KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
dentifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko.pptx
1.
2. Tidak dirancang untuk tempat
kerja secara berkelanjutan atau
terus menerus di dalamnya.
Confined Space (ruang terbatas )
Ruang yang cukup besar dan luas serta memungkinkan
pekerja masuk dan bekerja di dalamnya.
Mempunyai akses masuk dan keluar terbatas.
Mengandung satu atau lebih
bahaya dan atau Lubang dengan
kedalaman min.1,5 m.
5. Ruang Terbatas di Tempat Kerja
Boiler SILO
Tangki Oli Kondensor
Deaerator
Tangki Demin
6. RUANG TERBATAS DITEMPAT KERJA
Tangki Demin
Tangki Oli
Boiler SILO
Deaerator
Kondensor
Daftar Pekerjaan
Pemeliharaan (pencucian
atau pembersihan)
Pemeriksaan;
Pengelasan, pelapisan dan perlindungan
karat;
Perbaikan;
Penyelamatan dan memberikan
pertolongan kepada pekerja yang cidera
atau pingsan dari ruang terbatas
(confined spaces); dan
Jenis pekerjaan lainnya yang
mengharuskan seseorang masuk ke
by
d
S
a
ud
la
ar
m
son
r
o
uang terbatas (confined spaces)
7
7. PEKERJA YANGTERLIBAT
.
Petugas Madya (Attendant)
pekerja yang berjaga di luar satu atau lebih ruang terbatas yang
membutuhkan ijin khusus, yang bertugas mengawasi petugas utama, dan
melakukan seluruh tugas petugas madya sesuai dengan program
pengawasan ruang terbatas.
Ahli K3
orang (seperti pengurus, pengawas pekerja atau supervisor) yang
bertanggung jawab untuk menentukan apakah terdapat kondisi yang
masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan
dalam ruang terbatas tersebut.
Petugas K3 Utama Ruang Terbatas (CSU)
Orang yang yang masuk dan melakukan pekerjaan didalam ruang
terbatas, Pekerja yang telah diberi wewenang oleh pengurus untuk
memasuki dan melakukan pekerjaan di dalam ruang terbatas yang
memerlukan ijin khusus.
Petugas Rescue
orang yang ditunjuk sebagai penyelamat pada
saat terjadi kecelakaan atau kondisi darurat.
8. Bahaya Bekerja Ruang Terbatas
1. Kekurangan Oksigen.
2. Kelebihan Oksigen.
3. Terbakar.
4. Explotion atau Meledak.
5. Terjebak tidak bisa keluar.
6. Iritasi Kulit.
7. Over Heating.
8. Terhirup Gas Beracun
9. Tertimpa benda jatuh
10. Bahaya listrik statis
11. Surface Hazards (licin, tersandung, jatuh)
12. Masuknya bahan berbahaya melalui
9. Menurut Kepdirjen Binwasnaker No. 113/DJPPK/IX/2006 Tentang Pedoman K3
di Ruang Terbatas, pengurus wajib melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap
tempat kerja untuk menentukan apakah ruang terbatas memerlukan izin khusus
atau tidak
Jika di tempat kerja terdapat ruang terbatas dengan izin khusus, pengurus wajib
menginformasikannya kepada pekerja dengan memasang tanda bahaya atau
peralatan lain yang efektif, mengenai keberadaan dan lokasi serta bahaya yang
terdapat dalam ruang terbatas yang memerlukan izin khusus tersebut.
10. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko
merupakan langkah awal dan penting dalam
penerapan K3.
Dengan melakukan identifikasi bahaya dan
penilaian risiko di tempat kerja akan
membantu dalam menyusun dan
mengembangkan program K3 yang
diperlukan.
13. BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI BAHAYA.
Proses mengidentifikasi semua situasi
ataupun kejadian yang berpotensi
menyebabkan cidera/sakit
Sumber informasi identifikasi
bahaya;
Berdiskusi dengan
penanggung jawab lokasi
kerja
Mendapatkan saran dari
ahli/pekerja berpengalaman
Review catatan kecelakaan /
cidera / sakit
Mengikuti informasi
‘accident allert’ dari
assosiasi profesi
Mengikuti perkembangan
pengetahuan, jurnal, artikel
tentang bahaya bekerja di
ruangan terbatas.
14. “Harus dilakukan identifikasi
bahaya dulu, sebelum ruangan
terbatas dimasuki pekerja”
Bila menjadi rutinitas /
berulang, lakukan identifikasi
bahaya terhadap perubahan;
Kondisi / Spesifikasi ruangan
terbatas
Kegunaan / penggunaan
ruangan terbatas
Proses bekerja di ruangan
terbatas
17. HAL-HAL YANG
DIPERHATIKAN
Jenis pekerjaan
Bahan-bahan yang
digunakan
Mesin dan peralatan
yang digunakan
Jumlah pekerja
Karakteristik bangunan
atau peralatan
Cara dan pola kerja
Dll.
18. METODE IBPR
Pemilihan metode yang digunakan bergantung
pada jenis dan besarnya potensi kerugian yang
mungkin terjadi bila metode tersebut
dilaksanakan
Penggunaan metode identifikasi yang
membutuhkan waktu dan biaya yang besar
biasanya digunakan untuk bahaya yang berisiko
tinggi
Perbedaan tingkat konsekuensi dan probability
suatu risiko akan memerlukan metode yang
berbeda
19. BAHAYA
“Segala sesuatu yang memiliki
potensi menimbulkan kerugian”
RISIKO
“Kemungkinan terjadinya kerugian
akibat terkena bahaya”
22. IDENTIFIKASI BAHAYA
Sumber bahaya di tempat
kerja dapat berasal dari:
BAHAN/ MATERIAL
ALAT/ MESIN
METODE KERJA
LINGKUNGAN KERJA
23. FISIKA
Bising, radiasi, laser, cahaya, dll.
KIMIA
Bahan kimia, limbah B3, Asap beracun, dll.
ERGONOMI
Sistem kerja, angkat barang, posisi duduk, dll.
PSIKOSOSIAL
Stress, kerja shift/lembur, intimidasi, trauma, dll.
BIOLOGI
Serangga, bakteri, virus, jamur, dll.
MEKANIS
Permesinan, alat, kendaraan, dll.
TINGKAH LAKU
Ketidakpatuhan, kurang ahli/trampil, tugas baru/tidak
rutin, dll.
LINGKUNGAN
Gelap, permukaan tidak rata, miring, permukaan
basah dan berlumpur, mendung/hujan, debu, dll.
Potensi
Bahaya
di Ruang
Terbatas
24.
25. Fatality pada Confined Space
Karena Bahaya Atmosphere
Hasil kajian National Institute for Occupational Safety and Health selama 10
tahun tentang kejadian fatality pada confined space
29. Bahaya Masuk Ruang Terbatas
1. Kekurangan Oksigen.
2. Kelebihan Oksigen.
3. Terbakar.
4. Explotion atau Meledak.
5. Terjebak tidak bisa keluar.
6. Iritasi Kulit.
7. Over Heating.
8. Terhirup Gas Beracun
9. Tertimpa benda jatuh
10. Bahaya listrik statis
11. Surface Hazards (licin, tersandung, jatuh)
12. Masuknya bahan berbahaya melalui
saluran atau pipa 27
31. 1.Atmospheric Hazard
Potensi gas atmosfer berbahaya (gas atmospheric hazard) antara
lain uap, gas dan debu beracun ataupun mudah terbakar /
meledak
37. Kekurangan oksigen pada tempat kerja.
Oksigen normal 21% menjadi
berkurang ≤ 19% dalam Ruang Terbatas
dapat diakibatkan oleh :
Perpindahan.
Pembakaran
Proses bakterial, seperti dalam
proses fermentasi.
Reaksi kimia seperti dalam
pembentukan karat
Aspiksian,
Kekurangan oksigen
41. GAS-GAS ASPIKSIAN
Adalah gas yang mempunyai berat jenis lebih
besar daripada udara yang dapat mendesak
kadar O2 dalam udara pernafasan.
Gas-gas Aspiksian dibagi:
Aspiksian Sederhana (Simple Asphyxiant)
Aspiksian Kimia (Chemical Asphyxiant)
45. Time Weighted Average (TWA)
Nilai Ambang Batas suatu zat selama 8 jam sehari dalam 40 jam kerja per minggu,
dimana diyakini bahwa hampir semua pekerja yang terpapar berulang – ulang tidak akan
menderita efek yang merugikan
Short Term Exposure Limit (STEL)
Konsentrasi suatu zat dimana para pekerja diijinkan terpapar secara terus menerus dalam
waktu yang singkat tanpa mengalami Iritasi, kerusakan jaringan yang tidak bisa pulih
kembali, Paparan pada STEL tidak boleh lebih dari 15 menit dan tidak boleh diulangi
lebih dari 4 kali setiap hari, dengan selang waktu istirahat tidak boleh kurang dari 60
menit.
Peak Exposure Limit / TLV
Batas maksimum konsentrasi suatu zat yang dianggap tidak akan mempengaruhi kondisi
seseorang (aman) yang secara analitis dapat dipraktekkan, yaitu tidak melampaui 15
menit. Konsentrasi ini tidak boleh dilampaui selama paparan kerja bagi zat – zat yang
dapat menyebabkan iritasi dengan segera.
KTD: Kadar tertinggi yang diperkenankan
NilaiAmbang Batas kadar tertinggi yang diperkenankan (ktd) kadar zat kimia di udara
tempat kerja yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap
Psd, Paparan singkat yang diperkenankan
Konsentrasi Paparan Gas
46.
47.
48. Kondisi Aspiksian dapat terjadi pula
dalam:
Tangki katalist, dimana N2 digunakan sebagai gas
penginert agar katalis tidak teroksidasi dalam udara
Tangki-tangki bekas pelarut organik
atau bahan bakar, karena uap pelarut bekas lebih
berat dari udara
Ruang bekas pemadaman kebakaran
dengan gas CO2, halon dan tepung kimia
Tangki atau bak limbah cair terutama dari
pabrik kertas dan makanan, juga gorong-gorong tempat
pembuangan limbah rumah tangga
49. Volume Oksigen di udara lebih
dari 23,5%.
Memicu kebakaran dan
peledakan
Jangan pernah menggunakan
O2 murni untuk ventilasi.
Jangan menyimpan tanki gas
bertekanan didalam ruang
terbatas
Kelebihan Oksigen
54. Gas-gas Beracun
Gas yang dapat mengganggu
kesehatan dan keselamatan.
Ambang batas kadar gas keracunan dapat
dinyatakan sebagai NAB (Nilai Ambang
Batas). Jadi kadar gas yang
diperkenankan untuk seseorang yang
bekerja selama 8 (delapan) jam perhari
selama 5 (lima) hari perminggu tanpa
menimbulkan gangguan yang berarti
55.
56. Gas ini bisa berasal dari
dekomposisi organik tanpa
kehadiran oksigen
(anaerob) seperti yang
terdapat di rawa-rawa atau
pipa saluran air kotor
(sewer).
58. Sifat Fisik dari H2S (Hydrogen Sulfide)
Berbau seperti telur busuk pada konsentrasi 0,13 – 30
ppm
Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL
(Lower Explosive Limit ) 4.3% sampai UEL ( Upper
Explosive Limite ) 46% dengan nyala api berwarna biru
pada temperature 500 ○F (260 0C)
Berat jenis gas H2S sekitar 20 % lebih berat dari udara
dengan perbandingan berat jenis H2S : 1.189 dan berat
jenis udara : 1 (15 0C , 1 atm)
H2S dapat larut (bercampur) dengan air ( daya larut dalam
air 437 ml/100 ml air pada 0 0C; 186 ml/100 ml air pada 40
0C ).
59.
60.
61.
62. Karbon Monoksida (CO)
Gas hasil pembakaran karbon
yang tidak sempurna
Gas pembunuh dalam industri
NAB: 25 ppm – KTD:1500
ppm (Niosh)
Contoh: basement shopping
centre, parkir mobil, ruang
instrumen gas, pabrik besi,
pabrik pupuk, dll.
Bahaya gas CO dapat pula ditemukan pada ”basement shopping centre” tempat
parkir mobil, tempat/ruang instrumen gas, pabrik besi yang menggunakan gas
CO sebagai bahan bakar dan pabrik pupuk.
65. Hidrogen Sianida (HCN)
Dihasilkan dalam proses elektroplating,
proses ekstrasi emas, pabrik tapioka.
Menimbulkan gangguan fungsi darah,
menimbulkan efek akut berupa pingsan
atau kematian.
NAB: 4,7 bds – ktd: 50 bds
ppm : parts
LEL: 5,6 – UEL: 40
Bds: bagian dari sejuta =
per million
Ktd: kadar tertinggi yang diperkenankan
LEL (Lower Explosive Limit),
UEL (Uper Explosive Limit)
66. Dampak tergantung pada jumlah dan durasi
paparannya
.
Dosis fatal Hidrogen sianida umumnya berkisar
1,5 miligram per kilogram tubuh manusia. Lebih
dari itu, racun sianida bisa mematikan.
Organ yang paling terpengaruh adalah otak
dan jantung karena keduanya membutuhkan
oksigen agar bisa berfungsi optimal.
Gejala yang (dosis kecil) muncul berupa mual,
muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, denyut
jantung cepat, sesak napas, dan tubuh terasa
lemah.
Dosis besar, gejalanya berupa denyut jantung
melambat, kejang, tekanan darah rendah,
kerusakan pada paru-paru, kehilangan napas,
hingga gagal napas yang berujung kematian.
TANDA-TANDA
KERACUNAN
HCN
67. Apabila gas berbahaya berupa gas mudah terbakar,
maka kebakaran atau peledakan dapat membawa
korban dan cidera serta kerugian harta benda.
Combustible gases
gas mudah terbakar
68.
69. FLAMMABLE RANGE (Daerah Bisa Terbakar)
Batasan minimum
dan maksimum
konsentrasi bahan
bakar di udara
normal, yang dapat
menyala atau
meledak jika diberi
sumber panas.
70. Ada 3 kondisi yang secara simultan harus
terpenuhi sebelum api dan atau ledakan
dapat terjadi.
Bahan bakar/ gas mudah terbakar dan
udara (O2) harus dalam rasio tertentu
Ada sumber api seperti percikan dll.
Rasio konsentrasi gas mudah terbakar
dan Oksigen bergantung kepada jenis
gas atau uap.
72. Konsentrasi minimum gas mudah
terbakar untuk dapat terjadinya ledakan
atau api, disebut dengan LEL(Lower
Explosive Limit).
Sedangkan konsentrasi maksimal
disebut dengan UEL(Upper Explosive
Limit).
Diatas UEL maka campurannya terlalu
'kaya' sehingga tak dapat terbakar.
LEL(Lower Explosive Limit). / Batas Bawah Dapat Meledak (BBDM
UEL(Upper Explosive Limit). Batas Atas Dapat Meledak (BADM)
73. Bahan Mudah
Terbakar /
Meledak
Faktor yang mempermudah:
Oksigen
Gas
, uap dan debu mudah
terbakar
Sumber pemantik
Welding ( P
engelasan )
Electric T
ools (Alat – alat
Listrik)
Sparks( P
ercikan )
Smoking ( Merokok )
74.
75. Disebabkan oleh
Kelebihan Kandungan O2 di udara
P
enguapan Bahan Bakar Cair
By Product of work
R
eaksi Kimia
Konsentrasidebu di udara yg dapat terbakar
Fumesdari Bahan Kimia pada dasar permukaan
84. Gunakan ventilasi mekanik
1. Fans
2. Air horns
Alirkan udara dalam jumlah yang cukup
aman
Pastikan supply udara tidak
terkontaminasi, ventilasi yang mensuplai
udara harus dari udara bersih yang
bebas dari gas beracun dan gas mudah
terbakar, atau toksik dl
85. Waktu pembersihan dapat diperkirakan
dengan mengikuti rumus berikut:
T = 7,5 V/C
T = waktu pembersihan dalam menit
V = volume ruang dalam ft3
C = kapasitas peniup efektif dalam CFM
(cubic Feet Minute)
86. Situasi:
Estimasi waktu pembersihan
diperlukan untuk Manhole dalam
800 ft3.
Blower yang efektif kapasitas 250
CFM
800/250 x 7.5 = 24 minutes
87. Rate Purging
Hitunglah waktu yang dibutuhkan untuk pemurnian yang
aman, untuk memasuki sebuah ruangan dengan volume
750 ft³
Konsentrasi kontaminan awal 2500 bds.
Laju alir aktual ventilasi sebesar 500 cfm.
Menggunakannya factor K=i 2. Konsentrasi yang aman
untuk kontaminan adalah 150 bds. (NAB)
Waktu yang dibutuhkan untuk pemurnian atau
pembersihan, dalam menit dihitung dengan rumus
persamaan sebagai berikut :
t = K * (V / Q) * ln (C1 / C2 )
88. Mengingat ,
C 1 dan C 2 adalah awal dan akhir konsentrasi dalam
bds
K = 2,
V = 750 ft ³,
Q = 500 cfm,
C 1 = 2500 ppm,
C 2 = 150 ppm.
t = 2 * (750 / 500) * ln (2500/150)
= 8,44 menit
maka waktu yang diizinkan untuk membersikan ruang
tersebut dalam selang waktu 8,44 menit
94. Bahaya Fisik di Ruang Terbatas
1. Terperangkap / engulfment ( Bahan C air atau padatan )
2. T
erpeleset, tergelincir, terjatuh
3
. T
emperatur ekstrim
4. Kejatuhan Benda
5
. T
ersengat Aliran listrik
6.Tenggelam
7.Kebisingan
8. Suhu Tinggi
9.Terpotong
98. Bahaya
Engulfment
Ruang Terbatas
harus dipastikan
telah kosong dari
substansi
Selalu gunakan
Fullbody harness –
Alat penahan jatuh –
lifelines
(winch/system)
100. Struktur/ Konfigurasi Ruang
Kondisi dan bentuk ruang dapat menimbulkan
bahaya al:
Penggunaan tangga dan Scaffolding
Permukaan yang basah dan licin
Dasar yang tidak jelas
Area yang sempit dapat engakibatkan Tenaga
kerja terjebak
Pencahayaan yang kurang memadai
102. Bahaya Permukaan Licin
Permukaan dalam Ruang terbatas yg
lembab, licin dapat mengakibatkan
Tergelincir dan jatuh
Terpapar Bahan Kimia
Dapat mengakibatkan potensi tersengat
listrik lebih basar
Permukaan yg tidak biasanya
103. Bahaya Mekanis
Peralatan kerjadi Ruang Terbatas yang tidak
berpelindung seperti:
Pengayuh
Pisau
Batang
Pemutar rantai atau sabuk
Semua alat dan kelengkapannya telah dipastikan aman
dgn cara Isolasi energy ( LO – TO - TO )
104. Bahaya Sengatan Listrik
Sengatan listrik dapat merupakan bahaya di dalam
confined space
Sumbernya a.l.:
Lampu yang pecah
Alat pembagi listrik
Switch terbatas
Alat penunjuk Level
Bahaya dari peralatan yang ada di dalam
105. Bahaya Suhu Ekstrim
Suhu ruangan yang tinggi atau terlalu rendah dapat
mengakibatkan:
Luka bakar
Frosbite
Heat Stress
Penggunaan pakaian pelindung dapat
meningkatkan risiko Heat Stress
Ikuti regulasi yang ada
106. Kenyamanan Pekerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kenyamanan pekerja:
• Suhu udara
• Aliran udara di ruangan
• Kelembaban
• Radiasi panas
• Pakaian pelindung
• Kegiatan
107. Suhu dalam Ruang Terbatas Lama Pajanan
30°C 3 Jam
32°C 2 Jam
35°C 1 Jam
37°C 30 Menit
41°C 20 Menit
44°C 15 Menit
108. Bahaya Kebisingan
Kebisingan dapat menyebabkan
Hilangan/menurunnya daya pendengaran
Tidak Efektivenya Komunikasi
Menurunnya kemampuan si Pekierja
Pastikan Sumber kebisingan telah di isolasi atau
gunakan alat pelindung pendengaran yang sesuai
Ear Plug
Ear Muff
109. Bahaya Getaran
• Getaran pada tubuh dapat menyebabkan
kerusakan pada bagian tubuh
• Menggunakan peralatan yang bergetar dapat
menyebabkan kerusakan pada jari & lengan
• Kurangi getaran alat sebelum masuk
• Gunakan alat penahan getaran & sarung
tangan
114. Bahaya Kesehatan
Sakit sawan atau epilepsi
Penyakit jantung atau gangguan jantung
Asma, bronchitis atau sesak napas
Gangguan pendengaran
Sakit kepala seperti migrain ataupun vertigo yang
dapat menyebabkan disorientasi
Klaustropobia, atau gangguan mental lainnya
Gangguan atau sakit tulang belakang
Kecacatanpenglihatan permanen
Penyakit lainnya
115. Bahaya Kejiwaan
Termasuk klaustrofobia atau masalah lain
yang berkaitan dengan berada di ruangan
yang gelap, sempit atau terisolasi
Dapat diperparah oleh kondisi fisik pekerja
Pekerja dalam kondisi fisik tidak prima
mudah mengalami kelelahan
116.
117.
118.
119. PENILAIAN RISIKO
FORMULA :
RISK = Probabilty x Consequence
Tingkat Kemungkinan
Probability Rating
Tingkat Keparahan
Consequence Rating
120. PENILAIAN RISIKO
Peluang (Probability)
• Kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/
kerugian ketika terpajan dengan suatu
bahaya
– Peluang orang jatuh dalam tangki
– Peluang orang menghirup gas berbahaya
– Peluang tersengat listrik
– Peluang tangki meledak karena pengelasan
121. PENILAIAN RISIKO
Akibat (Consequences)
• Tingkat keparahan/ kerugian yang
mungkin terjadi dari suatu kecelakaan
akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait
dengan manusia, properti, proses,
lingkungan, dll.
– Kematian
– Cacat tetap
– Perawatan medis
– First Aid
126. ACUAN PENILAIAN RISIKO
Agar penilaian yang kita lakukan obyektif, maka perlu
mengumpulkan informasi dari aktivitas:
• Durasi, frekuensi, lokasi, siapa yang melakukan
• Tindakan pengendalian risiko yang telah ada
• Peralatan/ mesin yang digunakan
• Bahan yang dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS)
• Statistik kecelakaan/ PAK (internal/ eksternal)
• Hasil studi/ survey/ pemantauan
• Literatur
• Benchmark pada industri sejenis
• Penilaian spesialis/ tenaga ahli
127.
128.
129. PENGENDALIAN RISIKO
Eliminasi : meniadakan risiko.
Substitusi : mengganti tingkat risiko tinggi ke rendah,
seperti mengganti bahan kimia yang beracun menjadi
tidak beracun.
Engineering : pengendalian secara teknis. pemasangan
pelindung pada komponen mesin yang berputar dan
terbuka dsb.
Administrasi : pengendalian dengan cara membuat
SOP, pelatihan, rotasi pekerja, mengurangi pemaparan
dsb.
Alat Pelindung Diri : penyediaan alat pelindung diri
yang sesuai- last alternative
Atau kombinasi dari pilihan- pilhan diatas
Note : Hasil pengendalian harus dikaji ulang dan review
secara berlanjut.
132. Mengendalikan bahaya di CS
• Setiap macam CS memiliki bahaya yang
berbeda. Bahaya juga dapat berubah tergantung
waktu & saat dimasuki
– Beri tanda peringatan bahaya
– Gunakan pagar rintangan untuk mengamankan
daerah yang berbahaya
– Berikan tanda-tanda tertulis
– Pastikan LOTO sudah dipasang oleh OPERATION
133. Mengendalikan bahaya di CS
(Cont’)
• Lakukan monitoring kandungan udara dan
pengujian untuk menandai & mengevaluasi
bahaya
• Tentukan kondisi yang cocok untuk masuk
• Monitor kondisi masuk
• Hindari atau kendalikan bahaya diudara
sebelum masuk
• Kunci semua yang membahayakan
sebelum masuk
134.
135.
136. PENGENDALIAN RISIKO
Perencanaan penyelesaian harus
dibuat dan diselesaikan secara
tuntas, dan mempunyai batas
waktu yang sesuai, dan di
dokumentasikan.
Jajaran manajemen (terutama
Supervisor) adalah posisi kunci
untuk penyelesaiannya.