Proposal ini mengajukan pembangunan ruang kelas baru dan ruang kantor guru di SMP Negeri 2 Kuningan tahun 2015. Pembangunan ini diperlukan karena jumlah ruang kelas yang tersedia kurang dari jumlah rombongan belajar, sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Proposal ini berisi latar belakang, tujuan, manfaat, analisis kebutuhan, rancangan anggaran biaya, rencana pelaksanaan
Tim dibentuk untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Diklat Teknis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kabupaten Pangandaran tahun 2015. Tim terdiri dari pengarah, penanggung jawab, koordinator, ketua, wakil ketua, sekretaris dan beberapa anggota. Mereka akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk menyiapkan dan melaksanakan kegiatan Diklat sesuai rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.
Format prosposal teknis dak kebakaran (1)MazRio Sekayu
Dokumen tersebut memberikan data teknis mengenai sarana prasarana pemadam kebakaran di suatu daerah. Terdapat informasi mengenai kondisi daerah, intensitas kebakaran, kondisi prasarana dan sarana, struktur organisasi, serta pegawai pemadam kebakaran di daerah tersebut.
Dokumen ini membahas tentang rincian teknis penyimpanan limbah B3 di Indonesia. Secara garis besar mencakup ketentuan standar penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam NIB, rincian teknis penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam persetujuan lingkungan, serta pemantauan dan pelaporan penyimpanan limbah B3.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Proposal ini meminta dukungan dana untuk pengadaan peralatan praktik di Satuan Karya Bhayangkara Polsek Gombong guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik melalui kegiatan praktik di bidang keamanan masyarakat, lalu lintas, pertolongan pertama, dan pemadam kebakaran.
Proposal ini mengajukan pembangunan ruang kelas baru dan ruang kantor guru di SMP Negeri 2 Kuningan tahun 2015. Pembangunan ini diperlukan karena jumlah ruang kelas yang tersedia kurang dari jumlah rombongan belajar, sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Proposal ini berisi latar belakang, tujuan, manfaat, analisis kebutuhan, rancangan anggaran biaya, rencana pelaksanaan
Tim dibentuk untuk mengkoordinasikan pelaksanaan Diklat Teknis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Kabupaten Pangandaran tahun 2015. Tim terdiri dari pengarah, penanggung jawab, koordinator, ketua, wakil ketua, sekretaris dan beberapa anggota. Mereka akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk menyiapkan dan melaksanakan kegiatan Diklat sesuai rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.
Format prosposal teknis dak kebakaran (1)MazRio Sekayu
Dokumen tersebut memberikan data teknis mengenai sarana prasarana pemadam kebakaran di suatu daerah. Terdapat informasi mengenai kondisi daerah, intensitas kebakaran, kondisi prasarana dan sarana, struktur organisasi, serta pegawai pemadam kebakaran di daerah tersebut.
Dokumen ini membahas tentang rincian teknis penyimpanan limbah B3 di Indonesia. Secara garis besar mencakup ketentuan standar penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam NIB, rincian teknis penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam persetujuan lingkungan, serta pemantauan dan pelaporan penyimpanan limbah B3.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Proposal ini meminta dukungan dana untuk pengadaan peralatan praktik di Satuan Karya Bhayangkara Polsek Gombong guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik melalui kegiatan praktik di bidang keamanan masyarakat, lalu lintas, pertolongan pertama, dan pemadam kebakaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pengadaan swakelola, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh instansi pemerintah, instansi pemerintah lain, atau kelompok masyarakat. Dokumen ini menjelaskan struktur organisasi, kriteria, jenis, perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan pengadaan swakelola.
Dokumen tersebut merupakan contoh format kerangka acuan kerja (KAK) untuk pengadaan barang atau jasa pemerintah yang mencakup latar belakang, tujuan, ruang lingkup, spesifikasi barang, waktu pelaksanaan, sumber pendanaan, dan persyaratan lainnya sebagai pedoman pelaksanaan pengadaan.
Berisi ringkasan tiga berita acara yaitu pengembangan kurikulum, pengembangan silabus, dan revisi KTSP yang dilaksanakan di SMPN 1 Kersamanah pada berbagai tanggal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Keputusan Kepala Desa Bhuana Jaya membentuk Tim Pengawas pelaksanaan proyek pembangunan jalan di Desa Bhuana Jaya. Tim ini bertugas untuk mengawasi pelaksanaan proyek semenisasi jalan usaha tani sesuai peraturan yang berlaku.
20050105 berita acara_serah_terima_akhir_pekerjaan_2wahana_dc
Dokumen ini berisi berita acara serah terima akhir pekerjaan antara pihak pertama (pemerintah) dan pihak kedua (kontraktor) setelah pekerjaan konstruksi jalan selesai dilaksanakan. Pihak kedua menyerahkan hasil pekerjaan kepada pihak pertama dan pihak pertama menerimanya. Pekerjaan dinyatakan selesai pada tanggal tertentu sehingga seluruh kewajiban kontraktor berakhir.
Surat ini merupakan permohonan pergantian tanda tangan bendahara rekening SMK Islam Al Ma'arif 1 Paser dari Muslihah ke Widi Dharmawan karena pergantian jabatan bendahara. Surat ini dimaksudkan agar pergantian tanda tangan tersebut dapat diketahui dan digunakan oleh bank.
Rapat membahas rencana kerja pengembangan sekolah tahun 2012, sambutan komite sekolah, dan informasi dari bagian kesiswaan terkait pembayaran iuran komite, perbaikan nilai, serta kegiatan prakerin.
Keputusan Kepala MTs Nurul Falah menetapkan struktur organisasi madrasah untuk tahun pelajaran 2016-2017 yang terdiri dari Kepala Madrasah, pembantu kepala madrasah bidang kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan HUMAS, serta kepala tata usaha dan berbagai koordinator dan kepala unit.
El documento describe el orden del día de una ceremonia de bandera por la mañana. Incluye actividades como la entrada del instructor de bandera al campo, la lectura de los principios de Pancasila y Pancasila Korpri, un momento de silencio dirigido por el instructor, un mensaje del instructor, la lectura de una oración, el izado de la bandera de Indonesia dirigido por el comandante de bandera, y el cierre de la ceremonia.
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lhDian Nandariardi
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup ini mengatur pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup untuk izin lingkungan, meliputi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL), serta Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL). Dokumen lingkungan hidup wajib disusun untuk
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) untuk usaha dan kegiatan yang berpotensi memberikan dampak besar terhadap lingkungan. Dokumen ini menjelaskan tentang ruang lingkup AMDAL, pembentukan komisi penilai, dan persyaratan untuk mendapatkan izin usaha berdasarkan hasil AMDAL.
Dokumen tersebut membahas tentang pengadaan swakelola, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi sendiri oleh instansi pemerintah, instansi pemerintah lain, atau kelompok masyarakat. Dokumen ini menjelaskan struktur organisasi, kriteria, jenis, perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan pengadaan swakelola.
Dokumen tersebut merupakan contoh format kerangka acuan kerja (KAK) untuk pengadaan barang atau jasa pemerintah yang mencakup latar belakang, tujuan, ruang lingkup, spesifikasi barang, waktu pelaksanaan, sumber pendanaan, dan persyaratan lainnya sebagai pedoman pelaksanaan pengadaan.
Berisi ringkasan tiga berita acara yaitu pengembangan kurikulum, pengembangan silabus, dan revisi KTSP yang dilaksanakan di SMPN 1 Kersamanah pada berbagai tanggal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Keputusan Kepala Desa Bhuana Jaya membentuk Tim Pengawas pelaksanaan proyek pembangunan jalan di Desa Bhuana Jaya. Tim ini bertugas untuk mengawasi pelaksanaan proyek semenisasi jalan usaha tani sesuai peraturan yang berlaku.
20050105 berita acara_serah_terima_akhir_pekerjaan_2wahana_dc
Dokumen ini berisi berita acara serah terima akhir pekerjaan antara pihak pertama (pemerintah) dan pihak kedua (kontraktor) setelah pekerjaan konstruksi jalan selesai dilaksanakan. Pihak kedua menyerahkan hasil pekerjaan kepada pihak pertama dan pihak pertama menerimanya. Pekerjaan dinyatakan selesai pada tanggal tertentu sehingga seluruh kewajiban kontraktor berakhir.
Surat ini merupakan permohonan pergantian tanda tangan bendahara rekening SMK Islam Al Ma'arif 1 Paser dari Muslihah ke Widi Dharmawan karena pergantian jabatan bendahara. Surat ini dimaksudkan agar pergantian tanda tangan tersebut dapat diketahui dan digunakan oleh bank.
Rapat membahas rencana kerja pengembangan sekolah tahun 2012, sambutan komite sekolah, dan informasi dari bagian kesiswaan terkait pembayaran iuran komite, perbaikan nilai, serta kegiatan prakerin.
Keputusan Kepala MTs Nurul Falah menetapkan struktur organisasi madrasah untuk tahun pelajaran 2016-2017 yang terdiri dari Kepala Madrasah, pembantu kepala madrasah bidang kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan HUMAS, serta kepala tata usaha dan berbagai koordinator dan kepala unit.
El documento describe el orden del día de una ceremonia de bandera por la mañana. Incluye actividades como la entrada del instructor de bandera al campo, la lectura de los principios de Pancasila y Pancasila Korpri, un momento de silencio dirigido por el instructor, un mensaje del instructor, la lectura de una oración, el izado de la bandera de Indonesia dirigido por el comandante de bandera, y el cierre de la ceremonia.
Ind puu-7-2012-permen lh 16 th 2012 penyusunan dokumen lhDian Nandariardi
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup ini mengatur pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup untuk izin lingkungan, meliputi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL), serta Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL). Dokumen lingkungan hidup wajib disusun untuk
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) untuk usaha dan kegiatan yang berpotensi memberikan dampak besar terhadap lingkungan. Dokumen ini menjelaskan tentang ruang lingkup AMDAL, pembentukan komisi penilai, dan persyaratan untuk mendapatkan izin usaha berdasarkan hasil AMDAL.
Peraturan ini mengatur tentang Audit Lingkungan Hidup, termasuk ketentuan mengenai kompetensi auditor lingkungan hidup, pelaksanaan audit lingkungan hidup, sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi kompetensi, dan pelatihan kompetensi auditor lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kompetensi.
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...infosanitasi
Peraturan ini mengatur tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) serta surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) untuk usaha dan kegiatan yang tidak termasuk kriteria wajib analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Peraturan ini menetapkan pedoman penapisan jenis usaha dan kegiatan yang wajib UKL-UPL atau SPPL, format peny
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.86 Tahun 2003 tentang Upaya Pengelolaan Lingkung...infosanitasi
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2003 menetapkan pedoman pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL) bagi usaha dan kegiatan yang tidak wajib menyusun analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL). Pedoman ini mengatur proses pengisian formulir UKL-UPL, pengajuan, evaluasi, dan penerbitan rekomendasi serta pemantauan pelaksanaan UKL-U
Ind puu-7-2009-permen no.24 tahun 2009-penilai amdal (1)ernest virgyawan
Peraturan ini menetapkan panduan penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang meliputi skema tahapan penilaian dan aspek-aspek penilaian seperti administrasi, tahap proyek, konsistensi, keharusan, kedalaman, dan relevansi. Panduan ini dimaksudkan untuk memudahkan penilai AMDAL dalam melakukan penilaian secara sistematis dan komprehensif.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengendalian pencemaran lingkungan yang mencakup pencegahan, antara lain melalui kajian lingkungan hidup strategis (KLHS), perencanaan tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria kerusakan lingkungan, dan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal/UKL-UPL). Dokumen tersebut juga membahas mengenai perizinan lingkungan yang diterbitkan berdasarkan hasil amdal/UKL-UPL.
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup, disarikan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kepmeneg Lingkungan Hidup No. 41 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Komis...infosanitasi
Keputusan ini menetapkan pedoman pembentukan Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota. Pedoman ini mengatur tentang kriteria pembentukan komisi penilai, susunan keanggotaan, tugas dan fungsi komisi penilai dan tim teknis, serta pembiayaan kegiatan komisi penilai.
Peraturan Menteri ini menetapkan standar dan sertifikasi kompetensi bagi Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah dan Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air. Standar kompetensi tercantum dalam lampiran, dan sertifikasi dilaksanakan melalui uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi yang telah terdaftar. Calon peserta harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman sesuai jabatannya
This document provides a summary of a 40-hour hazardous waste site training course. The course covers health and safety regulations, hazard recognition and control, monitoring instruments, toxicology, respiratory protection, protective equipment, site entry procedures, decontamination, and safety planning. It is intended to train personnel working at hazardous waste sites to meet OSHA requirements. The course uses a student training handbook to provide overviews of key topics and serve as a reference for developing health and safety programs.
Li & Fung reported strong financial results for 2011, with turnover increasing 26% and profit attributable to shareholders rising 24%. The company reorganized its business structure into three networks - Trading, Logistics and Distribution - to capitalize on growth opportunities, particularly in Asia as domestic consumption increases. Acquisitions were made to bolster the networks and cross-selling opportunities between the networks are expected to drive organic growth. While economic uncertainty remains, Li & Fung is well positioned for future growth through its expanded global supply chain capabilities.
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive functioning. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
Emergency response planning guide for public wastewater systAgus Witono
This document provides guidance for developing an emergency response plan for public wastewater systems. It outlines key sections that should be included in the plan such as system information, chain of command, potential emergency events, emergency notification procedures, and plans for response and recovery. The template is intended to help wastewater systems create a customized emergency plan to improve preparedness and management during emergency situations.
This document provides a fire and emergency response procedures manual for a small residential facility located at 16 Xyz Street, Victown. It contains information about the emergency planning committee and control organization, fire safety plans and equipment, evacuation procedures, and response plans for various emergency situations including fire, medical emergencies, bomb threats, and utility failures. The manual aims to ensure the safety of residents and staff during emergencies through preparedness, training, and coordinated response.
Gempa bumi berkekuatan 5,4 SR mengguncang Kabupaten Lombok Utara pada 22 Juni 2013, menyebabkan kerusakan rumah dan fasilitas umum serta membuat lebih dari 28.000 orang mengungsi. Pemerintah setempat membentuk posko tanggap darurat dan melakukan evakuasi korban, menyediakan kebutuhan sandang dan pangan, serta memulihkan fasilitas terdampak. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengirimkan
Evakuasi adalah perpindahan penduduk karena bencana alam atau ancaman keamanan. Rencana evakuasi darurat dikembangkan untuk memastikan waktu evakuasi teraman dan paling efisien bagi semua penduduk. Prosedur evakuasi mencakup pengosongan gedung secara teratur dan pengumpulan di daerah aman.
Dokumen tersebut membahas tanggap darurat bencana dan penanganannya, termasuk klasifikasi bencana, tahapan tanggap darurat, protokol keselamatan, penilaian kesehatan cepat, triase korban, resusitasi, dan perencanaan penanggulangan bencana di rumah sakit.
PT. Air Mancur memproduksi jamu, kosmetik, dan minuman kesehatan. Laporan ini menganalisis potensi bahaya kebakaran dan sistem pencegahan serta penanggulangannya di perusahaan tersebut. Penelitian menemukan bahwa bahan baku seperti karton, etiket, botol plastik, dan bahan jamu kering berpotensi terbakar. Oleh karena itu diperlukan rencana tanggap darurat, peralatan pemadam kebakaran yang memad
This document outlines consulting and training services for occupational health and safety management systems and environmental management systems. It includes consulting on standards like OHSAS 18001 and ISO 14001, as well as training at basic, intermediate, and advanced levels covering topics such as hazard identification, risk assessment, emergency response, compliance, management systems, and more. It also describes related technology, engineering, and product/service offerings.
The document summarizes the key provisions of OSHA's Hazardous Waste Operations and Emergency Response (HAZWOPER) standard. It covers three categories of work: (1) hazardous waste site cleanup operations, (2) operations at treatment, storage, and disposal facilities, and (3) emergency response operations. For each category, the standard requires a safety and health program, training, medical surveillance, exposure monitoring, and other provisions to protect workers from hazardous waste and emergency hazards. The document provides an overview of the requirements for planning, site characterization, health and safety plans, and other important elements to ensure compliance with HAZWOPER.
The document provides an overview of the social compliance program for Hudson's Bay Company and Lord & Taylor. It outlines the program's goals of ensuring products are produced humanely and factories comply with labor laws and standards. The program uses self-audits, alternate audit reports from other brands, and full third-party audits to evaluate factories. Depending on audit results, factories may need to implement corrective actions or face consequences like postponed production or terminated contracts. The supplier's responsibilities in participating fully in the program and ensuring their factories comply with the Code of Vendor Conduct are also reviewed.
This document summarizes the findings of the first 20 factory assessments conducted by Better Work Indonesia between July 2011 and March 2012. Key findings include:
- No child or forced labor was found, though one factory had poor documentation procedures.
- The most common issues of non-compliance related to national labor law were in Occupational Safety and Health, employment contracts, and working time.
- Discrimination in hiring (not hiring enough disabled workers) was the main issue regarding core labor standards.
- While freedom of association is legally implemented, some factories did not fully optimize workers' ability to associate.
The report provides baseline data on compliance with labor standards and identifies areas for factories to improve working conditions.
1. IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan;
8. Keputusan Kepala BKN Nomor 62 Tahun 2004 tentang Tata Cara Permintaan,
Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Jabatan Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan;
9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
47/KEP/M.PAN/8/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan dan Angka Kreditnya;
10.Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/60/M.PAN/6/2005 tentang Perubahan atas Ketentuan Lampiran I dan
atau Lampiran II Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
tentang Jabatan Fungsional Pengendali dampak Lingkungan dan Angka
Kreditnya;
11.Keputusan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kepala BKN
Nomor 08 Tahun 2002 dan Nomor 22 Tahun 2002 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka
Kreditnya;
12.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 145 Tahun 2004 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan dan Angka Kreditnya;
13.Keputusan Menteri Negara Lingkungaan Hidup Nomor 146 Tahun 2004
tentang Pedoman Kualifikasi Pendidikan Untuk Jabatan Fungsional
Pengendali Dampak Lingkungan;
14.Keputusan Menteri Kelauatan dan Perikanan Nomor KEP.07/MEN-
KP/KP.430/2006 tentang Pemberian Kuasa Menandatangani Keputusan
tentang Pengangkatan, Pemindahan, Pemberhentian, dan Mutasi
Kepegawaian lainnya;
15.Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan
sebagaimana telah diubah ketiga kalinya dengan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2007.
99
2. B. PENGERTIAN-PENGERTIAN
1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup;
2. Pengendali Dampak Lingkungan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan instansi yang terkait lainnya
baik di Pusat maupun di Daerah yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan serta pemulihan kualitas lingkungan;
3. Pengendali Dampak Lingkungan Tingkat Terampil adalah PNS yang
mempunyai latar belakang pendidikan serendah-rendahnya SLTA (melalui
penyesuaian/inpassing), dan berijazah Dilploma II (melalui pengangkatan
pertama), serta telah mengikuti diklat fungsional di bidang pengendalian
dampak lingkungan yang dipersyaratkan dan diangkat oleh pejabat yang
berwenang;
4. Pengendali Dampak Lingkungan Tingkat Ahli adalah PNS yang mempunyai
latar belakang pendidikan serendah-rendahnya Sarjana (S.1) atau Diploma IV
(D.IV) dan telah mengikuti diklat fungsional di bidang pengendalian dampak
lingkungan yang dipersyaratkan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang;
5. Pengendalian Dampak Lingkungan adalah seluruh proses kegiatan yang
meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan serta pemulihan kualitas lingkungan;
6. Angka kredit adalah satuan nilai dari setiap butir kegiatan dan/atau akumulasi
nilai butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Pengendali Dampak
Lingkungan dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya;
7. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah blanko yang berisi
keterangan perorangan Pengendali Dampak Lingkungan dan butir kegiatan
yang dinilai dan harus diisi oleh Pengendali Dampak Lingkungan dalam
rangka PAK.
8. Penetapan Angka Kredit (PAK) adalah blanko yang berisi keterangan
perorangan Pengendali Dampak Lingkungan dan satuan nilai dari hasil
penilaian butir kegiatan dan atau akumulasi nilai-nilai butir kegiatan yang telah
dicapai oleh Pengendali Dampak Lingkungan yang telah ditetapkan oleh
Pejabat Penetap Angka Kredit.
9. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang yang bertugas menilai prestasi kerja Pengendali
Dampak Lingkungan.
C. TUGAS POKOK, UNSUR, DAN SUB UNSUR KEGIATAN
1. Tugas Pokok Pengendali Dampak Lingkungan meliputi kegiatan pencegahan
dan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan, serta
pemulihan kualitas lingkungan.
2. Unsur dan sub unsur kegiatan Pengendali Dampak Lingkungan yang dinilai
angka kreditnya terdiri dari :
a. Pendidikan, meliputi :
100
3. 1) Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar;
2) Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang Pengendalian dampak
lingkungan dan mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan (STTPL).
b. Pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan, meliputi :
1) Menyiapkan bahan perumusan/kebijaksanaan teknis pencegahan dan
penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;
2) Melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan;
3) Pemanfaatan teknologi pengendalian dampak lingkungan;
4) Melakukan penyuluhan pencegahan dan penanggulangan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan;
5) Pemantauan kualitas lingkungan yang diduga mengalami pencemaran;
6) Pemantauan sumber pencemar pada tempat yang diduga sebagai
sumber pencemaran.
c. Pemulihan kualitas lingkungan, meliputi :
1) Menyiapkan bahan perumusan peraturan/kebijakan teknis pemulihan
kualitas lingkungan;
2) Menilai kondisi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan;
3) Melakukan pemantauan kegiatan pemulihan kualitas lingkungan.
d. Pengembangan perangkat Pengendali Dampak Lingkungan, meliputi :
1) Menyusun standar bidang lingkungan;
2) Mengawasi penerapan standar dan/atau pedoman teknis lingkungan;
3) Evaluasi kinerja pengendalian dampak lingkungan;
4) Pengembangan SDM di bidang lingkungan;
5) Kajian dokumen AMDAL.
e. Pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan, meliputi :
1) Pengawasan, pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan;
2) Penyelidikan;
3) Penyidikan;
f. Pengembangan profesi, meliputi :
1) Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pengendalian dampak
lingkungan;
2) Menerjemahkan/menyadur buku di bidang pengendalian dampak
lingkungan;
3) Berpartisipasi secara aktif dalam penerbitan di bidang pengendalian
dampak lingkungan;
4) Melakukan pelatihan di bidang pengendalian dampak lingkungan;
5) Berpartisipasi secara aktif dalam pemaparan (ekspose)
draf/pedoman/modul di bidang pengendalian dampak lingkungan;
6) Melakukan studi banding di bidang pengendalian dampak lingkungan.
g. Penunjang tugas pengendalian dampak lingkungan, meliputi :
1) Mengajar/melatih pada pendidikan dan pelatihan pegawai;
2) Mengikuti seminar/lokakarya/konferensi dan kongres;
3) Menjadi anggota organisasi profesi;
4) Menjadi Tim Penilai Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan;
5) Memperoleh penghargaan atau tanda jasa;
101
4. 6) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya.
D. JENJANG JABATAN, GOLONGAN, ANGKA KREDIT, TUNJANGAN
JABATAN, DAN BATAS USIA PENSIUN
NO. JENJANG JABATAN GOL. ANGKA
KREDIT
TUNJANGAN
Rp
BUP
(THN)
Tingkat Terampil
II/b 40
II/c 601. P.Dal Pelaksana
II/d 80
197.000,-
III/a 100
2. P.Dal Pelaksana Lanjutan
III/b 150
220.000,-
III/c 200
3. P.Dal Penyelia
III/d 300
330.000,-
Tingkat Ahli
III/a 100
1. P.Dal Pertama
III/b 150
264.000,-
III/c 200
2. P.Dal Muda
III/d 300
523.000,-
IV/a 400
IV/b 5503. P.Dal Madya
IV/c 700
880.000,-
56
E. PENGANGKATAN PERTAMA
1. Pejabat yang berwenang menetapkan
Pengangkatan PNS kedalam jabatan Pengendali Dampak Lingkungan
ditetapkan oleh :
a. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk
pengangkatan Pengendali Dampak Lingkungan Madya;
b. Kepala Biro Kepegawaian a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk
pengangkatan Pengendali Dampak Lingkungan Pertama s.d Pengendali
Dampak Lingkungan Muda dan Pengendali Dampak Lingkungan
Pelaksana Lanjutan s.d Pengendali Dampak Lingkungan Penyelia;
c. Kepala Bagian Jabatan Fungsional a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan
untuk pengangkatan Pengendali Dampak Lingkungan Pelaksana.
2. Persyaratan
Untuk dapat diangkat sebagai Pengendali Dampak Lingkungan Tingkat
Terampil dan Ahli, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Pengendali Dampak Lingkungan Terampil
1) Berijazah serendah-rendahnya Diploma II (D.II) atau Diploma III (D.III)
sesuai dengan pedoman kualifikasi pendidikan yang ditetapkan oleh
Menteri Negara Lingkungan Hidup;
2) Status PNS bukan calon PNS;
3) Memiliki pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tk.I-II/b;
102
5. 4) Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan Pejabat Fungsional
Pengendali Dampak Lingkungan yang telah diakreditasi oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan memperoleh sertifikat tanda lulus;
5) Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
6) Mendapat persetujuan dari unit kerja yang bersangkutan.
b. Pengendali Dampak Lingkungan Ahli
1) Berijazah serendah-rendahnya S1 sesuai dengan pedoman kualifikasi
pendidikan yang ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup;
2) Status PNS bukan calon PNS;
3) Memiliki pangkat serendah-rendahnya Penata Muda-III/a;
4) Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan Pejabat Fungsional
Pengendali Dampak Lingkungan yang telah diakreditasi oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan memperoleh sertifikat tanda lulus;
5) Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
6) Mendapat persetujuan dari unit kerja yang bersangkutan.
3. Ketentuan dalam pengangkatan pertama
a. Pengangkatan PNS dalam jabatan Pengendali Dampak Lingkungan dapat
dilakukan setelah memperhitungkan jumlah kebutuhan/formasi Pengendali
Dampak Lingkungan pada unit kerja yang bersangkutan.
b. Pengangkatan pertama kali kedalam jabatan fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan dapat dilakukan terhadap PNS yang telah
dipersiapkan untuk mengisi kebutuhan Pengendali Dampak Lingkungan
pada unit kerja yang bersangkutan.
c. Pangkat Pengendali Dampak Lingkungan yang diangkat pertama kali
adalah sama dengan pangkat terakhir yang diduduki sebagai PNS,
sedangkan jenjang jabatan ditentukan berdasarkan jumlah angka kredit
yang dimilikinya yang berasal dari pendidikan, pengendalian dampak
lingkungan, pengembangan profesi, dan penunjang tugas Pengendali
Dampak Lingkungan setelah ditetapkan oleh Pejabat Penetap Angka
Kredit.
4. Tata cara pengangkatan pertama
Pengangkatan pertama kali PNS kedalam jabatan fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan adalah sbb :
a. PNS yang bersangkutan (calon Pengendali Dampak Lingkungan)
menyiapkan berkas usul pengangkatan dalam jabatan Pengendali Dampak
Lingkungan, yang terdiri dari :
1) Penetapan Angka Kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang;
2) Fotocopy Keputusan dalam pangkat/golongan terakhir yang dilegalisir;
3) Fotocopy ijazah terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang;
4) Fotocopy Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) atau
sertifikat di bidang pengendalian dampak lingkunganma dan penyakit
ikan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
103
6. 5) Fotocopy DP3 satu tahun terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang.
b. Berkas usul pengangkatan dalam jabatan Pengendali Dampak Lingkungan
disampaikan PNS yang bersangkutan kepada Pimpinan Unit Kerjanya
untuk diperiksa atau diteliti kelengkapan dan kebenaran persyaratannya.
c. Pimpinan unit kerja yang bersangkutan mengusulkan PNS yang telah
memenuhi syarat untuk diangkat dalam jabatan Pengendali Dampak
Lingkungan, disertai dengan kelengkapan persyaratan pada huruf a
kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
d. Pejabat yang berwenang, sesuai ketentuan yang berlaku memproses dan
menerbitkan keputusan pengangkatan kedalam jabatan fungsional
Pengendali Dampak Lingkungan;
e. Keputusan pengangkatan pertama kali tersebut disampaikan oleh pejabat
yang berwenang kepada Pengendali Dampak Lingkungan yang
bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku dengan tembusan kepada unit kerja/instansi
terkait.
F. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN
1. Pejabat yang berwenang
Pengangkatan PNS dari jabatan lain kedalam pengendali Dampak
Lingkungan, ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang sebagaimana
pengangkatan pertama kali pada huruf E butir I.
2. Persyaratan
a. Memenuhi syarat sebagaimana untuk pengangkatan pertama kali;
b. Memiliki pengalaman dalam bidang pengendalian dampak lingkungan
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; dan
c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun dari
jabatan terakhir yang didudukinya.
3. Ketentuan dalam pengangkatan dari jabatan lain
a. Pangkat Pengendali Dampak Lingkungan ditetapkan sesuai dengan
pangkat terakhir yang dimiliki PNS yang bersangkutan, sedangkan jenjang
jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang berasal
dari kegiatan unsur utama yang telah memperoleh penetapan dari pejabat
yang berwenang.
b. Pengangkatan dalam jabatan Pengendali Dampak Lingkungan harus
memperhitungkan kebutuhan jumlah Pengendali Dampak Lingkungan
pada unit kerja yang bersangkutan.
4. Tata cara pengangkatan dari jabatan lain
Tata cara pengangkatan PNS dari jabatan lain kedalam jabatan Pengendali
Dampak Lingkungan mengikuti tata cara pengangkatan pertama kali
sebagaimana tersebut pada huruf E butir 4.
104
7. G. PENETAPAN ANGKA KREDIT
1. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
Mengingat untuk saat ini di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan
belum memungkinkan dibentuk Tim Penilai Instansi maka penilaian dan
penetapan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan untuk sementara
adalah sebagai berikut:
a. Menteri Negara Negara Lingkungan Hidup atau pejabat lain yang ditunjuk
bagi Pengendali Dampak Lingkungan Madya;
b. Sekretaris Menteri Negara Lingkungan Hidup atau pejabat lain yang
ditunjuk bagi Pengendali Dampak Lingkungan Pelaksana s.d. Penyelia dan
Pengendali Dampak Lingkungan Pertama s.d. Muda.
2. Jadwal waktu penetapan angka kredit
Penetapan angka kredit dilakukan selambat-lambatnya akhir bulan Januari
untuk kenaikan pangkat periode April, dan akhir bulan Juli untuk kenaikan
pangkat periode Oktober tahun berjalan. Apabila pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit berhalangan sehingga tidak dapat melakukan
penetapan angka kredit sampai batas waktu yang telah ditetapkan maka
tugas tersebut didelegasikan kepada pejabat lain yang setingkat lebih rendah.
H. PENGUSULAN ANGKA KREDIT
1. Pejabat pengusul
a. Pengendali Dampak Lingkungan Madya mengajukan DUPAK kepada
Menteri Lingkungan Hidup melalui Kepala Biro Kepegawaian.
b. Pengendali Dampak Lingkungan Pelaksana s.d Penyelia dan Pengendali
Dampak Lingkungan Pertama s.d Muda menyampaikan DUPAK kepada
Menteri Negara Lingkungan Hidup c.q. Kepala Biro Kepegawaian dan
Perlengkapan, melalui pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
2. Waktu pengajuan DUPAK
a. DUPAK disampaikan setelah menurut perhitungan, yang bersangkutan
memenuhi jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
b. DUPAK beserta lampirannya harus sudah diterima oleh Sekretariat Tim
Penilai selambat-lambatnya awal Januari untuk kenaikan pangkat periode
April dan awal Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun berjalan.
3. Tata Cara Pengajuan DUPAK
1 2 3
6 5 4
Sekretaris
Tim Penilai
Kementerian
Negara
Lingkungan
Kepala Biro
Kepegawaian
DKP
Pengendali
Dampak
Lingkungan/
calon
Pimpinan
Unit Kerja
105
8. Keterangan:
1. DUPAK beserta lampiran persyaratan dan bukti fisik dari Pengendali
Dampak Lingkungan/calon Pengendali Dampak Lingkungan disampaikan
kepada pimpinan unit kerjanya, persetujuan DUPAK disahkan oleh Kepala
Unit Kerja;
2. DUPAK dari pimpinan unit kerja disampaikan kepada Kepala Biro
Kepegawaian Dep. KP;
3. Biro Kepegawaian mengirim DUPAK ke Sekretaris Tim Penilai Pengendali
Dampak Lingkungan di lingkungan Kementerian Negara Lingkungan
Hidup;
4. Realisasi Penetapan Angka Kredit, 4,5, dan 6.
I. KENAIKAN JABATAN
1. Pejabat yang berwenang menetapkan
a. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan menetapkan
kenaikan jabatan untuk menjadi Pengendali Dampak Lingkungan Madya;
b. Kepala Biro Kepegawaian a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan
menetapkan kenaikan jabatan untuk menjadi Pengendali Dampak
Lingkungan Pelaksana Lanjutan s.d Pengendali Dampak Lingkungan
Penyelia serta Pengendali Dampak Lingkungan Pertama s.d Pengendali
Dampak Lingkungan Muda;
c. Kepala Bagian Jabatan Fungsional a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan
untuk Pengendali Dampak Lingkungan Pelaksana.
2. Persyaratan
Pengusulan kenaikan jabatan Pengendali Dampak Lingkungan dapat
dilakukan apabila yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan:
a. Paling singkat telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir;
b. Memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk kenaikan jabatan
setingkat lebih tinggi;
c. Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan sesuai dengan jenjang jabatannya; dan
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
3. Tata cara pengusulan kenaikan jabatan
a. Pengendali Dampak Lingkungan yang telah memenuhi syarat untuk
kenaikan jabatan, menyiapkan berkas:
1) Fotocopy Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang
berwenang;
2) Fotocopy Keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir yang
dilegalisir pejabat yang berwenang;
3) Penetapan Angka Kredit (PAK);
4) Fotocopy DP3 tahun terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang.
106
9. b. Usul kenaikan jabatan Pengendali Dampak Lingkungan, disampaikan oleh
pimpinan unit kerja yang bersangkutan kepada pejabat yang berwenang,
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku;
c. Berdasarkan usul tersebut, pejabat yang berwenang, menerbitkan
Keputusan kenaikan jabatan;
d. Keputusan kenaikan jabatan tersebut disampaikan oleh Pejabat yang
berwenang kepada Pengendali Dampak Lingkungan yang bersangkutan
melalui pimpinan unit kerjanya, sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait.
J. KENAIKAN PANGKAT
1. Pejabat yang berwenang menetapkan
a. Presiden untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina Utama Muda-IV/c
setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN;
b. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina
Tk.I-IV/b setelah mendapat persetujuan teknis Kepala BKN;
c. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan
pangkat menjadi Pembina-IV/a setelah mendapat pertimbangan teknis
Kepala BKN;
d. Kepala Biro Kepegawaian a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk
kenaikan pangkat menjadi Penata-III/c s.d Penata Tk.I-III/d setelah
mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN;
e. Kepala Bagian Mutasi a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan
pangkat Penata Muda Tk.I-III/b ke bawah setelah mendapat pertimbangan
teknis Kepala BKN.
2. Persyaratan
Pengendali Dampak Lingkungan yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan
pangkat, menyiapkan berkas yang terdiri dari:
a. Fotocopy Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang
berwenang;
b. Fotocopy Keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir yang dilegalisir
pejabat yang berwenang;
c. PAK asli; dan
d. Fotocopy DP3 dalam 2 (dua) tahun terakhir yang dilegalisir pejabat yang
berwenang.
3. Tata cara pengusulan kenaikan pangkat
a. Pengendali Dampak Lingkungan yang telah memenuhi persyaratan untuk
kenaikan pengkat setingkat lebih tinggi, melengkapi berkas kelengkapan
usul kenaikan pangkatnaya, selanjutnya secara hirarki disampaikan
kepada Menteri c.q. Kepala Biro Kepegawaian.
b. Kepala Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk, memproses dan
menyampaikan berkas usulan tersebut kepada :
1) Presiden dengan tembusan Kepala BKN untuk usul kenaikan pangkat
menjadi Pembina Utama Muda-IV/c;
2) Kepala BKN untuk usul kenaikan pangkat menjadi Pengatur-II/c sampai
Pembina Tk.I-IV/b.
107
10. c. Kenaikan pangkat hanya dapat dilakukan pada periode kenaikan pangkat
sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu periode April dan Oktober.
Sedangkan untuk kenaikan jabatan dapat dilakukan setiap saat, tidak
tergantung periode kenaikan pangkat.
d. Pengendali Dampak Lingkungan yang dibebaskan sementara karena
tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, dapat dipertimbangkan kenaikan
pangkatnya tanpa angka kredit dengan ketentuan:
1) Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir;
2) Setiap unsur dalam DP3 bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
4. Ketentuan kenaikan pangkat/jabatan
a. Komposisi jumlah angka kredit kumulatif yang harus dipenuhi oleh
Pengendali Dampak Lingkungan untuk kenaikan pangkat/jabatan,
sekurang-kurangnya atau sama dengan 80% (delapan puluh persen) dan
boleh 100% (seratus persen) angka kredit dari unsur utama dan sebanyak-
banayaknya 20% (dua puluh persen) atau 0% (nol persen) dari unsur
penunjang.
b. Untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Pengendali
Dampak Lingkungan Madya, pangkat Pembina Tk.I-IV/b sampai dengan
Pengendali Dampak Lingkungan, pangkat Pembina Utama-IV/c diwajibkan
mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 angka kredit dari unsur kegiatan
pengembangan profesi.
c. Pengendali Dampak Lingkungan yang memiliki angka kredit melebihi
angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat
lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat berikutnya.
d. Pengendali Dampak Lingkungan yang telah mencapai angka kredit untuk
kenaikan jabatan/pangkat pada tahun pertama dalam masa jabatan yang
didudukinya atau pangkat yang dimilikinya, pada tahun berikutnya
diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20% (dua
puluh persen) dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan
pengendalian dampak lingkungan.
K. PENYESUAIAN JABATAN
1. Syarat penyesuaian jabatan
Penyesuaian jabatan Pengendali Dampak Lingkungan Terampil menjadi
Pengendali Dampak Lingkungan Ahli dapat dilakukan, apabila yang
bersangkutan memenuhi persyaratan :
a. Telah menyelesaikan pendidikan Sarjana atau Diploma IV yang
terakreditasi Departemen Pendidikan Nasional dan sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Pedoman Kualifikasi
Pendidikan untuk Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan;
b. Lulus pendidikan dan pelatihan tentang jabatan fungsional pengendali
dampak lingkungan yang telah diakreditasi oleh Kementerian Lingkungan
Hidup.
108
11. 2. Tata Cara Penyesuaian Jabatan
a. Pengendali Dampak Lingkungan Tingkat Terampil setelah lulus pendidikan
strata-1 menyerahkan ijazah yang telah dilegalisasi oleh Departemen
Pendidikan Nasional kepada Bagian/Unit Kerja Kepegawaian melalui
Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan;
b. Kepala/pimpinan unit kerja mengusulkan Pengendali Dampak Lingkungan
Terampil tersebut untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Tingkat Ahli yang telah
diakreditasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup;
c. Kepala/pimpinan unit kerja yang bersangkutan menyampaikan berkas
usulan penyesuaian jabatan kepada Bagian/Unit Kerja Kepegawaian yang
terdiri dari fotocopy :
1) Sertifikat Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan Fungsional
Pengendali Dampak Lingkungan;
2) Surat Kenaikan Pangkat Terakhir;
3) PAK terakhir;
4) DP-3 dalam 2 (dua) tahun terakhir.
d. Berkas usulan tersebut selanjutnya ditandatangani oleh kepala/pimpinan
unit kerja yang mengurusi kepegawaian dan disampaikan kepada Kepala
badan Kepegawaian Negara/Kantor Regional Badan Kepegawaian
Negara/Badan Kepegawaian Daerah.
L. PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN
PEMBERHENTIAN
1. Pembebasan Sementara
a. Alasan pembebasan
Pengendali Dampak Lingkungan dibebaskan sementara dari jabatannya
apabila :
1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
2) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam
pangkat/jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya :
a) 10 (sepuluh) bagi Pengendali Dampak Lingkungan Penyelia,
pangkat Penata Tk.I-III/d;
b) 20 (dua puluh) bagi Pengendali Dampak Madya, pangkat Pembina
Utama-IV/c.
3) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat, berupa jenis
hukuman disiplin penurunan pangkat berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980;
4) Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966;
5) Ditugaskan secara penuh diluar jabatan Pengendali Dampak
Lingkungan;
6) Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
7) Cuti diluar tanggungan negara kecuali cuti diluar tanggungan negara
untuk persalinan anak keempat dan seterusnya.
109
12. b. Ketentuan pembebasan sementara
1) Pengendali Dampak Lingkungan yang dibebaskan sementara
sebagaimana dimaksud dalam butir a.3, selama menjalani hukuman
disiplin yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas pokoknya, tetapi
kegiatan tersebut tidak dapat ditetapkan angka kreditnya.
2) Pengendali Dampak Lingkungan yang dibebaskan sementara karena
tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, selama pembebasan
sementara tersebut dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang
Kenaikan Pangkat PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002, apabila sekurang-kurangnya telah
4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir dan setiap unsur penilaian
prestasi kerja atau pelaksanaan dalam DP3 sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir, serta tidak melampaui
pangkat atasan langsungnya.
c. Tata Cara Pembebasan Sementara
1) Pimpinan unit kerja mengusulkan Pengendali Dampak Lingkungan
untuk dibebaskan sementara dari jabatan fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dengan melampirkan:
a) Fotocopy Keputusan pangkat/jabatan terakhir yang dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang;
b) Fotocopy Keputusan penugasan diluar jabatan Pengendali Dampak
Lingkungan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; atau
c) Fotocopy Keputusan penunjukan tugas belajar lebih dari 6 (enam)
bulan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; atau
d) Fotocopy Keputusan hukuman disiplin dengan tingkat hukuman
”sedang atau berat”, berupa penurunan pangkat yang dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang; atau
e) Fotocopy Keputusan cuti diluar tanggungan negara yang dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang.
2) Berdasarkan usulan tersebut, pejabat yang berwenang, menerbitkan
keputusan pembebasan sementara dari jabatan fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan dan disampaikan kepada yang bersangkutan
melalui pimpinan unit kerjanya sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku dengan tembusan kepada unit kerjanya dan atau instansi
terkait.
2. Pengangkatan Kembali
a. Kriteria pengangkatan kembali
1) PNS yang telah selesai menjalani pembebasan sementara, dapat
diangkat kembali dalam jabatan Pengendali Dampak Lingkungan,
apabila telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana
tersebut butir 1 diatas.
2) PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Pengendali Dampak
Lingkungan dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan
yang berasal dari prestasi kerja dibidang pengendalian dampak
lingkungan yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan Pengendali
110
13. Dampak Lingkungan setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit.
b. Tata cara pengangkatan kembali
1) PNS yang dibebaskan sementara dari jabatan Pengendali Dampak
Lingkungan melaporkan secara tertulis kepada pimpinan unit kerja
yang bersangkutan bahwa yang bersangkutan telah selesai menjalani
pembebasan sementara, dengan melampirkan :
a) Penetapan Angka Kredit terakhir yang telah dimiliki atau Penetapan
Angka Kredit terakhir yang telah ditambah angka kredit yang
berasal dari prestasi di bidang pengendalian dampak lingkungan
yang diperoleh selama dibebaskan sementara.
b) Fotocopy keputusan dalam pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat
yang berwenang.
c) Fotocopy keputusan pembebasan sementara sebagai Pengendali
Dampak Lingkungan yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang.
d) Surat keterangan/keputusan/pernyataan telah selesai menjalani
tugas diluar jabatan Pengendali Dampak Lingkungan.
e) Fotocopy ijazah/STTPL yang diperoleh dengan disertai
pengangkatan/penugasan kembali pada unit kerja semula bagi yang
telah selesai tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan yang dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang.
f) Surat keterangan telah selesai menjalani hukuman disiplin.
g) Fotocopy keputusan pengangkatan kembali sebagai Pegawai
Negeri Sipil, bagi yang telah selesai menjalani cuti diluar
tanggungan negara yang dilegalisir pejabat yang berwenang.
2) Berdasarkan laporan tersebut pimpinan unit kerja yang bersangkutan
mengusulkan pengangkatan kembali sebagai PNS kedalam jabatan
Pengendali Dampak Lingkungan dengan melampirkan persyaratan
sebagaiama butir (1), sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
3) Berdasarkan usul tersebut, pejabat yang berwenang, menerbitkan
keputusan pengangkatan kembali PNS ke dalam jabatan Pengendali
Dampak Lingkungan.
4) Keputusan pengangkatan kembali tersebut disampaikan oleh pejabat
yang berwenang kepada Pengendali Dampak Lingkungan yang
bersangkutan melalui pimpinan unit kerja yang bersangkutan dengan
tembusan kepada unit kerja/instansi terkait.
c. Ketentuan dalam pengangkatan kembali
PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Pengendali Dampak
Lingkungan, apabila dalam masa pembebasan sementara yang
bersangkutan melakukan tugas yang berkaitan dengan pengendalian
dampak lingkungan maka prestasi kerja selama tidak menduduki jabatan
Pengendali Dampak Lingkungan dapat dinilai angka kreditnya, kecuali bagi
Pengendali Dampak Lingkungan yang dibebaskan sementara karena
dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat.
3. Pemberhentian
a. Alasan pemberhentian
111
14. Pengendali Dampak Lingkungan diberhentikan dari jabatan fungsionalnya
apabila :
1) Dijatuhi hukuman disiplin PNS dengan tingkat hukuman disiplin berat,
kecuali jenis hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980;
2) Diberhentikan sebagai PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 1979;
3) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang
ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi;
4) Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit bagi
Pengendali Dampak Lingkungan Penyelia, pangkat III/d dan
Pengendali Dampak Lingkungan Madya, pangkat IV/c.
b. Tata cara pemberhentian
1) Pimpinan unit kerja mengusulkan PNS untuk diberhentikan dari jabatan
Pengendali Dampak Lingkungan kepada pejabat yang berwenang
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan
melampirkan :
a) Fotocopy Keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang;
b) Fotocopy Keputusan pengangkatan dalam jabatan terakhir yang
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
c) Surat keterangan dari Ketua Tim Penilai bahwa yang bersangkutan
tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan dalam
jangka waktu yang telah ditentukan setelah pembebasan
sementara;
d) Fotocopy keputusan hukuman disiplin yang dilegalisir pejabat yang
berwenang.
2) Berdasarkan usulan tersebut, pejabat yang berwenang menetapkan
keputusan pemberhentian dari jabatan Pengendali Dampak
Lingkungan.
112