SlideShare a Scribd company logo
BLOK 5: ENDOKRIN DAN METABOLISME
1. Pendahuluan
Blok endokrin dan metabolisme adalah blok yang mempelajari tentang sistem
endokrin dan proses metabolisme normal dalam tubuh. Kedua hal ini saling terkait
yakni proses metabolisme berjalan dengan normal jika sistem endokrin berfungsi
dengan baik, sementara sistem endokrin akan berfungsi dengan baik jika metabolisme
zat-zat gizi berlangsung dengan baik. Blok ini direncanakan dilaksanakan selama 5
minggu, dengan 4 minggu masa aktif dan 1 minggu ujian.
Dalam blok ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip ilmu biomedik yang berkaitan dengan sistem endokrin dan proses
metabolisme, mampu melakukan pemeriksaan laboratorium dasar yang terkait dengan
fungsi-fungsi sistem endokrin dan metabolisme, memperoleh keterampilan klinis
anamnesis dan pemeriksaan fisik khususnya regio kepala leher, memanfaatkan
informasi kesehatan yang terkait dengan praktek kedokteran, serta mawas diri dan
mengembangkan diri.
Blok ini akan dipelajari dengan mengunakan strategi kuliah kelas besar,
tutorial kelompok membahas serangkaian skenario, praktikum di laboratorium yang
sifatnya mempertegas konsep atau teori, praktek keterampilan klinis dan laboratoris,
praktek keterampilan komputer dan belajar mandiri. Blok ini akan erat kaitannya
dengan blok di fase kedua yaitu ketika membicarakan tentang keluhan yang terkait
sistem endokrin dan metabolisme ataupun blok-blok lain. Sebagai contoh blok yang
membahas keluhan kulit kuning maka akan menggunakan dasar-dasar metabolisme
porfirin di sini.
2. Tujuan Blok
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur anatomi kelenjar
epififisis, hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pankreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gambaran histologis kelenjar
hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pankreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
1
3. Mahasiswa mampu menjelaskan embriologi kelenjar epififisis,
hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan biosintesis, sekresi dan
metabolisme hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar
hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme kerja biokimiawi
hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid,
paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan efek fisiologis hormon-
hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid,
paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis terhadap fungsi
fisiologis tubuh
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan metabolisme karbohidrat,
lipid, protein, porfirin, purin dan pirimidin
8. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan gula darah, reduksi urin, protein
urin, dan fungsi empedu
9. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan gula darah, reduksi
urin, protein urin, dan fungi empedu
10. Mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur anatomi organ-organ sistem
endokrin
11. Mahasiswa mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik regio kepala
leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea, inspeksi oral, dan pemeriksaan
kelenjar saliva.
12. Mahasiswa mampu melakukan penyusunan diet normal
13. Mahasiswa mampu mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi dan
database kesehatan dalam praktek kedokteran secara efisien, membuat situs
Web dan e-mail.
14. Mahasiswa mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi
dan evidence dalam penanganan pasien.
3. Topik yang relevan
A. BIOLOGI
2
• Embriologi kelenjar epifisis, hipofisis, hipotalamus, tiroid, paratiroid,
pankreas, adrenal
B. ANATOMI :
• Struktur anatomi hipotalamus, kelenjar hipofisis
• Struktur anatomi kelenjar tiroid
• Struktur anatomi kelenjar paratiroid
• Struktur anatomi kelenjar pancreas
• Struktur anatomi kelenjar suprarenal termasuk vaskularisasi dan
inervasi
C. HISTOLOGI
• Struktur histologi kelenjar hipofisis
• Struktur histologi kelenjar tiroid
• Struktur histologi kelenjar paratiroid
• Struktur histologi kelenjar pancreas
• Struktur histologi kelenjar suprarenal
D. BIOKIMIA
• Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar hipofisis
• Mekanisme kerja hormon kelenjar hipofisis
• Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar tiroid
• Mekanisme kerja hormon kelenjar tiroid
• Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar paratiroid
• Mekanisme kerja hormon kelenjar paratiroid
• Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar pancreas
• Mekanisme kerja hormon kelenjar pankreas
• Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar suprarenal
• Mekanisme kerja hormon kelenjar suprarenal
• Metabolisme karbohidrat
• Metabolisme lipid
• Metabolisme protein
• Metabolisme purin pirimidin
• Metabolisme porfirin
3
E. FISIOLOGI
• Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar hipofisis
• Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar tiroid
• Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar paratiroid terutama
terhadap konsentrasi kalsium
• Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar pankreas
• Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar suprarenal
F. TEKNOLOGI INFORMASI
• Informasi dan database kesehatan
• Web dan e-mail
4. Pohon Topik
4
ENDOKRIN
Kelenjar
pancreas
Kelenjar
suprarenal
Kelenjar
hipofisis
Kelenjar tiroid
dan paratiroid
METABOLISME
KARBOHIDRAT,
LIPID DAN
PROTEIN
METABOLISME
PURIN PIRIMIDIN
PORFIRIN
Embriologi
kelenjar
endokrin
5. Metode Pembelajaran
1. Kuliah
Kuliah akan diberikan oleh masing-masing dosen yang berkompeten dengan
waktu maksimal 2 x 50 menit/kali pertemuan. Kuliah merupakan pengantar
dari materi-materi yang ada di dalam blok. Pada saat kuliah diharapkan terjadi
pembicaraan 2 arah antara mahasiswa dan dosen. Dosen diharapkan
menggunakan metode-metode perkuliahan efektif yang telah diperoleh pada
waktu pelatihan, sehingga dosen tidak mendominasi kelas. Pendalaman materi
akan diperoleh mahasiswa melalui tutorial dan belajar mandiri. Adapun materi
kuliah yang akan diberikan meliputi :
A. Anatomi : Struktur anatomi organ endokrin kelenjar hipofisis-
hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis.
B. Fisiologi :
1. Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar hipofisis-hipotalamus
dan hormon tiroid
2. Efek fisiologis dan regulasi hormon pancreas
3. Efek fisiologis dan regulasi hormon adrenal dan suprarenal
4. Efek fisiologis dan regulasi hormon paratiroid dan kalsitonin
C. Biokimia:
1. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar hipofisis-hipotalamus
2. Biosintesis, sekresi metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar tiroid
3. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar pankreas
4. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar adrenal dan suprarenal
5. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon
kelenjar paratiroid dan kalsitonin
6. Metabolisme karbohidrat
5
7. Metabolisme lipid
8. Metabolisme protein
9. Metabolisme purin dan pirimidin
10. Metabolisme porfirin
D. Histologi: Struktur histologis organ endokrin kelenjar epifisis, hipofisis-
hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis.
E. Biologi : embriologi kelenjar epifisis, hipofisis/hipotalamus, tiroid,
paratiroid, pankreas, adrenal dan suprarenal
F. TI : Pemanfaatan informasi dan data base kesehatan, pembuatan situs
Web dan e-mail
2. Praktikum
Pada blok ini akan dilakukan kegiatan praktikum yang bertujuan (1)
memperkuat teori yang diberikan dan atau (2) melatih keterampilan untuk
pemeriksaan parameter-parameter yang ada dalam sistem endokrin dan
metabolisme. Praktikum akan dilangsungkan di laboratorium terkait dengan
waktu maksimal 3 x 50 menit/kalipraktikum melalui praktek langsung maupun
hanya demonstrasi. Materi praktikum yang harus diikuti mahasiswa meliputi :
A. Anatomi : organ endokrin kelenjar hipofisis/ hipotalamus, tiroid,
paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis.
B. Histologi : organ endokrin kelenjar hipofisis/ hipotalamus, tiroid,
paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis.
C. Biokimia : Pemeriksaan gula darah, protein urin dan reduksi urin (untuk
melatih keterampilan melakukan pemeriksaan parameter tersebut),
fungsi empedu
D. Biologi : Demo tentang embriologi kelenjar endokrin kelenjar
hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis.
E. IT : Mencari informasi dan data base kesehatan, membuat situs
Web dan e-mail
6
3. Praktek Keterampilan
Praktek keterampilan meliputi komunikasi, keterampilan pemeriksaan klinik,
keterampilan komputer, keterampilan mengambil keputusan berdasarkan data
evidence base untuk kepentingan pasien. Praktek keterampilan ini dilakukan di
laboratorium keterampilan (Skill Lab) dan laboratorium komputer dengan
waktu maksimal 3 x 50 menit/kali praktek.
Materi keterampilan yang harus dikuasai mahasiswa pada blok ini meliputi :
A. Anamnesis regio kepala leher.
B. Pemeriksaan fisik regio kepala leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea,
inspeksi oral, dan pemeriksaan kelenjar saliva.
C. Menyusun program diet normal
4. Tutorial BBM
Pada blok ini akan dilakukan tutorial setiap minggu untuk membahas 1
skenario/minggu. Tutorial ditujukan untuk melatih mahasiswa menganalisa
permasalahan dan membahas permasalahan tersebut berdasarkan teori-teori
yang dapat diperoleh dari kuliah, buku teks, dan jurnal-jurnal ilmiah.
Mahasiswa akan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan 1 orang
tutor/kelompok. Satu skenario akan didiskusikan dalam 2 kali tutorial/minggu.
Metode yang digunakan dalam tutorial adalah seven jumps yaitu tutorial
pertama untuk langkah 1-5 dan tutorial kedua untuk langkah ke 7. Di antara
tutorial 1 dengan 2 ada jeda waktu yang digunakan mahasiswa untuk belajar
mandiri mencari penjelasan terkait sasaran belajar yang telah ditetapkan pada
tutorial pertama.
Skenario yang akan didiskusikan :
Skenario 1 : Mengapa ada benjolan dileherku...?
Skenario 2 : Kok loyo Mas.....?
Skenario 3 : Takut ada anjing....!
Skenario 4 : Mengapa kencingku bau tidak enak....?
5. Mandiri
7
Strategi belajar penting lainnya yang digunakan pada blok ini adalah belajar
mandiri. Tujuan dari belajar mandiri adalah memperdalam materi yang
diberikan pada saat perkuliahan, mencari penjelasan untuk menjawab sasaran
belajar yang ditetapkan pada saat tutorial, mempelajari materi-materi yang
tidak diberikan pada saat perkuliahan namun terkait dengan tujuan blok serta
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Untuk belajar mandiri
disediakan waktu 3 x 50 menit setiap harinya dan harus benar-benar
digunakan oleh mahasiswa. Belajar mandiri dapat dilakukan di perpustakaan,
di ruang internet, di rumah dan tempat lain baik secara perorangan maupun
kelompok.
6. Sistem Penilaian
A. Bentuk ujian
Ujian teori dalam bentuk ujian tulis sedangkan praktek keterampilan dalam
bentuk ujian praktek (OSCE).
B. Bentuk soal
Soal ujian teori dibuat dengan tipe Multiple Choice Question (MCQ). Soal
dibuat berdasarkan cetak biru yang telah ditetapkan dengan mengacu pada
standar pembuatan soal.
C. Komponen Penilaian
Semua kegiatan dalam komponen penilaian ini harus ditempuh oleh
mahasiswa. Untuk memberikan nilai akhir pada blok ini ada beberapa
komponen penilaian yaitu :
1. Sumatif (memiliki prosentase dalam nilai akhir) terdiri atas:
a. Ujian tulis : 30 %
b. OSCE : Keterampilan klinik dan laboratorium : 30 %
Keterampilan TI : 10%
c. Tutorial : dinilai dari knowledge mahasiswa (20%)
d. Mandiri : dinilai dari tugas-tugas mandiri yang dikerjakan 10%
2. Formatif (tidak memiliki prosentase dalam nilai akhir namun dapat menjadi
prasyarat mengikuti ujian tulis), terdiri atas :
a. Tutorial meliputi nilai kehadiran dan keaktifan. Kehadiran tutorial
<100% tanpa alasan jelas tidak diperkenankan mengikuti ujian tulis.
8
b. Praktikum: menjadi prasyarat mengikuti ujian tulis. Apabila nilai ujian
praktikum di bagian < 60 maka tidak diperkenankan mengikuti ujian
tulis sampai dinyatakan bebas oleh bagian
c. Etika : menjadi prasyarat mengikuti ujian tulis dan OSCE
D. Standar Penilaian
Pada blok ini menggunakan standar penilaian yang telah ditetapkan oleh
Fakultas (tabel 1)
Tabel 1. Standar penilaian yang digunakan pada blok Sistem Endokrin dan
Metabolisme
Nilai Angka Nilai Huruf Konversi IP
≥ 80 A 4
75,00 - 79,99 B+ 3,5
70,00 - 74,99 B 3
65,00 - 69,99 C+ 2,5
60,00 - 64,99 C 2
55,00 - 59,99 D+ 1,5
50,00 - 54,99 D 1
<50,00 E 0
E. Cetak Biru Soal Ujian Tulis
Semua soal ujian tulis yang diujikan pada blok ini harus berdasarkan pada
cetak biru soal ujian yang disusun berdasarkan tujuan belajar blok sistem endokrin
dan metabolisme.
Tabel 2. Blueprint soal ujian teori
Sasaran Belajar Jumlah
soal
Bagian
Anatomi Histologi Fisiologi Biokimia biologi
struktur anatomi
kelenjar
hipofisis/hipotalamus,
tiroid, paratiroid,
pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
5 5
gambaran histologis
kelenjar
hipofisis/hipotalamus,
tiroid, paratiroid,
pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
5 5
biosintesis, sekresi dan
metabolisme hormon-
hormon yang
20 20
9
disekresikan oleh
kelenjar
hipofisis/hipotalamus,
tiroid, paratiroid,
pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
mekanisme kerja
biokimiawi hormon-
hormon yang
disekresikan oleh
kelenjar
hipofisis/hipotalamus,
tiroid, paratiroid,
pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
10 10
efek fisiologis
hormon-hormon yang
disekresikan oleh
kelenjar
hipofisis/hipotalamus,
tiroid, paratiroid,
pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
terhadap fungsi
fisiologis tubuh
20 20
Embriologi kelenjar-
kelenjar endokrin
hipofisis/hipotalamus,
tiroid, paratiroid,
pancreas dan kelenjar
adrenal/suprarenalis
10
metabolisme
karbohidrat, lipid,
protein, porfirin,
purin dan pirimidin
25 25
interpretasikan hasil
pemeriksaan gula
darah, reduksi urin,
protein urin, dan fungi
empedu.
5 5
TOTAL 100 5 5 20 60 10
7. TIM BLOK :
- dr. Ida Yuliana (Koordinator)
- dr. Edyson, M.Kes
- dr. Asnawati
- dr. Rahmiati, M.Kes
10
11
8. Kontributor
- Bagian Anatomi
- Bagian Fisiologi
- Bagian Biokimia
- Bagian Histologi
- Bagian Biologi
- TI
- MEU
9. DOSEN, INSTRUKTUR, TUTOR DAN ASISTEN
- dr. Ahmad Husairi, M.Ag
- dr. Didik Dwi Sanyoto, M.Kes
- dr. Oski Illiandri
- dr. Edyson, M.Kes
- dr. Asnawati
- dr. Fakhrurrazy, M.Kes
- dr. Huldani
- dr. Siti Kaidah
- dr. Syamsul Arifin
- dr. Lena Rosida, M.Kes
- dr. Triawanti, M.Kes
- Drs. Eko Suhartono, M.Si
- Dra. Fujiati, M.Si
- dr. Mashuri
- Roselina S.Si. M.Bio Med
10. Rererensi
1. Gardner et al. 1963. Anatomy: A regional study of human structure. 2nd
ed.
12
WB.Saunders, Philadelphia.
2. Williams, PT et al., 1989. Gray’s Anatomy 37th
ed. Churchill Livingston, London.
3. Woodburne, RT., 1978. Essential of Human Anatomy 6th
ed. Oxford University
Press, London.
4. Murray RK, Granner DK, Mates PA, Rodwell VW. Biokimia Harper, Edisi ke-24.
Alih bahasa: Hartono A, Santoso AH, editor. Jakarta: EGC, 1999:199-210
5. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah
Pendekatan Klinis. Alih bahasa: Pendit BU, Suyono J, Sadikin V, Mandera LI,
editor. Jakarta: EGC, 2000
6. Mc Gilvery RW, Goldstein GW. Biokimia: Suatu Pendekatan Fungsional, Edisi
Ketiga. Alih bahasa: Sumarno TM (koordinator), Suryohusodo P, editor.
Surabaya: Airlangga University, 1996
7. Montgomery R, Conway TW, Spector AA. Biokimia Berorientasi pada Kasus
Klinik. Alih bahasa: Staf Pengajar FKUI. Jakarta: Bina Rupa Akasara, 1993
8. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology 10th
Edition. Philadelphia:
WB Saunders, 2000
9. Ganong WF. Review of Medical Physiology 19th
Edition. Connecticut: Appleton
& Lange Stanford, 2001
10. Fox IS. Human Physiology 6th
Edition. Iowa: WB Communication, 1999
11. Vander AJ, Sherman JH, Luciano DS. Human Physiology 8th
Edition. Newyork:
McGraw-Hill Book co, 2001
12. Despopoulus A, Silbernagi S. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Edisi keempat.
Alih bahasa: Handoyo Y. Jakarta: Hipokrates, 2000
13
11. Jadwal Kegiatan
MINGGU I
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
08.00-09.00 Overview Blok 4 Kuliah Biologi :
Embriologi
Kelenjar endokrin
(tiroid,hipofise/hipot
alamus, adrenal, &
pankreas
Kuliah Histologi
Endokrin oleh
dr.Syamsul Arifin
Struktur histologis
Pancreas, tiroid,
paratiroid, hipofisis,
adrenal
Pemberian tugas
kuliah Histologi
Kuliah Biokimia :
Biosintesis, sekresi,
metabolisme dan
mekanisme kerja
hormon hipofisis
dan tiroid
-
MKDU
09.00-10.00
BBM S1/T1 BBM S1/T2
10.00-11.00 - -
11.00-12.00 -
Praktikum Biologi
(tim dosen)
Praktikum Histologi
Organ Endokrin
(tim dosen)
Kuliah Fisiologi
Efek hormon
hipofisis dan
hormon tiroid
Pemberian tugas
kuliah Fisiologi
-
12.00-13.00 Kuliah Anatomi
struktur anatomi
kelenjar-kelenjar
endokrin oleh dr.
Didik :
(tiroid,hipofise/hipot
alamus, adrenal, &
pankreas
Pemberian tugas
kuliah Anatomi
- Belajar mandiri
13.00-14.00 Belajar mandiri Belajar mandiri -
14.00-15.00 Belajar mandiri Praktikum Anatomi
Organ Endokrin
(tim dosen)
15.00-16.00 -
16.00-17.00 - - -
JADWAL TERSTRUKTUR : KULIAH ANATOMI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM TUTORIAL 2 X PERTEMUAN : 4 JAM
KULIAH FISIOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM BELAJAR MANDIRI : 12 JAM
KULIAH BIOKIMIA : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM OVERVIEW : 1 JAM
14
KULIAH HISTOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM PRAKTIKUM : 9 JAM
KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM TOTAL JAM/MINGGU : 38 JAM
KULIAH BIOLOGI : 2 X 50 MENIT/2 JAM
MINGGU II
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU
08.00-09.00 - Kuliah Biokimia oleh
Drs. Eko Suhartono,
M.Si
Metabolisme
karbohidrat
Pemberian tugas
kuliah Biokimia
Kuliah Biokimia :
biosintesis, sekresi,
metabolisme dan
mekanisme kerja
hormon kelenjar
pankreas
Kuliah Fisiologi
Endokrin
Mekanisme kerja
hormon kelenjar
pankreas
Pemberian tugas
kuliah Fisiologi
-
MKDU
09.00-10.00
BBM S2/T1 BBM S2/T210.00-11.00 - - -
11.00-12.00 Praktek
keterampilan
anamnesis
regio kepala leher
(shift 1 dilanjutkan
2)
Praktikum Biokimia
PEMERIKSAAN
GULA DARAH,
PROTEIN URINE,
REDUKSI URIN
( shift 1 dan 2)
Praktek keterampilan
TI : mencari
informasi dan
database
kesehatan(shift 1
dilanjutkan shift 2)
Responsi Praktek
keterampilan
anamnesis regio leher
dan kepala (shift 1
dilanjutkan shift 2)
-
-
12.00-13.00 -
13.00-14.00 - Belajar mandiri
14.00-15.00 Belajar mandiri
15.00-16.00
16.00-17.00 -
17.00-18.00 Belajar mandiri Belajar mandiri Belajar mandiri Belajar mandiri - -
JADWAL TERSTRUKTUR : KULIAH BIOKIMIA : 4 X 50 MENIT/ 8 JAM
KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM
KULIAH FISIOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM
PRAKTIKUM BIOKIMIA : 3 JAM
TUTORIAL 2 x PERTEMUAN : 4 JAM
KMBD I : 6 JAM
BELAJAR MANDIRI : 10 JAM
TOTAL JAM / MINGGU : 35 JAM
15
MINGGU III
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
08.00-09.00 - Kuliah biokimia:
biosintesis, sekresi,
metablisme dan
mekanisme kerja
hormon suprarenal
Kuliah fisiologi: efek
fisiologis hormon
suprarenal
Kuliah Biokimia :
Metabolisme Lipid
- MKDU
09.00-10.00 BBM S3/T1 BBM S3/T2
10.00-11.00 - - -
11.00-12.00 - - Kuliah Biokimia :
metabolisme porfirin
- -
12.00-13.00 Praktek keterampilan
Pemeriksaan fisik :
regio kepala leher,
pemeriksaan tiroid,
palpasi trachea,
inspeksi oral, dan
pemeriksaan kelenjar
saliva (SHIFT 1)
Praktikum IT desain
web site & email
Praktek keterampilan
Pemeriksaan fisik :
regio kepala leher,
pemeriksaan tiroid,
palpasi trachea,
inspeksi oral, dan
pemeriksaan kelenjar
saliva (SHIFT 1)
- -
13.00-14.00 - - -
14.00-15.00 Simulasi Praktek
menyusun diet
normal
15.00-16.00 Praktek keterampilan
Pemeriksaan fisik :
regio kepala leher,
pemeriksaan tiroid,
palpasi trachea,
inspeksi oral, dan
pemeriksaan kelenjar
saliva (SHIFT 2)
Belajar mandiri Belajar mandiri Praktek keterampilan
Pemeriksaan fisik :
regio kepala leher,
pemeriksaan tiroid,
palpasi trachea,
inspeksi oral, dan
pemeriksaan kelenjar
saliva (SHIFT 2)
Belajar mandiri
16.00-17.00
17.00-18.00
-
16
JADWAL TERSTRUKTUR : KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM KMBD II : 9 JAM
KULIAH BIOKIMIA : 6 X 50 MENIT/ 6 JAM BELAJAR MANDIRI : 9 JAM
KULIAH FISIOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM TOTAL JAM / MINGGU : 37 JAM
PRAKTIKUM IT : 3 X 50 MENIT/ 3 JAM
TUTORIAL 2 x PERTEMUAN : 4 JAM
MINGGU IV
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
08.00-09.00 - Kuliah biokimia :
metabolisme asam
amino dan protein
Kuliah biokimia :
biosintesis, sekresi,
metabolisme dan
mekanisme kerja
hormon paratiroid
dan kalsitonin
Kuliah fisiologi :
efek hormon
paratiroid dan
kalsitonin
- MKDU
09.00-10.00 BBM S4/T1 BBM S4/T2
10.00-11.00 - - -
11.00-12.00 - - - Kuliah biokimia :
metabolisme purin
pirimidin
-
12.00-13.00 Responsi
keterampilan klinik
pemeriksaan fisik
regio kepala leher
(shift 1)
Praktek latihan
mengambil
keputusan yang tepat
berdasarkan
informasi dan
evidence (role play)
Ujian praktikum
biologi
13.00-14.00 - - -
14.00-15.00 - Ujian praktikum
histologi
Ujian praktikum
anatomi15.00-16.00 Responsi
keterampilan klinik
pemeriksaan fisik
regio kepala leher
(shift 1)
Belajar mandiri Belajar mandiri
16.00-17.00 -
17.00-18.00
JADWAL TERSTRUKTUR : KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM
KULIAH BIOKIMIA : 6 X 50 MENIT/ 6 JAM
17
KULIAH FISIOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM
PRAKTIKUM IT (REVIEW) : 3 X 50 MENIT/ 3 JAM
PRAKTIKUM LAB (REVIEW) : 9 X 50 MENIT/9 JAM
TUTORIAL 2 x PERTEMUAN : 4 JAM
SKILL LAB : 6 JAM
BELAJAR MANDIRI : 6 JAM
TOTAL JAM / MINGGU : 40 JAM
MINGGU V
JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
08.00-09.00 DISKUSI PANEL
TEMU PAKAR
(jika diminta oleh
mahasiswa)
Ujian Praktikum
Biokimia
Pemeriksaan gula
darah, protein urin,
reduksi urin
Tim dosen Biokimia
OSCE -
UJIAN TEORI
BLOK MKDU
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00 - - - - -
12.00-13.00 - - - -
13.00-14.00 - - - -
14.00-15.00 - - - -
15.00-16.00 - - - - -
16.00-17.00 - - - - -
17.00-18.00 - - - - - -
JADWAL TERSTRUKTUR : DISKUSI PANEL : 2 JAM
OSCE : 3 JAM
UJIAN TEORI BLOK : 2 JAM
UJIAN PRAKTIKUM
- ANATOMI DAN HISTOLOGI: 3 JAM
- BIOKIMIA : 3 JAM
- BIOLOGI : 3 JAM
- IT : 3 JAM
18
19
12. EVALUASI BLOK
Keberhasilan proses pembelajaran blok ini akan dilihat berdasarkan indikator
pada tabel 3.
Tabel 3. Indikator keberhasilan blok
Indikator Alat ukur Target
Kehadiran mahasiswa DHMD Kuliah > 80%
Tutorial, praktikum, skill
lab : 100%
Kehadiran tutor dan
instruktur
Daftar hadir dosen 100%
Tingkat kelulusan DPNA 100%
Kualitas kelulusan DPNA IP Blok >2,75
BAB II
20
MODUL SKENARIO DAN DASAR TEORI
Sasaran Belajar Skenario 1.
1. Menjelaskan struktur anatomi kelenjar tiroid (Anatomi).
2. Menjelaskan gambaran histologis tiroid (Histologi).
3. Menjelaskan efek (fisiologis) dan regulasi hormon tiroid (Fisiologi).
4. Menjelaskan biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon tiroid
(Biokimia)
5. menjelaskan mekanisme kerja hormon tiroid (Biokimia)
6. Menjelaskan peran hormon tiroid dalam metabolisme karbohidrat dan
lipid (Biokimia).
7. menjelaskan hubungan antara kebutuhan iodium dengan hormon tiroid
(Gizi dan Biokimia)
Skenario 1.
Gambar Kelenjar Tiroid dan Garam Yodium
21
Problem Tree Skenario 1.
?
Kelenjar Tiroid
Anatomi,
Histologi kelenjar
Tiroid
Biokimia :
Biosintesis, sekresi, metabolisme
dan mekanisme aksi hormon
tiroid
Benjolan di leher
Gizi : fungsi
iodium
22
Pertanyaan yang harus muncul dalam diskusi :
1. Organ apa yang ada di leher ?
2. Mengapa organ di leher tersebut ikut bergerak jika menelan
3. Bagaimana struktur anatomi dan histologi organ tersebut
4. Apa fungsi organ tersebut
5. Bagaimana organ tersebut dapat berfungsi
6. Apakah organ tersebut menghasilkan sesuatu
7. Bagaimana cara organ tersebut bekerja
8. Apa fungsi zat yang dihasilkan oleh organ tersebut
9. Bagaimana pengaruh zat yang dihasilkan organ tersebut terhadap
metabolisme tubuh
10. Apakah fungsi organ tersebut dipengaruhi oleh sesuatu?
Overview Dasar Teori
A. Anatomi Leher dan kelenjar tiroid
Fisiologi : efek fisiologis dan regulasi
Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3)
23
B. Gambaran Histologis kelenjar tiroid
Secara histoanatomi kelenjar tiroid :
• Berada di leher anterior larynx, terdiri 2 lobus di hubungkan oleh isthmus.
• Tersusun atas folikel-folikel thyroid (Gambar 52)
- Dibatasi epitel simplex cuboideum
- Dikelilingi oleh membrana basalis yang tipis & jaringan ikat retikuler
- Sel folikel (ukuran 50 um – 1 mm), pipih ( tak aktif), kolumner (aktif)
• Diantara sel folikel ditemukan sel parafolikuler=sel C (ukurannya lebih besar
dari sel folikuler)
24
Gambar 1. Struktur follikel glandula thyroidea
HISTOGENESIS
Kelenjar tiroid berkembang mulai minggu ke –4 kehidupan fetal dengan
membentuk endoderm di medial.
HISTOFISIOLOGI
Sel folikel tiroid mensekresi hormon tiroksin, yang berfungsi :
- meningkatkan ratio basal metabolisme
- meningkatkan absorpsi KH dari usus
- Pertumbuhan badan
- Perkembangan sistem saraf (fetal)
Sel parafolikuler mensekresi calsitonin, yang berfungsi : untuk menurunkan
calsium darah dengan menghambat reabsorpsi oleh tulang.
C. Biokimiawi Hormon
Di dalam tubuh manusia dijumpai 2 macam kelenjar, masing-masing
sebagai (1) kelenjar eksokrin, yang mengeluarkan sekretnya melalui suatu saluran
dan (2) kelenjar endokrin, yang mengeluarkan sekretnya langsung dicurahkan ke
dalam sirkulasi darah. Sekret dari kelenjar endokrin ini yang dinamakan hormon.
Tempat hormon bekerja dinamakan sel target, yang dapat berupa sel jaringan
tubuh tertentu atau sel dari suatu kelenjar lainnya.
Mekanisme kerja hormon. Pada umumnya cara kerja hormon dapat
berupa :
1. menginduksi sintesis enzim transkripsi-transiasi pada tingkat inti
25
2. merangsang sintesis enzim pada tingkat ribosom
3. mempengaruhi aktivitas enzim secara langsung
4. berhubungan dengan transportasi spesifik zat yang melintas
membran
5. meningkatkan aktivitas adenilat siklase membran
Terdapat 5 faktor pengatur kerja hormon didalam tubuh yakni :
1. kecepatan sintesis dan sekresi hormon oleh dan dari kelenjar
pembentuknya
2. sistem transpor spesifik yang ada dalam plasma darah
3. reseptor spesifik yang ada dalam sitosol dan membran sel target
4. kadang-kadang memerlukan perubahan ke dalam bentuk yang lebih aktif
5. degradasi terakhir terutama yang berlangsung di hati atau ginjal
Kelenjar Tiroid. Kelenjar ini mensekresi hormon tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) dankeduanya terikat pada tiroglobulin didalam kelenjar.
Struktur tiroglobulin merupakan suatu protein dengan BM kira-kira 670.000 yang
berbentuk koloid dan memberi warna merah apabila diberikan pewarnaan
spesifik.
Biosintesis hormon kelenjar tiroid. Secara garis besar, sintesis hormon
kelenjar tiroid berlangsung dalam 4 tahapan reaksi yaitu :
1. uptake ion iodida oleh kelenjar tiroid
2. oksidasi iodida serta iodinasi gugus tirosil molekul tiroglobulin
3. perubahan radikal iodotirosil menjadi radikal iodotironil dalam
molekul tiroglobulin
4. pelepasan T3 dan T4 ke dalam darah
Uptake ion iodida oleh kelenjar tiroid. Iodium darah berbentuk iodida dan
jumlahnya sangat sedikit (0,2 - 0,4 ug%), namun kelenjar tiroid memiliki
kemampuan melakukan penyerapan serta pemekatan melalui proses transport
aktif, sehingga kadar iodida di dalam kelenjar mencapai 20-50 kali kadar iodida di
dalam. Untuk itu diperlukan keutuhan sel serta energi atas pengaruh TSH dan
dapat dihambat oleh tiosianat, perkhlorat dan garam-garam iodida.
26
Oksidasi iodida dan iodinasi gugus tirosil tiroglobulin di kelenjar tiroid.
Iodida yang diserap secepatnya dioksidasi melalui reaksi yang dikatalisis oleh
enzim peroksidase yang dipengaruhi oleh TSH. Reaksi oksidasi ini dihambat oleh
senyawa tiourea, aminobenzena dan imiazol. Secepatnya iodium yang terbentuk
diikatkan pada gugus tirosil tiroglobulin, pada umumnya pada C-3 dan
terbentuklah mono iodium tirosin (MIT), selanjutnya pada C-5 terbentuklah di-
iodium tirosin (DIT).
Perubahan radikal iodotirosil menjadi radikal iodotironil molekul
tiroglobulin di kelenjar tiroid. Selanjutnya terjadi penggabungan MIT dan DIT
membentuk T3 dan penggabungan 2 DIT membentuk T4 berlangsung melalui
reaksi enzimatis. Di kelenjar tiroid dijumpai :
1. MIT 20 -30%
2. DIT 30 - 45%
3. T4 25%
4. T3 hanya sedikit
Pelepasan T3 dan T4 ke dalam darah. T3 dan T4 yang terikat pada
tiroglobulin dalam kelenjar tiroid, pembebasannya memerlukan enzim proteolitik
yang distimulasi oleh TSH dan hawa dingin. Tiroglobulin adalah protein dengan
BM kira-kira 670.000 yang terdiri atas 5000 asam amino dan 3-5 asam aminonya
ini terpakai untuk T3 dan T4. Setiap hari kira-kira 75ug T4dan 25 ug T3 ke dalam
darah, namun T3 hanya sedikit yang terikat sehingga T3 awal kerjanya lebih cepat
dan lama kerjanya lebih pendek dibandingkan dengan T4.
Metabolisme dan ekskresi hormon tiroid. Ekskresi hormon tiroid
berlangsung sangat lambat dan waktu paruh tiroksin lamanya 6-7 hari. Lebih
banyak hormon tiroid yang terikat protein,misalnya pada keadaan dimana kadar
estrogen meningkat, maka berakibat ekskresinya lebih lambat. Sebaliknya bila
hormon tiroid yang terikat pada protein jumlahnya lebih sedikit, maka berakibat
ekskresinya cepat.
Degradasi hormon tiroid. Hormon tiroid didegradasi terutama di hepar
melalui reaksi konjugasi, deioidinasi, deaminasi, dekarboksilasi. Hasil degradasi
27
hormon tiroid berupa tetrac (tetraiodotiroasetat) dan triac (triiodo tiroasetat).
Keduanya dikeluarkan melalui urin dan saluran pencernaan.
Mekanisme kerja hormon tiroid. Hormon tiroid terikat pada reseptor
spesifik dengan afinitas yang tinggi dalam nukelus sel sasaran. T3 terikat dengan
afinitas kurang lebih sepuluh kali afinitas T4 yang secara proporsional memiliki
aktivias biologik yang lebih besar. Hormon tiroid terikat pada tempat dengan
afinitas yang rendah di dalam sitoplasma, tetapi protein pada tempat ini
tampaknya bukan merupakan protein yang sama seperti protein reseptor nukleus
sel. Pengikatan sitoplasmik ini mungkin berfungsi untuk mempertahankan
hormon tiroid agar tetap berada dalam “lingkungan di sebelahnya”.
Efek utama T3/T4 adalah untuk menggalakkan sintesis protein secara
umum dan menghasilkan keseimbngan nitrogen yang positif. Hormon tiroid
menginduksi atau merepresi protein dengan meningkatkan atau menurunkan
transkripsi gen. Dalam hal ini T3/T4, faktor yang bekerja trans berupa kompleks
hormon-reseptor yang agaknya selalu berada di dalam nukleus. Unsur respons-
hormon DNA yang bekerja cis dan mengikat kompleks ini terdiiria atas rangkaian
inti AGGTCAnnnnnnAGGTCA.
Hormon T3 dan glukokortikoid menggalakkan transkripsi gen hormon
pertumbuhan, sehingga lebih banyak gen pertumbuhan yang diproduksi. Hormon
tiroid dikenal sebagai modulator penting yang mengatur proses tumbuh kembang.
Hormon tiroid dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Pada manusia,
kadar glukosa puasa tampak naik di antara pasien hipertiroid dan menurun di
antara pasien hipotiroid. Namun, pasien hipertiroid menggunakan glukosa dengan
kecepatan yang normal atau meningkat, sedangkan pasien hipotiroid
memperlihatkan penurunan kemampuan menggunakan glukosa. Disamping itu,
pasien hipertiroid mempunyai kepekaan terhadap insulin yang jauh lebih rendah
bila dibandingkan dengan orang normal atau penderita hipertiorid.
28
D. Hubungan antara kebutuhan iodium dengan hormon tiroid.
Pada orang dewasa, 70% sampai 80% iodium terkonsentrasi dalam
kelenjar tiroid. Iod diperlukan untuk sintesis hormon tiroid yang mengandung iod.
Hormon tiroksin diperlukan dalam pengendalian pertumbuhan dan pengaturan
metabolisme basal. Makanan normal biasanya menyediakan cukup iod yaitu
sekitar 100ug. Kebutuhan iod tertinggi terjadi selama masa remaja dan kehamilan.
Kekurangan iodium mengakibatkan pembengkakan kelenjar tiroid yang dikenal
sebagai gondok (goiter).
E. EFEK DAN REGULASI HORMON TIROID
Efek Hormon Tiroid
Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yang saling
tumpang tindih:
1. Efek pada laju metabolisme
• Meningkatkan laju metabolik basal tubuh keseluruhan
• Merupakan regulator terpenting bagi tingkat konsumsi O2 dan
pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat
2. Efek kalorigenik: peningkatan laju metabolisme menyebabkan
peningkatan produksi panas.
3. Efek pada metabolisme perantara: Hormon tiroid memodulasi
kecepatan banyak reaksi spesifik yang terlibat dalam metabolisme bahan
bakar. Efek hormone tiroid pada metabolism bahan bakar bersifat
multifaset; hormone ini tidak saja mempengaruhi sintesis dan penguraian
karbohidrat, lemak dan protein, tetapi banyak sedikitnya jumlah hormone
juga dapat menginduksi efek yang bertentangan. Secara umum, kadar
hormone tiroid dalam plasma yang berlebihan, akan lebih menimbulkan
29
efek peningkatan konsumsi bahan bakar dibandingkan dengan efek
penyimpanan.
4. Efek simpatomimetik: Efek yang serupa dengan yang dihasilkan oleh
system saraf simpatis. Hormone tiroid meningkatkan ketanggapan sel
sasaran terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin). Hormone tiroid
diperkirakan menimbulkan efek permisif ini dengan menyebabkan
proliferasi reseptor katekolamin di sel sasaran.
5. Efek pada sistem kardiovaskuler: melalui efeknya pada peningkatan
ketanggapan jantung terhadap katekolamin dalam darah, hormone tiroid
meningkatkan denyut dan kekuatan kontraksi jantung, sehingga curah
jantung meningkat. Selain itu sebagai respon terhadap beban panas yang
ditimbulkan oleh efek kalorigenik hormone tiroid, terjadi vasodilatasi
perifer untuk menyalurkan kelebihan panas tersebut ke permukaan tubuh
untuk dieleminasi ke lingkungan.
6. Efek pada pertumbuhan dan sistem saraf. Hormone tiroid penting
untuk pertumbuhan yang normal. Efek hormone tiroid dalam mendorong
pertumbuhan tampaknya merupakan efek sekunder dari efeknya pada
hormone pertumbuhan. Hormone tiroid tidak saja merangsang sekresi
hormone pertumbuhan, tetapi juga mendorong efek hormone pertumbuhan
pada sintesis protein structural baru dan pada pertumbuhan rangka. Anak
yang mengalami defisiensi tiroid gangguan pertumbuhan, yang reversible
jika anak tersebut diberi hormone tiroid pengganti. Namun tidak seperti
hormone pertumbuhan, kelebihan hormon tiroid tidak menyebabkan
pertumbuhan berlebihan.
Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan normal system
saraf, terutama SSP, suatu efek yang terganggu pada anak yang mengidap
defisiensi tiroid sejak lahir. Hormon tiroid juga sangat penting untuk
aktifitas normal SSP pada orang dewasa. Kadar hormon tiroid yang
abnormal berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Selain itu, kecepatan
saraf perifer menghantarkan impuls berkaitan secara langsung dengan
ketersediaan hormon tiroid.
30
Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid
Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan
oleh umpan-balik negative antara tiroid dan hipofisis anterior, sementara
penyesuaian jangka panjang diperantarai oleh hipotalamus.
Thyroid-stimulating hormone (TSH), hormon tropic tiroid dari hipofisis
anterior, adalah regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir
semua langkah dalam pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid dirangsang
oleh TSH.
Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan balik negative, menghambat
sekresi TSH, sementara thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus
memicu sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipotalamus-hipofisis-
tiroid, inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior.
Sasaran Belajar Skenario 2
1. Menjelaskan kebutuhan energi berdasarkan berat badan dan aktivitas
2. Menjelaskan metabolisme energi (karbohidrat dan lipid)
3. Menjelaskan hormon-hormon yang mempengaruhi metabolisme
karbohidrat dan lipid (insulin dan glukagon)
4. Menjelaskan struktur anatomi kelenjar yang mensekresi hormon insulin
dan glukagon (Anatomi).
5. Menjelaskan gambaran histologis kelenjar yang mensekresi hormon
insulin dan glukagon (histologi).
6. Menjelaskan biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja
hormon insulin dan glukagon (Biokimia)
31
7. Menjelaskan efek fisiologis dan regulasi hormon insulin dan glukagon
(Fisiologi)
Skenario 2
Kok Loyo Mas ....?????
Pada suatu hari seorang laki-laki 40 tahun, dengan berat badan 60 kg dan
tinggi badan 165 cm bekerja sebagai buruh di pasar merasa lapar dan lemas
setelah bekerja dari pagi hingga tengah hari. Kemudian dia minum segelas teh
manis, makan sepiring nasi, satu ekor ikan peda goreng dan semangkuk kecil
sayur di warung. Setelah beberapa saat beristirahat ia merasa tenaganya pulih dan
siap bekerja kembali.
Problem Tree Skenario 2
LAPAR DAN
LEMAS
METABOLISME
ENERGI
(KARBOHIDRAT DAN
LIPID)
HORMON YANG
BERPENGARUH
KEBUTUHAN
ENERGI
AKTIVITAS
32
Pertanyaan yang harus muncul dalam diskusi
1. Mengapa laki-laki tersebut merasa lapar dan lemas setelah beraktivitas ?
2. Berapa kebutuhan energi dan zat-zat gizi yang harus dipenuhi laki-laki
tersebut ?
3. Mengapa setelah minum air teh manis dan makan, laki-laki tersebut
merasa tenaganya pulih kembali?
4. Apa yang terjadi setelah makanan tersebut masuk ke dalam tubuh laki-laki
tersebut?
5. Bagaimana metabolisme zat-zat gizi di dalam tubuh ?
6. Hormon apa saja yang mempengaruhi proses metabolisme terutama
karbohidrat dan lipid dalam tubuh ?
7. Bagaimana struktur anatomi dan histologis kelenjar penghasil hormon
tersebut?
8. Bagaimana mekanisme kerja hormon-hormon tersebut?
9. Apa efek hormon tersebut bagi tubuh manusia?
Dasar Teori
A. Metabolisme Karbohidrat
Glikolisis adalah proses pembentukan asetil KoA dan atau laktat yang
berasal dari glukosa yang disertai dengan pembentukan ATP. Glikolisis dapat
berlangsung secara aerob dan anaerob. Secara aerob : produk akhir adalah piruvat
yang kemudian dioksidasi menjadi asetil koA, sementara secara anaerob : piruvat
yang terbentuk akan direduksi menjadi laktat.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama dalam
tubuh hewan. Unsur ini terutama terdapat di dalam hepar (sampai 6%) dan otot
(1%). Glikogen berfungsi menjadi sumber heksosa yang tersedia bagi proses
glikolisis dalam otot. Glikogen hepar berhubungand engan simpanan dan
Fisiologi : efek
fisiologi dan
regulasi
hormon Insulin &
Glukagon
Anatomi,
Histologi kelenjar
Pancreas
Biokimia :
biosintesis,sekresi,
metabolisme dan
mekanisme kerja
hormon insulin dan
glukagon
33
pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Glikogen
disintesis dari glukosa dan prekursor lainnya lewat lintasan glikogenesis.
Pemecahannya terjadi melalui sebuah lintasan yang terpisah yang dikenal sebagai
glikogenolisis.
Glikogenolisis menyebabkan pembentukan glukosa dalam hepar dan
pembentukan laktat dalam otot yang masing-masing terjadi akibat adanya atau
tidak adanya enzim glukosa-6-fosfatase
Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup
senua mekanisme dan lintasan yang bertanggungjawab atas pengubahan senyawa
non karbohidrat menjadi glukosa dan glikogen. Substrat utama : asam amino
glukogenik, laktat, gliserol dan propionat. Terjadi terutama di hepar dan ginjal
karena memiliki komplemen lengkap enzim yang dibutuhkan. Sel hepar yang
dapat dilewati glukosa dengan bebas merupakan sarana utama untuk mengatur
konsentrasi glukosa darah karena sel tersebut mengandung enzim glukokinase
dengan nilai Km yang tingi, yang secara spesifik disesuaikan dengan fungsi
pengeluaran glukosa sesudah makan.
Insulin disekresikan sebagai respons langsung terhadap hiperglikemia;
hormon ini akan membantu hepar untuk menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen dan mempermudah pengambilan glukosa oleh jaringan ekstrahepatik.
Glukagon disekresikan sebagai respon terhadap hipoglikemia dan mengaktifkan
glikogenolisis serta glukoneogenesis dalam hepar yang menyebabkan pelepasan
glukosa dalam darah.
B. Anatomi Pankreas
34
C. Histologi Páncreas
Insula pancreatica merupakan bangunan serupa sel endokrin (endocrinocytus)
yang tersebar di seluruh páncreas. Setiap insula mengandung 4 jenis sel
penghasil hormon peptida yaitu :
a. Sel Alfa = Alpha Cell = Endocrinocytus Alpha
Sel ini memproduksi hormon glukagon, berperan menaikkan kadar gula yang
rendah, dan kerja hormon ini merupakan kebalikan hormon insulin.
b. Sel Beta = Beta Cell = Endocrinocytus Beta
Sel ini terdapat dalam jumlah banyak dalam insula pancreatica dan
memproduksi insulin. Insulin ini bekerja pada kadar gula yang tinggi dan sifatnya
meneruskan kadar gula yang tinggi tersebut menjadi normal kembali. Insulin
menaikkan pengambilan glucosa darah oleh sebagian besar sel; menaikkan
síntesis glikogen oleh hepatocytus dan síntesis trigliserida oleh adipocytus.
Malfungsi sel beta menyebabkan penyakit diabetes melitus yang ditandai dengan
35
hiperglikemia. Hiperplasia dan neoplasia sel beta mengakibatkan sindrom
hiperinsulinisme ditandai hipoglikemia
c. Sel Delta = D Cells = Endocrinocytus Delta
Somastatin yang menekan prelepasan insulin, glukagon, dan hormon
pertumbuhan diproduksi oleh sel delta, selain itu sel ini menghasilkan gastrin
yang memacu sekresi kelenjar dalam mucosa saluran pencernaan.
d. Sel F = PP Cell
Sel ini mensekresi polipeptida pancreatica yang menghambat pars
eksokrin páncreas memproduksi enzim dan bikarbonat. Hormon ini menyebabkan
relaksasi vesica fellea dan mengurangi sekresi empedu
D. FISIOLOGI HORMON KELENJAR PANKREAS
Fungsi utama hormon-hormon pankreas adalah untuk:
 meningkatkan penyimpanan selama individu istirahat, dalam
bentuk glikogen dan lemak, diambil dari substansi-substansi dalam makanan
(insulin)
 mobilisasi kembali cadangan energi selama fase kelaparan atau
pada waktu bekerja, dalam keadaan stres, dst. (glukagon)
 menjaga kadar gula darah mendekati konstan bila mungkin
 meningkatkan pertumbuhan (insulin)
Efek dasar hormon insulin
 Tiga efek dasar insulin pada metabolisme karbohidrat:
 meningkatkan kecepatan metabolisme glukosa,
 menurunkan konsentrasi gula darah (hormon hipoglikemik),
 meningkatkan cadangan glikogen dalam jaringan
 Efek insulin terhadap metabolisme lemak
36
 Meningkatkan pemakaian glukosa, mengurangi pemakaian lemak
(penghemat lemak)
 Meningkatkan pembentukan gliserol. Gliserol bersama asam lemak
membentuk trigliserida untuk disimpan.
 Efek insulin terhadap metabolisme protein: meningkatkan sintesa dan
mencegah katabolisme protein
Pengaturan Sekresi Insulin
Pengaturan sekresi: diatur oleh kadar gula dalam darah melalui mekanisme umpan
balik.
Hormon Glukagon
 Efek utama glukagon terhadap metabolisme glukosa:
 Pemecahan glikogen hati (glikogenolisis) → meningkatkan glukosa
darah (hormon hiperglikemik)
 Meningkatkan proses glukoneogenesis dalam hati
37
 Efek lain glukagon (bila meningkat di atas nilai normalnya):
 Mengaktifkan lipase lemak → m persediaan asam lemak → sumber
energi
 Menghambat penyimpanan trigliserida dalam hati
 Stimulus utama sekresi glukagon: turunnya kadar gula darah ⇒ waktu puasa,
kelaparan, dan antara 2 waktu makan
Sasaran Belajar Skenario 3
1. Menjelaskan struktur anatomi kelenjar suprarenalis /cortex (Anatomi).
2. Menjelaskan gambaran histologis kelenjar suprarenalis (Histologi)
3. Menjelaskan biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar
suprarenal (Biokimia)
4. menjelaskan mekanisme kerja hormon kelenjar suprarenal (Biokimia)
5. Menjelaskan efek fisiologis dan regulasi hormon-hormon yang
disekresikan oleh kelenjar suprarenalis yaitu mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan epinefrin (Fisiologi)
Skenario 3: disesuaikan untuk kasus hormonkorteks adrenal
Taakuutt…Ada Anjing….!!!!!
Seorang anak laki-laki berlari ketakutan karena dikejar anjing. napasnya
menjadi cepat , jantung berdegup kencang dan berkeringat . Sampai di rumah
ibunya terkejut dan bertanya kenapa nafasmu terengah-engah dan berkeringat. Si
anak berkata dia sangat ketakutan dan jantungnya berdebar-debar, kemudian dia
balik bertanya kenapa bisa terjadi seperti itu?
Problem Tree Skenario 3
KETAKUTAN
38
A. Anatomi kelenjar adrenal/suprarenalis
Fisiologi :
mekanisme kerja
kortisol,
kortikosteron,
aldosterone, dan
epinefrin
Anatomi,
Histologi kelenjar
Adrenal/
Suprarenalis
Biosintesis, sekresi,
metabolisme dan
mekanisme kerja
hormone kelenjar
adrenan/suprarenal
JANTUNG BERDEBAR,
BERKERINGAT, NAFAS
TERENGAH-ENGAH
HORMON KELENJAR
ADRENAL/
SUPRARENALIS
METABOLISME TUBUH
39
B. Histologis Glandula Adrenalis = Glandula Suprarenalis
Membentuk topi yang terdapat di atas ren (ginjal). Kelenjar ini terbagi-bagi
menurut asalnya , struktur, dan fungsinya menjadi dua bagian pokok, ialah :
- Korteks adrenal
- Medula adrenal
a. Korteks Adrenal
Sel kelenjar ini memiliki struktur khas sebagai sel penghasil hormon
steroid. Korteks adrenal dibagi menjadi 3 lapis yaitu : zona glomerulosa,
zona fasciculata dan zona reticularis. Masing-masing zona menghasilkan
hormon. Zona glomerulosa memproduksi hormon mineralokortikoid
(aldosteron) yang berperan dalam respon terhadap stimulus angiotensin II
dan mengatur keseimbangan air dan elekrolit. Zona fasciculata
memproduksi glukokortikoid (kortisol dan kortikosteron) yang mengatur
metabolisme karbohidrat. Sedangkan zona reticularis memproduksi
glukokortikoid dan androgen adrenal.
b. Medulla adrenal
Tersusun oleh dua jenis sel utama yaitu sel kromafin dan sel ganglion.
Sel kromafin merupakan modifikasi neuron postganglion simpatis yang
kehilangan axon dan dendritnya. Sel ini bernukleus besar, granula sekretorik yang
berisi katekolamin (epinefrin atau norepinefrin). Katekolamin berfungsi
menaikkan kadar glukosa darah dengann cara menstimulasi glikogenolisis dalam
40
hepar dan menaikkan aliran darah ke jantung. Epinefrin menyebabkan denyut
jantung naik dan dilatasi pembuluh darah yang dibutuhkan organ untuk
menghindari stress; dilatasi bronchiolus dan kontraksi pembuluh darah organ
untuk bereaksi terhadap stress. Fungsi norepinefrin adalah kontraksi pembuluh
darah organ yang tidak penting, menaikkan resisten si perifer.
C. FISIOLOGI HORMON KORTEKS ADRENAL
1. MINERALOKORTIKOID
 Hormon mineralokortikoid utama adalah Aldosteron:
 Fungsi:
 Fungsi utama: mengatur transport Na+
dan K+
pada ginjal dan
organ lainnya (kandung empedu, usus, kelenjar keringat, kelenjar
liur)
 Meningkatkan kadar sodium dan menurunkan kadar potasium
plasma: menukar potasium dengan sodium yang diresorbsi di
tubulus.
 Empat faktor yang berperan dalam pengaturan aldosteron:
 p konsentrasi ion kalium: m sekresi
 p aktivitas SRAA: m sekresi
 p konsentrasi sodium: sangat sedikit m↓ sekresi aldosteron
 ACTH: mempunyai efek kecil
 Sistem Renin - Angiotensin – Aldosteron (SRAA):
 Perdarahan; sodium (Na) rendah → tekanan darah turun →
apparatus juxtaglomerularis → sekresi renin → konversi
angiotensinogen hati menjadi angiotensin I → hepar: konversi
angiotensin I menjadi angiotensin II:
 Menyebabkan vasokonstriksi
 Merangsang sekresi aldosteron → meningkatkan reabsorbsi
natrium di ginjal, sehingga natrium tubuh meningkat dan
meningkatkan air, volume dan tekanan darah
2. MINERALOKORTIKOID
41
 Hormon glukokortikoid utama : Kortisol (hidrokortison)
 Efek:
1. Metabolisme karbohidrat & asam amino: meningkatkan
konsentrasi gula darah (“diabetes steroid”), di mana diperlukan
asam amino yang disediakan oleh katabolisme protein.
2. Jantung & sirkulasi: memperkuat kerja jantung dan menyebabkan
vasokonstriksi perifer melalui penguatan efek katekolamin.
3. Pada lambung: meningkatkan produksi asam lambung
4. Ginjal: memperlambat ekskresi air dan mempertahankan GFR.
Pada dosis tinggi berefek seperti aldosteron
5. Pada dosis lebih tinggi: berefek anti inflamasi & anti alergi,
sebagian karena penghambatan sintesis protein & pembentukan
limfosit, sebagian karena penghambatan pelepasan histamin, dan
stabilisasi lisosom.
Pengaturan Sekresi Kortisol
 Kebanyakan kortisol bekerja sebagai respons tubuh terhadap stres
 Sekresi kortisol terjadi pada siang hari, sekresi paling tinggi pagi hari dan
terendah sore hari
 Sekresi kortisol hampir seluruhnya diatur oleh ACTH.
 Pengaturan umpan balik negatif:
 Hipotalamus: CRH → hipofisis: ACTH → korteks adrenal:
kortisol → menghambat produksi CRH – ACTH
 Implikasi praktis pada pasien dengan terapi kortikosteroid
menahun: pelepasan ACTH tertekan. Jika steroid dihentikan
dengan tiba-tiba, pasien dapat mengalami insufisiensi adrenal
42
Sasaran belajar skenario 4
1. Menjelaskan fungsi protein dan kalsium bagi tubuh (Gizi)
2. Menjelaskan sintesis asam-asam amino (Biokimia)
3. Menjelaskan anabolisme protein (Biomikia)
4. Menjelaskan katabolisme protein dan nitrogen asam amino
(Biokimia)
5. Menjelaskan konversi asam amino menjadi produk khusus
(Biokimia)
6. Efek fisiologi dan regulasi hormon-hormon pertumbuhan dan
kalsium (fisiologi)
Bu, mengapa air kencing itu bau.....?
Ali seorang anak berumur 7 tahun dipaksa ibunya untuk makan telur dan
minum susu setiap pagi. Dia tidak mau tetapi ibunya memaksa dengan alasan
supaya pintar, tumbuh besar dan tidak mudah sakit. Ali heran, mengapa makan
telur dan minum susu bisa jadi cepat besar dan pintar ? Pada suatu hari tanpa
sengaja Ali terkencing di celana, ibunya menyuruh Ali segera melepas celananya
karena bau. Ali bertanya kepada ibunya,”Bu, apakah air kencing semua orang itu
bau ? Mengapa air kencing itu bau?”
43
PROBLEM TREE
TELUR DAN SUSU MENGANDUNG
PROTEIN DAN KALSIUM
ANABOLISME
KATABOLISME
PROTEIN
ASAM AMINO DAN
PROTEIN BENTUK LAIN
PERTUMBUHAN
TULANG, OTAK
HORMON-HORMON
PERTUMBUHAN
EKSKRESI
METABOLIT
PROTEIN MELALUI
URIN
44
Pertanyaan yang harus muncul dalam skenario :
1. Zat apa yang terkandung dalam telur dan susu?
2. Bagaimana zat itu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kecerdasan?
3. Apa yang terjadi pada zat itu ketika berada dalam tubuh manusia?
4. Mengapa urine itu berbau khas?
5. Zat apa yang terkandung pada urine sehingga menimbulkan bau tersebut?
6. Bagaimana zat itu sampai ada dalam urine?
A. ANATOMI DAN HISTOLOGI KELENJAR PARATIROID
B. EFEK FISIOLOGIS DAN PENGATURAN SEKRESI HORMON
PERTUMBUHAN (GROWTH HORMONE)
Kerja GH dapat dibagi jadi 2 kategori besar:
45
• Membuat pertumbuhan jaringan padat dan lunak dalam tubuh. GH
merangsang pertumbuhan secara tidak langsung melaui faktor pertumbuhan
yaitu somatomedin (dihasilkan hati di bawah pengaruh GH):
– Sintesa protein & pengambilan asam amino
– Proliferasi kartilago & sel tulang
– Pertumbuhan rangka
• Mempengaruhi metabolisme, efek dasar:
– Meningkatkan kecepatan sintesis protein
– Menurunkan kecepatan penggunaan KH
– Meningkatkan mobilisasi lemak & menggunakan lemak untuk energi
Pengaturan Sekresi Hormon Pertumbuhan
• Sekresi GH berkaitan dengan keadaan nutrisi dan stres, misal: (1) Kelaparan,
(2) hipoglikemi atau rendahnya konsentrasi asam lemak dalam darah, (3)
latihan, (4) ketegangan, (5) trauma.
• Sekresi GH terjadi berkala, interval tiap 4 jam. Sekresi meningkat pada 2 jam
pertama tidur lelap
• Konsentrasi normal dalam plasma:
– dewasa: 1,6 – 3 ng/ml
– anak/remaja: 6 ng/ml
B. KONTROL HORMONAL TERHADAP METABOLISME KALSIUM
Tiga hormon penting dalam pengaturan metabolisme kalsium:
1. 1,25-dihidrokasikolekalsiferol: meningkatkan penyerapan kalsium di usus
2. Hormon paratiroid: memobilisasi kalsium dari tulang dan meningkatkan
ekskresi fosfat urin
3. Kalsitonin: menurunkan kadar kalsium plasma dengan menghambat
resorbsi tulang
Hormon lainnya: glukokortikoid, GH, & estrogen
Hormon Paratiroid
Bekerja pada:
46
 Jaringan tulang: stimulasi osteoklas, matriks tulang dicerna & kalsium
dibebaskan, kalsium ditukarkan dengan plasma.
 Ginjal: menaikkan reabsorbsi kalsium dari tubulus distalis renalis,
meningkatkan ekskresi fosfat (fosfaturik)
 Usus kecil: menaikkan efek vitamin D pada mukosa intestinum → ↑
absorbsi kalsium
Kalsitonin
 Disekresi oleh kelenjar tiroid
 Sekresi dipicu oleh: kenaikan kalsium plasma
 Mereduksi kadar kalsium dengan menurunkan resorbsi tulang melalui
aktivitas osteoklas dan menstimulasi fungsi osteoblas.
 Penting untuk:
 Pertumbuhan anak: pertumbuhan tulang membutuhkan inhibisi
resorbsi tulang & menstimulasi deposisi tulang
 Selama kehamilan & laktasi: melindungi pengeroposan tulang ibu
karena kerja parathormon
47
48

More Related Content

Similar to 140345198 blok-5-endokrin-metabolisme

Copy of s.pencernaan
Copy of s.pencernaanCopy of s.pencernaan
Copy of s.pencernaan
Dio Altha
 
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
ssuser95f6b0
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA sistem-endokrin.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN PADA sistem-endokrin.pptASUHAN KEPERAWATAN PADA sistem-endokrin.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN PADA sistem-endokrin.ppt
haslinda65
 
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptxKuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
syatruliman41
 

Similar to 140345198 blok-5-endokrin-metabolisme (20)

Copy of s.pencernaan
Copy of s.pencernaanCopy of s.pencernaan
Copy of s.pencernaan
 
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA sistem-endokrin.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN PADA sistem-endokrin.pptASUHAN KEPERAWATAN PADA sistem-endokrin.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN PADA sistem-endokrin.ppt
 
Git trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atasGit trigger 1 sistem pencernaan atas
Git trigger 1 sistem pencernaan atas
 
Santi askep hipopituitary
Santi askep hipopituitarySanti askep hipopituitary
Santi askep hipopituitary
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptxKuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
Kuliah Biokimia 1-2 D3 Farmasi dan Biologi.pptx
 
Endokrin tm11
Endokrin tm11Endokrin tm11
Endokrin tm11
 
Materi biologi x ppt bab 6 fix
Materi biologi x ppt bab 6 fixMateri biologi x ppt bab 6 fix
Materi biologi x ppt bab 6 fix
 
Sistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusiaSistem hormon pada manusia
Sistem hormon pada manusia
 
Sistim Endokrin
Sistim EndokrinSistim Endokrin
Sistim Endokrin
 
(1) Kontrak Kuliah.pptx
(1) Kontrak Kuliah.pptx(1) Kontrak Kuliah.pptx
(1) Kontrak Kuliah.pptx
 
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem PencernaanAnatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
Anatomi Fisiologi dan Organ Aksesoris Sistem Pencernaan
 
Genitalia masculina
Genitalia masculinaGenitalia masculina
Genitalia masculina
 
BIOLOGI_M3KB2
BIOLOGI_M3KB2BIOLOGI_M3KB2
BIOLOGI_M3KB2
 
Biologi bab 6 kelas XI
Biologi bab 6 kelas XIBiologi bab 6 kelas XI
Biologi bab 6 kelas XI
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan  nutrisiKebutuhan  nutrisi
Kebutuhan nutrisi
 

140345198 blok-5-endokrin-metabolisme

  • 1. BLOK 5: ENDOKRIN DAN METABOLISME 1. Pendahuluan Blok endokrin dan metabolisme adalah blok yang mempelajari tentang sistem endokrin dan proses metabolisme normal dalam tubuh. Kedua hal ini saling terkait yakni proses metabolisme berjalan dengan normal jika sistem endokrin berfungsi dengan baik, sementara sistem endokrin akan berfungsi dengan baik jika metabolisme zat-zat gizi berlangsung dengan baik. Blok ini direncanakan dilaksanakan selama 5 minggu, dengan 4 minggu masa aktif dan 1 minggu ujian. Dalam blok ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik yang berkaitan dengan sistem endokrin dan proses metabolisme, mampu melakukan pemeriksaan laboratorium dasar yang terkait dengan fungsi-fungsi sistem endokrin dan metabolisme, memperoleh keterampilan klinis anamnesis dan pemeriksaan fisik khususnya regio kepala leher, memanfaatkan informasi kesehatan yang terkait dengan praktek kedokteran, serta mawas diri dan mengembangkan diri. Blok ini akan dipelajari dengan mengunakan strategi kuliah kelas besar, tutorial kelompok membahas serangkaian skenario, praktikum di laboratorium yang sifatnya mempertegas konsep atau teori, praktek keterampilan klinis dan laboratoris, praktek keterampilan komputer dan belajar mandiri. Blok ini akan erat kaitannya dengan blok di fase kedua yaitu ketika membicarakan tentang keluhan yang terkait sistem endokrin dan metabolisme ataupun blok-blok lain. Sebagai contoh blok yang membahas keluhan kulit kuning maka akan menggunakan dasar-dasar metabolisme porfirin di sini. 2. Tujuan Blok 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur anatomi kelenjar epififisis, hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pankreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gambaran histologis kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pankreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis 1
  • 2. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan embriologi kelenjar epififisis, hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis 5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme kerja biokimiawi hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis 6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan efek fisiologis hormon- hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis terhadap fungsi fisiologis tubuh 7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan metabolisme karbohidrat, lipid, protein, porfirin, purin dan pirimidin 8. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan gula darah, reduksi urin, protein urin, dan fungsi empedu 9. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan gula darah, reduksi urin, protein urin, dan fungi empedu 10. Mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur anatomi organ-organ sistem endokrin 11. Mahasiswa mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik regio kepala leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea, inspeksi oral, dan pemeriksaan kelenjar saliva. 12. Mahasiswa mampu melakukan penyusunan diet normal 13. Mahasiswa mampu mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi dan database kesehatan dalam praktek kedokteran secara efisien, membuat situs Web dan e-mail. 14. Mahasiswa mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi dan evidence dalam penanganan pasien. 3. Topik yang relevan A. BIOLOGI 2
  • 3. • Embriologi kelenjar epifisis, hipofisis, hipotalamus, tiroid, paratiroid, pankreas, adrenal B. ANATOMI : • Struktur anatomi hipotalamus, kelenjar hipofisis • Struktur anatomi kelenjar tiroid • Struktur anatomi kelenjar paratiroid • Struktur anatomi kelenjar pancreas • Struktur anatomi kelenjar suprarenal termasuk vaskularisasi dan inervasi C. HISTOLOGI • Struktur histologi kelenjar hipofisis • Struktur histologi kelenjar tiroid • Struktur histologi kelenjar paratiroid • Struktur histologi kelenjar pancreas • Struktur histologi kelenjar suprarenal D. BIOKIMIA • Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar hipofisis • Mekanisme kerja hormon kelenjar hipofisis • Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar tiroid • Mekanisme kerja hormon kelenjar tiroid • Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar paratiroid • Mekanisme kerja hormon kelenjar paratiroid • Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar pancreas • Mekanisme kerja hormon kelenjar pankreas • Biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar suprarenal • Mekanisme kerja hormon kelenjar suprarenal • Metabolisme karbohidrat • Metabolisme lipid • Metabolisme protein • Metabolisme purin pirimidin • Metabolisme porfirin 3
  • 4. E. FISIOLOGI • Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar hipofisis • Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar tiroid • Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar paratiroid terutama terhadap konsentrasi kalsium • Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar pankreas • Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar suprarenal F. TEKNOLOGI INFORMASI • Informasi dan database kesehatan • Web dan e-mail 4. Pohon Topik 4 ENDOKRIN Kelenjar pancreas Kelenjar suprarenal Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid METABOLISME KARBOHIDRAT, LIPID DAN PROTEIN METABOLISME PURIN PIRIMIDIN PORFIRIN Embriologi kelenjar endokrin
  • 5. 5. Metode Pembelajaran 1. Kuliah Kuliah akan diberikan oleh masing-masing dosen yang berkompeten dengan waktu maksimal 2 x 50 menit/kali pertemuan. Kuliah merupakan pengantar dari materi-materi yang ada di dalam blok. Pada saat kuliah diharapkan terjadi pembicaraan 2 arah antara mahasiswa dan dosen. Dosen diharapkan menggunakan metode-metode perkuliahan efektif yang telah diperoleh pada waktu pelatihan, sehingga dosen tidak mendominasi kelas. Pendalaman materi akan diperoleh mahasiswa melalui tutorial dan belajar mandiri. Adapun materi kuliah yang akan diberikan meliputi : A. Anatomi : Struktur anatomi organ endokrin kelenjar hipofisis- hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis. B. Fisiologi : 1. Efek fisiologis dan regulasi hormon kelenjar hipofisis-hipotalamus dan hormon tiroid 2. Efek fisiologis dan regulasi hormon pancreas 3. Efek fisiologis dan regulasi hormon adrenal dan suprarenal 4. Efek fisiologis dan regulasi hormon paratiroid dan kalsitonin C. Biokimia: 1. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon kelenjar hipofisis-hipotalamus 2. Biosintesis, sekresi metabolisme dan mekanisme kerja hormon kelenjar tiroid 3. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon kelenjar pankreas 4. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon kelenjar adrenal dan suprarenal 5. Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon kelenjar paratiroid dan kalsitonin 6. Metabolisme karbohidrat 5
  • 6. 7. Metabolisme lipid 8. Metabolisme protein 9. Metabolisme purin dan pirimidin 10. Metabolisme porfirin D. Histologi: Struktur histologis organ endokrin kelenjar epifisis, hipofisis- hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis. E. Biologi : embriologi kelenjar epifisis, hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pankreas, adrenal dan suprarenal F. TI : Pemanfaatan informasi dan data base kesehatan, pembuatan situs Web dan e-mail 2. Praktikum Pada blok ini akan dilakukan kegiatan praktikum yang bertujuan (1) memperkuat teori yang diberikan dan atau (2) melatih keterampilan untuk pemeriksaan parameter-parameter yang ada dalam sistem endokrin dan metabolisme. Praktikum akan dilangsungkan di laboratorium terkait dengan waktu maksimal 3 x 50 menit/kalipraktikum melalui praktek langsung maupun hanya demonstrasi. Materi praktikum yang harus diikuti mahasiswa meliputi : A. Anatomi : organ endokrin kelenjar hipofisis/ hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis. B. Histologi : organ endokrin kelenjar hipofisis/ hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis. C. Biokimia : Pemeriksaan gula darah, protein urin dan reduksi urin (untuk melatih keterampilan melakukan pemeriksaan parameter tersebut), fungsi empedu D. Biologi : Demo tentang embriologi kelenjar endokrin kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis. E. IT : Mencari informasi dan data base kesehatan, membuat situs Web dan e-mail 6
  • 7. 3. Praktek Keterampilan Praktek keterampilan meliputi komunikasi, keterampilan pemeriksaan klinik, keterampilan komputer, keterampilan mengambil keputusan berdasarkan data evidence base untuk kepentingan pasien. Praktek keterampilan ini dilakukan di laboratorium keterampilan (Skill Lab) dan laboratorium komputer dengan waktu maksimal 3 x 50 menit/kali praktek. Materi keterampilan yang harus dikuasai mahasiswa pada blok ini meliputi : A. Anamnesis regio kepala leher. B. Pemeriksaan fisik regio kepala leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea, inspeksi oral, dan pemeriksaan kelenjar saliva. C. Menyusun program diet normal 4. Tutorial BBM Pada blok ini akan dilakukan tutorial setiap minggu untuk membahas 1 skenario/minggu. Tutorial ditujukan untuk melatih mahasiswa menganalisa permasalahan dan membahas permasalahan tersebut berdasarkan teori-teori yang dapat diperoleh dari kuliah, buku teks, dan jurnal-jurnal ilmiah. Mahasiswa akan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan 1 orang tutor/kelompok. Satu skenario akan didiskusikan dalam 2 kali tutorial/minggu. Metode yang digunakan dalam tutorial adalah seven jumps yaitu tutorial pertama untuk langkah 1-5 dan tutorial kedua untuk langkah ke 7. Di antara tutorial 1 dengan 2 ada jeda waktu yang digunakan mahasiswa untuk belajar mandiri mencari penjelasan terkait sasaran belajar yang telah ditetapkan pada tutorial pertama. Skenario yang akan didiskusikan : Skenario 1 : Mengapa ada benjolan dileherku...? Skenario 2 : Kok loyo Mas.....? Skenario 3 : Takut ada anjing....! Skenario 4 : Mengapa kencingku bau tidak enak....? 5. Mandiri 7
  • 8. Strategi belajar penting lainnya yang digunakan pada blok ini adalah belajar mandiri. Tujuan dari belajar mandiri adalah memperdalam materi yang diberikan pada saat perkuliahan, mencari penjelasan untuk menjawab sasaran belajar yang ditetapkan pada saat tutorial, mempelajari materi-materi yang tidak diberikan pada saat perkuliahan namun terkait dengan tujuan blok serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Untuk belajar mandiri disediakan waktu 3 x 50 menit setiap harinya dan harus benar-benar digunakan oleh mahasiswa. Belajar mandiri dapat dilakukan di perpustakaan, di ruang internet, di rumah dan tempat lain baik secara perorangan maupun kelompok. 6. Sistem Penilaian A. Bentuk ujian Ujian teori dalam bentuk ujian tulis sedangkan praktek keterampilan dalam bentuk ujian praktek (OSCE). B. Bentuk soal Soal ujian teori dibuat dengan tipe Multiple Choice Question (MCQ). Soal dibuat berdasarkan cetak biru yang telah ditetapkan dengan mengacu pada standar pembuatan soal. C. Komponen Penilaian Semua kegiatan dalam komponen penilaian ini harus ditempuh oleh mahasiswa. Untuk memberikan nilai akhir pada blok ini ada beberapa komponen penilaian yaitu : 1. Sumatif (memiliki prosentase dalam nilai akhir) terdiri atas: a. Ujian tulis : 30 % b. OSCE : Keterampilan klinik dan laboratorium : 30 % Keterampilan TI : 10% c. Tutorial : dinilai dari knowledge mahasiswa (20%) d. Mandiri : dinilai dari tugas-tugas mandiri yang dikerjakan 10% 2. Formatif (tidak memiliki prosentase dalam nilai akhir namun dapat menjadi prasyarat mengikuti ujian tulis), terdiri atas : a. Tutorial meliputi nilai kehadiran dan keaktifan. Kehadiran tutorial <100% tanpa alasan jelas tidak diperkenankan mengikuti ujian tulis. 8
  • 9. b. Praktikum: menjadi prasyarat mengikuti ujian tulis. Apabila nilai ujian praktikum di bagian < 60 maka tidak diperkenankan mengikuti ujian tulis sampai dinyatakan bebas oleh bagian c. Etika : menjadi prasyarat mengikuti ujian tulis dan OSCE D. Standar Penilaian Pada blok ini menggunakan standar penilaian yang telah ditetapkan oleh Fakultas (tabel 1) Tabel 1. Standar penilaian yang digunakan pada blok Sistem Endokrin dan Metabolisme Nilai Angka Nilai Huruf Konversi IP ≥ 80 A 4 75,00 - 79,99 B+ 3,5 70,00 - 74,99 B 3 65,00 - 69,99 C+ 2,5 60,00 - 64,99 C 2 55,00 - 59,99 D+ 1,5 50,00 - 54,99 D 1 <50,00 E 0 E. Cetak Biru Soal Ujian Tulis Semua soal ujian tulis yang diujikan pada blok ini harus berdasarkan pada cetak biru soal ujian yang disusun berdasarkan tujuan belajar blok sistem endokrin dan metabolisme. Tabel 2. Blueprint soal ujian teori Sasaran Belajar Jumlah soal Bagian Anatomi Histologi Fisiologi Biokimia biologi struktur anatomi kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis 5 5 gambaran histologis kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis 5 5 biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon- hormon yang 20 20 9
  • 10. disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis mekanisme kerja biokimiawi hormon- hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis 10 10 efek fisiologis hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis terhadap fungsi fisiologis tubuh 20 20 Embriologi kelenjar- kelenjar endokrin hipofisis/hipotalamus, tiroid, paratiroid, pancreas dan kelenjar adrenal/suprarenalis 10 metabolisme karbohidrat, lipid, protein, porfirin, purin dan pirimidin 25 25 interpretasikan hasil pemeriksaan gula darah, reduksi urin, protein urin, dan fungi empedu. 5 5 TOTAL 100 5 5 20 60 10 7. TIM BLOK : - dr. Ida Yuliana (Koordinator) - dr. Edyson, M.Kes - dr. Asnawati - dr. Rahmiati, M.Kes 10
  • 11. 11
  • 12. 8. Kontributor - Bagian Anatomi - Bagian Fisiologi - Bagian Biokimia - Bagian Histologi - Bagian Biologi - TI - MEU 9. DOSEN, INSTRUKTUR, TUTOR DAN ASISTEN - dr. Ahmad Husairi, M.Ag - dr. Didik Dwi Sanyoto, M.Kes - dr. Oski Illiandri - dr. Edyson, M.Kes - dr. Asnawati - dr. Fakhrurrazy, M.Kes - dr. Huldani - dr. Siti Kaidah - dr. Syamsul Arifin - dr. Lena Rosida, M.Kes - dr. Triawanti, M.Kes - Drs. Eko Suhartono, M.Si - Dra. Fujiati, M.Si - dr. Mashuri - Roselina S.Si. M.Bio Med 10. Rererensi 1. Gardner et al. 1963. Anatomy: A regional study of human structure. 2nd ed. 12
  • 13. WB.Saunders, Philadelphia. 2. Williams, PT et al., 1989. Gray’s Anatomy 37th ed. Churchill Livingston, London. 3. Woodburne, RT., 1978. Essential of Human Anatomy 6th ed. Oxford University Press, London. 4. Murray RK, Granner DK, Mates PA, Rodwell VW. Biokimia Harper, Edisi ke-24. Alih bahasa: Hartono A, Santoso AH, editor. Jakarta: EGC, 1999:199-210 5. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Alih bahasa: Pendit BU, Suyono J, Sadikin V, Mandera LI, editor. Jakarta: EGC, 2000 6. Mc Gilvery RW, Goldstein GW. Biokimia: Suatu Pendekatan Fungsional, Edisi Ketiga. Alih bahasa: Sumarno TM (koordinator), Suryohusodo P, editor. Surabaya: Airlangga University, 1996 7. Montgomery R, Conway TW, Spector AA. Biokimia Berorientasi pada Kasus Klinik. Alih bahasa: Staf Pengajar FKUI. Jakarta: Bina Rupa Akasara, 1993 8. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology 10th Edition. Philadelphia: WB Saunders, 2000 9. Ganong WF. Review of Medical Physiology 19th Edition. Connecticut: Appleton & Lange Stanford, 2001 10. Fox IS. Human Physiology 6th Edition. Iowa: WB Communication, 1999 11. Vander AJ, Sherman JH, Luciano DS. Human Physiology 8th Edition. Newyork: McGraw-Hill Book co, 2001 12. Despopoulus A, Silbernagi S. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Edisi keempat. Alih bahasa: Handoyo Y. Jakarta: Hipokrates, 2000 13
  • 14. 11. Jadwal Kegiatan MINGGU I JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU 08.00-09.00 Overview Blok 4 Kuliah Biologi : Embriologi Kelenjar endokrin (tiroid,hipofise/hipot alamus, adrenal, & pankreas Kuliah Histologi Endokrin oleh dr.Syamsul Arifin Struktur histologis Pancreas, tiroid, paratiroid, hipofisis, adrenal Pemberian tugas kuliah Histologi Kuliah Biokimia : Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon hipofisis dan tiroid - MKDU 09.00-10.00 BBM S1/T1 BBM S1/T2 10.00-11.00 - - 11.00-12.00 - Praktikum Biologi (tim dosen) Praktikum Histologi Organ Endokrin (tim dosen) Kuliah Fisiologi Efek hormon hipofisis dan hormon tiroid Pemberian tugas kuliah Fisiologi - 12.00-13.00 Kuliah Anatomi struktur anatomi kelenjar-kelenjar endokrin oleh dr. Didik : (tiroid,hipofise/hipot alamus, adrenal, & pankreas Pemberian tugas kuliah Anatomi - Belajar mandiri 13.00-14.00 Belajar mandiri Belajar mandiri - 14.00-15.00 Belajar mandiri Praktikum Anatomi Organ Endokrin (tim dosen) 15.00-16.00 - 16.00-17.00 - - - JADWAL TERSTRUKTUR : KULIAH ANATOMI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM TUTORIAL 2 X PERTEMUAN : 4 JAM KULIAH FISIOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM BELAJAR MANDIRI : 12 JAM KULIAH BIOKIMIA : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM OVERVIEW : 1 JAM 14
  • 15. KULIAH HISTOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM PRAKTIKUM : 9 JAM KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM TOTAL JAM/MINGGU : 38 JAM KULIAH BIOLOGI : 2 X 50 MENIT/2 JAM MINGGU II JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU 08.00-09.00 - Kuliah Biokimia oleh Drs. Eko Suhartono, M.Si Metabolisme karbohidrat Pemberian tugas kuliah Biokimia Kuliah Biokimia : biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon kelenjar pankreas Kuliah Fisiologi Endokrin Mekanisme kerja hormon kelenjar pankreas Pemberian tugas kuliah Fisiologi - MKDU 09.00-10.00 BBM S2/T1 BBM S2/T210.00-11.00 - - - 11.00-12.00 Praktek keterampilan anamnesis regio kepala leher (shift 1 dilanjutkan 2) Praktikum Biokimia PEMERIKSAAN GULA DARAH, PROTEIN URINE, REDUKSI URIN ( shift 1 dan 2) Praktek keterampilan TI : mencari informasi dan database kesehatan(shift 1 dilanjutkan shift 2) Responsi Praktek keterampilan anamnesis regio leher dan kepala (shift 1 dilanjutkan shift 2) - - 12.00-13.00 - 13.00-14.00 - Belajar mandiri 14.00-15.00 Belajar mandiri 15.00-16.00 16.00-17.00 - 17.00-18.00 Belajar mandiri Belajar mandiri Belajar mandiri Belajar mandiri - - JADWAL TERSTRUKTUR : KULIAH BIOKIMIA : 4 X 50 MENIT/ 8 JAM KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM KULIAH FISIOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM PRAKTIKUM BIOKIMIA : 3 JAM TUTORIAL 2 x PERTEMUAN : 4 JAM KMBD I : 6 JAM BELAJAR MANDIRI : 10 JAM TOTAL JAM / MINGGU : 35 JAM 15
  • 16. MINGGU III JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU 08.00-09.00 - Kuliah biokimia: biosintesis, sekresi, metablisme dan mekanisme kerja hormon suprarenal Kuliah fisiologi: efek fisiologis hormon suprarenal Kuliah Biokimia : Metabolisme Lipid - MKDU 09.00-10.00 BBM S3/T1 BBM S3/T2 10.00-11.00 - - - 11.00-12.00 - - Kuliah Biokimia : metabolisme porfirin - - 12.00-13.00 Praktek keterampilan Pemeriksaan fisik : regio kepala leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea, inspeksi oral, dan pemeriksaan kelenjar saliva (SHIFT 1) Praktikum IT desain web site & email Praktek keterampilan Pemeriksaan fisik : regio kepala leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea, inspeksi oral, dan pemeriksaan kelenjar saliva (SHIFT 1) - - 13.00-14.00 - - - 14.00-15.00 Simulasi Praktek menyusun diet normal 15.00-16.00 Praktek keterampilan Pemeriksaan fisik : regio kepala leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea, inspeksi oral, dan pemeriksaan kelenjar saliva (SHIFT 2) Belajar mandiri Belajar mandiri Praktek keterampilan Pemeriksaan fisik : regio kepala leher, pemeriksaan tiroid, palpasi trachea, inspeksi oral, dan pemeriksaan kelenjar saliva (SHIFT 2) Belajar mandiri 16.00-17.00 17.00-18.00 - 16
  • 17. JADWAL TERSTRUKTUR : KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM KMBD II : 9 JAM KULIAH BIOKIMIA : 6 X 50 MENIT/ 6 JAM BELAJAR MANDIRI : 9 JAM KULIAH FISIOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM TOTAL JAM / MINGGU : 37 JAM PRAKTIKUM IT : 3 X 50 MENIT/ 3 JAM TUTORIAL 2 x PERTEMUAN : 4 JAM MINGGU IV JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU 08.00-09.00 - Kuliah biokimia : metabolisme asam amino dan protein Kuliah biokimia : biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon paratiroid dan kalsitonin Kuliah fisiologi : efek hormon paratiroid dan kalsitonin - MKDU 09.00-10.00 BBM S4/T1 BBM S4/T2 10.00-11.00 - - - 11.00-12.00 - - - Kuliah biokimia : metabolisme purin pirimidin - 12.00-13.00 Responsi keterampilan klinik pemeriksaan fisik regio kepala leher (shift 1) Praktek latihan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi dan evidence (role play) Ujian praktikum biologi 13.00-14.00 - - - 14.00-15.00 - Ujian praktikum histologi Ujian praktikum anatomi15.00-16.00 Responsi keterampilan klinik pemeriksaan fisik regio kepala leher (shift 1) Belajar mandiri Belajar mandiri 16.00-17.00 - 17.00-18.00 JADWAL TERSTRUKTUR : KULIAH MKDU : 4 X 50 MENIT/ 4 JAM KULIAH BIOKIMIA : 6 X 50 MENIT/ 6 JAM 17
  • 18. KULIAH FISIOLOGI : 2 X 50 MENIT/ 2 JAM PRAKTIKUM IT (REVIEW) : 3 X 50 MENIT/ 3 JAM PRAKTIKUM LAB (REVIEW) : 9 X 50 MENIT/9 JAM TUTORIAL 2 x PERTEMUAN : 4 JAM SKILL LAB : 6 JAM BELAJAR MANDIRI : 6 JAM TOTAL JAM / MINGGU : 40 JAM MINGGU V JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU 08.00-09.00 DISKUSI PANEL TEMU PAKAR (jika diminta oleh mahasiswa) Ujian Praktikum Biokimia Pemeriksaan gula darah, protein urin, reduksi urin Tim dosen Biokimia OSCE - UJIAN TEORI BLOK MKDU 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-12.00 - - - - - 12.00-13.00 - - - - 13.00-14.00 - - - - 14.00-15.00 - - - - 15.00-16.00 - - - - - 16.00-17.00 - - - - - 17.00-18.00 - - - - - - JADWAL TERSTRUKTUR : DISKUSI PANEL : 2 JAM OSCE : 3 JAM UJIAN TEORI BLOK : 2 JAM UJIAN PRAKTIKUM - ANATOMI DAN HISTOLOGI: 3 JAM - BIOKIMIA : 3 JAM - BIOLOGI : 3 JAM - IT : 3 JAM 18
  • 19. 19
  • 20. 12. EVALUASI BLOK Keberhasilan proses pembelajaran blok ini akan dilihat berdasarkan indikator pada tabel 3. Tabel 3. Indikator keberhasilan blok Indikator Alat ukur Target Kehadiran mahasiswa DHMD Kuliah > 80% Tutorial, praktikum, skill lab : 100% Kehadiran tutor dan instruktur Daftar hadir dosen 100% Tingkat kelulusan DPNA 100% Kualitas kelulusan DPNA IP Blok >2,75 BAB II 20
  • 21. MODUL SKENARIO DAN DASAR TEORI Sasaran Belajar Skenario 1. 1. Menjelaskan struktur anatomi kelenjar tiroid (Anatomi). 2. Menjelaskan gambaran histologis tiroid (Histologi). 3. Menjelaskan efek (fisiologis) dan regulasi hormon tiroid (Fisiologi). 4. Menjelaskan biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon tiroid (Biokimia) 5. menjelaskan mekanisme kerja hormon tiroid (Biokimia) 6. Menjelaskan peran hormon tiroid dalam metabolisme karbohidrat dan lipid (Biokimia). 7. menjelaskan hubungan antara kebutuhan iodium dengan hormon tiroid (Gizi dan Biokimia) Skenario 1. Gambar Kelenjar Tiroid dan Garam Yodium 21
  • 22. Problem Tree Skenario 1. ? Kelenjar Tiroid Anatomi, Histologi kelenjar Tiroid Biokimia : Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme aksi hormon tiroid Benjolan di leher Gizi : fungsi iodium 22
  • 23. Pertanyaan yang harus muncul dalam diskusi : 1. Organ apa yang ada di leher ? 2. Mengapa organ di leher tersebut ikut bergerak jika menelan 3. Bagaimana struktur anatomi dan histologi organ tersebut 4. Apa fungsi organ tersebut 5. Bagaimana organ tersebut dapat berfungsi 6. Apakah organ tersebut menghasilkan sesuatu 7. Bagaimana cara organ tersebut bekerja 8. Apa fungsi zat yang dihasilkan oleh organ tersebut 9. Bagaimana pengaruh zat yang dihasilkan organ tersebut terhadap metabolisme tubuh 10. Apakah fungsi organ tersebut dipengaruhi oleh sesuatu? Overview Dasar Teori A. Anatomi Leher dan kelenjar tiroid Fisiologi : efek fisiologis dan regulasi Tiroksin (T4), Triiodotironin (T3) 23
  • 24. B. Gambaran Histologis kelenjar tiroid Secara histoanatomi kelenjar tiroid : • Berada di leher anterior larynx, terdiri 2 lobus di hubungkan oleh isthmus. • Tersusun atas folikel-folikel thyroid (Gambar 52) - Dibatasi epitel simplex cuboideum - Dikelilingi oleh membrana basalis yang tipis & jaringan ikat retikuler - Sel folikel (ukuran 50 um – 1 mm), pipih ( tak aktif), kolumner (aktif) • Diantara sel folikel ditemukan sel parafolikuler=sel C (ukurannya lebih besar dari sel folikuler) 24
  • 25. Gambar 1. Struktur follikel glandula thyroidea HISTOGENESIS Kelenjar tiroid berkembang mulai minggu ke –4 kehidupan fetal dengan membentuk endoderm di medial. HISTOFISIOLOGI Sel folikel tiroid mensekresi hormon tiroksin, yang berfungsi : - meningkatkan ratio basal metabolisme - meningkatkan absorpsi KH dari usus - Pertumbuhan badan - Perkembangan sistem saraf (fetal) Sel parafolikuler mensekresi calsitonin, yang berfungsi : untuk menurunkan calsium darah dengan menghambat reabsorpsi oleh tulang. C. Biokimiawi Hormon Di dalam tubuh manusia dijumpai 2 macam kelenjar, masing-masing sebagai (1) kelenjar eksokrin, yang mengeluarkan sekretnya melalui suatu saluran dan (2) kelenjar endokrin, yang mengeluarkan sekretnya langsung dicurahkan ke dalam sirkulasi darah. Sekret dari kelenjar endokrin ini yang dinamakan hormon. Tempat hormon bekerja dinamakan sel target, yang dapat berupa sel jaringan tubuh tertentu atau sel dari suatu kelenjar lainnya. Mekanisme kerja hormon. Pada umumnya cara kerja hormon dapat berupa : 1. menginduksi sintesis enzim transkripsi-transiasi pada tingkat inti 25
  • 26. 2. merangsang sintesis enzim pada tingkat ribosom 3. mempengaruhi aktivitas enzim secara langsung 4. berhubungan dengan transportasi spesifik zat yang melintas membran 5. meningkatkan aktivitas adenilat siklase membran Terdapat 5 faktor pengatur kerja hormon didalam tubuh yakni : 1. kecepatan sintesis dan sekresi hormon oleh dan dari kelenjar pembentuknya 2. sistem transpor spesifik yang ada dalam plasma darah 3. reseptor spesifik yang ada dalam sitosol dan membran sel target 4. kadang-kadang memerlukan perubahan ke dalam bentuk yang lebih aktif 5. degradasi terakhir terutama yang berlangsung di hati atau ginjal Kelenjar Tiroid. Kelenjar ini mensekresi hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dankeduanya terikat pada tiroglobulin didalam kelenjar. Struktur tiroglobulin merupakan suatu protein dengan BM kira-kira 670.000 yang berbentuk koloid dan memberi warna merah apabila diberikan pewarnaan spesifik. Biosintesis hormon kelenjar tiroid. Secara garis besar, sintesis hormon kelenjar tiroid berlangsung dalam 4 tahapan reaksi yaitu : 1. uptake ion iodida oleh kelenjar tiroid 2. oksidasi iodida serta iodinasi gugus tirosil molekul tiroglobulin 3. perubahan radikal iodotirosil menjadi radikal iodotironil dalam molekul tiroglobulin 4. pelepasan T3 dan T4 ke dalam darah Uptake ion iodida oleh kelenjar tiroid. Iodium darah berbentuk iodida dan jumlahnya sangat sedikit (0,2 - 0,4 ug%), namun kelenjar tiroid memiliki kemampuan melakukan penyerapan serta pemekatan melalui proses transport aktif, sehingga kadar iodida di dalam kelenjar mencapai 20-50 kali kadar iodida di dalam. Untuk itu diperlukan keutuhan sel serta energi atas pengaruh TSH dan dapat dihambat oleh tiosianat, perkhlorat dan garam-garam iodida. 26
  • 27. Oksidasi iodida dan iodinasi gugus tirosil tiroglobulin di kelenjar tiroid. Iodida yang diserap secepatnya dioksidasi melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim peroksidase yang dipengaruhi oleh TSH. Reaksi oksidasi ini dihambat oleh senyawa tiourea, aminobenzena dan imiazol. Secepatnya iodium yang terbentuk diikatkan pada gugus tirosil tiroglobulin, pada umumnya pada C-3 dan terbentuklah mono iodium tirosin (MIT), selanjutnya pada C-5 terbentuklah di- iodium tirosin (DIT). Perubahan radikal iodotirosil menjadi radikal iodotironil molekul tiroglobulin di kelenjar tiroid. Selanjutnya terjadi penggabungan MIT dan DIT membentuk T3 dan penggabungan 2 DIT membentuk T4 berlangsung melalui reaksi enzimatis. Di kelenjar tiroid dijumpai : 1. MIT 20 -30% 2. DIT 30 - 45% 3. T4 25% 4. T3 hanya sedikit Pelepasan T3 dan T4 ke dalam darah. T3 dan T4 yang terikat pada tiroglobulin dalam kelenjar tiroid, pembebasannya memerlukan enzim proteolitik yang distimulasi oleh TSH dan hawa dingin. Tiroglobulin adalah protein dengan BM kira-kira 670.000 yang terdiri atas 5000 asam amino dan 3-5 asam aminonya ini terpakai untuk T3 dan T4. Setiap hari kira-kira 75ug T4dan 25 ug T3 ke dalam darah, namun T3 hanya sedikit yang terikat sehingga T3 awal kerjanya lebih cepat dan lama kerjanya lebih pendek dibandingkan dengan T4. Metabolisme dan ekskresi hormon tiroid. Ekskresi hormon tiroid berlangsung sangat lambat dan waktu paruh tiroksin lamanya 6-7 hari. Lebih banyak hormon tiroid yang terikat protein,misalnya pada keadaan dimana kadar estrogen meningkat, maka berakibat ekskresinya lebih lambat. Sebaliknya bila hormon tiroid yang terikat pada protein jumlahnya lebih sedikit, maka berakibat ekskresinya cepat. Degradasi hormon tiroid. Hormon tiroid didegradasi terutama di hepar melalui reaksi konjugasi, deioidinasi, deaminasi, dekarboksilasi. Hasil degradasi 27
  • 28. hormon tiroid berupa tetrac (tetraiodotiroasetat) dan triac (triiodo tiroasetat). Keduanya dikeluarkan melalui urin dan saluran pencernaan. Mekanisme kerja hormon tiroid. Hormon tiroid terikat pada reseptor spesifik dengan afinitas yang tinggi dalam nukelus sel sasaran. T3 terikat dengan afinitas kurang lebih sepuluh kali afinitas T4 yang secara proporsional memiliki aktivias biologik yang lebih besar. Hormon tiroid terikat pada tempat dengan afinitas yang rendah di dalam sitoplasma, tetapi protein pada tempat ini tampaknya bukan merupakan protein yang sama seperti protein reseptor nukleus sel. Pengikatan sitoplasmik ini mungkin berfungsi untuk mempertahankan hormon tiroid agar tetap berada dalam “lingkungan di sebelahnya”. Efek utama T3/T4 adalah untuk menggalakkan sintesis protein secara umum dan menghasilkan keseimbngan nitrogen yang positif. Hormon tiroid menginduksi atau merepresi protein dengan meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen. Dalam hal ini T3/T4, faktor yang bekerja trans berupa kompleks hormon-reseptor yang agaknya selalu berada di dalam nukleus. Unsur respons- hormon DNA yang bekerja cis dan mengikat kompleks ini terdiiria atas rangkaian inti AGGTCAnnnnnnAGGTCA. Hormon T3 dan glukokortikoid menggalakkan transkripsi gen hormon pertumbuhan, sehingga lebih banyak gen pertumbuhan yang diproduksi. Hormon tiroid dikenal sebagai modulator penting yang mengatur proses tumbuh kembang. Hormon tiroid dapat mempengaruhi kadar glukosa darah. Pada manusia, kadar glukosa puasa tampak naik di antara pasien hipertiroid dan menurun di antara pasien hipotiroid. Namun, pasien hipertiroid menggunakan glukosa dengan kecepatan yang normal atau meningkat, sedangkan pasien hipotiroid memperlihatkan penurunan kemampuan menggunakan glukosa. Disamping itu, pasien hipertiroid mempunyai kepekaan terhadap insulin yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan orang normal atau penderita hipertiorid. 28
  • 29. D. Hubungan antara kebutuhan iodium dengan hormon tiroid. Pada orang dewasa, 70% sampai 80% iodium terkonsentrasi dalam kelenjar tiroid. Iod diperlukan untuk sintesis hormon tiroid yang mengandung iod. Hormon tiroksin diperlukan dalam pengendalian pertumbuhan dan pengaturan metabolisme basal. Makanan normal biasanya menyediakan cukup iod yaitu sekitar 100ug. Kebutuhan iod tertinggi terjadi selama masa remaja dan kehamilan. Kekurangan iodium mengakibatkan pembengkakan kelenjar tiroid yang dikenal sebagai gondok (goiter). E. EFEK DAN REGULASI HORMON TIROID Efek Hormon Tiroid Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yang saling tumpang tindih: 1. Efek pada laju metabolisme • Meningkatkan laju metabolik basal tubuh keseluruhan • Merupakan regulator terpenting bagi tingkat konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat 2. Efek kalorigenik: peningkatan laju metabolisme menyebabkan peningkatan produksi panas. 3. Efek pada metabolisme perantara: Hormon tiroid memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang terlibat dalam metabolisme bahan bakar. Efek hormone tiroid pada metabolism bahan bakar bersifat multifaset; hormone ini tidak saja mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak dan protein, tetapi banyak sedikitnya jumlah hormone juga dapat menginduksi efek yang bertentangan. Secara umum, kadar hormone tiroid dalam plasma yang berlebihan, akan lebih menimbulkan 29
  • 30. efek peningkatan konsumsi bahan bakar dibandingkan dengan efek penyimpanan. 4. Efek simpatomimetik: Efek yang serupa dengan yang dihasilkan oleh system saraf simpatis. Hormone tiroid meningkatkan ketanggapan sel sasaran terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin). Hormone tiroid diperkirakan menimbulkan efek permisif ini dengan menyebabkan proliferasi reseptor katekolamin di sel sasaran. 5. Efek pada sistem kardiovaskuler: melalui efeknya pada peningkatan ketanggapan jantung terhadap katekolamin dalam darah, hormone tiroid meningkatkan denyut dan kekuatan kontraksi jantung, sehingga curah jantung meningkat. Selain itu sebagai respon terhadap beban panas yang ditimbulkan oleh efek kalorigenik hormone tiroid, terjadi vasodilatasi perifer untuk menyalurkan kelebihan panas tersebut ke permukaan tubuh untuk dieleminasi ke lingkungan. 6. Efek pada pertumbuhan dan sistem saraf. Hormone tiroid penting untuk pertumbuhan yang normal. Efek hormone tiroid dalam mendorong pertumbuhan tampaknya merupakan efek sekunder dari efeknya pada hormone pertumbuhan. Hormone tiroid tidak saja merangsang sekresi hormone pertumbuhan, tetapi juga mendorong efek hormone pertumbuhan pada sintesis protein structural baru dan pada pertumbuhan rangka. Anak yang mengalami defisiensi tiroid gangguan pertumbuhan, yang reversible jika anak tersebut diberi hormone tiroid pengganti. Namun tidak seperti hormone pertumbuhan, kelebihan hormon tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan berlebihan. Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan normal system saraf, terutama SSP, suatu efek yang terganggu pada anak yang mengidap defisiensi tiroid sejak lahir. Hormon tiroid juga sangat penting untuk aktifitas normal SSP pada orang dewasa. Kadar hormon tiroid yang abnormal berkaitan dengan perubahan tingkah laku. Selain itu, kecepatan saraf perifer menghantarkan impuls berkaitan secara langsung dengan ketersediaan hormon tiroid. 30
  • 31. Pengaturan Sekresi Hormon Tiroid Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas tampaknya dilaksanakan oleh umpan-balik negative antara tiroid dan hipofisis anterior, sementara penyesuaian jangka panjang diperantarai oleh hipotalamus. Thyroid-stimulating hormone (TSH), hormon tropic tiroid dari hipofisis anterior, adalah regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Hampir semua langkah dalam pembentukan dan pengeluaran hormon tiroid dirangsang oleh TSH. Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan balik negative, menghambat sekresi TSH, sementara thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus memicu sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipotalamus-hipofisis- tiroid, inhibisi terutama berlangsung di tingkat hipofisis anterior. Sasaran Belajar Skenario 2 1. Menjelaskan kebutuhan energi berdasarkan berat badan dan aktivitas 2. Menjelaskan metabolisme energi (karbohidrat dan lipid) 3. Menjelaskan hormon-hormon yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lipid (insulin dan glukagon) 4. Menjelaskan struktur anatomi kelenjar yang mensekresi hormon insulin dan glukagon (Anatomi). 5. Menjelaskan gambaran histologis kelenjar yang mensekresi hormon insulin dan glukagon (histologi). 6. Menjelaskan biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon insulin dan glukagon (Biokimia) 31
  • 32. 7. Menjelaskan efek fisiologis dan regulasi hormon insulin dan glukagon (Fisiologi) Skenario 2 Kok Loyo Mas ....????? Pada suatu hari seorang laki-laki 40 tahun, dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 165 cm bekerja sebagai buruh di pasar merasa lapar dan lemas setelah bekerja dari pagi hingga tengah hari. Kemudian dia minum segelas teh manis, makan sepiring nasi, satu ekor ikan peda goreng dan semangkuk kecil sayur di warung. Setelah beberapa saat beristirahat ia merasa tenaganya pulih dan siap bekerja kembali. Problem Tree Skenario 2 LAPAR DAN LEMAS METABOLISME ENERGI (KARBOHIDRAT DAN LIPID) HORMON YANG BERPENGARUH KEBUTUHAN ENERGI AKTIVITAS 32
  • 33. Pertanyaan yang harus muncul dalam diskusi 1. Mengapa laki-laki tersebut merasa lapar dan lemas setelah beraktivitas ? 2. Berapa kebutuhan energi dan zat-zat gizi yang harus dipenuhi laki-laki tersebut ? 3. Mengapa setelah minum air teh manis dan makan, laki-laki tersebut merasa tenaganya pulih kembali? 4. Apa yang terjadi setelah makanan tersebut masuk ke dalam tubuh laki-laki tersebut? 5. Bagaimana metabolisme zat-zat gizi di dalam tubuh ? 6. Hormon apa saja yang mempengaruhi proses metabolisme terutama karbohidrat dan lipid dalam tubuh ? 7. Bagaimana struktur anatomi dan histologis kelenjar penghasil hormon tersebut? 8. Bagaimana mekanisme kerja hormon-hormon tersebut? 9. Apa efek hormon tersebut bagi tubuh manusia? Dasar Teori A. Metabolisme Karbohidrat Glikolisis adalah proses pembentukan asetil KoA dan atau laktat yang berasal dari glukosa yang disertai dengan pembentukan ATP. Glikolisis dapat berlangsung secara aerob dan anaerob. Secara aerob : produk akhir adalah piruvat yang kemudian dioksidasi menjadi asetil koA, sementara secara anaerob : piruvat yang terbentuk akan direduksi menjadi laktat. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama dalam tubuh hewan. Unsur ini terutama terdapat di dalam hepar (sampai 6%) dan otot (1%). Glikogen berfungsi menjadi sumber heksosa yang tersedia bagi proses glikolisis dalam otot. Glikogen hepar berhubungand engan simpanan dan Fisiologi : efek fisiologi dan regulasi hormon Insulin & Glukagon Anatomi, Histologi kelenjar Pancreas Biokimia : biosintesis,sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormon insulin dan glukagon 33
  • 34. pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Glikogen disintesis dari glukosa dan prekursor lainnya lewat lintasan glikogenesis. Pemecahannya terjadi melalui sebuah lintasan yang terpisah yang dikenal sebagai glikogenolisis. Glikogenolisis menyebabkan pembentukan glukosa dalam hepar dan pembentukan laktat dalam otot yang masing-masing terjadi akibat adanya atau tidak adanya enzim glukosa-6-fosfatase Glukoneogenesis merupakan istilah yang digunakan untuk mencakup senua mekanisme dan lintasan yang bertanggungjawab atas pengubahan senyawa non karbohidrat menjadi glukosa dan glikogen. Substrat utama : asam amino glukogenik, laktat, gliserol dan propionat. Terjadi terutama di hepar dan ginjal karena memiliki komplemen lengkap enzim yang dibutuhkan. Sel hepar yang dapat dilewati glukosa dengan bebas merupakan sarana utama untuk mengatur konsentrasi glukosa darah karena sel tersebut mengandung enzim glukokinase dengan nilai Km yang tingi, yang secara spesifik disesuaikan dengan fungsi pengeluaran glukosa sesudah makan. Insulin disekresikan sebagai respons langsung terhadap hiperglikemia; hormon ini akan membantu hepar untuk menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mempermudah pengambilan glukosa oleh jaringan ekstrahepatik. Glukagon disekresikan sebagai respon terhadap hipoglikemia dan mengaktifkan glikogenolisis serta glukoneogenesis dalam hepar yang menyebabkan pelepasan glukosa dalam darah. B. Anatomi Pankreas 34
  • 35. C. Histologi Páncreas Insula pancreatica merupakan bangunan serupa sel endokrin (endocrinocytus) yang tersebar di seluruh páncreas. Setiap insula mengandung 4 jenis sel penghasil hormon peptida yaitu : a. Sel Alfa = Alpha Cell = Endocrinocytus Alpha Sel ini memproduksi hormon glukagon, berperan menaikkan kadar gula yang rendah, dan kerja hormon ini merupakan kebalikan hormon insulin. b. Sel Beta = Beta Cell = Endocrinocytus Beta Sel ini terdapat dalam jumlah banyak dalam insula pancreatica dan memproduksi insulin. Insulin ini bekerja pada kadar gula yang tinggi dan sifatnya meneruskan kadar gula yang tinggi tersebut menjadi normal kembali. Insulin menaikkan pengambilan glucosa darah oleh sebagian besar sel; menaikkan síntesis glikogen oleh hepatocytus dan síntesis trigliserida oleh adipocytus. Malfungsi sel beta menyebabkan penyakit diabetes melitus yang ditandai dengan 35
  • 36. hiperglikemia. Hiperplasia dan neoplasia sel beta mengakibatkan sindrom hiperinsulinisme ditandai hipoglikemia c. Sel Delta = D Cells = Endocrinocytus Delta Somastatin yang menekan prelepasan insulin, glukagon, dan hormon pertumbuhan diproduksi oleh sel delta, selain itu sel ini menghasilkan gastrin yang memacu sekresi kelenjar dalam mucosa saluran pencernaan. d. Sel F = PP Cell Sel ini mensekresi polipeptida pancreatica yang menghambat pars eksokrin páncreas memproduksi enzim dan bikarbonat. Hormon ini menyebabkan relaksasi vesica fellea dan mengurangi sekresi empedu D. FISIOLOGI HORMON KELENJAR PANKREAS Fungsi utama hormon-hormon pankreas adalah untuk:  meningkatkan penyimpanan selama individu istirahat, dalam bentuk glikogen dan lemak, diambil dari substansi-substansi dalam makanan (insulin)  mobilisasi kembali cadangan energi selama fase kelaparan atau pada waktu bekerja, dalam keadaan stres, dst. (glukagon)  menjaga kadar gula darah mendekati konstan bila mungkin  meningkatkan pertumbuhan (insulin) Efek dasar hormon insulin  Tiga efek dasar insulin pada metabolisme karbohidrat:  meningkatkan kecepatan metabolisme glukosa,  menurunkan konsentrasi gula darah (hormon hipoglikemik),  meningkatkan cadangan glikogen dalam jaringan  Efek insulin terhadap metabolisme lemak 36
  • 37.  Meningkatkan pemakaian glukosa, mengurangi pemakaian lemak (penghemat lemak)  Meningkatkan pembentukan gliserol. Gliserol bersama asam lemak membentuk trigliserida untuk disimpan.  Efek insulin terhadap metabolisme protein: meningkatkan sintesa dan mencegah katabolisme protein Pengaturan Sekresi Insulin Pengaturan sekresi: diatur oleh kadar gula dalam darah melalui mekanisme umpan balik. Hormon Glukagon  Efek utama glukagon terhadap metabolisme glukosa:  Pemecahan glikogen hati (glikogenolisis) → meningkatkan glukosa darah (hormon hiperglikemik)  Meningkatkan proses glukoneogenesis dalam hati 37
  • 38.  Efek lain glukagon (bila meningkat di atas nilai normalnya):  Mengaktifkan lipase lemak → m persediaan asam lemak → sumber energi  Menghambat penyimpanan trigliserida dalam hati  Stimulus utama sekresi glukagon: turunnya kadar gula darah ⇒ waktu puasa, kelaparan, dan antara 2 waktu makan Sasaran Belajar Skenario 3 1. Menjelaskan struktur anatomi kelenjar suprarenalis /cortex (Anatomi). 2. Menjelaskan gambaran histologis kelenjar suprarenalis (Histologi) 3. Menjelaskan biosintesis, sekresi dan metabolisme hormon kelenjar suprarenal (Biokimia) 4. menjelaskan mekanisme kerja hormon kelenjar suprarenal (Biokimia) 5. Menjelaskan efek fisiologis dan regulasi hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar suprarenalis yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan epinefrin (Fisiologi) Skenario 3: disesuaikan untuk kasus hormonkorteks adrenal Taakuutt…Ada Anjing….!!!!! Seorang anak laki-laki berlari ketakutan karena dikejar anjing. napasnya menjadi cepat , jantung berdegup kencang dan berkeringat . Sampai di rumah ibunya terkejut dan bertanya kenapa nafasmu terengah-engah dan berkeringat. Si anak berkata dia sangat ketakutan dan jantungnya berdebar-debar, kemudian dia balik bertanya kenapa bisa terjadi seperti itu? Problem Tree Skenario 3 KETAKUTAN 38
  • 39. A. Anatomi kelenjar adrenal/suprarenalis Fisiologi : mekanisme kerja kortisol, kortikosteron, aldosterone, dan epinefrin Anatomi, Histologi kelenjar Adrenal/ Suprarenalis Biosintesis, sekresi, metabolisme dan mekanisme kerja hormone kelenjar adrenan/suprarenal JANTUNG BERDEBAR, BERKERINGAT, NAFAS TERENGAH-ENGAH HORMON KELENJAR ADRENAL/ SUPRARENALIS METABOLISME TUBUH 39
  • 40. B. Histologis Glandula Adrenalis = Glandula Suprarenalis Membentuk topi yang terdapat di atas ren (ginjal). Kelenjar ini terbagi-bagi menurut asalnya , struktur, dan fungsinya menjadi dua bagian pokok, ialah : - Korteks adrenal - Medula adrenal a. Korteks Adrenal Sel kelenjar ini memiliki struktur khas sebagai sel penghasil hormon steroid. Korteks adrenal dibagi menjadi 3 lapis yaitu : zona glomerulosa, zona fasciculata dan zona reticularis. Masing-masing zona menghasilkan hormon. Zona glomerulosa memproduksi hormon mineralokortikoid (aldosteron) yang berperan dalam respon terhadap stimulus angiotensin II dan mengatur keseimbangan air dan elekrolit. Zona fasciculata memproduksi glukokortikoid (kortisol dan kortikosteron) yang mengatur metabolisme karbohidrat. Sedangkan zona reticularis memproduksi glukokortikoid dan androgen adrenal. b. Medulla adrenal Tersusun oleh dua jenis sel utama yaitu sel kromafin dan sel ganglion. Sel kromafin merupakan modifikasi neuron postganglion simpatis yang kehilangan axon dan dendritnya. Sel ini bernukleus besar, granula sekretorik yang berisi katekolamin (epinefrin atau norepinefrin). Katekolamin berfungsi menaikkan kadar glukosa darah dengann cara menstimulasi glikogenolisis dalam 40
  • 41. hepar dan menaikkan aliran darah ke jantung. Epinefrin menyebabkan denyut jantung naik dan dilatasi pembuluh darah yang dibutuhkan organ untuk menghindari stress; dilatasi bronchiolus dan kontraksi pembuluh darah organ untuk bereaksi terhadap stress. Fungsi norepinefrin adalah kontraksi pembuluh darah organ yang tidak penting, menaikkan resisten si perifer. C. FISIOLOGI HORMON KORTEKS ADRENAL 1. MINERALOKORTIKOID  Hormon mineralokortikoid utama adalah Aldosteron:  Fungsi:  Fungsi utama: mengatur transport Na+ dan K+ pada ginjal dan organ lainnya (kandung empedu, usus, kelenjar keringat, kelenjar liur)  Meningkatkan kadar sodium dan menurunkan kadar potasium plasma: menukar potasium dengan sodium yang diresorbsi di tubulus.  Empat faktor yang berperan dalam pengaturan aldosteron:  p konsentrasi ion kalium: m sekresi  p aktivitas SRAA: m sekresi  p konsentrasi sodium: sangat sedikit m↓ sekresi aldosteron  ACTH: mempunyai efek kecil  Sistem Renin - Angiotensin – Aldosteron (SRAA):  Perdarahan; sodium (Na) rendah → tekanan darah turun → apparatus juxtaglomerularis → sekresi renin → konversi angiotensinogen hati menjadi angiotensin I → hepar: konversi angiotensin I menjadi angiotensin II:  Menyebabkan vasokonstriksi  Merangsang sekresi aldosteron → meningkatkan reabsorbsi natrium di ginjal, sehingga natrium tubuh meningkat dan meningkatkan air, volume dan tekanan darah 2. MINERALOKORTIKOID 41
  • 42.  Hormon glukokortikoid utama : Kortisol (hidrokortison)  Efek: 1. Metabolisme karbohidrat & asam amino: meningkatkan konsentrasi gula darah (“diabetes steroid”), di mana diperlukan asam amino yang disediakan oleh katabolisme protein. 2. Jantung & sirkulasi: memperkuat kerja jantung dan menyebabkan vasokonstriksi perifer melalui penguatan efek katekolamin. 3. Pada lambung: meningkatkan produksi asam lambung 4. Ginjal: memperlambat ekskresi air dan mempertahankan GFR. Pada dosis tinggi berefek seperti aldosteron 5. Pada dosis lebih tinggi: berefek anti inflamasi & anti alergi, sebagian karena penghambatan sintesis protein & pembentukan limfosit, sebagian karena penghambatan pelepasan histamin, dan stabilisasi lisosom. Pengaturan Sekresi Kortisol  Kebanyakan kortisol bekerja sebagai respons tubuh terhadap stres  Sekresi kortisol terjadi pada siang hari, sekresi paling tinggi pagi hari dan terendah sore hari  Sekresi kortisol hampir seluruhnya diatur oleh ACTH.  Pengaturan umpan balik negatif:  Hipotalamus: CRH → hipofisis: ACTH → korteks adrenal: kortisol → menghambat produksi CRH – ACTH  Implikasi praktis pada pasien dengan terapi kortikosteroid menahun: pelepasan ACTH tertekan. Jika steroid dihentikan dengan tiba-tiba, pasien dapat mengalami insufisiensi adrenal 42
  • 43. Sasaran belajar skenario 4 1. Menjelaskan fungsi protein dan kalsium bagi tubuh (Gizi) 2. Menjelaskan sintesis asam-asam amino (Biokimia) 3. Menjelaskan anabolisme protein (Biomikia) 4. Menjelaskan katabolisme protein dan nitrogen asam amino (Biokimia) 5. Menjelaskan konversi asam amino menjadi produk khusus (Biokimia) 6. Efek fisiologi dan regulasi hormon-hormon pertumbuhan dan kalsium (fisiologi) Bu, mengapa air kencing itu bau.....? Ali seorang anak berumur 7 tahun dipaksa ibunya untuk makan telur dan minum susu setiap pagi. Dia tidak mau tetapi ibunya memaksa dengan alasan supaya pintar, tumbuh besar dan tidak mudah sakit. Ali heran, mengapa makan telur dan minum susu bisa jadi cepat besar dan pintar ? Pada suatu hari tanpa sengaja Ali terkencing di celana, ibunya menyuruh Ali segera melepas celananya karena bau. Ali bertanya kepada ibunya,”Bu, apakah air kencing semua orang itu bau ? Mengapa air kencing itu bau?” 43
  • 44. PROBLEM TREE TELUR DAN SUSU MENGANDUNG PROTEIN DAN KALSIUM ANABOLISME KATABOLISME PROTEIN ASAM AMINO DAN PROTEIN BENTUK LAIN PERTUMBUHAN TULANG, OTAK HORMON-HORMON PERTUMBUHAN EKSKRESI METABOLIT PROTEIN MELALUI URIN 44
  • 45. Pertanyaan yang harus muncul dalam skenario : 1. Zat apa yang terkandung dalam telur dan susu? 2. Bagaimana zat itu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kecerdasan? 3. Apa yang terjadi pada zat itu ketika berada dalam tubuh manusia? 4. Mengapa urine itu berbau khas? 5. Zat apa yang terkandung pada urine sehingga menimbulkan bau tersebut? 6. Bagaimana zat itu sampai ada dalam urine? A. ANATOMI DAN HISTOLOGI KELENJAR PARATIROID B. EFEK FISIOLOGIS DAN PENGATURAN SEKRESI HORMON PERTUMBUHAN (GROWTH HORMONE) Kerja GH dapat dibagi jadi 2 kategori besar: 45
  • 46. • Membuat pertumbuhan jaringan padat dan lunak dalam tubuh. GH merangsang pertumbuhan secara tidak langsung melaui faktor pertumbuhan yaitu somatomedin (dihasilkan hati di bawah pengaruh GH): – Sintesa protein & pengambilan asam amino – Proliferasi kartilago & sel tulang – Pertumbuhan rangka • Mempengaruhi metabolisme, efek dasar: – Meningkatkan kecepatan sintesis protein – Menurunkan kecepatan penggunaan KH – Meningkatkan mobilisasi lemak & menggunakan lemak untuk energi Pengaturan Sekresi Hormon Pertumbuhan • Sekresi GH berkaitan dengan keadaan nutrisi dan stres, misal: (1) Kelaparan, (2) hipoglikemi atau rendahnya konsentrasi asam lemak dalam darah, (3) latihan, (4) ketegangan, (5) trauma. • Sekresi GH terjadi berkala, interval tiap 4 jam. Sekresi meningkat pada 2 jam pertama tidur lelap • Konsentrasi normal dalam plasma: – dewasa: 1,6 – 3 ng/ml – anak/remaja: 6 ng/ml B. KONTROL HORMONAL TERHADAP METABOLISME KALSIUM Tiga hormon penting dalam pengaturan metabolisme kalsium: 1. 1,25-dihidrokasikolekalsiferol: meningkatkan penyerapan kalsium di usus 2. Hormon paratiroid: memobilisasi kalsium dari tulang dan meningkatkan ekskresi fosfat urin 3. Kalsitonin: menurunkan kadar kalsium plasma dengan menghambat resorbsi tulang Hormon lainnya: glukokortikoid, GH, & estrogen Hormon Paratiroid Bekerja pada: 46
  • 47.  Jaringan tulang: stimulasi osteoklas, matriks tulang dicerna & kalsium dibebaskan, kalsium ditukarkan dengan plasma.  Ginjal: menaikkan reabsorbsi kalsium dari tubulus distalis renalis, meningkatkan ekskresi fosfat (fosfaturik)  Usus kecil: menaikkan efek vitamin D pada mukosa intestinum → ↑ absorbsi kalsium Kalsitonin  Disekresi oleh kelenjar tiroid  Sekresi dipicu oleh: kenaikan kalsium plasma  Mereduksi kadar kalsium dengan menurunkan resorbsi tulang melalui aktivitas osteoklas dan menstimulasi fungsi osteoblas.  Penting untuk:  Pertumbuhan anak: pertumbuhan tulang membutuhkan inhibisi resorbsi tulang & menstimulasi deposisi tulang  Selama kehamilan & laktasi: melindungi pengeroposan tulang ibu karena kerja parathormon 47
  • 48. 48