Diskusi kelompok membahas pentingnya memperkuat pendidikan karakter peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai budaya daerah asal. Beberapa nilai budaya seperti gotong royong, silaturahmi, dan kekompakan dapat diterapkan di sekolah untuk membentuk sikap peduli, hormat, dan tanggung jawab siswa terhadap lingkungan sekolah. Kendala yang dihadapi antara lain kurangnya pemahaman dan dukungan terhadap p
TUGAS KELOMPOK 2_EKSPLORASI SOSIO-KULTURAL_MODUL 1.1.pptxOmahSinaoe
Dokumen tersebut membahas tentang konteks sosio-kultural dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Terdapat diskusi mengenai kekuatan konteks sosio-kultural di beberapa daerah seperti Kebumen dan Karanganyar yang sejalan dengan pemikiran KHD, seperti gotong royong, budaya 5S, dan kegiatan jumat pembiasaan. Juga dibahas mengenai penerapan sistem Among untuk menguatkan karakter murid.
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptxCasmadiCasmadi1
Menemukan dan mengenali nilai-nilai luhur kearifan budaya lokal yang relevan dan menjadi penguat karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya.
TUGAS KELOMPOK 2_EKSPLORASI SOSIO-KULTURAL_MODUL 1.1.pptxOmahSinaoe
Dokumen tersebut membahas tentang konteks sosio-kultural dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Terdapat diskusi mengenai kekuatan konteks sosio-kultural di beberapa daerah seperti Kebumen dan Karanganyar yang sejalan dengan pemikiran KHD, seperti gotong royong, budaya 5S, dan kegiatan jumat pembiasaan. Juga dibahas mengenai penerapan sistem Among untuk menguatkan karakter murid.
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptxCasmadiCasmadi1
Menemukan dan mengenali nilai-nilai luhur kearifan budaya lokal yang relevan dan menjadi penguat karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya.
Dokumen tersebut membahas diskusi mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara yang sesuai dengan konteks sosial budaya daerah Lampung. Pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diterapkan di sekolah melalui program "Jumat bersih" untuk membentuk karakter siswa dan profil pelajar Pancasila. Nilai-nilai budaya Lampung seperti tari Sigekh Pengunten juga dapat dicontohkan untuk memberikan pemahaman tentang keberag
Dokumen tersebut merangkum pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam konteks budaya lokal Purworejo dan merancang kerangka pembelajaran sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Dokumen ini menyarankan penanaman nilai-nilai seperti budi pekerti, gotong royong, dan kolaborasi dalam pembelajaran di sekolah melalui pendekatan yang menuntun siswa tanpa paksaan.
analisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docxBunga Bunga
[Ringkasan]
Karya ilmiah ini membahas upaya meningkatkan nilai budaya di SMAN 5 Bone. Terdapat beberapa sumber data yang digunakan yaitu teori tentang budaya sekolah, unsur-unsur budaya sekolah, dan pengaruh budaya sekolah terhadap karakter siswa. Metode pengumpulan datanya meliputi studi pustaka dan observasi langsung di sekolah.
1.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 - Penugasan Kelompok_A2.pptxTOSINOSIN
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok kerja siswa dalam mata pelajaran dan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pentingnya siswa dapat beradaptasi dengan budaya masyarakat setempat, peranan guru dalam membimbing siswa, serta membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dokumen ini berisi tentang CGP Angkatan 9 Kelas 30 di Kabupaten Kepulauan Meranti. Terdapat fasilitator dan pengajar praktik beserta nama-namanya. Kelas 30 dibagi menjadi 2 kelompok dengan nama-nama fasilitatornya. Diberikan ruang diskusi untuk modul 1.1 dengan tujuan membantu peserta menemukan nilai-nilai budaya daerah yang relevan untuk memperkuat karakter. Diberikan pertanyaan diskusi terkait konteks
Tugas Kelompok 3 Modul 1.1a.5.2 R. Kolaborasi; Yushardi.pptxYana653554
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kelompok menjelaskan budaya belalle' di Kabupaten Sambas yang mencerminkan nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, tanggung jawab, dan budi pekerti sesuai dengan pemikiran Kusumohadi.
2. Budaya belalle' dapat dikontekstualisasikan ke dalam pembelajaran untuk menguatkan karakter siswa sebagai individu dan anggota masyarakat sesuai dengan konte
Dokumen tersebut membahas diskusi mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara yang sesuai dengan konteks sosial budaya daerah Lampung. Pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diterapkan di sekolah melalui program "Jumat bersih" untuk membentuk karakter siswa dan profil pelajar Pancasila. Nilai-nilai budaya Lampung seperti tari Sigekh Pengunten juga dapat dicontohkan untuk memberikan pemahaman tentang keberag
Dokumen tersebut merangkum pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam konteks budaya lokal Purworejo dan merancang kerangka pembelajaran sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Dokumen ini menyarankan penanaman nilai-nilai seperti budi pekerti, gotong royong, dan kolaborasi dalam pembelajaran di sekolah melalui pendekatan yang menuntun siswa tanpa paksaan.
analisis nilai budaya di lingkungan sekolah UPT SMAN 5 bone.docxBunga Bunga
[Ringkasan]
Karya ilmiah ini membahas upaya meningkatkan nilai budaya di SMAN 5 Bone. Terdapat beberapa sumber data yang digunakan yaitu teori tentang budaya sekolah, unsur-unsur budaya sekolah, dan pengaruh budaya sekolah terhadap karakter siswa. Metode pengumpulan datanya meliputi studi pustaka dan observasi langsung di sekolah.
1.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 - Penugasan Kelompok_A2.pptxTOSINOSIN
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok kerja siswa dalam mata pelajaran dan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pentingnya siswa dapat beradaptasi dengan budaya masyarakat setempat, peranan guru dalam membimbing siswa, serta membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dokumen ini berisi tentang CGP Angkatan 9 Kelas 30 di Kabupaten Kepulauan Meranti. Terdapat fasilitator dan pengajar praktik beserta nama-namanya. Kelas 30 dibagi menjadi 2 kelompok dengan nama-nama fasilitatornya. Diberikan ruang diskusi untuk modul 1.1 dengan tujuan membantu peserta menemukan nilai-nilai budaya daerah yang relevan untuk memperkuat karakter. Diberikan pertanyaan diskusi terkait konteks
Tugas Kelompok 3 Modul 1.1a.5.2 R. Kolaborasi; Yushardi.pptxYana653554
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kelompok menjelaskan budaya belalle' di Kabupaten Sambas yang mencerminkan nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, tanggung jawab, dan budi pekerti sesuai dengan pemikiran Kusumohadi.
2. Budaya belalle' dapat dikontekstualisasikan ke dalam pembelajaran untuk menguatkan karakter siswa sebagai individu dan anggota masyarakat sesuai dengan konte
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
4. POKOK BAHASAN
Apakekuatan konteks sosio- kulturaldi daerah anda
yang sejalan denganpemikiran KHD?
bagaimana pemikiran KHD dapat di kontekstualkan
sesuai dengannilai-nilai luhur kearifan budaya
daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter
murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat padakonteks lokal sosial budaya di
daerah.
sepakati satu kekuatanpemikiran KHD yang
menebalkan laku murid di kelas atau sekolah sesuai
dengankontekslokal sosial budayadi daerahyang
dapatdi terapkan.
5. BERKAUR ADAT DI NAGARI SIJUNJUNG
KabupatenSijunjung.
Kearifan Budaya Daerah asal
menjadi karakter murid di Sekolah
6. KEGIA
T
AN TRADISI BAKAUAADA
T DI NAGARI SIJUNJUNG ADALAH UNGKAP
AN RASA SYUKUR YANG
DILUAPKAN OLEH MASYARAKA
T A
T
AS BERKA
TDAN KARUNIA DARIALLAH SWT A
T
ASHASIL P
ANEN
HASILPERT
ANIAN YANG DIBERIKAN.
DISAMPING MENSYUKURI NIKMA
T DISERT
AI BERDOA DANA
T
AS REZEKI YANG DIBERIKAN DAN
SEMOGA SELALU DALAM LIMP
AHAN REZKI TERSEBUT
, KEGIA
T
AN BAKAUAADA
T INI JUGA UNTUK
MENJALIN SILA
TURAHMI DAN KEKOMP
AKAN MASYARAKA
T T
ANI DALAM MENNGARAP PERT
ANIAN
SAW
AH KHUSUSNYA.
KEGIA
T
AN TERSEBUT DILAKSANAKAN DI TEMP
A
T PERTEMUAN ADA
T DINAGARI SIJUNJUNG YANG
DISEBUT ''LOS T
ABEK'', DIHADIRI OLEH BERBAGAI UNSUR YAKNINYA NINIK MAMAK, ALIM ULAMA,
CADIAK P
ANDAI,BUNDO KANDUANG DAN BUP
A
TI SIJUNJUNG BESERT
A OPD YANG ADA DI
PEMERINT
AHAN KABUP
A
TEN SIJUNJUNG DIIKUTI JUGA OLEH PEMERINT
AHAN KECAMA
T
AN,
W
ALINAGARI DAN SELURUH PERANGKA
TNYA.
AKHIR DARI PROSESI BAKAUAADA
T AKAN DILAKSANAN TRADISI YANG TIDAK KALAH SERUNYA
DANYANG P
ALING DITUNGGU OLEHSELURUH LAPISAN MASYARAKA
T YAITU ''MAKAN BAJAMBA''
(MAKAN BERSAMA).
BERKAURADAT
NAGARI SIJUNJUNG
7. DAN MENGHORMATI
SALING MENGHARGAI
MUSYAW
ARAH
PEDULI
SILA
TURAHMI
KEKOMPA
T
AN
NILAI- NILAI
GOT
ONG ROYONG
PEMIKIRAN
Sistem komunikasi yang memiliki
maknabagi sekelompok orang melalui lisan.
AGAMA
iman dan taqwa dengan menunjukkan
rasa syukur atas rezki yang di berikan allah swt
BEBERAPA INDIKATOR BUDAYA
YANG MENJADIPENGUATAN
KARAKTER PESERTA DIDIK
8. sekolah
GOT
ONG ROYONG
•Membersihkan lingkungan
•membantu sesama
•pembenahan fasilitas
kebersamaan,
terhadap
•membangun
rasa tanggung
jawab, dan rasa memiliki
sekolah
yang melibatkan semua
MUSYAW
ARAH
•proses pembahasan dan pengambilan keputusan
anggota komunitas sekolah.
SALING MENGHARGAI DAN MENGHORMATI
•menghargai pendapat teman
•menjaga etika dan sopan santun
•menghormati privasi teman
•menghargaiperbedaan
•menghargai waktu dan usaha teman
NILAI-NILAI KEBUDAYAANYANG
DI TERAPKAN DI SEKOLAH
9. PEDULI
.menunjukkan sikap perhatian dan
peduli terhadap lingkungan sekolah,
siswa, guru dan staf
•Tanggung jawab
•Membantu dan medukung orang lain.
•mendengarkan dengan sunguh-
sunguhketikatemanatauguru
berbicara
•menolong sesama
•menjaga lingkungan sekolah
KEKOMPAKAN
•selalu bekerjasama
•belajar kelompok
SILAHTUHRAMI
•berjabat tangan ketika bertemu guru
•saling menyapa satu sama lain
•tidak mengejek teman
•tidak memilih teman
10. AGAMA
sholat zhur berjamaah di sekolah
tafiz qur'an
berdoasebelumdansesudahbelajar
tidak menghina dan merendahkantean
sikap jujur
tidakmengambilmilik oranglain
menghargai guru dan teman-teman
tidak menganggu teman
tidak berkata kasar dan kotor
berkomunikasidengantemandengan
bahasayangbaikdanbenar
menyampaikan informasi yang di dapat
dari guruketemandenganjelasdan
mudahdi mengerti
11. •Peserta didik masih banyak yang belum membiasakan kato nan ampek dalam
budaya
pendidikan karakter bagi
kehidupan sehari-hari
•Peserta didik kurang atau tidak memahami nilai²
•kurangnya dukungan dari orang tua/ wali murid
•pengunaan teknologi yang kurang tepat
•peserta didik kurang termotivasi
•Keluarga belum bisa sepenuhnya menjadi tempat
peserta didik
•Guru belum sepenuhnya menjadi pribadi yang bisa
digugu dan ditiru
KENDALA NILAI- NILAI KEBUDAYAAN
YANG DI TERAPKAN DI SEKOLAH
12. •Menerapkan budaya positif di sekolah
orang tua
•Peserta butuh Cinta dan kasih sayang dari guru dan
•Meghargai akan kemampuannya
•Memberikan Kebebasan (Kebutuhan akan pilihan), dan
•Kesenangan akan bakat yang di milikinya
•Komitmen yang baik antara sekolah dan keluarga untuk konsisten
dalam menerapkan pembiasaan kato nan ampekdlm kehidupan sehari-
hari
•Sekolah membuat program yang mendekatkan peserta didik pada nilai-nilai
budaya hingga pembiasaan dalam lingkungan sekolah
orang tua/wali
•Sekolah mengadakan parenting day secara berkala dan
berkomitmenutk mengikutinya
•Guru aktif belajar, berdiskusi, dan merefleksi diri
SOLUSI NILAI- NILAI KEBUDAYAAN
YANG DI TERAPKAN DI SEKOLAH