2. Mukadimah
• Keimanan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
diantaranya diwujudkan dengan
cara ittiba’ (mengikut) kepada
beliau.
• Seseorang yang telah memiliki
sikap ittiba’ akan memetik hasil
yang bermanfaat bagi dirinya,
baik di dunia maupun di akhirat
kelak.
3. Mahabbatullah َ َ
ّللا َُّونب ِحُت ْمُتْنُك ْنِإ ْلُق
يِنوُعِبَتاَف
ُمُكْبِبْحُي
وُنُذ ْمُكَل ْرِفْغَي َو ُ َ
ّللا
ورُفَغ ُ َ
ّللا َو ْمُكَب
يم ِحَر
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Ali Imran, 3: 31).
4. Rahmatullah
َونُمَح ْرُت ْمُكَلَعَل َلوُسَالر َو َ َ
ّللا واُعيِطَأ َو
“Dan ta'atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.”
(QS. Ali Imran, 3: 132)
Muslim yang selalu taat dan patuh kepada perintah Allah dan
Rasul-Nya akan mendapatkan limpahan rahmat dari-Nya; yakni
belas kasih, kasih sayang, kebaikan, kemurahan, dan simpati.
Sehingga ia mendapatkan kehidupan yang bahagia di dunia dan di
akhirat.
5. Hidayatullah
اًحوُر َْكيَلِإ َانْيَح ْوَأ َكِلَذَك َو
َتْنُك اَم َان ِ
رْمَأ ْنِم
َو ُانَميِ ْ
اْل َ
َل َو ُابَتِكْال اَم ي ِ
رْدَت
ًورُن ُهَانْلَعَج ْنِكَل
ا
َنِداَبِع ْنِم ُءَاشَن ْنَم ِهِب ِيدْهَن
َلِإ ِيدْهَتَل َكَنِإ َو ا
ى
ٍيمِقَتْسُم ٍاطَر ِ
ص
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al
Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al
Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa
yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan
sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk
kepada jalan yang lurus.”
(QS. As-Syura, 42: 52)
6. Mushahabatul akhyari fil jannah
ُ َ
ّللا َمَعْنَأ َينِذَال َعَم َكِئَلوُأَف َلوُسَالر َو َ َ
ّللا ِعِطُي ْنَم َو
َو َينِقيِد ِ
الص َو َينِيِبَنال َنِم ْمِهْيَلَع
ِاءَدَهُّشال
اًقيِفَر َكِئَلوُأ َنُسَح َو َين ِحِلاَصال َو
“Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu
akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh
Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid,
dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
(QS. An-Nisa, 4: 69)
7. asy-syafa’ah
• Syafa’at menurut istilah, yaitu ْفَد وَا ٍةَعَفنَم ِبْلَجِب ِ
ْريَغْلِل ُطُّس َوَتال
ٍٍَرَََم ِع
, menolong
orang lain dengan tujuan menarik manfaat dan menolak bahaya.
• Jadi, orang yang mendapat syafaat maksudnya adalah orang yang mendapat
rekomendasi perlindungan, keselamatan, dan pembelaan di akhirat kelak
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan seizin Allah Ta’ala,
8. ا ُّيَحْال َوُه َ
َلِإ َهَلِإ َ
َل َ
ّللا
ُهُذُخْأَت َ
َل ُمُّويَقْل
َةنِس
ِتا َاوَمَسال يِف اَم ُهَل م َْون َ
َل َو
ِ
ض ْرَ ْ
اْل يِف اَم َو
ِإ ُهَدْنِع ُعَفْشَي يِذَال اَذ ْنَم
ِهِنْذِِِب َ
َل
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya…”
(QS. Al-Baqarah, 2: 255)
9. Di hari kiamat nanti Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberikan
syafa’at kepada orang-orang yang mau
mengikuti ajaran tauhid; yaitu mereka yang
tidak menyekutukan Allah Ta’ala dengan
sesuatu apa pun.
ُسَر َلاَق َلاَق ٍََْري َرُه يِبَأ ْنَع
ُ َ
ّللا ىَلَص ِ َ
ّللا ُلو
ٍيِبَن ِلُكِل َمَلَس َو ِهْيَلَع
َتَف ةَباَجَتْسُم ٍ َْوعَد
ُّلُك َلَجَع
َبَتْاخ يِنِإ َو ُهَت َْوعَد ٍيِبَن
ُ ِ
ْل ًةَعاَفَش يِت َْوعَد ُتْأ
يِتَم
ِإ ةَلِئَان َيِهَف ِةَماَيِقْال َم ْوَي
ِم َاتَم ْنَم ُ َ
ّللا َءَاش ْن
ْن
ْيَش ِ َ
اَّللِب ُك ِ
رْشُي َ
َل يِتَمُأ
اًئ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
bersabda: “Bagi setiap nabi ada doa yang
dikabulkan, dan setiap nabi bersegera berdoa
agar dikabulkan. Akan tetapi aku simpan
doaku untuk dapat memberikan syafa'at
kepada umatku pada hari Kiamat. Dan
sesungguhnya, syafa’atku ini akan diperoleh,
insya Allah, bagi orang yang mati dari umatku
dalam keadaan tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu apapun".
[HR Muslim, no.199].
10. Orang-orang muslim yang berbuat dosa besar, tapi mereka tidak mati dalam keadaan menyekutukan Allah
Ta’ala, juga akan mendapatkan syafa’at dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
يِتَمُأ نِم ِ
رِئاَبَكال ِلهَ ِ
ْل يِتَعاَفَش
"Syafa'atku akan diberikan kepada orang yang berbuat dosa besar dari umatku".
(HR Ahmad, 3/213. Hadits ini shahih).