SlideShare a Scribd company logo
HFA 
(HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION) 
LOGO DAERAH 
DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA TINGKAT GLOBAL 
MATERI SOSIALISASI : PENINGKATAN KAPASITAS BIDANG PENGURANGAN RISIKO BENCANA 
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 
2013
TUJUAN 
 Agar peserta memahami latar belakang 
Pengurangan Risiko Bencana tingkat global dan 
ISDR 
 Agar peserta memahami Hyogo Framework for 
Action (HFA)
1 
Pengurangan Risiko Bencana 
(PRB)
Agenda dan Tantangan PRB 
< 1990s – Pertahanan Sipil, Organisasi2 Bantuan: 
respons kemanusiaan terhadap keadaan darurat 
Dalam era 1990s – International Decade on 
Natural Disaster (IDNDR), Yokohama strategy yang 
me-link-kan antara tanggap darurat & 
pembangunan 
Sejak 2000 – International Strategy for Disaster 
Reduction (ISDR): reduce disaster risk 
HFA: 2005-2015 – Membangun ketangguhan 
masyarakat dan bangsa terhadap bencana sebagai 
bagian dari pembangunan dan terkait dengan 
agenda kemanusiaan 
Reaktif 
Proaktif 
I
International Strategy for Disaster Reduction 
Diresmikan tahun 2000 oleh UN General Assembly Resolution A/54/219 sebagai 
kelanjutan dari International Decade on Natural Disaster Reduction –IDNDR, 1990- 
1999 
ISDR bertujuan untuk membangun ketangguhan masyarakat dengan 
meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya PRB sebagai bagian dari 
komponen yang integral dari pembangungan yang berkelanjutan, dengan tujuan 
untuk mengurangi jumlah korban, kerugian sosial, ekonomi maupun lingkungan 
yang disebabkan oleh bencana alam, teknologi maupun lingkungan 
II
Fungsi Utama ISDR 
1. Kebijakan, strategi dan koordinasi 
2. Advokasi dan Komunikasi 
3. Manajemen Informasi dan Networks 
(preventionweb) 
4. Regional outreach dan kemitraan untuk 
implementasi 
II
3 
Hyogo Fromework for Action 
(HFA)
Hyogo Framework for Action 
2005 - 2015 
Membangun Ketangguhan Bangsa 
dan 
Masyarakat terhadap Bencana 
Diadopsi oleh 168 negara dalam 
2nd World Conference on Disaster 
Reduction (GA res.) 
di Kobe, Jepang pada bulan January 
2005 
(lebih dari 4000 peserta) 
III
Tujuan Strategis 
III The Hyogo Framework for Action 2005-2015 
1. Integrasi PRB ke dalam kebijakan dan 
perencanaan program pembangunan 
berkelanjutan; 
2. Pengembangan dan penguatan lembaga, 
mekanisme dan kapasitas untuk membangun 
ketahanan terhadap bahaya; 
3. Secara sistematis memadukan pendekatan-pendekatan 
pengurangan risiko ke dalam 
pelaksanaan program-program 
kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat, 
tanggap darurat dan pemulihan.
Prioritas Aksi 
2005 - 2015 
1. Memastikan bahwa PRB merupakan sebuah prioritas nasional dan lokal 
dengan dasar kelembagaan yang kuat; 
2. Mengidentifikasi menjajaki dan memonitor risiko-risiko bencana dan 
meningkatkan peringatan dini; 
3. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun 
sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat; 
4. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar; 
1. Manajemen lingkungan dan sumber daya alam 
2. Praktek-praktek pembangunan sosial dan ekonomi 
3. Tata-guna lahan, IMB dan alat ukut teknis lainnya 
5. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efektif di 
semua tingkat. 
The Hyogo Framework 
for Action 2005-2015 III
Kegiatan Kunci 
RINGKASAN HFA 2005-2015 
Hasil yang diharapkan, tujuan strategis, dan prioritas untuk HFA 2005-2015 
Tujuan Strategis 
Prioritas untuk Aksi 
Integrasi PRB ke dalam pembangunan 
yang berkelanjutan 
Pengembangan dan penguatan 
kelembagaan 
III 
Pemaduan secara sistematis pengurangan 
risiko ke dalam penanggulangan bencana 
Hasil yang diharapkan 
Pengurangan kerugian akibat bencana dalam berbagai sektor kehidupan 
bernegara dan bermasyarakat 
Kontribusi terhadap tujuan pembangunan internasional (termasuk MDGs) 
Isu Lintas Sektor 
Pendekatan multi-ancaman 
Perspekti f gender dan 
keragaman budaya 
partisipasi masy & relawan 
Pemb. Kapasitas & transfer 
teknologi 
1. Memastikan bahwa 
PRB menjadi prioritas 
nasional dan lokal 
dengan dasar 
kelembagaan yang kuat 
2. Mengidenti fikasi 
menjajaki dan 
memonitor risiko 
bencana dan 
meningkatkan 
peringatan dini 
3. Menggunakan 
pengetahuan, inovasi dan 
pendidikan untuk 
membangun sebuah 
budaya keselamatan dan 
ketahanan di semua 
tingkat 
4. Mengurangi faktor-faktor 
risiko yang 
mendasar 
5. Memperkuat 
kesiapsiagaan 
terhadap bencana 
untuk respon yang 
efekti f di semua tingkat 
*Mekanisme lembaga 
PRB; pembagian 
tanggung jawab 
* DRR sebagai bagian 
kebi jakan & 
perencanaan pemb. 
*Dukungan legislasi PRB 
*Desentral isasi 
tanggung jawab dan 
sumber daya 
* Asesmen SDM & 
kapasitas 
* Komitmen pol itik 
* Partisipasi 
masyarakat 
* Kajian risiko & peta 
risiko, multi ancaman 
& diseminasi 
* Indikator PRB & 
kerantanan 
* Informasi data dan 
statistik kerugian 
bencana 
* EWS 
* Pengembangan iptek 

 
* berbagi informasi & 
kerjasama 
* kerjasama & dialog antar 
disipl in/regional 
* Penggunaan terminologi 
PRB standar 
* Inklusi PRB ke dalam 
pendidikan formal dan 
informal 
* Training dan pendidikan 
PRB 
* Kapasitas riset 
* Peningkatan kesadaran 
publ ik dan media 
* Ekosistem yang 
berkesinambungan & 
manajemen l ingk. 
* Integrasi PRB - API 
* Keamanan pangan 
untuk ketangguhan 
* Integrasi PRB ke 
dalam sektor kesehatan 
dan RS Aman 
* Perl indungan fasi l itas 
publ ik yang penting 
* Pemul ihan skema & 
keamanan sosial-jaringan 
* Mekanisme 
* Kapasitas PB 
* Pertukaran informasi 
antar para pelaku PRB 
& sektor pembangunan 
* Pendekatan regional 
terhadap respons 
bencana 
* Pelatihan 
kesiapsiagaan dan 
rencana kontinjensi 
* Dana darurat 
* Kesukarelaan dan 
partisipasi
LANJUTAN RINGKASAN HFA 2005-2015 
Dalam mencapai tujuan dan bertindak terhadap prioritas yang diidentifikasi dalam Kerangka Aksi ini, tugas-tugas berikut yang telah diidentifikasi untuk memastikan implementasi dan tindak dan internasional bekerjasama dengan organisasi sipil dan para pemangku kepentingan lainnya. Mitra ISDR, terutama inter-agensi Gugus Tugas PRB dan Sekretariat, diminta untuk membantu Pertimbangan Umum 
Membangun 
kemitraan 
multi 
pemangku 
kepentingan 
Negara, organisasi regional dan 
internasional untuk 
mengembangkan koordinasi 
diantara mereka dan penguatan 
ISDR 
Organisasi Internasional (termasuk Sistem - Terlibat dalam implementasi ISDR dengan penguatan intergrasi pembangunan berkelanjutan 
- Penguatan kapasitas sistem UN untuk membantu negara berkembang melakukan pengukuran untuk kajian perkembangan 
- Indentifikasi tindakan untuk membantu negara berkembang rawan memastikan tindakan intergrasi mereka dan alokasi dana yang mencukupi; strategi dan program nasional untuk PRB 
- Integrasi aksi ke dalam mekanisme koordinasi yang relevan (UNDG, - Intergrasi DRR ke dalam pengembangan kerangka kerja bantuan - Bekerjasama dengan jaringan dan dukungan platform: pengumpulan risiko; SPD: pertukaran data terbuka dan menyeluruh 
- Mendukung negara melalui koordinasi bantuan internasional, untuk meningkatkan kapasitas 
- Penguatan mekanisme internasional untuk mendukung upaya negara dengan pendekatan PRB 
- Adaptasi dan penguatan pelatihan inter-agensi PB untuk PRB dan ISDR (Inter Agensi Gugus Tugas untuk PRB dan Sekratarita 
- Mengembangkan sebuah matriks tanggung jawab dan upaya untuk mendukung tindak lanjut HFA 
- Memfasilitasi koordinasi tindakan efektif dengan sistem UN dan kesatuan internasional dan 
regional lainnya untuk mendukung implementasi HFA, mengidentifikasi kesenjangan, 
memfasilitasi proses untuk mengembangkan perangka panduan dan kebijakan untuk setiap 
prioritas 
- Dengan konsultasi luas, pembangunan generik, realistis dan indikator yang dapat diukur. 
Indikator tersebut membantu negara untuk mengukur perkembangan implementasi HFA 
- Mendukung koordinasi platform nasional dan regional 
- mendaftarkan kemitraan terkait dengan Komisi Pembangunan Berkelanjutan 
- Merangsang pertukaran, kompilasi, analisa dan diseminasi praktek-praktek - Mempersiapkan tinjauan berkala terhadap perkembangan pencapaian tujuan UNGA dan badan UN lainnya 
Mobilisasi Sumberdaya: Pemerintah, Regional dan Organisasi Internasional 
- Mobilisasi sumberdaya dan dan kemampuan badan nasional, regional dan internasional terkait 
termasuk sistem UN 
- Menyediakan dan mendukung implementasi HFA di negara berkembang, termasuk bantuan 
keuangan dan teknis, menampilkan tentang utang berkelanjutan, transfer teknologi, kemitraan 
publik-swasta dan kerjasam Utara-Selatan dan Selatan-Selatan 
- Pengarusutamaan PRB ke dalam program bantuan multilateral dan bilateral 
- Menyediakan kontribusi dana sukarela ke UN Trust Fund untuk PRB untuk meninjau penggunaan dan studi kelayakan dana tersebut 
- Membangun kemitraan untuk melaksanakan skema yang mengurangi risiko, pengembangan cakupan asuransi dan meningkatkan keuangan untuk rekonstruksi kemitraan publik dan swasta. Mempromosikan lingkungan yang mendorong berkembang 
Organisasi Regional dan Institusi 
- Promosi program regional termasuk 
kerjasama teknis, pembangunan kapasitas, 
pembangunan metodologi dan standar 
untuk kajian dan monitoring risiko dan 
kerentanan, berbagi informasi dan 
mobilisasi sumber daya yang efektif 
- Bertanggung jawab dan publikasi 
peninjauan ulang terhadap kajian dasar 
nasional dan regional 
- Koordinasi dan peninjauan ulang 
perkembangan dan dukungan yang 
dibutuhkan, dan membantu negara dalam 
persiapan ringkasan nasional 
- Menyelenggarakan pusat regional 
kerjasama regional khusus 
- Mendukung pembangunan mekanisme 
regional dan kapasitas peringatan dini 
termasuk tsunami 
Negara 
- Meletakkan mekanisme koordinasi untuk 
implementasi dan komunikasi tindaklanjut 
ke Sekretariat ISDR 
- Kajian dasar nasional status PRB 
- Publikasi dan pemutakhiran program 
nasional DRR termasuk kerjasama 
internasional 
- Membangun prosedur untuk peninjauan 
ulang perkembangan nasional termasuk 
kerjasama internasional 
- Mempertimbangkan persetujuan atau 
ratifikasi instrumen hukum internasional 
terkait dan memastikan implementasinya 
- Promosi intergrasi PRB ke dalam variabel 
API dan API ke dalam strategi PRB dan API; 
memastikan managemen risiko terhadap 
risiko geologi 
Para Pelaku 
Implementasi dan tindak lanjut 
Implementasi oleh berbagai pemangku 
kepentingan, pendekatan multi-sektor; 
partisipasi masyarakat sipi l (NGO, 
Organisasi Sipi l , relawan) komunitas 
i lmu dan sektor swasta adalah penting 
Tanggung jawab utama negara: 
tersedianya sebuah lingkungan 
internasional adalah penting 
termasuk penguatan kapasitas 
regional 
Penekanan perhatian terhadap: 
- Negara Berkembang 
Kepulauan Kecil:Strategi 
Mauritarius 
- Negara yang paling tertinggal 
- Afrika 
III
III 
Membangun gerakan PRB 
(Sistem ISDR) 
 Tujuan: Mengurangi risiko bencana 
di seluruh dunia – fokus pada tingkat 
nasional dan masyarakat 
 Instrumen: HFA 2005-2015 
 Sarana: ‘’Pergerakan’’ sistem ISDR
Berbagai tingkatan dalam sistem ISDR 
(“platforms”) 
Nasional 
Kerangka-kerangka Nasional, multi-pemangku kepentingan, dan multi disiplin 
dengan dukungan dari UN country team – ketika dibutuhkan 
Regional 
Berdasarkan pada strategi dan mekanisme regional 
dan sub-regional yang ada 
Tematik 
Dibangun berdasarkan jaringan, kluster, program 
dan mekanisme lainnya yang telah ada 
ISDR programme 
Koordinasi upaya-upaya internasional 
dan regional untuk mendukung 
Kapasitas nasional dan lokal 
Global Platform report to GA 
Annual sessions 
Subsidiary Programme Advisory/Committee 
III
Multi-tingkat proses peninjauan HFA 
• Tiga hal yang berbeda tapi saling terkait – metodologi 
untuk sub-regional, nasional dan lokal 
• Self- assessment melalui keterlibatan multi pemangku 
kepentingan 
• Dipimpin oleh organisasi pemerintah sub-regional, 
Pemerintah dan pemerintah daerah 
• Mengkaji kemajuan, kesenjangan dan tantangan yang 
dihadapi dalam implementasi PRB
National, Regional and global 
level 
Proses multi-tingkat untuk monitoring dan tinjaun 
capaian HFA 
Analisis Global dan proses sintesis 
Proses Peninjauan HFA Sub/ regional 
Sintesis Regional/ sub regional & peninjauan isu-isu lintas-batas 
Proses peninjauan perkembangan HFA Nasional 
Penilaian-diri negara2 untuk meninjau perkembangannya sendiri, kesenjangan 
dan tantangan dalam upaya2 PRB 
Local HFA 
Monitor 
Local level 
Local Government Self Assessment Tool (LG-SAT)) 
City HFA Monitor Views From the 
Frontline 
Peninjauan melalui dialog multi-pemangku kepentingan
Partisipasi Global 
• 102 negara berpartisipasi dalam peninjauan tahun 2007- 
2009 
• 133 negara berpartisipasi dalam peninjauan tahun 2009- 
2011 
• 11 inter-governmental organizations berpartisipasi dalam 
kajian tingkat sub-regional 
• Berbagai kota berpartisipasi dalam ‘Resilient City’ Campaign 
dan melakukan kajian capaian PRB di tingkat lokal 
• Lebih dari 70% negara yang berpartisipasi melibatkan multi-pemangku 
kepentingan
“Resilient Cities Campaign” 
• 1361 kota tergabung dalam “Making Cities 
Resilient” Campaign 
• Lebanon 255 
• Austria 280 
• Filipina 113 
• Serbia 50 
• Sri Lanka 44 
• Italy 35 
• Indonesia 3
TERIMA KASIH 
Nama Fasilitator 
Jabatan 
No. HP 
Alamat Kantor 
Alamat email

More Related Content

Viewers also liked

IEEE Photonics Technology Letters vol 8 2016 [table of content only]
IEEE Photonics Technology Letters vol 8 2016 [table of content only]IEEE Photonics Technology Letters vol 8 2016 [table of content only]
IEEE Photonics Technology Letters vol 8 2016 [table of content only]
Eka Kurnia
 
Unidad I Tema 1: El Estado
Unidad I Tema 1: El Estado Unidad I Tema 1: El Estado
Unidad I Tema 1: El Estado
ajuzcategui
 
What Turns an Incident into a Lawsuit
What Turns an Incident into a LawsuitWhat Turns an Incident into a Lawsuit
What Turns an Incident into a Lawsuit
Britton Gallagher
 
Blured 20 pics 20 slides
Blured 20 pics 20 slidesBlured 20 pics 20 slides
Blured 20 pics 20 slidesnigelgrove25
 
Kråkebolle - sjøpinnsvin - pigghud
Kråkebolle - sjøpinnsvin - pigghudKråkebolle - sjøpinnsvin - pigghud
Kråkebolle - sjøpinnsvin - pigghud
Gunn Andreassen
 
Come (e perché) le HR devono sviluppare la loro resilienza...
Come (e perché) le HR devono sviluppare la loro resilienza...Come (e perché) le HR devono sviluppare la loro resilienza...
Come (e perché) le HR devono sviluppare la loro resilienza...
Cezanne HR Italia
 
Blore Production Offerings for Enterprise
Blore Production Offerings for EnterpriseBlore Production Offerings for Enterprise
Blore Production Offerings for Enterprise
Blore Active
 
À la découverte des trésors parisiens
À la découverte des trésors parisiensÀ la découverte des trésors parisiens
À la découverte des trésors parisiens
Milagrines Arias
 
Quanto sappiamo tenere il passo con l’innovazione tecnologica?
Quanto sappiamo tenere il passo con l’innovazione tecnologica?Quanto sappiamo tenere il passo con l’innovazione tecnologica?
Quanto sappiamo tenere il passo con l’innovazione tecnologica?
Cezanne HR Italia
 
47 ways to use a Video in an enterprise
47 ways to use a Video in an enterprise47 ways to use a Video in an enterprise
47 ways to use a Video in an enterprise
Blore Active
 
Prop planning
Prop planningProp planning
Prop planning
SamanthaWilsonn
 
Apuvälineiden käyttö esityksissä
Apuvälineiden käyttö esityksissäApuvälineiden käyttö esityksissä
Apuvälineiden käyttö esityksissä
porsas200
 
IMPACTO AMBIENTAL
IMPACTO AMBIENTALIMPACTO AMBIENTAL
IMPACTO AMBIENTAL
Jezz Villanueva
 
Presentation1 (3)
Presentation1 (3)Presentation1 (3)
Presentation1 (3)LilyMasuda
 
Become a Magistrate
Become a MagistrateBecome a Magistrate
Become a Magistrate
T_Schofield
 

Viewers also liked (17)

IEEE Photonics Technology Letters vol 8 2016 [table of content only]
IEEE Photonics Technology Letters vol 8 2016 [table of content only]IEEE Photonics Technology Letters vol 8 2016 [table of content only]
IEEE Photonics Technology Letters vol 8 2016 [table of content only]
 
Unidad I Tema 1: El Estado
Unidad I Tema 1: El Estado Unidad I Tema 1: El Estado
Unidad I Tema 1: El Estado
 
What Turns an Incident into a Lawsuit
What Turns an Incident into a LawsuitWhat Turns an Incident into a Lawsuit
What Turns an Incident into a Lawsuit
 
Blured 20 pics 20 slides
Blured 20 pics 20 slidesBlured 20 pics 20 slides
Blured 20 pics 20 slides
 
Kråkebolle - sjøpinnsvin - pigghud
Kråkebolle - sjøpinnsvin - pigghudKråkebolle - sjøpinnsvin - pigghud
Kråkebolle - sjøpinnsvin - pigghud
 
Come (e perché) le HR devono sviluppare la loro resilienza...
Come (e perché) le HR devono sviluppare la loro resilienza...Come (e perché) le HR devono sviluppare la loro resilienza...
Come (e perché) le HR devono sviluppare la loro resilienza...
 
Blore Production Offerings for Enterprise
Blore Production Offerings for EnterpriseBlore Production Offerings for Enterprise
Blore Production Offerings for Enterprise
 
À la découverte des trésors parisiens
À la découverte des trésors parisiensÀ la découverte des trésors parisiens
À la découverte des trésors parisiens
 
Latika
LatikaLatika
Latika
 
Quanto sappiamo tenere il passo con l’innovazione tecnologica?
Quanto sappiamo tenere il passo con l’innovazione tecnologica?Quanto sappiamo tenere il passo con l’innovazione tecnologica?
Quanto sappiamo tenere il passo con l’innovazione tecnologica?
 
47 ways to use a Video in an enterprise
47 ways to use a Video in an enterprise47 ways to use a Video in an enterprise
47 ways to use a Video in an enterprise
 
Prop planning
Prop planningProp planning
Prop planning
 
Apuvälineiden käyttö esityksissä
Apuvälineiden käyttö esityksissäApuvälineiden käyttö esityksissä
Apuvälineiden käyttö esityksissä
 
IMPACTO AMBIENTAL
IMPACTO AMBIENTALIMPACTO AMBIENTAL
IMPACTO AMBIENTAL
 
Design pics
Design picsDesign pics
Design pics
 
Presentation1 (3)
Presentation1 (3)Presentation1 (3)
Presentation1 (3)
 
Become a Magistrate
Become a MagistrateBecome a Magistrate
Become a Magistrate
 

Similar to 3. materi hfa (sosialisasi) w notes

Tugas management bencana (disaster management)
Tugas management bencana (disaster management)Tugas management bencana (disaster management)
Tugas management bencana (disaster management)
Ahmad Fitrah Danur
 
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
F W
 
Framework pengurangan resiko bencana
Framework  pengurangan resiko bencanaFramework  pengurangan resiko bencana
Framework pengurangan resiko bencana
ernest virgyawan
 
2 Presentasi materi desa tangguh bencana.pptx
2 Presentasi materi desa tangguh bencana.pptx2 Presentasi materi desa tangguh bencana.pptx
2 Presentasi materi desa tangguh bencana.pptx
tatanghusaini2
 
Statuta forum-prb-diy
Statuta forum-prb-diyStatuta forum-prb-diy
Statuta forum-prb-diy
V-cool Ndayak
 
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
khoiril anwar
 
Paparan Webinar Kebijakan Covid 30 juli 2020
Paparan Webinar Kebijakan Covid  30 juli 2020Paparan Webinar Kebijakan Covid  30 juli 2020
Paparan Webinar Kebijakan Covid 30 juli 2020
Yudiwid
 
Pembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
Pembangunan Lestari Pengertian Dan PengukurPembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
Pembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukurmandalina landy
 
Sistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan BencanaSistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan Bencana
Prasidananto Nur Santoso
 
Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+
CIFOR-ICRAF
 
Prosiding 080827 media_komunikasi
Prosiding 080827 media_komunikasiProsiding 080827 media_komunikasi
Prosiding 080827 media_komunikasiKarepmu Sembarang
 
PERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptxPERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptx
ssuserbb0b09
 
Penjelasan 1 (sosialisasi)
Penjelasan 1 (sosialisasi)Penjelasan 1 (sosialisasi)
Penjelasan 1 (sosialisasi)pnpmbonebolango
 
PMI DIY-Bimtek PMER 2023.pptx
PMI DIY-Bimtek PMER 2023.pptxPMI DIY-Bimtek PMER 2023.pptx
PMI DIY-Bimtek PMER 2023.pptx
TikaKurniaIllahi
 
Renstra dan Roadmap Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019
Renstra dan Roadmap  Badan Nasional Penanggulangan Bencana  2015-2019Renstra dan Roadmap  Badan Nasional Penanggulangan Bencana  2015-2019
Renstra dan Roadmap Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019
Dadang Solihin
 
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptxDraf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
RezaOktaviaPutra
 
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
SetyoNugroho74
 
Kemitraan sebagai Alternatif Strategis Pengelolaan Sumberdaya Alam
Kemitraan sebagai Alternatif Strategis Pengelolaan Sumberdaya AlamKemitraan sebagai Alternatif Strategis Pengelolaan Sumberdaya Alam
Kemitraan sebagai Alternatif Strategis Pengelolaan Sumberdaya Alam
Dadang Solihin
 

Similar to 3. materi hfa (sosialisasi) w notes (20)

Tugas management bencana (disaster management)
Tugas management bencana (disaster management)Tugas management bencana (disaster management)
Tugas management bencana (disaster management)
 
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
Ninil jannah lingkar association bagaimana hfa di praktekan di tingkat masyar...
 
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
Bappenas: Sustainable Development Goal (SDGs)
 
Framework pengurangan resiko bencana
Framework  pengurangan resiko bencanaFramework  pengurangan resiko bencana
Framework pengurangan resiko bencana
 
2 Presentasi materi desa tangguh bencana.pptx
2 Presentasi materi desa tangguh bencana.pptx2 Presentasi materi desa tangguh bencana.pptx
2 Presentasi materi desa tangguh bencana.pptx
 
Statuta forum-prb-diy
Statuta forum-prb-diyStatuta forum-prb-diy
Statuta forum-prb-diy
 
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
Arah Strategis Percepatan Penanggulagnan Kemiskinan berdasarkan Inpres 1 dan ...
 
Paparan Webinar Kebijakan Covid 30 juli 2020
Paparan Webinar Kebijakan Covid  30 juli 2020Paparan Webinar Kebijakan Covid  30 juli 2020
Paparan Webinar Kebijakan Covid 30 juli 2020
 
Pembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
Pembangunan Lestari Pengertian Dan PengukurPembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
Pembangunan Lestari Pengertian Dan Pengukur
 
Sistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan BencanaSistem Pengelolaan Bencana
Sistem Pengelolaan Bencana
 
Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+Status & Update Safeguards REDD+
Status & Update Safeguards REDD+
 
Prosiding 080827 media_komunikasi
Prosiding 080827 media_komunikasiProsiding 080827 media_komunikasi
Prosiding 080827 media_komunikasi
 
PERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptxPERAN PERAWAT DALAM.pptx
PERAN PERAWAT DALAM.pptx
 
Penjelasan 1 (sosialisasi)
Penjelasan 1 (sosialisasi)Penjelasan 1 (sosialisasi)
Penjelasan 1 (sosialisasi)
 
PMI DIY-Bimtek PMER 2023.pptx
PMI DIY-Bimtek PMER 2023.pptxPMI DIY-Bimtek PMER 2023.pptx
PMI DIY-Bimtek PMER 2023.pptx
 
Disaster risk reduction
Disaster risk reductionDisaster risk reduction
Disaster risk reduction
 
Renstra dan Roadmap Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019
Renstra dan Roadmap  Badan Nasional Penanggulangan Bencana  2015-2019Renstra dan Roadmap  Badan Nasional Penanggulangan Bencana  2015-2019
Renstra dan Roadmap Badan Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019
 
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptxDraf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
Draf-Strategi-dan-langkah-integrasi-PRB-dalam-Perencanaan-dan-Penanggaran1.pptx
 
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
9_PROGRAM_DAN_PROGRAMA_PENYULUHAN_pptx.pptx
 
Kemitraan sebagai Alternatif Strategis Pengelolaan Sumberdaya Alam
Kemitraan sebagai Alternatif Strategis Pengelolaan Sumberdaya AlamKemitraan sebagai Alternatif Strategis Pengelolaan Sumberdaya Alam
Kemitraan sebagai Alternatif Strategis Pengelolaan Sumberdaya Alam
 

Recently uploaded

PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
MUhammadIlham484521
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
miftahzannah
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
ssuserb357a32
 

Recently uploaded (11)

PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdfModul Projek  - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
Modul Projek - Tanpa Rokok itu Keren - Fase D.pdf
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docxContoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
 
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan ErupsiSejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
Sejarah Gunung Merapi dan Catatan Erupsi
 

3. materi hfa (sosialisasi) w notes

  • 1. HFA (HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION) LOGO DAERAH DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA TINGKAT GLOBAL MATERI SOSIALISASI : PENINGKATAN KAPASITAS BIDANG PENGURANGAN RISIKO BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 2013
  • 2. TUJUAN  Agar peserta memahami latar belakang Pengurangan Risiko Bencana tingkat global dan ISDR  Agar peserta memahami Hyogo Framework for Action (HFA)
  • 3. 1 Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
  • 4. Agenda dan Tantangan PRB < 1990s – Pertahanan Sipil, Organisasi2 Bantuan: respons kemanusiaan terhadap keadaan darurat Dalam era 1990s – International Decade on Natural Disaster (IDNDR), Yokohama strategy yang me-link-kan antara tanggap darurat & pembangunan Sejak 2000 – International Strategy for Disaster Reduction (ISDR): reduce disaster risk HFA: 2005-2015 – Membangun ketangguhan masyarakat dan bangsa terhadap bencana sebagai bagian dari pembangunan dan terkait dengan agenda kemanusiaan Reaktif Proaktif I
  • 5. International Strategy for Disaster Reduction Diresmikan tahun 2000 oleh UN General Assembly Resolution A/54/219 sebagai kelanjutan dari International Decade on Natural Disaster Reduction –IDNDR, 1990- 1999 ISDR bertujuan untuk membangun ketangguhan masyarakat dengan meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya PRB sebagai bagian dari komponen yang integral dari pembangungan yang berkelanjutan, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah korban, kerugian sosial, ekonomi maupun lingkungan yang disebabkan oleh bencana alam, teknologi maupun lingkungan II
  • 6. Fungsi Utama ISDR 1. Kebijakan, strategi dan koordinasi 2. Advokasi dan Komunikasi 3. Manajemen Informasi dan Networks (preventionweb) 4. Regional outreach dan kemitraan untuk implementasi II
  • 7. 3 Hyogo Fromework for Action (HFA)
  • 8. Hyogo Framework for Action 2005 - 2015 Membangun Ketangguhan Bangsa dan Masyarakat terhadap Bencana Diadopsi oleh 168 negara dalam 2nd World Conference on Disaster Reduction (GA res.) di Kobe, Jepang pada bulan January 2005 (lebih dari 4000 peserta) III
  • 9. Tujuan Strategis III The Hyogo Framework for Action 2005-2015 1. Integrasi PRB ke dalam kebijakan dan perencanaan program pembangunan berkelanjutan; 2. Pengembangan dan penguatan lembaga, mekanisme dan kapasitas untuk membangun ketahanan terhadap bahaya; 3. Secara sistematis memadukan pendekatan-pendekatan pengurangan risiko ke dalam pelaksanaan program-program kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat, tanggap darurat dan pemulihan.
  • 10. Prioritas Aksi 2005 - 2015 1. Memastikan bahwa PRB merupakan sebuah prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat; 2. Mengidentifikasi menjajaki dan memonitor risiko-risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini; 3. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat; 4. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar; 1. Manajemen lingkungan dan sumber daya alam 2. Praktek-praktek pembangunan sosial dan ekonomi 3. Tata-guna lahan, IMB dan alat ukut teknis lainnya 5. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efektif di semua tingkat. The Hyogo Framework for Action 2005-2015 III
  • 11. Kegiatan Kunci RINGKASAN HFA 2005-2015 Hasil yang diharapkan, tujuan strategis, dan prioritas untuk HFA 2005-2015 Tujuan Strategis Prioritas untuk Aksi Integrasi PRB ke dalam pembangunan yang berkelanjutan Pengembangan dan penguatan kelembagaan III Pemaduan secara sistematis pengurangan risiko ke dalam penanggulangan bencana Hasil yang diharapkan Pengurangan kerugian akibat bencana dalam berbagai sektor kehidupan bernegara dan bermasyarakat Kontribusi terhadap tujuan pembangunan internasional (termasuk MDGs) Isu Lintas Sektor Pendekatan multi-ancaman Perspekti f gender dan keragaman budaya partisipasi masy & relawan Pemb. Kapasitas & transfer teknologi 1. Memastikan bahwa PRB menjadi prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat 2. Mengidenti fikasi menjajaki dan memonitor risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini 3. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat 4. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar 5. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efekti f di semua tingkat *Mekanisme lembaga PRB; pembagian tanggung jawab * DRR sebagai bagian kebi jakan & perencanaan pemb. *Dukungan legislasi PRB *Desentral isasi tanggung jawab dan sumber daya * Asesmen SDM & kapasitas * Komitmen pol itik * Partisipasi masyarakat * Kajian risiko & peta risiko, multi ancaman & diseminasi * Indikator PRB & kerantanan * Informasi data dan statistik kerugian bencana * EWS * Pengembangan iptek * berbagi informasi & kerjasama * kerjasama & dialog antar disipl in/regional * Penggunaan terminologi PRB standar * Inklusi PRB ke dalam pendidikan formal dan informal * Training dan pendidikan PRB * Kapasitas riset * Peningkatan kesadaran publ ik dan media * Ekosistem yang berkesinambungan & manajemen l ingk. * Integrasi PRB - API * Keamanan pangan untuk ketangguhan * Integrasi PRB ke dalam sektor kesehatan dan RS Aman * Perl indungan fasi l itas publ ik yang penting * Pemul ihan skema & keamanan sosial-jaringan * Mekanisme * Kapasitas PB * Pertukaran informasi antar para pelaku PRB & sektor pembangunan * Pendekatan regional terhadap respons bencana * Pelatihan kesiapsiagaan dan rencana kontinjensi * Dana darurat * Kesukarelaan dan partisipasi
  • 12. LANJUTAN RINGKASAN HFA 2005-2015 Dalam mencapai tujuan dan bertindak terhadap prioritas yang diidentifikasi dalam Kerangka Aksi ini, tugas-tugas berikut yang telah diidentifikasi untuk memastikan implementasi dan tindak dan internasional bekerjasama dengan organisasi sipil dan para pemangku kepentingan lainnya. Mitra ISDR, terutama inter-agensi Gugus Tugas PRB dan Sekretariat, diminta untuk membantu Pertimbangan Umum Membangun kemitraan multi pemangku kepentingan Negara, organisasi regional dan internasional untuk mengembangkan koordinasi diantara mereka dan penguatan ISDR Organisasi Internasional (termasuk Sistem - Terlibat dalam implementasi ISDR dengan penguatan intergrasi pembangunan berkelanjutan - Penguatan kapasitas sistem UN untuk membantu negara berkembang melakukan pengukuran untuk kajian perkembangan - Indentifikasi tindakan untuk membantu negara berkembang rawan memastikan tindakan intergrasi mereka dan alokasi dana yang mencukupi; strategi dan program nasional untuk PRB - Integrasi aksi ke dalam mekanisme koordinasi yang relevan (UNDG, - Intergrasi DRR ke dalam pengembangan kerangka kerja bantuan - Bekerjasama dengan jaringan dan dukungan platform: pengumpulan risiko; SPD: pertukaran data terbuka dan menyeluruh - Mendukung negara melalui koordinasi bantuan internasional, untuk meningkatkan kapasitas - Penguatan mekanisme internasional untuk mendukung upaya negara dengan pendekatan PRB - Adaptasi dan penguatan pelatihan inter-agensi PB untuk PRB dan ISDR (Inter Agensi Gugus Tugas untuk PRB dan Sekratarita - Mengembangkan sebuah matriks tanggung jawab dan upaya untuk mendukung tindak lanjut HFA - Memfasilitasi koordinasi tindakan efektif dengan sistem UN dan kesatuan internasional dan regional lainnya untuk mendukung implementasi HFA, mengidentifikasi kesenjangan, memfasilitasi proses untuk mengembangkan perangka panduan dan kebijakan untuk setiap prioritas - Dengan konsultasi luas, pembangunan generik, realistis dan indikator yang dapat diukur. Indikator tersebut membantu negara untuk mengukur perkembangan implementasi HFA - Mendukung koordinasi platform nasional dan regional - mendaftarkan kemitraan terkait dengan Komisi Pembangunan Berkelanjutan - Merangsang pertukaran, kompilasi, analisa dan diseminasi praktek-praktek - Mempersiapkan tinjauan berkala terhadap perkembangan pencapaian tujuan UNGA dan badan UN lainnya Mobilisasi Sumberdaya: Pemerintah, Regional dan Organisasi Internasional - Mobilisasi sumberdaya dan dan kemampuan badan nasional, regional dan internasional terkait termasuk sistem UN - Menyediakan dan mendukung implementasi HFA di negara berkembang, termasuk bantuan keuangan dan teknis, menampilkan tentang utang berkelanjutan, transfer teknologi, kemitraan publik-swasta dan kerjasam Utara-Selatan dan Selatan-Selatan - Pengarusutamaan PRB ke dalam program bantuan multilateral dan bilateral - Menyediakan kontribusi dana sukarela ke UN Trust Fund untuk PRB untuk meninjau penggunaan dan studi kelayakan dana tersebut - Membangun kemitraan untuk melaksanakan skema yang mengurangi risiko, pengembangan cakupan asuransi dan meningkatkan keuangan untuk rekonstruksi kemitraan publik dan swasta. Mempromosikan lingkungan yang mendorong berkembang Organisasi Regional dan Institusi - Promosi program regional termasuk kerjasama teknis, pembangunan kapasitas, pembangunan metodologi dan standar untuk kajian dan monitoring risiko dan kerentanan, berbagi informasi dan mobilisasi sumber daya yang efektif - Bertanggung jawab dan publikasi peninjauan ulang terhadap kajian dasar nasional dan regional - Koordinasi dan peninjauan ulang perkembangan dan dukungan yang dibutuhkan, dan membantu negara dalam persiapan ringkasan nasional - Menyelenggarakan pusat regional kerjasama regional khusus - Mendukung pembangunan mekanisme regional dan kapasitas peringatan dini termasuk tsunami Negara - Meletakkan mekanisme koordinasi untuk implementasi dan komunikasi tindaklanjut ke Sekretariat ISDR - Kajian dasar nasional status PRB - Publikasi dan pemutakhiran program nasional DRR termasuk kerjasama internasional - Membangun prosedur untuk peninjauan ulang perkembangan nasional termasuk kerjasama internasional - Mempertimbangkan persetujuan atau ratifikasi instrumen hukum internasional terkait dan memastikan implementasinya - Promosi intergrasi PRB ke dalam variabel API dan API ke dalam strategi PRB dan API; memastikan managemen risiko terhadap risiko geologi Para Pelaku Implementasi dan tindak lanjut Implementasi oleh berbagai pemangku kepentingan, pendekatan multi-sektor; partisipasi masyarakat sipi l (NGO, Organisasi Sipi l , relawan) komunitas i lmu dan sektor swasta adalah penting Tanggung jawab utama negara: tersedianya sebuah lingkungan internasional adalah penting termasuk penguatan kapasitas regional Penekanan perhatian terhadap: - Negara Berkembang Kepulauan Kecil:Strategi Mauritarius - Negara yang paling tertinggal - Afrika III
  • 13. III Membangun gerakan PRB (Sistem ISDR)  Tujuan: Mengurangi risiko bencana di seluruh dunia – fokus pada tingkat nasional dan masyarakat  Instrumen: HFA 2005-2015  Sarana: ‘’Pergerakan’’ sistem ISDR
  • 14. Berbagai tingkatan dalam sistem ISDR (“platforms”) Nasional Kerangka-kerangka Nasional, multi-pemangku kepentingan, dan multi disiplin dengan dukungan dari UN country team – ketika dibutuhkan Regional Berdasarkan pada strategi dan mekanisme regional dan sub-regional yang ada Tematik Dibangun berdasarkan jaringan, kluster, program dan mekanisme lainnya yang telah ada ISDR programme Koordinasi upaya-upaya internasional dan regional untuk mendukung Kapasitas nasional dan lokal Global Platform report to GA Annual sessions Subsidiary Programme Advisory/Committee III
  • 15. Multi-tingkat proses peninjauan HFA • Tiga hal yang berbeda tapi saling terkait – metodologi untuk sub-regional, nasional dan lokal • Self- assessment melalui keterlibatan multi pemangku kepentingan • Dipimpin oleh organisasi pemerintah sub-regional, Pemerintah dan pemerintah daerah • Mengkaji kemajuan, kesenjangan dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi PRB
  • 16. National, Regional and global level Proses multi-tingkat untuk monitoring dan tinjaun capaian HFA Analisis Global dan proses sintesis Proses Peninjauan HFA Sub/ regional Sintesis Regional/ sub regional & peninjauan isu-isu lintas-batas Proses peninjauan perkembangan HFA Nasional Penilaian-diri negara2 untuk meninjau perkembangannya sendiri, kesenjangan dan tantangan dalam upaya2 PRB Local HFA Monitor Local level Local Government Self Assessment Tool (LG-SAT)) City HFA Monitor Views From the Frontline Peninjauan melalui dialog multi-pemangku kepentingan
  • 17. Partisipasi Global • 102 negara berpartisipasi dalam peninjauan tahun 2007- 2009 • 133 negara berpartisipasi dalam peninjauan tahun 2009- 2011 • 11 inter-governmental organizations berpartisipasi dalam kajian tingkat sub-regional • Berbagai kota berpartisipasi dalam ‘Resilient City’ Campaign dan melakukan kajian capaian PRB di tingkat lokal • Lebih dari 70% negara yang berpartisipasi melibatkan multi-pemangku kepentingan
  • 18. “Resilient Cities Campaign” • 1361 kota tergabung dalam “Making Cities Resilient” Campaign • Lebanon 255 • Austria 280 • Filipina 113 • Serbia 50 • Sri Lanka 44 • Italy 35 • Indonesia 3
  • 19. TERIMA KASIH Nama Fasilitator Jabatan No. HP Alamat Kantor Alamat email

Editor's Notes

  1. Di akhir sesi ini, diharapkan peserta mempunyai pemahaman mengenai latar belakang mengapa dan bagaimana agenda “pengurangan risiko bencana” didorong secara global untuk menjadi prioritas dalam pembangunan di tingkat lokal dan nasional; Selain itu, peserta diharapkan juga dapat menjelaskan mengenai hal-hal yang terkait dengan Hyogo Framework for Action (Kerangka Aksi Hyogo), yang merupakan blue print untuk implementasi pengurangan risiko bencana.
  2. Sebelum tahun 1990, agenda-agenda yang banyak diangkat dalam tingkat global berkaitan dengan pertahanan sipil, response kemanusiaan terhadap keadaan darurat. Dengan demikian, hal kebencanaan yang dibahas adalah upaya-upaya yang dilakukan setelah bencana terjadi – yang mana bersifat responsif atau reaktif. Dalam era 1990an, yang dikenal sebagai International Decade on Natural Disaster dan pada bulan Mei1994 diselenggarakan World Conference on Natural Disaster, Konferensi Dunia, untuk Kebencanaan yang pertama, di Yokohama, Jepang.. Hasil dari World Conference tersebut adalah Yokohama Strategy yang berisi tentang panduan atau pedoman untuk pencegahan, kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Yokohama Strategy mulai mendiskusikan mengenai keterkaitan antara tanggap darurat bencana dan isu-isu pembangunan. Sejak 2000, dibentuklah International Strategy for Disaster Reduction (ISDR) p Strategy Internasional untuk Pengurangan Risiko Bencana. Setelah terjadinya gempabumi dan Tsunami Aceh Desember 2004, diselenggarakan World Conference on Disaster Reduction yang Kedua, yaitu di Jepang. Hasil dari Konferensi Dunia tersebut adalah “Hyogo Framework for Action” atau Kerangka Aksi Hyogo. Kerangka ini merupakan acuan untuk membangun ketangguhan masyarakat dan bangsa terhadap bencana sebagai bagian dari pembangunan dan terkait dengan agenda kemanusiaan. Dengan adanya Kerangka Aksi Hyogo tersebut kita diajak untuk melakukan hal-hal yang terkait dengan kebencanaan secara proaktif dan antisipatif.
  3. Strategi Internasional untuk pengurangan bencana secara resmi dikukuhkan oleh Sidang Umum PBB pada tahun 2000 sebagai kelanjutan dari International Decade on Natural Disaster Reduction – IDNDR yang berjalan dari tahun 1990 – 1999. Pada dasarnya ISDR bertujuan untuk membangun ketangguhan masyarakat dengan meningkatkan pemahaman mengenai : pentingnya PRB sebagai bagian dari komponen yang integral dari pembangungan yang berkelanjutan, Tujuan PRB yaitu untuk mengurangi jumlah korban, kerugian sosial, ekonomi, teknologi dan lingkungan
  4. Fungsi-fungsi utama dari ISDR ada empat, yaitu: Mendorong kebijakan, strategi dan koordinasi yang lebih baik untuk pelaksanaan PRB Mengadvokasikan serta mengkomunikasikan kepada berbagai pihak terkait seperti private sektor, pemerintah, media, perguruan tinggi, masyarakat lokal dsb serta meningkatkan komunikasi dengan mitra-mitranya Manajemen informasi dan Networks agar penyebaran atau diseminasi hasil-hasil pembelajaran implementasi PRB,hasil-hasil inovasi yang dibuat oleh berbagai kelompok pemangku kepentingan, dsb dapat tersampaikan kepada berbagai pihak. Website ISDSR yang dapat dikunjungi adalah “prevention web” yang memuat berbagai article, nakah, dokumen terkait dengan pRB di berbagai belahan dunia. Regional outreach dan kemitraan untuk implementasi.
  5. Hyogo Framework for Action atau Kerangka Aksi Hyogo merupakan blue print untuk membangun ketangguhan masyarakat dan ketangguhan bangsa terhadap bencana. HFA ini diadopsi oleh 168 negara saat World Congerence di Kobe, Japang pada bulan Januari 2015 – dimana lelbih dari 4000 orang hadir.
  6. HFA mempunyai tujuan strategis, yaitu: 1. Integrasi PRB ke dalam kebijakan dan perencanaan program pembangunan berkelanjutan; Pengembangan dan penguatan lembaga, mekanisme dan kapasitas untuk membangun ketahanan terhadap bahaya; Secara sistematis memadukan pendekatan-pendekatan pengurangan risiko ke dalam pelaksanaan program-program kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat, tanggap darurat dan pemulihan.
  7. Selain terdapat 3 strategi, HFA juga mempunyai 5 prioritas aksi, yaitu: 1. Memastikan bahwa PRB merupakan sebuah prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat; 2. Mengidentifikasi menjajaki dan memonitor risiko-risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini; 3. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat; 4. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar; 1. Manajemen lingkungan dan sumber daya alam 2. Praktek-praktek pembangunan sosial dan ekonomi 3. Tata-guna lahan, IMB dan alat ukut teknis lainnya 5. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efektif di semua tingkat.
  8. Ini adalah gambaran mengenai HFA secara ringkas, dimana tterdapat “hasil yang diharapkan” tujuan strategis (3), prioritas untuk aksi dan bahwa HFA melibatkan isu-isu lintas sektor sepeti pendekatan multi-ancaman; perspektif gender dan keragaman budaya, partisipasi masyarakat & relawan, pembangungan kapasitas dan transfer teknologi.
  9. Untuk mendorong tercapainya tujuan dari Kerangka Aksi Hyogo, perlu dilakukan upaya untuk membangun gerakan pengurangan risiko bencana melalui sistem ISDR. Dengan tujuan yang jelas, yaitu, mengurangi risiko bencana di seluruh dunia dengan fokus untuk mendorong pelaksanaan pRB di tingkat nasional dan masyarakat/lokal, dan menggunakan instrumen HFA 2005 -2015, dan sarana “sistem ISDR”, diharapkan pada tahun 2015 dapat tercapai kemajuan yang signifikan dalam PRB sehingga ketangguhan bangsa dan masyarakat dapat terwujud.
  10. Hal-hal yang dapat dilakukan di berbagai tingkatan yang terdapat di dalam sistem ISDR adalah PRB di tingkat nasional, regional, dan global. Untuk menjalankan aksi tersebut, diperlukan sarana, dalam hal ini “forum” di tingkat nasional, regional maupun global. Selain itu telah dibentuk juga forum-forum yang bersifat tematik, misalnya untuk bidang pendidikan, untuk bidang peringatan dini, dsb. Sedangkan program ISDR difokuskan untuk mendukung koordinasi upaya-upaya internasional dan regional untuk mendukung kapasitas nasional dan lokal dalam melaksanakan upaya-upaya pengurangan risiko bencana. Di tingkat nasional, forum tersebut dikenal dengan sebutan Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana yang dibentuk pada tahun 2009 melalui proses kajian capaian PRB di tingkat nasional. Anggota dari Platform Nasional ini adalah perwakilan dari berbagai kelompok pemangku kepentingan seperti pemerintah, lembaga usaha, media, perguruan tinggi, LSM/organisasi masyarakat, dsb. Platform PRB ini merupakan mitra BNPB dalam menggalakkan PRB di tingkat nasional dan mendukung upaya-upaya BNPB dalam mendorong pelaksanaan PRB di lintas sektor. Di tingkat regional (Asia), forum yang dibentuk adalah Asian Ministerial Conference for Disaster Risk Reduction (AMCDRR) – yaitu forum pertemuan tingkat menteri dari negara-negara Asia yang diselenggarakan setiap dua tahun seklai. Yang pertama diselenggarakan di Beijing, China, yang kedua diselenggarakan di India, yang ketiga di Malaysia, keempat di Incheon, Korea dan yang terakhir, AMCDRR ke – 5 di Yogyakarta, Indonesia pada bulan Oktober 22 – 25. Namun mitra negara-negara Asia yang berada di Pacific juga turut di undang. Sedangkan di tingkat Global, forum yang dibentuk adalah Global Platform for Disaster Reduction yang telah diselenggarakan sejak 2007 dan diadakan setiap 2 tahun sekali, di Jenewa, Swiss.
  11. Jika ada aksi atau implementasi pengurangan risiko bencana, maka dipelrukan juga perngkan untuk memontior atau mengkaji kemajuan capaian HFA. Untuk itu dilakukan proses peninjauan HFA mulai dari tingkat lokal, nasional dan sub-regional. Metodologi yang digunakan berbeda tetapi pada dasarnya saling terkait. Kajian tingkat kemajuan capaian atau HFA progress review, harus dipahami bahwa proses tersebut merupakan proses yang perlu melibatkan keterlibatan multi-pemangku kepentingan dan merupakan “self assessment”, bukan sebuah “raport” untuk melihat bahwa kita “berhasil atau gagal”. Tetapi lebih sebagai sarana untuk memahami sampai dimana capaian kita, tantangan apa saja yang menjadi kendala, bagaimana opsi-opsi solusinya, dsbnya. Hasil kajian kemajuan capaian PRB dapat digunakan untuk menyusun dokumen-dokumen perencanaan lainnya, seperti rencana penanggulangan bencana daerah, rencana aksi daerah, dsb. Kajian kemajuan capaian PRB memerlukan “leadership/kepemimpinan” dari pihak Pemerintah dan pemerintah daerah.
  12. Di tingkat lokal, kajian kemajuan capaian PRB dilakukan dengan menggunakan Local Government Self Assessment Tool (LG-SAT). LG-SAT ini baru dilakukan pertama kali untuk periode pelaporan 2011 – 2013. Sebagai latar belakang, ISDR telah melakukan Mid-Term Review untuk capaian HFA pada tahun 2010 dan hasilnya menunjukkan implementasi PRB di tingkat nasional sudah cukup memadai di berbagai negara. Namun capaian HFA di tingkat lokal masih sangat kurang sementara pihak/tingkat daerah merupakan garda depan yang harus melakukan tanggap darurat bencana bilamana terjadi bencana, dan juga melakukan upaya-upaya pengurangan risiko bencana, pencegahan, dsbnya. Oleh karena itu UNISDR melaksanakan Kampanye Global Pengurangan Risiko Bencana untuk periode 2010 -2015 dengan tema “Mewujudkan Kota yang Tangguh Bencana” dengan maksud mendorong/mengakselerasi implementasi PRB di tingkat daerah/lokal. Untuk itu diciptakan juga LG-SAT. Pelaksanaan LGSAT ini perlu didukung dengan partisipasi dari multi pemangku kepentingan. Di Indonesia yang sudah melakukan LGSAT dengan dukungan BNPB adalah Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta, Kabupaten Padang Pariaman dan Provinsi Sumatera Barat. Hasil dari LG-SAT akan baik sekali jika dijadikan masukan untuk proses peninjauan perkembangan HFA/PRB di tingkat Nasional, yang diadakan sejak periode 2007 – 2009, diikuti dengan periode 2009 – 2011, dan 2011 – 2013. Hasil peninjauan perkembangan HFA Nasional digunakan sebagai masukan untuk proses peninjauan HFA di tingkat sub’regional dan selanjutnya hasil peninjauan HFA sub-regional, menjadi masukan untuk Global Assessment Report.
  13. Secara global, untuk periode pelaporan 2007 -2009 ada 102 negara yang melakukan proses peninjauan kemajuan capaian HFA. Untuk periode pelaporan 2009 – 2011 ada 133 negara yang melakukan, dan 11 inter-governmental organizations, seperti ASEAN, dsb Lebih dari 70% dari negara-negara yang berpartisipasi melibatkan perwakilan dari berbagai kelompok pemangku kepentingan.
  14. Sebagaimana disebutkan bahwa ISDR telah memulai kampanye global untuk mendorong/mengakselerasi implementasi PRB di tingkat lokal melalui kampanye “Mewujudkan Kota Yang Tangguh Bencana) untuk periode 2010 – 2015. Hingga Maret 2013, sebanyak 1361 kota di seluruh dunia telah tergabung dalam kampanye tersebut, seperti Lebanon, Asutria Filipina, Serbia, Sri Lanka dan Itali. Untuk indonesia baru 3 daerah yang secara resmi ikut kampanye tersebut. Dengan dinobatkannya Presiden RI sebagai “Global Champion untuk Pengurangan Risko Bencana”, maka Indonesia perlu melakukan upaya besar untuk meningkatkan partisipasi lokal/pemerintah daerah dalam mengakselerasi PRB di tingkat lokal dan dalam mengikuti kampanye aktif tersebut.