7. sma kelas x rpp kd 3.5; 4.5 gmb (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika tentang gerak melingkar dengan laju konstan untuk siswa kelas X semester 1 SMAN 1 Cikembar. Materi akan disampaikan dalam 3 pertemuan melalui demonstrasi, eksperimen, dan diskusi.
2. Pembelajaran akan mengkaji kinematika gerak melingkar beraturan, hubungan roda-roda, dan contoh penerapannya dalam teknologi seperti roller coaster dan mobil.
3. Sis
Dokumen ini merangkum hasil penelitian tentang praktikum fisika yang dilakukan oleh mahasiswa bernama Mukhsinah. Dokumen ini membahas latar belakang praktikum di pendidikan sains, sejarah praktikum di Inggris dan Australia, serta metode dan hasil penelitian tentang efektivitas praktikum sebagai metode pembelajaran.
Tinjauan pustaka meninjau pengertian momentum dan impuls, hubungan antara momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, dan jenis-jenis tumbukan. Konsep momentum didefinisikan sebagai hasil kali massa dan kecepatan, sementara impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya dan selang waktu. Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.
Dokumen tersebut membahas pendekatan proses sebagai pendekatan kreatif dalam pembelajaran IPA-Kimia. Pendekatan proses bertujuan agar siswa dapat mengembangkan metode seperti ilmuwan, sehingga memahami proses secara realistis dan dapat membuktikannya. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan, contoh strategi mengajar, dan penerapan pendekatan proses di kelas.
7. sma kelas x rpp kd 3.5; 4.5 gmb (karlina 1308233) finaleli priyatna laidan
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika tentang gerak melingkar dengan laju konstan untuk siswa kelas X semester 1 SMAN 1 Cikembar. Materi akan disampaikan dalam 3 pertemuan melalui demonstrasi, eksperimen, dan diskusi.
2. Pembelajaran akan mengkaji kinematika gerak melingkar beraturan, hubungan roda-roda, dan contoh penerapannya dalam teknologi seperti roller coaster dan mobil.
3. Sis
Dokumen ini merangkum hasil penelitian tentang praktikum fisika yang dilakukan oleh mahasiswa bernama Mukhsinah. Dokumen ini membahas latar belakang praktikum di pendidikan sains, sejarah praktikum di Inggris dan Australia, serta metode dan hasil penelitian tentang efektivitas praktikum sebagai metode pembelajaran.
Tinjauan pustaka meninjau pengertian momentum dan impuls, hubungan antara momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, dan jenis-jenis tumbukan. Konsep momentum didefinisikan sebagai hasil kali massa dan kecepatan, sementara impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya dan selang waktu. Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.
Dokumen tersebut membahas pendekatan proses sebagai pendekatan kreatif dalam pembelajaran IPA-Kimia. Pendekatan proses bertujuan agar siswa dapat mengembangkan metode seperti ilmuwan, sehingga memahami proses secara realistis dan dapat membuktikannya. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan, contoh strategi mengajar, dan penerapan pendekatan proses di kelas.
RPP ini merangkum rencana pelaksanaan pembelajaran fisika tentang gelombang untuk kelas XII semester ganjil. RPP ini menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi diskusi kelompok, presentasi, dan pemecahan masalah soal gelombang untuk menguasai konsep gelombang berjalan, gelombang stasioner, dan gelombang bunyi.
Penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan praktik, pemahaman praktisi, dan situasi tempat praktik dilakukan melalui siklus diagnosa masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan pembelajaran. Penelitian tindakan melibatkan kolaborasi antara peneliti dan partisipan untuk memecahkan masalah secara langsung dalam konteks nyata.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika membahas tentang kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tentang prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis dan penyajian hasil pengukuran. Materi pembelajaran pertemuan pertama berfokus pada pengertian dan aturan-aturan angka penting dalam pengukuran fisika. Siswa dibimbing untuk mempelajari konsep tersebut secara berkelompok melalui diskusi dan penyeles
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika kelas X mencakup materi besaran dan satuan, vektor, gerak lurus, gerak melingkar, dan hukum Newton melalui metode ceramah, eksperimen, dan diskusi selama 16 pertemuan dengan menggunakan berbagai alat pembelajaran.
Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...eli priyatna laidan
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika untuk kelas X semester 1 membahas besaran fisika dan satuannya dalam 5 pertemuan. Materi pembelajaran meliputi pengukuran dan ketidakpastian, besaran dan satuan, vektor, serta ulangan harian bab 1. Metode pembelajaran terdiri dari diskusi, demonstrasi, dan praktikum.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya di SD. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan McTaggart yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dalam dua siklus. Hasil observasi dan refleksi digunakan untuk meningkatkan siklus berikutnya.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran sifat-cahaya di SD. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas 2 siklus perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 yang terdiri atas observasi, wawancara, dan tes untuk mengumpulkan data.
Media Pembelajaran (RPP, Silabus, LKS, Buku Siswa, Lembar Penilaian)Gressi Dwiretno
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut berisi silabus, RPP, dan bahan ajar mengenai pelajaran fisika tentang teori relativitas khusus untuk siswa SMA kelas XII.
2. Materi pelajaran mencakup percobaan Michelson-Morley, kecepatan relatif, transformasi Lorentz, dilatasi waktu, kontraksi panjang, dan relativitas massa.
3. Pembelajaran dilakukan secara kelompok dengan menggunakan metode
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika kelas X semester 1 ini membahas tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, model pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber referensi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: PTK atau Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakan tindakan, mengamati hasilnya, dan merefleksikan hasil untuk perbaikan berikutnya.
El documento describe el origen y evolución de varios radicalismos islámicos. 1) Surgieron como reacción a la abolición del califato otomano y la colonización occidental, viendo a Occidente como culpable de sus problemas. 2) El wahabismo saudita y el salafismo proponen un retorno a los orígenes puros del Islam. 3) Grupos como Al Qaeda buscan derrocar gobiernos musulmanes considerados corruptos y recuperar territorios perdidos para expandir el Islam por la fuerza.
RPP ini merangkum rencana pelaksanaan pembelajaran fisika tentang gelombang untuk kelas XII semester ganjil. RPP ini menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi diskusi kelompok, presentasi, dan pemecahan masalah soal gelombang untuk menguasai konsep gelombang berjalan, gelombang stasioner, dan gelombang bunyi.
Penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan praktik, pemahaman praktisi, dan situasi tempat praktik dilakukan melalui siklus diagnosa masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan pembelajaran. Penelitian tindakan melibatkan kolaborasi antara peneliti dan partisipan untuk memecahkan masalah secara langsung dalam konteks nyata.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika membahas tentang kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tentang prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis dan penyajian hasil pengukuran. Materi pembelajaran pertemuan pertama berfokus pada pengertian dan aturan-aturan angka penting dalam pengukuran fisika. Siswa dibimbing untuk mempelajari konsep tersebut secara berkelompok melalui diskusi dan penyeles
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika kelas X mencakup materi besaran dan satuan, vektor, gerak lurus, gerak melingkar, dan hukum Newton melalui metode ceramah, eksperimen, dan diskusi selama 16 pertemuan dengan menggunakan berbagai alat pembelajaran.
Rpp fisika sma kelas x besaran dan satuan sman1 cikembar eli priyatna kurikul...eli priyatna laidan
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika untuk kelas X semester 1 membahas besaran fisika dan satuannya dalam 5 pertemuan. Materi pembelajaran meliputi pengukuran dan ketidakpastian, besaran dan satuan, vektor, serta ulangan harian bab 1. Metode pembelajaran terdiri dari diskusi, demonstrasi, dan praktikum.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya di SD. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan McTaggart yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dalam dua siklus. Hasil observasi dan refleksi digunakan untuk meningkatkan siklus berikutnya.
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran sifat-cahaya di SD. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas 2 siklus perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 yang terdiri atas observasi, wawancara, dan tes untuk mengumpulkan data.
Media Pembelajaran (RPP, Silabus, LKS, Buku Siswa, Lembar Penilaian)Gressi Dwiretno
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut berisi silabus, RPP, dan bahan ajar mengenai pelajaran fisika tentang teori relativitas khusus untuk siswa SMA kelas XII.
2. Materi pelajaran mencakup percobaan Michelson-Morley, kecepatan relatif, transformasi Lorentz, dilatasi waktu, kontraksi panjang, dan relativitas massa.
3. Pembelajaran dilakukan secara kelompok dengan menggunakan metode
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika kelas X semester 1 ini membahas tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, model pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber referensi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: PTK atau Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakan tindakan, mengamati hasilnya, dan merefleksikan hasil untuk perbaikan berikutnya.
El documento describe el origen y evolución de varios radicalismos islámicos. 1) Surgieron como reacción a la abolición del califato otomano y la colonización occidental, viendo a Occidente como culpable de sus problemas. 2) El wahabismo saudita y el salafismo proponen un retorno a los orígenes puros del Islam. 3) Grupos como Al Qaeda buscan derrocar gobiernos musulmanes considerados corruptos y recuperar territorios perdidos para expandir el Islam por la fuerza.
La economía china se ha convertido en la segunda más grande del mundo y tiene un enorme potencial de crecimiento, aunque todavía enfrenta desafíos como la desigualdad, condiciones laborales débiles y daños ambientales. Aunque las empresas chinas son más nuevas en el mercado global que las estadounidenses, han cambiado la percepción de bajo precio y baja calidad a bajo precio y alta calidad.
This document provides an introduction to Ubuntu, including:
- Ubuntu is an open source operating system built on the Linux kernel that aims to provide an up-to-date system for desktop and server use.
- Ubuntu is released every 6 months and supported for 18 months, with the LTS releases supported for 3 years on desktop and 5 years on server.
- Ubuntu uses the GNOME desktop by default but KDE is also available via the Kubuntu project.
- Ubuntu is backed by Canonical which employs core developers and provides support services.
El documento resume los orígenes y principales figuras de la Reforma Protestante que surgió en el siglo XVI en Europa. Martín Lutero en Alemania, Enrique VIII en Inglaterra y Juan Calvino en Francia cuestionaron la doctrina y el poder de la Iglesia Católica y establecieron nuevas iglesias basadas en la interpretación individual de la Biblia y la justificación por la fe. Esto marcó el fin de la hegemonía católica y dio lugar a distintas confesiones protestantes en toda Europa.
The document discusses the career of a recreation vehicle service technician. As a technician, one would work indoors performing a variety of tasks to service different types of RVs like motorhomes and trailers. The job requires skills that can be learned on the job. While entry-level technicians typically earn $10-15 per hour, over 85% of jobs in the economy are available to technicians. The author believes this career could be a good fit given their willingness to learn the necessary skills.
Proposal penelitian tindakan kelas ini membahas upaya peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran fisika melalui model belajar kooperatif think pair and share untuk meningkatkan pemahaman konsep. Penelitian ini dilaksanakan di SMK RISTEK KIKIN JAKARTA melalui tiga siklus untuk mengamati peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Berikut ringkasan singkat dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
1. Dokumen tersebut berisi contoh penerapan evaluasi hasil belajar siswa terkait materi Perubahan Fisik dan Kimia dalam Makanan melalui beberapa alat evaluasi seperti tes objektif, pertanyaan esai, observasi, dan demonstrasi praktik.
2. Guru dapat menggunakan berbagai alat evaluasi tersebut untuk mengukur pemahaman kognitif, sikap,
Berikut ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut berisi contoh penerapan evaluasi hasil belajar siswa terkait materi Perubahan Fisik dan Kimia dalam Makanan dengan menggunakan beberapa alat evaluasi seperti tes objektif, pertanyaan esai, observasi, pengamatan langsung, demonstrasi, dan percobaan. Guru dapat memilih alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, jumlah siswa, dan wak
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan desain siklus yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk dua kali siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas V di sebuah sekolah dengan menggunakan instrumen tes, observasi, dan Rencana Pelaksana
Makalah ini membahas tentang ragam penelitian yang dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, variabel, dan kuantitatif atau kualitatif. Ragam penelitian dilihat dari tujuannya adalah eksploratif, pengembangan, dan verifikatif. Sedangkan dari pendekatannya ada longitudinal dan silang.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas konsep penyelidikan dalam pendidikan dan penelitian tindakan kelas.
2. Beberapa definisi penyelidikan diberikan dan langkah-langkah penyelidikan dijelaskan.
3. Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai penyelidikan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pembelajaran murid.
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Proses pembuatan proposal penelitian biasanya dimulai dari pembuatan judul. Selanjutnya jika judul sudah tepat, maka dapat lmemulai penulisan BAB I sampai dengan II, dimana pada pada Bab I terdapat 5 bagian, yaitu; (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Perumusan masalah, (4) Pembatasan masalah, dan (5) Kegunaan Penelitian. Pada Bab II terdapat 4 bagian, yaitu; (1) Deskripsi teoritik, (2) Penelitian yang relevan, (3) Kerangka berpikir, dan (4) Hipotesis penelitian. Pada Bab III terdapat 8 bagian, yaitu; (1) Tujuan Penelitian, (2) Tempat dan waktu penelitian, (3) Metode penelitian, (4) Desain penelitian, (5) Populasi dan sampel, (6) Teknik pengumpulan data, (7) Instrumen penelitian, dan (8) Teknik analisis data.
Dokumen ini membahas latar belakang masalah rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran fisika di SMP Negeri 36 Medan. Peneliti bermaksud menggunakan teknik pembelajaran mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi besaran dan satuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik mind mapping dan pembelajaran konvensional, serta perbedaan has
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini membahas pelajaran Fisika tentang Hukum Pascal untuk siswa kelas XI semester 2 SMA Negeri 9 Padang.
2. Materi akan disampaikan melalui metode ceramah, diskusi, dan pratikum dengan menggunakan alat seperti jarum suntik, air, dan selang.
3. Tujuan pembelajaran antara lain agar siswa dapat menjelaskan dan menerapkan Hukum Pascal serta meny
Bab 3 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EMariz Cha Cha
Dokumen tersebut merangkum metodologi penelitian yang dilakukan di SDN 01 Manguharjo Kota Madiun. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam dua siklus. Data diperoleh melalui tes, observasi, dan wawancara untuk mengukur prestasi dan aktivitas siswa. Data dianalisis secara kuantitatif dan hasilny
Bab 3 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
1
1. Menyederhanakan Pengajaran Inkuiri
2005/09/15 - Randy L. Bell, Lara Smetana, dan Ian Binns
Mendefinisikan penyelidikan dan menilai berapa banyak pertanyaan yang didukung oleh kegiatan
tertentu atau lab bisa sulit dan membingungkan. Artikel ini menyajikan penjelasan sederhana
penyelidikan dan menyediakan rubrik yang akan memungkinkan guru ilmu untuk menentukan
apakah suatu kegiatan adalah penyelidikan berbasis dan, jika demikian, untuk menilai tingkat
penyelidikan mendukung. Selain itu, kerangka yang disajikan akan memungkinkan guru untuk
mudah menyesuaikan tingkat penyelidikan dalam suatu kegiatan dan meningkatkan jumlah
penyelidikan dalam pengajaran ilmu mereka.
Apa itu inkuiri?
Standar Nasional Pendidikan Sains menandai pengajaran inkuiri sebagaimana melibatkan
siswa dalam bentuk pembelajaran aktif yang menekankan pertanyaan, analisis data, dan
berpikir kritis.
"Siswa di semua tingkatan kelas dan di setiap domain ilmu pengetahuan harus memiliki
kesempatan untuk menggunakan penyelidikan ilmiah dan mengembangkan kemampuan
untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang berhubungan dengan penyelidikan, termasuk
mengajukan pertanyaan, perencanaan dan melakukan penyelidikan, menggunakan alat dan
teknik yang tepat untuk mengumpulkan data, berpikir kritis dan logis tentang hubungan
antara bukti dan penjelasan, membangun dan menganalisis penjelasan alternatif, dan
mengkomunikasikan argumen ilmiah "(NRC 1996, hal. 105).
Pada intinya, inkuiri adalah proses belajar aktif di mana siswa menjawab pertanyaan
penelitian melalui analisis data. Orang mungkin berpendapat bahwa kegiatan penyelidikan
yang paling otentik adalah mereka di mana siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka
sendiri melalui analisa data yang mereka kumpulkan secara independen. Namun, kegiatan
masih bisa penyelidikan berdasarkan ketika pertanyaan dan data yang disediakan, asalkan
siswa melakukan analisis dan menarik kesimpulan mereka sendiri. Selain itu, sebagian besar
siswa membutuhkan perancah substansial sebelum mereka siap untuk mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan merancang prosedur pengumpulan data yang efektif untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Rencana ideal untuk instruksi Permintaan mengakui
kenyataan ini dan berusaha untuk membantu kemajuan siswa untuk keterampilan
penyelidikan yang lebih besar melalui serangkaian langkah-langkah bertahap, seperti yang
dijelaskan nanti dalam artikel ini.
Inkuiri atau tidak?
Pertanyaan pertama untuk bertanya ketika menentukan apakah suatu kegiatan tesebut
berbasis inkuiri adalah, "Apakah siswa menjawab pertanyaan penelitian melalui analisis
data?" Banyak kegiatan tradisional dilakukan di kelas sains tidak melibatkan pertanyaan
penelitian atau analisis data. Misalnya, membangun model sel atau atom, merakit koleksi
2. bunga liar, atau membangun sebuah model skala tata surya semua bisa menjadi kegiatan yang
sangat baik. Namun, seperti yang diajarkan secara tradisional, kegiatan ini tidak melibatkan
pertanyaan penelitian dan karena itu tidak memenuhi syarat sebagai kegiatan penyelidikan.
Untuk alasan yang sama, kegiatan yang dirancang untuk memberikan latihan dengan
keterampilan tertentu, seperti belajar menggunakan balok keseimbangan tiga atau membaca
silinder lulus, tidak merupakan penyelidikan. Kegiatan berbasis inkuiri harus dimulai dengan
sebuah pertanyaan ilmiah. Sebagai contoh:
Bagaimana jumlah zat mempengaruhi densitas?
Bagaimana temperatur mempengaruhi laju reaksi kimia?
Apakah El Niño terbaru dampak iklim tempat tinggal saya?
Dalam hal apa bentuk dan posisi Bulan di langit berubah selama sebulan?
Selain memiliki pertanyaan penelitian, kegiatan penyelidikan harus melibatkan siswa dalam
menganalisis data yang relevan. Akibatnya, setelah siswa melakukan penelitian dengan hanya
mencari sumber daya perpustakaan atau internet bukan merupakan sebuah pelajaran
penyelidikan. Dalam kegiatan ini, siswa mengumpulkan informasi, tetapi tidak menganalisis
data untuk menjawab pertanyaan minat mereka. Di sisi lain, melakukan kegiatan berbasis
inkuiri selalu melibatkan siswa dalam mengumpulkan data mereka sendiri? Belum tentu.
Siswa dapat menganalisis data yang dikumpulkan oleh guru atau data yang tersedia di
internet, disediakan bahwa siswa menjawab pertanyaan penelitian mereka melalui analisis
data mereka sendiri.
Gambar 1 menyajikan beberapa contoh bagi para guru untuk menguji pemahaman mereka
kegiatan berbasis inkuiri. Sebelum melanjutkan dengan artikel ini, membaca dan
mempertimbangkan setiap skenario dalam Gambar 1 dan memutuskan apakah tiap-tiap itu
merupakan contoh penyelidikan. Setelah membaca skenario, Anda mungkin menyadari
bahwa kegiatan 1a, 2a, dan 2b tidak mendukung penyelidikan. 1a Contoh dapat menjadi
tangan-on bermakna dan menarik kegiatan, tetapi tidak melibatkan pertanyaan penelitian.
Contoh 2a dan 2b menyiratkan pertanyaan penelitian, tetapi tidak melibatkan siswa dalam
menganalisis data. Sebaliknya, siswa hanya merangkum kesimpulan dari orang lain. Tidak
diragukan lagi jenis kegiatan memiliki tempat di kelas sains, namun, mereka tidak harus
bingung dengan laboratorium penyelidikan.
Gambar 1.Evaluasi diri inkuiri guru.
1a. Siswa menyelesaikan kalender fase bulan dengan
memotong foto bulan dalam fase yang berbeda,
menjumlah mereka pada kalender bulanan pada tanggal yang tepat, dan
melabel masing-masing dari delapan fase bulan besar.
3. 1b. Setelah menyelesaikan kegiatan pra-penilaian terhadap pengetahuan siswa tentang fase
bulan, seorang siswa bertanya tentang urutan yang benar dari fase bulan. Guru menantang
siswa untuk menentukan urutan fase dengan mengamati Bulan dan merekam pengamatan
mereka selama satu bulan.
1c. Guru dimulai dengan pertanyaan "Apakah kenaikan bulan dan ditetapkan pada waktu
yang sama setiap malam?" Setelah diskusi singkat dari pertanyaan, guru menunjukkan terbit
dan terbenam bulan untuk malam sekuensial beberapa menggunakan simulasi komputer.
Guru kemudian memfasilitasi diskusi kelas di mana kelas menyimpulkan bahwa Bulan terbit
dan terbenam sekitar 50 menit kemudian setiap malam.
2a. Siswa mendefinisikan dan menggambarkan efek El Nino dengan menggunakan teks dan
gambar yang mereka temukan di internet.
2b. Siswa pergi ke perpustakaan untuk mencari surat kabar yang menggambarkan dampak El
Niño di pantai California. Mereka kemudian meringkas apa yang mereka temukan dalam
laporan dua halaman yang ditulis.
2c. Siswa memilih lokasi di AS kemudian mencari di Internet untuk data temperatur bulanan
lokasi ini untuk tahun Niño terbaru El. Siswa kemudian membandingkan data temperatur
bulanan untuk tahun El Niño dengan data suhu rata-rata selama 50 tahun terakhir untuk
menilai dampak El Niño pada lokasi tertentu.
Contoh 1b, 1c, 2c dan memerlukan kedua pertanyaan penelitian dan analisis data dan dengan
demikian mendukung pembelajaran inquiry. Dalam 1b Contoh, guru memberikan pertanyaan, "Apa
fase Bulan?" Jawaban siswa terhadap pertanyaan didasarkan pada analisis pengamatan mereka
sendiri bulan. Dalam Contoh 1C, pelajaran penyelidikan dimasukkan ke dalam demonstrasi
dibimbing guru. Meskipun guru menyajikan data menggunakan simulasi komputer, siswa terlibat
sebagai sebuah kelas dalam menganalisis pengamatan virtual. Contoh 2c menantang siswa untuk
menjawab pertanyaan, "Apa dampak El Niño terhadap iklim di suatu daerah?" Siswa menjawab
pertanyaan itu berdasarkan analisis data yang dikumpulkan di internet.
Semua inkuiri tidak dibuat sama
Penting untuk menyadari bahwa tidak semua kegiatan penyelidikan diciptakan sama. Konsep tingkat
yang berbeda penyelidikan pertama kali dijelaskan oleh Schwab (1962). Kemudian, Herron
mengidentifikasi tiga tingkat keterbukaan untuk penyelidikan dalam kegiatan sains (1971). Baru-baru
ini, Rezba, Auldridge, dan Rhea (1999) telah mengembangkan sebuah model empat-tingkat instruksi
penyelidikan berdasarkan pekerjaan dengan Schwab dan Herron. Akhirnya, sebuah rubrik
penyelidikan lebih rinci dapat ditemukan dalam Penyelidikan dan Ilmu Pendidikan Nasional Standar
(NRC 2000, hal. 29, Tabel 2-6).
Jumlah informasi yang diberikan
4. Gambar 2 menyajikan versi modifikasi dari model empat-tingkat penyelidikan kita gunakan untuk
menilai kegiatan pembelajaran kami. Model empat tingkat menggambarkan bagaimana pertanyaan-
kegiatan berbasis dapat berkisar dari guru yang sangat diarahkan kepada siswa yang sangat terpusat,
berdasarkan pada jumlah informasi yang diberikan kepada siswa. Fitur menonjol dari model ini
adalah pertanyaan, "Berapa banyak informasi yang diberikan kepada siswa?"
Menggunakan kerangka kerja sebagai panduan, kegiatan praktikum dapat dirancang pada berbagai
tingkat penyelidikan, tergantung pada kata-kata dan presentasi. Model ini memungkinkan guru
untuk pelajaran inkuiri menyesuaikan dengan tingkat kesiapan tertentu kelas. Misalnya, Level 1
aktivitas dapat menjadi Level 2 dengan memiliki siswa melengkapinya sebelum mempelajari konsep
yang ditargetkan, dan aktivitas 2 Level dapat direvisi dengan mudah ke Level 3 dengan menghapus
arah prosedural.
kompleksitas
Tingkat kompleksitas dalam kegiatan penyelidikan juga bervariasi, tergantung pada tingkat
keterbukaan dan kognitif tuntutan diperlukan (Gambar 3). Level, sederhana 1, kadang-kadang
disebut sebagai kegiatan konfirmasi. Pada tingkat ini, siswa diberikan pertanyaan dan prosedur, dan
hasil yang diharapkan diketahui di muka. Misalnya, kegiatan laboratorium disajikan pada akhir bab
untuk memverifikasi sebuah konsep yang telah diajarkan termasuk dalam kategori ini.
Gambar 3. Tingkat penyelidikan dalam kegiatan tablet effervescent antasid. Dicetak ulang dengan
izin dari Rezba, Auldridge, dan Rhea (1999).
Level inkuiri Tingkat Deskripsi dan contoh
1 Konfirmasi-Siswa mengkonfirmasi prinsip melalui kegiatan yang hasilnya diketahui sebelumnya.
"Dalam penelitian ini Anda akan mengkonfirmasi bahwa laju reaksi kimia meningkat karena suhu
meningkat bahan bereaksi. Anda akan menggunakan tablet effervescent antasid untuk
memverifikasi prinsip ini. Menggunakan prosedur berikut, mencatat hasil seperti yang ditunjukkan,
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan di akhir kegiatan. "
2 Inkuiri Terstruktur Permintaan-Siswa menyelidiki pertanyaan guru disajikan melalui prosedur yang
telah ditetapkan.
"Dalam penelitian ini Anda akan menentukan hubungan antara temperatur dan laju reaksi tablet
effervescent antasida dan air. Anda akan menggunakan tablet effervescent antasida dan air dari
suhu yang bervariasi. Menggunakan prosedur berikut, mencatat hasil seperti yang ditunjukkan, dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan di akhir kegiatan. "
3 inkuiri terbimbing -Siswa menyelidiki pertanyaan guru-siswa disajikan dengan menggunakan
dirancang / prosedur yang dipilih.
"Desain investigasi untuk menjawab pertanyaan: Apa pengaruh suhu air terhadap tingkat di mana
tablet effervescent antasid akan bereaksi? Mengembangkan setiap komponen dari penyelidikan
5. termasuk hipotesis, prosedur, analisis data, dan kesimpulan. Menerapkan prosedur Anda hanya bila
telah disetujui oleh guru Anda. "
4 inkuiri terbuka -Siswa menyelidiki topik-pertanyaan terkait yang dirumuskan melalui siswa siswa
dirancang / prosedur yang dipilih.
"membuat suatu penyelidikan untuk mengeksplorasi dan penelitian topik kimia yang berkaitan
dengan konsep-konsep kita telah belajar selama unit saat ini pada reaksi kimia. Menerapkan
prosedur Anda hanya bila telah disetujui oleh guru Anda. "
Dalam kegiatan Level 2 (penyelidikan terstruktur), siswa menyelidiki pertanyaan guru
disajikan melalui prosedur yang telah ditetapkan. Kedua kegiatan Tingkat 1 dan 2 yang sering disebut
sebagai "laboratorium masak," karena mereka mencakup pengajaran langkah-demi-langkah, tapi
kegiatan Level 2 menjawab pertanyaan penelitian. Perbedaan antara aktivitas Tingkat 1 dan Tingkat
2 dapat menjadi masalah waktu- laboratorium konfirmasi dapat menjadi laboratorium penyelidikan
terstruktur hanya dengan menghadirkan laboratorium sebelum konsep target diajarkan. Perhatikan
bahwa sebagian besar dari penyelidikan laboratorium di sebagian besar buku pelajaran ditulis di
Level 1 atau Level 2. Termasuk tingkat rendah kegiatan penyelidikan dalam kurikulum tidak selalu
masalah, asalkan mereka tidak digunakan dengan mengesampingkan tingkat yang lebih tinggi.
Setelah semua, siswa dapat mengambil kepemilikan yang lebih besar dari pembelajaran mereka
sendiri, membuat keputusan otentik, dan membangun makna bagi diri mereka sendiri pada tingkat
yang lebih tinggi penyelidikan.
Kegiatan level 3 (inkuiri terbimbing), sekali lagi, fitur pertanyaan guru-disajikan tapi meninggalkan
metode dan solusi terbuka untuk siswa. Tingkat penyelidikan menuntut siswa untuk merancang atau
pilih prosedur untuk melaksanakan penyelidikan. Mahasiswa biasanya mendapatkan latihan yang
sangat sedikit dalam merancang penyelidikan mereka sendiri, sehingga pertanyaan dipandu memiliki
potensi untuk mengambil keterlibatan siswa dan kepemilikan laboratorium ke tingkat yang baru.
Selain itu, kegiatan inkuiri terbimbing dapat dengan mudah dibuat dari laboratorium masak hanya
dengan mengeluarkan langkah-demi-langkah petunjuk dan memerlukan siswa untuk datang dengan
metode mereka sendiri untuk menjawab pertanyaan penelitian. Guru harus menyetujui prosedur
mahasiswa sebelum penyelidikan dilakukan dan pastikan bahwa pedoman keselamatan yang tepat
diikuti.
Masalah, solusi, dan metode yang tersisa kepada siswa dalam kegiatan 4 Level (penyelidikan
terbuka). Proyek ilmu pengetahuan yang adil mungkin adalah bentuk paling umum dari Level 4
pertanyaan di kelas sains. Siswa menyelidiki siswa-dirumuskan, yang berhubungan dengan topik
pertanyaan dan menggunakan prosedur mereka sendiri. Dengan asumsi bahwa siswa telah memiliki
pengalaman menyelesaikan kegiatan penyelidikan di Tingkat 1-3, mereka harus siap untuk
mengatasi Level 4 investigasi.
6. Inkuiri Scaffolding
Skala inkuiri harus dilihat sebagai sebuah kontinum, jadi idealnya siswa harus maju secara bertahap
dari rendah ke tingkat yang lebih tinggi selama setahun. Meskipun tujuannya adalah untuk
membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan Level 4
pertanyaan, mereka tidak dapat diharapkan untuk memulai di sana. Siswa perlu berlatih dalam
penyelidikan, membangun ke tingkat yang semakin terbuka dan kompleks. Siswa akan menuai
manfaat sebagai sedikit dari yang dilemparkan siap menjadi Level 4 kegiatan penyelidikan karena
mereka akan dari diadakan di tingkat rendah kegiatan.
Fenomena ini terlihat dalam rendahnya kualitas proyek yang adil dan ilmu penelitian mahasiswa
dapat mengajukan pada akhir tahun. Siswa tidak bisa diharapkan untuk melakukan penyelidikan
tingkat tinggi setelah penyelidikan berpartisipasi secara eksklusif di tingkat rendah kegiatan
sepanjang tahun. Sebuah perkembangan bertahap tingkat tinggi penyelidikan, ditambah dengan
perancah yang tepat, akan menghasilkan keberhasilan siswa lebih besar dan kepuasan. Dengan
memahami dulu apa itu merupakan pelajaran inkuiri, guru akan lebih mampu untuk melaksanakan
pembelajaran yang benar2 berdasarkan inkuiri dalam kegiatan sains. Memahami bagaimana inkuiri
dapat dirancang dengan keterlibatan siswa meningkat akan memungkinkan guru untuk
meningkatkan pembelajaran penyelidikan lebih lanjut. Tidak semua kegiatan yang bermanfaat
adalah berbasis inkuiri (atau harus itu, dalam hal ini), tetapi penting bagi guru untuk dapat menilai
mereka yang saat merancang dan menerapkan tingkat inkuiri yang lebih tinggi di kelas.
7. Inkuiri Scaffolding
Skala inkuiri harus dilihat sebagai sebuah kontinum, jadi idealnya siswa harus maju secara bertahap
dari rendah ke tingkat yang lebih tinggi selama setahun. Meskipun tujuannya adalah untuk
membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan Level 4
pertanyaan, mereka tidak dapat diharapkan untuk memulai di sana. Siswa perlu berlatih dalam
penyelidikan, membangun ke tingkat yang semakin terbuka dan kompleks. Siswa akan menuai
manfaat sebagai sedikit dari yang dilemparkan siap menjadi Level 4 kegiatan penyelidikan karena
mereka akan dari diadakan di tingkat rendah kegiatan.
Fenomena ini terlihat dalam rendahnya kualitas proyek yang adil dan ilmu penelitian mahasiswa
dapat mengajukan pada akhir tahun. Siswa tidak bisa diharapkan untuk melakukan penyelidikan
tingkat tinggi setelah penyelidikan berpartisipasi secara eksklusif di tingkat rendah kegiatan
sepanjang tahun. Sebuah perkembangan bertahap tingkat tinggi penyelidikan, ditambah dengan
perancah yang tepat, akan menghasilkan keberhasilan siswa lebih besar dan kepuasan. Dengan
memahami dulu apa itu merupakan pelajaran inkuiri, guru akan lebih mampu untuk melaksanakan
pembelajaran yang benar2 berdasarkan inkuiri dalam kegiatan sains. Memahami bagaimana inkuiri
dapat dirancang dengan keterlibatan siswa meningkat akan memungkinkan guru untuk
meningkatkan pembelajaran penyelidikan lebih lanjut. Tidak semua kegiatan yang bermanfaat
adalah berbasis inkuiri (atau harus itu, dalam hal ini), tetapi penting bagi guru untuk dapat menilai
mereka yang saat merancang dan menerapkan tingkat inkuiri yang lebih tinggi di kelas.