MEMBANGUN EKONOMI PEDESAAN DENGAN FINANCIAL INCLUSION MELALUI LEMBAGA KEUAN...An Nisbah
Abstract: Financial inclusion is expected to create programs that can make people prosperous society through empowerment. As has been done by the Grameen Bank with the concept of women’s empowerment, GTZ (Germany) and IFC. Financial inclusion is a true essence of Islamic economy, by strengthening qard hasan for developing the rural sector and empower the community. Funds can be taken from ZISWAF, especially endowments which has enormous potential to build the country. There are several challenges and obstacles in the implementation of fnancial inclusion by Islamic fnancial institutions,
among which are human resources, infrastructure and funding. More than the other problems is the lack of good coordination among the scholars in the countryside and the Economist Sharia associated program to unify perceptions of Islamic fnancial institutions in general and in particular fnancial inclusion.
Keywords: Financial inclusion, empowerment, Islamic fnancial institutions
MEMBANGUN EKONOMI PEDESAAN DENGAN FINANCIAL INCLUSION MELALUI LEMBAGA KEUAN...An Nisbah
Abstract: Financial inclusion is expected to create programs that can make people prosperous society through empowerment. As has been done by the Grameen Bank with the concept of women’s empowerment, GTZ (Germany) and IFC. Financial inclusion is a true essence of Islamic economy, by strengthening qard hasan for developing the rural sector and empower the community. Funds can be taken from ZISWAF, especially endowments which has enormous potential to build the country. There are several challenges and obstacles in the implementation of fnancial inclusion by Islamic fnancial institutions,
among which are human resources, infrastructure and funding. More than the other problems is the lack of good coordination among the scholars in the countryside and the Economist Sharia associated program to unify perceptions of Islamic fnancial institutions in general and in particular fnancial inclusion.
Keywords: Financial inclusion, empowerment, Islamic fnancial institutions
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docxAfrizaLeonita
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini bersifat penelitian pustaka (library research) yang memfokuskan pada pengelolaan data secara kualitatif dengan metode analisis data yang menggunakan metode deskripsi-analisis. Penelitian ini membahas apa itu perbankan syariah? Apa saja sistem dari perbankan syariah? Bagaimana perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia? Konsep apa yang membedakan perbankan syariah dengan perbankan konvensional?. Hasil dari penelitian ini adalah perbankan Indonesia saat ini dimeriahkan dengan adanya bank syariah yang memasarkan produk keuangan dan investasi dengan cara yang berbeda dari bank konvensional. Perbankan syariah sendiri merupakan bank yang dalam menjalankan kegiatan usahanya memakai prinsip-prinsip syariah islam yang berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits serta tidak mengandalkan riba maupun bunga dalam transaksinya.
BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Artikel Etika Bisnis, Universitas Mer...DUCI
Etika Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan juga masyarakat. Perlunya etika bisnis dalam perusahaan agar menjadikan perusahaan tersebut mempunyai nilai-nilai luhur yang mesti di taati untuk meningkatkan kinerja dan menggapai visi perusahaan. Disadari atau tidak, penerapan Good Corporate Governance dalam implementasi etika dalam bisnis memiliki peran yang sangat besar.
lembaga keuangan mikro dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia, khususnya dalam pengembangan ekonomi lokal dengan memperhatikan karakteristik sosial, ekonomi dan budaya serta kearifan lokal
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBAbida Muttaqiena
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional Sistem Keuangan Islam III Tahun 2010 di SBM ITB. Prosiding ini berisi paper-paper karya akademisi di bidang sistem keuangan Islam, meliputi topik Zakat, Perbankan, lembaga keuangan mikro, pasar modal syariah, dan isu terkait sistem keuangan Islam lainnya.
PERKEMBANGAN SISTEM PERBANKAN SYARIAH DIINDONESIA.docxAfrizaLeonita
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini bersifat penelitian pustaka (library research) yang memfokuskan pada pengelolaan data secara kualitatif dengan metode analisis data yang menggunakan metode deskripsi-analisis. Penelitian ini membahas apa itu perbankan syariah? Apa saja sistem dari perbankan syariah? Bagaimana perkembangan sistem perbankan syariah di Indonesia? Konsep apa yang membedakan perbankan syariah dengan perbankan konvensional?. Hasil dari penelitian ini adalah perbankan Indonesia saat ini dimeriahkan dengan adanya bank syariah yang memasarkan produk keuangan dan investasi dengan cara yang berbeda dari bank konvensional. Perbankan syariah sendiri merupakan bank yang dalam menjalankan kegiatan usahanya memakai prinsip-prinsip syariah islam yang berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits serta tidak mengandalkan riba maupun bunga dalam transaksinya.
BE & GG, Duci, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA,Artikel Etika Bisnis, Universitas Mer...DUCI
Etika Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan juga masyarakat. Perlunya etika bisnis dalam perusahaan agar menjadikan perusahaan tersebut mempunyai nilai-nilai luhur yang mesti di taati untuk meningkatkan kinerja dan menggapai visi perusahaan. Disadari atau tidak, penerapan Good Corporate Governance dalam implementasi etika dalam bisnis memiliki peran yang sangat besar.
lembaga keuangan mikro dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia, khususnya dalam pengembangan ekonomi lokal dengan memperhatikan karakteristik sosial, ekonomi dan budaya serta kearifan lokal
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional III SBM ITBAbida Muttaqiena
Prosiding Seminar dan Kolokium Nasional Sistem Keuangan Islam III Tahun 2010 di SBM ITB. Prosiding ini berisi paper-paper karya akademisi di bidang sistem keuangan Islam, meliputi topik Zakat, Perbankan, lembaga keuangan mikro, pasar modal syariah, dan isu terkait sistem keuangan Islam lainnya.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
0. Proposal Tesis Ali Ibrahim Fiks 2.pdf
1. PELAPORAN BERBASIS NILAI (VALUE-BASED
INTERMEDIATION) PADA PERBANKAN SYARIAH DI
INDONESIA
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
MAGISTER SAINS (M.Si.)
Pada Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
OLEH
Ali Ibrahim
1801203010007
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
TAHUN 2022
2. DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................... 7
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian............................................................ 7
1.4.1 Kegunaan Praktis (operasional)............................................ 7
1.4.2 Akademis (teoritis) .............................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, ..................................................................... 9
2.1 Syari’ate Enterprise Theory (SET)............................................... 9
2.2 Intermediasi Berbasis Nilai/Value-Based Intermediation (VBI)... 10
2.3 Penelitian Terdahulu.................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 17
3.1 Desain Penelitian....................................................................... 17
3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data..................................... 19
3.2.1 Sumber Data..................................................................... 19
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data................................................ 20
3.3 Metode Analisis Data................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 24
LAMPIRAN ................................................................................................ 27
3. DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................... 14
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Ketika Islam datang, kegiatan ekonomi yang sedang berjalan tidaklah
sekompleks seperti dewasa ini. Hal ini disebabkan pada masa lalu tuntutan hidup
manusia tidak sebanyak saat ini. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
masyarakat berfokus pada sektor perdagangan, peternakan, dan pertanian
(Marthon, 2001:22), sehingga, pemikiran ekonomi yang ada hanya mampu
menlingkupi transaksi-transaksi yang cendrung sederhana, seperti konsep jual-
beli, penentuan harga, konsep zakat, konsep riba, ataupun konsep partnership,
walaupun tetap meninggalkan kaidah-kaidah umum dalam bertransaksi, seperti
yang dimaksudkan Yahya, Martawireja, dan Abdurrahim (2011:16) “Pembahasan
al Quran tidak secara spesifik berbicara tentang bentuk lembaga keuangan.
Pembahasan al Quran lebih berkaitan dengan akhlak/etika yang berkaitan dengan
masalah keuangan”. Islam mengemukakan dan memandu prinsip-prinsip semua
aspek kehidupan termasuk masalah keuangan dan ekonomi (Rivai, 2010:1).
Dewasa ini kegiatan perekonomian berjalan begitu kompleks, sehingga
membutuhkan perhatian besar dari cendikiawan muslim dalam hal pengembangan
teori ekonomi Islam.
Dahulu negeri Islam hanya menggunakan satu komando dalam mengatur
perekonomian masyarakat, yaitu melalui peran Baitul mall (Yahya, Martawireja,
dan Abdurrahim, 2009:2). Kompleksnya perekonomian masyarakat muslim
dewasa ini tidak lagi memungkinkan jika ditangani oleh hanya pemerintah saja.
6. 2
Oleh karena itu, dibutuhkan pihak swasta dalam membantu peran pemerintah
tersebut. Dalam hal perekonomian, peran swasta ini diwakili oleh bank swasta.
Tentunya bank tersebut haruslah menghindari pelanggaran syariat, agar dapat
memberikan pembangunan ekonomi yang kokoh.
Kelahiran industri keuangan syariah di samping untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat terhadap produk keuangan syariah, juga untuk ikut
mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat dengan mengangkat taraf ekonomi
rakyat ke arah yang lebih baik (Siagian, 2011). Bentuk industri keuangan syariah
yang paling berkembang adalah dalam bentuk perbankan syariah. Hal ini
sebagaimana yang dinyatakan Karim (2007:VII) yang menyatakan “bank syariah
sebagai motor utama lembaga keuangan syariah telah menjadi lokomotif
perbankan syariah”. Berkembangnya bank syariah diharapkan tidak hanya
bertujuan menerapkan sistem perbankan yang bebas dari bunga (riba), tetapi juga
turut memperhatikan kehidupan masyarakat pengguna jasa perbankan dalam
rangka memperbaiki kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat.
Adanya persaingan, baik antara bank syariah dengan bank syariah maupun
antara bank syariah dengan bank konvensional tidak bisa dihindari, dapat
membawa dampak positif maupun negatif bagi perkembangan bank, termasuk
bagi bank syariah. Dampak positifnya dapat memotivasi agar bank berlomba-
lomba menjadi yang terbaik, sedangkan dampak negatifnya adalah kekalahan
dalam persaingan dapat menghambat laju perkembangan bank yang bersangkutan.
Kondisi ini akan membawa kerugian yang besar bagi bank, bahkan dapat
mengakibatkan kebangkrutan bagi bank.
7. 3
Dalam praktik bank syariah kekinian, dapat dilihat penyimpangan dari
filosofi perbankan syariah yang seharusnya fokus kepada kesejahteraan
masyarakat bergerak ke arah maksimalisasi keuntungan, yang dapat dilihat seperti
bank konvensional (Ahmed et al., 2017). Beberapa tahun kebelakang perbankan
syariah menerapkan asas maksimalisasi kekayaan (Balala, 2010), mirip seperti
yang diterapkan oleh bank konvensional, dan gagal dalam mewujudkan tujuan
pembangunan sosial-ekonomi yang tertanam sebagai bagian dari tujuan utama
syariat Islam, yang mana sistem perbankan syariah didirikan.
Dalam penelitiannya Yusuf dan Bahari (2015) mendukung dan mengakui
temuan terdahulu yang mengusulkan bahwa dalam mayoritas besar bank syariah
memfokuskan studi kelayakan yang berfokus pada pengembalian dan pencapaian
keuntungan, dengan mengabaikan dampak terhadap lingkungan dan kesejahteraan
masyarakat. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah orientasi utama
perbankan syariah tidak hanya berfokus pada maksimalisasi keuntungan
pemegang saham tetapi juga dapat memberikan efek positif bagi lingkungan
masyarakat dalam mencapai tujuan syariat Islam (Irijant et al., 2016; Chapra,
2008).
Dalam hal pengelolaan bank syariah memiliki karakter yang khas, yang
memberikan kepentingan dan bobot yang sama pada tujuan sosial, keuntungan
dan tantangan, tidak seperti sistem konvensional yang bias terhadap mekanisme
utang dengan tujuan utama mereka menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin.
Baru-baru ini, Bank Sentral Malaysia dengan bantuan bank komersial telah
mengembangkan suatu pendekatan yang dinamai “intermediasi berbasis nilai”
8. 4
(Bank Negara Malaysia, 2017). Intermediasi berbasis nilai mendorong Lembaga
keuangan Islam untuk mengadopsi kerangka kerja yang lebih terstruktur untuk
menciptakan nilai dan dampak di masyarakat, khususnya dalam menanggapi
perubahan kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan, karena keuangan Islam dan
keuangan berbasis nilai memiliki dasar yang sama sebagai prinsip investasi yang
bertanggung jawab (Bank Negara Malaysia, CB of M, 2018).
Bank berbasis nilai dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah value
based banking (VBB) berfokus terutama pada peningkatan ekonomi masyarakat
dan menghasilkan keuntungan berkesinambungan dengan menerapkan kegiatan
yang tepat dengan cara yang tepat. VBB mengukur dan menangkap esensi
keberlanjutan dengan mengukur dampak aktivitas organisasi terhadap
masyarakat. VBB melampaui keuntungan dan nilai pemegang saham untuk
memasukkan dimensi sosial (Weiss, 2015) seperti mendukung masyarakat lokal,
lingkungan, staf dan pelanggan mereka, dan upaya dalam mengoptimalkan
penyaluran pada bagian ekonomi nyata serta menghindari bidang-bidang yang
spekulatif. Bentuk perbankan ini memfasiliasi kerangka kerja bagi lembaga
keuangan yang yang betujuan memberi dampak ekonomi dan sosial bagi
masyarakat yang lebih luas.
Penelitian dengan pendekatan VBI masih belum banyak dilakukan. Dalam
studi deskriptifnya Hassan & Nor (2019) mengeksplorasi VBI dari perspektif
Maqasid al-Syariah dengan membahas prinsip-prinsip dan tujuan Syariah yang
telah didirikan di VBI. Mereka menyoroti beberapa prinsip syariah yang termasuk
dalam VBI, seperti mencapai keadilan, meningkatkan tanggung jawab sosial dan
9. 5
menciptakan nilai. Begitu juga yang disampaikan Alhammadi et al (2020) yang
mengemukakan bahwa tujuan bank syariah lebih baik dalam hal memenuhi
kesejahteraan sosial masyarakat dibanding bank konvensional. Demikian pula,
berdasarkan penyelidikan kualitatif, Mahadi et al. (2019) mengeksplorasi
implementasi VBI dari perspektif Syariah serta dampak aktivitas VBI di bank
syariah. Studi ini menemukan bahwa menggunakan VBI dapat memungkinkan
bank syariah melalui keuangan sosial Islam untuk menyediakan produk dan
layanan yang berdampak kepada masyarakat pengguna jasa yang mereka berikan.
Dalam penelitiannya, Sara et al. (2019) menyarankan Lembaga Keuangan
Syariah untuk menggunakan VBI melalui strategi kerjasama Intersektoral, untuk
mengatur investasi terkait dalam melaksanakan tanggung jawab bisnis mereka
secara strategis, terutama untuk menciptakan pertumbuhan sosial ekonomi yang
berkelanjutan melalui proyek pengembangan wakaf. Menggunakan studi kasus
Agrobank Malaysia, Arshad et al. (2018) memberikan simulasi praktik VBI dan
menyoroti manfaat yang diharapkan yang disebutkan dalam makalah strategi VBI,
yakni, inovasi, efisiensi, dan ekosistem yang efektif.
Kemudian Penelitian yang dilakukan oleh Mohamed & Mansur (2021)
melakukan penilaian VBI Bank Syariah di Bahrain yang menilai kinerja keuangan
perbankan syariah tahun 2017 sd 2019. Mereka menemukan bahwa praktek VBI
belum sepenuhnya diaplikasikan pada perbankan Syariah di Bahrain. Sementara
itu, sebelumnya Hamad, Lai & Ali (2020) menemukan bahwa kerengka kerja
pengungkapan VBI menyajikan kerangka kerja yang holistik, efisien dan ringkas
dibandingkan dengan penyajian konvensional. Hal ini dikonfirmasi oleh Islam &
10. 6
Sadekin (2020) yang menemukan bahwa perbedaan pengungkapan yang terjadi
pada antara bank konvensional dan bank syariah di Banglades.
Peran perbankan syariah di Indonesia yang diharapkan menjadi bagian
penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas dapat
dicapai melalui kerangka VBI. Disisi lain perbankan syariah masih dianggap
kurang fokus terhadap tujuan sosial, yang merupakan hal penting dalam syariat
Islam (Hasan & Nor, 2019) kemudian juga paradigma maksimalisasi laba dirasa
meragukan dalam hal pencapain tujuan syariah (Ismail et al. 2020). Oleh
karenanya dianggap penting penelitian VBI di Indonesia, sebagai negara dengan
jumlah penduduk Muslim terbanyak di Dunia, penelitian tentang VBI yang lebih
spesifik belum dilakukan. Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk mengangkat
tema tentang VBI.
Berdasarkan fenomena di atas dapat dijadikan sebagai masalah penelitian
ini yaitu: Pertama, pandangan masyarakat yang tidak melihat perbedaan terhadap
perbankan syariah dan perbankan konvensional. Kedua, Belum adanya penelitian
tentang VBI di Indonesia. Ketiga, adanya similaritas antara operasional bank
syariah di Indonesia dan Malaysia. Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pelaporan Berbasis Nilai (Value-Based
Intermediation) pada perbankan syariah di Indonesia”
11. 7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana praktik pelaporan berbasis nilai (value-based Intermediation)
dalam laporan tahunan pada perbankan syariah di Indonesia.
2. Bagaimana pandangan para ahli terhadap praktik VBI dalam laporan tahunan
pada perbankan syariah di Indonesia.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis praktik pelaporan berbasis nilai (value-based Intermediation)
dalam laporan tahunan pada perbankan syariah di Indonesia, dan
2. Mendapatkan pandangan para ahli terhadap praktik VBI dalam laporan tahunan
pada perbankan syariah di Indonesia.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
1.4.1 Kegunaan Akademis (Teoretis)
Penelitian ini dapat menambah literatur ilmiah mengenai analisis kinerja
perbankan menggunakan pelaporan berbasis nilai (value-based Intermediation) dan
dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pengembangan untuk penelitian
selanjutnya.
12. 8
1.4.2 Kegunaan Praktis (Operasional)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi
perbankan syariah guna mempertimbangkan penerapan pelaporan berbasis nilai
(value-based Intermediation).
13. 9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Syari’ate Enterprise Theory (SET)
Telah diketahui bahwa entity theory lebih sarat dengan nilai-nilai
kapitalisme, sehingga akuntansi syari’ah lebih cenderung pada enterprise theory.
Namun demikian, enterpise theory perlu dikembangkan lagi agar memiliki bentuk
yang lebih dekat lagi dengan syari’ah. Pengembangan dilakukan sedemikian rupa,
hingga akhirnya diperoleh bentuk teori dikenal dengan istilah shari’ah enterprise
theory (SET) (Triyuwono, 2007).
SET yang dikembangkan berdasarkan pada metafora zakat pada
dasarnya memiliki karakter keseimbangan. Secara umum, nilai keseimbangan
yang dimaksud adalah keseimbangan antara nilai-nilai maskulin dan nilai-nilai
feminin. SET menyeimbangkan nilai egoistik (maskulin) dengan nilai altruistik
(feminin), nilai materi (maskulin) dengan nilai spiritual (feminin), dan seterusnya.
Dalam syari’ah Islam, bentuk keseimbangan tersebut secara konkrit diwujudkan
dalam salah satu bentuk ibadah, yaitu zakat. Zakat (yang kemudian dimetaforakan
menjadi “metafora zakat”) secara implisit mengandung nilai egoistik-altruistik,
materi-spiritual, dan individu-jama’ah. (Triyuwonon, 2007).
Konsekuensi dari nilai keseimbangan ini menyebabkan SET tidak
hanya peduli pada kepentingan individu (dalam hal ini pemegang saham), tetapi
juga pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, SET memiliki kepedulian yang besar
pada stakeholders yang luas. Menurut SET, stakeholders meliputi Tuhan,
14. 10
manusia, dan alam (Putra & Wijayanti 2020). Tuhan merupakan pihak paling
tinggi dan menjadi satu-satunya tujuan hidup manusia. Dengan menempatkan
Tuhan sebagai stakeholder tertinggi, maka tali penghubung agar akuntansi
syari’ah tetap bertujuan pada “membangkitkan kesadaran keTuhanan” para
penggunanya tetap terjamin. Konsekuensi menetapkan Tuhan sebagai stakeholder
tertinggi adalah digunakannya sunnatullah sebagai basis bagi konstruksi
akuntansi syari’ah. Intinya adalah bahwa dengan sunnatullah ini, akuntansi
syari’ah hanya dibangun berdasarkan pada tata-aturan atau hukum-hukum Tuhan.
(Triyuwono, 2007).
2.2 Intermediasi Berbasis Nilai/ Value-Based Intermediation (VBI)
Draft pertama yang mejelaskan tentang VBI merupakan terbitan Bank
Negara Malaysia (BNM) yang memberikan definisi VBI sebagai “fungsi
intermediasi yang bertujuan untuk memberikan hasil yang diinginkan dari Syariah
melalui praktik, perilaku, dan penawaran yang menghasilkan dampak positif dan
berkelanjutan terhadap ekonomi, komunitas, dan lingkungan, konsisten dengan
pengembalian berkelanjutan pemegang saham dan jangka panjang. kepentingan
jangka panjang” (BNM, 2018b). Selain memberikan definisi VBI dan faktor yang
mendasarinya BNM juga menyarankan teknik aplikasi dalam memberikan VBI
sebagai cara strategis yang akan datang untuk industri perbankan syariah.
Selanjutnya BNM juga mengeluarkan berbagai panduan dalam adopsi
VBI yang lebih aplikatif pada Bank Syariah. Dalam salah satu dokumen juga
menjelaskan Panduan Implementasi VBI yang memberikan prinsip panduan,
tahap implementasi, contoh praktis praktik perbankan Islam terbaik serta
15. 11
Kerangka Intermediasi berbasis nilai (BNM, 2018a). Penerapan VBI oleh bank
syariah harus mengikuti empat prinsip panduan VBI, yaitu, (1) Terintegrasi
Penuh. (2) Proporsionalitas. (3) Komprehensif dan Terstruktur. (4) Akuntabilitas.
Agar mudah dimengerti dan kemudian diterapkan dalam praktik perbankan Islam
BNM juga memuat diagram berikut yang menggambarkan elemen kerangka kerja
VBI.
Gambar 2.1 Elemen Kerangka Kerja VBI
Diagram di atas menunjukkan elemen kerangka kerja VBI di mana pilar
utama dari kerangka ini adalah dorongan yang mendasarinya. Bank syariah harus
memastikan strategi dan kinerjanya mewujudkan empat prinsip pendukung VBI
ini yaitu, jiwa wirausaha (entrepreneurial mindset), pemberdayaan masyarakat
(community empowerment), tata kelola yang baik (self governance), dan perilaku
terbaik (best conduct). Untuk mencapai hasil dari kerangka kerja yang berkisar
16. 12
pada perluasan lanskap bisnis untuk menyerap tiga pilar keberlanjutan (Laba,
manusia, dan pabrik), mendukung inovasi dan menciptakan nilai, selain
melibatkan pemangku kepentingan utama. Bank syariah harus meningkatkan
aktivitas dan praktik mereka melalui peningkatan cara pengukuran dan
pengungkapan mereka serta menggunakan kurikulum ganda. Pertama,
menciptakan lingkungan yang mendukung melalui panduan-panduan peraturan
yang lengkap dan mudah diaplikasikan. Kedua, untuk mempromosikan kualitas
transparansi untuk menggerakkan jiwa aktivis pemangku kepentingan langsung
dan tidak langsung.
Kemudian BNM mengeluarkan makalah mengenai VBI Scorecard. VBI
schorecard ini digunakan untuk menilai kinerja yang terstruktur. Alat ini
digunakan sebagai panduan dalam menilai kinerja institusi mengenai prinsip
komunikasi syariah. Kartu skor mengukur hasil kuantitatif dan kualitatif dan
memberikan skor untuk mencerminkan perkembangan penerapan VBI untuk
setiap bank syariah (BNM, 2018c). Ada empat klasifikasi berdasarkan skor ini,
yaitu, fase inisiasi, fase muncul, fase terlibat, dan fase mapan.
BNM kemudian mengeluarkan VBI Financing and Investment Impact
Assessment Framework (VBIAF) yang membantu lembaga dalam membangun
sistem manajemen risiko yang efektif untuk pembiayaan dan layanan konsultasi
terkait dan kegiatan program investasi yang mengintegrasikan pertimbangan VBI
(BNM, 2019). Dokumen ini menyoroti prinsip-prinsip utama VBIAF, yang
meliputi, pencapaian manfaat dan menghindari kerugian, integrasi syariah dan
keadilan.
17. 13
2.3 Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian yang meneliti tentang kinerja keuangan bank syariah
menggunakan berbagai pendekatan sudah banyak dilakukan, namun penelitian
menggunakan pendekatan VBI masih terbatas. Dalam studi deskriptifnya Hassan
& Nor (2019) mengeksplorasi VBI dari perspektif Maqasid al-Syariah dengan
membahas prinsip-prinsip dan tujuan Syariah yang telah didirikan di VBI. Mereka
menyoroti beberapa prinsip syariah yang termasuk dalam VBI, seperti mencapai
keadilan, meningkatkan tanggung jawab sosial dan menciptakan nilai. Begitu juga
yang disampaikan Alhammadi et al (2020) yang mengemukakan bahwa tujuan
bank syariah lebih baik dalam hal fokus dalam mencapai kesejahteraan sosial
masyarakat dibanding bank konvensional. Demikian pula, berdasarkan
penyelidikan kualitatif, Mahadi et al. (2019) mengeksplorasi implementasi VBI
dari perspektif Syariah serta dampak aktivitas VBI di bank syariah. Studi ini
menemukan bahwa menggunakan VBI dapat memungkinkan bank syariah
melalui keuangan sosial Islam untuk menyediakan produk dan layanan yang
berdampak kepada masyarakat pengguna jasa yang mereka berikan.
Dalam penelitiannya, Sara et al. (2019) menyarankan lembaga keuangan
syariah untuk menggunakan VBI melalui strategi kerjasama intersektoral, untuk
mengatur investasi terkait dalam melaksanakan tanggung jawab bisnis mereka
secara strategis, terutama untuk menciptakan pertumbuhan sosial ekonomi yang
berkelanjutan melalui proyek pengembangan wakaf. Menggunakan studi kasus
Agrobank Malaysia, Arshad et al. (2018) memberikan simulasi praktik VBI dan
18. 14
menyoroti manfaat yang diharapkan yang disebutkan dalam makalah strategi VBI.
Yakni, inovasi, efisiensi, dan ekosistem yang efektif.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Mohamed & Mansur (2021)
melakukan penilaian VBI Bank Syariah di Bahrain yang menilai kinerja keuangan
perbankan syariah tahun 2017 sd 2019. Mereka menemukan bahwa praktek VBI
belum sepenuhnya diaplikasikan pada perbankan syariah di Bahrain. Sementara
itu, sebelumnya Hamad, Lai & Ali (2020) menemukan bahwa kerengka kerja
pengungkapan VBI menyajikan kerangka kerja yang holistik, efisien dan ringkas
disbanding dengan penyajian konvensional. Hal ini dikonfirmasi oleh Islam &
Sadekin (2020) yang menemukan bahwa perbedaan pengungkapan yang terjadi
pada antara bank konvensional dan bank syariah di Banglades. Berikut penelitan-
penelitian terdahulu dalam hal VBI.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
(Tahun)
Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
Metode
Penelitian
1 Arshad
(2018)
Bertujuan untuk
memberikan simulasi
praktik perbankan
VBI di Malaysia.
Simulasi menegaskan manfaat
potensial yang diidentifikasi
dalam makalah strategi: inovasi,
efisiensi, efektivitas ekosistem.
Qualitative
2 Hassan &
Nor (2019)
Untuk mengkaji
prinsip-prinsip syariah
yang melekat pada
VBI dan juga
mendiskusikan tujuan
syariah pada VBI.
Temuan menunjukkan bahwa
lima prinsip syariah telah
melekat pada VBI
Qualitative,
Descriptive
and
Exploratory
3 Islam &
Sadekin
(2020)
Untuk melakukan
review kritis terhadap
literatur yang ada pada
pengungkapan oleh
IFI di Bangladesh
Penelitian ini menemukan
perbedaan yang signifikan
dalam tingkat pengungkapan
antara lembaga keuangan Islam
dan konvensional di
Bangladesh.
Literatur
Review
19. 15
Tabel 2.1 - Lanjutan
No
Peneliti
(Tahun)
Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
Metode
Penelitian
4 Ahmad &
Mahadi
(2020)
Untuk mendiskusikan
strategi dan potensi
aplikasi VBI dalam
pandang syariah
Temuan menunjukkan bahwa
VBI masih membutuhkan waktu
serta transformasi yang
signifikan terhadap pola piker
pemegang kepentingan.
Qualitative
5 Ismail et
al. (2020)
Untuk menyoroti isu
dan tantangan yang
dihadapi industri
dalam merelisasikan
penerapan VBI
Penelitian menemukan berbagai
masalah dan tantangan bagi
industri, namun perlu
menerapkan strategi yang tepat
dalam membuka peluang
Qualitative
6 Hamad et
al. (2020)
Untuk mengetahui
praktek pengungkapan
VBI pada bank di
Malaysia dan
menganalisa
penggunaan
framework IR untuk
mengkomunikasikan
informasi VBI ke
stakeholders
Temuan menunjukkan bahwa
kerangka kerja IR, termasuk
model bisnis, dapat menyajikan
pengungkapan VBI secara
ringkas, holistik, dan efisien
dibandingkan dengan
pendekatan pelaporan
konvensional. Selanjutnya,
terjadi peningkatan penerapan
VBI dan IR di kalangan bank
syariah. Hampir 69% dari semua
bank syariah memiliki
pengungkapan VBI dalam
laporan tahunan 2018 mereka.
Content
Analysis
7 Mohamme
d &
Mansor
(2021)
Untuk menganalisis
apakah praktik bank
syariah di Bahrain
sejalan dengan
pelaporan berbasis
nilai (value-based
Intermediation) dalam
laporan tahunan untuk
mencapai tujuan
fundamentalnya yaitu
pembangunan
ekonomi yang
berpusat pada manusia
dan keadilan sosial.
Temuan mengungkapkan bahwa
perbankan berbasis nilai (VBB)
belum diterjemahkan
sepenuhnya ke dalam praktek
oleh bank-bank Islam di
Bahrain.
Content
Analysis &
Interviews
20. 16
Tabel 2.1 - Lanjutan
8 Alwi et al.
(2021)
Untuk mendiskusikan
konsep asli maqasid
al-shariah yang harus
diterapkan oleh
perbankan syariah dan
menilai apakah bank
syariah sudah
mencapai maqasid al-
shariah dalam
beroperasinya
sebelum penerapan
VBI
Temuan menemukan bahwa
perbankan syariah telah
mengembangkan produk dan
jasa utuk mencapai maqasid al-
shariah sebelum VBI
dikenalkan. VBI menyediakan
gambaran yang jelas dalam
mencapai maqasid al-shariah.
Library
Research,
Qualitative
9 Md Nor et
al. (2021)
Untuk menganalisa
latar belakang konsep
VBI, kemudian
mendiskusikan modus
operandi RTO yang
ditawarkan lembaga
keuangan.
Temuan menunjukkan RTO
telah menjadi bagian penting
pada salah satu variable VBI dan
mendukung kepatuhan syariah
Qualitative
10 Yousufzai
et al.
(2021)
Untuk mengkaji
transformasi digital
dan risiko yang
ditimbulkan terhadap
penerapan produk dan
layanan teknologi
inovatif VBI
Bimbingan Maqasid dapat lebih
memperkuat sistem ini dan
membuatnya lebih andal dan
berkelanjutan dengan konsep
realisme yang dapat
berkontribusi lebih baik kepada
pemegang kepentingan.
Qualitative
Sumber: Data diolah (2022)
21. 17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian atau rancang bangun penelitian adalah rencana dan
struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat
memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rencana itu
merupakan suatu skema menyeluruh yang mencakup program penelitian
(Kerlinger, 2000). Desain penelitian ini dibuat guna mempermudah peneliti dalam
menjalankan penelitiannya, tahap demi tahap. Senada dengan pernyataan Kerlinger
(2000), Cozby (2008) mengatakan“research design are shown by explaining why
the hypotheses are expected”. Dia juga menambahkan ”the research design
includes deception, and consent for the use of the recording is obtained during
debriefing”(Cozby, 2008:99).
Sekaran & Bougie ( 2013) juga mendefinisian “desain penelitian merupakan
kerangka kerja yang akan digunakan sehingga memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitiannya dikarenakan semua yang akan dilakukan telah terencana
berdasarkan urutan penelitiannya”. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat
dinyatakan bahwa desain penelitian merupakan langka-langkah yang disusun oleh
peneliti dalam hal mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. Di sisi
lain desain penelitian juga dapat memudahkan dan memberi arah kepada peneliti
dalam menyelesaikan penelitian yang dilakukannya.
22. 18
Menurut Sekaran & Bougie (2013) terdapat enam aspek dasar desain penelitian
yaitu tujuan studi, jenis investigasi, tingkat intervensi penelitian, konteks studi, unit
analisis, dan horizon waktu.
1) Pendekatan Studi
Pendekatan studi penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
merupaka metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek alamiah
dimana peneliti sebagai pelaku utama dalam menilai makna dari penelitian yang
dilakukan berdasarkan gabungan data yang diamati Sugiyono (2011:9).
2) Metode Analisis
Metode Analisis penelitian ini merupakan studi analisis konten dan interview.
Analisis konten adalah suatu pendekatan yang melakukan analisis kualitatif dari
berbagai jenis dokumen dan teks secara sistematis yang berusaha untuk
mengukur konten dalam hal kategori yang telah ditentukan secara sistematis dan
dapat direplikasi (Bryman, 2012). Penelitian ini merupakan penelitian analisis
deskriptif.
3) Tingkat Intervensi
Tingkat intervensi dalam penelitian ini adalah intervensi minimal. Peneliti tidak
memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi kondisi di dalam lembaga
perbankan dalam hal penilaian kinerja. Oleh karena itu tingkat intervensi peneliti
rendah, yang hanya mengumpulkan data yang disampaikan pada website
perusahaan dan media lain.
23. 19
4) Situasi studi
Situasi studi dalam penelitian ini adalah tidak diatur. Peneliti hanya ingin
menganalisis apakah praktik bank syariah di Indonesia sejalan dengan value-
based Intermediation (VBI) tanpa intervensi peneliti terhadap sumber data di
lapangan. Peneliti menjelaskan studi deskriptif terhadap objek yang diteliti. Unit
analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap
analisis data selanjutnya (Sekaran & Bougie, 2013).
5) Unit analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi. Kesatuan data yang
dikumpulkan dalam penelitian adalah data yang ditampilkan bank syariah yang
terdaftar di BEI periode 2018-2020.
6) Horizon waktu
Dalam penelitian ini horizon waktu yang digunakan adalah studi data panel. Data
panel merupakan gabungan dari data time-series dan data cross-section
(Gujarati, 2004). Alasan pemilihan data panel sebagai horizon waktu adalah
karena penelitian ini hanya mengumpulkan data yang ditampilkan sejumlah
bank syariah yang terdaftar di BEI periode 2018-2020 dengan pengumpulan data
pada satu batas waktu.
3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data
yang ditampilkan bank syariah yang terdaftar di BEI periode 2018-2020.
24. 20
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Di lingkungan penelitian dikenal beberapa teknik pengumpulan data
seperti kuesionair, wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi (Umar, 2009 dan
Sunyoto, 2011). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
meliputi dokumentasi, observasi dan wawancara. Teknik dokumentasi merupakan
“proses mencari data mengenai hal atau variabel yang yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majala, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”
(Arikunto, 2006). Kemudian teknik observasi merupakan suatu metode yang
digunakan oleh peneliti dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak
langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan (Sunyoto, 2012 dan
Umar, 2009). Di sisi lain, wawancara digunakan untuk memperkaya perspektif
dalam proses pengambilan keputusan (Sugiono, 2017).
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode analisis konten dan interview. Analisis konten diterapkan
untuk mempelajari praktik VBI di bank syariah di Indonesia untuk tahun 2018-
2020, yang laporan tahunannya untuk tahun-tahun terpilih dapat diakses. Analisis
konten adalah suatu pendekatan dan teknik yang memberikan analisis kualitatif dari
berbagai jenis dokumen dan teks secara sistematis yang berusaha untuk mengukur
konten dalam hal kategori yang telah ditentukan secara sistematis dan dapat
direplikasi (Bryman, 2012).
Analisis konten adalah metode yang paling umum untuk menganalisis
pelaporan sosial dan lingkungan. Pelaporan analisis sosial dapat dilakukan melalui
25. 21
berbagai saluran seperti iklan, selebaran promosi, situs web entitas, laporan
sementara, siaran pers, dan pelaporan dampak terpisah. Tetapi laporan tahunan
adalah sumber data utama informasi untuk pendekatan Lembaga keuangan islam
terhadap pelaporan sosial (Abu-Baker dan Naser, 2000; Bryman, 2012; Ali Aribi
dan Arun, 2014). Studi ini diambil dari literatur tentang pengungkapan sosial dan
lingkungan dari perspektif Islam (Ali Aribi dan Arun, 2014; Haniffa dan Hudaib,
2007; Kamla et al., 2006; Maali et al., 2006; Zubairu et al., 2012).
Untuk mengetahui dan menilai praktik pelaporan perbankan berbasis nilai
dalam bentuk indeks, ditentukan skor indeks perbankan berbasis nilai. Pendekatan
menggunakan dua kategori di mana tiap bagian dalam penelitian mendapat skor
satu jika diungkap dan nol jika tidak (Haniffa dan Cooke, 2002; Haniffa dan
Hudaib, 2007). Untuk menilai komunikasi dan pengungkapan nilai-nilai perbankan
syariah, skor dinyatakan dalam bentuk indeks sebagai berikut:
𝑉𝐵𝐼𝐵𝐼𝑗 = ∑ =
𝑋𝑖
𝑁
𝑁
𝑖=1
Di mana:
VBIj = nilai indeks pelaporan bank berbasis nilai untuk bank syariah j;
N = jumlah item dalam indeks, N #= 75; dan
Xi = 1 jika item diungkapkan, dan 0 jika item tidak diungkapkan,0 # Ij #= 1.
Sampel yang dipilih adalah bank syariah yang beroperasi di Indonesia,
yang laporan tahunannya selama 3 tahun dari 2018 hingga 2020 tersedia di internet.
Keputusan dibuat untuk memilih hanya bank syariah yang sepenuhnya matang
karena mereka akan lebih berkomitmen untuk mengikuti prinsip-prinsip Syariah
(Zubairu et al., 2012).
26. 22
Metode wawancara digunakan dalam hal menyelidiki persepsi penerapan
VBI dan peningkatan pengungkapan dalam faktor pelaporan. Untuk menyampaikan
analisis tentang sifat, praktik perbankan berbasis nilai dan bagaimana menerapkan
VBI ini, 10 wawancara semi-terstruktur mendalam dilakukan dengan para praktisi,
spesialis di bidang perbankan syariah dan pelaporan dan sarjana yang menyadari
praktik perbankan Islam di Indonesia. Pemilihan tersebut didasarkan pada
pengetahuan mereka secara keseluruhan tentang bank syariah dan perbankan
berbasis nilai, termasuk tujuan strategis yang berimplikasi pada penerapan VBI.
Maksud dan tujuan utama dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan
pemahaman dan wawasan yang komprehensif tentang penerapan VBI dan
pelaporan, terutama apakah prinsip dan konsep Islam telah diterapkan dan
diterjemahkan ke dalam praktik.
Wawancara diarahkan oleh serangkaian pertanyaan terbuka, yang
memungkinkan lebih banyak dialog dan diskusi antara responden dan peneliti.
Melalui metode ini, orang yang diwawancarai didorong untuk menyusun jawaban
mereka secara subjektif berdasarkan tingkat pengetahuan atau tingkat keahlian
mereka. Teknik ini memandu peneliti untuk menilai praktik VBB, pada kedalaman
yang membahas konteks yang kaya dan maknanya (Cresswell, 2014).
Nama dan informasi kontak orang yang diwawancarai dikumpulkan dari
laporan tahunan dan situs web organisasi. Dalam penelitian ini digunakan
sekuensial atau chain sampling. Chain sampling merupakan metode pengambilan
sampel non probabilitas dengan subjek penelitian yang ada menunjuk subjek
penelitian selanjutnya (Goodman, 1961). Dalam prosedur pengambilan sampel ini,
27. 23
satu responden awal mengarah ke responden lain atau tambahan untuk memperoleh
informasi dari responden. Dengan kata lain, kontributor terpilih akan mengusulkan
peserta tambahan yang menurut mereka akan memberikan data penting untuk
proyek tersebut (Zikmund et al., 2018; Patton, 2015).
Catatan konteks studi dan wawancara disampaikan kepada orang yang
diwawancarai terlebih dahulu. Selain itu, peserta diberitahu bahwa ketika mengutip
mereka, identitas dan spesifikasi organisasi mereka tidak akan diungkapkan.
Interval untuk setiap wawancara bervariasi dari setengah jam hingga satu jam.
Perekam audio juga digunakan dengan persetujuan orang yang diwawancarai untuk
merekam setiap wawancara.
28. 24
DAFTAR PUSTAKA
Amran, A., Fauzi, H., Purwanto, Y., Darus, F., Yusoff, H., Zain, M. M.,… Nejati,
M. (2017). Social responsibility disclosure in islamic banks: A comparative
study of Indonesia and Malaysia. Journal of Financial Reporting and
Accounting, 15 (1), 99–115.
Abu-Baker, N. & Naser, K. (2000). Empirical evidence on corporate social
disclosure (CSD) practice in Jordan. International Journal of Commerce and
Management, 10 (3/4), 18-34.
Ahmed, I. Akhtar, M. Ahmed, I. & Aziz, S. (2017). Practices of Islamic banking in
the light of Islamic ethics: a critical review. International Journal of
Economics, Management and Accounting, 3 (3), 465-490.
Mohammed, A. A. S., & Mansor, F. (2021). Value-based Islamic banking and
reporting in Bahrain. International Journal of Ethics and System, 37 (4), 644-
663. DOI 10.1108/IJOES-09-2020-0141
Alhammadi, S., Alotaibi, K. O., & Hakam, D. F. (2020). Analysing Islamic banking
ethical performance from Maq āṣ id al-Shar ī ‘ ah perspective: Evidence from
Indonesia. Journal of Sustainable Finance & Investment, 0 (0), 1–23. DOI:
10.1080/20430795.2020.1848179
Ali Aribi, Z. & Arun, T. (2014). Corporate social responsibility and Islamic
financial institutions (IFIs): Management perceptions from IFIs in Bahrain.
Journal of Business Ethics, 129 (4). 785-794. DOI: 10.1007/s10551-014-
2132-9.
Arshad, R., Muda, R., Nair, R., & Baharudin, I. (2018). Value-based intermediation
for Islamic banking institutions directed towards sustainable development
goals. International Review of Entrepreneurial Finance, 1 (1), 1–17.
Balala, Maha. (2010), Islamic finance and law: Theory and practice in a globalized
world. NewYork: I.B. Tauris.
Bank Negara Malaysia. (2018a). Implementation guide for value-based
intermediation. Retrieved Februari 15, 2022, from
https://www.bnm.gov.my/documents/20124/761682/Implementation+Guide
+for+Value-based+Intermediation.pdf.
Bank Negara Malaysia. (2018b). Value-based intermediation: Strengthening the
roles and impact of Islamic finance. Retrieved Februari 15, 2022, from
https://www.bnm.gov.my/documents/20124/761688/Strategy+Paper+on+V
BI.pdf/a0de95e5-203e-35c3-0852-5164be0ffcd6?t=1581479860463.
Bank Negara Malaysia. (2018c). Value-based intermediation: Scorecard
consultative document. Retrieved Februari 15, 2022, from
https://www.bnm.gov.my/documents/20124/759040/Value-
based+Intermediation+Scorecard+%28Consultative+Document%29.pdf.
29. 25
Bank Negara Malaysia. (2019). Value-based intermediation financing and
investment impact assessment framework (consultative document). Retrieved
Februari 15, 2022, https://www.bnm.gov.my/documents/
20124/759040/Value-based+Intermediation+Financing+and+Investment+
Impact+Assessment+Framework+%28Consultative+Document%29.pdf.
Bryman, A. (2012). Social research methods, 4th ed. New York: Oxford University
Press.
Chapra, M.U. (2008). The Islamic vision of development in the light of maq_asid
al-sharī‘ah, Islamic Research and Training Institute (IIIT), Jeddah. DOI:
10.13140/RG.2.1.4188.5047.
Gujarati, Damodar N. (2004). Basic econometrics, fourth edition. Singapore:
McGraw-Hill Inc.
Haniffa, R. & Hudaib, M. (2007). Exploring the ethical identity of Islamic banks
via communication in annual reports. Journal of Business Ethics, 76 (1), 97-
119. DOI: 10.1007/s10551-006-9272-5.
Haniffa, R.M. & Cooke, T.E. (2002). Culture, corporate governance and disclosure
in Malaysian corporations. Abacus, 38 (3). 317-349. DOI: 10.1111/1467-
6281.00112.
Hassan, R. B., & Nor, F. M. (2019). Value-based intermediation: An analysis from
the perspective of shariah and its objectives. International Journal of Fiqh
and Usul Al-Fiqh Studies, 3 (1), 81–89.
Irijanto, T., Azlan, M., Zaidi, S., Ismail, A. G. & Arshad, N.C. (2016). Al Ghazali’s
thoughts of economic growth theory, a contribution with system thinking.
Accounting Forum, 30 (3), 233-240.
Kamla, R., Gallhofer, S. and Haslam, J. (2006). Islam, nature and accounting:
Islamic principles and the notion of accounting for the environment.
Accounting Forum, 30 (3), 245-265.
Karim, Adiwarman A. (2007). Bank Islam fiqih dan analisis keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Laksmana, Yusak. (2009). Tanya jawab: Cara mudah mendapatkan pembiayaan
di bank syariah. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Maali, B., Casson, P. & Napier, C. (2006). Social reporting by Islamic banks.
Abacus, 42 (2), 266-289. DOI: 10.1111/j.1468-4497.2006.00200.x.
Mahadi, N. F., Zain, N. R. M., & Ali, E. R. A. E. (2019). Leading towards impactful
Islamic social finance: Malaysian experience with the value-based
intermediation approach. Al-Shajarah: Journal of the International Institute
of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), 69–87.
Marthon, Said Sa’ad. (2007). Ekonomi Islam di tengah krisis ekonomi global.
Jakarta: Zikrul Hakim.
Islam, M. R., & Sedekin, M. S. (2020). Disclosure of financial reporting of Islamic
30. 26
financial institutes of Bangladesh: A concept of relevant reviews.
International Journal of Economics, Business, and Accounting Research
(IJEBAR). 4 (3). 319-339.
Putra, R & Wijayanti, R.R. (2020). Islamic values in the annual reports of the
shariah bank to create a sharia value-added. Journal of Accounting and
Investment, 21 (1), 91-113.
Rivai, Veithzal. (2010). Islamic Financial management teori, konsep, dan aplikasi:
Panduan praktis bagi lembaga keuangan dan bisnis, praktisi, srta
mahasiswa. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Hamad, S., Lai, F. W., & Jan, A. Al. (2020). Using integrated reporting to disclose
the value-based intermediation information: Evidence from Islamic banking
industry. International Journal of Advance Science and Technology, 29
(108), 1085-1098.
Sara, S., Ibrahim, B., Halim, A., Noor, M., Ismail, S., Arshad, R., … Don, M.
(2019). Commitment in WAQF development through cross-sector
collaboration between Islamic financial institutions and state Islamic
religious councils. Innovative strategy of value-based intermediation for
sustainability, 4 (1), 29–35.
Sekaran, Uma & Bougie, Roger. (2013). Research methods for business: A skill
building approach. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Siagian, Andreas. (2011). Analisis perbandingan kinerja keuangan bank rakyat
indonesia syariah menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah.
Skripsi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara Medan.
Goodman, L.A. (1961). Snowball sampling. Annals of Mathematical Statistics, 32
(1), 148–170. DOI:10.1214/aoms/1177705148
Sumitro, Markum. (2004). Azas-azas perbankan Islam dan lembaga terkait
(BAMUI dan Takafful). Jakarta: Rajawali Press.
Weiss, J. (2015). Values based banking. Vienna: International Environment House.
available at: www.unep.org/inquiry
Yahya, R., Martawireja, A. E., & Abdurrahim, A. (2009). Akuntansi perbankan
syariah teori dan praktik kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
Yusuf, M.Y. & Bahari, Z.B. (2015). Islamic corporate social responsibility in
Islamic banking: Towards poverty alleviation. Bloomsbury Qatar Fountadion
Journals, 4 (2), 73-90.
Zubairu, U., Sakariyau, O. & Dauda, C. (2012). Evaluation of social reporting
practices of Islamic banks in Saudi Arabia. EJBO: Electronic Journal of
Business Ethics and Organizational Studies, 17 (1), 41-50.