Proposal penelitian ini membahas tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan antenatal care di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan antenatal care. Kunjungan antenatal care penting untuk mendeteksi resiko kehamilan dan memantau kesehatan ibu serta janin.
Karya tulis ilmiah ini membahas asuhan kebidanan pada bayi berusia 2 bulan yang mengalami efek samping setelah mendapat imunisasi Pentabio I dan Polio II. Tujuannya adalah memberikan asuhan terhadap bayi tersebut di BPM Lia Maria.
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KA
Laporan ini membahas asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan kepada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas di Bidan Praktek Mandiri Dian S Yusuf di desa Gedangan, Kabupaten Sukoharjo. Angka Kematian Ibu di daerah tersebut masih tinggi, sehingga diperlukan asuhan kebidanan yang menyeluruh untuk menurunkan angka kematian tersebut. Laporan ini bertujuan mendeskripsikan asuhan
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, sampai pada nifas. Asuhan kebidanan ini meliputi pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
Proposal penelitian ini membahas tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan antenatal care di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap perilaku kunjungan antenatal care. Kunjungan antenatal care penting untuk mendeteksi resiko kehamilan dan memantau kesehatan ibu serta janin.
Karya tulis ilmiah ini membahas asuhan kebidanan pada bayi berusia 2 bulan yang mengalami efek samping setelah mendapat imunisasi Pentabio I dan Polio II. Tujuannya adalah memberikan asuhan terhadap bayi tersebut di BPM Lia Maria.
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KA
Laporan ini membahas asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan kepada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas di Bidan Praktek Mandiri Dian S Yusuf di desa Gedangan, Kabupaten Sukoharjo. Angka Kematian Ibu di daerah tersebut masih tinggi, sehingga diperlukan asuhan kebidanan yang menyeluruh untuk menurunkan angka kematian tersebut. Laporan ini bertujuan mendeskripsikan asuhan
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, sampai pada nifas. Asuhan kebidanan ini meliputi pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
Pedoman ini memberikan panduan pelayanan kontrasepsi dan keluarga berencana bagi tenaga kesehatan. Terdiri dari kebijakan pelayanan KB, jenis metode kontrasepsi, prosedur klinis dan manajemen pelayanan. Bertujuan meningkatkan kualitas layanan dan mencapai target penurunan angka kematian ibu dan bayi.
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFASAnnisa Nabila
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Masa Nifas dan Tujuan Masa Nifas
2.2 Tahap Pemulihan Masa Nifas
2.3 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas dan Penanganan Asuhan Masa Nifas Normal Ibu
2.4 Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas\
2.5 Fisiologi Laktasi
2.6 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2.7 Manfaat ASI, Kandungan ASI, dan Kerugian Dari Susu Formula
2.7.1 Pengertian ASI
2.7.2 Kandungan ASI
2.7.3 Manfaat ASI bagi Bayi
2.7.4 Manfaat ASI Bagi Ibu
2.7.5 Kelemahan Susu Formula
2.8 Rawat Gabung
2.8.1 Definisi Rawat Gabung
2.8.2 Tujuan Rawat Gabung
2.8.3 Syarat ibu dan bayi yang dapat dirawat gabung
2.8.4 Kontraindikasi Rawat Gabung
2.8.5 Manfaat Rawat Gabung
Buku pedoman ini memberikan panduan tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang meliputi prinsip-prinsip pengelolaan program KIA, indikator pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, rencana tindak lanjut, pelembagaan, serta pelaksanaan dan pelaporan PWS-KIA. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil program KIA di Indonesia.
Buku pedoman ini memberikan panduan tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang meliputi prinsip-prinsip pengelolaan program KIA, indikator pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, penelusuran kohort, perencanaan tindak lanjut, pelembagaan, pelaksanaan dan pelaporan PWS-KIA. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil program KIA di Indonesia.
1. Dokumen tersebut membahas tentang upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pemberian asuhan kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
2. Kasus yang diambil adalah seorang ibu hamil usia 20 tahun pada trimester III yang mendapatkan asuhan kebidanan di Bidan Praktek Mandiri Sri Rahayu.
3. Tujuan penulisan kasus ini ad
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna. Dibahas mengenai latar belakang angka kematian bayi akibat sepsis neonatorum, penanganan, dan pendokumentasian asuhan yang diberikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Asuhan kebidanan pada remaja wanita usia 20 tahun dengan disminorea primer di Akbid Adila Bandar Lampung tahun 2016. Tujuannya untuk memberikan asuhan kesehatan reproduksi dan penanganan nyeri haid. Metode penelitian menggunakan penulisan deskriptif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada ibu hamil sebagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
2) Kasus Ny. A yang mengalami anemia sedang di Puskesmas Wonokerto diambil sebagai studi kasus.
3) Tujuan penulisan adalah memberikan asuhan kebidanan pada Ny. A selama kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
Dokumen ini membahas tentang penelitian pembuatan animasi 3D pengenalan tokoh pendidikan Indonesia. Tujuannya adalah menghasilkan animasi yang mudah dipahami untuk memperkenalkan 5 tokoh pendidikan Indonesia kepada siswa, yaitu Kiyai Haji Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, Ki Hadjar Dewantara, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, dan Syekh Abdurrauf Singkil. Animasi dibuat menggunakan perangkat lunak Blender dan dihar
Pedoman ini memberikan panduan pelayanan kontrasepsi dan keluarga berencana bagi tenaga kesehatan. Terdiri dari kebijakan pelayanan KB, jenis metode kontrasepsi, prosedur klinis dan manajemen pelayanan. Bertujuan meningkatkan kualitas layanan dan mencapai target penurunan angka kematian ibu dan bayi.
KESEHATAN 730 HPK DAN PERMASALAHANNYA PADA MASA NIFASAnnisa Nabila
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Masa Nifas dan Tujuan Masa Nifas
2.2 Tahap Pemulihan Masa Nifas
2.3 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas dan Penanganan Asuhan Masa Nifas Normal Ibu
2.4 Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas\
2.5 Fisiologi Laktasi
2.6 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2.7 Manfaat ASI, Kandungan ASI, dan Kerugian Dari Susu Formula
2.7.1 Pengertian ASI
2.7.2 Kandungan ASI
2.7.3 Manfaat ASI bagi Bayi
2.7.4 Manfaat ASI Bagi Ibu
2.7.5 Kelemahan Susu Formula
2.8 Rawat Gabung
2.8.1 Definisi Rawat Gabung
2.8.2 Tujuan Rawat Gabung
2.8.3 Syarat ibu dan bayi yang dapat dirawat gabung
2.8.4 Kontraindikasi Rawat Gabung
2.8.5 Manfaat Rawat Gabung
Buku pedoman ini memberikan panduan tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang meliputi prinsip-prinsip pengelolaan program KIA, indikator pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, rencana tindak lanjut, pelembagaan, serta pelaksanaan dan pelaporan PWS-KIA. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil program KIA di Indonesia.
Buku pedoman ini memberikan panduan tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) yang meliputi prinsip-prinsip pengelolaan program KIA, indikator pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis data, penelusuran kohort, perencanaan tindak lanjut, pelembagaan, pelaksanaan dan pelaporan PWS-KIA. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil program KIA di Indonesia.
1. Dokumen tersebut membahas tentang upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pemberian asuhan kebidanan komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
2. Kasus yang diambil adalah seorang ibu hamil usia 20 tahun pada trimester III yang mendapatkan asuhan kebidanan di Bidan Praktek Mandiri Sri Rahayu.
3. Tujuan penulisan kasus ini ad
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna. Dibahas mengenai latar belakang angka kematian bayi akibat sepsis neonatorum, penanganan, dan pendokumentasian asuhan yang diberikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Asuhan kebidanan pada remaja wanita usia 20 tahun dengan disminorea primer di Akbid Adila Bandar Lampung tahun 2016. Tujuannya untuk memberikan asuhan kesehatan reproduksi dan penanganan nyeri haid. Metode penelitian menggunakan penulisan deskriptif.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada ibu hamil sebagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
2) Kasus Ny. A yang mengalami anemia sedang di Puskesmas Wonokerto diambil sebagai studi kasus.
3) Tujuan penulisan adalah memberikan asuhan kebidanan pada Ny. A selama kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
Dokumen ini membahas tentang penelitian pembuatan animasi 3D pengenalan tokoh pendidikan Indonesia. Tujuannya adalah menghasilkan animasi yang mudah dipahami untuk memperkenalkan 5 tokoh pendidikan Indonesia kepada siswa, yaitu Kiyai Haji Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, Ki Hadjar Dewantara, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, dan Syekh Abdurrauf Singkil. Animasi dibuat menggunakan perangkat lunak Blender dan dihar
Dokumen tersebut membahas mengenai penanganan masalah narkoba di kalangan pemuda di Provinsi Aceh. Masalah narkoba telah menjadi persoalan besar yang menghancurkan keluarga dan generasi muda. Data menunjukkan peningkatan jumlah penghuni lapas kasus narkoba di Aceh. Berbagai jenis narkoba populer seperti ganja, kokain, heroin, dan ekstasi dibahas dampak negatifnya.
Dokumen tersebut membahas proposal penelitian tentang potensi ekstrak bawang putih sebagai alternatif kontrasepsi alami pada tikus putih betina. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek pemberian ekstrak bawang putih terhadap organ reproduksi dan tingkat kesuburan tikus. Metode yang akan digunakan meliputi pembuatan ekstrak bawang putih, uji fitokimia, penentuan dosis, dan pemberian ekstrak secara oral kep
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya perencanaan pembelajaran melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk mencapai standar nasional pendidikan dan kompetensi peserta didik. Dijelaskan pula komponen-komponen dan langkah-langkah penyusunan RPP secara sistematis agar proses pembelajaran berjalan efektif.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
1. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
HAMIL TERHADAP PERILAKU ANTENATAL
CARE (ANC) DI PUSKESMAS PADANG TIJI
KABUPATEN PIDIE TAHUN 2022
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai syarat melakukan penelitian
untuk penyusunan skripsi
Oleh:
SANYA SAVIRA ABOEBAKAR
NPM: 1907101010107
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
TAHUN 2022
2. LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP
PERILAKU ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS
PADANG TIJI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2022
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai Syarat Melakukan Penelitian untuk Skripsi
Oleh:
SANYA SAVIRA ABOEBAKAR
NPM: 1907101010107
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh, Mei 2022
Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Pendamping,
(dr. Niken Asri Utami, Sp.OG) (dr. Zakiaturrahmi, M. Kes., AIFO-K).
Nip. 198001032014042001 Nip. 198512262014042001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah,
(Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp.PD., K-GH., FINASIM)
Nip. 19611225199002 1001
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Perilaku Antenatal Care Di
Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2022”. Proposal penelitian ini
merupakan persyaratan dalam menyelesaikan skripsi penelitian pada Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan rasa
hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :.
1. Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp.PD., K-GH., FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala..
2. Dr. Niken Asri Utami, Sp. OG dan dr. Zakiaturrahmi, M. Kes., AIFO-K
selaku pembimbing utama dan pembimbing pendamping yang telah
meluangkan waktu dan memberikan wawasan, kemudahan, dan dorongan bagi
penulis sehingga proposal ini dapat penulis susun.
3. Suryawati, S.Si, Apt.,M.Sc selaku dosen wali yang telah memberikan
masukan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini
4. Keluarga tercinta ibunda Arika Husnayati Aboebakar yang telah mendidik dan
mengarahkan penulis dalam semua aspek kehidupan.
5. Kepada sahabat-sahabat terbaik saya dan semua teman-teman mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal penelitian ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari berbagai pihak demi perbaikan di masa mendatang.
Banda Aceh, 17 Mei 2022
4. DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... . iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asuhan Kehamilan (Antenatal Care.......................................... 9
2.1.1. Pengertian Asuhan Kehamilan...................................... 9
2.1.2. Tujuan Asuhan Kehamilan............................................ 10
2.1.3. Tujuan Utama ANC ...................................................... 10
2.1.4. Kegiatan Antenatal Care ............................................... 11
2.1.5. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal ........................... 12
2.1.6. Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Care............. 14
2.2. Kunjungan Antenatal Care (ANC)............................................ 16
2.2.1 Pengertian Kunjungan ANC ............................................ 16
2.3. Pengetahuan............................................................................... 17
2.4. Sikap.......................................................................................... 18
2.4.1 Komponen Sikap.............................................................. 19
2.4.2 Tingkatan Sikap ............................................................... 19
2.5. Perilaku...................................................................................... 21
2.5.1 Pengertian Perilaku .......................................................... 21
2.5.2 Bentuk Perilaku ............................................................... 21
2.5.3 Proses Pembentukan Perilaku .......................................... 22
2.6. Kerangka Teori.......................................................................... 23
2.7. Hipotesa..................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
5. DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Pemberian Imunisasi TT pada Ibu Hamil Yang Sudah
Pernah di Imunisasi .......................................................... 13
Tabel 2.2 Pemberian Imunisasi TT pada Ibu Hamil Yang Sudah
Pernah di Imunisasi........................................................... 13
7. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Sasaran pembangunan kesehatan di
Indonesia yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan
akses terhadap pelayanan kesehatan yang mencakup meningkatnya umur harapan
hidup, menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Salah satu
indikator pembangunan manusia adalah derajat kesehatan masyarakat, yang dapat
dilihat salah satunya dari angka kematian ibu (AKI).1
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan, dimana targetnya adalah untuk menurunkan resiko
jumlah kematian ibu yang dibentuk oleh PBB (UN) pada tahun 2000 dalam
program MDGs (Millenium Development Goals) dari program tersebut
diharapkan dapat mencapai hasil pada tahun 2015, namun hingga batas akhir
pelaksanaan MDGs untuk mencapai target menurunkan AKI masih menunjukkan
hasil yang belum maksimal. Sehingga diadakan program baru untuk tujuan
pembangunan keberlanjutan SDGs (Sustainable Development Goals) serta
membentuk agenda baru transformatif untuk kesehatan ibu dalam upaya
mengurangi MMR global untuk kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2030.2
Word Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000 perempuan
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan
aborsi yang tidak aman akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Sekitar 80%
kematian maternal merupakan akibat meningkatkan komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan setelah melahirkan.3
Sedikitnya 18.000 ibu meninggal
setiap tahun di Indonesia karena kehamilan atau persalinan. Hal ini artinya setiap
setengah jam seorang perempuan meninggal karena hal tersebut. Tingginya angka
kematian ibu ini menempatkan Indonesia pada urutan teratas di ASEAN.4
8. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi senantiasa menjadi indikator
keberhasilan sektor pembangunan kesehatan. Profil kesehatan Indonesia tahun
2020 menyebutkan bahwa jumlah AKI yang dihimpun dari pencatatan program
kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menunjukkan
4.627 kematian Ibu di Indonesia. Angka ini menunjukkan peningkatan
dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian atau sebesar 305/100.000
kelahiran hidup. Oleh sebab itu, masih diperlukan upaya keras untuk menurunkan
angka kematian ibu, bayi, dan balita.
Penyebab tingginya AKI di Indonesia dikarenakan beberapa faktor yang
dialami langsung oleh ibu hamil di antaranya terjadi perdarahan post partum,
eklampsia, aborsi tidak aman (unsafe abortion), terjadi infeksi dan lain-lain.
Sehingga menjadi suatu permasalahan yang harus dijadikan fokus oleh
pemerintah Indonesia dalam mengambil keputusan di bidang kesehatan. Adapun
penyebab tidak langsung yaitu 4 T (empat terlalu) seperti usia ibu hami terlalu
muda dan terlalu tua, jarak kehamilan terlalu dekat dan kehamilan terlalu banyak,
kondisi ini didukung juga dengan 3 T (tiga terlambat) seperti terlambat
mengetahui tanda dan bahaya, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan
terlambat memperoleh layanan atau bantuan di fasilitas kesehatan.7
Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu pemanfaatan pelayanan
kesehatan dalam program safe motherhood yang juga merupakan pelayanan
dalam melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar,
pada masa kehamilan ANC sangatlah penting untuk mendeteksi dini terjadinya
resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka
kematian ibu dan memantau keadaan janin.8,9
Keberhasilan pelayanan ANC dapat dilihat dari cakupan K4 atau
persentase kunjungan keempat ibu pada trimester III kehamilannya. Cakupan K4
adalah jumlah ibu hamil yang sudah menerima pelayanan ANC mengikuti
ketentuan pelayanan minimal empat kali sesuai anjuran jadwal tiap trimester
9. selama kehamilan berbanding jumlah target ibu hamil pada suatu wilayah kerja
selama kurun waktu satu tahun. 7
Kunjungan ANC penting dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan janin serta kondisi kesehatan ibunya. Ibu hamil harus patuh dalam
melaksanakan pemeriksaan ANC agar kehamilan berlangsung dengan baik.
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama
kehamilan, minimal satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu), satu
kali pada trimester II (usia kehamilan 12-24 minggu) dan dua kali pada trimester
III (usia kehamilan 24 minggu sampai lahir). Hasil penelitian yang dilakukan
Purboningsih menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan kunjungan ANC.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Fiqiansyah Maulana Riki (2018)
dimana dari 68 responden terdapat 8,8% ibu hamil yang tidak patuh dalam
melakukan ANC dan 91,1% patuh melakukan kunjungan.1,10
Faktor utama yang mempengaruhi kunjungan ANC ibu hamil adalah
pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Masih banyaknya ibu-ibu
yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan sehingga tidak
terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.
Pelayanan ANC yang dimanfaatkan ibu semasa kehamilan pada
hakikatnya adalah perwujudan bentuk perilaku di bidang kesehatan yang
dipengaruhi oleh aspek perilaku (behavior causes) dan aspek di luar perilaku (non
behavior causes). Menurut Lawrence Green, perilaku kesehatan individu ataupun
masyarakat dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor predisposisi (predisposing
factors) berwujud pengetahuan dan sikap, tradisi dan kepercayaan, keyakinan atau
persepsi, nilai-nilai yang dianut individu. Faktor pemungkin (enabling factors)
berwujud lingkungan fisik, tersedia atau tidak fasilitas atau sarana kesehatan,
terjangkau atau tidak pelayanan kesehatan, termasuk media informasi. Faktor
penguat (reinforcing factors) berwujud sikap dan perilaku keluarga, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan petugas kesehatan sebagai kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.7
10. Pengetahuan ibu yang berkaitan dengan kehamilannya memiliki peranan
penting terkait dengan kesehatan selama kehamilan. Apabila seorang ibu hamil
memiliki pengetahuan yang baik tentang resiko tinggi kehamilan maka
kemungkinan besar ibu akan berfikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk
mencegah, menghindari atau mengatasi masalah resiko kehamilan tersebut
sehingga ibu memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya. Keteraturan
ANC dapat ditunjukkan melalui frekuensi kunjungan, namun ternyata hal ini
menjadi masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya
secara rutin terutama ibu hamil normal sehingga kelainan yang timbul dalam
kehamilan tidak dapat terdeteksi sedini mungkin.1
Provinsi Aceh berdasarkan Profil Kesehatan Aceh tahun 2020 angka
kematian ibu pada lima tahun terakhir berfluktuasi, dari tahun 2016 sebesar 167
per 100.000 kelahiran hidup hingga tahun 2019 mengalami kenaikan menjadi 172
per 100.000 kelahiran hidup. AKI tahun 2020 sama dengan tahun sebelumnya
yaitu 172 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu sebanyak 173
kasus, tertinggi di Kabupaten Aceh Timur sebanyak 19 kasus diikuti Aceh Utara
17 kasus, Kabupaten Pidie 15 kasus dan terendah Kota Sabang sebanyak 1 kasus.
Upaya penurunan angka kematian ibu dapat dilakukan dengan menjamin setiap
ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti
pelayanan kesehatan ibu hamil. Selama tahun 2016 hingga 2020 cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung tidak mengalami peningkatan yang
signifikan, capaian pada tahun 2020 sebesar 80%.
Data Kematian ibu Kabupaten Pidie pada tahun 2020 sekitar 15 orang dan
pada tahun 2021 sebanyak 13 orang sedangkan kematian bayi pada tahun 2020
sebanyak 118 bayi dan tahun 2021 sebanyak 122 bayi. Cakupan K4 di Kabupaten
Pidie tahun 2020 sebesar 60% dan merupakan cakupan terendah kedua di Provinsi
Aceh. Pada tahun 2021 pencapaian cakupan K4 tidak terjadi peningkatan yang
signifikan yaitu sebesar 68%. Pencapaian K4 ini masih jauh dibandingkan target
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
yaitu 100%. Dengan demikian cakupan K4 tersebut masih perlu ditingkatkan
seoptimal mungkin sehingga target pencapaian dapat terwujud.
11. Data Puskesmas Padang Tiji tahun 2020 yaitu dari sasaran ibu hamil 507
orang untuk capaian cakupan K1 mencapai 370 orang (73%) sementara untuk
cakupan K4 mencapai 319 orang (63%), untuk tahun 2021 dengan sasaran ibu
hamil sebanyak 459 orang cakupan K1 mencapai 445 orang (97%) sedangkan
cakupan K4 mencapai 424 orang (92%), sementara target Puskesmas yang
diharapkan adalah 100%.
Hasil survey awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Padang Tiji
terhadap 10 ibu hamil mengatakan bahwa 6 di antaranya belum mengetahui secara
jelas mengenai standar atau langkah dalam pemeriksaan ANC dan manfaatnya
bagi mereka. Hal ini mengidentifikasikan bahwa masih adanya ibu hamil yang
belum mengerti sepenuhnya tentang betapa pentingnya kunjungan ANC secara
teratur.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
Dengan Perilaku Antenatal Care (ANC) Di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten
Pidie Tahun 2022”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan pada latar belakang, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan perilaku Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan
Perilaku Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten
Pidie Tahun 2022”
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan perilaku
Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie
12. Tahun 2022.
b. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu hamil dengan perilaku
Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie
Tahun 2022.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Data atau informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
bukti empiris tentang ilmu pengetahuan yang terkait hubungan
pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan perilaku Antenatal Care (ANC)
dan dapat dijadikan inspirasi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta
pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah
dipelajari khususnya tentang pelayanan Antenatal Care
b. Bagi Fakultas
Sebagai bahan bacaan pada perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh
mahasiswa khususnya Fakultas Ilmu Kedokteran dan sebagai referensi
bagi penulis lain yang meneliti tentang hal ini
c. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan
bagi ibu hamil sebagai upaya promotif dan preventif dan meningkatkan
jumlah cakupan kunjungan K4 untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi
13. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asuhan Kehamilan (Antenatal Care)
2.1.1 Pengertian Asuhan Kehamilan
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetric untuk optimalisasi maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan.14
Asuhan kehamilan adalah penerapam
fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam pemberian
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam
bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan. Asuhan antenatal sangat penting
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh bidan untuk menjamin agar proses
fisiologis selama kehamilan dapat berjalan secara normal karena kehamilan yang
sebelumnya fisiologis sewaktu-waktu dapat berubah menjadi masalah atau
komplikasi.15
Antenatal Care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan
umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan,
menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan
(resiko tinggi, resiko meragukan dan resiko rendah). Asuhan antenatal juga untuk
menyiapkan persalinan menuju well born baby dan well health mother,
mempersiapkan perawatan bayi dan laktasi serta memulihkan kesehatan ibu yang
optimal saat akhir kala nifas. Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan untuk memeriksakan keadaan ibu dan janin secara
berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan. Asuhan antenatal memiliki enam fungsi yaitu:
a. Penatalaksanaan masalah simptomatik maternal
b. Penatalaksanaan masalah simptomatik janin
c. Skrining dan pencapaian masalah janin
d. Skrining dan pencegahan masalah maternal
e. Persiapan pasangan untuk melahirkan
14. f. Persiapan pasangan untuk merawat anak
Dua fungsi yang pertama, sama seperti yang dilakukan di klinik rawat jalan
(terapi gejala), dua fungsi yang kedua berkaitan dengan berbagai skrining, fungsi
yang ketiga merupakan bagian dari penyuluhan kesehatan.
Di negara Inggris, bidan mengendalikan kliniknya sendiri dengan
mengunjungi ibu hamil di rumah. Pada awalnya mungkin ibu yang beresiko
rendah tidak perlu kunjungan rutin ke spesialis obstetric karena bagi mereka
kurang atau tidak berguna, tetapi setelah tahu komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu hamil dan bayinya akibat tidak dilakukannya pemeriksaan kehamilan ke
petugas kesehatan akan berdampak buruk bagi dirinya dan si calon bayi, saat ini
banyak ibu hamil melakukan kunjungan rutin dengan membawa catatan
kehamilannya, yang menyebabkan pemahaman yang lebih baik mengenai apa
yang terjadi. Banyak ibu hamil melakukan kunjungan asuhan antenatal dari usia
kehamilan 14 minggu dan berkunjung secara berkala.16
2.1.2 Tujuan Asuhan Kehamilan
Menurut Walyani, 2017 tujuan asuhan antenatal care (ANC) adalah:17
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial pada
ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum kebidanan dan
pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
15. 2.1.3 Tujuan Utama ANC
Tujuan utama ANC menurut Romauli, 2015 menurunkan kesakitan dari
kematian maternal dan perinatal dengan upaya bidan:18
a. Memonitor kemajuan kehamilan dalam upaya memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi normal
b. Mengenali penyimpangan dari keadaan normal dan memberikan pelaksanaan
dan pengobatan yang diperlukan.
c. Mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik emosional dan psikologis untuk
menghadapi kelahiran dan kemungkinan komplikasi.
GHJ
Selain itu, terdapat beberapa fokus pencapaian yang diungkapkan oleh World
Health Organization (WHO) mengenai fokus pencapaian dari pelayanan antenatal
secara menyeluruh. Di antaranya adalah:
1) Mengidentifikasi dan melakukan pengawasan pada wanita hamil serta janin
yang dikandungnya;
2) Mendeteksi dan mengatasi komplikasi dalam kehamilan, terutama pre-
eklampsi;
3) Mendeteksi dan mengobati penyakit yang mendasari kemungkinan terjadinya
komplikasi pada ibu hamil;
4) Mendeteksi adanya gangguan anemia, infeksi HIV, masalah kesehatan mental,
dan atau gejala stres serta kekerasan dalam rumah tangga;
5) Melakukan upaya pencegahan, meliputi imunisasi tetanus toxoid (TT),
pemberian obat cacing, pemberian tablet besi dan asam folat, pencegahan
terhadap malaria dalam kehamilan dengan menggunakan profilaksis atau
dengan kelambu;
6) Menyarankan dan mendukung setiap wanita dan keluarganya untuk
membangun kebiasaan sehat dalam rumah tangga.
2.1.4 Kegiatan Antenatal Care
Konsep antenatal Care antara lain:16
a. Anamnesis meliputi : data biologis, keluhan hamil, fisiologis, patologis atau
abnormal.
16. b. Pemeriksaan fisik meliputi:
1). Pemeriksaan fisik umum
2). Pemeriksaan fisik khusus: obstetric, pemeriksaan dalam, pemeriksaan
ultrasonografi
c. Pemeriksaan Laboratorium:
1). Laboratorium rutin (darah lengkap, urine lengkap, tes kehamilan)
2). Laboratorium khusus (pemeriksaan TORCH, pemeriksaan serologis,
pemeriksaan fungsi hati dan ginjal, pemeriksaan protein urine,
pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan infeksi AIDS)
2.1.5 Pelayanan Asuhan Standar Antenatal
Menurut dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10 T) terdiri dari:16
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan
kurang dari 9 kg selama kehamilan atau 1 kg penambahan setiap bulannya,
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan
pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko
pada bumil.
b) Pengukuran tekanan darah
Dilakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah > 140/90 mmHg)
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk
skrining ibu hamil beresiko KEK
d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi pertumbuhan
janin sesuai atau tidak dengan usia kehamilan
e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
sesuai status imunisasi. Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatrum.
17. Pemberian imunisasi TT pada kontak pertama dengan ibu hamil disesuaikan
dengan status imunisasi TT ibu saat ini.
Tabel 2.1
Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Yang Sudah Pernah Diimunisasi
Pernah Pemberian dan selang waktu minimal
1 kali TT 2, 4 Minggu setelah TT 1 (Pada kehamilan)
2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (Pada kehamilan, jika selang waktu
minimal terpenuhi)
3 kali TT4 1 tahun setelah TT3
4 kali TT5 ,1 Tahun setelah TT4
5 kali Tidak perlu lagi
Tabel 2.2
Pemberian Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Yang Belum Pernah Diimunisasi
Pernah Pemberian dan selang waktu minimal
1 kali Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan)
2 kali 4 minggu setelah TT1 (Pada Kehamilan)
3 kali 6 bulan setelah TT 2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal
terpenuhi)
4 kali 1 Tahun setelah TT3
5 kali 1 tahun setelah TT4
Sumber : Kemenkes 2013
f). Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan untuk
mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet tambah
darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang
diberikan sejak kontak pertama. Cara pemberian tablet Fe 1 x1 hari dan
diminum pada malam hari sesudah makan dengan air putih dan jus yang
mengandung vitamin C untuk membantu proses penyerapan
g).Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
18. menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
letak janin
h).Pelayanan tes Laboratorium sederhana. Minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya)
i). Tatalaksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan bidan.
j). Pelaksanaan temu wicara
Temu wicara (Konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi : kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami/keluarga
dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada kehamilan,
asupan gizi seimbang, dan sebagainya seputar kesehatan ibu hamil.
2.1.6 Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Care
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan
Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada dasarnya
mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yang
meliputi: Keluarga berencana, Antenatal Care, persalinan bersih dan aman, dan
pelayanan obstetri. Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu
hamil sesuai dengan pendekatan making pregnancy safer (MPS) yang mempunyai
3 pesan kunci yaitu:
a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
b. Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
c. Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan
penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran
Kebijakan program Antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal
sebaiknya 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut:16
.
a. Minimal satu kali trimester pertama (K1) hingga usia 14 minggu tujuannya:
19. 1). Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa
2). Mencegah masalah, misalnya: tetanus neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya
3). Membangun hubungan saling percaya
4). Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi
5). Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olah raga, istirahat, seks
dan sebagainya)
b. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2), 14-28 minggu tujuannya:
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa
2) Mencegah masalah, misalnya : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan
tradisional yang berbahaya
3) Membangun hubungan saling percaya
4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi
5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olah raga, istirahat, seks dan
sebagainya)
6) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala pre
eklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria), gamely, infeksi alat
reproduksi dan saluran perkemihan
7) Mengulang perencanaan persalinan
c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28-36 minggu dan setelah
36 minggu sampai lahir tujuannya:
1). Sama seperti kunjungan II dan III
2). Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
3). Memantapkan rencana persalinan
4). Mengenali tanda-tanda persalinan
Bila kehamilan termasuk resiko tinggi perhatikan jadwal kunjungan harus
lebih ketat. Namun, bila kehamilan normal jadwal asuhan cukup empat kali.
Dalam program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal diberi kode angka K
yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah K1, K2, K3, dan K4 (Prawirohardjo, 2014).
20. Selama melakukan kunjungan untuk asuhan antenatal, para ibu hamil akan
mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan upaya memastikan ada
tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau
gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin dapat menganggu kualitas
dan luaran kehamilan.14
2.2 Kunjungan Antenatal Care (ANC)
2.2.1 Pengertian Kunjungan ANC
Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau ke
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi. Kunjungan antenatal care (ANC) adalah kontak ibu
hamil dengan pemberi perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi
informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.
Kunjungan antenatal adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya yang terdiri dari dua kunjungan yaitu kunjungan pertama dan
kunjungan ulang. Untuk menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan, anjurkan setiap ibu hamil melakukan kunjungan antenatal yang
berkualitas minimal 4 kali termasuk 1 kali kunjungan bersama dengan
suami/keluarga.19
Antenatal care sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari faktor
resiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Antenatal Care
untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan
juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.
Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan
untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada kehamilan
tersebut akan cepat diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak
21. baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan Antenatal Care
(ANC).
2.3 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.16
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overtbehaviour). Tingkat pengetahuan di dalam
domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atas materi
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks atau yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
22. organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis adalah suatu bentuk kemampuan menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
menggunakan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas.
2.4 Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulasi atau objek, sehingga perbuatan yang akan dilakukan
manusia tergantung pada permasalahan dan berdasarkan keyakinan atau
kepercayaan masing-masing individu.16
Menurut Lestari (2015), sikap adalah suatu proses penilaian yang
dilakukan seseorang terhadap suatu objek atau situasi yang disertai adanya
perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat
respon atau berprilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya. Dari keterangan
di atas ternyata sikap mempunyai karakter, lemah kuatnya karakter sangat
mempengaruhi dari perilaku seseorang. Sikap yang kuat dimiliki oleh seseorang
untuk memeriksakan dirinya (ANC) akan membawa perilaku yang nyata dalam
pelaksanaan ANC.20
23. 2.4.1 Komponen Sikap
Menurut Wawan dan Dewi (2017) menyatakan bahwa ada 3 komponen
yang membentuk sikap yaitu:21
a). Komponen kognitif (komponen perceptual) yaitu komponen yang berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap sikap
b). Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang berhubungan
dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang
merupakan hal yang positif, sedangkan rasa yang tidak senang merupakan hal
yang negatif. Komponen ini menujukkan arah sikap positif dan negatif.
c). Komponen konotatif (komponen perilaku) yaitu komponen yang
berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.
Komponen ini menujukkan intensitas sikap yaitu, menunjukkan besar
kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek
sikap.
2.4.2 Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga memiliki berbagai
tingkatan yaitu:21
a. Menerima (Receiving)
Tahap sikap menerima adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Receiving atau attempting juga sering
diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau
suatu objek. Pada tahap ini, seseorang dibina agar mereka bersedia menerima
nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mau menggabungkan diri ke
dalam nilai tersebut.
b. Merespon (Responding)
Tahap sikap menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya. Tahap ini lebih tinggi daripada tahap menerima.
24. c. Menilai (Valuing)
Tahap sikap menilai adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan
terhadap suatu kegiatan atau objek sehingga apabila kegiatan tersebut tidak
dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Menilai
merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi dari pada menerima dan
menanggapi. Dalam perubahan perilaku seseorang di sini tidak hanya
menerima nilai yang diajarkan, tetapi mereka telah mampu menilai konsep atau
fenomena yaitu baik atau buruk.
d. Mengelola
Tahap sikap mengelola adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga
terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum.
Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai ke
dalam satu sistem organisasi, termasuk di dalamnya hubungan satu nilai
dengan nilai yang lainnya, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah
dimilikinya
e. Menghayati
Menghayati adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Menghayati merupakan tingkat afektif tertinggi, karena tahap sikap ini telah
benar-benar bijaksana. Menghayati telah masuk pada pemaknaan yang telah
memiliki philosophy of life yang mapan.
f. Bertanggung Jawab (Responsible).
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.5 Perilaku
2.5.1 Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari
uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan
25. atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam pengertian umum
perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk
hidup.
Perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir,
bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam
aspek, baik fisik maupun non fisik. Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi
psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan
menjadi dua, yakni :
a. Bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit),
b. Dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit),
2.5.2 Bentuk Perilaku
Pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati, melalui sikap dan tindakan,
namun demikian tidak berarti bahwa bentuk perilaku itu hanya dapat dilihat dari
sikap dan tindakannya saja, perilaku dapat pula bersifat potensial, yakni dalam
bentuk pengetahuan, motivasi dan persepsi.
Bloom (1956), membedakannya menjadi 3 macam bentuk perilaku, yakni
Coqnitive, Affective, dan Psikomotor, Ahli lain menyebut Pengetahuan, Sikap,
dan Tindakan, Sedangkan Ki Hajar Dewantara, menyebutnya Cipta, Rasa, Karsa
atau Peri akal, Peri rasa, Peri tindakan.
Bentuk perilaku dilihat dari sudut pandang respon terhadap stimulus, maka
perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Perilaku tertutup, Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus
ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap
yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
b. Perilaku terbuka, Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice)
2.5.3 Proses Pembentukan Perilaku
26. Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
berasal dari dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Persepsi, Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.
b. Motivasi, Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai
sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan
dalam bentuk perilaku
c. Emosi, Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang
mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan
keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam
mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan
emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu
perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.
d. Belajar, Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari
praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku
terdahulu.
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yaitu:
a. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulus.
27. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti
ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku
tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng.22
2.6 Kerangka Teori
Berdasarkan teori-teori yang telah dibahas sebelumnya maka kerangka
teoretis dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan
Diteliti
Tidak Diteliti
Pengetahuan
Sikap
Perilaku ANC Sesuai
Standar
Coqnitive
Affektive
Psikomotor
Tertutup
Terbuka Persepsi
Perhatian
Practik
Sarana Prasarana
Alat-Alat Kesehatan
Penghasilan Keluarga
Jarak tempat tinggal
Media informasi
Transportasi
Kebijakan pemerintah
Dan fasilitas kesehatan
Kunjungan ANC
Tenaga
Kesehatan
28. Gambar 2.3 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi dari teori Lawrence Green dan Bloom (1956) dalam
(Notoatmodjo 2014)
2.7 Hipotesa
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau
hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara
empiris, biasanya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap adanya atau tidak
adanya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (independent variables)
dan variabel terikat (dependent variables).23
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ha : Adanya hubungan pengetahuan ibu hamil dengan perilaku Antenatal
Care (ANC) di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2022
2. Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan perilaku
Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Padang Tiji Kabupaten Pidie
Tahun 2022
3. Ha : Adanya hubungan sikap ibu hamil dengan perilaku Antenatal Care
(ANC) di Puskesmas padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2022
4. Ho : Tidak ada hubungan sikap ibu hamil dengan perilaku Antenatal Care
(ANC) di Puskesmas padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2022
29. DAFTAR PUSTAKA
1. Putriarti.K, Senudin, Lembu.Y.U. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Antenatal Care Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas
Kota Ruteng. Jurnal Wawasan Kesehatan. 2016; 1:2
2. Idawati. Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal Di Ruang Kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Chik Di Tiro. Jurnal Pendidikan, Sains,
Dan Humaniora. 2019; 7:3
3 Idaman.M. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan
Kunjungan K4 Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Padang. Jurnal Kesehatan Medika Saintika. 2019; 8:1
4. Permatasari.D. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil
Dalam Melakukan Kunjungan K4 Di Desa Kalim'ok Kecamatan Kalianget
Kabupaten Sumenep. Jurnal Kesehatan "Wiraraja Medika". UNIJA Sumenep.
2017; 4:6
5. Idawati, Yuliana, Razali. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kunjungan Ibu Hamil Dalam Melakukan Antenatal Care Di Wilayah Kerja
Puskesmas Glumpang Baro Kabupaten Pidie. Jurnal Farmasindo Politeknik
Indonesia Surakarta. 2020; 4:1
6. Safitri.Y. Lubis.D.H. Dukungan Suami, Pengetahuan, Dan Sikap Ibu Hamil
Terhadap Kunjungan Antenatal Care. Jurnal Kebidanan. 2020; 6:4
7. Tassi.W.D. Sinaga.M. Riwu.R.R. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care
(K4) Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarus. Media Kesehatan Masyarakat.
2021; 3:2
8. Susanto.J. Ahmad.La.O.A.I. Suriani.C. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Kunjungan 1-Kunjungan 4 (K1-K4) Pada
Ibu Hamil Di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.
9. Salamah. Humaira.P. Riskina.Z. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Kunjungan K4 Di Wilayah Kerja Puskesmas Teupin Raya Kabupaten Pidie
Tahun 2017. Journal Of Healthcare Technology And Medicine. 2019; 5:2
10. Citrawati. N.K. Laksmi.G.A.P.S. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
ANC Terhadap Kunjungan ANC Di Puskesmas Tampak Siring II. Jurnal
Keperawatan Sriwijaya. 2021; 8:2
11. Safmila.Y. Yetty. Sakdah.N. Husna. Antina.N. Masyudi. Analisis Faktor
Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil Di Puskesmas Lampulo
Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2020. Jurnal Sains Dan Aplikasi.
2021;IX:1
12. Profil dinas Kesehatan kabupaten Pidie. Cakupan Antenatal Care. 2018
13. Nazar.M. Penyebab Kematian Ibu Hamil Di Pidie Tinggi, Begini Penjelasan
Dinas Kesehatan.Serambinews.Com.Agustus 2021
14 Prawirohardjo.S. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: Bina Pustaka.
2014
15. Ayu.M,dkk. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis Kompetensi Edisi 3.
Jakarta: EGC. 2017
30. 16. Doloksaribu.S.M. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Di Praktek Mandiri Bidan Afriana Am. Kebbromo
Ujung Tahun 2018.Poltekkes Kesehatan Kemenkes RI Medan. 2018
17. Walyani. E.S. Purwoastuti.E. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Yogyakarta. Pustaka Baru Pres. 2017
18. Romauli.S. Asuhan Kebidanan. 1 Yogyakarta; Muha Medika. 2015
19. Asrinah, dkk. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2015
20. Lestari. Titik. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta; Nuha Medika. 2015.
21. Wawan Dan Dewi. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 2017
22. Notoatmodjo.S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2014
23. Saifuddin A. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2007
24. Notoatmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.
25. Nursalam. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika; 2011
26. Imam M. Pemanfaatan SPSS Dalam Penelitian Sosial Dan Kesehatan, Stikes
Helvetia Medan. Bandung: Citapustaka Media Perintis; 2016.