Dokumen tersebut merangkum pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam konteks budaya lokal Purworejo dan merancang kerangka pembelajaran sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Dokumen ini menyarankan penanaman nilai-nilai seperti budi pekerti, gotong royong, dan kolaborasi dalam pembelajaran di sekolah melalui pendekatan yang menuntun siswa tanpa paksaan.
TUGAS KELOMPOK 2_EKSPLORASI SOSIO-KULTURAL_MODUL 1.1.pptxOmahSinaoe
Dokumen tersebut membahas tentang konteks sosio-kultural dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Terdapat diskusi mengenai kekuatan konteks sosio-kultural di beberapa daerah seperti Kebumen dan Karanganyar yang sejalan dengan pemikiran KHD, seperti gotong royong, budaya 5S, dan kegiatan jumat pembiasaan. Juga dibahas mengenai penerapan sistem Among untuk menguatkan karakter murid.
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptxSopiyanHadi5
Pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dokumen tersebut membahas profil pelajar Pancasila yang beriman, berakhlak mulia, berkebinekaan global, memiliki sifat gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Juga dibahas strategi Kemendikbud dalam memperkenalkan profil pelajar Pancasila kepada masyarakat.
TUGAS KELOMPOK 2_EKSPLORASI SOSIO-KULTURAL_MODUL 1.1.pptxOmahSinaoe
Dokumen tersebut membahas tentang konteks sosio-kultural dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Terdapat diskusi mengenai kekuatan konteks sosio-kultural di beberapa daerah seperti Kebumen dan Karanganyar yang sejalan dengan pemikiran KHD, seperti gotong royong, budaya 5S, dan kegiatan jumat pembiasaan. Juga dibahas mengenai penerapan sistem Among untuk menguatkan karakter murid.
paparan Hendarman-PPP dan tiga Dosa Besar-24082021.pptxSopiyanHadi5
Pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dokumen tersebut membahas profil pelajar Pancasila yang beriman, berakhlak mulia, berkebinekaan global, memiliki sifat gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Juga dibahas strategi Kemendikbud dalam memperkenalkan profil pelajar Pancasila kepada masyarakat.
penguatan karakter pada pendidikan anak usia dini. Pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.Iman dan Takwa kepada Tuhan YME: Menerapkan pemahamannya tentang kualitas
atau sifat-sifat Tuhan dalam kehidupan
Akhlak pribadi: Menyadari bahwa menjaga dan merawat diri penting dilakukan bersamaan dengan menjaga dan merawat orang lain dan lingkungan sekitarnya
Akhlak kepada manusia: Mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain
Akhlak kepada alam: Menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga dia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang
Akhlak bernegara: Memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara
Elemen Kunci Berkebinekaan Global:
Mengenal dan Menghargai Budaya: mengenali, mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, cara komunikasi dan budayanya, serta mendeskipsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional dan global
dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
Elemen Kunci Gotong Royong:
Kolaborasi: bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang berkarakter baik dan siap bertanggung jawab, dengan menanamkan nilai-nilai seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan demokratis melalui kegiatan pembelajaran yang melibatkan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Tugas Kelompok kolaborasi KHD Modul 1.1 (1).pdfMonaAmelia2
Diskusi kelompok membahas pentingnya memperkuat pendidikan karakter peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai budaya daerah asal. Beberapa nilai budaya seperti gotong royong, silaturahmi, dan kekompakan dapat diterapkan di sekolah untuk membentuk sikap peduli, hormat, dan tanggung jawab siswa terhadap lingkungan sekolah. Kendala yang dihadapi antara lain kurangnya pemahaman dan dukungan terhadap p
Dokumen tersebut merangkum profil pelajar Pancasila yang diharapkan memiliki 6 karakteristik utama yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis dan kreatif.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari enam karakteristik yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, elemen kunci, dan contoh alur perkembangan dari masing-masing karakteristik Profil Pelajar Pancasila.
Dokumen tersebut merangkum aktiviti moral yang dijalankan oleh Institut Pendidikan Guru Kampus Ipoh. Ia menyenaraikan objektif aktiviti kokurikulum seperti menanamkan nilai-nilai moral, memupuk semangat patriotik, dan membina disiplin di kalangan pelajar. Dokumen itu juga menjelaskan kaedah pelaksanaan aktiviti tersebut agar dapat dicapai matlamat pendidikan negara.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
penguatan karakter pada pendidikan anak usia dini. Pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.Iman dan Takwa kepada Tuhan YME: Menerapkan pemahamannya tentang kualitas
atau sifat-sifat Tuhan dalam kehidupan
Akhlak pribadi: Menyadari bahwa menjaga dan merawat diri penting dilakukan bersamaan dengan menjaga dan merawat orang lain dan lingkungan sekitarnya
Akhlak kepada manusia: Mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain
Akhlak kepada alam: Menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga dia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang
Akhlak bernegara: Memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara
Elemen Kunci Berkebinekaan Global:
Mengenal dan Menghargai Budaya: mengenali, mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, cara komunikasi dan budayanya, serta mendeskipsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional dan global
dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
Elemen Kunci Gotong Royong:
Kolaborasi: bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang berkarakter baik dan siap bertanggung jawab, dengan menanamkan nilai-nilai seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dan demokratis melalui kegiatan pembelajaran yang melibatkan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Tugas Kelompok kolaborasi KHD Modul 1.1 (1).pdfMonaAmelia2
Diskusi kelompok membahas pentingnya memperkuat pendidikan karakter peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai budaya daerah asal. Beberapa nilai budaya seperti gotong royong, silaturahmi, dan kekompakan dapat diterapkan di sekolah untuk membentuk sikap peduli, hormat, dan tanggung jawab siswa terhadap lingkungan sekolah. Kendala yang dihadapi antara lain kurangnya pemahaman dan dukungan terhadap p
Dokumen tersebut merangkum profil pelajar Pancasila yang diharapkan memiliki 6 karakteristik utama yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis dan kreatif.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari enam karakteristik yaitu berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, elemen kunci, dan contoh alur perkembangan dari masing-masing karakteristik Profil Pelajar Pancasila.
Dokumen tersebut merangkum aktiviti moral yang dijalankan oleh Institut Pendidikan Guru Kampus Ipoh. Ia menyenaraikan objektif aktiviti kokurikulum seperti menanamkan nilai-nilai moral, memupuk semangat patriotik, dan membina disiplin di kalangan pelajar. Dokumen itu juga menjelaskan kaedah pelaksanaan aktiviti tersebut agar dapat dicapai matlamat pendidikan negara.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. Puguh Cahyo Santoso Budiarti Kurnia Wening Sari Wahyu Lestariningrum Novia Bintari
Prawitaningsih
SD N Pengalasan SMA N 8 Purworejo SMA N 8 Purworejo SMA N 9 Purworejo
SMA N 9 Purworejo
3. Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Dalam Konteks Budaya Lokal Purworejo
Kegiatan bersama dalam rangka
membangun rumah di tetangga.
Mencerminkan budi pekerti, menuntun
tanpa paksaan, gotong royong, kolaborasi.
Sambatan Piyoro/ Bersih Desa
Kegiatan bersih-bersih desa secara
bersama-sama. Mencerminkan budi
pekerti, gotong royong, kolaborasi.
Tari Ndolalak
Kesenian tarian tradisional asli Purworejo
yang di dalamnya mengandung unsur-unsur
cipta, rasa, karsa, dan gerak yang terpadu
membetuk keharmonisan.
Rembug Deso
Kegiatan musyawarah bersama untuk
mencapai keputusan, biasanya dilakukan di
balai desa. Mencerminkan budi pekerti dan
kolaborasi.
4. • Budi pekerti
• Menuntun tanpa paksaan
• Gotong royong
• Kolaborasi
• Unsur cipta, rasa, karsa, dan gerak
yang terpadu membetuk keharmonisan
Nilai yang Sesuai Pemikiran KHD
5. Alasan:
1. Budi pekerti merupakan proses perpaduan antara
cipta, rasa, karsa, karya, dan semangat.
2. Dalam konteks pembelajaran di kelas, budi pekerti
selaras dengan pendidikan karakter siswa.
3. Budi pekerti selaras dengan profil pelajar Pancasila
yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia.
Nilai Positif yang Disepakati :
BUDI PEKERTI
7. Penerapan Budi
Pekerti Dalam
Konteks
Pembelajaran di
Sekolah/ Kelas
Pembelajaran di Dalam Kelas:
1. Penanaman budaya 5S (Senyum,
Sapa, Salam, Sopan, Santun) di
kontrak pembelajaran.
2. Awal dan akhir pembelajaran:
Salam dan doa.
3. Kegiatan Inti: siswa aktif,
kolaboratif, kerjasama,
menghormati pendapat siswa lain.
Guru sebagai fasilitator
pembelajaran.
8. Profil Pelajar Pancasila yang Akan Dikembangkan
dalam Merdeka Belajar:
“Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan
Berakhlak Mulia”
Sumber Daya dan Potensi Sekolah/Kelas:
1. Berada di lingkungan pedesaan yang
identik dengan budaya unggah-ungguh.
2. Sumber daya manusia yaitu seluruh warga
sekolah.
3. Program sekolah dan kurikulum sekolah.
4. Fasilitas sekolah yang memadai.
9. Alur Kerangka Merdeka Belajar
Kompetensi Pelajar Pancasila:
“Memahami spiritualitas dan moralitas sebagai hasil pendidikan karakter.”
Indikator Ketercapaian:
“Peserta didik mampu memahami ajaran agamanya masing-masing dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.”
“Peserta didik mampu meningkatkan kepedulian sesama melalui kreatif
IMTAQ dan IPTEK.”
Tujuan Utama:
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.”
Profil Pelajar Pancasila:
“Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.”
10. Elaborasi dan Pelaksanaan Konkret
• Sosialisasi pada siswa & orangtua.
• Pemasangan tulisan/ poster tentang
pentingnya akhlak mulia.
• Penanaman konsep iman dan takwa
menurut agamanya masing-masing, serta
akhlak mulia secara konsisten dan
kontinyu.
• Pembelajaran berpusat kepada
pengembangan karakter siswa.
Usaha apa yang akan dilakukan? Mengapa memlilih profil
“Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia”?
• Mencerminkan nilai Pancasila sila ke-1 dan ke-2.
• Pepatah “Orang beradab sudah pasti berilmu,
orang berilmu belum tentu beradab.”
11. Elaborasi dan Pelaksanaan Konkret
• Guru memberikan keteladanan dan
menuntun anak dalam menggali ilmu.
• Melakukan sosialisasi secara konsisten
dan kontinyu untuk menumbuhkan
kemauan anak.
• Berkoordinasi dengan orangtua yang
berperan sebagai pendidik pertama dan
utama.
Bagaimana proses mencapai
profil Pancasila?
Siapa pihak yang terlibat? Apa perannya?
• Komite sekolah: motivator dan pendukung kegiatan
• Kepala Sekolah: penanggung jawab dan penentu
regulasi
• Guru: Fasilitator
• Siswa: Subjek
• Orang tua: pendidik pertama dan utama