Dokumen ini menjelaskan prosedur pengujian kadar butir agregat yang lolos saringan No. 200 untuk menentukan kadar lumpur. Langkah-langkahnya meliputi persiapan peralatan, pembagian sampel, pencucian agregat, pengeringan, dan penimbangan untuk menghitung kadar lumpur. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar lumpur agregat halus dan kasar melebihi batas maksimum.
Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus dilakukan untuk menentukan kualitas agregat dan kesesuaian untuk digunakan dalam pembangunan jalan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa berat jenis dan penyerapan agregat berada pada kisaran yang diijinkan standar, sehingga agregat tersebut layak digunakan sebagai bahan campuran aspal.
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang metode pengujian kepadatan lapangan menggunakan alat konus pasir. Dokumen tersebut menjelaskan tujuan, ruang lingkup, definisi istilah, persyaratan pengujian, cara pengujian, perhitungan, dan laporan hasil pengujian kepadatan lapangan menggunakan alat konus pasir."
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
Metode pengukuran kadar air tanah dan berat isi tanah meliputi (1) penempatan sampel tanah di oven 105°C selama 24 jam untuk menentukan kadar air, (2) penimbangan ring sebelum dan sesudah memasukkan sampel ke dalamnya untuk menghitung berat isi, serta (3) perhitungan kadar air dan berat isi menggunakan rumus tertentu.
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
Dokumen tersebut membahas analisis hidrometer untuk menentukan distribusi ukuran butiran tanah yang lolos saringan nomor 200. Metode ini digunakan untuk membedakan tanah lanau dan tanah lempung dengan mengukur kecepatan sedimentasi partikel tanah dalam larutan air berdasarkan hukum Stokes. Alat yang digunakan antara lain hidrometer, gelas ukur, dan stopwatch, sedangkan teorinya meliputi rumus untuk menghitung diameter butir, persentase yang
Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus dilakukan untuk menentukan kualitas agregat dan kesesuaian untuk digunakan dalam pembangunan jalan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa berat jenis dan penyerapan agregat berada pada kisaran yang diijinkan standar, sehingga agregat tersebut layak digunakan sebagai bahan campuran aspal.
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang metode pengujian kepadatan lapangan menggunakan alat konus pasir. Dokumen tersebut menjelaskan tujuan, ruang lingkup, definisi istilah, persyaratan pengujian, cara pengujian, perhitungan, dan laporan hasil pengujian kepadatan lapangan menggunakan alat konus pasir."
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
Metode pengukuran kadar air tanah dan berat isi tanah meliputi (1) penempatan sampel tanah di oven 105°C selama 24 jam untuk menentukan kadar air, (2) penimbangan ring sebelum dan sesudah memasukkan sampel ke dalamnya untuk menghitung berat isi, serta (3) perhitungan kadar air dan berat isi menggunakan rumus tertentu.
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
Dokumen tersebut membahas analisis hidrometer untuk menentukan distribusi ukuran butiran tanah yang lolos saringan nomor 200. Metode ini digunakan untuk membedakan tanah lanau dan tanah lempung dengan mengukur kecepatan sedimentasi partikel tanah dalam larutan air berdasarkan hukum Stokes. Alat yang digunakan antara lain hidrometer, gelas ukur, dan stopwatch, sedangkan teorinya meliputi rumus untuk menghitung diameter butir, persentase yang
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
Dokumen ini merupakan standar nasional Indonesia tentang persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung. Dokumen ini menjelaskan persyaratan material beton dan tulangan baja, proses pencampuran dan pengecoran beton, desain struktur beton, analisis beban lentur dan tekan, serta pengujian dan penerimaan kualitas beton.
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...Mira Pemayun
Standar ini menjelaskan prosedur pengujian untuk menentukan kekekalan agregat terhadap larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat dengan cara perendaman agregat berulang kali di dalam larutan tersebut dan mengeringkannya, untuk mengukur pengaruh proses kimiawi terhadap agregat. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan peralatan, bahan kimia, dan prosedur pengujian yang rinci.
Laporan praktikum menguji slump beton untuk menentukan kekentalan beton segar. Praktikum mengukur slump sebesar 10,233 cm dengan 3 titik pengukuran. Nilai ini sesuai untuk konstruksi tertentu menurut PBI 71 tetapi tidak untuk konstruksi lainnya.
Dokumen tersebut membahas analisis daya dukung pondasi menurut teori Terzaghi. Terzaghi mengembangkan analisis daya dukung berdasarkan anggapan tertentu seperti pondasi berbentuk memanjang tak berhingga, tanah homogen, dan keruntuhan geser umum. Ia mendefinisikan daya dukung ultimit sebagai beban maksimum per satuan luas. Persamaan daya dukung mempertimbangkan kohesi, beban terbagi, dan berat tanah dengan menggun
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pemadatan tanah untuk pembangunan jalan dan struktur teknik lainnya. Pemadatan tanah diperlukan untuk meningkatkan kekuatan tanah dengan meningkatkan berat volume tanah. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pemadatan tanah seperti kadar air, jenis tanah, dan energi pemadatan. Selain itu, dibahas pula prosedur uji pemadatan labor
1) Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam agregat halus yang akan digunakan sebagai campuran mortar atau beton.
2) Hasilnya menunjukkan bahwa agregat halus mengandung bahan organik yang dapat merugikan pembuatan beton.
3) Bahan organik dapat dihilangkan dengan mencuci agregat hingga bersih menggunakan air atau larutan NaOH.
Dokumen tersebut membahas tentang mekanika tanah dan beberapa konsep dasarnya. Secara ringkas:
1) Mekanika tanah adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik tanah dan perilakunya ketika menerima gaya.
2) Tanah terdiri atas partikel berukuran berbeda seperti pasir, lempung, dan koloid, yang mempengaruhi sifatnya.
3) Sifat tanah antara lain ditentukan oleh komposisi, u
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan dalam struktur baja, termasuk tekuk elastis, panjang tekuk, batas kelangsingan, dan pengaruh tegangan sisa."
Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200Vivi Vitriana
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan jumlah partikel agregat yang melewati saringan nomor 200. Sampel agregat seberat 500 gram dicuci dan disaring, kemudian bahan yang tertahan dikeringkan di oven. Hasilnya 24% atau seberat 120 gram partikel agregat berukuran lebih kecil dari saringan nomor 200.
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
Dokumen ini merupakan standar nasional Indonesia tentang persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung. Dokumen ini menjelaskan persyaratan material beton dan tulangan baja, proses pencampuran dan pengecoran beton, desain struktur beton, analisis beban lentur dan tekan, serta pengujian dan penerimaan kualitas beton.
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...Mira Pemayun
Standar ini menjelaskan prosedur pengujian untuk menentukan kekekalan agregat terhadap larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat dengan cara perendaman agregat berulang kali di dalam larutan tersebut dan mengeringkannya, untuk mengukur pengaruh proses kimiawi terhadap agregat. Dokumen ini juga menjelaskan persyaratan peralatan, bahan kimia, dan prosedur pengujian yang rinci.
Laporan praktikum menguji slump beton untuk menentukan kekentalan beton segar. Praktikum mengukur slump sebesar 10,233 cm dengan 3 titik pengukuran. Nilai ini sesuai untuk konstruksi tertentu menurut PBI 71 tetapi tidak untuk konstruksi lainnya.
Dokumen tersebut membahas analisis daya dukung pondasi menurut teori Terzaghi. Terzaghi mengembangkan analisis daya dukung berdasarkan anggapan tertentu seperti pondasi berbentuk memanjang tak berhingga, tanah homogen, dan keruntuhan geser umum. Ia mendefinisikan daya dukung ultimit sebagai beban maksimum per satuan luas. Persamaan daya dukung mempertimbangkan kohesi, beban terbagi, dan berat tanah dengan menggun
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pemadatan tanah untuk pembangunan jalan dan struktur teknik lainnya. Pemadatan tanah diperlukan untuk meningkatkan kekuatan tanah dengan meningkatkan berat volume tanah. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pemadatan tanah seperti kadar air, jenis tanah, dan energi pemadatan. Selain itu, dibahas pula prosedur uji pemadatan labor
1) Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam agregat halus yang akan digunakan sebagai campuran mortar atau beton.
2) Hasilnya menunjukkan bahwa agregat halus mengandung bahan organik yang dapat merugikan pembuatan beton.
3) Bahan organik dapat dihilangkan dengan mencuci agregat hingga bersih menggunakan air atau larutan NaOH.
Dokumen tersebut membahas tentang mekanika tanah dan beberapa konsep dasarnya. Secara ringkas:
1) Mekanika tanah adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik tanah dan perilakunya ketika menerima gaya.
2) Tanah terdiri atas partikel berukuran berbeda seperti pasir, lempung, dan koloid, yang mempengaruhi sifatnya.
3) Sifat tanah antara lain ditentukan oleh komposisi, u
Modul kuliah membahas tentang elemen batang tekan dalam struktur baja, termasuk tekuk elastis, panjang tekuk, batas kelangsingan, dan pengaruh tegangan sisa."
Pemeriksaan Bahan Lewat Saringan No. 200Vivi Vitriana
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan jumlah partikel agregat yang melewati saringan nomor 200. Sampel agregat seberat 500 gram dicuci dan disaring, kemudian bahan yang tertahan dikeringkan di oven. Hasilnya 24% atau seberat 120 gram partikel agregat berukuran lebih kecil dari saringan nomor 200.
PENGUNAAN BATU KAPUR, BATA RINGAN, KACA, ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-...Dian Werokila
Makalah ini membahas pengunaan berbagai bahan konstruksi seperti batu kapur, bata ringan, kaca, asphalt concrete binder course (AC-BC), aspal Buton, dan rigid pavement atau perkerasan kaku. Batu kapur digunakan sebagai bahan bangunan dan industri, sedangkan bata ringan memiliki keunggulan ringan dan tahan api. Kaca dapat digunakan secara struktural pada bangunan, sementara AC-BC dan aspal Buton digunakan se
Praktikum tentang pembuatan aspal dengan baik berdasarkan spesifikasi AC. Praktikum yang dilakukan sebagai berikut, Abrasi/keausan, Berat Jenis Agregat, Analisa Saringan, Comb. Agregat dan JMF ( Joint Mix Formula), Berat Jenis Aspal, Daktilitas, Ekstraksi, Titik Nyala, Titik Leleh, Penetrasi, Uji Marshall, Kehilangan Berat.
Dokumen tersebut merangkum praktikum pengujian berat jenis dan penetrasi bitumen serta campuran agregat dan bitumen yang dilakukan mahasiswa FTSP Universitas Mercu Buana. Praktikum bertujuan menentukan sifat fisik bitumen dan mempelajari prosedur pengujian campuran agregat dan bitumen.
Dokumen tersebut membahas tentang keseimbangan regangan pada balok beton bertulang. Terdapat tiga hal penting yaitu: 1) letak garis netral tergantung pada jumlah tulangan baja tarik, 2) keseimbangan regangan menempati posisi penting sebagai pembatas antara dua cara hancur yang berbeda, 3) standar menetapkan pembatasan jumlah penulangan agar tercapai daktilitas.
07. pengujian abrasi agregat halus dan kasar menggunakan mesin los angeles (m...AldiRamdani3
Dokumen ini memberikan informasi tentang pengujian abrasi agregat menggunakan mesin Los Angeles. Langkah-langkah pengujian dijelaskan mulai dari persiapan sampai perhitungan nilai abrasi. Hasil pengujian menunjukkan nilai abrasi agregat kasar kelompok I sebesar 19,58%
Modul ini menjelaskan prosedur pengujian kadar lumpur dalam pasir dengan metode saringan basah. Pasir seberat 500 gram dilewati ayakan 4.8 mm, dicuci, lalu ditimbang hasilnya. Persentase lumpur dihitung dari selisih berat sebelum dan sesudah dicuci. Uji diulang dua kali. Rata-rata kadar lumpur pasir didapat 5%, memenuhi syarat maksimal 5% sehingga dapat digunakan sebagai bahan
Praktikum peleburan dan penuangan logam membahas proses pembuatan cetakan pasir dan coran logam. Terdapat beberapa tahapan penting yaitu persiapan cetakan dan bahan, peleburan logam di tungku krusibel, penuangan logam cair ke dalam cetakan, hingga analisis cacat pada coran hasilnya. Praktikum ini bertujuan membuat coran logam aluminium dan menganalisis kemungkinan cacat yang muncul.
Standar Nasional Indonesia SNI 15-0129-2004 menetapkan standar untuk semen portland putih yang mencakup ruang lingkup, syarat mutu kimia dan fisika, cara pengujian, dan persyaratan kemasan. Semen portland putih harus memenuhi kadar zat tertentu seperti MgO, SO3, dan Fe2O3, serta memiliki tingkat kehalusan, kuat tekan, dan derajat warna putih minimum.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembuatan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R yang meliputi analisis sampah, desain arsitektural, spesifikasi material, perhitungan biaya, dan sistem operasi pemeliharaan TPS 3R.
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan PemekatanJoy Irman
Dokumen tersebut membahas tentang instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang meliputi beberapa unit pengolahan seperti tangki imhoff, clarifier, kolam pemisahan lumpur, dan bak pengeringan. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip kerja, kriteria desain, dan contoh gambar setiap unit pengolahan lumpur tinja.
Kendali mutu beton di lapangan membahas tentang pengambilan sampel beton di lapangan, persyaratan jumlah sampel berdasarkan volume beton yang dicurahkan, dan evaluasi hasil uji kuat tekan beton berdasarkan SNI. Dokumen ini juga membahas tentang kemungkinan penyebab kegagalan sampel beton dan cara memperbaiki hasil uji, serta pembahasan singkat tentang uji pantul sebagai alternatif pengujian kuat tekan beton.
Laporan Bahan Bangunan "Pengujian beton menggunakan bahan tambah"bawon15505124020
Pengujian agregat halus dilakukan untuk mengetahui karakteristiknya seperti kadar debu, berat jenis, dan gradasi guna memastikan bahwa agregat tersebut layak digunakan sebagai bahan penyusun beton yang berkualitas."
PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambahbawon15505124020
Pengujian agregat halus dilakukan untuk mengetahui karakteristiknya seperti kadar debu, berat jenis, dan gradasi guna memastikan bahwa agregat tersebut layak digunakan sebagai bahan penyusun beton yang berkualitas."
PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambah
106070953 kadar-lumpur
1. LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
Subjek : Pengujian Bahan Agregat
Topik : Pengujian Kadar Butir Lolos No.200
No. Job : 9
Halaman : 1/8
I. REFERENSI
PBI 1971, Persyaratan kadar lumpur agregat halus dan kasar lolos
saringan No. 200
ASTM C-117-95, Method for materials finer than 75-µm (No. 200) sieve
in mineral aggregates by washing
SNI 03-4142-1996, Metoda pengujian jumlah bahan dalam agregat yang
lolos saringan No. 200
II. TUJUAN
Untuk menentukan atau mengetahui kadar Lumpur yang dikandung
oleh agregat halus dan kasar di laboratorium.
III. DASAR TEORI
Tanah liat dan Lumpur yang sering terdapat dalam agregat, mungkin
berbentuk gumpalan atau lapisan yang menutupi lapisan butiran agregat.
Tanah lihat dan Lumpur pada permukaan butiran agregat akan mengurangi
kekuatan ikatan antara pasta semen dan agregat sehingga dapat mengurangi
kekuatan dan ketahanan beton.
Lumpur dan debu halus hasil pemecahan batu adalah pertikel
berukuran 0,0075.
Adanya lumpur dan tanah liat menyebabkan bertambahnya air
pengaduk yang diperlukan dalam pembuatan beton, disamping itu pula akan
menyebabkan berkurangnya ikatan antara pasta semen dengan agregat
sehingga akan menyebabkan turunnya kekuatan beton yang bersangkutan
serta menambah penyusutan dan creep.
2. LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
Subjek : Pengujian Bahan Agregat
Topik : Pengujian Kadar Butir Lolos No.200
No. Job : 9
Halaman : 2/8
Karena pengaruh buruknya ini, maka kadar lumpur yang dikandung
oleh suatu agregat penting untuk diuji (diketahui) dan jumlahnya didalam
agregat dibatasi, yaitu tidak boleh lebih dari 5% untuk agregat halus dan 1%
untuk agregat kasar.(PBI 71 hal 23 point 3). Jika memang kadar lumpur
melebihi dari standard yang telah ditentukan maka agregat harus dicuci
kembali sampai kadar lumpurnya rendah atau dengan dengan cara
mengganti agregatnya.
IV. PERALATAN DAN BAHAN
4.1 Peralatan
No. Alat Gambar Keterangan
1 Timbangan
Timbangan ini mampu
menahan beban
maksimum 30kg, dengan
ketelitian 0,1 kg.
2
Alat Pembagi
Contoh (Riffle
sampler)
Alat untuk membagi
agregat menjadi 2 sample
benda uji sebagai
perbandingan
3
Saringan No.16
dan No.200
Digunakan untuk
menyaring atau
memisahkan agregat
kasar dan halus
3. LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
Subjek : Pengujian Bahan Agregat
Topik : Pengujian Kadar Butir Lolos No.200
No. Job : 9
Halaman : 3/8
4 Cawan
Digunakan sebagai
wadah atau cawan untuk
menampung agregat
sebelum dicuci.
5 Ember
Alat untuk mencuci
agregat kasar dan halus
sebelum di oven.
6
Oven
Digunakan untuk
mendapatkan kering oven
pada agregat
4.2 Bahan
• Agregat halus
• Agregat kasar kering oven
• Air bersih
4. LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
Subjek : Pengujian Bahan Agregat
Topik : Pengujian Kadar Butir Lolos No.200
No. Job : 9
Halaman : 4/8
V. LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan dan pastikan semua
dalam kondisi baik.
2. Timbang cawan yang akan digunakan.
3. Bagi agregat yang akan diuji dengan alat pembagi (Riffler Sampler), lalu
masukkan agregat tersebut kedalam cawan kemudian timbang beratnya.
4. Masukan agregat kering oven dengan berat tertentu (W1) kedalam cawan
(ember) dan tuangkan air bersih kedalamnya hingga agregat terendam.
air agregat halus / kasar
5. Aduk agregat agar terpisah dari bagian-bagian yang halus (lumpur), lalu
tuangkan suspensi yang kelihatan keruh tersebut dengan perlahan-lahan
kedalam susunan ayakan No. 16 dan No.200.
pencuc
ian agregat halus / kasar
Saringan No.16
Saringan No.200
5. LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
Subjek : Pengujian Bahan Agregat
Topik : Pengujian Kadar Butir Lolos No.200
No. Job : 9
Halaman : 5/8
6. Ulangi langkah 3 dan 4 diatas beberapa kali sampai air cucian (bilasan)
dalam cawan / ember nampak jernih.
7. Bilas butiran-butiran yang tertinggal diatas susunan ayakan hingga air
bilasan nampak jernih. Pembilasan butiran tertinggal
8. Tampung butiran-butiran yang tertinggal diatas ayakan dan cawan /
ember, lalu keringkan butiran / agregat tersebut dalam oven dengan
suhu 110 ± 5 o
C sampai berat tetap.
Agregat halus / kasar yang sudah dicuci
lalu dioven
oven
9. Timbang dan catat beratnya (W2).
VI. DATA DAN PERHITUNGAN
6.1 Data
Data dapat dilihat di formulir.
6.2 Perhitungan
Nilai kadar lumpur :
6. LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
Subjek : Pengujian Bahan Agregat
Topik : Pengujian Kadar Butir Lolos No.200
No. Job : 9
Halaman : 6/8
• Agregat halus rata-rata = 4,82 + 10,79 x 100 % = 7,80 % > 5%
2
maka agregat halus tidak memenuhi syarat.
• Agregat kasar rata-rata = 1,31 + 1,65 x 100 % = 1,48 % > 1 %
2
maka agregat kasar tidak memenuhi syarat.
VII. KESIMPULAN
• Persentase kadar lumpur rata-rata untuk agregat halus 7,80% maka
agregatnya kotor.
• Persentase kadar lumpur rata-rata untuk agregat kasar adalah
1,48% maka agregatnya kotor.
VII. SARAN
Agar agregatnya dapat memenuhi syarat, maka harus dilakukan
pencucian.
Penanggung Jawab Dosen Pembimbing,
M. Anjar Shevtian Nursyafril,ST.SP1
NIM 091111043 NIP.
7. LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
Subjek : Pengujian Bahan Agregat
Topik : Pengujian Kadar Butir Lolos No.200
No. Job : 9
Halaman : 7/8
KADAR BUTIR LOLOS AYAKAN NO. 200 UNTUK AGREGAT HALUS
(SNI 03-4142-1996/ ASTM C.117-95)
Contoh : Agregat halus (pasir) Dikerjakan : Kelas KG – 2B
Asal : Lab bahan Diperiksa :Nursyafril
Tanggal Uji : 5 November 2010 Tanggal :17 Desember 2010
Agregat Halus
Nomor Contoh I II III IV
Berat benda uji kering oven
sebelum dicuci (gram)
W1 2794,3 2806,6
Berat benda uji kering oven
setelah dicuci (gram)
W2 2559,6 2503,8
Kadar Butir Lolos Ayakan
NO. 200 (%)
1
21
W
WW −
x
100%
8,39 % 10,79%
Kadar Lumpur rata – rata ( % ) 9,59
Catatan :
ASTM C.33-95 : Agregat Halus Maksimum 5%
Diperiksa Dikerjakan
Nursyafril,ST.SP1 Kelas KG – 2B
KADAR BUTIR LOLOS AYAKAN NO. 200 UNTUK AGREGAT KASAR
8. LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
Subjek : Pengujian Bahan Agregat
Topik : Pengujian Kadar Butir Lolos No.200
No. Job : 9
Halaman : 8/8
(SNI 03-4142-1996/ ASTM C.117-95)
Contoh : Agregat halus (pasir) Dikerjakan : Kelas KG – 2B
Asal : Lab bahan Diperiksa : Nursyafril
Tanggal Uji : 5 November 2010 Tanggal : 17 Desember 2010
Agregat Kasar
Nomor Contoh I II III IV
Berat benda uji kering oven
sebelum dicuci (gram)
W1 2500 2500
Berat benda uji kering oven
setelah dicuci (gram)
W2 2487,2 2787,2
Kadar Butir Lolos Ayakan
NO. 200 (%)
1
21
W
WW −
x
100%
1.31% 1,65%
Kadar Lumpur rata – rata ( % ) 1,48%
Catatan :
ASTM C.33-95 : Agregat Kasar Maksimum 1%
Diperiksa Dikerjakan
Nursyafril,ST.SP1 Kelas KG – 2B