Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Metode pengukuran dan penentuan sampel timbulan sampah meliputi pengukuran langsung, analisis beban-hitungan, analisis berat-volume, dan analisis keseimbangan bahan. Sampel ditentukan secara acak proporsional berdasarkan strata lokasi dan sosial ekonomi. Jumlah sampel minimum ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan dan ketidakpastian yang dapat diterima. Komposisi dan jumlah timbulan sampah dihitung berdasarkan penguk
Dokumen ini membahas tentang rincian teknis penyimpanan limbah B3 di Indonesia. Secara garis besar mencakup ketentuan standar penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam NIB, rincian teknis penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam persetujuan lingkungan, serta pemantauan dan pelaporan penyimpanan limbah B3.
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Modul ini membahas prosedur tanggap darurat untuk menangani berbagai keadaan darurat seperti kebakaran, tumpahan bahan kimia, atau kegagalan peralatan utama. Prosedur ini mencakup rencana, latihan, penanggulangan, dan pemindahan dalam menghadapi kondisi tidak diinginkan untuk meminimalkan kerugian.
Tiga komponen utama yang dikelola dalam dokumen RKL-RPL tersebut adalah (1) kualitas udara, (2) kebisingan, dan (3) kualitas air permukaan. Upaya pengelolaan lingkungan yang diambil antara lain pemasangan cerobong asap, pemeliharaan mesin, penanaman pohon, pembangunan IPAL, dan pemilahan limbah. Tujuannya adalah meminimalkan dampak pencemaran udara, kebisingan, serta pencemaran air permuka
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Metode pengukuran dan penentuan sampel timbulan sampah meliputi pengukuran langsung, analisis beban-hitungan, analisis berat-volume, dan analisis keseimbangan bahan. Sampel ditentukan secara acak proporsional berdasarkan strata lokasi dan sosial ekonomi. Jumlah sampel minimum ditentukan berdasarkan tingkat kepercayaan dan ketidakpastian yang dapat diterima. Komposisi dan jumlah timbulan sampah dihitung berdasarkan penguk
Dokumen ini membahas tentang rincian teknis penyimpanan limbah B3 di Indonesia. Secara garis besar mencakup ketentuan standar penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam NIB, rincian teknis penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam persetujuan lingkungan, serta pemantauan dan pelaporan penyimpanan limbah B3.
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Modul ini membahas prosedur tanggap darurat untuk menangani berbagai keadaan darurat seperti kebakaran, tumpahan bahan kimia, atau kegagalan peralatan utama. Prosedur ini mencakup rencana, latihan, penanggulangan, dan pemindahan dalam menghadapi kondisi tidak diinginkan untuk meminimalkan kerugian.
Tiga komponen utama yang dikelola dalam dokumen RKL-RPL tersebut adalah (1) kualitas udara, (2) kebisingan, dan (3) kualitas air permukaan. Upaya pengelolaan lingkungan yang diambil antara lain pemasangan cerobong asap, pemeliharaan mesin, penanaman pohon, pembangunan IPAL, dan pemilahan limbah. Tujuannya adalah meminimalkan dampak pencemaran udara, kebisingan, serta pencemaran air permuka
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
Peraturan ini menetapkan baku mutu air limbah domestik dan kewajiban pengolahan air limbah domestik. Air limbah domestik harus diolah sebelum dibuang dan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pemerintah daerah dapat menetapkan baku mutu lebih ketat berdasarkan kajian ilmiah tentang daya tampung lingkungan dan teknologi pengolahan.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALWahyu Yuns
Peraturan Menteri ini mengatur tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal). Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal meliputi yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup, dilakukan di kawasan lindung, atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung. Kategori Amdal terdiri dari A, B, atau C, ditentukan berdasark
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
Standar ini menetapkan metode pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja dengan menggunakan alat sound level meter. Metode ini meliputi penggunaan peralatan yang tepat, prosedur kalibrasi dan pengukuran, serta penentuan tingkat tekanan bunyi sinambung setara. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data intensitas kebisingan yang akurat guna perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja.
TPST merupakan tempat pengolahan sampah secara terpadu yang melakukan pemisahan, pencucian, pengemasan, dan pengiriman produk daur ulang. TPST perlu memiliki fasilitas pre-processing, pemilahan, pengolahan fisik dan kimia, serta pengolahan lain seperti kompos dan RDF. Perancangan TPST meliputi analisis material, identifikasi pemanfaatan, perhitungan akumulasi dan kapasitas, serta penentuan tata letak dan luas lahan
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3), mulai dari definisi, identifikasi, pengendalian, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, pemanfaatan, dan penimbunan limbah B3. Hal-hal penting yang difokuskan adalah larangan membuang, mengencer, dan mengimpor limbah B3 secara langsung ke lingkungan.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanJoy Irman
Modul ini membahas perencanaan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT), termasuk unit-unit pengolahan, teknologi pengolahan, unit pemekatan, dan unit pengeringan lumpur. Berbagai alternatif sistem pengolahan dianalisis kelebihan dan kekurangannya, seperti sistem stabilisasi, unit pemekatan, dan unit pengeringan. Modul ini bertujuan membantu perencana memilih teknologi pengolahan lumpur tinja yang sesuai dengan karakteristik lump
Dokumen tersebut membahas tentang aspek teknis operasional dalam pengelolaan sampah, termasuk 6 elemen fungsi pengelolaan sampah, faktor-faktor pengelolaan, dan penanggung jawab pengelolaan. Dibahas pula pola operasional penanganan sampah berdasarkan konsep 3R serta cara mengukur dan menentukan timbulan sampah.
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman menjelaskan aspek-aspek peraturan dan perundangan yang mendasari, strategi dan kebijakan pengelolaan air llimbah permukiman, berbagai opsi teknologi penanganan air limbah. Disajikan oleh Direktorat PPLP, Cipta Karya, Kementrian PU.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
Dokumen tersebut memberikan persyaratan teknis penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Tempat Penampungan Sementara 3R (TPS 3R) dalam penanganan sampah rumah tangga. TPS merupakan tempat penampungan sampah sementara selama maksimal 24 jam sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sedangkan TPS 3R melakukan pemilahan, daur ulang, dan komposing sampah. Dokumen ini menjelaskan kriteria
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas penyusunan perencanaan teknis pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM), mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, muatan perencanaan teknis, tenaga ahli penyusunan, tata cara penyusunan per komponen SPAM, keluaran perencanaan teknis, survei-survei yang dibutuhkan, serta tata cara perancangan anggaran biaya.
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014infosanitasi
Dokumen tersebut memberikan panduan pelaksanaan studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) untuk memetakan kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat di suatu wilayah. Terdiri dari dua bab yang menjelaskan proses studi EHRA meliputi persiapan, penentuan area studi, pelatihan petugas, pelaksanaan survei, hingga analisis data.
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
Prosiding ini mendeskripsikan pengembangan teknologi separasi bahan aktif temulawak menggunakan biopolimer termodifikasi dari serabut ela sagu. Serabut ela sagu dimodifikasi melalui kopolimerisasi cangkok dan taut silang untuk menghasilkan selulosa-g-poliakrilamida yang digunakan sebagai material separator. Xantorizol dapat dipisahkan dengan baik dari senyawa pengotor menggunakan material ini, yang dievaluasi melalui krom
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
Peraturan ini menetapkan baku mutu air limbah domestik dan kewajiban pengolahan air limbah domestik. Air limbah domestik harus diolah sebelum dibuang dan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pemerintah daerah dapat menetapkan baku mutu lebih ketat berdasarkan kajian ilmiah tentang daya tampung lingkungan dan teknologi pengolahan.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALWahyu Yuns
Peraturan Menteri ini mengatur tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal). Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal meliputi yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup, dilakukan di kawasan lindung, atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung. Kategori Amdal terdiri dari A, B, atau C, ditentukan berdasark
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
Standar ini menetapkan metode pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja dengan menggunakan alat sound level meter. Metode ini meliputi penggunaan peralatan yang tepat, prosedur kalibrasi dan pengukuran, serta penentuan tingkat tekanan bunyi sinambung setara. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data intensitas kebisingan yang akurat guna perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja.
TPST merupakan tempat pengolahan sampah secara terpadu yang melakukan pemisahan, pencucian, pengemasan, dan pengiriman produk daur ulang. TPST perlu memiliki fasilitas pre-processing, pemilahan, pengolahan fisik dan kimia, serta pengolahan lain seperti kompos dan RDF. Perancangan TPST meliputi analisis material, identifikasi pemanfaatan, perhitungan akumulasi dan kapasitas, serta penentuan tata letak dan luas lahan
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3), mulai dari definisi, identifikasi, pengendalian, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, pemanfaatan, dan penimbunan limbah B3. Hal-hal penting yang difokuskan adalah larangan membuang, mengencer, dan mengimpor limbah B3 secara langsung ke lingkungan.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanJoy Irman
Modul ini membahas perencanaan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT), termasuk unit-unit pengolahan, teknologi pengolahan, unit pemekatan, dan unit pengeringan lumpur. Berbagai alternatif sistem pengolahan dianalisis kelebihan dan kekurangannya, seperti sistem stabilisasi, unit pemekatan, dan unit pengeringan. Modul ini bertujuan membantu perencana memilih teknologi pengolahan lumpur tinja yang sesuai dengan karakteristik lump
Dokumen tersebut membahas tentang aspek teknis operasional dalam pengelolaan sampah, termasuk 6 elemen fungsi pengelolaan sampah, faktor-faktor pengelolaan, dan penanggung jawab pengelolaan. Dibahas pula pola operasional penanganan sampah berdasarkan konsep 3R serta cara mengukur dan menentukan timbulan sampah.
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman menjelaskan aspek-aspek peraturan dan perundangan yang mendasari, strategi dan kebijakan pengelolaan air llimbah permukiman, berbagai opsi teknologi penanganan air limbah. Disajikan oleh Direktorat PPLP, Cipta Karya, Kementrian PU.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
Dokumen tersebut memberikan persyaratan teknis penyediaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Tempat Penampungan Sementara 3R (TPS 3R) dalam penanganan sampah rumah tangga. TPS merupakan tempat penampungan sampah sementara selama maksimal 24 jam sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sedangkan TPS 3R melakukan pemilahan, daur ulang, dan komposing sampah. Dokumen ini menjelaskan kriteria
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas penyusunan perencanaan teknis pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM), mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, muatan perencanaan teknis, tenaga ahli penyusunan, tata cara penyusunan per komponen SPAM, keluaran perencanaan teknis, survei-survei yang dibutuhkan, serta tata cara perancangan anggaran biaya.
Bahan presentasi disajikan oleh Enri Damanhuri dkk dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh jejaring AMPL
Pedoman Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) 2014infosanitasi
Dokumen tersebut memberikan panduan pelaksanaan studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) untuk memetakan kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat di suatu wilayah. Terdiri dari dua bab yang menjelaskan proses studi EHRA meliputi persiapan, penentuan area studi, pelatihan petugas, pelaksanaan survei, hingga analisis data.
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
Prosiding ini mendeskripsikan pengembangan teknologi separasi bahan aktif temulawak menggunakan biopolimer termodifikasi dari serabut ela sagu. Serabut ela sagu dimodifikasi melalui kopolimerisasi cangkok dan taut silang untuk menghasilkan selulosa-g-poliakrilamida yang digunakan sebagai material separator. Xantorizol dapat dipisahkan dengan baik dari senyawa pengotor menggunakan material ini, yang dievaluasi melalui krom
Laporan bulanan kegiatan pelaksanaan penyuluhan tenaga penyuluh kesehatan masyarakat pertama (ahli) ini berisi ringkasan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada bulan tertentu. Terdapat empat unsur utama kegiatan yaitu pendidikan, penyuluhan kesehatan masyarakat, pengembangan penyuluhan kesehatan masyarakat, dan pengembangan profesi. Laporan ini juga mencakup unsur penunjang berupa keikutsert
Laporan bulanan kegiatan pelaksanaan penyuluhan tenaga penyuluh kesehatan masyarakat pertama (ahli) mencakup empat unsur utama kegiatan selama bulan pelaporan yaitu: (1) mengikuti pendidikan dan pelatihan, (2) melaksanakan penyuluhan kesehatan masyarakat, (3) mengembangkan penyuluhan kesehatan masyarakat, dan (4) mengembangkan profesi. Laporan juga mencantumkan sat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Rumah panggung merupakan bentuk rumah tradisional yang umum di Indonesia karena memiliki keunggulan dalam menangani kelembapan dan memungkinkan tanah di bawahnya bernafas dengan baik.
2) Pembangunan yang semakin luas menyebabkan semakin banyak tanah yang tertutup dan tidak bisa bernafas, menimbulkan masalah kelembapan.
3) Rumah pangg
Kajian pengembangan perundang-undangan_sebagai_instrumen_untuk_pengarusutamaa...edisenna
Dokumen ini membahas pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan di Indonesia dan menjelaskan bahwa UU, PP, Perpres, Permen dan Perda merupakan jenis peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia sesuai dengan hirarkinya."
Usulan program kreativitas mahasiswa proposal tugas bi hari seninady agung syah putra
Program ini bertujuan untuk mendaur ulang limbah kertas di lingkungan kampus menjadi produk kerajinan yang bermanfaat dan bernilai ekonomi melalui pendirian toko pemanfaatan limbah kertas. Limbah kertas akan dikumpulkan, diolah menjadi bubur kertas lalu dicetak menggunakan bingkai untuk dijual sebagai barang kerajinan atau dijual kembali sebagai bahan baku.
Laporan Magang Proses Pengolakan PKS Rejosari (Andria)Andria Bin Muhayat
Laporan ini membahas proses praktek kerja lapang mahasiswa Agroekoteknologi di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTP Nusantara VII Unit Usaha Rejosari Lampung Selatan selama satu bulan. Laporan ini menjelaskan proses bisnis pabrik, proses pengolahan tandan buah segar menjadi minyak sawit mentah dan inti sawit, serta upaya menekan kehilangan minyak dan kenaikan asam lemak bebas selama proses produksi.
Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Nomor : 168/Per/SM.170/J/11/11 tentang Petunjuk Pelaksanan Penilaian Kemampuan Kelompoktani
Panduan penanganan air limbah di pabrik pksSky_melody
(1) Panduan ini membahas penanganan air limbah di pabrik PKS secara menyeluruh, mulai dari pola pikir pengendalian lingkungan hidup hingga pelaporan kepada pemerintah dan publikasi informasi lingkungan. (2) Dokumen ini menekankan pentingnya pengendalian lingkungan hidup secara mandiri oleh perusahaan, meliputi kebijakan, struktur organisasi, pencegahan, dan tindak lanjut untuk menjamin keamanan masyar
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
PENCEMARAN UDARA YANG DISEBABKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR YANG BERPENGARUH TER...
Contoh pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
1. KOP PERUSAHAN
Nomor :
Lampiaran : 1 (satu) gabung
Perihal : Laporan Pengelolaan Lingkungan
Berdasarkan rekomendasi UKL/UPL No...............,
tanggal.............. dimana setiap perusahan wajib melaporkan upaya
penngelolan lingkungan, untuk itu kami sampaikan laporan upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang kami lakukan.
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.
Tembusan, disampaikan Kepada Yth :
1. Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali Nusra
2. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali
…………......., ………………………
Jabatan dalam perusahan
TT
( Nama………………………………... )
Kepada :
Yth. Kepala Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Badung
di-
Pusat Pemerintahan Kabupaten
Badung “Mangupraja Mandala”
Jl. Raya Sempidi-Mengwi-Badung
2. LAPORAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2008
tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
sejalan dengan Dokumen Pengelolaan Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, DELH, DPPL)
yang mewajibkan pemrakarsa melaporkan untuk usaha/kegiatannya setiap 6 (enam) bulan
sekali Upaya Pengelolaan Lingkungannya.
Pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk meningkatkan kemitraan para
pengusaha dalam upaya melestarikan lingkungan, meningkatkan kesadaran para pelaku
usaha untuk mentaati peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup,
meningkatkan penaatan dalam pengendalian dampak lingkungan serta mendorong
perusahaan untuk berbudaya bersih dan hijau secara berkesinambungan.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam mewujudkan pembangunan yang
berwawasan lingkungan kami laporkan upaya yang dilakukan dalam pengelolaan
lingkungan antara lain :
(diuraikan sesuai dengan kondisi dan pelaksanaan dilapangan)
1. Ijin yang telah dimiliki : ............................................................................................
2. Instrumen Lingkungan
a. (sudah/belum) memiliki dokumen pengelolaan lingkungan (AMDAL, UKL/UPL,
DELH, DPPL)
(lampirakan dokumen lingkungan SK/Rekomendasinya)
b. (sudah/belum) komitmen dan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan berupa
..........................................
c. (sudah/belum) memiliki divisi/organisasi yang khusus dalam pengelolaan
lingkungan
(lampirkan strukturnya)
d. (sudah/belum) memiliki sistem tanggap darurat dalam pengelolaan lingkungan
(lampirkan SOP nya)
3. Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
a. (sudah/belum) memiliki TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) Limbah B3
b. (sudah/belum) memiliki Ijin TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) Limbah B3
(lampirkan neraca limbah)
3. 4. Pengelolaan Air Limbah
a. (sudah/belum) pengelolaan limbah cair dengan...................................................
b. (sudah/belum) memiliki Ijin Pembuangan/pemanfaatan limbah cair
(lampirkan ijinnnya)
c. (sudah/belum) memiliki alat ukur debit
(lampirkan foto alat ukur debit, titik penaatan)
d. (sudah/belum) melakukan pengukuran debit harian air limbah
e. (sudah/belum) analisis kualitas air limbah secara swa pantau, hasilnya
............(diatas/dibawah)
(Lampirkan hasil analisis per bulan)
5. Pengelolaan Sampah
a. (sudah/belum) pengelolaan sampah dengan ..........................................
b. (sudah/belum) melaksanakan upaya 3R (reuse, reduse, dan recycle)
(lampirkan SPK dengan pihak ke III/nota pembayaran, SOP dan data
produksi sampah)
6. Pengendalian Pencemaran Udara dan kebisingan
a. (sudah/belum) pengendalian pencemaran udara dan kebisingan oleh perusahan
b. (sudah/belum) cerobong asap dilengkapi dengan alat pemantau kualitas
c. (sudah/belum) melakukan pengukuran emisi udara secara swapantau.
d. (sudah/belum) emisi udara yang dihasilkan memenuhi Baku Mutu
e. (sudah/belum) melakukan pelaporan hasil pemantauan emisi udara kepada
instansi terkait
(Lampirkan hasil uji emisi)
7. Konservasi dan Efisiensi Energi
a. (sudah/belum) melaksanakan konservasi dan efisiensi air, berupa...........................
b. (sudah/belum) melaksanakan konservasi Sumber Daya Hayati, berupa...................
c. (sudah/belum) melaksanakan efisiensi energi listrik, berupa....................................
d. (sudah/belum) melaksanakan efisiensi penggunaan bahan baku, berupa..................
e. (sudah/belum) menerapkan eco-office, berupa .........................................................
8. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Jenis jaminan kesehatan berupa : (Ansuransi, sumbangan kesehatan dari perusahan,
tanggungan kacamata kesehatan, jamsostek, Avrist dll)
(sebutkan .......!)
4. 9. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat..............................................?
10. Pengelolaan terhadap bahaya kebakaran............................................?
11. Pengelolaan terhadap Air Bawah Tanah (ABT)..............................?
12. Partisipasi dan Hubungan Masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
a. (ada/tidak) organisasi yang bertanggung jawab dalam kegiatan pengembangan
dan partisipasi masyarakat, berupa.........................................................................
b. (ada/tidak) peran aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, berupa.......................
c. (ada/tidak) keikutsertaan masyarakat dalam pengambilan keputusan tentang
lingkungan hidup, berupa..................................................................................
d. (ada/tidak) melaksanakan Coorparate Social Responsibility (CSR),
berupa...................................................................................................
(Lampirkan data-data pendukung)
13. Kepeloporan
a. (ada/tidak) penghargaan lingkungan yang pernah diterima oleh perusahan,
berupa..............................................................
b. (ada/tidak) jadi bapak angkat bidang kebersihan/penghijauan/taman
c. (pernah/tidak) mengikuti seminar/worshop tentang lingkungan hidup,
berupa..................................................................................
(Lampirkan piagam/bukti-bukti)
5. BLANGKO
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
NO
DAMPAK UPAYA PENGELOLAN
LINGKUNGAN
UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN KET.
Sumber Jenis Indikator Upaya Pelaksana waktu Cara Waktu
1
BLANGKO
HASIL UJI ANALISIS AIR
Data bersumber dari hasil analisis hasil uji laboratorium per bulan
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU
BULAN
I II III IV V VI