Dokumen tersebut membahas tentang paradigma baru pembelajaran dan asesmen di SMP Citayam Plus yang mencakup struktur kurikulum, alokasi waktu mata pelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan asesmen, serta ilustrasi siklus perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen.
2. Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu
untuk Kelas VII, Kelas VIII, dan Kelas IX.
Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% (dua
puluh lima persen) total JP per-tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara
fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaan. Secara
muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila
sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan waktu
pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam
pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu
pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
3. V SMP Kelas VII-VIII
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1 JP=40 menit
Alokasi
intrakurikuler per
tahun (minggu)
Alokasi projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216
Matematika 144 (4) 36 180
IPA 144 (4) 36 180
IPS 108 (3) 36 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144
PJOK 72 (2) 36 108
Informatika 72 (2) 36 108
Seni dan Prakarya**:
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
o Prakarya
72 (2) 36 108
Muatan Lokal*** 72 (2) - 72
Total****: 1044 (29) 360 1404
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan
agama/kepercayaan masing-masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1
(satu) jenis seni atau
prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
Seni Tari, dan/atau
Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis
seni atau prakarya
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
atau Prakarya)
*** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per
tahun.
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
4. Asumsi 1 Tahun = 32 minggu; 1 JP=40 menit
Alokasi intrakurikuler
per tahun (minggu)
Alokasi projek
penguatan profil
pelajar Pancasila per
tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Pendidikan Pancasila 64 (2) 32 96
Bahasa Indonesia 160 (5) 32 192
Matematika 128 (4) 32 160
IPA 128 (4) 32 160
IPS 96 (3) 32 128
Bahasa Inggris 96 (3) 32 128
PJOK 64 (2) 32 96
Informatika 64 (2) 32 96
Seni dan Prakarya**:
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
o Prakarya
64 (2) 32 96
Muatan Lokal*** 72 (2) ** - 72**
Total****: 928 (29) 320 1248
* Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan
agama/kepercayaan masing-
masing.
** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1 (satu)
jenis seni atau
prakarya (Seni Musik, Seni
Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
dan/atau
Prakarya). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni
atau prakarya
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, Seni Tari, atau
Prakarya)
.
*** Maksimal 2 JP per minggu
atau 64 JP per tahun.
**** Total JP tidak termasuk
mata pelajaran Muatan Lokal,
dan/atau mata pelajaran
tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP Kelas IX
5. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DAN ASESMEN
• Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan
pembelajaran dengan asesmen, terutama asesmen formatif,
sebagai suatu siklus belajar. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
mengindikasikan pentingnya pengembangan strategi
pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik
atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level
(TaRL). Pembelajaran ini dilakukan dengan memberikan materi
pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan pemahaman peserta
didik. Tujuan dari diferensiasi ini adalah agar setiap anak dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan
demikian, pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi
membutuhkan asesmen yang bervariasi dan berkala. Pendekatan
pembelajaran seperti inilah yang sangat dikuatkan dalam
Kurikulum Merdeka.
6. Paradigma Baru Pembelajaran
Prinsip Pembelajaran
Hal 12 s.d. 15 Buku Panduan
Pembelajaran dan Asesmen
Prinsip Asesmen
Hal 16 s.d. 17 Buku Panduan
Pembelajaran dan Asesmen
7. Merencanakan Pembelajaran dan
Asesmen
Hal 31 Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Setiap pendidik perlu memiliki rencana pembelajaran untuk
membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai
CP. Rencana pembelajaran ini dapat berupa: (1) rencana
pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal sebagai RPP
atau (2) dalam bentuk modul ajar. Apabila pendidik
menggunakan modul ajar, maka ia tidak perlu membuat RPP
karena komponen-komponen dalam modul ajar meliputi
komponen-komponen dalam RPP atau lebih lengkap
daripada RPP
8. Merencanakan Asesmen
1. Asesmen Diagnostik
a. Asesmen Kognitif
b. Asesmen Non Kognitif
1. Asesmen Pembelajaran
Asesmen Formatif di awal / akhir pembelajaran
Asesmen Sumatif
Contoh instrumen asesmen
hal 38 s.d. 39
9. ILUSTRASI SIKLUS PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN
• Pendidik menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, termasuk
di dalamnya rencana asesmen formatif yang akan dilakukan di
awal pembelajaran dan asesmen di akhir pembelajaran
• Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai
kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi
yang telah dirancang
• Berdasarkan hasil asesmen, pendidik memodifikasi rencana yang
dibuatnya dan/ atau membuat penyesuaian untuk sebagian
peserta didik
• Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode
asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar
• Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen ini dapat digunakan
sebagai asesmen awal pada pembelajaran berikutnya
11. ALTERNATIF PENDEKATAN PEMBELAJARAN SESUAI TAHAP
CAPAIAN PESERTA DIDIK YANG DAPAT DILAKUKAN
PENDIDIK
• Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, peserta
didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut
capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau
disertai guru pendamping/asisten. Selain itu, satuan pendidikan juga
menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta didik yang
belum siap untuk belajar sesuai dengan fase di kelasnya.
• Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, peserta
didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut
capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau
disertai guru pendamping/asisten.
• Alternatif 3: Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran,
pendidik mengajar seluruh peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen
tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik
memberikan pendampingan setelah jam pelajaran berakhir.
• Lihat lebih lanjut hal 46
12. Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran. Atas
jawaban peserta didik, pendidik mengidentifikasi kesiapan peserta didik di kelasnya, yaitu: 1.
Mayoritas peserta didik telah memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar.
2. Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung
keliling bangun datar. 3. Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling. Berdasarkan data
tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:
Kesiapan Belajar Mayoritas peserta didik telah
memahami konsep keliling
dan dapat menghitung
keliling bangun datar
Beberapa peserta didik dapat
memahami konsep keliling,
namun belum lancar dalam
menghitung keliling bangun
datar
Beberapa peserta didik belum
memahami konsep keliling.
Pembelajaran
terdiferensiasi
Peserta didik mengerjakan
soalsoal yang lebih
menantang yang
mengaplikasikan konsep
keliling dalam kehidupan
sehari-hari. • Peserta didik
bekerja secara mandiri dan
saling memeriksa pekerjaan
masing-masing.
Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar •
Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung
keliling bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-
benda konkret. • Jika mengalami kesulian, peserta didik
diminta mengajukan pertanyaan kepada 3 teman sebelum
bertanya langsung kepada pendidik. Pendidik akan sesekali
mendampingi kelompok untuk memastikan agar tidak terjadi
miskonsepsi