Tiga ayat Alquran menjelaskan akibat berpaling dari syariat Allah. Orang-orang munafik menolak berhukum menurut syariat Allah dan malah mengikuti aturan nenek moyang mereka. Perbuatan maksiat manusia, termasuk syirik, menyebabkan kerusakan di bumi dan hukuman Allah untuk membimbing manusia ke jalan yang benar.
2. Akibat Berpaling dari Syariah Allah SWT
Allah SWT memperingatkan akibat di dunia maupun di akhirat
dari pilihan meninggalkan syariah-Nya. Allah SWT berfirman:
﴿
ِ
رْكِذ َنع َ
ضَرْعَأ ْنَمَو
ُهَل َّنِإَف ي
ُشْحَنَو ًاكنَض ًَةشيِعَم
َم ْوَي ُهُر
﴾ ٰ
ىَمْعَأ ِةَماَيِقْلا
“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku maka sungguh bagi dia
penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkan dirinya pada Hari
Kiamat dalam keadaan buta.” (TQS Thaha [20]: 124).
Imam Ibnu Katsir menjelaskan di dalam Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm: “(Frasa) ‘man
a’radha ‘an dzikrî’ bermakna: menyalahi ketentuan-Ku dan apa saja yang telah
Aku turunkan kepada Rasul-Ku. Dia berpaling dan melupakannya. Dia
mengambil yang lain sebagai petunjuknya.
3. Firman Allah 'Azza wa Jalla :
آ ْمُهَّنَأ َونُمُعْزَي َينِذَّلا ىَلِإ َرَت ْمَلَأ
ُأ اَمَو َكْيَلِإ َل ِ
زْنُأ اَمِب واُنَم
َل ِ
زْن
ىَلِإ واُمَكاَحَتَي ْنَأ َُوندي ِ
رُي َكِلْبَق ْنِم
ْنَأ واُرِمُأ ْدَقَو ِتوُغاَّطال
ِ
ضُي ْنَأ ُانَطْيَّشال ُدي ِ
رُيَو ِهِب واُرُفْكَي
اَذِإَو ًاديِعَب ً
ًل َ
َلَض ْمُهَّل
َليِق
ا ىَلِإَو ُ َّ
َّللا َلَزْنَأ اَم ىَلِإ ا ْوَلاَعَت ْمُهَل
يِقِفاَنُمْلا َتْيَأَر ِلوُسَّلر
َن
ًادُودُص َكْنَع َُّوندُصَي
Seruan untuk berhukum kepada Syariat Allah & meninggalkan
aturan/hukum selainnya adalah konsekuensi Tauhid
"Tidakkah engkau perhatikan orang-orang yang menyangka bahwa mereka beriman kepada
apa yang diturunkan kepadamu dan apa-apa yang diturunkan sebelum kamu. Mereka
hendak berhukum kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintah untuk mengingkari
thaghut. Syaitan hendak menyesatkan mereka dengan kesesatan yang jauh. Dan jika
dikatakan kepada mereka marilah berhukum kepada apa yang Allah turunkan dan
kepada (hukum) Rasulullah, maka kalian lihat orang-orang munafiq itu menghalangi
manusia dengan sekuat-kuatnya dari mendekati kamu."
5. Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutlah apa yang telah diturunkan Allah,"
mereka menjawab, "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati
dari (perbuatan) nenek moyang kami." (TQS Al-Baqarah: 170)
Tentang sikap orang munafik, mereka berpaling
darimu dengan sikap menjauh sejauh-jauhnya,
seperti halnya sikap orang yang sombong
terhadapmu.
Sebagaimana yang digambarkan oleh Allah Swt.
perihal kaum musyrik, melalui firman-Nya:
َّتا ُمُهَل َليِق ذاِإَو
َزْنَأ اَم واُعِب
َل
َّتَن ْلَب واُلقا ُ َّ
َّللا
َجَو اَم ُعِب
ناْد
ناَءآبا ِهْيَلَع
6. Sikap mereka berbeda dengan sikap kaum mukmin
yang disebut oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
Sesungguhnya jawaban orang-orang , bila
mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar
Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka,
ialah ucapan,
(TQS An-Nuur: 51)
7. ِرْحَب
ْ
الَو ِّ
ِرَب
ْ
اليِف ُادَسَف
ْ
ال َرَهَظ
َسَكاَمِب
ِ
اسَّالني ِدْيَا ْ
تَب
ْمُهَيق ِذُيِل
َ
ض ْعَب
َ
ون ُع ِ
جْرَي ْمُهَّل َع
َ
لواُلِمَعي ِذ
َّ
ال
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan manusia
supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar, jalan Allah).
(TQS Ar-Ruum [30]: 41).
ِ
اسَّالني ِدْيَا ْ
تَبَسَكاَمِب
الجاللين تفسير
-
(
ج
7
/
ص
449
)
Perbuatan manusia
Kenyataan Kondisi Kaum Muslimin saat ini…
8. Dalam ayat yang mulia ini, Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyatakan
bahwa penyebab utama semua kerusakan yang terjadi di muka bumi
dengan berbagai bentuknya adalah perbuatan buruk dan maksiat yang
dilakukan manusia. Ini menunjukkan bahwa perbuatan maksiat adalah inti
kerusakan yang sebenarnya dan merupakan sumber utama kerusakan-
kerusakan yang tampak di muka bumi.
Imam Abul ‘Aliyah ar-Riyâhi mengatakan, “Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allâh di
muka bumi berarti dia telah berbuat kerusakan di muka bumi, karena bumi dan langit itu
baik dengan sebab ketaatan (kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala -pent)” .
Imam asy-Syaukâni rahimahullah ketika menafsirkan ayat di atas mengatakan, “Allâh
menjelaskan bahwa perbuatan syirik dan maksiat adalah sebab timbulnya (berbagai)
kerusakan di alam semesta”
QS Ar-Ruum [30]: 41
9. Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman :
َبَسَك اَمِبَف ٍةَبي ِ
صُم ْنِم ْمُكَباَصَأ اَمَو
ْمُكيِدْيَأ ْت
Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan
(dosa)mu sendiri [TQS Asy-Syûra/42:30]
Syaikh Abdurrahmân as-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini mengatakan,
“Allâh Subhanahu wa Ta’ala memberitakan bahwa semua musibah yang menimpa manusia,
(baik) pada diri, harta maupun anak-anak mereka, serta pada apa yang mereka sukai, tidak
lain sebabnya adalah perbuatan-perbuatan buruk (maksiat) yang pernah mereka lakukan…”.
Tidak terkecuali dalam hal ini, musibah dan “kerusakan” yang terjadi dalam rumah tangga,
seperti hubungan yang tidak harmonis antara suami dan istri, sering terjadi pertengkaran,
penyebab utama semua ini adalah perbuatan maksiat yang dilakukan oleh sang suami atau
istri. Inilah makna yang terungkap dalam ucapan salah seorang ulama Salaf yang
mengatakan, “Sungguh (ketika) aku bermaksiat kepada Allâh, maka aku melihat (pengaruh
buruk) perbuatan maksiat tersebut pada tingkah laku istriku…”.
10. Perbuatan syirik (menyekutukan Allâh Azza
wa Jalla dalam beribadah) adalah dosa yang
paling besar di sisi Allâh Azza wa Jalla, maka
kerusakan yang ditimbulkan akibat perbuatan
ini pun sangat besar, bahkan perbuatan
inilah yang menjadi sebab utama kerusakan
terbesar di muka bumi.
Imam Qatâdah rahimahullah dan as-Suddi
rahimahullah berkata: “Kerusakan (yang
sesungguhnya) adalah perbuatan syirik.
Inilah kerusakan yang paling besar”
11. KEMAKSIATAN
& KESYIRIKAN
INDIVIDU SISTEMIK
MENERAPKAN
SISTEM SEKULER
& TIDAK BERHUKUM
KPD SYARIAH ALLAH
KEMUNGKARAN
MENINGGALKAN SHOLAT,
ZAKAT, PUASA, DLL
KRIMINALITAS; PEMBUNUHAN,
PERAMPOKAN, PENGANIAYAAN, DLL
PELACURAN, PERZINAHAN,
RIBA, DLL
Memicu &
Memacu
Kemungkaran
Individu
Semakin
Berkembang
dan Meluas.
13. SEKULERISME adalah
MEMISAHKAN AGAMA DENGAN
KEHIDUPAN
Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani
SEKULERISME adalah
Membangun struktur kehidupan bukan atas
dasar Syariah Islam
19. KESEMPURNAAN
ISLAM
Agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad saw.
untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan
dengan sesamanya.
Manusia
Allah
Aqidah
Ibadah
Dirinya Sendiri
Akhlaq
Makanan
Minuman
wilayah privat
wilayah privat
Manusia Yang Lain
Pemerintahan
Uqubat
Politik
Pendidikan
Ekonomi
Dan Lain-lain
wilayah publik
Pakaian
20. Totalitas Islam
(Islam Kaffah)
Allah SWT
Dirinya
Sendiri
Sesama
Manusia
Ibadah
Aqidah
Makanan
Pakaian
Akhlak
Muamalat
Uqubat
(sanksi
hukum)
Sistem
Pemerintahan
Sistem Ekonomi
Sistem Pergaulan
Politik pendidikan
Politik Luar negeri
Hudud
Ta’zir
Jinayat
Mukhalafat
Dilaksanakan
oleh individu
Sebagian bisa
dilaksanakan
individu, sebagian
besar lainnya harus
dilaksanakan negara
Dilaksanakan
oleh negara
Interaksi
Manusia
21. Uqubat
(sanksi
hukum)
Hudud
Ta’zir
Jinayat
Mukhalafat
Hudud adalah sanksi pidana yang telah ditetapkan oleh Syara’
bagi tindakan kemaksiyatan, untuk mencegah pelanggaran pada
kemaksiyatan yang sama, seperti : zina, liwath (homo seksual),
qodzaf (menuduh berbuat zina), minum khamer, pencurian,
riddah, hirabah (perampokan) dan bughat (pembrontakan).
Jinayat yaitu sanksi yang berupa penganiayaan terhadap badan,
harta atau jiwa yang di dalamnya mewajibkan qishash atau diyat.
Seperti membunuh.
Ta’zir adalah sanksi yang diberikan bagi pelaku kemaksiyatan
yang di dalamnya tidak ada had dan kifarat, yang bersifat
edukatif, seperti penjara, pukulan dll yang bentuk sanksinya
menjadi kebijakan pemimpin.
Mukhalafat adalah sanksi yang dikenakan bagi para pelanggar
konstitusi negara .
22. ZAWAJIR :
Mencegah orang untuk melakukan tindak
kriminal karena sanksi yang tegas
ْمُكَلَو
اةَيَح ِ
اصَصِقْلا يِف
يِلوُأاَي
ِباَبْلَ ْ
اْل
JAWABIR :
Sebagai penebus dosa bagi pelaku yang dikenai
sanksi hukum Islam.
من
فهو عقوبته له فجعلت ًاّدح منكم أصاب
كفارته
23. ُسَرَو ُ َّ
اَّللىَضَقا َذِا ٍةَنِمْؤُمالَو ٍ
نِمْؤُمِل َ
انَكاَمَو
َي ِ
خ
ْ
ال ُمُه
َ
ل َ
ونُكَي ْ
نَااًرْمَا ُه
ُ
ول
َو ْمِهِرْمَا ْ
نِم ُةَر
ْ
نَم
اًينِبُمالالَض َّ
لَض ْدَقَف ُه
َ
ولُسَرَو َ َّ
اَّلل ِ
ص ْعَي
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan
yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang
siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhlah dia telah sesat,
sesat yang nyata. (TQS. Al-Ahzab; 36)
Oleh karena itu, Tidak ada pilihan bagi kaum muslim jika mau
selamat dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah SWT :
24. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “(Ayat ini menunjukkan) bahwa
kehidupan yang bermanfaat hanya bisa diraih dengan memenuhi seruan Allâh dan
Rasûl-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Barangsiapa yang tidak memenuhi
seruan Allâh dan Rasûl-Nya maka dia tidak akan merasakan (kebahagiaan) hidup,
meskipun dia masih hidup sebagaimana binatang yang paling hina (sekalipun).
Maka hidup bahagia yang hakiki adalah kehidupan orang yang memenuhi
seruan Allâh dan Rasûl-Nya secara lahir maupun batin”.
ْمُكيِيْحُي اَمِل ْمُكَاعَد اَذِإ ِلوُسَّلرِلَو ِ َّ ِ
ّلِل واُبي ِجَتْسا واُنَمآ َينِذَّلا ها
Editor's Notes
Masalah adalah kesenjangan yang ada antara realita/fakta dengan kondisi ideal (yang seharusnya)
Masalah adalah kesenjangan yang ada antara realita/fakta dengan kondisi ideal (yang seharusnya)