Laporan ini bertujuan untuk memetakan potensi dan arah aliran air tanah di wilayah kritis Kabupaten Garut dengan melakukan survey geologi, muka air tanah, dan geolistrik untuk menghasilkan peta rinci yang berguna untuk kebijakan pengelolaan sumber daya air tanah.
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...Luhur Moekti Prayogo
Sumenep is one of Madura's regencies, which has many islands with a wealth and diversity of natural resources, especially in its marine and coastal areas. With many islands owned, sea transportation in Sumenep is of great importance in the regency. One of the crucial aspects that must be considered related to this transportation is tidal information. This study aims to determine the tidal characteristics in the South and North Coast of Sumenep Regency using the Least Square method. The tide data used in February and September 2020 were obtained from the Geospatial Information Agency (BIG) with an observation interval of one hour. This time was chosen because it represents monsoons' occurrence in Indonesia in the annual season, namely the dry and rainy seasons. The results of this study indicate that the southern coastal area (Giligenting District) has a mixed tidal type, tends to be semi-diurnal with Formzahl numbers of 0.86 and 1.29 (0.25 <F £ 1.5). In comparison, the North coast (Dasuk District) has a Diurnal tidal type with Formzahl numbers of 3.64 and 4.30 (F > 3.0). The different tides are due to the sampling's location representing different geographical conditions, namely open waters (North Coast) and closed waters (Pesisir Selatan). The elevation parameters obtained still need supporting data such as waves, currents, and bathymetry used by policymakers for safety in using sea transportation.
Land Evaluation.
Chapter 2 Technic of Soil and Land Survey.
Lecturer: Purwandaru Widyasunu & Tamad.
Agrotechnology, Fac. of Agriculture, UNSOED, Purwokerto.
Tugas Matakuliah Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Oleh : Luhur Moekti Prayogo (19/449597/PTK/12856) dan Yanuar Adji Nugroho
Magister Teknik Geomatika, Universitas Gadjah Mada
DOI: 10.13140/RG.2.2.18298.57286...
Tugas Mata Kuliah Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi Program Studi Magister Teknik Geomatika, Universitas Gadjah Mada
Peraturan yang digunakan oleh usaha dan/atau kegiatan dalam menentukan apakah masuk dalam kategori amdal atau bukan. dan pada peraturan ini dijelaskan bagaimana cara menapisnya.
Informasi lainnya mengenai lingkungan hidup silahkan kunjungi : http://www.mutiarafarhan.com
Study of Tidal Characteristics in The South and North Coastal of Sumenep Rege...Luhur Moekti Prayogo
Sumenep is one of Madura's regencies, which has many islands with a wealth and diversity of natural resources, especially in its marine and coastal areas. With many islands owned, sea transportation in Sumenep is of great importance in the regency. One of the crucial aspects that must be considered related to this transportation is tidal information. This study aims to determine the tidal characteristics in the South and North Coast of Sumenep Regency using the Least Square method. The tide data used in February and September 2020 were obtained from the Geospatial Information Agency (BIG) with an observation interval of one hour. This time was chosen because it represents monsoons' occurrence in Indonesia in the annual season, namely the dry and rainy seasons. The results of this study indicate that the southern coastal area (Giligenting District) has a mixed tidal type, tends to be semi-diurnal with Formzahl numbers of 0.86 and 1.29 (0.25 <F £ 1.5). In comparison, the North coast (Dasuk District) has a Diurnal tidal type with Formzahl numbers of 3.64 and 4.30 (F > 3.0). The different tides are due to the sampling's location representing different geographical conditions, namely open waters (North Coast) and closed waters (Pesisir Selatan). The elevation parameters obtained still need supporting data such as waves, currents, and bathymetry used by policymakers for safety in using sea transportation.
Land Evaluation.
Chapter 2 Technic of Soil and Land Survey.
Lecturer: Purwandaru Widyasunu & Tamad.
Agrotechnology, Fac. of Agriculture, UNSOED, Purwokerto.
Tugas Matakuliah Hidrografi untuk Rekayasa Wilayah Pesisir
Oleh : Luhur Moekti Prayogo (19/449597/PTK/12856) dan Yanuar Adji Nugroho
Magister Teknik Geomatika, Universitas Gadjah Mada
DOI: 10.13140/RG.2.2.18298.57286...
Tugas Mata Kuliah Sistem Refrensi dan Penentuan Posisi Program Studi Magister Teknik Geomatika, Universitas Gadjah Mada
Peraturan yang digunakan oleh usaha dan/atau kegiatan dalam menentukan apakah masuk dalam kategori amdal atau bukan. dan pada peraturan ini dijelaskan bagaimana cara menapisnya.
Informasi lainnya mengenai lingkungan hidup silahkan kunjungi : http://www.mutiarafarhan.com
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
MATERI IV
EKSPLORASI AIR TANAH
Eksplorasi merupakan suatu/ serangkaian pekerjaan/tindakan yang dilakukan dalam rangka mencari, menemukan, dan menggali sumber daya alam, dalam hal ini adalah air tanah.
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
Pengkajian Kelas Air Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01Tahun 2007 tentang Pedoman Pengkajian Teknis Untuk Menetapkan Kelas Air
Informasi lainnya bisa kunjungi www.mutiarafarhan.com
Kuliah umum pengantar pengelolaan Sumber Daya AirWidiana Safaat
Pengantar <Aspek Manajerial> Penyusunan Dokumen Pola dan Rencana/Masterplan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
*Beberapa referensi peraturan dalam proses perubahan
Evaluasi GL Terpadu Minahasa, Sulawesi Utara.pptxAris Dwi Nugroho
Hasil Evaluasi Geologi Lingkungan Minahasa, Sulut.
menggambarkan kondisi geologibaik dari sumberdaya geologi maupun kebencanaan geologi dan dianalisis dengan metoda tumpang susun dengan ArcGIS 10.2 sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan berdasarkan aspek geologi lingkungan
2. Untuk mengetahui potensi dan arah aliran air tanah di suatu daerah
perlu dilakukan pemetaan dengan metode yang tepat. Adanya peta
muka air tanah dan air tanah dalam sangat diperlukan, antara lain bagi
kepentingan-kepentingan berikut:
• Menghitung potensi cadangan air tanah
• Penyusunan kebijakan perlindungan dan konservasi daerah
tangkapan air
• Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran air tanah
• Penegakan hukum lingkungan karena bila terjadi pencemaran air di
suatu lokasi akan dapat dilakukan tracking untuk mengetahui sumber
pencemaran tersebut
• Penyusunan kebijakan penggunaan air tanah
Mengingat kepentingannya tersebut, setiap daerah, termasuk
Kabupaten Garut, seharusnya memiliki peta muka air tanah dan air
tanah dalam yang cukup rinci. Ketersediaan peta tersebut lebih
mendesak di wilayah-wilayah kritis.
LATAR BELAKANG
3. Maksud kegiatan ini adalah untuk memetakan potensi dan
arah aliran air tanah di lokasi survey yang merupakan
wilayah kritis di Kabupaten Garut.
MAKSUD
TUJUAN
Tujuan kegiatan adalah menyediakan peta muka air tanah
dan air tanah dalam yang akan menjadi bahan bagi
penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran air tanah,
perlindungan dan konservasi daerah tangkapan air tanah,
penyusunan kebijakan penggunaan air tanah dan
penegakan hukum lingkungan yang berkaitan dengan
pencemaran air tanah.
4. Sasaran kegiatan adalah untuk mengetahui peta muka air tanah
dan air tanah dalam yang akan menjadi bahan bagi penyusunan
kebijakan pengendalian pencemaran air tanah, perlindungan dan
konservasi daerah tangkapan air tanah, penyusunan kebijakan
penggunaan air tanah dan penegakan hukum lingkungan yang
berkaitan dengan pencemaran air tanah.
SASARAN
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi inventarisasi data sekunder
pendukung, survey geologi, survey muka air tanah, survey
geolistrik, dan pembuatan peta muka air tanah dan air tanah
dalam di lokasi yang termasuk wilayah kritis Kabupaten Garut
dengan luas area sekitar 9.000 hektar.
5. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2004 Tentang Sumber Daya Air
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43
tentang Air Tanah
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2011 Tentang Penetapan Cekungan Air Tanah
DASAR HUKUM
6. Permukaan Bumi
METODE GEOFISIKA
DINAMIS : seismik, geolistrik, georadar
STATIS : magnetik, gravity
anomali
DASAR TEORI : METODA GEOLISTRIK
Metode untuk mengetahui susunan, kedalaman dan penyebaran lapisan bawah
pemukaan dari titik pendugaan berdasarkan harga tahanan jenis.
- Prinsip metode ini didasarkan sifat-sifat kelistrikan batuan
- Sifat kelistrikan ini tergantung terutama pada kandungan air, kekompakan,
kekerasan dan besar butir batuan (Erdelyi, 1988)
9. Geolistrik 2D kombinasi dengan geoscanner terbukti mengatasi kesalahan
interpretasi yang dilakukan dengan alat geolistrik 1 D. Gambar di atas menunjukkan
kesalahan fatal akibat kesalahan interpretasi yang mengakibatkan pembangunan bendungan
tidak bermanfaat karena sumber air yang ada bukan merupakan satu akuifer.
Cebakan air tanah
11. KONDISI ALAM : GEOLOGI
Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan
Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi
skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten
Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan
letusan (erupsi) gunungapi, diantaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan
G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama
periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis
berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk
menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.
Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh
material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan
lumpur.
Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan
regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan,
sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang
terhadap potensi usaha sayur-mayur.
12. KONDISI ALAM : GEOMORFOLOGI
Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari
atas dua aransemen bentang alam, yaitu :
(1)dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal
kuda membuka ke arah utara,
(2)rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi
dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G.
Guntur - G. Haruman - G. Kamojang di sebelah barat,
G. Papandayan - G. Cikuray di sebelah selatan tenggara,
dan G. Cikuray - G. Talagabodas - G. Galunggung di
sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri
dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis
pantai sepanjang 80 Km.
13. METODE PEKERJAAN
a. Persiapan
- Studi Literatur.
- Persiapan Survey Lapangan.
b. Pengumpulan Data sekunder
c. Pelaksanaan/Kegiatan Lapangan.
- Survey Geologi.
- Survey muka air tanah.
- Survey geolistrik.
d. Analisa dan Pengolahan Data
e. Pembuatan Laporan.
METODOLOGI
14. Peralatan Penelitian
Peralatan Utama
• Alat geolistrik 1D (Naniura)
• Alat geolistrik 2D (ARES)
• Kompas Geologi
• Palu Geologi
• GPS
• Water Level Meter
• Laptop
• Kamera Digital
15. Peralatan Pendukung
• Perangkat pendukung geolistrik (kabel aktif &
elektroda)
• Suunto
• Palu / Martil
• Roll meter
• Aki 12V
• Kabel cadangan
• Karet ikat
17. PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
software untuk mempermudah pengolahan.
Software yang digunakan dalam pengolahan ini
menggunakan MS.Office Excel, Surfer 9, Res2Dinv,
MapInfo.
Hasil yang diperoleh dari pengolahan ini
menghasilkan penampang tahanan jenis dan IP
setiap lintasan setelah mereduksi noise.
18. JADWAL PELAKSANAAN
No Kegiatan
Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Persiapan
Persiapan peralatan
Studi Literatur
2 Pengumpulan Data Sekunder
3 Laporan Pendahuluan
4 Pelaksanaan
Survey geologi
Survey muka air tanah
Survey geolistrik 1D
Survey geolistrik 2D
5 Analisa dan Pengolahan Data
6 Laporan Antara
7 Laporan Akhir
19. TENAGA AHLI
1. Ketua Tim/Ahli Utama Geologi
2. Ahli Geologi/Geohidrologi
3. Ahli Geofisika
4. Ahli Lingkungan
5. Ahli Kehutanan
6. Ahli GIS