SlideShare a Scribd company logo
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 
SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN 
ANGGARAN (RKA) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN 
NOMOR : PM 3 TAHUN 2014 
Kepala Biro Perencanaan 
Kementerian Perhubungan 
Jakarta, November 2014
PROSES 
Penguatan perencanaan 
melalui peningkatan : 
1. Regulasi Perencanaan; 
2. Konsistensi Proses 
Perencanaan; 
3. Evaluasi Perencanaan. 
KONSEP 
PERENCANAAN 
 Transparan; 
 Partisipatif; 
 Akuntabel; 
 Inovatif. 
PENGUATAN PERENCANAAN 
OUTPUT /OUTCOMES 
2 
PEMBANGUNAN 
OPTIMAL 
DAN BERKUALITAS 
TINDAK LANJUT 
1. Revisi KM no 31 tahun 2006 
tentang Pedoman, Penyusunan 
dan Proses Perencanaan 
Perhubungan; 
2. PM no 3 tahun 2014 tentang 
pedoman penyusunan RKA di 
lingkungan Kemenhub; 
3. Standar Biaya Khusus 
Kemenhub; 
4. E-planning; 
5. E-performance; 
6. Terbentuk Tim Percepatan 
penyelesaian Rencana Induk.
MAKSUD DAN TUJUAN 
3 
MAKSUD (Pasal 2) 
Maksud ditetapkannya Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran 
di lingkungan Kementerian Perhubungan ini adalah sebagai panduan bagi 
seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam penyusunan 
rencana kerja dan anggaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan 
dan pembangunan. 
TUJUAN (Pasal 3) 
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang : 
1. Tertib, Efisien, Efektif, Ekonomis, Transparan, Partisipatif, Inovatif dan 
Akuntabel, memperhatikan Rasa Keadilan dan Kepatutan. 
2. AMAN Untuk Semua Pihak yang Terkait.
ACUAN DAN PENDEKATAN 
(Pasal 4) 
4 
ACUAN PENYUSUNAN RKA (Ayat 1) 
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN);. 
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). 
3. Rencana Strategis Kementerian. 
4. Rencana Induk. 
5. Sistem Transportasi Nasional yang dijabarkan dalam Tataran Transportasi Nasional, 
Tataran Transportasi Wilayah dan Tataran Transportasi Lokal. 
6. Kebijakan Nasional yang ditetapkan oleh Presiden yang tertuang dalam Rencana 
Kerja Pemerintah (RKP). 
7. Aspirasi DPR-RI yang diusulkan pada saat Rapat Kerja dan/atau Rapat Dengar 
Pendapat yang telah memenuhi kriteria perencanaan. 
PENDEKATAN PENYUSUNAN RKA (Ayat 2) 
1. Penganggaran Terpadu;. 
2. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK). 
3. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). 
4. Pendekatan Bottom Up Planning dan Top Down Planning.
PRIORITAS PENGALOKASIAN ANGGARAN 
(Pasal 6) 
1. Mendukung pencapaian sasaran prioritas Pembangunan Nasional; 
2. Pemenuhan kebutuhan anggaran operasional dasar : gaji, honorarium dan 
5 
tunjangan, operasional dan pemeliharaan perkantoran. 
3. Penyediaan dana pendamping/local cost. 
4. Kegiatan lanjutan/penyelesaian pembangunan. 
5. Kegiatan kontrak tahun jamak/multiyears. 
6. Pelayanan keperintisan. 
7. Pembangunan fasilitas keselamatan transportasi. 
8. Pertimbangan politis : pembangunan KTI, Daerah Rawan Bencana, Kawasan 
Tertinggal, Terdepan dan Terluar. 
9. Pelaksanaan Inpres-Inpres dalam rangka percepatan pembangunan wilayah. 
10. Pembangunan Sumber Daya Manusia. 
11. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Inovasi Bidang Perhubungan 
melalui Penelitian dan Pengembangan. 
12. Kegiatan pengawasan dan akuntabilitas bidang perhubungan.
6 
PROSES/TAHAPAN PENYUSUNAN RKA
TIMELINE PENYUSUNAN RKA 
7 
Penyempurnaan & Penyampaian Kelengkapan 
Data Dukung Kegiatan ( ± 6 Bulan Kerja) 
PAGU 
Trilateral 
Meeting 
KEBUTUHAN 
Maret 
April 
ALOKASI ANGGARAN 
Nota Keuangan 
PAGU ANGGARAN 
Mei 
PAGU INDIKATIF 
Musren-bangnas 
(Bappenas, 
Kemenkeu, K/L dan 
Bappeda) 
Juli 
Penelitian /Reviu 
Agustus’ 
Penelaahan Alokasi 
Anggaran di DJA 
Oktober 
Sept Desember 
Batas Akhir 
Persetujuan DPR 
November 
Terbit DIPA 
Nov- 
Des 
Koordinasi di 
Pemerintah 
Propinsi 
Waktu Konsultasi dg 
DPR (Raker/RDP) 
Februari Juni 
Januari
PEMBAHASAN TERPADU PENYUSUNAN PAGU KEBUTUHAN 
1 3 4 
Pembahasan Terpadu 
UPT/Satker/BUMN 
2 
Usulan 
Kegiatan 
Gubernur/Kadishub 
(Rakornis) 
Unit Eselon I 
7 6 
Rapat Pleno 
Kementerian 
Usulan 
Kegiatan 
Kab/Kota 
MENHUB 
dari 
Pagu 
Kebutuhan 
8 
MENKEU + KA-BAPPENAS 
Koordinasi awal 
1. Tujuan : Menetapkan Pagu 
Kebutuhan Kemenhub. 
2. Dipimpin Menteri 
Perhubungan, Dihadiri 
Eselon I dan Eselon II. 
3. Dimungkinkan Penyesuian 
Thd Volume, Biaya & 
Lingkup Kegiatan. 
4. Dituangkan dalam Berita 
Acara yang ditandatangan 
Eselon I, Rincian Diparaf 
Eselon II dan Karo Ren. 
Pagu 
Kebutuhan 
(Pasal 7-12) 
5 
Rapat Pleno 
Eselon I 
Yang Terlibat : 
1. Biro Ren, 
(Koordinator); 
2. Biro Keuangan; 
3. Itjen; 
4. Unit Kerja 
1. Tujuan : Menetapkan Pagu 
Kebutuhan Unit Eselon I. 
2. Dipimpin Pejabat Eselon I, 
Dihadiri Eselon II dan Eselon III. 
3. Dituangkan dalam Berita Acara . 
Eselon I, 
5. UPT/Satker, 
6. BUMN. 
7. Dituangkan 
dalam Berita 
Acara. 
Persyaratan Minimal : 
1. Memenuhi Syarat Dibiayai 
APBN; 
2. TOR (berisi Outcomes, 
Output, Aktifitas dan Input), 
sudah ditandatangani oleh 
Eselon II; 
3. RAB; 
4. Usulan Kegiatan Baru di-perlukan 
Penlok dari 
Menhub; 
Catatan : Kelengkapan data 
dukung lainnya paling lambat 
pada bulan April.
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN 
BERDASARKAN PAGU KEBUTUHAN (Pasal 7-12) 
1. PEMRAKARSA (Pasal 7 Ayat 1-8) 
a. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT); 
b. Kepala Satuan Kerja/Direktur; 
c. Bupati/Walikota (dikoordinasikan oleh Gubernur); 
d. Gubernur; 
e. Direktur Utama Badan Usaha Milik Negara; 
f. Menteri dan Kepala Lembaga Non Kementerian lainnya; 
g. Masyarakat. 
9
HASIL PEMBAHASAN TERPADU (Pasal 10-12) 
2. HASIL PEMBAHASAN TERPADU (Pasal 10-12) 
a. Dituangkan dalam Berita Acara pembahasan dan ditandatangani oleh 
Tim Pembahas. 
b. Penyusunan Pagu Kebutuhan dilakukan berdasarkan urutan skala 
prioritas. 
c. Dibahas dalam Rapat Pleno dipimpin oleh Eselon I dan dihadiri oleh 
Eselon II dan Eselon III dan dibuatkan Berita Acara. 
d. Seluruh hasil Pagu Kebutuhan Eselon I dibahas melalui Rapat Pleno 
dipimpin oleh Menteri Perhubungan dan/atau Sekretaris Jenderal, 
dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II. 
e. Dalam Rapat Pleno dimungkinkan terjadi penyesuaian/perubahan antara 
lain pada volume, biaya dan lingkup kegiatan. 
f. Rekapitulasi Pagu Kebutuhan dituangkan dalam berita acara yang 
ditandatangani seluruh Pejabat Eselon I. Rincian kegiatan diparaf oleh 
Kepala Biro Perencanaan dan Sesitjen/Sesditjen/Sesbadan terkait dan 
Kepala Biro/Kepala Pusat/Ketua Mahpel/Sekretaris KNKT untuk Unit 
Kerja Sekretariat Jenderal. 10
PENYUSUNAN PAGU INDIKATIF 
(Pasal 13-15) 
1 2 3 
Unit Eselon I 
1. Sesditjen/Sesbadan/Karoren 
Menyiapkan Rancangan Rincian 
Kegiatan Berdasar Pagu Indikatif. 
2. Dibahas dlm Forum Dipimpin 
Eselon I dihadiri Eselon II. 
3. Hasil pembahasan dituangkan 
dalam Berita Acara yang 
ditandatangan Eselon I dan II. 
4. Kegiatan sesuai Pagu Kebutuhan. 
5. Diinformasikan kepada 
UPT/Satker. 
Trilateral Meeting 
MENHUB (c.q SESJEN) 
Rincian Kegiatan Sesuai 
Pagu Indikatif 
MUSRENBANGNAS 
MENKEU + KA-BAPPENAS 
4 
5 
SB Ttg Pagu 
Indikatif 
1. Unit Eselon I 
Menyiapkan Dokumen 
RENJA dan 
dikoordinasikan oleh 
Biro Perencanaan. 
2. Hasil Trilateralmeeting 
Sebagai Masukan 
Untuk Penyusunan 
RKP. 
3. Dimungkinkan Adanya 
Kegiatan New 
Initiative. 
6 
RKP 
Catatan : 
1. Waktu : April-Mei. 
2. Rincian Kegiatan Pagu Indikatif Harus Berdasar Skala Prioritas Kegiatan Pada Pagu Kebutuhan. 
3. Bila Usulan Tidak Terdapat Pada Pagu Kebutuhan Harus Mendapat Persetujuan MENTERI.
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN 
BERDASARKAN PAGU INDIKATIF (Pasal 13-15) 
PENYUSUNAN PAGU INDIKATIF (Pasal 13) 
a. Berpedoman pada surat Pagu Indikatif yang ditetapkan Menteri 
Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas. 
b. Sesditjen/Sesbadan/Karoren Menyiapkan Rancangan Rincian 
Kegiatan Berdasar Pagu Indikatif. 
c. Dibahas dalam Forum Dipimpin Eselon I dihadiri Eselon II. 
d. Dituangkan dalam Berita Acara yg ditandatangani Eselon I dan II. 
e. Diinformasikan kepada UPT/Satker. 
f. Kegiatan Harus Terdapat Dalam Pagu Kebutuhan dan berdasarkan 
skala prioritas. Apabila tidak sesuai dengan Pagu Kebutuhan harus 
mendapat persetujuan Menteri melalui Sekretaris Jenderal. 
g. Dilaporkan Kepada Menteri Perhubungan Melalui Sekretariat 
Jenderal (c.q Biro Perencanaan). 
12
PENYUSUNAN DAN PENELITIAN PAGU ANGGARAN 
(Pasal 16-18) 
1 2 3 4 
Unit Eselon I Satker Eselon I 
ITJEN 
Biro 
Perencanaan 
1. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA-K/L 
dengan Renja K/L dan RKP; 
2. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA-K/ 
L dengan Pagu Anggaran K/L 
3. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : 
penerapan SBM dan SBK, kesesuaian akun/jenis belanja, hal-hal 
yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk 
kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN BLU, dan 
kontrak tahun jamak; 
4. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L al : RKA Satker, 
TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya; 
5. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN. 
Pagu Anggaran 
K/L 
UPT/Satker dapat memberikan 
tanggapan atas penetapan Pagu 
Anggaran kepada Pejabat 
Eselon I terkait, Setjen 
(c.q Biro Ren), Itjen 
RKA-K/L 
Eselon I & 
dokumen 
pendukung 
1. Meneliti. 
2. Mengecek target kinerja (volume 
Ouput untuk masing2 Kegiatan). 
3. Menyusun Daftar rincian alokasi 
pagu per satker. 
4. Menyiapkan dokumen 
pendukung untuk Inisiative Baru 
/perubahan baseline : TOR/RAB 
dan dok. pendukung terkait 
lainnya.. 
5. Rincian kegiatan dalam pagu 
anggaran wajib diinformasikan 
oleh Unit Eselon I kepada seluruh 
UPT/Satker di lingkungannya. 
Reviu RKA-K/ 
L Eselon I 
RKA-K/L 
Eselon I 
Kemkeu 
5 
6 
CHP (Catatan 
Hasil Penelitian) 
Proses Penelitian 
7 
RKA-K/L 
Eselon I yg 
sdh diteliti & 
dok 
pendukung 
lengkap 
8 
Menteri 
c.q Sesjen 
DPR 
9 
Sebagai 
bahan 
konsultasi 
Catatan : 
1. Pada Akhir Juli Aplikasi Data Komputer (ADK) RKA-K/L Harus di Upload di DJA Sebagai Lampiran Nota Keuangan; 
2. Rincian Kegiatan Pagu Anggaran Harus Berdasar Skala Prioritas Kegiatan Pada Pagu Kebutuhan; 
3. Bila Usulan Tidak Terdapat Pada Pagu Kebutuhan Harus Mendapat Persetujuan MENTERI.
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN, 
PELAKSANAAN PENELITIAN SERTA REVIU BERDASARKAN 
PAGU ANGGARAN (Pasal 16-18) 
PENYUSUNAN PAGU ANGGARAN (Pasal 16) 
1. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris Badan dan 
Kepala Biro Perencanaan menyiapkan rancangan rincian kegiatan Pagu Anggaran 
bersama Eselon II dan UPT/Satker di lingkungan unit organisasi Eselon I. 
2. Rancangan rincian kegiatan dalam Pagu Anggaran dibahas dalam forum yang dipimpin 
oleh Pejabat Eselon I sebagai penanggung jawab program dengan mengundang Unit 
Kerja Eselon II di lingkungannya. 
3. Hasil pembahasan Pagu Anggaran dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani 
oleh Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II. 
4. Pejabat Eselon I menyusun RKA Kementerian per program berdasarkan Pagu Anggaran 
yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dan Renja-K/L (Pagu Indikatif), RKP, 
standar biaya dan Kebijakan Pemerintah lainnya serta skala prioritas dari Pagu 
Kebutuhan. 
5. Diinformasikan kepada UPT/Satker . 
6. Kegiatan Harus Terdapat Dalam Pagu Kebutuhan, Apabila TIDAK harus mendapat 
persetujuan Menteri. 
7. RKA beserta dokumen pendukungnya yang disusun menggunakan format aplikasi RKA-K/ 
L dan telah ditandatangani pejabat terkait, disampaikan oleh Pejabat Eselon I kepada : 
ITJEN untuk direviu dan Sekretaris Jenderal c.q. Biro Perencanaan untuk diteliti. 
14
Lanjutan … 
PENELITIAN SERTA REVIU (Pasal 17 - 18) 
1. Reviu dan penelitian RKA dilakukan melalui verifikasi atas kelengkapan dan 
kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan 
kaidah-kaidah perencanaan penganggaran antara lain : 
a. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA dengan Renja K/L dan 
RKP; 
b. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA dengan Pagu 
Anggaran; 
c. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : penerapan SBM 
dan SBK, kesesuaian akun/jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, 
pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, 
PHDN, SBSN BLU, dan kontrak tahun jamak; 
d. Kelengkapan dokumen pendukung : RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen 
pendukung terkait lainnya; 
e. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN. 
2. RKA yang telah disempurnakan sesuai rekomendasi penelitian dan reviu serta 
ditandatangani oleh Pejabat Eselon I disampaikan kepada Menteri (dikoordinasikan 
Sesjen) selanjutnya digunakan Sebagai Bahan Konsultasi dengan DPR-RI serta 
disampaikan Kepada Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan 
Nasional/ Kepala BAPPENAS Sebagai Bahan Penelaahan. 
15
PENYUSUNAN DAN PENELITIAN ALOKASI ANGGARAN 
1 2 
Unit Eselon I 
3 
Setjen K/L 
ITJEN 
7 Proses Penelitian 
Proses penelitian RKA untuk 
Alokasi Anggaran berlaku 
SAMA dengan penelitian RKA 
berdasarkan Pagu Anggaran 
Surat Menkeu 
Alokasi 
Anggaran 
Penyesuaian 
RKA-Satker 
Penyesuaian 
RKA-K/L 
Eselon I 
1. Meneliti : 
 Penyesuaian total pagu dan rincian 
sumber dana. 
 alokasi angka dasar dan inisiatif baru. 
 Biaya Operasional dan Non Opr. 
2. Mengecek penyesuaian target kinerja 
(volume Ouput untuk masing2 Kegiatan). 
3. Menyusun daftar rincian penyesuaian 
alokasi pagu per satker : 
 Penyesuaian pagu dan sumber dana. 
 Penyesuaian target kinerja per Satker. 
4. Menyiapkan dokumen pendukung : 
TOR/RAB dan dok. pendukung terkait 
lainnya. 
Satker 
Eselon I 
Penyesuaian 
RKA-K/L 
Eselon I 
Biro 
Perencanaan 
Penyesuaian 
RKA-K/L 
Eselon I 
Kemkeu 
3 
4 
5 
CHP (Catatan 
Hasil 
Penelitian) 
RKA-K/L 
berubah? 
Penyesuaian 
RKA-K/L 
Eselon I yg 
sdh diteliti & 
dok pndkng 
6 
Y 
T 
8 
Komisi DPR 
terkait 
Penyesuaian 
RKA-K/L yg 
telah diteliti 
(Pasal 20-21) 
16
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN 
BERDASARKAN ALOKASI ANGGARAN (Pasal 20-21) 
PENYUSUNAN ALOKASI ANGGARAN (Pasal 20 - 21) 
1. Pejabat Eselon I menyusun rincian kegiatan berdasarkan Alokasi Anggaran yang 
ditetapkan oleh Kementerian Keuangan mengacu kepada Pagu Anggaran, melalui 
forum yang dipimpin oleh Pejabat Eselon I dengan mengundang Unit Kerja Eselon 
II di lingkungannya. 
2. Rincian kegiatan dalam Alokasi Anggaran disampaikan kepada Menteri sebagai 
bahan pembahasan dengan DPR RI dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar 
Pendapat yang hasilnya dipergunakan dalam penyesuaian RKA. 
3. Hasil Pembahasan Dengan DPR RI adalah Rekapitulasi RKA Kementerian 
Per Program dan Per Fungsi ditandatangani Pimpinan DPR RI dan Menteri. 
4. Perubahan-Perubahan Program RKA Hasil Pembahasan Dengan DPR-RI yang 
Telah Disesuaikan Oeh Unit Kerja Eselon I diteliti kembali oleh Sekretariat 
Jenderal c.q. Biro Perencanaan dan direviu kembali oleh Inspektorat Jenderal. 
17
PENELITIAN DAN REVIU ALOKASI ANGGARAN (Pasal 21 ) 
1. Jadwal pelaksanaan penelitian dan Reviu disesuaikan dengan penerbitan 
Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi Anggaran; 
2. Kegiatan yang tidak lengkap data dukungnya tetapi tetap diusulkan dalam RKA : 
a. akan diberikan catatan dalam DIPA bahwa anggaran dapat dicairkan apabila 
sudah lengkap data dukungnya; atau 
b. dimasukkan ke dalam output cadangan; 
c. kegiatan yang diberikan catatan dalam DIPA dan/atau masuk Output 
cadangan dapat direalokasi/direvisi untuk kegiatan lain sesuai dengan 
ketentuan peraturan perundang-undangan; 
3. Rekapitulasi RKA Kementerian Per Program dan Per Fungsi yang 
ditandatangani Pimpinan DPR RI dan Menteri disampaikan kepada Menteri 
Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dan Menteri PPN/Kepala Bappenas 
c.q. Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Nasional dan dipergunakan 
sebagai acuan penelaahan dalam proses penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan 
Anggaran (DIPA) oleh DJA. 
18
PERSIAPAN PENYUSUNAN 
RKA TAHUN 2016
1. Peraturan Menteri Keuangan No. 136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk 
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian 
Negara/Lembaga, Pasal 2 ayat 3 : Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung 
jawab atas kebenaran dan kelengkapan RKA-K/L beserta dokumen 
pendukungnya. 
2. Pengalaman RKA Tahun 2014 : 
a. Alokasi Anggaran Rp. 40,370 Trilliun, catatan/blokir dari DJA sebesar Rp. 
6,769 Trilliun (17%), Dengan Rincian : Output Cadangan Sebesar Rp. 3,5 
Trilliun (9%) dan catatan halaman IV DIPA sebesar Rp. 3,248 Trilliun (8%). 
b. DAMPAKNYA : Daya Serap Rendah. Tgl 28 Oktober 2014, terealisasi 
sebesar 39.79% dari target penyerapan sebesar 58,95% 
3. Kementerian Perhubungan Telah Berhasil Mendapat Opini Wajar Tanpa 
Pengecualian (WTP) dari hasil Audit BPK Utk Laporan Keuangan Tahun 2013 
Sehingga Harus DIPERTAHANKAN. 
20 
LATAR BELAKANG
1. Unit Kerja Eselon I Tidak Menyusun Skala Prioritas Kegiatan Pada Pagu 
Kebutuhan. 
2. Tidak Memberikan Informasi Kepada UPT/Satker Setiap Perubahan Prioritas 
Kegiatan Dari Pagu Kebutuhan ke Pagu Indikatif, Pagu Anggaran dan Alokasi 
Anggaran . 
3. Keterlambatan Pemenuhan Kelengkapan Data Dukung (Seharusnya Bulan April) 
Sehingga s.d Penelaahan di DJA Masih Terdapat Alokasi Anggaran Yang Masuk 
Catatan DIPA dan Output Cadangan Sebesar Rp. 7,793 Triliun (atau 17,34%) dari Total 
Alokasi Anggaran Sebesar Rp. 44,933 Triliun. 
4. Penyampaian Secara Resmi Hasil Exercise Kegiatan Pada Pagu Indikatif, Pagu 
Anggaran dan Alokasi Anggaran Selalu Terlambat. 
21 
EVALUASI PELAKSANAAN 
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN No.3 TAHUN 2014 
PADA PENYUSUNAN RKA 2015
34.73 T 
44.95 T 
48.24 T 
55.64 T 
59.26 T 
17.90 T 
23.32 T 
33.90 T 
35.93 T 36.06 T 
15.56 T 
20.02 T 
29.59 T 
31.73 T 
14.35 T 
70 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
0 
2010 2011 2012 2013 2014 *) 
PAGU 
KEBUTUHAN 
ALOKASI 
ANGGARAN 
REALISASI 
TRILLIUN 
*TAHUN 2014 REALISASI POSISI 28 OKTOBER 2014 
39,79% 
88,33% 
87,28% 
85,86% 
86,96% 
22 
PERKEMBANGAN ANGGARAN 
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2010 - 2014
HASIL PENELAAHAN RKA 2015 OLEH DJA 
Posisi : 8 Oktober 2014 
Catatan : 
(Anggaran dalam Rp. Juta) 
Ditjen Perhubungan Laut terdapat dana tambahan sebesar Rp. 50 Miliar yang dimasukkan ke dalam Catatan Halaman IV DIPA oleh DJA 
dikarenakan harus dilakukan reviu dahulu oleh BPKP. 
23 
No. Unit Kerja 
Jumlah 
UPT/ 
Alokasi 
Anggaran 
Anggaran Terblokir 
(Catatan Hal. IV DIPA + Output Cadangan) 
% thd 
Total 
Alokasi 
Anggaran 
Satker 
Catatan Hal. 
IV 
Output 
Cadangan 
JUMLAH 
1 Ditjen Phb. Darat 83 4.036.625 293.938 0 293.938 7,28% 
2 Ditjen Phb. Laut 328 11.321.560 1.355.994 189.831 1.545.825 13,65% 
3 Ditjen Phb. Udara 163 10.027.276 756.515 45.158 801.673 7,99% 
4 Ditjen Perkeretaapian 21 14.358.968 5.087.300 o 5.087.300 35,43% 
5 BPSDM Perhubungan 27 3.973.685 3.119 0 3.119 0,08% 
6 Badan Litbang 5 228.259 10.739 0 10.739 4,70% 
7 Setjen 10 887.222 50.561 0 50.561 5,70% 
8 Itjen 1 100.312 0 0 0 0,00% 
JUMLAH 638 44.933.906 7.558.166 234.989 7.793.155 17,34%
PENYEBAB KEKURANGAN DATA DUKUNG 
1. Kerangka Acuan Kegiatan (TOR) belum ditandatangan Pejabat Eselon II terkait. 
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) belum ditandatangan Pejabat Eselon III terkait. 
3. Sebagian Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari KPA belum ada. 
4. Sebagian Layout Plan/Desain Belum ditandatangani Direktur Terkait. 
5. Untuk usulan pembangunan prasarana baru, belum ada izin penetapan lokasi dari 
Menteri Perhubungan. 
6. Rekomendasi dari Instansi Terkait Belum Ada (rekomendasi dari Dinas Pekerjaan 
Umum untuk Rehabilitasi Gedung, rekomendasi kepastian lahan dan jalan akses 
dari PEMDA). 
7. Terdapat kegiatan dalam Pagu Anggaran yang tidak termasuk dalam Pagu 
Kebutuhan, sehingga diperlukan usulan dari Pejabat Eselon I. 
8. Ada temuan ITJEN dan Permasalahan Hukum 
24
PERSIAPAN PENYUSUNAN RKA TAHUN 2016 
A. Waktu Pelaksanaan : Februari - Maret 2015 
B. Dilaksanakan di 5 kota, yaitu : 
1. Medan : Provinsi Se-Sumatera; 
2. Makassar : Provinsi Se-Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara; 
3. Denpasar : Provinsi Bali dan Nusa Tenggara, Papua 
dan Papua Barat; 
4. Surabaya : Provinsi Se-Jawa, Kalimantan; 
5. Tugu - Puncak : Kantor Pusat. 
C. Tim Pembahas : Itjen, Biro Keuangan dan Perlengkapan, 
Unit Organisasi Eselon I, UPT/Satker, Pemerintah 
Provinsi dan BUMN. 
25
Lanjutan … 
 Persyaratan minimal pengusulan kegiatan anggaran tahun 2016 : 
1. Memenuhi Syarat Untuk Dibiayai Dengan APBN. 
2. Kerangka Acuan/Term Of Reference (TOR), ditandatangani oleh Eselon II; 
3. TOR harus berisi informasi kinerja, meliputi : 
a. Manfaat/Hasil (Outcomes); 
b. Keluaran (Output) yang terukur; 
c. Rencana kegiatan (Aktifitas); 
d. dan Input Kegiatan. 
4. Rencana Anggaran Belanja (RAB) ditandatangani sementara oleh Pemrakarsa/ 
Pengusul; 
5. Usulan Kegiatan Baru (Prasarana) disertai Izin Penetapan Lokasi dari Menhub dan 
untuk (Sarana) disertai spesifikasi teknis yang telah disetujui Direktur Teknis Terkait; 
6. Kelengkapan data dukung secara keseluruhan (PM 3 Tahun 2014 pasal 10 ayat 1) 
disampaikan paling lambat pada Bulan April; 
7. Data dukung yang belum lengkap sampai Bulan April tidak dapat diakomodir. 
26
TERIMA KASIH
KONTRAK TAHUN JAMAK 
(MULTIYEARS CONTRACT)
USULAN KONTRAK TAHUN JAMAK 
(Pasal 19 Ayat 1-5) 
1 2 3 
MENHUB 
Tembusan : Sesjen dan 
Karo Keuangan & Perlkp 
Unit Eselon I 
Kelengkapan 
Data Dukung 
4 
Biro Keuangan & 
Perlengkapan 
Mengkoordinasikan kelengkapan 
data dukung : 
1. Justifikasi. 
2. TOR . 
3. RAB dengan Analisa Harga Satuan. 
4. Spesifikasi Teknis : Gambar 
5. Lingkup Kegiatan. 
6. Time Schedule. 
7. Alokasi Anggaran Per-Tahun. 
8. Rekapitulasi kontrak tahun Jamak 
9. Mengisi Format Multiyears 
6 
Desain, 
Unit Eselon I Terkait. 
Contract 
MENHUB 
Kelangkapan 
Data Dukung 
UPT/Satker 
Usulan 
Kegiatan 
7 
MENKEU 
5 
Proses Penelitian 
1. Melakukan Evaluasi 
Kelengkapan data Dukung. 
2. Melibatkan : Biro-Ren, Biro 
Hukum & Unit Eselon I 
Terkait. 
Kelengkapan 
Data 
Dukung 
Catatan : Kegiatan Yang Diusulkan Membutuhkan Waktu Pelaksanaan Lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran.
1. Justifikasi : alasan untuk dilakukan/dilaksanakan kontrak tahun yang 
ditandatangani oleh Pejabat Eselon II terkait; 
2. Kerangka Acuan Kerja/TOR yang telah ditandatangani Kepala Satker dan disetujui 
oleh Direktur terkait dan berisi penjelasan logis mengenai kegiatan yang 
menguraikan variabel 5 W+2 H (What, Why, Where, When, Who, How dan How 
Much). 
3. Rencana Anggaran Biaya/RAB yang ditandatangani oleh KPA dan disetujui 
Pejabat Eselon III Terkait. 
4. Analisa Harga Satuan dan Referensi Harga Satuan. 
5. Gambar/design (spesifikasi teknis) secara menyeluruh. 
6. Lingkup Kegiatan (Scope of work) secara keseluruhan pekerjaan. 
7. Time schedule per tahun anggaran dan menyeluruh. 
8. Alokasi dana dan RKA-KL pada masing-masing tahun yang diusulkan untuk 
multiyears. 
9. Rekapitulasi kontrak multiyears dari Unit Organisasi Eselon I terkait. 
10. Konsep isian format multiyears contract. 
30 
KELENGKAPAN DATA DUKUNG USULAN KONTRAK 
TAHUN JAMAK 
(Pasal 19 Ayat 3)
DIPA, PERTANGGUNG JAWABAN 
DAN E-PLANNING
MEKANSIME (Pasal 22) 
1. Mekanisme Penyusunan DIPA mengacu pada ketentuan yang diatur oleh 
Menteri Keuangan; 
2. Dalam rangka penyusunan DIPA Induk, Menteri selaku Pengguna Anggaran 
menunjuk Pejabat Eselon I terkait sebagai pejabat penandatangan DIPA Induk. 
PERTANGGUNG JAWABAN (Pasal 23) 
Pertanggungjawaban pelaksanaan penyusunan RKA dan DIPA Kementerian 
dilaksanakan secara berjenjang kepada atasan langsung. 
. 
e – PLANNING (Pasal 24) 
Dalam rangka mengoptimalkan transparansi dan dengan memanfaatkan 
kemajuan teknologi maka proses penyusunan RKA Kementerian Perhubungan 
secara bertahap diarahkan melalui proses e-planning. 
. 
32 
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)
APBN PERUBAHAN (APBN-P)
1. APBN-P Kementerian Perhubungan disusun setelah terbit Surat Menteri Keuangan 
tentang APBN-P. 
2. Program/kegiatan yang dapat diusulkan dalam APBN-P adalah Program/kegiatan 
yang ada di dalam Pagu Kebutuhan dan sudah masuk pada catatan dalam Trilateral 
Meeting serta memenuhi kriteria yang diatur dalam Surat Menteri Keuangan tentang 
APBN-P. 
3. Usulan program/kegiatan di luar yang ada di Pagu Kebutuhan dapat diusulkan 
setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri. 
4. Usulan program/kegiatan dalam APBN-P diusulkan oleh Pejabat Eselon I kepada 
Menteri dengan tembusan Sekretaris Jenderal. 
5. Sekretaris Jenderal a.n Menteri Mengusulkan kepada Menteri Keuangan dan 
Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas setelah 
mendapatkan persetujuan dari DPR-RI. 
34 
KETENTUAN-KETENTUAN DALAM APBN-P 
(Pasal 25 Ayat 1-4)

More Related Content

What's hot

ASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
ASB dalam Perencanaan dan PenganggaranASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
ASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
PSEKP - UGM
 
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
Massaputro Delly TP
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
Nurul Angreliany
 
Resiko Dalam Pengelolaan Dana Desa
Resiko Dalam Pengelolaan Dana DesaResiko Dalam Pengelolaan Dana Desa
Resiko Dalam Pengelolaan Dana Desa
Zainul Ulum
 
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
Wakhyudi
 
Pedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedungPedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedunginfosanitasi
 
Pengadaan barang dan jasa di tingkat desa
Pengadaan barang dan jasa di tingkat desaPengadaan barang dan jasa di tingkat desa
Pengadaan barang dan jasa di tingkat desa
Frans Dione
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA
93220872
 
Materi Teknis Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Perspektif Bencana
Materi Teknis Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Perspektif BencanaMateri Teknis Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Perspektif Bencana
Materi Teknis Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Perspektif Bencana
Nur Hilaliyah
 
JUKNIS PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
JUKNIS PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKATJUKNIS PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
JUKNIS PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Heri Romansyah
 
Identifikasi isu strategis_hn
Identifikasi isu strategis_hnIdentifikasi isu strategis_hn
Identifikasi isu strategis_hnalizias_boys
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
Muh Saleh
 
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
publicprocurementinstitute
 
Materi 7 pbj melalui swakelola
Materi 7 pbj melalui swakelolaMateri 7 pbj melalui swakelola
Materi 7 pbj melalui swakelola
Mikhail Rasyid
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
ushfia
 
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air...
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air...Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air...
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air...Oswar Mungkasa
 
Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022
BappedaLampungUtara
 
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negara
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negaraMateri sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negara
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negara
suryawanhidayat2
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Formasi Org
 

What's hot (20)

ASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
ASB dalam Perencanaan dan PenganggaranASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
ASB dalam Perencanaan dan Penganggaran
 
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
Materi 03 Persiapan Pengadaan Barang/Jasa 2
 
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
POKOK POKOK PERUBAHAN PERATURAN PENGADAAN NOMOR 12 TAHUN 2021
 
Resiko Dalam Pengelolaan Dana Desa
Resiko Dalam Pengelolaan Dana DesaResiko Dalam Pengelolaan Dana Desa
Resiko Dalam Pengelolaan Dana Desa
 
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
4. Bahan Sosialisasi PMK 62 Tahun 2023 edit 100723.pptx
 
Pedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedungPedoman tim ahli bangunan gedung
Pedoman tim ahli bangunan gedung
 
Pengadaan barang dan jasa di tingkat desa
Pengadaan barang dan jasa di tingkat desaPengadaan barang dan jasa di tingkat desa
Pengadaan barang dan jasa di tingkat desa
 
Penyusunan RENJA
Penyusunan RENJAPenyusunan RENJA
Penyusunan RENJA
 
Materi Teknis Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Perspektif Bencana
Materi Teknis Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Perspektif BencanaMateri Teknis Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Perspektif Bencana
Materi Teknis Revisi Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Perspektif Bencana
 
JUKNIS PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
JUKNIS PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKATJUKNIS PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
JUKNIS PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
 
Identifikasi isu strategis_hn
Identifikasi isu strategis_hnIdentifikasi isu strategis_hn
Identifikasi isu strategis_hn
 
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
STANDAR TEKNIS SPM PUPR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru...
 
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Strategi Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
 
Materi 7 pbj melalui swakelola
Materi 7 pbj melalui swakelolaMateri 7 pbj melalui swakelola
Materi 7 pbj melalui swakelola
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air...
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air...Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air...
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Badan Layanan Umum Sistem Penyediaan Air...
 
Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022Materi sosialisasi dak 2022
Materi sosialisasi dak 2022
 
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negara
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negaraMateri sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negara
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negara
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada Desa
 

Viewers also liked

Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
Joko Riswanto
 
PAPARAN KEPALA BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PAPARAN KEPALA BIRO PERENCANAANKEMENTERIAN PERHUBUNGAN PAPARAN KEPALA BIRO PERENCANAANKEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PAPARAN KEPALA BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Tri Damri
 
Perencanaan dan Evaluasi Program
Perencanaan dan Evaluasi ProgramPerencanaan dan Evaluasi Program
Perencanaan dan Evaluasi Program
Mursyid Hasanbasri
 
Peningkatan Manajemen Pelayanan Publik _P4 K Undip
Peningkatan Manajemen Pelayanan Publik _P4 K UndipPeningkatan Manajemen Pelayanan Publik _P4 K Undip
Peningkatan Manajemen Pelayanan Publik _P4 K UndipSutopo Patriajati
 
209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1Dafa Adunt
 
PAPARAN KARODALOPS SOPS POLRI
PAPARAN KARODALOPS SOPS POLRIPAPARAN KARODALOPS SOPS POLRI
PAPARAN KARODALOPS SOPS POLRI
Kukuh Setiawan
 

Viewers also liked (10)

Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
 
PAPARAN KEPALA BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PAPARAN KEPALA BIRO PERENCANAANKEMENTERIAN PERHUBUNGAN PAPARAN KEPALA BIRO PERENCANAANKEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PAPARAN KEPALA BIRO PERENCANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
 
Ringkasan rka ppkd 2013
Ringkasan rka ppkd 2013Ringkasan rka ppkd 2013
Ringkasan rka ppkd 2013
 
Bab i tatralok skw doc
Bab i tatralok skw docBab i tatralok skw doc
Bab i tatralok skw doc
 
Rencana umum pengadaan 2014
Rencana umum pengadaan 2014Rencana umum pengadaan 2014
Rencana umum pengadaan 2014
 
Perencanaan dan Evaluasi Program
Perencanaan dan Evaluasi ProgramPerencanaan dan Evaluasi Program
Perencanaan dan Evaluasi Program
 
Peningkatan Manajemen Pelayanan Publik _P4 K Undip
Peningkatan Manajemen Pelayanan Publik _P4 K UndipPeningkatan Manajemen Pelayanan Publik _P4 K Undip
Peningkatan Manajemen Pelayanan Publik _P4 K Undip
 
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAHBUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1
 
PAPARAN KARODALOPS SOPS POLRI
PAPARAN KARODALOPS SOPS POLRIPAPARAN KARODALOPS SOPS POLRI
PAPARAN KARODALOPS SOPS POLRI
 

Similar to 19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub

6PENYU~2 (1).pptx
6PENYU~2 (1).pptx6PENYU~2 (1).pptx
6PENYU~2 (1).pptx
ChaerudinManaf
 
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan RakyatKonsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Oswar Mungkasa
 
Materi Kuliah Perencanaan DKTP Sesuai UU 23 2014
Materi Kuliah Perencanaan DKTP Sesuai UU 23 2014Materi Kuliah Perencanaan DKTP Sesuai UU 23 2014
Materi Kuliah Perencanaan DKTP Sesuai UU 23 2014
FaishalFadli
 
struktur dan penyusunan APBN.pptx
struktur dan penyusunan APBN.pptxstruktur dan penyusunan APBN.pptx
struktur dan penyusunan APBN.pptx
RikiWahyudi19
 
Paparan Riau 26102018.ppt
Paparan Riau 26102018.pptPaparan Riau 26102018.ppt
Paparan Riau 26102018.ppt
HarioAkhmadRifai1
 
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
SimbachS Danuarta
 
20200713165436_PETUNJUK_TEKNIS_PENYUSUNAN_RKAKL_TA_2021_TK_PERTAMA_DAN_TK_BAN...
20200713165436_PETUNJUK_TEKNIS_PENYUSUNAN_RKAKL_TA_2021_TK_PERTAMA_DAN_TK_BAN...20200713165436_PETUNJUK_TEKNIS_PENYUSUNAN_RKAKL_TA_2021_TK_PERTAMA_DAN_TK_BAN...
20200713165436_PETUNJUK_TEKNIS_PENYUSUNAN_RKAKL_TA_2021_TK_PERTAMA_DAN_TK_BAN...
pparocan
 
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negaraPengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
rindwaadhi
 
Teori Anggaran Berbasis Kinerja
Teori Anggaran Berbasis KinerjaTeori Anggaran Berbasis Kinerja
Teori Anggaran Berbasis Kinerja
Juwarto Tulungagung
 
Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangAnugrah Febryan
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Anugrah Febryan
 
SOP KEUANGAN.pdf
SOP KEUANGAN.pdfSOP KEUANGAN.pdf
SOP KEUANGAN.pdf
ssuser9b9aa61
 
Sosialisasi Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
Sosialisasi Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/LembagaSosialisasi Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
Sosialisasi Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
Nachan
 
sbODL8HTbHxM9uKdEtpK.pptx
sbODL8HTbHxM9uKdEtpK.pptxsbODL8HTbHxM9uKdEtpK.pptx
sbODL8HTbHxM9uKdEtpK.pptx
purnawanaditomo1
 
Regulasi_Perencanaan_dan_Penganggaran_-perbaikan_KR.pdf
Regulasi_Perencanaan_dan_Penganggaran_-perbaikan_KR.pdfRegulasi_Perencanaan_dan_Penganggaran_-perbaikan_KR.pdf
Regulasi_Perencanaan_dan_Penganggaran_-perbaikan_KR.pdf
YunusAfandi7
 
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdfLusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
ilusiDigulSelatan
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
Tatang Suwandi
 
akuntansi sektor publik
akuntansi sektor publikakuntansi sektor publik
akuntansi sektor publik
Amrul Rizal
 
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
hoyin rizmu
 

Similar to 19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub (20)

6PENYU~2 (1).pptx
6PENYU~2 (1).pptx6PENYU~2 (1).pptx
6PENYU~2 (1).pptx
 
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
 
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan RakyatKonsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
Konsep Dekonsentrasi Lingkup Perumahan Rakyat
 
Materi Kuliah Perencanaan DKTP Sesuai UU 23 2014
Materi Kuliah Perencanaan DKTP Sesuai UU 23 2014Materi Kuliah Perencanaan DKTP Sesuai UU 23 2014
Materi Kuliah Perencanaan DKTP Sesuai UU 23 2014
 
struktur dan penyusunan APBN.pptx
struktur dan penyusunan APBN.pptxstruktur dan penyusunan APBN.pptx
struktur dan penyusunan APBN.pptx
 
Paparan Riau 26102018.ppt
Paparan Riau 26102018.pptPaparan Riau 26102018.ppt
Paparan Riau 26102018.ppt
 
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
Prosedur penyusunan RKP kacau !!!!
 
20200713165436_PETUNJUK_TEKNIS_PENYUSUNAN_RKAKL_TA_2021_TK_PERTAMA_DAN_TK_BAN...
20200713165436_PETUNJUK_TEKNIS_PENYUSUNAN_RKAKL_TA_2021_TK_PERTAMA_DAN_TK_BAN...20200713165436_PETUNJUK_TEKNIS_PENYUSUNAN_RKAKL_TA_2021_TK_PERTAMA_DAN_TK_BAN...
20200713165436_PETUNJUK_TEKNIS_PENYUSUNAN_RKAKL_TA_2021_TK_PERTAMA_DAN_TK_BAN...
 
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negaraPengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
 
Teori Anggaran Berbasis Kinerja
Teori Anggaran Berbasis KinerjaTeori Anggaran Berbasis Kinerja
Teori Anggaran Berbasis Kinerja
 
Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undang
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
 
SOP KEUANGAN.pdf
SOP KEUANGAN.pdfSOP KEUANGAN.pdf
SOP KEUANGAN.pdf
 
Sosialisasi Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
Sosialisasi Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/LembagaSosialisasi Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
Sosialisasi Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
 
sbODL8HTbHxM9uKdEtpK.pptx
sbODL8HTbHxM9uKdEtpK.pptxsbODL8HTbHxM9uKdEtpK.pptx
sbODL8HTbHxM9uKdEtpK.pptx
 
Regulasi_Perencanaan_dan_Penganggaran_-perbaikan_KR.pdf
Regulasi_Perencanaan_dan_Penganggaran_-perbaikan_KR.pdfRegulasi_Perencanaan_dan_Penganggaran_-perbaikan_KR.pdf
Regulasi_Perencanaan_dan_Penganggaran_-perbaikan_KR.pdf
 
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdfLusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
 
akuntansi sektor publik
akuntansi sektor publikakuntansi sektor publik
akuntansi sektor publik
 
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
 

Recently uploaded

Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
yennylampouw
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
DinsosnakertransKota
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
IpinTriono
 

Recently uploaded (16)

Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
 

19112014 Paparan Pedoman RKA Kemenhub

  • 1. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 3 TAHUN 2014 Kepala Biro Perencanaan Kementerian Perhubungan Jakarta, November 2014
  • 2. PROSES Penguatan perencanaan melalui peningkatan : 1. Regulasi Perencanaan; 2. Konsistensi Proses Perencanaan; 3. Evaluasi Perencanaan. KONSEP PERENCANAAN  Transparan;  Partisipatif;  Akuntabel;  Inovatif. PENGUATAN PERENCANAAN OUTPUT /OUTCOMES 2 PEMBANGUNAN OPTIMAL DAN BERKUALITAS TINDAK LANJUT 1. Revisi KM no 31 tahun 2006 tentang Pedoman, Penyusunan dan Proses Perencanaan Perhubungan; 2. PM no 3 tahun 2014 tentang pedoman penyusunan RKA di lingkungan Kemenhub; 3. Standar Biaya Khusus Kemenhub; 4. E-planning; 5. E-performance; 6. Terbentuk Tim Percepatan penyelesaian Rencana Induk.
  • 3. MAKSUD DAN TUJUAN 3 MAKSUD (Pasal 2) Maksud ditetapkannya Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan ini adalah sebagai panduan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. TUJUAN (Pasal 3) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran yang : 1. Tertib, Efisien, Efektif, Ekonomis, Transparan, Partisipatif, Inovatif dan Akuntabel, memperhatikan Rasa Keadilan dan Kepatutan. 2. AMAN Untuk Semua Pihak yang Terkait.
  • 4. ACUAN DAN PENDEKATAN (Pasal 4) 4 ACUAN PENYUSUNAN RKA (Ayat 1) 1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN);. 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). 3. Rencana Strategis Kementerian. 4. Rencana Induk. 5. Sistem Transportasi Nasional yang dijabarkan dalam Tataran Transportasi Nasional, Tataran Transportasi Wilayah dan Tataran Transportasi Lokal. 6. Kebijakan Nasional yang ditetapkan oleh Presiden yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). 7. Aspirasi DPR-RI yang diusulkan pada saat Rapat Kerja dan/atau Rapat Dengar Pendapat yang telah memenuhi kriteria perencanaan. PENDEKATAN PENYUSUNAN RKA (Ayat 2) 1. Penganggaran Terpadu;. 2. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK). 3. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). 4. Pendekatan Bottom Up Planning dan Top Down Planning.
  • 5. PRIORITAS PENGALOKASIAN ANGGARAN (Pasal 6) 1. Mendukung pencapaian sasaran prioritas Pembangunan Nasional; 2. Pemenuhan kebutuhan anggaran operasional dasar : gaji, honorarium dan 5 tunjangan, operasional dan pemeliharaan perkantoran. 3. Penyediaan dana pendamping/local cost. 4. Kegiatan lanjutan/penyelesaian pembangunan. 5. Kegiatan kontrak tahun jamak/multiyears. 6. Pelayanan keperintisan. 7. Pembangunan fasilitas keselamatan transportasi. 8. Pertimbangan politis : pembangunan KTI, Daerah Rawan Bencana, Kawasan Tertinggal, Terdepan dan Terluar. 9. Pelaksanaan Inpres-Inpres dalam rangka percepatan pembangunan wilayah. 10. Pembangunan Sumber Daya Manusia. 11. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Inovasi Bidang Perhubungan melalui Penelitian dan Pengembangan. 12. Kegiatan pengawasan dan akuntabilitas bidang perhubungan.
  • 7. TIMELINE PENYUSUNAN RKA 7 Penyempurnaan & Penyampaian Kelengkapan Data Dukung Kegiatan ( ± 6 Bulan Kerja) PAGU Trilateral Meeting KEBUTUHAN Maret April ALOKASI ANGGARAN Nota Keuangan PAGU ANGGARAN Mei PAGU INDIKATIF Musren-bangnas (Bappenas, Kemenkeu, K/L dan Bappeda) Juli Penelitian /Reviu Agustus’ Penelaahan Alokasi Anggaran di DJA Oktober Sept Desember Batas Akhir Persetujuan DPR November Terbit DIPA Nov- Des Koordinasi di Pemerintah Propinsi Waktu Konsultasi dg DPR (Raker/RDP) Februari Juni Januari
  • 8. PEMBAHASAN TERPADU PENYUSUNAN PAGU KEBUTUHAN 1 3 4 Pembahasan Terpadu UPT/Satker/BUMN 2 Usulan Kegiatan Gubernur/Kadishub (Rakornis) Unit Eselon I 7 6 Rapat Pleno Kementerian Usulan Kegiatan Kab/Kota MENHUB dari Pagu Kebutuhan 8 MENKEU + KA-BAPPENAS Koordinasi awal 1. Tujuan : Menetapkan Pagu Kebutuhan Kemenhub. 2. Dipimpin Menteri Perhubungan, Dihadiri Eselon I dan Eselon II. 3. Dimungkinkan Penyesuian Thd Volume, Biaya & Lingkup Kegiatan. 4. Dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangan Eselon I, Rincian Diparaf Eselon II dan Karo Ren. Pagu Kebutuhan (Pasal 7-12) 5 Rapat Pleno Eselon I Yang Terlibat : 1. Biro Ren, (Koordinator); 2. Biro Keuangan; 3. Itjen; 4. Unit Kerja 1. Tujuan : Menetapkan Pagu Kebutuhan Unit Eselon I. 2. Dipimpin Pejabat Eselon I, Dihadiri Eselon II dan Eselon III. 3. Dituangkan dalam Berita Acara . Eselon I, 5. UPT/Satker, 6. BUMN. 7. Dituangkan dalam Berita Acara. Persyaratan Minimal : 1. Memenuhi Syarat Dibiayai APBN; 2. TOR (berisi Outcomes, Output, Aktifitas dan Input), sudah ditandatangani oleh Eselon II; 3. RAB; 4. Usulan Kegiatan Baru di-perlukan Penlok dari Menhub; Catatan : Kelengkapan data dukung lainnya paling lambat pada bulan April.
  • 9. PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN BERDASARKAN PAGU KEBUTUHAN (Pasal 7-12) 1. PEMRAKARSA (Pasal 7 Ayat 1-8) a. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT); b. Kepala Satuan Kerja/Direktur; c. Bupati/Walikota (dikoordinasikan oleh Gubernur); d. Gubernur; e. Direktur Utama Badan Usaha Milik Negara; f. Menteri dan Kepala Lembaga Non Kementerian lainnya; g. Masyarakat. 9
  • 10. HASIL PEMBAHASAN TERPADU (Pasal 10-12) 2. HASIL PEMBAHASAN TERPADU (Pasal 10-12) a. Dituangkan dalam Berita Acara pembahasan dan ditandatangani oleh Tim Pembahas. b. Penyusunan Pagu Kebutuhan dilakukan berdasarkan urutan skala prioritas. c. Dibahas dalam Rapat Pleno dipimpin oleh Eselon I dan dihadiri oleh Eselon II dan Eselon III dan dibuatkan Berita Acara. d. Seluruh hasil Pagu Kebutuhan Eselon I dibahas melalui Rapat Pleno dipimpin oleh Menteri Perhubungan dan/atau Sekretaris Jenderal, dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II. e. Dalam Rapat Pleno dimungkinkan terjadi penyesuaian/perubahan antara lain pada volume, biaya dan lingkup kegiatan. f. Rekapitulasi Pagu Kebutuhan dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani seluruh Pejabat Eselon I. Rincian kegiatan diparaf oleh Kepala Biro Perencanaan dan Sesitjen/Sesditjen/Sesbadan terkait dan Kepala Biro/Kepala Pusat/Ketua Mahpel/Sekretaris KNKT untuk Unit Kerja Sekretariat Jenderal. 10
  • 11. PENYUSUNAN PAGU INDIKATIF (Pasal 13-15) 1 2 3 Unit Eselon I 1. Sesditjen/Sesbadan/Karoren Menyiapkan Rancangan Rincian Kegiatan Berdasar Pagu Indikatif. 2. Dibahas dlm Forum Dipimpin Eselon I dihadiri Eselon II. 3. Hasil pembahasan dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangan Eselon I dan II. 4. Kegiatan sesuai Pagu Kebutuhan. 5. Diinformasikan kepada UPT/Satker. Trilateral Meeting MENHUB (c.q SESJEN) Rincian Kegiatan Sesuai Pagu Indikatif MUSRENBANGNAS MENKEU + KA-BAPPENAS 4 5 SB Ttg Pagu Indikatif 1. Unit Eselon I Menyiapkan Dokumen RENJA dan dikoordinasikan oleh Biro Perencanaan. 2. Hasil Trilateralmeeting Sebagai Masukan Untuk Penyusunan RKP. 3. Dimungkinkan Adanya Kegiatan New Initiative. 6 RKP Catatan : 1. Waktu : April-Mei. 2. Rincian Kegiatan Pagu Indikatif Harus Berdasar Skala Prioritas Kegiatan Pada Pagu Kebutuhan. 3. Bila Usulan Tidak Terdapat Pada Pagu Kebutuhan Harus Mendapat Persetujuan MENTERI.
  • 12. PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN BERDASARKAN PAGU INDIKATIF (Pasal 13-15) PENYUSUNAN PAGU INDIKATIF (Pasal 13) a. Berpedoman pada surat Pagu Indikatif yang ditetapkan Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas. b. Sesditjen/Sesbadan/Karoren Menyiapkan Rancangan Rincian Kegiatan Berdasar Pagu Indikatif. c. Dibahas dalam Forum Dipimpin Eselon I dihadiri Eselon II. d. Dituangkan dalam Berita Acara yg ditandatangani Eselon I dan II. e. Diinformasikan kepada UPT/Satker. f. Kegiatan Harus Terdapat Dalam Pagu Kebutuhan dan berdasarkan skala prioritas. Apabila tidak sesuai dengan Pagu Kebutuhan harus mendapat persetujuan Menteri melalui Sekretaris Jenderal. g. Dilaporkan Kepada Menteri Perhubungan Melalui Sekretariat Jenderal (c.q Biro Perencanaan). 12
  • 13. PENYUSUNAN DAN PENELITIAN PAGU ANGGARAN (Pasal 16-18) 1 2 3 4 Unit Eselon I Satker Eselon I ITJEN Biro Perencanaan 1. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA-K/L dengan Renja K/L dan RKP; 2. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA-K/ L dengan Pagu Anggaran K/L 3. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : penerapan SBM dan SBK, kesesuaian akun/jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN BLU, dan kontrak tahun jamak; 4. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L al : RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya; 5. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN. Pagu Anggaran K/L UPT/Satker dapat memberikan tanggapan atas penetapan Pagu Anggaran kepada Pejabat Eselon I terkait, Setjen (c.q Biro Ren), Itjen RKA-K/L Eselon I & dokumen pendukung 1. Meneliti. 2. Mengecek target kinerja (volume Ouput untuk masing2 Kegiatan). 3. Menyusun Daftar rincian alokasi pagu per satker. 4. Menyiapkan dokumen pendukung untuk Inisiative Baru /perubahan baseline : TOR/RAB dan dok. pendukung terkait lainnya.. 5. Rincian kegiatan dalam pagu anggaran wajib diinformasikan oleh Unit Eselon I kepada seluruh UPT/Satker di lingkungannya. Reviu RKA-K/ L Eselon I RKA-K/L Eselon I Kemkeu 5 6 CHP (Catatan Hasil Penelitian) Proses Penelitian 7 RKA-K/L Eselon I yg sdh diteliti & dok pendukung lengkap 8 Menteri c.q Sesjen DPR 9 Sebagai bahan konsultasi Catatan : 1. Pada Akhir Juli Aplikasi Data Komputer (ADK) RKA-K/L Harus di Upload di DJA Sebagai Lampiran Nota Keuangan; 2. Rincian Kegiatan Pagu Anggaran Harus Berdasar Skala Prioritas Kegiatan Pada Pagu Kebutuhan; 3. Bila Usulan Tidak Terdapat Pada Pagu Kebutuhan Harus Mendapat Persetujuan MENTERI.
  • 14. PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN, PELAKSANAAN PENELITIAN SERTA REVIU BERDASARKAN PAGU ANGGARAN (Pasal 16-18) PENYUSUNAN PAGU ANGGARAN (Pasal 16) 1. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris Badan dan Kepala Biro Perencanaan menyiapkan rancangan rincian kegiatan Pagu Anggaran bersama Eselon II dan UPT/Satker di lingkungan unit organisasi Eselon I. 2. Rancangan rincian kegiatan dalam Pagu Anggaran dibahas dalam forum yang dipimpin oleh Pejabat Eselon I sebagai penanggung jawab program dengan mengundang Unit Kerja Eselon II di lingkungannya. 3. Hasil pembahasan Pagu Anggaran dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II. 4. Pejabat Eselon I menyusun RKA Kementerian per program berdasarkan Pagu Anggaran yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dan Renja-K/L (Pagu Indikatif), RKP, standar biaya dan Kebijakan Pemerintah lainnya serta skala prioritas dari Pagu Kebutuhan. 5. Diinformasikan kepada UPT/Satker . 6. Kegiatan Harus Terdapat Dalam Pagu Kebutuhan, Apabila TIDAK harus mendapat persetujuan Menteri. 7. RKA beserta dokumen pendukungnya yang disusun menggunakan format aplikasi RKA-K/ L dan telah ditandatangani pejabat terkait, disampaikan oleh Pejabat Eselon I kepada : ITJEN untuk direviu dan Sekretaris Jenderal c.q. Biro Perencanaan untuk diteliti. 14
  • 15. Lanjutan … PENELITIAN SERTA REVIU (Pasal 17 - 18) 1. Reviu dan penelitian RKA dilakukan melalui verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran antara lain : a. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA dengan Renja K/L dan RKP; b. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA dengan Pagu Anggaran; c. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : penerapan SBM dan SBK, kesesuaian akun/jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN BLU, dan kontrak tahun jamak; d. Kelengkapan dokumen pendukung : RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya; e. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN. 2. RKA yang telah disempurnakan sesuai rekomendasi penelitian dan reviu serta ditandatangani oleh Pejabat Eselon I disampaikan kepada Menteri (dikoordinasikan Sesjen) selanjutnya digunakan Sebagai Bahan Konsultasi dengan DPR-RI serta disampaikan Kepada Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Sebagai Bahan Penelaahan. 15
  • 16. PENYUSUNAN DAN PENELITIAN ALOKASI ANGGARAN 1 2 Unit Eselon I 3 Setjen K/L ITJEN 7 Proses Penelitian Proses penelitian RKA untuk Alokasi Anggaran berlaku SAMA dengan penelitian RKA berdasarkan Pagu Anggaran Surat Menkeu Alokasi Anggaran Penyesuaian RKA-Satker Penyesuaian RKA-K/L Eselon I 1. Meneliti :  Penyesuaian total pagu dan rincian sumber dana.  alokasi angka dasar dan inisiatif baru.  Biaya Operasional dan Non Opr. 2. Mengecek penyesuaian target kinerja (volume Ouput untuk masing2 Kegiatan). 3. Menyusun daftar rincian penyesuaian alokasi pagu per satker :  Penyesuaian pagu dan sumber dana.  Penyesuaian target kinerja per Satker. 4. Menyiapkan dokumen pendukung : TOR/RAB dan dok. pendukung terkait lainnya. Satker Eselon I Penyesuaian RKA-K/L Eselon I Biro Perencanaan Penyesuaian RKA-K/L Eselon I Kemkeu 3 4 5 CHP (Catatan Hasil Penelitian) RKA-K/L berubah? Penyesuaian RKA-K/L Eselon I yg sdh diteliti & dok pndkng 6 Y T 8 Komisi DPR terkait Penyesuaian RKA-K/L yg telah diteliti (Pasal 20-21) 16
  • 17. PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BERDASARKAN ALOKASI ANGGARAN (Pasal 20-21) PENYUSUNAN ALOKASI ANGGARAN (Pasal 20 - 21) 1. Pejabat Eselon I menyusun rincian kegiatan berdasarkan Alokasi Anggaran yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan mengacu kepada Pagu Anggaran, melalui forum yang dipimpin oleh Pejabat Eselon I dengan mengundang Unit Kerja Eselon II di lingkungannya. 2. Rincian kegiatan dalam Alokasi Anggaran disampaikan kepada Menteri sebagai bahan pembahasan dengan DPR RI dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat yang hasilnya dipergunakan dalam penyesuaian RKA. 3. Hasil Pembahasan Dengan DPR RI adalah Rekapitulasi RKA Kementerian Per Program dan Per Fungsi ditandatangani Pimpinan DPR RI dan Menteri. 4. Perubahan-Perubahan Program RKA Hasil Pembahasan Dengan DPR-RI yang Telah Disesuaikan Oeh Unit Kerja Eselon I diteliti kembali oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan dan direviu kembali oleh Inspektorat Jenderal. 17
  • 18. PENELITIAN DAN REVIU ALOKASI ANGGARAN (Pasal 21 ) 1. Jadwal pelaksanaan penelitian dan Reviu disesuaikan dengan penerbitan Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi Anggaran; 2. Kegiatan yang tidak lengkap data dukungnya tetapi tetap diusulkan dalam RKA : a. akan diberikan catatan dalam DIPA bahwa anggaran dapat dicairkan apabila sudah lengkap data dukungnya; atau b. dimasukkan ke dalam output cadangan; c. kegiatan yang diberikan catatan dalam DIPA dan/atau masuk Output cadangan dapat direalokasi/direvisi untuk kegiatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. Rekapitulasi RKA Kementerian Per Program dan Per Fungsi yang ditandatangani Pimpinan DPR RI dan Menteri disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dan Menteri PPN/Kepala Bappenas c.q. Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Nasional dan dipergunakan sebagai acuan penelaahan dalam proses penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) oleh DJA. 18
  • 20. 1. Peraturan Menteri Keuangan No. 136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, Pasal 2 ayat 3 : Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan RKA-K/L beserta dokumen pendukungnya. 2. Pengalaman RKA Tahun 2014 : a. Alokasi Anggaran Rp. 40,370 Trilliun, catatan/blokir dari DJA sebesar Rp. 6,769 Trilliun (17%), Dengan Rincian : Output Cadangan Sebesar Rp. 3,5 Trilliun (9%) dan catatan halaman IV DIPA sebesar Rp. 3,248 Trilliun (8%). b. DAMPAKNYA : Daya Serap Rendah. Tgl 28 Oktober 2014, terealisasi sebesar 39.79% dari target penyerapan sebesar 58,95% 3. Kementerian Perhubungan Telah Berhasil Mendapat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari hasil Audit BPK Utk Laporan Keuangan Tahun 2013 Sehingga Harus DIPERTAHANKAN. 20 LATAR BELAKANG
  • 21. 1. Unit Kerja Eselon I Tidak Menyusun Skala Prioritas Kegiatan Pada Pagu Kebutuhan. 2. Tidak Memberikan Informasi Kepada UPT/Satker Setiap Perubahan Prioritas Kegiatan Dari Pagu Kebutuhan ke Pagu Indikatif, Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran . 3. Keterlambatan Pemenuhan Kelengkapan Data Dukung (Seharusnya Bulan April) Sehingga s.d Penelaahan di DJA Masih Terdapat Alokasi Anggaran Yang Masuk Catatan DIPA dan Output Cadangan Sebesar Rp. 7,793 Triliun (atau 17,34%) dari Total Alokasi Anggaran Sebesar Rp. 44,933 Triliun. 4. Penyampaian Secara Resmi Hasil Exercise Kegiatan Pada Pagu Indikatif, Pagu Anggaran dan Alokasi Anggaran Selalu Terlambat. 21 EVALUASI PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN No.3 TAHUN 2014 PADA PENYUSUNAN RKA 2015
  • 22. 34.73 T 44.95 T 48.24 T 55.64 T 59.26 T 17.90 T 23.32 T 33.90 T 35.93 T 36.06 T 15.56 T 20.02 T 29.59 T 31.73 T 14.35 T 70 60 50 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 *) PAGU KEBUTUHAN ALOKASI ANGGARAN REALISASI TRILLIUN *TAHUN 2014 REALISASI POSISI 28 OKTOBER 2014 39,79% 88,33% 87,28% 85,86% 86,96% 22 PERKEMBANGAN ANGGARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2010 - 2014
  • 23. HASIL PENELAAHAN RKA 2015 OLEH DJA Posisi : 8 Oktober 2014 Catatan : (Anggaran dalam Rp. Juta) Ditjen Perhubungan Laut terdapat dana tambahan sebesar Rp. 50 Miliar yang dimasukkan ke dalam Catatan Halaman IV DIPA oleh DJA dikarenakan harus dilakukan reviu dahulu oleh BPKP. 23 No. Unit Kerja Jumlah UPT/ Alokasi Anggaran Anggaran Terblokir (Catatan Hal. IV DIPA + Output Cadangan) % thd Total Alokasi Anggaran Satker Catatan Hal. IV Output Cadangan JUMLAH 1 Ditjen Phb. Darat 83 4.036.625 293.938 0 293.938 7,28% 2 Ditjen Phb. Laut 328 11.321.560 1.355.994 189.831 1.545.825 13,65% 3 Ditjen Phb. Udara 163 10.027.276 756.515 45.158 801.673 7,99% 4 Ditjen Perkeretaapian 21 14.358.968 5.087.300 o 5.087.300 35,43% 5 BPSDM Perhubungan 27 3.973.685 3.119 0 3.119 0,08% 6 Badan Litbang 5 228.259 10.739 0 10.739 4,70% 7 Setjen 10 887.222 50.561 0 50.561 5,70% 8 Itjen 1 100.312 0 0 0 0,00% JUMLAH 638 44.933.906 7.558.166 234.989 7.793.155 17,34%
  • 24. PENYEBAB KEKURANGAN DATA DUKUNG 1. Kerangka Acuan Kegiatan (TOR) belum ditandatangan Pejabat Eselon II terkait. 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) belum ditandatangan Pejabat Eselon III terkait. 3. Sebagian Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dari KPA belum ada. 4. Sebagian Layout Plan/Desain Belum ditandatangani Direktur Terkait. 5. Untuk usulan pembangunan prasarana baru, belum ada izin penetapan lokasi dari Menteri Perhubungan. 6. Rekomendasi dari Instansi Terkait Belum Ada (rekomendasi dari Dinas Pekerjaan Umum untuk Rehabilitasi Gedung, rekomendasi kepastian lahan dan jalan akses dari PEMDA). 7. Terdapat kegiatan dalam Pagu Anggaran yang tidak termasuk dalam Pagu Kebutuhan, sehingga diperlukan usulan dari Pejabat Eselon I. 8. Ada temuan ITJEN dan Permasalahan Hukum 24
  • 25. PERSIAPAN PENYUSUNAN RKA TAHUN 2016 A. Waktu Pelaksanaan : Februari - Maret 2015 B. Dilaksanakan di 5 kota, yaitu : 1. Medan : Provinsi Se-Sumatera; 2. Makassar : Provinsi Se-Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara; 3. Denpasar : Provinsi Bali dan Nusa Tenggara, Papua dan Papua Barat; 4. Surabaya : Provinsi Se-Jawa, Kalimantan; 5. Tugu - Puncak : Kantor Pusat. C. Tim Pembahas : Itjen, Biro Keuangan dan Perlengkapan, Unit Organisasi Eselon I, UPT/Satker, Pemerintah Provinsi dan BUMN. 25
  • 26. Lanjutan …  Persyaratan minimal pengusulan kegiatan anggaran tahun 2016 : 1. Memenuhi Syarat Untuk Dibiayai Dengan APBN. 2. Kerangka Acuan/Term Of Reference (TOR), ditandatangani oleh Eselon II; 3. TOR harus berisi informasi kinerja, meliputi : a. Manfaat/Hasil (Outcomes); b. Keluaran (Output) yang terukur; c. Rencana kegiatan (Aktifitas); d. dan Input Kegiatan. 4. Rencana Anggaran Belanja (RAB) ditandatangani sementara oleh Pemrakarsa/ Pengusul; 5. Usulan Kegiatan Baru (Prasarana) disertai Izin Penetapan Lokasi dari Menhub dan untuk (Sarana) disertai spesifikasi teknis yang telah disetujui Direktur Teknis Terkait; 6. Kelengkapan data dukung secara keseluruhan (PM 3 Tahun 2014 pasal 10 ayat 1) disampaikan paling lambat pada Bulan April; 7. Data dukung yang belum lengkap sampai Bulan April tidak dapat diakomodir. 26
  • 28. KONTRAK TAHUN JAMAK (MULTIYEARS CONTRACT)
  • 29. USULAN KONTRAK TAHUN JAMAK (Pasal 19 Ayat 1-5) 1 2 3 MENHUB Tembusan : Sesjen dan Karo Keuangan & Perlkp Unit Eselon I Kelengkapan Data Dukung 4 Biro Keuangan & Perlengkapan Mengkoordinasikan kelengkapan data dukung : 1. Justifikasi. 2. TOR . 3. RAB dengan Analisa Harga Satuan. 4. Spesifikasi Teknis : Gambar 5. Lingkup Kegiatan. 6. Time Schedule. 7. Alokasi Anggaran Per-Tahun. 8. Rekapitulasi kontrak tahun Jamak 9. Mengisi Format Multiyears 6 Desain, Unit Eselon I Terkait. Contract MENHUB Kelangkapan Data Dukung UPT/Satker Usulan Kegiatan 7 MENKEU 5 Proses Penelitian 1. Melakukan Evaluasi Kelengkapan data Dukung. 2. Melibatkan : Biro-Ren, Biro Hukum & Unit Eselon I Terkait. Kelengkapan Data Dukung Catatan : Kegiatan Yang Diusulkan Membutuhkan Waktu Pelaksanaan Lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran.
  • 30. 1. Justifikasi : alasan untuk dilakukan/dilaksanakan kontrak tahun yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon II terkait; 2. Kerangka Acuan Kerja/TOR yang telah ditandatangani Kepala Satker dan disetujui oleh Direktur terkait dan berisi penjelasan logis mengenai kegiatan yang menguraikan variabel 5 W+2 H (What, Why, Where, When, Who, How dan How Much). 3. Rencana Anggaran Biaya/RAB yang ditandatangani oleh KPA dan disetujui Pejabat Eselon III Terkait. 4. Analisa Harga Satuan dan Referensi Harga Satuan. 5. Gambar/design (spesifikasi teknis) secara menyeluruh. 6. Lingkup Kegiatan (Scope of work) secara keseluruhan pekerjaan. 7. Time schedule per tahun anggaran dan menyeluruh. 8. Alokasi dana dan RKA-KL pada masing-masing tahun yang diusulkan untuk multiyears. 9. Rekapitulasi kontrak multiyears dari Unit Organisasi Eselon I terkait. 10. Konsep isian format multiyears contract. 30 KELENGKAPAN DATA DUKUNG USULAN KONTRAK TAHUN JAMAK (Pasal 19 Ayat 3)
  • 31. DIPA, PERTANGGUNG JAWABAN DAN E-PLANNING
  • 32. MEKANSIME (Pasal 22) 1. Mekanisme Penyusunan DIPA mengacu pada ketentuan yang diatur oleh Menteri Keuangan; 2. Dalam rangka penyusunan DIPA Induk, Menteri selaku Pengguna Anggaran menunjuk Pejabat Eselon I terkait sebagai pejabat penandatangan DIPA Induk. PERTANGGUNG JAWABAN (Pasal 23) Pertanggungjawaban pelaksanaan penyusunan RKA dan DIPA Kementerian dilaksanakan secara berjenjang kepada atasan langsung. . e – PLANNING (Pasal 24) Dalam rangka mengoptimalkan transparansi dan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi maka proses penyusunan RKA Kementerian Perhubungan secara bertahap diarahkan melalui proses e-planning. . 32 DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA)
  • 34. 1. APBN-P Kementerian Perhubungan disusun setelah terbit Surat Menteri Keuangan tentang APBN-P. 2. Program/kegiatan yang dapat diusulkan dalam APBN-P adalah Program/kegiatan yang ada di dalam Pagu Kebutuhan dan sudah masuk pada catatan dalam Trilateral Meeting serta memenuhi kriteria yang diatur dalam Surat Menteri Keuangan tentang APBN-P. 3. Usulan program/kegiatan di luar yang ada di Pagu Kebutuhan dapat diusulkan setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri. 4. Usulan program/kegiatan dalam APBN-P diusulkan oleh Pejabat Eselon I kepada Menteri dengan tembusan Sekretaris Jenderal. 5. Sekretaris Jenderal a.n Menteri Mengusulkan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas setelah mendapatkan persetujuan dari DPR-RI. 34 KETENTUAN-KETENTUAN DALAM APBN-P (Pasal 25 Ayat 1-4)