PPT ini berisi pengantar untuk mengenal tentang siapa anak usia dini, batasan anak dalam UU Perlindungan Anak, masa penting dalam rentangan usia dini, satuan lembaga PAUD, pentingnya PAUD, tujuan PAUD, dan prinsip PAUD
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari. Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat, dan keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak semuanya terenuhi karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah baik, guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:
Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupub dari lingkungannya. Apalagi dimasa pandemi seperti ini, dimana murid melaksanakan PJJ sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan murid sangat jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit kita tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan murid untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada. Tidak ditambahi dan juga tidak dikurangi.
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar PendidikanErsa Nabela
Power Point Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman, pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya.
Interaksi manusia dengan lingkunganya itu secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan.
Latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada lingkungan utama perndidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya), utamanya berbagai sumberdaya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.
Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berlangsung efisien dan efektif.
TRI PUSAT PENDIDIKAN
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan ketiganya disebut Tri Pusat pendidikan.
PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni :
1. Pembimbing dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
2. Pengajaran dalam uapaya penguasaan pengetahuan.
3. Pelatihan dalam upaya Pemahiran keterampilan.
Kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik diperlukan kerja sama yang erat dan harmonis antar Tripusat tersebut :
a. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai hal (perbaikan gizi, permainan edukatif, dll) yang menjadi landasan pengembangan selanjutnya di sekolah dan masyarakat
b. Di lingkungan Sekolah diupayakan berbagai hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orangtua siswa (organisasi orangtua siswa, kunjungan rumah oleh personel sekolah, dll). Sekolah juga mengupayakan agar programnya berkaitan erat dengan masyarakat di sekitarnya (siswa ke masyarakat, narasumber dari masyarakat ke sekolah dan sebagainya).
c. Lingkungan masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan/program yang menunjang /program keluarga dan sekolah.
Dengan kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan memberi peluang untuk mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.
PPT ini berisi pengantar untuk mengenal tentang siapa anak usia dini, batasan anak dalam UU Perlindungan Anak, masa penting dalam rentangan usia dini, satuan lembaga PAUD, pentingnya PAUD, tujuan PAUD, dan prinsip PAUD
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari. Contoh kelas yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Guru tidak memahami minat, dan keinginan murid. Kebutuhan belajar murid tidak semuanya terenuhi karena ketika proses pembelajaran menggunakan satu cara yang menurut guru sudah baik, guru tidak memberikan beragam kegiatan dan beragam pilihan.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:
Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupub dari lingkungannya. Apalagi dimasa pandemi seperti ini, dimana murid melaksanakan PJJ sehingga interaksi secara langsung antara guru dengan murid sangat jarang. Akibatnya data yang kita kumpulkan untuk memetakan kebutuhan belajar murid sulit kita tentukan valid atau tidaknya. Dukungan dari orang tua dan murid untuk memberikan data yang lengkap dan benar sesuai kenyataan yang ada. Tidak ditambahi dan juga tidak dikurangi.
PPT Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar PendidikanErsa Nabela
Power Point Lingkungan Pendidikan Mata Kuliah Pengantar Pendidikan
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengalaman, pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya.
Interaksi manusia dengan lingkunganya itu secara efisien dan efektif itulah yang disebut dengan pendidikan.
Latar tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan, khususnya pada lingkungan utama perndidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya), utamanya berbagai sumberdaya pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal.
Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berlangsung efisien dan efektif.
TRI PUSAT PENDIDIKAN
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan ketiganya disebut Tri Pusat pendidikan.
PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni :
1. Pembimbing dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
2. Pengajaran dalam uapaya penguasaan pengetahuan.
3. Pelatihan dalam upaya Pemahiran keterampilan.
Kontribusi setiap pusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik diperlukan kerja sama yang erat dan harmonis antar Tripusat tersebut :
a. Di lingkungan keluarga telah diupayakan berbagai hal (perbaikan gizi, permainan edukatif, dll) yang menjadi landasan pengembangan selanjutnya di sekolah dan masyarakat
b. Di lingkungan Sekolah diupayakan berbagai hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan orangtua siswa (organisasi orangtua siswa, kunjungan rumah oleh personel sekolah, dll). Sekolah juga mengupayakan agar programnya berkaitan erat dengan masyarakat di sekitarnya (siswa ke masyarakat, narasumber dari masyarakat ke sekolah dan sebagainya).
c. Lingkungan masyarakat mengusahakan berbagai kegiatan/program yang menunjang /program keluarga dan sekolah.
Dengan kontribusi tripusat pendidikan yang saling memperkuat dan saling melengkapi itu akan memberi peluang untuk mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.
Sharing Bimtek Guru Pembimbing Khusus Materi Hari ke-2 SMP Ibrahimy Sukorejo ...ZainulHasan13
Materi Pembelajaran Hari 2 10102022
Sharing Hasil Bimtek Guru Pembimbing Khusus
SMP Ibrahimy 1 Sukorejo
Hakikat Pendidikan Inklusif
Pendahuluan
Terdapat beberapa hal yang harus Saudara pahami mengenai pendidikan inklusif, yaitu bahwa:
Pendidikan inklusif tidak sama dengan konsep pendidikan integrasi/terpadu.
Pendidikan inklusif punya makna jauh lebih luas dari pada pendidikan integrasi.
Pendidikan inklusif tidak sekedar memindahkan atau menempatkan penyandang disabilitas/PDBK di sekolah reguler.
Dalam pendidikan inklusif, semua anak harus diterima di sekolah tanpa syarat dan program sekolah harus menyesuaikan kebutuhan anak. Sedangkan dalam pendidikan integrasi anak baru dapat diterima di sekolah jika anak dapat menyesuaikan proram yang ada di sekolah.
3. PENDIDIKAN INKLUSIF
Pendidikan adalah hak
semua anak, dan
pendidikan inklusi
bertujuan untuk
memastikan bahwa
semua anak
mendapatkan akses
terhadap pendidikan
yang terjangkau,
efektif, relevan dan
tepat dalam wilayah
4. PENDIDIKAN INKLUSIF
• Pendidikan inklusif dalam
Permendiknas No. 70 tahun 2009
didefinisikan sebagai sistem
penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada
semua peserta didik berkelainan dan
memiliki potensi kecerdasan dan/atau
bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam
lingkungan pendidikan secara
bersama-sama dengan peserta didik
pada umumnya.
5. SEKOLAH INKLUSI
Sekolah inklusif adalah sekolah
yang dapat mengakomodasi semua
anak dapat belajar dengan
menghormati segala perbedaan
kebutuhan dan karakteristik
peserta didik tanpa diskriminasi.
Penyelenggaraannya yang harus
sesuai dengan kebutuhan dan
karakterisitik peserta didik, maka
sekolah harus melakukan berbagai
penyesuaian pada kurikulum
pendidikan, sarana prasarana,
sumber daya manusia, sistem
pembelajarannya dan system
8. LANDASAN FILOSOFIS
Pancasila
Bhineka Tunggal Ika
Setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Filosofi
ini menyakini adanya potensi besar yang dalam setiap individu,
baik dengan segala keterbatasan/kecacatan dan kelebihan
Sistem pendidikan di Indonesia harus memungkinkan terjadinya
interaksi antar peserta didik yang beragam, sehingga terjalin
sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
9. LANDASAN YURIDIS
Tahun 1948: Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
Tahun 1989: Konvensi PBB tentang Hak Anak
Tahun 1990: Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk
semua (Jomtien)
Tahun 1993: Peraturan Standar tentang Persamaan
Kesempatan bagi
Para Penyandang Cacat
Tahun 1994: Pernyataan Salamanca di Spanyol
Tahun 2000: Kerangka Aksi Forum Pendidikan Dunia
UUD, UU, Peraturan Pemerintah, Kebijakan
Direktur Jendral, Peraturan Daerah Peraturan Sekolah
10. LANDASAN YURIDIS INDONESIA
UUD 1945 (amandemen) pasal 31, Ayat (1), yang berbunyi 'Setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan'. Ayat (2) 'Setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya'.
UU No 23 Tahun 2002, tentang tentang Perlindungan Anak, Ps. 48 'Pemerintah wajib
menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak'.
Ps. 49 'Negara, Pemerintah, Keluarga, dan Orangtua wajib memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU No 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat pasal 5
Deklarasi Bandung (Nasional) ”Indonesia Menuju Pendidikan Inklusif” 8- 14 Agustus
2004
Deklarasi Bukit Tinggi (Internasional) Tahun 2005
Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Nomor 380/C.C6/MN/2003 tanggal 20 Januari 2003
tentang pendidikan inklusif
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang pendidikan
inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan
11. PERGUB 6/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
INKLUSIF PROV. JAWA TIMUR
Pasal 3
Pendidikan inklusif diselenggarakan pada PAUD dan
Sekolah/Madrasah.
Pasal 5
Setiap PAUD dan Sekolah/Madrasah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 memprioritaskan untuk
menerima peserta didik yang berkebutuhan khusus
yang bertempat tinggal berdekatan dengan
sekolah/madrasah dan dikehendaki oleh orang tua
anak yang bersangkutan.
12. LANJUTAN
Pasal 9
(1) Kurikulum yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
adalah kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing
peserta didik berkebutuhan khusus;
(2) Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan memperhatikan hasil asesmen
dan perbedaan kemampuan individual peserta didik yang berkebutuhan khusus
agar mereka dapat berkembang sesuai kondisi dan kemampuannya;
(3) Bentuk penyelenggaraan pendidikan inklusif disesuaikan dengan kondisi
satuan pendidikan dan karakteristik belajar peserta didik berkebutuhan khusus;
(4) Proses pembelajaran perserta didik di satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan inklusif merupakan tugas dan tanggung jawab guru kelas dan guru
mata pelajaran.
Pasal 10 (2)
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Guru Pembimbing Khusus
13. PERDA PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN
2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN
BAGI PENYANDANG DISABILITAS
Kelas terpadu atau inklusi adalah sistem layanan pendidikan yang
mempersyaratkan agar semua anak-anak yang berkelainan (penyandang
hambatan/cacat) dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama
teman seusianya
Pasal 9
Setiap penyandang disabilitas berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pendidikan pada satuan, jenis dan jenjang pendidikan.
Pasal 11 (1)
Setiap penyelenggara pendidikan dapat menyelenggarakan kelas terpadu atau
inklusi bagi penyandang
Pasal 35
(1) Penyandang disabilitas dapat disetarakan dengan individu yang sehat
jasmani dan rohani disabilitas.
14. LANJUTAN
Pasal 58
(1) Pemerintah Daerah Provinsi, pelaku usaha dan masyarakat wajib
menyediakan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dalam setiap pengadaan
sarana dan prasarana umum
Pasal 83
Setiap penyelenggara satuan pendidikan yang dengan sengaja tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan
ayat (2) serta tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 ayat (3) dan ayat (5) dapat dikenakan sanksi administrasi.
Pasal 90
Sarana dan prasarana umum dan sarana angkutan umum serta lingkungan yang
sudah ada dan/atau sudah beroperasi yang belum menyediakan aksesibilitas
bagi penyandang disabilitas sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, dalam
waktu 5 (lima) tahun sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini wajib
15. LANDASAN EMPIRIS
Penelitian The National Academy of Sciences
(Amerika Serikat), menunjukkan bahwa klasifikasi dan
penempatan peserta didik berkebutuhan khusus di
sekolah, kelas, atau tempat khusus tidak efektif dan
diskriminatif.
Berdasarkan temuan ini, kemudian direkomendasikan
agar pendidikan khusus yang diselenggarakan secara
segregatif hanya diberikan secara terbatas,
berdasarkan hasil identifikasi yang tepat