaan seperti karang taruna dan LPMD.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem sosial dan pranata sosial. Sistem sosial terdiri dari unsur-unsur yang saling berhubungan seperti peran sosial, sedangkan pranata sosial berfungsi untuk mengatur perilaku manusia dan memenuhi kebutuhan hidup melalui pedoman, keutuhan masyarakat, dan pengendalian sosial.
Dokumen ini membahas tentang sistem sosial dan berbagai subsistemnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Teori sistem sosial Talcott Parsons menyatakan bahwa sistem sosial merupakan sinergi antara berbagai subsistem yang saling terkait dan bergantung satu sama lain. Dokumen ini juga menjelaskan tentang pranata-pranata sosial seperti ekonomi dan budaya serta fungsi masing-masing pranata.
Dokumen tersebut membahas tentang kelembagaan sosial, yang didefinisikan sebagai sistem norma yang terbentuk untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia. Kelembagaan sosial muncul dari interaksi individu dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, yang kemudian membentuk nilai dan norma yang melembaga. Fungsi kelembagaan sosial antara lain memberikan pedoman dan menjaga keutuhan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga sosial, termasuk definisi, fungsi, tujuan, jenis, dan proses pertumbuhan lembaga sosial. Lembaga sosial didefinisikan sebagai sistem norma dan aturan yang mengatur interaksi sosial dalam masyarakat untuk menciptakan ketertiban. Dibahas pula jenis lembaga seperti keluarga, pendidikan, politik, dan agama beserta fungsi masing-masing. Proses pertumbuhan le
Dokumen tersebut merangkum empat faktor produksi pertanian yaitu tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen. Tanah dijelaskan sebagai faktor produksi primer yang mencakup udara, iklim, lahan, flora, dan fauna. Berkaitan dengan tanah, dibahas mengenai hak kepemilikan tanah, pengaruh kesuburan dan lokasi terhadap nilai tanah, serta perubahan fungsi lahan dari pertanian menjadi non-pertanian.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip ekonomi dalam usahatani. Mencakup fungsi produksi pertanian, jenis-jenis biaya produksi, hubungan antara biaya dan pendapatan, hukum hasil lebih yang semakin berkurang, istilah-istilah dalam LDR, dan hubungan fisik antar komoditi pertanian.
Pertanian di Indonesia dipengaruhi oleh iklim tropis dan bentuk negara kepulauan. Terdapat perbedaan antara pertanian dataran tinggi dan rendah, iklim basah dan kering, serta hutan dan padang rumput. Jenis pertanian mencakup tanaman pangan, perkebunan, perikanan darat dan laut, serta ternak. Ada perbedaan antara pertanian di Jawa dan luar Jawa, sawah dan lahan kering, serta modern dan tradisional.
Dokumen tersebut membahas sejarah, sifat, dan definisi ilmu Ekonomi Pertanian. Ilmu ini berkembang dari ilmu Pertanian di Eropa pada abad ke-18, dan mencakup analisis ekonomi produksi, konsumsi, dan pemasaran hasil pertanian. Ekonomi Pertanian di Indonesia memiliki ciri khas seperti bentuk kepulauan, topografi bergunung, dan jarak waktu yang panjang antara pengeluaran dan penerimaan di sektor pertanian.
Dokumen tersebut membahas tentang modal sebagai faktor produksi dalam usahatani. Modal didefinisikan sebagai barang atau uang yang digunakan bersama faktor produksi lain untuk menghasilkan barang baru. Modal dibedakan menjadi modal tetap, seperti mesin dan bangunan, serta modal bergerak seperti pupuk dan bahan bakar. Dokumen ini juga membahas tentang asal mula terbentuknya modal dan hubungannya dengan biaya produksi
Dokumen tersebut membahas tentang modal sebagai faktor produksi dalam usahatani. Modal didefinisikan sebagai barang atau uang yang digunakan bersama faktor produksi lain untuk menghasilkan barang baru. Modal dibedakan menjadi modal tetap, bergerak, dan modal manusiawi. Kredit penting untuk mendukung modal petani, meski seringkali sulit diimplementasikan. Biaya produksi meliputi penyusutan modal tetap dan biaya modal bergerak
Ada empat faktor produksi pertanian yaitu tanah, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan. Tanah dan tenaga kerja adalah faktor primer, sementara modal dan pengelolaan adalah faktor sekunder. Tanah merupakan faktor produksi yang paling penting karena tanpa tanah tidak mungkin ada hasil pertanian. Faktor-faktor lain seperti udara dan cahaya matahari bukan termasuk faktor produksi. Status tanah berubah dari tidak langka men
Dokumen tersebut membahas masalah-masalah ekonomi pertanian di Indonesia yang meliputi (1) jarak waktu panjang antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan, (2) keterbatasan pembiayaan pertanian, dan (3) tekanan penduduk yang berlebihan terhadap sumber daya pertanian.
2. Pengertian Kelembagaan Sosial
Menurut Koentjaraningrat (1994), lembaga
kemasyarakatan/lembaga sosial atau pranata
sosial adalah suatu sistim norma khusus yang
menata suatu rangkaian tindakan berpola
mantap guna memenuhi suatu kebutuhan
khusus dari manusia dalam kehidupan
masyarakat
Kesimpulan dari definisi di atas :
– Adanya sistem norma
– Sistem norma yang mengatur tindakan
berpola
– Tindakan berpola itu untuk memenuhi
kehidupan manusia dalam kehidupan
masyarakat
3. Soekanto (2003) mendefinisikan lembaga
kemasyarakatan sebagai himpunan dari
norma-norma segala tindakan berkisar pada
suatu kebutuhan pokok manusia di dalam
kehidupan masyarakat.
Ada dua hal penting didalamnya yaitu :
– himpunan norma - norma dalam segala
tingkatan
– norma-norma itu mengatur manusia
memenuhi kebutuhannya.
4. Rahardjo (1999) menyatakan bahwa
kelembagaan sosial (social institution) secara
ringkas dapat diartikan sebagai kompleks normanorma atau kebiasaan-kebiasaan untuk
mempertahankan nilai-nilai yang dipandang
sangat penting dalam masyarakat, merupakan
wadah dan perwujudan yang lebih konkret dari
kultur dan struktur.
Berdasarkan pada beberapa pengertian tadi ,
dapat dipahami bahwa kelembagaan pertanian
adalah “norma atau kebiasaan yang terstruktur
dan terpola serta dipraktekkan terus menerus
untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat
yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang
5. Kelembagaan pertanian pada masyarakat pedesaan
yang masih bersahaja terkait erat dengan kegiatan
ekonomi masyarakat tradional
Pada masyarakat desa yang kegiatan ekonominya
masih belum didominasi sistim ekonomi uang,
menyebabkan masih kuatnya kait-mengkait antara
kegiatan ekonomi dan sosial.
– Sistim gotong royong dalam proses produksi
pertanian
– sistim bagi hasil
– sistim tebasan
– sistim borongan pengolahan tanah dan
pemanenan
– sistim buruh tani
– sistim tradisional lainnya yang terkait dengan
6. Selain kelembagaan pertanian yang bersifat
tradisonal juga muncul kelembagaan pertanian
yang dikelola dengan cara lebih modern :
– kelompok tani,
– kelompok pemakai air,
– kelompok kredit usaha,
– koperasi desa,
– kelompok pemasaran,
– kelompok peternak dan lain sebagainya
7. Peran lembaga Pertanian
Kelembagaan pertanian baik formal maupun informal
belum memberikan peranan yang berarti khususnya di
daerah perdesaan, hal ini disebabkan :
– Peran antar lembaga pendidikan dan pelatihan, balai
–
–
–
–
penelitian, dan penyuluhan belum terkoordinasi dengan
baik
Fungsi dan keberadaan lembaga penyuluhan
cenderung terabaikan
Koordinasi dan kinerja lembaga-lembaga keuangan
perbankan perdesaan masih rendah
Koperasi perdesaan khususnya yang bergerak di sektor
pertanian masih belum berjalan optimum
Keberadaan lembaga-lembaga tradisi di perdesaan
belum dimanfaatkan secara optimum
8. Revitalisasi kelembagaan pertanian
1. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia para
pelaku kelembagaan sehubungan dengan
perkembangan teknologi, permasalahan dan
kebutuhan para petani
2. Diperlukan restrukturisasi kelembagaan penyuluhan
pertanian yang mampu menyentuh langsung
kebutuhan petani dengan melibatkan petani secara
lebih aktif lagi
3. Meningkatkan kualitas manajemen koperasi yang
ada, khususnya dalam kualitas sumberdaya
manusia para pengurus dan manajer, dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan petani
9. 4.
5.
6.
7.
Meningkatkan koordinasi peran lembaga-lembaga
keuangan/perbankan dengan lembaga-lembaga
penyuluhan, sarana produksi, dan koperasi untuk
meningkatkan pelayanan kepada petani secara
optimum
Meningkatkan peran badan penerapan teknologi
dan informasi pertanian
Meningkatkan peran dari lembaga-lembaga
tradisional seperti organisasi lumbung desa dan
pengairan
Meningkatkan kemandirian organisasi petani
10. Lembaga Tradisional dan
Lembaga Modern di Pedesaan
Lembaga kemasyarakatan merupakan susunan tata
kelakuan dan hubungan yang terpusat pada
pemenuhan kompleks kebutuhan masyarakat
Secara ringkas lembaga kemasyarakatan bertujuan
memenuhi kebutuhan pokok manusia yang
bertujuan untuk:
– memberikan pedoman pada masyarakat
bagaimana harus berbuat dan menghadapi
permasalahan dalam masyarakat,
– menjaga keutuhan masyarakat,
– memberikan pegangan pada masyarakat untuk
mengadakan sistim pengendalian sosial (social
11. Lembaga-lembaga masyarakat yang
tradisonal telah tumbuh dan terlembagakan
untuk mengatur berbagai aspek kehidupan
kemasyarakatan
Cara – kebiasaan – tata kelakuan – adat
Lembaga modern umumnya mempunyai
struktur yang jelas, tata nilai yang jelas dan
telah diformalkan, adanya proses yang pasti,
adanya pemimpin yang resmi
12. Kelompok Sosial dan Organisasi Sosial
Ibrahim (2003) mendefinisikan
kelompok sosial sebagai “suatu sistim
sosial yang terdiri dari sejumlah orang
yang berinteraksi satu sama lain dan
terlibat dalam satu kegiatan bersama”.
Yang dimaksud interaksi di sini adalah
interaksi tatap muka, dimana mereka
terlibat dalam ruang dan waktu
13. Definisi yang lebih luas mengenai
kelompok sosial :
kelompok sosial adalah sejumlah orang yang
mengadakan hubungan tatap muka secara
berkala karena mempunyai tujuan dan sikap
bersama; hubungan-hubungan yang dilakukan
diatur oleh norma-norma; tindakan yang
dilakukan disesuaikan dengan kedudukan
(status) dan peran (role) masing-masing; dan
antara orang-orang itu terdapat rasa
ketergantungan satu sama lain
14. Organisasi Sosial (masyarakat)
Organisasi adalah unit sosial
(pengelompokan manusia) yang sengaja
dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh
pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan
tertentu, dengan ciri ciri sbb :
– adanya pembagian kerja, kekuasaan dan
tanggungjawab komunikasi
– adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang
berfungsi untuk mengawasai usaha-usaha
organisasi serta mengarahkan organisasi dalam
mencapai tujuan,
– ada pergantian tenaga (kaderisasi) bila ada
individu yang tak mampu menjalankan tugas-tugas
organisasi.
15. Social Capital di Daerah Pedesaan
Social capital mencakup institutions, relationships,
attitudes dan values yang mengarahkan dan
menggerakan interaksi-interaksi antar orang dan
memberikan kontribusi terhadap pembangunan sosial
dan ekonomi
Menurut World Bank (1998) social capital tidaklah
sesederhana hanya sebagai penjumlahan dari
institusi-institusi yang dibentuk oleh masyarakat,
tetapi juga merupakan perekat dan penguat yang
menyatukan mereka secara bersama-sama
Social capital terekspresikan dalam hubunganhubungan antar personal, trust dan common sense
tentang tanggung jawab terhadap masyarakat, semua
hal tersebut menjadikan masyarakat lebih dari
sekedar kumpulan individu-individu.
16.
Contoh bentuk social capital yang ada di Indonesia
adalah gotong royong :
¤ Tradisi gotong royong memiliki aturan main yang
disepakati bersama (norm)
¤ menghargai prinsip timbal-balik dimana masingmasing pihak memberikan kontribusi dan dalam
waktu tertentu akan menerima
kompensasi/reward
¤ ada saling kepercayaan antar pelaku bahwa
masing-masing akan mematuhi semua bentuk
aturan main yang telah disepakati (trust)
¤ serta kegiatan kerjasama tersebut diikat kuat oleh
hubungan-hubungan spesifik antara lain
mencakup kekerabatan--kinship, pertetanggan-neighborship dan pertemanan--friendship
sehingga semakin menguatkan jaringan antar
pelaku (network).
17.
Tradisi gotong royong secara nyata telah melembaga
dan mengakar kuat, ini diwujudkan dalam berbagai
aktivitas keseharian masyarakat Indonesia
Secara umum aktivitas gotong royong memiliki tema
sentral sebagai mutual help antar anggota
masyarakat yang mana masing-masing pihak terlibat
saling memberikan kontribusi dan sebagai reward-nya
mereka mendapatkan gain dari aktivitas yang
dikerjasamakan
Semangat timbal balik-- reciprocity melekat kuat
sebagai penunjuk bahwa proses kerjasama
berlangsung dengan fair
Aktivitas gotong royong dalam berbagai dimensinya
memberikan implikasi semangat dan value untuk
saling memberikan jaminan/self-guarantying atas hak
dan kelangsungan hidup antar sesama warga
masyarakat yang masih melekat cukup kuat di
pedesaan
18. Subejo dan Iwamoto (2003) memberikan terminologi
pada praktek gotong royong yang dilembagakan
sebagai tradisi oleh warga pedesaan sebagai
“institutionalized stabilizers”
– karena aktivitas tersebut memungkinkan proses
keberlanjutan (sustainability) dan menjamin
stabilitas secara ekonomi dan sosial pada
kehidupan rumah tangga di pedesaan.
19. Studi-studi yang terkait dengan social capital di
pedesaan Indonesia dan secara khusus di pedesaan
Jawa umumnya masih dilakukan secara parsial dari
setiap elemen sosial capital
– Elemen-elemen dasar tersebut antara lain
mencakup
– institusi lokal yang memiliki fungsi pelayanan
sosial,
– kelompok simpan pinjam berotasi/arisan,
– jaring pengaman sosial tradisional lainya,
– sistim pewarisan yang seimbang,
– sistim penyakapan dan bagi hasil serta pelayanan
pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat
20. Usaha pemerintah dalam menggiatkan
gotong royong :
1.
2.
3.
4.
Membantu dalam bidang organisasi
Menyediakan bahan dan alat-alat khusus
Bantuan teknis dan manajemen
Bantuan keuangan
21. Asosiasi perusahaan perkebunan
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO)
Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI)
Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI)
Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI)
Asosiasi Eksportir Pala Indonesia (AEPA)
Asosiasi Eksportir Panili Indonesia (AEPI)
Asosiasi Eksportir Cassiavera Indonesia (AECI)
Asosiasi Teh Indonesia (ATI)
Asosiasi Pala Indonesia (API)
Asosiasi Kakao Indonesia (ASKINDO)
Asosiasi Gula Indonesia (AGI)
Indonesian Tobacco Association (ITA)
Asosiasi Industri Mete Indonesia (AIMI)
Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI)
22. Asosiasi petani perkebunan
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Asosiasi Petani Lada Indonesia (APLI)
Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI)
Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (APKI)
Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI)
Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI)
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO)
Asosiasi Petani Karet Indonesia (APKARINDO)
Asosiasi Petani Kapas Indonesia (ASPEKINDO)
Asosiasi Petani Jambu Mete Indonesia (APJMI)
Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI)
Asosiasi Petani Teh Indonesia (APTEH)
Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI)
Badan Koordinasi Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia
(BKAPTRI)
Masyarakat Perkelapaan Indonesia (MAPI)
Gabungan Induk Koperasi Perkebunan Nusantara (GIKPN)
Gabungan asosiasi Petani Perkebunan Indonesia
(GAPERINDO)
Masyarakat Rempah Indonesia (MARI)