SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 21
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
JURNALMANAJEMENPELAYANANKESEHATAN
VOLUME 11 No. 01 Maret 2008 Halaman 21 - 26
Artikel Penelitian
EVALUASIPROGRAMPEMBERIANMAKANANTAMBAHAN
ANAKBALITA
EVALUATION OF SUPPLEMENT FEEDING’S PROGRAMME
TO CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD
Lina Handayani, Surahma Asti Mulasari, Nani Nurdianis
Fakultas Kesehatan Masyarakat, UniversitasAhmad Dahlan, Yogyakarta
ABSTRACT
Background: In a way to increase status of children less
than five years old nutrition at Puskesmas Mungkid, one of
way was to heal supplement feeding’s programmed (PMT)
children under five years old. To see the successful of PMT
programmed has been needed evaluation to program. The
purpose of the research has to evaluated the development of
extra nutrition programmed for children under five years old
(PMT) at Puskesmas Mungkid. The research need to do
because many malnutricious still founded and also to know
the work of manager to run the programmed with use the
standard technical guidelines programmed legally by healthy
department.
Method: Descriptive qualitative with use summative planning.
Subjects are the leader of health public service and manager
of PMT children under five years old. The untility to collect data
on the research are interview guideline, tape recorder and
stationary. The analysis use descriptive qualitative.
Result: The result consist of evaluation to: (1) Input evaluation
consist of force raw material, fund, facilities, material, and
method. Force evaluation had fit with standard technical
guidelines programmed from healthy department, there was
no hard problem with fund evaluation consider with the budget.
Facilities evaluation there was no standard technical guidelines
programmed yet from healthy department. Material and method
had fit with standard technical guidelines programmed from
healthy department (2) Process evaluation not fit with standard
technical guidelines programmed from healthy department
specially planning on target of acceptance PMT programmed.
(3) Output evaluation, not fit yet with purpose of PMT because
still many children under five years old on malnutricious status.
Resume: Input evaluation has facilities not complete yet.
Process evaluation was not every target programmed had
unhealthy family card (Gakin), still there is target programmed
have not been tooked the packed as schedule also not every
meals packed had been eated by children which is seatled as
target programmed. Output evaluation was have increase
nutrition status after PMT children under five years old
programmed although still found many malnutrition status.
Keywords: evaluation, supplement feeding’s programmed
(PMT), children under five years old
ABSTRAK
Latar Belakang: Dalam rangka peningkatan status gizi anak
balita di Puskesmas Mungkid, salah satu upayanya adalah
dengan mengadakan program pemberian makanan tambahan
(PMT) balita. Untuk mengukur keberhasilan program PMT-anak
balita diperlukan adanya evaluasi terhadap program. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi program PMT-anak balita di
Puskesmas Mungkid. Penelitian ini perlu dilakukan dengan
alasan masih banyak ditemukan kasus gizi kurang dan untuk
mengetahui kinerja pengelola program PMT-anak balita
menggunakan standar pedoman petunjuk teknis program yang
telah ditetapkan oleh Depkes.
Metode: Deskriptif kualitatif menggunakan rancangan sumatif.
Subyek penelitian ini adalah kepala puskesmas serta pengelola
program PMT-anak balita. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah pedoman wawancara, tape recorder serta
alat tulis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis
deskriptif kualitatif.
Hasil: Hasil penelitian ini meliputi evaluasi terhadap: (1) Evaluasi
terhadap input di lakukan meliputi unsur tenaga, dana, sarana,
bahan dan metode. Evaluasi tenaga sudah sesuai dengan buku
pedoman petunjuk teknis program yang telah ditetapkan oleh
Depkes. Evaluasi terhadap dana tidak ditemui permasalahan
mengenai anggaran. Evaluasi terhadap sarana belum
tersedianya buku petunjuk teknis program yang ditetapkan
Depkes. Evaluasi terhadap bahan dan metode telah sesuai
dengan pedoman petunjuk teknis program yang telah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan. (2) Evaluasi terhadap proses
belum sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program yang
telah ditetapkan oleh Depkes terutama dalam hal perencanaan
sasaran program penerima PMT-anak balita. (3) Evaluasi
tehadap output belum sesuai dengan tujuan PMT-anak balita
karena masih banyak balita status gizi kurang.
Simpulan: Evaluasi terhadap input adalah sarana yang
tersedia belum lengkap. Evaluasi terhadap proses adalah tidak
semua sasaran program memiliki kartu keluarga miskin (Gakin),
masih ada sasaran program tidak mengambil paket PMT-anak
balita sesuai jadwal, serta tidak semua makanan PMT-anak
balita dimakan oleh sasaran program. Evaluasi terhadap output
adalah mengalami perbaikan status gizi setelah program
dilaksanakan meskipun masih banyak status gizi kurang.
Kata Kunci: evaluasi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT),
anak balita
PENGANTAR
Tujuan utama pembangunan nasional adalah
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya
peningkatan kualitas SDM dimulai melalui
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Perhatian
utamanya terletak pada proses tumbuh kembang
22 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008
Lina Handayani, dkk.: Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan ...
anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa
muda.1
Unsur gizi merupakan salah satu faktor
penting dalam pembentukan SDM yang berkualitas
yaitu manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.
Gangguan gizi pada awal kehidupan akan
mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi
kurang pada balita tidak hanya menimbulkan
gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga
mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas ketika
dewasa.2
Berbagai upaya untuk mengatasi masalah
gizi telah dilakukan oleh pemerintah antara lain
melalui program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga
(UPGK), pemberian kapsul vitamin A untuk anak 1-
4 tahun, distribusi kapsul yodium untuk penduduk
pada daerah rawan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY), pemberian tablet Fe untuk ibu hamil
dan upaya pemantauan tingkat konsumsi gizi
penduduk secara berkala, Pemberian Makanan
Tambahan (PMT), serta Pemantauan Status Gizi
(PSG) anak balita.3
Status gizi merupakan indikator kesehatan yang
penting karena anak usia di bawah lima tahun
merupakan kelompok yang rentan terhadap
kesehatan dan gizi.4
Salah satu upaya peningkatan
status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas
Mungkid Magelang yaitu dengan mengadakan PMT-
anak balita. Sasaran program PMT-anak balita ini
adalah anak balita yang mempunyai masalah gizi
dan berasal dari keluarga miskin sebanyak 76 balita.
Status gizi balita penerima PMT di wilayah kerja
Puskesmas Mungkid yaitu gizi buruk sebanyak 21
balita, gizi kurang sebanyak 48 balita serta gizi baik
sebanyak 7 balita.5
Program ini dilaksanakan selama
90 hari yaitu mulai bulan April sampai bulan Juni
2007.
Melakukan evaluasi terhadap program PMT-
anak balita merupakan kegiatan manajerial yang
mutlak dilakukan. Pelaksanaan program PMT telah
dilengkapi dengan suatu panduan dalam bentuk
Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis
Program JPS-BK bagi Puskesmas dari Departeman
Kesehatan (Depkes). Walaupun demikian bukan
berarti bahwa pelaksanaan PMT-anak balita akan
berjalan tanpa menemui masalah sehingga perlu
diadakannyaevaluasiterhadappelaksanaanprogram
PMT yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
perbaikan pelaksanaan program PMT pada masa
yang akan datang. Dengan menelaah latar belakang
di atas, maka peneliti berminat untuk mengevaluasi
program PMT-anak balita yang telah terlaksana di
Puskesmas Mungkid Magelang.
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif berupa penelitian evaluasi dengan
rancangan sumatif. Rancangan ini dipilih karena
dengan evaluasi dapat diketahui efektivitas program
PMT-anak balita yang telah dilaksanakan dalam
peningkatan status gizi balita penerima PMT-anak
balita. Subjek penelitian adalah kepala puskesmas
dengan latar belakang pendidikan dokter gigi dan
telah bertugas selama 2 tahun sebagai kepala
Puskesmas Mungkid serta dua petugas pengelola
PMT-anak balita yang terdiri dari petugas gizi
puskesmas dengan latar belakang pedidikan diploma
tiga gizi yang telah bertugas selama 11 tahun sebagai
petugas gizi puskesmas, dan petugas promosi
kesehatan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara mendalam yang direkam pada tape
recorder dengan kepala puskesmas dan pengelola
program PMT-anak balita, serta dengan
menggunakan check list dokumen. Analisis data
dengan cara hasil wawancara ditranskripkan dalam
catatan tertulis dan dikelompokkan sesuai dengan
bidang-bidang yang akan dianalisis kemudian
dilakukan penafsiran data secara narasi dan
interpretasi kemudian dibandingkan dengan standar
Depkes yang telah ditetapkan dan teori dari beberapa
pustaka.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bidang kesehatan, evaluasi adalah suatu
kegiatan yang penting untuk menilai kualitas,
rasionalitas, efektivitas, efisiensi, dan equity pada
pelayanan kesehatan.6
Evaluasi program kesehatan
yang menyeluruh adalah evaluasi yang dilakukan
terhadap tiga komponen yaitu input, proses dan
output.7
Hal ini mengandung pengertian bahwa
evaluasi program kesehatan termasuk program PMT-
anak balita dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan sistem.
Input
1. Tenaga
Puskesmas Mungkid Magelang dipimpin oleh
seorang dokter gigi yang telah bertugas lebih dari
dua tahun sebagai Kepala Puskesmas Mungkid.
Dalam pelaksanaan program PMT-anak balita di
puskesmas memerlukan suatu masukan (input)
berupa tenaga. Namun dalam operasionalnya tenaga
yang ada harus sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan, kuantitas maupun kualitasnya. Tenaga
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 23
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
yang dianalisis berdasarkan kuantitas dan kualitas
dengan latar belakang pendidikan, lama bekerja, dan
pelatihan yang pernah diikuti. Tenaga adalah orang
yang bertanggung jawab dan mengkoordinir program
PMT-anak balita sasaran program di wilayah kerja
Puskesmas Mungkid. Tenaga yang bertanggung
jawab atas terlaksananya program PMT-anak balita
adalah petugas gizi di Puskesmas Mungkid. Hasil
penelitian memberikan informasi bahwa Puskesmas
Mungkid mempunyai petugas gizi berjumlah 1 orang.
Petugas gizi berlatar belakang pendidikan Diploma
III gizi. Petugas gizi di puskesmas telah
mendapatkan pelatihan tentang PMT-anak balita.
Dalam pelaksanaan PMT, Tenaga Pelaksana Gizi
(TPG) puskesmas dan bidan di desa bertugas
melaksanakan pembinaan teknis lapangan.8
Selain petugas gizi yang melaksanakan
program PMT-anak balita dibantu oleh tenaga
promosi kesehatan Puskesmas Mungkid yang
berjumlah satu orang. Tenaga promosi kesehatan
belum pernah mengikuti pelatihan PMT-anak balita.
Sekalipun tenaga promosi kesehatan belum pernah
mengikuti pelatihan PMT-anak balita, bukan berarti
tidak bisa melaksanakan program PMT-anak balita
karena tenaga promosi sudah sering mengikuti
pelaksanaan program PMT. Input tenaga atau
petugas puskesmas sebagai pelaksana program
PMT-anak balita cukup memadai kualitasnya karena
petugas gizi puskesmas sebagai penanggung jawab
program PMT-Balita telah mendapatkan pelatihan
tentang program PMT. Pelatihan adalah proses
mengajarkankeahliandanmemberikanpengetahuan
yang perlu serta sikap agar dapat melaksanakan
tanggung jawabnya sesuai dengan standar.9
Petugas
gizi puskesmas telah bertugas selama sebelas tahun
sehingga mempunyai pengalaman dan terampil
dalam mengelola program perbaikan gizi salah
satunya adalah program PMT-anak balita. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Agus10
, yaitu masa kerja
berkaitan dengan pengalaman masa kerja seseorang
yang didapat dalam menjalankan tugasnya, makin
lama masa kerja seseorang kecakapan mereka akan
lebih baik karena mereka sudah menyesuaikan diri
dengan pekerjaannya.
2. Dana
Dana mempunyai peranan yang sangat penting
dalam melaksanakan program PMT-Balita. Sumber
dana didapatkan dari pemerintah daerah atau dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dana yang tersedia telah cukup untuk pelaksanaan
program PMT-Balita. Dana tersebut digunakan untuk
pengadaan bahan paket PMT-anak balita. Dana yang
tersedia telah mencukupi kebutuhan pelaksanaan
program PMT-anak balita karena telah disesuaikan
dengan jumlah sasaran program. Hal ini didukung
oleh pernyataan Hasibuan11
, yaitu besar biaya
tergantung dari jumlah sasaran penerima program.
3. Sarana
Berdasarkan hasil data sekunder yang didapat,
sarana yang terdapat dalam pelaksanaan program
PMT-anak balita adalah kartu pencatatan dan formulir
pelaporan. Kedua buku tersebut dimiliki oleh petugas
gizi di puskesmas. Selain itu sarana untuk mengukur
berat badan balita yaitu timbangan tersedia dan
terawat baik. Untuk dapat mengukur berat badan
balita dari setiap penimbangan ibu balita sasaran
program PMT-anak balita membawa Kartu Menuju
Sehat (KMS) setiap pengambilan paket, sedangkan
buku petunjuk teknis Program Jaring Pengamanan
Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) bagi puskesmas
tidak dimiliki oleh puskesmas. Sarana merupakan
faktor pendukung untuk keberhasilan program. Buku
petunjuk teknis program JPS-BK bagi puskesmas
tidak tersedia di puskesmas sedangkan kartu
pencatatan dan formulir pelaporan tersedia di
Puskesmas Mungkid. Kartu pencatatan dan formulir
pelaporan merupakan sarana yang sangat penting
dalam program PMT-Balita agar pengelola dapat
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
program.11
4. Bahan
Bahan paket pada program PMT-anak balita
adalah berisi kacang hijau, biskuit, gula, susu, telur
serta multivitamin. Pengelola program PMT-anak
balita membeli secara langsung bahan paket PMT-
balita. Isi paket tersebut harus berkualitas baik,
bebas dari bahan-bahan asing dan bahan-bahan
yang mengganggu kesehatan seperti serangga dan
kombinasi jamur. Bahan paket yang diberikan telah
sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program.
Bahan paket makanan yang bisa dibawa pulang
beras, telur, gula, dan kacang-kacangan.8
5. Metode
Metode pemberian paket PMT-anak balita
diberikan secara langsung di puskesmas kepada
sasaran program setiap bulan sekali selama 3 bulan
dengan penjelasan atau pengarahan kepada ibu
sasaran harus memberikan kepada balita yang telah
menjadi target sasaran penerima PMT. Metode
adalah peraturan, standar pelayanan dan kebijakan
yang ada di suatu organisasi.12
Dalam hal ini metode
yang dimaksud adalah cara penyelenggaraan
pemberian paket PMT-anak balita kepada sasaran
program. Metode pemberian paket PMT-anak balita
24 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008
Lina Handayani, dkk.: Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan ...
di Puskesmas Mungkid secara langsung
dilaksanakan di puskesmas karena jumlah
sasarannya tidak banyak serta letak tempat tinggal
sasaran program yang berjauhan. Hal tersebut telah
sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program
yang ditetapkan oleh Depkes.
6. Proses
Proses pada penelitian ini adalah faktor-faktor
yang akan dievaluasi meliputi perencanaan (P1),
pelaksanaan pengawasan (P2) dan pengawasan
pengendaliandanpenilaian(P3)programPMT-Balita.
a. Perencanaan (P1)
Perencanaan merupakan salah satu fungsi
manajemen kesehatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam upaya mencapai tujuan dari suatu
program. Perencanaan tenaga dimaksudkan untuk
sekedar menunjuk penanggung jawab atau
pemegang program. Petugas gizi puskesmas
merupakan penanggung jawab program PMT-anak
balita akan tetapi dibantu oleh tenaga kesehatan yang
lain. Sasaran program PMT adalah anak balita yang
berada di bawah garis merah (BGM) dan berasal
dari keluarga miskin. Dalam perencanaan target
sasaran balita yang mendapat program paket PMT-
anak balita tidak berdasarkan data dari kelurahan
maupun data dari kecamatan namun berdasarkan
laporan dari bidan-bidan desa dan petugas gizi
puskesmas. Penetapan sasaran yang belum tepat
karena masih ada sasaran program yang tidak
mempunyai kartu Keluarga Miskin (Gakin) yang
dapat memungkinkan bahwa keluarga tersebut
berasal dari keluarga cukup mampu. Dari 76 jumlah
sasaran program PMT hanya 25 yang mempunyai
kartu Gakin Perencanaan sasaran program penerima
paket PMT-Balita belum sesuai dengan petunjuk
teknis program yang ditetapkan oleh Depkes.
Sasaran program PMT-anak balita adalah anak umur
12-23 bulan dan anak umur 24-59 bulan dari keluarga
miskin.8
Pelatihan petugas gizi puskesmas
direncanakan dan dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kota. Selama setahun ini sudah
dilaksanakan pelatihan PMT sebanyak dua kali.
Jadwal pendistribusian program PMT-Balita di
puskesmas terjadwal tiga kali selama 90 hari atau 3
bulan yaitu pada bulan April, Mei dan pada bulan
Juni. Jadwal pemberian paket PMT-Balita kepada
sasaran terjadwal setiap bulan.
b. Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Penggerakan pelaksanaan merupakan fungsi
kedua dari manajemen kesehatan. Penggerakan dan
pelaksanaan di puskesmas merupakan tahapan
yang perlu dilakukan setelah tahap perencanaan
selesai dikerjakan. Pelaksanaan kegiatan PMT-anak
balita efektif dilaksanakan pada bulanApril 2007 dan
telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Depkes. Kegiatan PMT-anak balita dikoordinir
oleh petugas gizi puskesmas dan penentuan jenis
makanannya disepakati bersama dengan kepala
puskesmas dan petugas kesehatan puskesmas.
Bahan isi paket PMT-Balita dibeli secara langsung
oleh petugas puskesmas karena untuk menghindari
bahan-bahan yang sudah rusak. Pelaksanaan
program pemberian paket PMT-Balita di Puskesmas
Mungkid sudah sesuai dengan jumlah sasaran yang
telah ditetapkan. Metode pemberian paket PMT-
Balita di Puskesmas Mungkid disesuaikan dengan
keadaan wilayah kerja puskesmas. Metode
pemberian paket secara langsung dari puskesmas
kepada sasaran berdasarkan pengalaman program
PMT-anak balita sebelumnya mendapatkan kendala
dalam pemberian paket PMT kepada sasaran.
c. Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3)
Pengawasan pengendalian dan penilaian
merupakan fungsi ketiga dari manajemen kesehatan.
Pelaksanaan pengawasan pengendalian dan
penilaian sangat diperlukan agar tahapan
penggerakan pelaksanaan dapat dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dalam
program PMT-anak balita. Untuk memudahkan
pelaksanaan pengawasan terutama mengenai
ketepatan sasaran, pencatatan dan pelaporan
kegiatan penyelenggaraan pemberian paket PMT
merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan dari
program PMT-anak balita. Pencatatan dan pelaporan
dilakukan dengan mengisi register yang telah
ditetapkan pada petunjuk teknis yang telah
ditetapkan oleh Depkes. Mekanisme pengawasan
dilakukan oleh kepala puskesmas, petugas gizi
puskesmas dan bidan di masing-masing desa
terhadap sasaran program PMT-anak balita dengan
pelaksanaan sesuai dengan pada petunjuk teknis
yang sudah ditetapkan. Pengawasan terhadap
sasaran program sering dilakukan oleh pengelola
program PMT-anak balita. Keterbatasan petugas
dalam memberikan pengawasan terhadap makanan
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 25
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
tambahan agar sampai pada balita yang telah
menjadi sasaran program karena petugas kesehatan
puskesmas maupun petugas kesehatan di desa
tidak mungkin mengawasi ke rumah-rumah sasaran
program PMT-Balita. Setiap pembagian paket PMT-
Balita masih didapatkan sasaran program tidak
mengambil paket PMT-Balita yang seharusnya
diambil. Penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan
untukmengetahuikegiatanyangdirencanakansudah
dilaksanakan sesuai dengan rencana atau
sebaliknya.13
Penilaian keberhasilan program PMT-
Balita dapat dilihat dari perubahan status gizi balita
sebelum program PMT-Balita dan setelah program
dilaksanakan.
Output
Tujuan dari program PMT adalah
mempertahankan dan meningkatkan status gizi balita
darikeluargamiskin.Perubahanstatusgizianakbalita
setelah mendapatkan paket PMT-anak balita di
Puskesmas Mungkid Kabupaten Magelang (Tabel 1).
Tabel 1. Perubahan Status Gizi Balita sebelum dan
sesudah Pemberian PMT-Balita
Dari Tabel 1 terlihat adanya perubahan status
gizi balita setelah mendapatkan paket PMT-anak
balita yaitu dari 76 balita penerima paket PMT
dengan status gizi buruk sebelum pemberian paket
PMT berjumlah 21 balita (27,63%) setelah pemberian
paket PMT menurun menjadi 6 balita (7,89%). Status
gizi kurang sebelum PMT berjumlah 48 balita
(62,16%) setelah pemberian paket PMT meningkat
menjadi 57 balita (75%) karena ada perubahan status
gizi dari status gizi buruk meningkat menjadi status
gizi kurang mengalami peningkatan sejumlah 15
balita (11,84%), status gizi baik sebelum pemberian
paket PMT berjumlah 7 balita (9,21%) dari 76 balita
setelah pemberian paket PMT-anak balita meningkat
dengan jumlah 13 balita (17,11) karena ada
perubahan status gizi dari gizi kurang menjadi gizi
baik meningkat dengan jumlah 6 balita (7,9%). Masih
banyaknya kasus status gizi kurang setelah
dilaksanakannya program PMT-anak balita
disebabkan masyarakat yang sangat tergantung
pada program PMT-anak balita dan
kekurangpahaman masyarakat dalam meningkatkan
dan mempertahankan status gizi balita. Status gizi
kurang dan buruk dapat disebabkan oleh kurang
seimbangnya asupan gizi sehari-hari akibat
kurangnya daya beli ataupun kekurangpahaman
masyarakat mengenai makanan bergizi.14
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
ketersediaan input dalam pengelolaan program PMT-
anak balita di puskesmas seperti ketersediaan
bahan paket, metode serta tenaga sebagai pengelola
program telah sesuai dengan buku pedoman
petunjuk teknis program Depkes, ketersediaan dana
telah cukup dalam pengadaan bahan paket
sedangkan ketersediaan sarana masih kurang.
Pelaksanaan program PMT-anak balita di
Puskesmas Mungkid Magelang belum dapat
dilaksanakan sesuai dengan pedoman dan petunjuk
teknis yang telah ditetapkan oleh Depkes. Terutama
dalam hal perencanaan sasaran program PMT-anak
balita. Status gizi balita mengalami perbaikan
meskipun masih banyak status gizi kurang.
Ketersediaan buku petunjuk teknis hendaknya
tersedia di puskesmas sehingga petugas puskesmas
dengan mudah melaksanakan program PMT.
Perbaikan perencanaan program terutama dalam hal
penetapan sasaran program agar sesuai dengan
petunjuk teknis program dan tepat sasaran.
Pelaksanaan program PMT perlu disertai dengan
pendidikan dan penyuluhan gizi kepada masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat akan asupan gizi yang baik
terutama dalam peningkatan status gizi balitanya.
KEPUSTAKAAN
1. Departemen Kesehatan, RI. Pedoman Makanan
PedampingASI (MP-ASI). Jakarta. 2002.
2. Atmojo, S.M., dan Surjono,A. Keragaan Status
Gizi Anak Bawah Lima Tahun Pada Berbagi
Keadaan Sosial dan Ekonomi Rumah Tangga
di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Berita
Kedokteran Masyarakat, 1998;14(3):169-78.
3. Departemen Kesehatan, RI. Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta. 1998.
4. Suhardjo. Perencanaan Pangan dan Status Gizi.
Bumi Aksara. Jakarta. 2003.
5. Puskesmas Mungkid. Laporan Hasil
Penimbangan Balita Penerima PMT di
Puskesmas Mungkid. Magelang. 2007.
6. Trisnantoro, L. Prinsip-Prinsip Manajemen
Pelayanan Kesehatan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta. 1996.
Status
Gizi
sebelum
PMT-
Balita
Jumlah
(balita)
% Status
Gizi
sesudah
PMT-
Balita
Jumlah
(balita)
%
Buruk 21 27,63 Buruk 6 7,89
Kurang 48 63,16 Kurang 57 75
Baik 7 9,21 Baik 13 17,11
Total 76 100 Total 76 100
26 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008
Lina Handayani, dkk.: Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan ...
7. Dhaki, R.H., Hadi, H., dan Sudargo, T. Evaluasi
Kegiatan Pemberian MakananTambahan dalam
Program Jaringan Perlindungan Sosial Bidang
Kesehatan di Kodya Yogyakarta. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan.2000; 02
(04): 195-205.
8. Departemen Kesehatan, RI. Petunjuk Teknis
Program JPS-BK Bagi Puskesmas. Jakarta.
1999.
9. Cushway, B. Human Resources Managemen.
Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta.
1999.
10. Agus, M.T. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Ghalia, Jakarta. 1992.
11. Hasibuan, D.S. Evaluasi Program Pemberian
Makanan Tambahan PendampingAir Susu Ibu
Blended Food Pada Bayi Usia 6-11 Bulan di
Kota Medan, Tesis. Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.2003.
12. Wijono, D. Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan. Airlangga University Press.
Surabaya. 1999.
13. Mantra, I.B. Monitoring dan Evaluasi. Pusat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Depkes RI.
Jakarta. 1997.
14. Persagi. Direktori Gizi Indonesia dalam Rangka
Mensuksesikan Program Perbaikan Gizi
Indonesia. Jakarta. 1999.

More Related Content

Similar to Evaluasi program pemberian makanan tambahan anak balita

PPT PBL 2
PPT PBL 2PPT PBL 2
PPT PBL 2Hrdnt
 
PPTproposalPMT@Z20042020@7IH@@&%$$!!.pptx
PPTproposalPMT@Z20042020@7IH@@&%$$!!.pptxPPTproposalPMT@Z20042020@7IH@@&%$$!!.pptx
PPTproposalPMT@Z20042020@7IH@@&%$$!!.pptxyuni584943
 
pedoman kia.docx
pedoman kia.docxpedoman kia.docx
pedoman kia.docxdina383567
 
EP. 5.1.4.1.docx
EP. 5.1.4.1.docxEP. 5.1.4.1.docx
EP. 5.1.4.1.docxAgfurIdhan
 
Artikel evaluasi pelaksanaan ddtk balita
Artikel evaluasi pelaksanaan ddtk balitaArtikel evaluasi pelaksanaan ddtk balita
Artikel evaluasi pelaksanaan ddtk balitaDamsen Husen
 
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdfAhmadSyaifudin54
 
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdfAhmadSyaifudin54
 
PROGNAS STUNTING-2.pptx
PROGNAS STUNTING-2.pptxPROGNAS STUNTING-2.pptx
PROGNAS STUNTING-2.pptxweloveourvideo
 
PPT_MANAJEMEN KIA_KELOMPOK 2_ANALISIS PROGRAM 1000 HPK DI INDONESIA.pptx
PPT_MANAJEMEN KIA_KELOMPOK 2_ANALISIS PROGRAM 1000 HPK DI INDONESIA.pptxPPT_MANAJEMEN KIA_KELOMPOK 2_ANALISIS PROGRAM 1000 HPK DI INDONESIA.pptx
PPT_MANAJEMEN KIA_KELOMPOK 2_ANALISIS PROGRAM 1000 HPK DI INDONESIA.pptxUlfaFadhilaFarhan
 
Materi pelatihan jabfung nutrisionis
Materi pelatihan jabfung nutrisionisMateri pelatihan jabfung nutrisionis
Materi pelatihan jabfung nutrisionismay cece
 
KAJIAN ILMIAH UPAYA PENURUN AKI DAN AKB.pptx
KAJIAN ILMIAH UPAYA  PENURUN AKI DAN AKB.pptxKAJIAN ILMIAH UPAYA  PENURUN AKI DAN AKB.pptx
KAJIAN ILMIAH UPAYA PENURUN AKI DAN AKB.pptxtrilonggariapriatin
 
PPT MANAJEMEN INTERVENSI STUNTING CUCU SUMINTARDI.pptx
PPT MANAJEMEN INTERVENSI STUNTING CUCU SUMINTARDI.pptxPPT MANAJEMEN INTERVENSI STUNTING CUCU SUMINTARDI.pptx
PPT MANAJEMEN INTERVENSI STUNTING CUCU SUMINTARDI.pptxPuskesmasSukaraja
 
KAK KECACINGAN 2019.docx
KAK KECACINGAN 2019.docxKAK KECACINGAN 2019.docx
KAK KECACINGAN 2019.docxpuskesmaspagak
 
PPT Tesis bbhgffderffgggggvbbbbbgffdd.pptx
PPT Tesis bbhgffderffgggggvbbbbbgffdd.pptxPPT Tesis bbhgffderffgggggvbbbbbgffdd.pptx
PPT Tesis bbhgffderffgggggvbbbbbgffdd.pptxNurilAmalliya
 
Klmpok 2_Maternitas.pptx
Klmpok 2_Maternitas.pptxKlmpok 2_Maternitas.pptx
Klmpok 2_Maternitas.pptxssuser3f7d93
 
hasil penelitian terhadap gizi balita yang mampu membantu dalam mengurangi an...
hasil penelitian terhadap gizi balita yang mampu membantu dalam mengurangi an...hasil penelitian terhadap gizi balita yang mampu membantu dalam mengurangi an...
hasil penelitian terhadap gizi balita yang mampu membantu dalam mengurangi an...tesislisnawati435
 
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptxppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptxTiah12
 
Presentasi microplaning.pptx
Presentasi microplaning.pptxPresentasi microplaning.pptx
Presentasi microplaning.pptxYuyun Teguh Teguh
 

Similar to Evaluasi program pemberian makanan tambahan anak balita (20)

PPT PBL 2
PPT PBL 2PPT PBL 2
PPT PBL 2
 
PPTproposalPMT@Z20042020@7IH@@&%$$!!.pptx
PPTproposalPMT@Z20042020@7IH@@&%$$!!.pptxPPTproposalPMT@Z20042020@7IH@@&%$$!!.pptx
PPTproposalPMT@Z20042020@7IH@@&%$$!!.pptx
 
pedoman kia.docx
pedoman kia.docxpedoman kia.docx
pedoman kia.docx
 
EP. 5.1.4.1.docx
EP. 5.1.4.1.docxEP. 5.1.4.1.docx
EP. 5.1.4.1.docx
 
Artikel evaluasi pelaksanaan ddtk balita
Artikel evaluasi pelaksanaan ddtk balitaArtikel evaluasi pelaksanaan ddtk balita
Artikel evaluasi pelaksanaan ddtk balita
 
642 1299-2-pb
642 1299-2-pb642 1299-2-pb
642 1299-2-pb
 
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
 
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
 
PROGNAS STUNTING-2.pptx
PROGNAS STUNTING-2.pptxPROGNAS STUNTING-2.pptx
PROGNAS STUNTING-2.pptx
 
PPT_MANAJEMEN KIA_KELOMPOK 2_ANALISIS PROGRAM 1000 HPK DI INDONESIA.pptx
PPT_MANAJEMEN KIA_KELOMPOK 2_ANALISIS PROGRAM 1000 HPK DI INDONESIA.pptxPPT_MANAJEMEN KIA_KELOMPOK 2_ANALISIS PROGRAM 1000 HPK DI INDONESIA.pptx
PPT_MANAJEMEN KIA_KELOMPOK 2_ANALISIS PROGRAM 1000 HPK DI INDONESIA.pptx
 
PPT RA DITA.pptx
PPT RA DITA.pptxPPT RA DITA.pptx
PPT RA DITA.pptx
 
Materi pelatihan jabfung nutrisionis
Materi pelatihan jabfung nutrisionisMateri pelatihan jabfung nutrisionis
Materi pelatihan jabfung nutrisionis
 
KAJIAN ILMIAH UPAYA PENURUN AKI DAN AKB.pptx
KAJIAN ILMIAH UPAYA  PENURUN AKI DAN AKB.pptxKAJIAN ILMIAH UPAYA  PENURUN AKI DAN AKB.pptx
KAJIAN ILMIAH UPAYA PENURUN AKI DAN AKB.pptx
 
PPT MANAJEMEN INTERVENSI STUNTING CUCU SUMINTARDI.pptx
PPT MANAJEMEN INTERVENSI STUNTING CUCU SUMINTARDI.pptxPPT MANAJEMEN INTERVENSI STUNTING CUCU SUMINTARDI.pptx
PPT MANAJEMEN INTERVENSI STUNTING CUCU SUMINTARDI.pptx
 
KAK KECACINGAN 2019.docx
KAK KECACINGAN 2019.docxKAK KECACINGAN 2019.docx
KAK KECACINGAN 2019.docx
 
PPT Tesis bbhgffderffgggggvbbbbbgffdd.pptx
PPT Tesis bbhgffderffgggggvbbbbbgffdd.pptxPPT Tesis bbhgffderffgggggvbbbbbgffdd.pptx
PPT Tesis bbhgffderffgggggvbbbbbgffdd.pptx
 
Klmpok 2_Maternitas.pptx
Klmpok 2_Maternitas.pptxKlmpok 2_Maternitas.pptx
Klmpok 2_Maternitas.pptx
 
hasil penelitian terhadap gizi balita yang mampu membantu dalam mengurangi an...
hasil penelitian terhadap gizi balita yang mampu membantu dalam mengurangi an...hasil penelitian terhadap gizi balita yang mampu membantu dalam mengurangi an...
hasil penelitian terhadap gizi balita yang mampu membantu dalam mengurangi an...
 
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptxppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
ppt PKP FEBRUARI 2023.pptx
 
Presentasi microplaning.pptx
Presentasi microplaning.pptxPresentasi microplaning.pptx
Presentasi microplaning.pptx
 

More from Sii AQyuu

SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSii AQyuu
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/ISii AQyuu
 
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITAEFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITASii AQyuu
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...Sii AQyuu
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarSii AQyuu
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...Sii AQyuu
 
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANICARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANISii AQyuu
 
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...Sii AQyuu
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...Sii AQyuu
 
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPSii AQyuu
 
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...Sii AQyuu
 
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...Sii AQyuu
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...Sii AQyuu
 

More from Sii AQyuu (20)

SINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIKSINDROM METABOLIK
SINDROM METABOLIK
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
 
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITAEFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN  STATUS BESI REMAJA WANITA
EFIKASI SUPLEMEN BESI-MULTIVITAMIN UNTUK PERBAIKAN STATUS BESI REMAJA WANITA
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
KEBIASAAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK REMAJA OBES: STUDI KASUS PADA MURID SMU K...
 
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA MASYARAKAT KEL...
 
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANICARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
CARA PRAKTIS PENDUGAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI
 
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
Metode Pembuatan Komposisi Zat Gizi Kelompok Bahan Makanan Untuk Penilaian Ko...
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
 
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTPHubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
Hubungan Status Zat Gizi Mikro Dengan Status Gizi Pada Anak Remaja SLTP
 
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
Peran Resistensi Insulin, Adiponektin, dan Inflamasi Pada Kejadian Dislipidem...
 
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI PERK...
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA MAHAS...
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
 
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DENGAN KEJADIAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN RAWAT...
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
 

Evaluasi program pemberian makanan tambahan anak balita

  • 1. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 21 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan JURNALMANAJEMENPELAYANANKESEHATAN VOLUME 11 No. 01 Maret 2008 Halaman 21 - 26 Artikel Penelitian EVALUASIPROGRAMPEMBERIANMAKANANTAMBAHAN ANAKBALITA EVALUATION OF SUPPLEMENT FEEDING’S PROGRAMME TO CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD Lina Handayani, Surahma Asti Mulasari, Nani Nurdianis Fakultas Kesehatan Masyarakat, UniversitasAhmad Dahlan, Yogyakarta ABSTRACT Background: In a way to increase status of children less than five years old nutrition at Puskesmas Mungkid, one of way was to heal supplement feeding’s programmed (PMT) children under five years old. To see the successful of PMT programmed has been needed evaluation to program. The purpose of the research has to evaluated the development of extra nutrition programmed for children under five years old (PMT) at Puskesmas Mungkid. The research need to do because many malnutricious still founded and also to know the work of manager to run the programmed with use the standard technical guidelines programmed legally by healthy department. Method: Descriptive qualitative with use summative planning. Subjects are the leader of health public service and manager of PMT children under five years old. The untility to collect data on the research are interview guideline, tape recorder and stationary. The analysis use descriptive qualitative. Result: The result consist of evaluation to: (1) Input evaluation consist of force raw material, fund, facilities, material, and method. Force evaluation had fit with standard technical guidelines programmed from healthy department, there was no hard problem with fund evaluation consider with the budget. Facilities evaluation there was no standard technical guidelines programmed yet from healthy department. Material and method had fit with standard technical guidelines programmed from healthy department (2) Process evaluation not fit with standard technical guidelines programmed from healthy department specially planning on target of acceptance PMT programmed. (3) Output evaluation, not fit yet with purpose of PMT because still many children under five years old on malnutricious status. Resume: Input evaluation has facilities not complete yet. Process evaluation was not every target programmed had unhealthy family card (Gakin), still there is target programmed have not been tooked the packed as schedule also not every meals packed had been eated by children which is seatled as target programmed. Output evaluation was have increase nutrition status after PMT children under five years old programmed although still found many malnutrition status. Keywords: evaluation, supplement feeding’s programmed (PMT), children under five years old ABSTRAK Latar Belakang: Dalam rangka peningkatan status gizi anak balita di Puskesmas Mungkid, salah satu upayanya adalah dengan mengadakan program pemberian makanan tambahan (PMT) balita. Untuk mengukur keberhasilan program PMT-anak balita diperlukan adanya evaluasi terhadap program. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program PMT-anak balita di Puskesmas Mungkid. Penelitian ini perlu dilakukan dengan alasan masih banyak ditemukan kasus gizi kurang dan untuk mengetahui kinerja pengelola program PMT-anak balita menggunakan standar pedoman petunjuk teknis program yang telah ditetapkan oleh Depkes. Metode: Deskriptif kualitatif menggunakan rancangan sumatif. Subyek penelitian ini adalah kepala puskesmas serta pengelola program PMT-anak balita. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara, tape recorder serta alat tulis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil: Hasil penelitian ini meliputi evaluasi terhadap: (1) Evaluasi terhadap input di lakukan meliputi unsur tenaga, dana, sarana, bahan dan metode. Evaluasi tenaga sudah sesuai dengan buku pedoman petunjuk teknis program yang telah ditetapkan oleh Depkes. Evaluasi terhadap dana tidak ditemui permasalahan mengenai anggaran. Evaluasi terhadap sarana belum tersedianya buku petunjuk teknis program yang ditetapkan Depkes. Evaluasi terhadap bahan dan metode telah sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. (2) Evaluasi terhadap proses belum sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program yang telah ditetapkan oleh Depkes terutama dalam hal perencanaan sasaran program penerima PMT-anak balita. (3) Evaluasi tehadap output belum sesuai dengan tujuan PMT-anak balita karena masih banyak balita status gizi kurang. Simpulan: Evaluasi terhadap input adalah sarana yang tersedia belum lengkap. Evaluasi terhadap proses adalah tidak semua sasaran program memiliki kartu keluarga miskin (Gakin), masih ada sasaran program tidak mengambil paket PMT-anak balita sesuai jadwal, serta tidak semua makanan PMT-anak balita dimakan oleh sasaran program. Evaluasi terhadap output adalah mengalami perbaikan status gizi setelah program dilaksanakan meskipun masih banyak status gizi kurang. Kata Kunci: evaluasi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), anak balita PENGANTAR Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Perhatian utamanya terletak pada proses tumbuh kembang
  • 2. 22 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 Lina Handayani, dkk.: Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan ... anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.1 Unsur gizi merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan SDM yang berkualitas yaitu manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas ketika dewasa.2 Berbagai upaya untuk mengatasi masalah gizi telah dilakukan oleh pemerintah antara lain melalui program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), pemberian kapsul vitamin A untuk anak 1- 4 tahun, distribusi kapsul yodium untuk penduduk pada daerah rawan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dan upaya pemantauan tingkat konsumsi gizi penduduk secara berkala, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), serta Pemantauan Status Gizi (PSG) anak balita.3 Status gizi merupakan indikator kesehatan yang penting karena anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi.4 Salah satu upaya peningkatan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Mungkid Magelang yaitu dengan mengadakan PMT- anak balita. Sasaran program PMT-anak balita ini adalah anak balita yang mempunyai masalah gizi dan berasal dari keluarga miskin sebanyak 76 balita. Status gizi balita penerima PMT di wilayah kerja Puskesmas Mungkid yaitu gizi buruk sebanyak 21 balita, gizi kurang sebanyak 48 balita serta gizi baik sebanyak 7 balita.5 Program ini dilaksanakan selama 90 hari yaitu mulai bulan April sampai bulan Juni 2007. Melakukan evaluasi terhadap program PMT- anak balita merupakan kegiatan manajerial yang mutlak dilakukan. Pelaksanaan program PMT telah dilengkapi dengan suatu panduan dalam bentuk Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Program JPS-BK bagi Puskesmas dari Departeman Kesehatan (Depkes). Walaupun demikian bukan berarti bahwa pelaksanaan PMT-anak balita akan berjalan tanpa menemui masalah sehingga perlu diadakannyaevaluasiterhadappelaksanaanprogram PMT yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk perbaikan pelaksanaan program PMT pada masa yang akan datang. Dengan menelaah latar belakang di atas, maka peneliti berminat untuk mengevaluasi program PMT-anak balita yang telah terlaksana di Puskesmas Mungkid Magelang. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif berupa penelitian evaluasi dengan rancangan sumatif. Rancangan ini dipilih karena dengan evaluasi dapat diketahui efektivitas program PMT-anak balita yang telah dilaksanakan dalam peningkatan status gizi balita penerima PMT-anak balita. Subjek penelitian adalah kepala puskesmas dengan latar belakang pendidikan dokter gigi dan telah bertugas selama 2 tahun sebagai kepala Puskesmas Mungkid serta dua petugas pengelola PMT-anak balita yang terdiri dari petugas gizi puskesmas dengan latar belakang pedidikan diploma tiga gizi yang telah bertugas selama 11 tahun sebagai petugas gizi puskesmas, dan petugas promosi kesehatan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam yang direkam pada tape recorder dengan kepala puskesmas dan pengelola program PMT-anak balita, serta dengan menggunakan check list dokumen. Analisis data dengan cara hasil wawancara ditranskripkan dalam catatan tertulis dan dikelompokkan sesuai dengan bidang-bidang yang akan dianalisis kemudian dilakukan penafsiran data secara narasi dan interpretasi kemudian dibandingkan dengan standar Depkes yang telah ditetapkan dan teori dari beberapa pustaka. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bidang kesehatan, evaluasi adalah suatu kegiatan yang penting untuk menilai kualitas, rasionalitas, efektivitas, efisiensi, dan equity pada pelayanan kesehatan.6 Evaluasi program kesehatan yang menyeluruh adalah evaluasi yang dilakukan terhadap tiga komponen yaitu input, proses dan output.7 Hal ini mengandung pengertian bahwa evaluasi program kesehatan termasuk program PMT- anak balita dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem. Input 1. Tenaga Puskesmas Mungkid Magelang dipimpin oleh seorang dokter gigi yang telah bertugas lebih dari dua tahun sebagai Kepala Puskesmas Mungkid. Dalam pelaksanaan program PMT-anak balita di puskesmas memerlukan suatu masukan (input) berupa tenaga. Namun dalam operasionalnya tenaga yang ada harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, kuantitas maupun kualitasnya. Tenaga
  • 3. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 23 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan yang dianalisis berdasarkan kuantitas dan kualitas dengan latar belakang pendidikan, lama bekerja, dan pelatihan yang pernah diikuti. Tenaga adalah orang yang bertanggung jawab dan mengkoordinir program PMT-anak balita sasaran program di wilayah kerja Puskesmas Mungkid. Tenaga yang bertanggung jawab atas terlaksananya program PMT-anak balita adalah petugas gizi di Puskesmas Mungkid. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa Puskesmas Mungkid mempunyai petugas gizi berjumlah 1 orang. Petugas gizi berlatar belakang pendidikan Diploma III gizi. Petugas gizi di puskesmas telah mendapatkan pelatihan tentang PMT-anak balita. Dalam pelaksanaan PMT, Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) puskesmas dan bidan di desa bertugas melaksanakan pembinaan teknis lapangan.8 Selain petugas gizi yang melaksanakan program PMT-anak balita dibantu oleh tenaga promosi kesehatan Puskesmas Mungkid yang berjumlah satu orang. Tenaga promosi kesehatan belum pernah mengikuti pelatihan PMT-anak balita. Sekalipun tenaga promosi kesehatan belum pernah mengikuti pelatihan PMT-anak balita, bukan berarti tidak bisa melaksanakan program PMT-anak balita karena tenaga promosi sudah sering mengikuti pelaksanaan program PMT. Input tenaga atau petugas puskesmas sebagai pelaksana program PMT-anak balita cukup memadai kualitasnya karena petugas gizi puskesmas sebagai penanggung jawab program PMT-Balita telah mendapatkan pelatihan tentang program PMT. Pelatihan adalah proses mengajarkankeahliandanmemberikanpengetahuan yang perlu serta sikap agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan standar.9 Petugas gizi puskesmas telah bertugas selama sebelas tahun sehingga mempunyai pengalaman dan terampil dalam mengelola program perbaikan gizi salah satunya adalah program PMT-anak balita. Hal ini sesuai dengan pernyataan Agus10 , yaitu masa kerja berkaitan dengan pengalaman masa kerja seseorang yang didapat dalam menjalankan tugasnya, makin lama masa kerja seseorang kecakapan mereka akan lebih baik karena mereka sudah menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. 2. Dana Dana mempunyai peranan yang sangat penting dalam melaksanakan program PMT-Balita. Sumber dana didapatkan dari pemerintah daerah atau dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dana yang tersedia telah cukup untuk pelaksanaan program PMT-Balita. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan bahan paket PMT-anak balita. Dana yang tersedia telah mencukupi kebutuhan pelaksanaan program PMT-anak balita karena telah disesuaikan dengan jumlah sasaran program. Hal ini didukung oleh pernyataan Hasibuan11 , yaitu besar biaya tergantung dari jumlah sasaran penerima program. 3. Sarana Berdasarkan hasil data sekunder yang didapat, sarana yang terdapat dalam pelaksanaan program PMT-anak balita adalah kartu pencatatan dan formulir pelaporan. Kedua buku tersebut dimiliki oleh petugas gizi di puskesmas. Selain itu sarana untuk mengukur berat badan balita yaitu timbangan tersedia dan terawat baik. Untuk dapat mengukur berat badan balita dari setiap penimbangan ibu balita sasaran program PMT-anak balita membawa Kartu Menuju Sehat (KMS) setiap pengambilan paket, sedangkan buku petunjuk teknis Program Jaring Pengamanan Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) bagi puskesmas tidak dimiliki oleh puskesmas. Sarana merupakan faktor pendukung untuk keberhasilan program. Buku petunjuk teknis program JPS-BK bagi puskesmas tidak tersedia di puskesmas sedangkan kartu pencatatan dan formulir pelaporan tersedia di Puskesmas Mungkid. Kartu pencatatan dan formulir pelaporan merupakan sarana yang sangat penting dalam program PMT-Balita agar pengelola dapat memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program.11 4. Bahan Bahan paket pada program PMT-anak balita adalah berisi kacang hijau, biskuit, gula, susu, telur serta multivitamin. Pengelola program PMT-anak balita membeli secara langsung bahan paket PMT- balita. Isi paket tersebut harus berkualitas baik, bebas dari bahan-bahan asing dan bahan-bahan yang mengganggu kesehatan seperti serangga dan kombinasi jamur. Bahan paket yang diberikan telah sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program. Bahan paket makanan yang bisa dibawa pulang beras, telur, gula, dan kacang-kacangan.8 5. Metode Metode pemberian paket PMT-anak balita diberikan secara langsung di puskesmas kepada sasaran program setiap bulan sekali selama 3 bulan dengan penjelasan atau pengarahan kepada ibu sasaran harus memberikan kepada balita yang telah menjadi target sasaran penerima PMT. Metode adalah peraturan, standar pelayanan dan kebijakan yang ada di suatu organisasi.12 Dalam hal ini metode yang dimaksud adalah cara penyelenggaraan pemberian paket PMT-anak balita kepada sasaran program. Metode pemberian paket PMT-anak balita
  • 4. 24 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 Lina Handayani, dkk.: Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan ... di Puskesmas Mungkid secara langsung dilaksanakan di puskesmas karena jumlah sasarannya tidak banyak serta letak tempat tinggal sasaran program yang berjauhan. Hal tersebut telah sesuai dengan pedoman petunjuk teknis program yang ditetapkan oleh Depkes. 6. Proses Proses pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang akan dievaluasi meliputi perencanaan (P1), pelaksanaan pengawasan (P2) dan pengawasan pengendaliandanpenilaian(P3)programPMT-Balita. a. Perencanaan (P1) Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen kesehatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam upaya mencapai tujuan dari suatu program. Perencanaan tenaga dimaksudkan untuk sekedar menunjuk penanggung jawab atau pemegang program. Petugas gizi puskesmas merupakan penanggung jawab program PMT-anak balita akan tetapi dibantu oleh tenaga kesehatan yang lain. Sasaran program PMT adalah anak balita yang berada di bawah garis merah (BGM) dan berasal dari keluarga miskin. Dalam perencanaan target sasaran balita yang mendapat program paket PMT- anak balita tidak berdasarkan data dari kelurahan maupun data dari kecamatan namun berdasarkan laporan dari bidan-bidan desa dan petugas gizi puskesmas. Penetapan sasaran yang belum tepat karena masih ada sasaran program yang tidak mempunyai kartu Keluarga Miskin (Gakin) yang dapat memungkinkan bahwa keluarga tersebut berasal dari keluarga cukup mampu. Dari 76 jumlah sasaran program PMT hanya 25 yang mempunyai kartu Gakin Perencanaan sasaran program penerima paket PMT-Balita belum sesuai dengan petunjuk teknis program yang ditetapkan oleh Depkes. Sasaran program PMT-anak balita adalah anak umur 12-23 bulan dan anak umur 24-59 bulan dari keluarga miskin.8 Pelatihan petugas gizi puskesmas direncanakan dan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota. Selama setahun ini sudah dilaksanakan pelatihan PMT sebanyak dua kali. Jadwal pendistribusian program PMT-Balita di puskesmas terjadwal tiga kali selama 90 hari atau 3 bulan yaitu pada bulan April, Mei dan pada bulan Juni. Jadwal pemberian paket PMT-Balita kepada sasaran terjadwal setiap bulan. b. Penggerakan Pelaksanaan (P2) Penggerakan pelaksanaan merupakan fungsi kedua dari manajemen kesehatan. Penggerakan dan pelaksanaan di puskesmas merupakan tahapan yang perlu dilakukan setelah tahap perencanaan selesai dikerjakan. Pelaksanaan kegiatan PMT-anak balita efektif dilaksanakan pada bulanApril 2007 dan telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Depkes. Kegiatan PMT-anak balita dikoordinir oleh petugas gizi puskesmas dan penentuan jenis makanannya disepakati bersama dengan kepala puskesmas dan petugas kesehatan puskesmas. Bahan isi paket PMT-Balita dibeli secara langsung oleh petugas puskesmas karena untuk menghindari bahan-bahan yang sudah rusak. Pelaksanaan program pemberian paket PMT-Balita di Puskesmas Mungkid sudah sesuai dengan jumlah sasaran yang telah ditetapkan. Metode pemberian paket PMT- Balita di Puskesmas Mungkid disesuaikan dengan keadaan wilayah kerja puskesmas. Metode pemberian paket secara langsung dari puskesmas kepada sasaran berdasarkan pengalaman program PMT-anak balita sebelumnya mendapatkan kendala dalam pemberian paket PMT kepada sasaran. c. Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3) Pengawasan pengendalian dan penilaian merupakan fungsi ketiga dari manajemen kesehatan. Pelaksanaan pengawasan pengendalian dan penilaian sangat diperlukan agar tahapan penggerakan pelaksanaan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dalam program PMT-anak balita. Untuk memudahkan pelaksanaan pengawasan terutama mengenai ketepatan sasaran, pencatatan dan pelaporan kegiatan penyelenggaraan pemberian paket PMT merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan dari program PMT-anak balita. Pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan mengisi register yang telah ditetapkan pada petunjuk teknis yang telah ditetapkan oleh Depkes. Mekanisme pengawasan dilakukan oleh kepala puskesmas, petugas gizi puskesmas dan bidan di masing-masing desa terhadap sasaran program PMT-anak balita dengan pelaksanaan sesuai dengan pada petunjuk teknis yang sudah ditetapkan. Pengawasan terhadap sasaran program sering dilakukan oleh pengelola program PMT-anak balita. Keterbatasan petugas dalam memberikan pengawasan terhadap makanan
  • 5. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 25 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan tambahan agar sampai pada balita yang telah menjadi sasaran program karena petugas kesehatan puskesmas maupun petugas kesehatan di desa tidak mungkin mengawasi ke rumah-rumah sasaran program PMT-Balita. Setiap pembagian paket PMT- Balita masih didapatkan sasaran program tidak mengambil paket PMT-Balita yang seharusnya diambil. Penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan untukmengetahuikegiatanyangdirencanakansudah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau sebaliknya.13 Penilaian keberhasilan program PMT- Balita dapat dilihat dari perubahan status gizi balita sebelum program PMT-Balita dan setelah program dilaksanakan. Output Tujuan dari program PMT adalah mempertahankan dan meningkatkan status gizi balita darikeluargamiskin.Perubahanstatusgizianakbalita setelah mendapatkan paket PMT-anak balita di Puskesmas Mungkid Kabupaten Magelang (Tabel 1). Tabel 1. Perubahan Status Gizi Balita sebelum dan sesudah Pemberian PMT-Balita Dari Tabel 1 terlihat adanya perubahan status gizi balita setelah mendapatkan paket PMT-anak balita yaitu dari 76 balita penerima paket PMT dengan status gizi buruk sebelum pemberian paket PMT berjumlah 21 balita (27,63%) setelah pemberian paket PMT menurun menjadi 6 balita (7,89%). Status gizi kurang sebelum PMT berjumlah 48 balita (62,16%) setelah pemberian paket PMT meningkat menjadi 57 balita (75%) karena ada perubahan status gizi dari status gizi buruk meningkat menjadi status gizi kurang mengalami peningkatan sejumlah 15 balita (11,84%), status gizi baik sebelum pemberian paket PMT berjumlah 7 balita (9,21%) dari 76 balita setelah pemberian paket PMT-anak balita meningkat dengan jumlah 13 balita (17,11) karena ada perubahan status gizi dari gizi kurang menjadi gizi baik meningkat dengan jumlah 6 balita (7,9%). Masih banyaknya kasus status gizi kurang setelah dilaksanakannya program PMT-anak balita disebabkan masyarakat yang sangat tergantung pada program PMT-anak balita dan kekurangpahaman masyarakat dalam meningkatkan dan mempertahankan status gizi balita. Status gizi kurang dan buruk dapat disebabkan oleh kurang seimbangnya asupan gizi sehari-hari akibat kurangnya daya beli ataupun kekurangpahaman masyarakat mengenai makanan bergizi.14 KESIMPULAN DAN SARAN Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan input dalam pengelolaan program PMT- anak balita di puskesmas seperti ketersediaan bahan paket, metode serta tenaga sebagai pengelola program telah sesuai dengan buku pedoman petunjuk teknis program Depkes, ketersediaan dana telah cukup dalam pengadaan bahan paket sedangkan ketersediaan sarana masih kurang. Pelaksanaan program PMT-anak balita di Puskesmas Mungkid Magelang belum dapat dilaksanakan sesuai dengan pedoman dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan oleh Depkes. Terutama dalam hal perencanaan sasaran program PMT-anak balita. Status gizi balita mengalami perbaikan meskipun masih banyak status gizi kurang. Ketersediaan buku petunjuk teknis hendaknya tersedia di puskesmas sehingga petugas puskesmas dengan mudah melaksanakan program PMT. Perbaikan perencanaan program terutama dalam hal penetapan sasaran program agar sesuai dengan petunjuk teknis program dan tepat sasaran. Pelaksanaan program PMT perlu disertai dengan pendidikan dan penyuluhan gizi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat akan asupan gizi yang baik terutama dalam peningkatan status gizi balitanya. KEPUSTAKAAN 1. Departemen Kesehatan, RI. Pedoman Makanan PedampingASI (MP-ASI). Jakarta. 2002. 2. Atmojo, S.M., dan Surjono,A. Keragaan Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun Pada Berbagi Keadaan Sosial dan Ekonomi Rumah Tangga di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Berita Kedokteran Masyarakat, 1998;14(3):169-78. 3. Departemen Kesehatan, RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. 1998. 4. Suhardjo. Perencanaan Pangan dan Status Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. 2003. 5. Puskesmas Mungkid. Laporan Hasil Penimbangan Balita Penerima PMT di Puskesmas Mungkid. Magelang. 2007. 6. Trisnantoro, L. Prinsip-Prinsip Manajemen Pelayanan Kesehatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1996. Status Gizi sebelum PMT- Balita Jumlah (balita) % Status Gizi sesudah PMT- Balita Jumlah (balita) % Buruk 21 27,63 Buruk 6 7,89 Kurang 48 63,16 Kurang 57 75 Baik 7 9,21 Baik 13 17,11 Total 76 100 Total 76 100
  • 6. 26 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 11, No. 1 Maret 2008 Lina Handayani, dkk.: Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan ... 7. Dhaki, R.H., Hadi, H., dan Sudargo, T. Evaluasi Kegiatan Pemberian MakananTambahan dalam Program Jaringan Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan di Kodya Yogyakarta. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan.2000; 02 (04): 195-205. 8. Departemen Kesehatan, RI. Petunjuk Teknis Program JPS-BK Bagi Puskesmas. Jakarta. 1999. 9. Cushway, B. Human Resources Managemen. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta. 1999. 10. Agus, M.T. Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia, Jakarta. 1992. 11. Hasibuan, D.S. Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan PendampingAir Susu Ibu Blended Food Pada Bayi Usia 6-11 Bulan di Kota Medan, Tesis. Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.2003. 12. Wijono, D. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga University Press. Surabaya. 1999. 13. Mantra, I.B. Monitoring dan Evaluasi. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Depkes RI. Jakarta. 1997. 14. Persagi. Direktori Gizi Indonesia dalam Rangka Mensuksesikan Program Perbaikan Gizi Indonesia. Jakarta. 1999.