1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
RISET, DAN TEKNOLOGI
Kurikulum Merdeka
Disampaikan pada Kegiatan
Peningkatan Kompetensi Guru Umum Seni dan Budaya
(IPAS kelas A)
2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini:
2
Pedoman Penerapan
Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran
Standar Proses pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar Proses merupakan
kriteria minimal proses
pembelajaran berdasarkan
jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
Standar Proses menjadi
acuan untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
Permendikbudristek
No. 7 Tahun 2022
Standar Isi pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar Isi dikembangkan
melalui perumusan ruang
lingkup materi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan.
Ruang lingkup materi
merupakan bahan kajian
dalam muatan pembelajaran
yang dirumuskan
berdasarkan: 1) muatan wajib
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan; 2) konsep
keilmuan; dan 3) jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan.
Standar Isi menjadi acuan
untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
kbudristek
No. 5 Tahun 2022
Permendi
Standar Kompetensi
Lulusan pada
Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah
Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal
tentang kesatuan sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan yang
menunjukkan capaian
kemampuan peserta didik
dari hasil pembelajarannya
pada akhir jenjang
pendidikan. SKL menjadi
acuan untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.
Memuat 3 opsi kurikulum
yang dapat digunakan di
satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan
pembelajaran beserta
struktur Kurikulum Merdeka,
aturan terkait pembelajaran
dan asesmen, serta beban
kerja guru.
Permendikbudristek
No. 16 Tahun 2022
Kepmendikbudristek
No. 262/M/2022
Capaian Pembelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah
Pada Kurikulum Merdeka
Memuat Capaian
Pembelajaran untuk semua
jenjang dan mata pelajaran
dalam struktur Kurikulum
Merdeka.
Keputusan Kepala
BSKAP
No.033/H/KR/2022
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan
kurikulum yang akan dipilih
Pilihan 1 Pilihan 2
Kurikulum 2013
secara penuh
Kurikulum Darurat
yaitu Kurikulum 2013
yang disederhanakan
Pilihan 3
Kurikulum
Merdeka
3
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Satuan pendidikan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai
kesiapan masing-masing
Sejak Tahun Ajaran 2021/2022
Kurikulum Merdeka telah
diimplementasikan di hampir
2.500 sekolah yang mengikuti
Program Sekolah Penggerak
(PSP) dan 901 SMK Pusat
Keunggulan (SMK PK) sebagai
bagian dari pembelajaran
dengan paradigma baru.
Kurikulum ini diterapkan mulai
dari TK-B, SD & SDLB kelas I dan
IV, SMP & SMPLB kelas VII, SMA &
SMALB dan SMK kelas X.
Mulai Tahun Ajaran 2022/2023
satuan pendidikan dapat memilih
untuk mengimplementasikan
kurikulum berdasarkan kesiapan
masing-masing mulai TK B, kelas I,
IV, VII, dan X.
Pemerintah menyiapkan angket
untuk membantu satuan pendidikan
menilai tahap kesiapan dirinya
untuk menggunakan Kurikulum
Merdeka.
Tiga pilihan yang dapat diputuskan
satuan pendidikan tentang implementasi
Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran
2022/2023:
● Menerapkan beberapa bagian
dan prinsip Kurikulum Merdeka,
tanpa mengganti kurikulum satuan
pendidikan yang sedang
diterapkan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
menggunakan perangkat ajar
yang sudah disediakan
● Menerapkan Kurikulum Merdeka
dengan mengembangkan sendiri
berbagai perangkat ajar.
4
5. Kurikulum Merdeka menguatkan orientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi melalui penyederhanaan konten dan pemberian fleksibilitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5
Tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka:
1
2
3
Penyederhanaan konten, fokus pada materi
esensial.
Pembelajaran berbasis projek yang kolaboratif,
aplikatif, dan lintas mata pelajaran.
Rumusan capaian pembelajaran dan pengaturan
jam pelajaran yang memberi fleksibilitas untuk
merancang kurikulum operasional dan
pembelajaran sesuai tingkat kemampuan peserta
didik.
7. Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan
pembelajaran intrakurikuler untuk setiap
mata pelajaran mengacu pada capaian
pembelajaran.
2. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila. Kegiatan khusus yang
ditujukan untuk memperkuat upaya
pencapaian profil pelajar Pancasila yang
mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,
projek dapat dilaksanakan dengan
menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
semua mata pelajaran dan jumlah total
waktu pelaksanaan masing-masing projek
tidak harus sama.
Alokasi waktu untuk setiap projek
penguatan profil pelajar Pancasila tidak
harus sama. Satu projek dapat dilakukan
dengan durasi waktu yang lebih panjang
daripada projek yang lain.
8. Muatan Lokal
Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan
muatan tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3
(tiga) pilihan sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;
2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;
dan/atau
3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.
10. a. Daftar Konsentrasi Keahlian beserta konversinya tercantum pada Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Nomor 024/H/KR/2022 Tentang Konsentrasi
Keahlian SMK/MAK pada Kurikulum Merdeka.
b. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan kompetensi keahlian yang dikonversi, wajib
menginformasikan konsentrasi keahlian hasil konversinya kepada Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor
Wilayah Kementerian Agama.
c. Satuan pendidikan pelaksana program SMK Pusat Keunggulan pada tahun ajaran 2021/2022 telah
menyelenggarakan program keahlian yang tidak sesuai dengan program keahlian sebagaimana diatur
dalam Keputusan Kepala Badan ini, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan program keahlian yang
relevan dengan konsentrasi keahlian yang dipilih oleh peserta didik dan wajib memberikan matrikulasi
pada peserta didik sebagai fondasi penguasaan konsentrasi keahlian pada program keahlian yang baru.
Spektrum Keahlian SMK
11. Struktur Kurikulum SMK
Struktur kurikulum SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan dari total JP mata pelajaran
umum dan beberapa mata pelajaran pilihan per tahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara
muatan maupun secara waktu pelaksanaan.
Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai
dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada
mata pelajaran.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah
alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan
masing-masing projek tidak harus sama.
12. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit
Alokasi per
tahun
Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Pancasila 54 18 72
Bahasa Indonesia 108 36 114
PJOK 90 18 108
Sejarah 54 18 72
Seni Budaya**:
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari; Prakarya)
54 18 72
Muatan Lokal*** 72 - 72
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A): 450 126 576
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas X
13. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit
Alokasi per tahun Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER TAHUN
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
Matematika 108 36 144
Bahasa Inggris 108 36 144
Informatika 108 36 144
Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial**** 162 54 216
Dasar-dasar Program Keahlian 432 432
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 918 162 1080
Jumlah A+B 1368 288 1656
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik
memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
**** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan Sosial disesuaikan dengan kebutuhan Program
Keahlian.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas X
14. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit
Alokasi per tahun Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Pancasila 54 18 72
Bahasa Indonesia 90 18 108
PJOK 54 18 72
Sejarah 54 18 72
Muatan Lokal** 72 - 72
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A): 342 90 432
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XI
15. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit
Alokasi per tahun Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
Matematika 90 18 108
Bahasa Inggris 108 36 144
Mata Pelajaran [Konsentrasi Keahlian]*** 648 648
Projek Kreatif dan Kewirausahaan 180 180
Mata Pelajaran Pilihan**** 144 144
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 1170 54 1224
Jumlah A+B 1512 144 1656
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Alokasi waktu mata pelajaran SMK Kelas XI
16. Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu,
mata pelajaran lainnya = 18 minggu dan 1 JP = 45
menit)
Alokasi per tahun Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 36 18 54
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 36 18 54
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 36 18 54
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 36 18 54
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 36 18 54
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti*
36 18 54
Pendidikan Pancasila 36 - 36
Bahasa Indonesia 36 18 54
Muatan Lokal** 36 - 36
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A): 108 36 144
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 3 Tahun
17. Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu,
mata pelajaran lainnya = 18 minggu dan 1 JP =
45 menit)
Alokasi per tahun Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
Matematika 54 - 54
Bahasa Inggris 72 - 72
Mata Pelajaran [Konsentrasi Keahlian]*** 396 - 396
Projek Kreatif dan Kewirausahaan 90 - 90
Praktik Kerja Lapangan**** 792 - 792
Mata Pelajaran Pilihan***** 108 - 108
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 1512 - 1512
Jumlah A+B 1620 36 1656
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Praktik kerja lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan di kelas XII.
***** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 3 Tahun
18. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit
Alokasi per tahun Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti*
90 18 108
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 90 18 108
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
Pekerti*
90 18 108
Pendidikan Pancasila 54 18 72
Bahasa Indonesia 90 18 108
PJOK 54 18 72
Sejarah 54 18 72
Muatan Lokal** 72 - 72
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum
(A):
342 90 432
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 4 Tahun
19. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit
Alokasi per tahun Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
Matematika 90 18 109
Bahasa Inggris 108 36 144
Mata Pelajaran [Konsentrasi Keahlian]*** 648 648
Projek Kreatif dan Kewirausahaan 180 180
Mata Pelajaran Pilihan**** 144 144
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 1170 54 1224
Jumlah A+B 1512 144 1656
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.
*** Nama mata pelajaran merupakan nama Konsentrasi Keahlian.
**** Nama mata pelajaran merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XII Program 4 Tahun
20. Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit
Alokasi per
tahun
Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
A. Kelompok Mata Pelajaran Umum - - -
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A): - - -
B. Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan
Matematika 72 - 72
Bahasa Inggris 216 - 216
Praktik Kerja Lapangan* 1368 - 1368
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B): 1656 - 1656
Jumlah A+B 1656 - 1656
Keterangan:
* Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnya selama 10 (sepuluh) bulan 27 (dua puluh tujuh)
sampai dengan 28 (dua puluh delapan) minggu di kelas XIII.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMK Kelas XIII Program 4 Tahun
22. Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
PAUD/RA SD/MI/Paket A
Kelas 1-2
SD/MI/Paket A
Kelas 3-4
SD/MI/Paket A
Kelas 5-6
SMP/Mts/Paket B
Kelas 7-9
SMA/MA/Paket C
Kelas 10
SMA/MA/Paket C
Kelas 11-12
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran dan Penilaian,
mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase
Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran.”
Konsep Capaian Pembelajaran
Sumber: Kepmendikbud No.56 Tahun 2022 tentang PEDOMAN PENERAPAN KURIKULUM DALAM RANGKA
PEMULIHAN PEMBELAJARAN
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa
menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.
Pembagian
Fase
23. Pengembangan rencana
pembelajaran yang kolaboratif.
Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya
CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII,
VIII, dan IX. Saat merencanakan
pembelajaran di awal tahun ajaran, guru
kelas VIII perlu berkolaborasi dengan kelas
VII untuk mendapatkan informasi tentang
sampai mana proses belajar sudah
ditempuh peserta didik di kelas VII.
Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi
dengan guru kelas IX untuk menyampaikan
bahwa rencana pembelajaran kelas VIII
akan berakhir di suatu topik atau materi
tertentu, sehingga guru kelas IX dapat
merencanakan pembelajaran berdasarkan
informasi tersebut.
Pembelajaran yang fleksibel.
Ada kalanya proses belajar berjalan
lebih lambat pada suatu periode
(misalnya ketika pembelajaran di
masa pandemi COVID-19), sehingga
dibutuhkan waktu lebih panjang untuk
mempelajari suatu konsep. Ketika
harus “menggeser” waktu untuk
mengajarkan materi-materi pelajaran
yang sudah dirancang, pendidik
memiliki waktu lebih panjang untuk
mengaturnya.
Perlu diketahui
Pemanfaatan fase Capaian Pembelajaran dalam Perencanaan
Pembelajaran
Pembelajaran yang sesuai dengan
kesiapan peserta didik.
Fase belajar seorang peserta didik
menunjukkan kompetensinya,
sementara kelas menunjukkan
kelompok (cohort) berdasarkan
usianya. Dengan demikian, ada
kemungkinan peserta didik berada di
Kelas III SD, namun belajar materi
pelajaran untuk Fase A (yang
umumnya untuk kelas I dan II) karena
ia belum tuntas mempelajarinya. Hal
ini berkaitan dengan Mekanisme
Kenaikan Kelas.
24. Dibuat dalam bentuk matriks.
Setiap elemen dipetakan menurut
perkembangan peserta didik
Kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase.
Dibuat dalam bentuk pernyataan yang
disajikan dalam paragraf yang utuh.
Kemampuan yang perlu dicapai peserta
didik setelah mempelajari mata
pelajaran tersebut
● Alasan mempelajari mapel
tersebut
● Keterkaitan antara Mapel dengan
salah satu (atau lebih) Profil
Pelajar Pancasila
Sumber: Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) No.8 Tahun 2022
tentang Capaian Pembelajaran
Komponen Capaian Pembelajaran
Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran
Capaian dalam Setiap Fase
Secara Keseluruhan
Capaian dalam Setiap
Fase menurut Elemen
● Deskripsi umum tentang apa yang
dipelajari dalam mata pelajaran
● Elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran serta
deskripsinya
25. Prinsip penyusunan CP
menggunakan pendekatan
konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan
pengalaman nyata dan kontekstual.
Menurut teori belajar
konstruktivisme (constructivist
learning theory), pengetahuan
bukanlah kumpulan atau
seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam CP
dalam konstruktivisme adalah
proses membangun pengetahuan
melalui pengalaman nyata.
Pemahaman tidak bersifat statis,
tetapi berevolusi dan berubah
secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-
pengalaman baru yang
memodifikasi pemahaman
sebelumnya.
Perlu diketahui
Bentuk “Pemahaman” dalam CP
Apabila merujuk pada Taksonomi
Bloom, pemahaman dianggap
sebagai proses berpikir tahap yang
rendah (C2). Namun demikian,
konteks Taksonomi Bloom
sebenarnya digunakan untuk
perancangan pembelajaran dan
asesmen kelas yang lebih
operasional, bukan untuk CP yang
lebih abstrak dan umum.
Taksonomi Bloom lebih sesuai
digunakan untuk
menurunkan/menerjemahkan CP ke
tujuan pembelajaran yang lebih
konkret.
26. Setiap CP suatu mata pelajaran
memiliki beberapa elemen atau
kelompok kompetensi esensial
yang berlaku sama untuk semua
fase pada mata pelajaran
tersebut.
Masing-masing elemen tersebut
memiliki capaian per fasenya
sendiri yang saling menunjang
untuk mencapai pemahaman
yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran
mungkin saja sama atau berbeda
dengan mata pelajaran lainnya,
hal tersebut disesuaikan dengan
karakteristik pada masing-masing
mata pelajaran.
Perlu
diketahui
Arti “Elemen” dalam CP
Contoh:
● Dalam CP Matematika terdapat
elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran,
Geometri, dan Analisis Data dan
Peluang
● Dalam CP IPA terdapat elemen
Pemahaman IPA dan Keterampilan
Proses
● Dalam CP Bahasa Indonesia terdapat
elemen Menyimak, Membaca dan
Memirsa, Berbicara dan
Mempresentasikan, Menulis
27. Pada akhir fase D, peserta didik mampu melakukan klasifikasi makhluk hidup dan benda berdasarkan karakteristik yang diamati, mengidentifikasi sifat dan karakteristik zat, membedakan
perubahan fisik dan kimia serta memisahkan campuran sederhana.
Peserta didik dapat mendeskripsikan atom dan senyawa sebagai unit terkecil penyusun materi serta sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup, mengidentifikasi sistem organisasi
kehidupan serta melakukan analisis untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tertentu (sistem pencernaan,
sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem reproduksi). Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya
mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Peserta didik mengidentifikasi pewarisan sifat dan penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mampu melakukan pengukuran terhadap aspek fisis yang mereka temui dan memanfaatkan ragam gerak dan gaya (force), memahami hubungan konsep usaha dan energi,
mengukur besaran suhu yang diakibatkan oleh energi kalor yang diberikan, sekaligus dapat membedakan isolator dan konduktor kalor.
Peserta didik memahami gerak, gaya dan tekanan, termasuk pesawat sederhana. Peserta didik memahami getaran dan gelombang, pemantulan dan pembiasan cahaya termasuk alat- alat
optik sederhana yang sering dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik dapat membuat rangkaian listrik sederhana, memahami gejala kemagnetan dan kelistrikan untuk menyelesaikan tantangan atau masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik mengelaborasikan pemahamannya tentang posisi relatif bumi-bulan-matahari dalam sistem tata surya dan memahami struktur lapisan bumi untuk menjelaskan fenomena alam
yang terjadi dalam rangka mitigasi bencana.
Peserta didik mengenal pH sebagai ukuran sifat keasaman suatu zat serta menggunakannya untuk mengelompokkan materi (asam-basa berdasarkan pH nya). Dengan pemahaman ini peserta
didik mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan.
Peserta didik memiliki keteguhan dalam mengambil keputusan yang benar untuk menghindari zat aditif dan adiktif yang membahayakan dirinya dan lingkungan.
Ada dua elemen utama dalam pendidikan IPA yakni pemahaman IPA dan keterampilan proses (inkuiri) untuk menerapkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap elemen berlaku untuk empat cakupan konten yaitu makhluk hidup, zat dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan antariksa.
Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Karakteristik Mata
Pelajaran
Pemahaman
IPA
Capaian Pembelajaran
Elemen CP
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
28. Capaian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fase D SMP/MTs/Paket B
Keterampilan
Proses
Capaian Pembelajaran
Elemen CP
1. Mengamati
Menggunakan berbagai alat bantu dalam melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari objek yang diamati.
2. Mempertanyakan dan memprediksi
Secara mandiri, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
Peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar untuk menjawab pertanyaan. Dalam penyelidikan, peserta didik
menggunakan berbagai jenis variabel untuk membuktikan prediksi.
4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan model serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital.
Mengumpulkan data dari penyelidikan yang dilakukannya, menggunakan data sekunder, serta menggunakan pemahaman sains untuk mengidentifikasi hubungan dan
menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah.
5. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan
permasalahan pada metodologi.
6. Mengomunikasikan hasil
Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola
berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
29. Secara strategis, Proses Perancangan Kegiatan
Pembelajaran dapat dipahami melalui skema berikut:
Memahami
Capaian
Pembelajaran
Merumuskan
Tujuan
Pembelajaran
Menyusun
Alur Tujuan
Pembelajaran
Merancang
Pembelajaran
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup
konkret untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta
didik hingga mereka mencapai akhir fase
Dalam
merancang
pembelajaran
pendidik
dapat
(3) menggunakan contoh yang disediakan.
(1) mengembangkan sepenuhnya alur tujuan pembelajaran dan/atau
perencanaan pembelajaran,
(2) mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan/atau rencana
pembelajaran berdasarkan contoh-contoh yang disediakan Pemerintah
Pendidik
menentukan pilihan
tersebut
berdasarkan
kemampuan
masing-masing
30. Kompetensi
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan
telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya
pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu
mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.
Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
Tujuan
Pembelajaran
(TP)
terdiri atas:
Lingkup materi
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir
satu unit pembelajaran
Kriteria
Alur Tujuan
Pembelajaran
(ATP)
Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi
yang harus dikuasai secara utuh dalam satu fase.
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
ATP menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi dalam satu fase
31. Perlu
diketahui
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Pendidik diberikan keleluasaan dalam
menggunakan rujukan teori untuk
merumuskan tujuan pembelajaran,
diantaranya:
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)
6 Aspek Pemahaman
yang dikembangkan oleh
Tighe dan Wiggins
(2005)
6 Level Taksonomi Marzano
(2000)
Pendidik diharapkan untuk
tidak fokus pada satu teori
saja, melainkan dapat
menggunakan teori atau
pendekatan lain dalam
merancang tujuan
pembelajaran, selama teori
tersebut dinilai relevan
dengan karakteristik mata
pelajaran serta
konsep/topik yang
dipelajari, karakteristik
peserta didik, serta konteks
lingkungan pembelajaran.
32. mengingat kembali
informasi yang telah
dipelajari, termasuk
definisi, fakta-fakta,
daftar urutan, atau
menyebutkan kembali
suatu materi yang
pernah diajarkan
kepadanya.
menjelaskan ide atau
konsep seperti
menjelaskan suatu
konsep menggunakan
kalimat sendiri,
menginterpretasikan
suatu informasi,
menyimpulkan, atau
membuat parafrasa
dari suatu bacaan.
menggunakan konsep,
pengetahuan, atau
informasi yang telah
dipelajarinya pada
situasi berbeda dan
relevan
kemampuan untuk
membuat keputusan,
penilaian, mengajukan
kritik dan rekomendasi
yang sistematis
merangkaikan berbagai
elemen menjadi satu hal
baru yang utuh, melalui
proses pencarian ide,
evaluasi
terhadap hal/ide/benda
yang ada sehingga
kreasi yang diciptakan
menjadi salah satu solusi
terhadap masalah yang
ada. termasuk
memberikan nilai
tambah terhadap suatu
produk yang sudah ada.
Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif
menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari
kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai
berikut:
Perlu
diketahui
Taksonomi Bloom versi Revisi
Anderson dan Krathwohl
(2001)
(C1)
Mengingat
(C2)
Memahami
(C3) Mengaplikasikan
(C4)
Menganalisis
(C5)
Mengevaluasi
(C6)
Menciptakan
memecah-mecah
informasi menjadi
beberapa bagian,
kemampuan untuk
mengeksplorasi
hubungan/korelasi
atau membandingkan
antara dua hal atau
lebih, menentukan
keterkaitan antar
konsep, atau
mengorganisasikan
beberapa ide dan/atau
konsep.
33. Merumuskan TP Lintas Elemen CP
Merumuskan TP dengan Menganalisis ‘Kompetensi’ dan ‘Lingkup Materi’ pada
CP.
Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung dari CP
Pendidik harus melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) untuk kemudian disusun menjadi
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (TP). Merumuskan tujuan pembelajaran dari
CP dapat dilakukan melalui beberapa teknik:
Bagaimana strategi menyusun tujuan pembelajaran dalam alur tujuan
pembelajaran yang efektif?
Sumber: Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Teknik 1
Teknik 2
Teknik 3
34. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis
yang terdapat dalam capaian pembelajaran
masing-masing elemen, kemudian
merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan analisis dari capaian
pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah
dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran.
Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B”
merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan
perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan
tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P”
elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri,
dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-
masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
35. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis
yang terdapat dalam capaian pembelajaran
masing-masing elemen, kemudian
merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan analisis dari capaian
pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah
dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran.
Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B”
merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan
perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan
tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P”
elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri,
dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-
masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
36. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis
yang terdapat dalam capaian pembelajaran
masing-masing elemen, kemudian
merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan analisis dari capaian
pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah
dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran.
Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B”
merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan
perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan
tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P”
elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri,
dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-
masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
37. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis
yang terdapat dalam capaian pembelajaran
masing-masing elemen, kemudian
merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan analisis dari capaian
pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah
dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran.
Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B”
merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan
perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan
tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P”
elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri,
dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-
masing tujuan pembelajaran.
Lingkup
Materi
38. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● lingkup materi diperoleh berdasarkan analisis
yang terdapat dalam capaian pembelajaran
masing-masing elemen, kemudian
merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan analisis dari capaian
pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah
dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran.
Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B”
merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan
perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan
tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P”
elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri,
dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-
masing tujuan pembelajaran.
39. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● Konten (materi) diperoleh berdasarkan analisis
yang terdapat dalam capaian pembelajaran
masing-masing elemen, kemudian
merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan analisis dari capaian
pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah
dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran.
Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B”
merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan
perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan
tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P”
elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri,
dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-
masing tujuan pembelajaran.
40. Inspirasi Penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan
pembelajaran (ATP)
Keterangan:
● Konten (materi) diperoleh berdasarkan analisis
yang terdapat dalam capaian pembelajaran
masing-masing elemen, kemudian
merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan analisis dari capaian
pembelajaran.
● Kode TP merupakan pengkodean agar mudah
dalam pemetaan alur tujuan pembelajaran.
Arti kode TP, misal: B.7.1, dimana “B”
merupakan elemen Bilangan, “7” merupakan
perencanaan di Kelas 7, dan “1” merupakan
tujuan pembelajaran. “A” elemen Aljabar, “P”
elemen Pengukuran, “G” elemen Geometri,
dan “D” elemen Analisis Data dan Peluang.
● Urutan elemen, capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan kode tidak
menggambarkan urutan alur tujuan
pembelajaran.
● Alokasi Waktu merupakan perencanaan
jumlah jam pelajaran berdasarkan masing-
masing tujuan pembelajaran.
41. LIHAT DOKUMEN KEPUTUSAN BSKAP
KEMENDIKBUDRISTEK NO 033/H/KR /2022
TENTANG CP
CP KHUSUS IPAS DI HALAMAN 445
43
42. KARAKTERISTIK PROJEK IPAS
▪ memiliki objek kajian berupa benda konkret yang terdapat di alam dan dikembangkan
berdasarkan pengalaman empirik, yaitu pengalaman nyata yang dirasakan oleh setiap
orang dan memiliki langkah-langkah sistematis serta menggunakan cara berpikir yang
logis
▪ dikemas dalam bentuk projek (project-based learning) yang mengintegrasikan beberapa
elemen konten/materi.
▪ Tiap projek dilaksanakan untuk mencapai elemen kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam
dan Sosial
▪ Tiap elemen dalam projek IPAS tercakup 7 aspek (makhluk hidup dan lingkungannya; zat
dan perubahannya; energi dan perubahannya; bumi dan antariksa; keruangan dan
konektivitas antar ruang dan waktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial dan
dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan).
▪ Tiga elemen projek IPAS: menjelaskan fenomena secara ilmiah, mendesain dan
mengevaluasi penyelidikan ilmiah, menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah.