SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
Preface Slide
Pemuliaan Tanaman untuk Lingkungan
Bercekaman di Pulau-pulau Kecil
9 Juni 2020
Departement of
Agronomy and Horticulture
Faculty of Agriculture
Trikoesoemaningtyas
WEBINAR
PEMULIAAN TANAMAN UNTUK SISTEM PERTANIAN
BERKELANJUTAN DI PULAU-PULAU KECIL
PENDAHULUAN
Kondisi Lingkungan Tumbuh
Sub Optimal
Cekaman
Penurunan hasil
Sistem
Pertanian
Kepulauan
Minimum
tillage
Tumpang
sari
Bermasukan
rendah
Cekaman (stress) : Keadaan lingkungan yang
menimbulkan perubahan pada
proses tumbuh kembang tanaman
Interaksi antar cekaman lingkungan : Perubahan iklim
Cekaman iklim
Cekaman lain
Modifikasi
Cekaman Ganda
-Suhu tinggi
-Peningkatan CO2
-Ketersediaan air
-Kesuburan
-Salinitas
-Keracunan hara
-Naungan
Pengaruh Cekaman Lingkungan Abiotik : Tumpang sari
Monokultur : 568.28 Kal cm-2 hari-1
Tumpangsari : 416.98 Kal cm-2 hari-1
13.52
9.62
0
5
10
15
Monokultur Intercropping
Bobot
biji/tanaman
(g)
Bobot biji /tanaman (g) kacang hijau pada dua tipe budidaya
(rata2 dari 10 genotipe)
Penurunan laju fotosintesis
Pengaruh Cekaman Lingkungan Abiotik : defisiensi hara
44.77
50.78
16.18
37.08
0
10
20
30
40
50
60
B69 Numbu
Bobot
biji/tanaman
(g)
P Cukup P Rendah
B69 P cukup B69 P rendah
Perbedaan antara hasil rata-rata di plot percobaan besar dengan hasil dari 10% petani di
lahan optimum ( gap 1) dengan hasil rata-rata dari petani di lahan sub optimum (gap2).
Yield gap
GYP EYP FYP AY
gap1
gap2
1. Lingkungan dan faktor yang tidak dapat dipindahkan (non-
tansferable environmental factors)
2. Perbedaan budidaya (input dan budidaya suboptimum)
Keragaan Varietas pada Lingkungan Sub Optimum
O S O S
Varietas Unggul Nasional
Varietas lokal
Varietas Unggul Nasional
Varietas lokal
O S
Varietas Unggul Nasional
Varietas Toleran
Varietas Toleran : Varietas/genotipe yang mampu mempertahankan
pertumbuhan dan hasil pada kondisi tercekam
Pendekatan
Bermasukan Tinggi
(high input approach)
Pendekatan
Bermasukan Rendah
(low input approach)
Perbaikan
Lingkungan
Teknik
Budidaya
Biaya tinggi
bagi petani
Perbaikan
adaptasi
tanaman
Pemuliaan
Tanaman
Biaya rendah
bagi petani
vs
Pendekatan pada lingkungan sub-optimum
Varietas toleran cekaman
lingkungan abiotik
Lingkungan Optimum
Ragam Lingkungan Rendah
Ragam Genetik Tinggi
Seleksi Berdasarkan Hasil
Perbaikan potensi
hasil/kualitas
Lingkungan Bercekaman
Ragam Lingkungan Tinggi
Ragam Genetik Rendah
Seleksi Berdasarkan
Karakter Adaptasi
Perbaikan Adaptasi/toleransi
Pemuliaan untuk Lingkungan Bercekaman
Kendala
Kurangnya pemahaman
Mekanisme toleransi
Kurangnya pemahaman dasar
genetik karakter toleransi
Rendahnya kemajuan genetik
Studi Fisiologi Mekanisme
Toleransi Cekaman Abiotik
Studi Genetik Karakter
Mekanisme Toleransi
 Pemilihan Materi Genetik
 Pemilihan Lingkungan
Seleksi
 Pemilihan Kriteria Seleksi
Pemuliaan untuk Lingkungan Bercekaman
1. Keragaman Genetik
2. Karakterisasi Lingkungan Target
3. Mengembangkan Karakter Seleksi
4. Mengembangkan Metode Seleksi
1. Ketersediaan Keragaman Genetik
 Keragaman genetik untuk karakter toleransi atau hasil pada kondisi
tercekam
Genotipe toleran
1. Mampu mempertahankan pertumbuhan dan hasil di lingkungan
bercekaman
2. Mempunyai mekanisme toleransi
3. Mempunyai gen/alel yang mengendalikan karakter toleransi
 Evaluasi keragaman dilaksanakan di dua lingkungan , optimum dan
tercekam atau di lingkungan tercekam saja
 Perlu dilakukan pendugaan nilai ragam genetik atau heritabilitas arti
luas
Contoh : Evaluasi keragaman toleransi naungan
• Toleransi naungan atau toleransi cekaman intensitas cahaya rendah penting pada
varietas untuk tumpang sari atau alley cropping
0
5
10
15
20
Bobot
biji/tanaman
(g)
Genotipe
MH-M MH-I
Karakter
MH-M MH-I
σ2
g h2
bs σ2
g h2
bs
Bobot biji 9.99 81.18 6.44 85.05
Marwiyah, 2020
Contoh : Evaluasi Toleransi Defisiensi Hara P
P cukup
P rendah 0
10
20
30
40
50
60
70
Bobot
Biji/tanaman
(g) Galur
P cukup P rendah
Karakter
P cukup P rendah
σ2
g h2
BS σ2
g h2
BS
Bobot biji malai-1 (g) 0.54 0.77 0.43 0.62
Momongan, 2017
2. Karakterisasi lingkungan target
Monokultur : 568.28 Kal cm-2 hari-1
Tumpangsari : 416.98 Kal cm-2 hari-1
Monokultur : 398.4 Kal cm-2 hari-1
Alley cropping : 109.2 Kal cm-2 hari-1
3. Mengembangkan kriteria seleksi
Untuk mengembangkan kriteria seleksi yang tepat diperlukan dua
kegiatan pre-breeding yaitu
1. Studi Fisiologi Adaptasi
2. Studi Genetik Karakter Adaptasi
 Studi Fisiologi Adaptasi bertujuan untuk mengidentifikasi karakter-
karakter yang mendukung pada adaptasi terhadap lingkungan
bercekaman (mekanisme toleransi)
Studi Genetik bertujuan untuk memperoleh informasi aksi gen yang
mengendalikan karakter adaptasi dan pola pewarisannya
3.1. Studi Fisiologi Adaptasi
• Mengidentifikasi karakter adaptasi yang dapat dijadikan sebagai
karakter seleksi sekunder selain karakter hasil
• Karakter yang teridentifikasi, dikelompokan menjadi karakter yang
konstitutif atau induceable
• Karakter konstitutif : karakter ini terekspresi walaupun tidak ada
cekaman, berperan dalam toleransi tanaman
• Karakter induceable : karakter ini hanya muncul jika ada
cekaman
Contoh karakter adaptasi /mekanisme toleransi
Karakter konstitutif Karakter induceable
Intensitas cahaya 100%
Intensitas cahaya 50%
Seleksi : di lingkungan optimum Seleksi : di lingkungan bercekaman
+P -P
Akar proteoid
Agustina (2009) La Muhuria (2006)
Trait-based Selection
Yield based selection
• Hasil adalah karakter yang
komplek dikendalikan banyak
gen
• Di lingkungan bercekaman
ragam lingkungan tinggi
• Nilai heritabilitas karakter hasil
rendah
• Kemajuan seleksi rendah
Trait-based selection
• Karakter adaptasi/mekanisme
toleransi dikendalikan sedikit
gen
• Nilai heritabilitas lebih tinggi dari
hasil di lingkungan bercekaman
• Kemajuan seleksi lebih tinggi
disbanding seleksi berbasis hasil
3.2. Studi Genetik/Pewarisan sifat : Defisiensi P
Karakter
Parameter genetik
Aksi gen h2
bs
h2
ns
Tinggi Tanaman Duplikat epistasis 0.9066 0.7208
Bobot biji/malai Duplikat epistasis 0.6539 0.2811
Bobot 1000 butir Dominan 0.8385 0.5892
Panjang tajuk Duplikat epistasis 0.4522 0.3586
Panjang akar Duplikat epistasis 0.5468 0.1210
Bobot tajuk Duplikat epistasis 0.5468 0.4591
Bobot akar Duplikat epistasis 0.5202 0.4100
Populasi 6 generasi (P1, P2 , F1, F2, BCP1, BCP2)
tanah masam
kultur hara
Generation mean analysis
(Sumiyati, 2010)
Tahapan Pemuliaan di Lingkungan Bercekaman
Selection &
Hybridization
Segregating
population
Selection
- Direct : economic
yield
- Indirect :
secondary
characters
Characterization of limiting
factors in production environment
Candidate characters
For selection criteria
Tolerant
Breeding lines
Identification
of selection
environment
Genetic
Variability in
the population
Genetic
variability
Introgression
Evaluation of
secondary characters
NO
Yes
Yes
NO
Breeding Program
Pre Breeding
1
2
3
4
1. Mengembangkan keragaman genetik
1. Introduksi/eksplorasi
2. Mutasi
3. Hibridisasi/persilangan buatan
Penggaluran cepat : Single Seed Decent
Recombinant Inbred Lines
(Insan, 2014)
• Urea 150 kg ha-1
• SP-36 100 kg ha-1
• KCL 100 kg ha-1
• Urea 150 kg ha-1
• SP-36 29 kg ha-1
• KCL 100 kg ha-1
3. Seleksi di Lingkungan Target
P cukup P rendah
1. Stress Tolerance Index (Fernandez, 1992)
STI = (YS)(YN)/(YN)2
2. Stress Sensitivity Index (Altuhaish (2014))
𝑆𝑆𝐼 = 1 − 𝑌 𝑠 𝑌 𝑛 1 − 𝐷
Inbred Lines
Grain yield/plant
YN YS YS/YN STI
104-7 46.10 36.56 0.79 1.05
110-6 21.50 25.73 1.20 0.35
114-7 46.53 45.80 0.98 1.33
115-9 51.79 45.97 0.89 1.49
151-8 48.76 38.11 0.78 1.16
170-9 47.14 40.56 0.86 1.20
177-4 30.83 21.40 0.69 0.41
221-8 35.43 28.43 0.80 0.63
226-3 43.59 32.99 0.76 0.90
286-6 60.60 42.42 0.70 1.61
315-6 40.92 35.13 0.86 0.90
331-8 43.26 44.58 1.03 1.21
341-7 38.07 37.21 0.98 0.89
377-9 25.90 19.85 0.77 0.32
413-7 44.43 35.38 0.80 0.98
418-4 42.43 28.77 0.68 0.76
48-4 23.55 18.05 0.77 0.27
68-5 42.39 36.78 0.87 0.98
93-5 25.49 19.31 0.76 0.31
B69 44.77 16.18* 0.36 0.45
NUMBU 50.78 37.08* 0.73 1.18
35%
35%
30%
Toleran
Moderat
Toleran
Peka
B69/N-286-6,
B69/N-115-9,
B69/N-114-7,
B69/N-331-8,
B69/N-170-9,
B69/N-151-8,
B69/N-104-7.
Tolerant inbred lines
Momongan, 2017
Keragaan galur toleran
B69/N-286-6 tolerant B69/N-110-6 sensitive
264.96
295.99
152.13
40.55
0
50
100
150
200
250
300
350
B-69/N 28-6-6 (T) B-69/N 110-6 (S)
PUE
(mg
DW/mg
P)
Inbred Lines
Suffienct P Low P
286-6 P sufficient 286-6 P low
(Andini, 2019)
Upaya Meningkatkan Efektivitas Program Pemuliaan di
Lingkungan Bercekaman
• Efektivitas Program Pemuliaan diukur dari besarnya kemajuan genetik
dari karakter yang diperbaiki
1. Keragaman genetik yang tinggi
2. Pemilihan lingkungan seleksi yang tepat
3. Phenotyping yang akurat dan presisi
4. Pemanfaatan marka molekuler
PENUTUP
• Kondisi lingkungan yang sub optimum berpotensi menimbulkan
cekaman abiotik dan menyebabkan kehilangan hasil
• Pemuliaan untuk perbaikan toleransi terhadap lingkungan cekaman
abiotik dapat mengurangi kehilangan hasil dengan biaya yang rendah
bagi petani
• Pemuliaan untuk lingkungan bercekaman memerlukan informasi
karakter toleransi, aksi gen yang mengendalikan dan pola
pewarisannya
• Seleksi di lingkungan target dengan kriteria seleksi yang tepat dapat
meningkatkan efektivitas program pemuliaan di lingkungan
bercekaman
Ucapan terima kasih
1. Tim Peneliti Sorgum Departemen AGH IPB
2. Mahasiswa S2 dan S3 PS AGH dan PS PBT
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-RI

More Related Content

Similar to 02_Pemuliaan Lingkungan Bercekaman Ibu Ning.pdf

Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...Dody Perdana
 
Ringkasan perkuliahan semester 4 rekayasa tanaman (bagian 31)
Ringkasan perkuliahan semester 4 rekayasa tanaman (bagian 31)Ringkasan perkuliahan semester 4 rekayasa tanaman (bagian 31)
Ringkasan perkuliahan semester 4 rekayasa tanaman (bagian 31)Bondan the Planter of Palm Oil
 
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdfgilangwira1
 
Penyimpanan kemasan
Penyimpanan kemasanPenyimpanan kemasan
Penyimpanan kemasanRuliana Umar
 
POTENSI GENETIK PLASMA NUTFAH UBI JALAR KOLEKSI EX-SITU DAN EVALUASI STABI...
POTENSI  GENETIK PLASMA NUTFAH UBI  JALAR KOLEKSI EX-SITU DAN  EVALUASI STABI...POTENSI  GENETIK PLASMA NUTFAH UBI  JALAR KOLEKSI EX-SITU DAN  EVALUASI STABI...
POTENSI GENETIK PLASMA NUTFAH UBI JALAR KOLEKSI EX-SITU DAN EVALUASI STABI...University of Brawijaya
 
PPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisPPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisHeri Cahyono
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxDodolaneNoya
 
Karakteristik Agronomi dan Fisik Biji Sebagai Penduga Keragaman Serta Penciri...
Karakteristik Agronomi dan Fisik Biji Sebagai Penduga Keragaman Serta Penciri...Karakteristik Agronomi dan Fisik Biji Sebagai Penduga Keragaman Serta Penciri...
Karakteristik Agronomi dan Fisik Biji Sebagai Penduga Keragaman Serta Penciri...Chindy Ulima Zanetta
 
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaanUtuh Kalambuai
 
Spesiasi dan Kepunahan
Spesiasi dan KepunahanSpesiasi dan Kepunahan
Spesiasi dan Kepunahandewisetiyana52
 
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxyunus591002
 
Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah donaldsiltoru
 
PELEPASAN VARIETAS TANAMANedt.ppt kelas 21 b
PELEPASAN VARIETAS TANAMANedt.ppt kelas 21 bPELEPASAN VARIETAS TANAMANedt.ppt kelas 21 b
PELEPASAN VARIETAS TANAMANedt.ppt kelas 21 bLaboraSea
 

Similar to 02_Pemuliaan Lingkungan Bercekaman Ibu Ning.pdf (20)

Seminar proposal
Seminar proposalSeminar proposal
Seminar proposal
 
narsum-BBPOPT-Bbg.ppt
narsum-BBPOPT-Bbg.pptnarsum-BBPOPT-Bbg.ppt
narsum-BBPOPT-Bbg.ppt
 
Pupuk Organik.ppt
Pupuk Organik.pptPupuk Organik.ppt
Pupuk Organik.ppt
 
Lesson 3.5
Lesson 3.5Lesson 3.5
Lesson 3.5
 
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
 
Ringkasan perkuliahan semester 4 rekayasa tanaman (bagian 31)
Ringkasan perkuliahan semester 4 rekayasa tanaman (bagian 31)Ringkasan perkuliahan semester 4 rekayasa tanaman (bagian 31)
Ringkasan perkuliahan semester 4 rekayasa tanaman (bagian 31)
 
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
3. Tanggapan FGD-Optimallisasi-Tualar Simarmata.pdf
 
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimunMakalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
Makalah_70 pengolahan benih terung dan mentimun
 
Penyimpanan kemasan
Penyimpanan kemasanPenyimpanan kemasan
Penyimpanan kemasan
 
POTENSI GENETIK PLASMA NUTFAH UBI JALAR KOLEKSI EX-SITU DAN EVALUASI STABI...
POTENSI  GENETIK PLASMA NUTFAH UBI  JALAR KOLEKSI EX-SITU DAN  EVALUASI STABI...POTENSI  GENETIK PLASMA NUTFAH UBI  JALAR KOLEKSI EX-SITU DAN  EVALUASI STABI...
POTENSI GENETIK PLASMA NUTFAH UBI JALAR KOLEKSI EX-SITU DAN EVALUASI STABI...
 
PPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisPPT.analisis kritis
PPT.analisis kritis
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
 
Karakteristik Agronomi dan Fisik Biji Sebagai Penduga Keragaman Serta Penciri...
Karakteristik Agronomi dan Fisik Biji Sebagai Penduga Keragaman Serta Penciri...Karakteristik Agronomi dan Fisik Biji Sebagai Penduga Keragaman Serta Penciri...
Karakteristik Agronomi dan Fisik Biji Sebagai Penduga Keragaman Serta Penciri...
 
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
 
INOVASI PADI TNI
INOVASI PADI TNIINOVASI PADI TNI
INOVASI PADI TNI
 
Spesiasi dan Kepunahan
Spesiasi dan KepunahanSpesiasi dan Kepunahan
Spesiasi dan Kepunahan
 
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptxProd dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
Prod dan Kawasan Kedelai - Wajo SEngkang Kementan Des23.pptx
 
Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah
 
Lap3 pembuatan tempe
Lap3  pembuatan tempeLap3  pembuatan tempe
Lap3 pembuatan tempe
 
PELEPASAN VARIETAS TANAMANedt.ppt kelas 21 b
PELEPASAN VARIETAS TANAMANedt.ppt kelas 21 bPELEPASAN VARIETAS TANAMANedt.ppt kelas 21 b
PELEPASAN VARIETAS TANAMANedt.ppt kelas 21 b
 

02_Pemuliaan Lingkungan Bercekaman Ibu Ning.pdf

  • 2. Pemuliaan Tanaman untuk Lingkungan Bercekaman di Pulau-pulau Kecil 9 Juni 2020 Departement of Agronomy and Horticulture Faculty of Agriculture Trikoesoemaningtyas WEBINAR PEMULIAAN TANAMAN UNTUK SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN DI PULAU-PULAU KECIL
  • 3. PENDAHULUAN Kondisi Lingkungan Tumbuh Sub Optimal Cekaman Penurunan hasil Sistem Pertanian Kepulauan Minimum tillage Tumpang sari Bermasukan rendah Cekaman (stress) : Keadaan lingkungan yang menimbulkan perubahan pada proses tumbuh kembang tanaman
  • 4. Interaksi antar cekaman lingkungan : Perubahan iklim Cekaman iklim Cekaman lain Modifikasi Cekaman Ganda -Suhu tinggi -Peningkatan CO2 -Ketersediaan air -Kesuburan -Salinitas -Keracunan hara -Naungan
  • 5. Pengaruh Cekaman Lingkungan Abiotik : Tumpang sari Monokultur : 568.28 Kal cm-2 hari-1 Tumpangsari : 416.98 Kal cm-2 hari-1 13.52 9.62 0 5 10 15 Monokultur Intercropping Bobot biji/tanaman (g) Bobot biji /tanaman (g) kacang hijau pada dua tipe budidaya (rata2 dari 10 genotipe) Penurunan laju fotosintesis
  • 6. Pengaruh Cekaman Lingkungan Abiotik : defisiensi hara 44.77 50.78 16.18 37.08 0 10 20 30 40 50 60 B69 Numbu Bobot biji/tanaman (g) P Cukup P Rendah B69 P cukup B69 P rendah
  • 7. Perbedaan antara hasil rata-rata di plot percobaan besar dengan hasil dari 10% petani di lahan optimum ( gap 1) dengan hasil rata-rata dari petani di lahan sub optimum (gap2). Yield gap GYP EYP FYP AY gap1 gap2 1. Lingkungan dan faktor yang tidak dapat dipindahkan (non- tansferable environmental factors) 2. Perbedaan budidaya (input dan budidaya suboptimum)
  • 8. Keragaan Varietas pada Lingkungan Sub Optimum O S O S Varietas Unggul Nasional Varietas lokal Varietas Unggul Nasional Varietas lokal O S Varietas Unggul Nasional Varietas Toleran Varietas Toleran : Varietas/genotipe yang mampu mempertahankan pertumbuhan dan hasil pada kondisi tercekam
  • 9. Pendekatan Bermasukan Tinggi (high input approach) Pendekatan Bermasukan Rendah (low input approach) Perbaikan Lingkungan Teknik Budidaya Biaya tinggi bagi petani Perbaikan adaptasi tanaman Pemuliaan Tanaman Biaya rendah bagi petani vs Pendekatan pada lingkungan sub-optimum Varietas toleran cekaman lingkungan abiotik
  • 10. Lingkungan Optimum Ragam Lingkungan Rendah Ragam Genetik Tinggi Seleksi Berdasarkan Hasil Perbaikan potensi hasil/kualitas Lingkungan Bercekaman Ragam Lingkungan Tinggi Ragam Genetik Rendah Seleksi Berdasarkan Karakter Adaptasi Perbaikan Adaptasi/toleransi
  • 11. Pemuliaan untuk Lingkungan Bercekaman Kendala Kurangnya pemahaman Mekanisme toleransi Kurangnya pemahaman dasar genetik karakter toleransi Rendahnya kemajuan genetik Studi Fisiologi Mekanisme Toleransi Cekaman Abiotik Studi Genetik Karakter Mekanisme Toleransi  Pemilihan Materi Genetik  Pemilihan Lingkungan Seleksi  Pemilihan Kriteria Seleksi
  • 12. Pemuliaan untuk Lingkungan Bercekaman 1. Keragaman Genetik 2. Karakterisasi Lingkungan Target 3. Mengembangkan Karakter Seleksi 4. Mengembangkan Metode Seleksi
  • 13. 1. Ketersediaan Keragaman Genetik  Keragaman genetik untuk karakter toleransi atau hasil pada kondisi tercekam Genotipe toleran 1. Mampu mempertahankan pertumbuhan dan hasil di lingkungan bercekaman 2. Mempunyai mekanisme toleransi 3. Mempunyai gen/alel yang mengendalikan karakter toleransi  Evaluasi keragaman dilaksanakan di dua lingkungan , optimum dan tercekam atau di lingkungan tercekam saja  Perlu dilakukan pendugaan nilai ragam genetik atau heritabilitas arti luas
  • 14. Contoh : Evaluasi keragaman toleransi naungan • Toleransi naungan atau toleransi cekaman intensitas cahaya rendah penting pada varietas untuk tumpang sari atau alley cropping 0 5 10 15 20 Bobot biji/tanaman (g) Genotipe MH-M MH-I Karakter MH-M MH-I σ2 g h2 bs σ2 g h2 bs Bobot biji 9.99 81.18 6.44 85.05 Marwiyah, 2020
  • 15. Contoh : Evaluasi Toleransi Defisiensi Hara P P cukup P rendah 0 10 20 30 40 50 60 70 Bobot Biji/tanaman (g) Galur P cukup P rendah Karakter P cukup P rendah σ2 g h2 BS σ2 g h2 BS Bobot biji malai-1 (g) 0.54 0.77 0.43 0.62 Momongan, 2017
  • 16. 2. Karakterisasi lingkungan target Monokultur : 568.28 Kal cm-2 hari-1 Tumpangsari : 416.98 Kal cm-2 hari-1 Monokultur : 398.4 Kal cm-2 hari-1 Alley cropping : 109.2 Kal cm-2 hari-1
  • 17. 3. Mengembangkan kriteria seleksi Untuk mengembangkan kriteria seleksi yang tepat diperlukan dua kegiatan pre-breeding yaitu 1. Studi Fisiologi Adaptasi 2. Studi Genetik Karakter Adaptasi  Studi Fisiologi Adaptasi bertujuan untuk mengidentifikasi karakter- karakter yang mendukung pada adaptasi terhadap lingkungan bercekaman (mekanisme toleransi) Studi Genetik bertujuan untuk memperoleh informasi aksi gen yang mengendalikan karakter adaptasi dan pola pewarisannya
  • 18. 3.1. Studi Fisiologi Adaptasi • Mengidentifikasi karakter adaptasi yang dapat dijadikan sebagai karakter seleksi sekunder selain karakter hasil • Karakter yang teridentifikasi, dikelompokan menjadi karakter yang konstitutif atau induceable • Karakter konstitutif : karakter ini terekspresi walaupun tidak ada cekaman, berperan dalam toleransi tanaman • Karakter induceable : karakter ini hanya muncul jika ada cekaman
  • 19. Contoh karakter adaptasi /mekanisme toleransi Karakter konstitutif Karakter induceable Intensitas cahaya 100% Intensitas cahaya 50% Seleksi : di lingkungan optimum Seleksi : di lingkungan bercekaman +P -P Akar proteoid Agustina (2009) La Muhuria (2006)
  • 20. Trait-based Selection Yield based selection • Hasil adalah karakter yang komplek dikendalikan banyak gen • Di lingkungan bercekaman ragam lingkungan tinggi • Nilai heritabilitas karakter hasil rendah • Kemajuan seleksi rendah Trait-based selection • Karakter adaptasi/mekanisme toleransi dikendalikan sedikit gen • Nilai heritabilitas lebih tinggi dari hasil di lingkungan bercekaman • Kemajuan seleksi lebih tinggi disbanding seleksi berbasis hasil
  • 21. 3.2. Studi Genetik/Pewarisan sifat : Defisiensi P Karakter Parameter genetik Aksi gen h2 bs h2 ns Tinggi Tanaman Duplikat epistasis 0.9066 0.7208 Bobot biji/malai Duplikat epistasis 0.6539 0.2811 Bobot 1000 butir Dominan 0.8385 0.5892 Panjang tajuk Duplikat epistasis 0.4522 0.3586 Panjang akar Duplikat epistasis 0.5468 0.1210 Bobot tajuk Duplikat epistasis 0.5468 0.4591 Bobot akar Duplikat epistasis 0.5202 0.4100 Populasi 6 generasi (P1, P2 , F1, F2, BCP1, BCP2) tanah masam kultur hara Generation mean analysis (Sumiyati, 2010)
  • 22. Tahapan Pemuliaan di Lingkungan Bercekaman Selection & Hybridization Segregating population Selection - Direct : economic yield - Indirect : secondary characters Characterization of limiting factors in production environment Candidate characters For selection criteria Tolerant Breeding lines Identification of selection environment Genetic Variability in the population Genetic variability Introgression Evaluation of secondary characters NO Yes Yes NO Breeding Program Pre Breeding 1 2 3 4
  • 23. 1. Mengembangkan keragaman genetik 1. Introduksi/eksplorasi 2. Mutasi 3. Hibridisasi/persilangan buatan
  • 24. Penggaluran cepat : Single Seed Decent Recombinant Inbred Lines (Insan, 2014)
  • 25. • Urea 150 kg ha-1 • SP-36 100 kg ha-1 • KCL 100 kg ha-1 • Urea 150 kg ha-1 • SP-36 29 kg ha-1 • KCL 100 kg ha-1 3. Seleksi di Lingkungan Target P cukup P rendah 1. Stress Tolerance Index (Fernandez, 1992) STI = (YS)(YN)/(YN)2 2. Stress Sensitivity Index (Altuhaish (2014)) 𝑆𝑆𝐼 = 1 − 𝑌 𝑠 𝑌 𝑛 1 − 𝐷
  • 26. Inbred Lines Grain yield/plant YN YS YS/YN STI 104-7 46.10 36.56 0.79 1.05 110-6 21.50 25.73 1.20 0.35 114-7 46.53 45.80 0.98 1.33 115-9 51.79 45.97 0.89 1.49 151-8 48.76 38.11 0.78 1.16 170-9 47.14 40.56 0.86 1.20 177-4 30.83 21.40 0.69 0.41 221-8 35.43 28.43 0.80 0.63 226-3 43.59 32.99 0.76 0.90 286-6 60.60 42.42 0.70 1.61 315-6 40.92 35.13 0.86 0.90 331-8 43.26 44.58 1.03 1.21 341-7 38.07 37.21 0.98 0.89 377-9 25.90 19.85 0.77 0.32 413-7 44.43 35.38 0.80 0.98 418-4 42.43 28.77 0.68 0.76 48-4 23.55 18.05 0.77 0.27 68-5 42.39 36.78 0.87 0.98 93-5 25.49 19.31 0.76 0.31 B69 44.77 16.18* 0.36 0.45 NUMBU 50.78 37.08* 0.73 1.18 35% 35% 30% Toleran Moderat Toleran Peka B69/N-286-6, B69/N-115-9, B69/N-114-7, B69/N-331-8, B69/N-170-9, B69/N-151-8, B69/N-104-7. Tolerant inbred lines Momongan, 2017
  • 27. Keragaan galur toleran B69/N-286-6 tolerant B69/N-110-6 sensitive 264.96 295.99 152.13 40.55 0 50 100 150 200 250 300 350 B-69/N 28-6-6 (T) B-69/N 110-6 (S) PUE (mg DW/mg P) Inbred Lines Suffienct P Low P 286-6 P sufficient 286-6 P low (Andini, 2019)
  • 28. Upaya Meningkatkan Efektivitas Program Pemuliaan di Lingkungan Bercekaman • Efektivitas Program Pemuliaan diukur dari besarnya kemajuan genetik dari karakter yang diperbaiki 1. Keragaman genetik yang tinggi 2. Pemilihan lingkungan seleksi yang tepat 3. Phenotyping yang akurat dan presisi 4. Pemanfaatan marka molekuler
  • 29. PENUTUP • Kondisi lingkungan yang sub optimum berpotensi menimbulkan cekaman abiotik dan menyebabkan kehilangan hasil • Pemuliaan untuk perbaikan toleransi terhadap lingkungan cekaman abiotik dapat mengurangi kehilangan hasil dengan biaya yang rendah bagi petani • Pemuliaan untuk lingkungan bercekaman memerlukan informasi karakter toleransi, aksi gen yang mengendalikan dan pola pewarisannya • Seleksi di lingkungan target dengan kriteria seleksi yang tepat dapat meningkatkan efektivitas program pemuliaan di lingkungan bercekaman
  • 30. Ucapan terima kasih 1. Tim Peneliti Sorgum Departemen AGH IPB 2. Mahasiswa S2 dan S3 PS AGH dan PS PBT 3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-RI