SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
ABSTRAK
Mangrove adalah salah satu organisme yang hidup pada daerah pantai (pesisir)
dengan jenis sampai 12 jenis. Habitat Mangrove sebahagian besar adalah daerah
berlumpur, berpasir dan bebatuan. Fungsi mangrove merupakan penyanggah bagi
ekosisitem lain, tempat memijah organisme perairan dan mencegah terjadinya
abrasi pantai yang diakibatkan terkikisnya sedimen-sedimen pada daratan.
Terjadinya pendangkalan pantai adalah salah satu bentuk apabila mangrove
tidaka ada. Pasang tertinggi sering terjadi dan mengakibatkan pemukiman
sekitar pantai tenggelam diakibatkan oleh punahnya ekosisitem Mangrove.
Beberapa hal tersebut diatas mayoritas diakibatkan oleh ulah manusia dalam
memanfaatkan mangrove tanpa melestariakannya. Dalam program kami ada
beberapa tahapan dalam melihat ulah manusia yaitu melakukan Identifikasi
Mangrove, Penyuluhan, Penanaman dan Pemeliharaan.
Kata kunci : Mangrove, Masyarakat, Pesisir Pantai Sambuli
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan dan pertambahan penduduk yang terus meningkat sangar
mempengaruhi peningkatan kebutuhan pangan masyarakat. Peningkatan
kebutuhan ini merupakan salah satu penyebab timbulnya perilaku manusia untuk
mengekspolitasi sumberdaya alam hayati secara berlebihan tanpa
mempertimbangkan aspek kelestarian. Sumberdaya alam hayati yang terus
dieksploitasi salah satu diantaranya adalah berada pada wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil seperti hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang dimana
ketiga komponen wilayah pesisir ini termasuk daerah paling produktif karena
merupakan peralihan antara ekosistim darat dan laut yang saling berinteraksi dan
merupakan habitat yang paling subur bagi organisme perairan. Saat ini beberapa
habitat tersebut telah mengalami degradasi yang sangat memperihatinkan.
Hutan bakau (mangrove) merupakan komunitas vegetasi pantai tropis,yang
didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
berkembang didaerah pasang surut pantai belumpur (Bengen, 2000). Sementara
diwilayah pesisir didefenisikan sebagai wilayah dimana dataran berbatasan
dengan laut. Batasan wilayah oesisir didaratan ialah daerah-daerah yang tergenang air
maupun yang tidak tergenang air dan masih dipengaruhi oleh proses bahari seperti
pasang surutnya laut, angina laut dan intruksi air laut, sengakan batasan wilayah
pesisir dilaut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses proses alami
didaratan seperti sedimenatsi dan mengalirnya air tawar ke laut serta daerah laut
yang dipengaruhi oleh kegiatan kegiatan manusia didaratan seperti
penggundulan hutan dan pencemaran. Kawasan pesisir dan laut merupakan
sebuah ekosistim yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik (Sirgar
2
dan Purwaka, 2002). Masing masing elemen dalam ekosistim memiliki peran
dan fungsi yang saling mendukung. Kerusakan salah satu komponen ekosistim
(daratan dan lautan) secara langsung berpengaruh terhadap keseimbangan
ekosistim keseluruhan. Hutan mangrove merupakan elemen yang paling banyak
berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan
bahan pencemar.
Di Sulawesi Tenggara, pola eksploitasi pada wilayah pesisir dan pulau pulau
kecil sangat sering terjadi terutama pada ekosistim mangrove. Hal ini ditandai
dengan semakin berkurangnya luasan mangrove yang ada didaerah ini dimana
pada tahun 1992, luas mangrove di Sulawesi tenggara sesuai interprestasi foto
udara oleh tim yang tergabung dalam Cheicoins International Consulting Divison
bekerjasama dengan Pusat studi Lingkungan Universitas Hasanuddin adalah
96.200 Ha (Soesilo, 1996) dan pada tahun 1996 berkurang menjadi 70.840 Ha
(Siswanto, 1997). Berdasarkan hasil interprestasi Citra Landast, luas mangrove
pada tahun 1998 sekitar 26.524,4 Ha dan pada tahun 2000 mnjadi 15.326,9 Ha
(Halili, 2001). Selanjutnya dikatakan bahwa didaerah Muna tingkat kerusakan
mangrove telah mencapai sekitar 40 – 50 %. Banyak darah pantai dimana
sebelumnya ditumbuhi mangrove tetapi kini telkah berubah menjadi lokasi
tambak, pemukiman penduduk, industri dan jalan raya.
Dalam tinjauan siklus biomassa, hutan mangrove memberikan masukan
unsur hara terhadap ekosistim air, menyediakan tempat berlindung dan tempat
asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin/pemijahan dan lain lain. Sumber
makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah dalam bentuk
partikel bahan organic (detrictus). Selama proses dekomposisi, mangrove
berangsur angsur meningkat kadar proteinnya dan berfungsi sebagai sumber
makanan bagi berbagai organisme pemakan deposit seperti moluska, kepiting dan
cacing. Konsumen primer ini menjadi makanan bagi konsumen tingkat dua yang
biasanya didominasi oleh ikan ikan buas berukuran kecil selanjutnya dimakan
oleh ikan predator besar yang mementuk konsumen tingkat tiga. Singkatnya,
hutan mangrove berperan penting dalam menyediakan habitat bagi aneka ragam
jenis jenis komoditi penting perikanan baik dalam keseluruhan maupun sebagian
siklus hidupnya.
Salah satu wilayah pesisir yang mengalami degradasi ekosistim yang
merupakan efek dari perilaku eksploitasi adalah di Kelurahan Sambuli Kecamatan
Kotamadya Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Degradasi ekosistim tersebut
3
telah berimplikasi negative terhadap kehidupan social ekonomi masyarakat pesisir
hingga menyebabkan abrasi pantai yang signifikan, penurunan kualitas air,
hilangnya habitat biota air dan penurunan produktivitas perairan yang ditandai
dengan menurunnya pendapatan masyarakat khususnya nelayan. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kecenderungan eksploitasi tersebut adalah kurangnya
kurangnya kesedaran dan pemahaman masyarakat tentang arti penting kelestarian
sumberdaya alam hayati, peranan ekosistim mangrove da terumbu karang dalam
kehidupan serta pertambahan penduduk yang menyebabkan terjadinya alih fungsi
dari daerah penyangga dan penyedia unsur hara bagi organisme perairan menjadi
daerah atau lokasi pembangunan. Kondisi demikian ini sebanding dengan
eksploitasi yang terus menerus tanpa ada upaya dan konservasi untuk
pelestariannya.
Oleh sebab itu, sudah mendesak untuk melakukan langkah langkah
konservasi dan budidaya bersama seluruh komponen masyarakat khususnya
masyarakat pesisir. Langkah langkah konservasi tersebut dijadikan sebagai suatu
acuan dalam upaya mengendalikan dan memelihara kelestarian keanekaragaman
hayati beserta ekosistimnya sekaligus mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat pesisir dan nelayan melalui Program Peningkatan Kesadaran
Masyarakat Tentang Pelestarian Mangrove Berbasis Masyarakat di Pesisir Pantai
Sambuli Kecamatan Abeli Kotamadya Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Luasan mangrove semakin berkurang menyebabkan beberapa biota laut
yang berhabitat didalamnya mulai hilang. Kondisi inisecara langsung
mempengaruhi nilai pendapatan masyarakat nelayan yang berdampak pada tingkat
kesejahteraan masyarakat nelayan tersebut. Jika tidak dilakukan upaya perbaikan
dapat dipastikan bahwa dalam waktu yang relative singkat akan terjadi penurunan
populasi yang semakin banyak lagi sehingga tidak ada keseimbangan antara
lingkungan dan pemanfaatannya. Titik permasalahannya adalah bagaimana
kelestarian mangrove tetap terjaga melalui kpedulian masyarakat dalam
memanfaatkannya.
Tujuan program ini adalah sebagai upaya perlindungan keestarian hutan
mangrove dengan melibatkan masyarakat sehingga fungsi ekonomi, ekologi dan
biologi hutan mangrove selalu terpenuhi dalam kehidupan manusia sekaligus
merupakan langkah solutif dalam menyikapi kondisi masyarakat pesisir yang
masih banyak mengandalkan lautan bebas sebagai lahan penangkapan.
Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
1. Terbinanya kesedaran masyarakat untuk memelihara dan melestarikan hutan
4
mangrove.
2. Eksploitasi hutan mangrove dialam akan menurun sehingga populasinya terus
lestari.
3. Masyarakat pesisir dan nelayan penangkap lainnya tidak lagi melakukan
penangkapan dilautan bebas yang sangat mengancam keselamatan jiwa
mereka karena hutan mangrove merupakan habitat beberapa biota laut.
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan meningkatkan kreativitasnya
dalam melihat kondisi lingkungan yang sangat memprihatinkan.
Kegunaan program ini adalah :
1. Bagi lingkungan akan terjadi keseimbangan ekologi dan kelestarian mangrove.
2. Tumbuhnya jiwa dan semangat peduli lingkungan dikalangan masyarakat dan
mahasiswa perikanan.
3. Sebagai hasil, akan terjadi pengurangan abrasi pantai akibat eksistensi hutan
mangrove.
4. Akan terpelihara daerah ini sebagai daerah asuhan (nursery grounds), daerah
mencari makan (feeding grounds) dan daerah pemijahan (spawning grounds)
berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
METODE PENDEKATAN
Program ini dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan yaitu mulai
pertengahan bulan Februari 2006 sampai pada bulan pertengahan Mei
2006.Lokasi pelaksanaan program adalah di pesisir pantai Kelurahan Sambuli
Kecamatan Abeli kotamadya Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagaimana
terlihat pada Gambar 1.
5
Gambar 1. Kondisi Pantai Sambuli
Persiapan dan survey pendahuluan dilakukan untuk sosialisasi pada warga
setempat setelah sosialisasi pada pemerintah dan instansi terkait. Sosialisasi ini
bertujuan untuk agar program ini diketahui oleh seluruh komponen yang
berkepentingan terutama masyarakat sekitar lokasi yang akan merasakan manfaat
secara langsung. Pada survey pendahuluan, yang dilakukan adalah pendataan
informasi dari masyarakat tentang lokasi yang direkomendasikan oleh mereka
berdasarkan persyaratan persyaratan yang cocok seperti substrat tanah yaitu
lempung berpasir, lokasi penanam yaitu pada daerah pasang surut dan terhindar
kegiatan manusia.
Bibit yang digunakan adalah yang berasal dari alam yang ukurannya
berkisar 20 – 30 cm. Sebelum ditanam, bibit tersebut terlebih dahulu dipelihara
dalam polybag, hal ini dimaksudkan agar bibit tersebut bisa beradaptasi dengan
substrat tanah tempat penanaman, selain itu diharapkan bibit yang ditanam
mempunyai ukuran yang relative sama. Pengadaan bibit berlangsung sekitar sati
bulan yakni dari awal Februari sampai akhir Februari 2006 (Gambar 2). Sebelum
penanaman bakau dilakukan, terlebih dahulu dilakukan temu wacana dengan
masyarakat yang dilibatkan. Temu wacana ini sekaligus menyampaikan manfaat
kelestarian ekosistim mangrove dalam kehidupan manusia, teknik penanaman
bakau, pemeliharaan dan monitoring serta mengharapkan keterlibatan mereka
secara kolektif dalam program ini (Gambar 3).
6
Gambar 2. Tahap Pengadaan Bibit
7
Gambar 3. Penyuluhan tentang pelestarian mangrove
Setelah kegiatan penanaman, selanjutnya dilaksanakan monitoring setiap
dua minggu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan
kelangsungan hidup bakau. Pada tahap ini juga dilakukan pengukuran tinggi
pohon secara acak dengan asumsi mewakili semua bibit yang ditanam sedangkan
untuk mengetahui jumlah bakau yang hidup dilakukan dengan menghitung jumlah
bakau yang mati dan sekaligus diganti dengan bibit bakau yang sidah disiapkan
(stock) (Gambar 4). Hasil monitoring akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
rekomendasi keberhasilan penanaman bakau kepada pemerintah dan instansi
terkait.
Gambar 4. Tahap Monitoring dan Pemeliharaan
8
Alat yang digunakan dalam program ini adalah Tenda pembibitan, Meter
rol, Gerobak mini, Tali raffia, Polybag, Kayu patok gelondongan, Papan, Senter.
Bahan yang digunakan dalam program ini adalah Bakau yang masih berumur
kurang lebih 2 bulan
Keberhasilan program ini dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek proses
dan aspek hasil yang dicapai yakni ;
1. Aspek proses, yang dievaluasi adalah tingkat pengetahuan dan penguasaan
teknologi serta keterlibatan masyarakat untuk mengembangkan dan
9
mengadopsi usaha program pemeliharaan hutan mangrove sebagai langkah
efektif dalam meningkatkan kelestarian wilayah pesisir.
2. Aspek hasil, yang dievaluasi adalah nilai tingkat pertumbuhan bakau, nilai
fungsi biologi dan ekologi hutan bakau dan produktivitas penanaman bakau
yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada dasarnya keberadaan mangrove sangat berarti bagi ekosistem lain
selain mangrove itu sendiri. Hal ini di tandai dengan kembalinya organisme-
organisme perairan yang melakukan pemijahan, bertelur dan melakukan aktivitas
lainnya. Hal seperti ini juga akan berdampak positif bagi manusia dalam
kehidupan sehari-hari seperti dengan tidak lagi merasakan banjir dengan naiknya
air laut atau pasang tertinggi dan kembalinya biota laut akan mempermudah
manusia dalam melakukan aktivitas penangkapan seperti ikan, udang dan banyak
lagi.
Kelurahan Sambuli kecamatan Abeli Kota Kendari Sulawesi Tenggara
adalah salah satu daerah yang wilayahnya sebagian besar pesisir pantainya
Terdregradasi atau Ekosisitem Mangrovenya punah. Hal tersebut 90%
diakibatkan oleh ulah manusia dengan melakukan penebangan untuk kebutuhan
sehari-hari.
Pada program kali ini ada beberapa hal yang dilakukan antara lain
melakukan survey lapangan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar
ekosisitem mangrove punah dan diakibatkan oleh apa. Yang kedua adalah
melakukan penyemaian bibit Mangrove sebagai obyek utama dalam program ini.
Yang ketiga adalah melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
pelestarian Mangrove bagi kehidupan manusia.hal Yang terakhir adalah
melakukan proses pemeliharaan dan monitoring dengan tujuan agar kelak
Mangrove dapat tumbuh dengan baik, selain itu akan diketahui berapa banyak
jumlah satuan Mangrove yang hidup dengan rentang waktu yang cukup lama.
Pemilihan jenis bibit yang ditanam adalah salah satu ciri dalam tekhnik
penanaman. Pada daerah bersubstrat lumpur maka jenis Mangrove yang
direkomendasikan adalah jenis Bruguiera dan Rhizophora dengan kadar garam
10
(salinitas rendah) Sedangkan jenis Avicennia dan Sonneratia yang tumbuh daerah
bersalinitas tinggi itu berada pada daerah bebatuan dan berpasir atau sering
disebut pada substrat pasir berbatu. Dalam pemilihan jenis sangat penting karena
bila jenis yang ditanam tidak cocok dengan lokasi yang direkomendasikan maka
akan lambat proses perkembangannya atau bahkan akan mati.
KESIMPULAN
Pelestarian mangrove dikalangan masyarakat saat ini sangat kurang, hal
tersebut diakibatkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya manfaat dari
mangrove. Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian
Mangrove yang berbasis masyarakat adalah salah satu cara untuk memberikan
pengertian sekaligus pengetahuan kepada masyarakat bahwa Mangrove buat
manusia mempunyai banyak kegunaan dan manfaat dengan cara melakukan
penanaman dan pemeliharaan
Kemampuan dan keamauan masyarakat untuk mengelolah dan
melestarikan Mangrove telah ada, akan tetapi perhatian dari banyak pihak
11
sangatlah kurang seperti Pemerintah dan Pendidikan Tinggi dalam melihat potensi
tersebut. Oleh karena itu kiranya perlu ada kerjasama pihak Pemerintah dan
Pendidikan Tinggi dalam pengelolahan mangrove yang dengan cakupan luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,1967. Petunjuk Tahapan Survey (Survey Directory). Direktorat
Inventarisasi dan Perencanaan Kehutanan.
,1986. Petunjuk Teknis Inventarisasi Hutan Bakau. Kerjasama Antara
Badan INTAG dengan LP-IPB.
,1999. Laporan Inventarisasi Potensi Bakau di Kawasan Hutan
Produksi Terbatas Kelompok Hutan Santong Labobaron (RTK.81)
Kabupaten Daerah Tingkat II Sumbawa, Propinsi Daerah Tingkat I Nusa
Tenggara Barat. BIPHUT Wilayah VIII Denpasar.
Hadiprajitno Soedari, 1991. Inventarisasi Hutan. Bogor.
www. Lautkita.org/mangrove_ind.html.
12
13

More Related Content

What's hot

Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveerikakurnia
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhanVOCATIONAL HIGH SCHOOL KAINUI SERUI
 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangroveazizahdiasy
 
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo SunarioPeran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo SunarioMudrikan Nacong
 
Pengantar biologi konservasi "hutan mangrove"
Pengantar biologi konservasi "hutan mangrove"Pengantar biologi konservasi "hutan mangrove"
Pengantar biologi konservasi "hutan mangrove"Indah Asrida
 
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisataManfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisataDendhy Nugraha
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiGuruh Adhi
 
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...Mudrikan Nacong
 
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailAmril Taufik Gobel
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayasuningterusberkarya
 
Makalah Mangrove
Makalah MangroveMakalah Mangrove
Makalah MangroveElvionita
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauAziza Syilpa
 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentMTR
 

What's hot (20)

Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 06 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
 
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
 
Kelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunanKelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunan
 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrove
 
Mangrove care
Mangrove careMangrove care
Mangrove care
 
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo SunarioPeran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
 
Pengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan PerairanPengelolaan Kawasan Perairan
Pengelolaan Kawasan Perairan
 
Pengantar biologi konservasi "hutan mangrove"
Pengantar biologi konservasi "hutan mangrove"Pengantar biologi konservasi "hutan mangrove"
Pengantar biologi konservasi "hutan mangrove"
 
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisataManfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
Manfaat mangrove sebagai pelestarian lingkungan hidup dan objek pariwisata
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
 
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
Urgensi Meningkatkan Kepedulian Pada Masyarakat dan Lingkungan Pesisir - Nats...
 
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
 
Makalah Mangrove
Makalah MangroveMakalah Mangrove
Makalah Mangrove
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
 
strategi pengelolaan
strategi pengelolaanstrategi pengelolaan
strategi pengelolaan
 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial Environment
 
Mangrove ppt
Mangrove pptMangrove ppt
Mangrove ppt
 

Similar to Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasis masyarakat di pesisir pantai sambuli kecamatan abeli kota kendari provinsi sulawesi tenggara

KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...Analyst of Water Resources Management
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyawahyuddin S.T
 
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptxPresentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptxOwowoowowIwiwiwi
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANDevi Ningsih
 
Coastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisirCoastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisirrIyan lare Sae
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyaAprilia Hapsari
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaHapsari Titi
 
Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangroveWiina Parmana
 
PPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptx
PPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptxPPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptx
PPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptxPegawaiCDKSelatan
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautSiti Sahati
 
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro  dengan wanaminaModifikasi iklim mikro  dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro dengan wanaminaArok Pramudhita
 
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaEkosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaMardiah Ahmad
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrovehar tati
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
Paper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi KomputerPaper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi Komputerleosakson
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...Analyst of Water Resources Management
 

Similar to Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasis masyarakat di pesisir pantai sambuli kecamatan abeli kota kendari provinsi sulawesi tenggara (20)

KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
KERENTANAN EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PEMBANGUNAN KOTA MINAPOLITAN (KEC. SED...
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
 
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptxPresentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
Presentasi KLPK 1 salinan oseo.pptx
 
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATANANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE KAWASAN MANDEH, PESISIR SELATAN
 
Coastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisirCoastal zone management ruang pesisir
Coastal zone management ruang pesisir
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Pendahuluan Pencela
Pendahuluan PencelaPendahuluan Pencela
Pendahuluan Pencela
 
Tugas paper mangrove
Tugas paper mangroveTugas paper mangrove
Tugas paper mangrove
 
Pengelolaan Pesisir
Pengelolaan  PesisirPengelolaan  Pesisir
Pengelolaan Pesisir
 
PPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptx
PPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptxPPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptx
PPT-Yumima-Sinyo_-P-TALI-2021 (2).pptx
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Ekologi Lahan Mangrove.ppt
Ekologi Lahan Mangrove.pptEkologi Lahan Mangrove.ppt
Ekologi Lahan Mangrove.ppt
 
Mangrove care
Mangrove careMangrove care
Mangrove care
 
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro  dengan wanaminaModifikasi iklim mikro  dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
 
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannyaEkosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
Ekosistem hutan mangrove dan pembelajarannya
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
 
Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Paper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi KomputerPaper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi Komputer
 
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
RUSAKNYA EKOSISTEM TAMBAK AKIBAT BANJIR ROB DI KAWASAN MINAPOLITAN KECAMATAN ...
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasis masyarakat di pesisir pantai sambuli kecamatan abeli kota kendari provinsi sulawesi tenggara

  • 1. ABSTRAK Mangrove adalah salah satu organisme yang hidup pada daerah pantai (pesisir) dengan jenis sampai 12 jenis. Habitat Mangrove sebahagian besar adalah daerah berlumpur, berpasir dan bebatuan. Fungsi mangrove merupakan penyanggah bagi ekosisitem lain, tempat memijah organisme perairan dan mencegah terjadinya abrasi pantai yang diakibatkan terkikisnya sedimen-sedimen pada daratan. Terjadinya pendangkalan pantai adalah salah satu bentuk apabila mangrove tidaka ada. Pasang tertinggi sering terjadi dan mengakibatkan pemukiman sekitar pantai tenggelam diakibatkan oleh punahnya ekosisitem Mangrove. Beberapa hal tersebut diatas mayoritas diakibatkan oleh ulah manusia dalam memanfaatkan mangrove tanpa melestariakannya. Dalam program kami ada beberapa tahapan dalam melihat ulah manusia yaitu melakukan Identifikasi Mangrove, Penyuluhan, Penanaman dan Pemeliharaan. Kata kunci : Mangrove, Masyarakat, Pesisir Pantai Sambuli 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dan pertambahan penduduk yang terus meningkat sangar mempengaruhi peningkatan kebutuhan pangan masyarakat. Peningkatan kebutuhan ini merupakan salah satu penyebab timbulnya perilaku manusia untuk mengekspolitasi sumberdaya alam hayati secara berlebihan tanpa mempertimbangkan aspek kelestarian. Sumberdaya alam hayati yang terus dieksploitasi salah satu diantaranya adalah berada pada wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil seperti hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang dimana ketiga komponen wilayah pesisir ini termasuk daerah paling produktif karena merupakan peralihan antara ekosistim darat dan laut yang saling berinteraksi dan merupakan habitat yang paling subur bagi organisme perairan. Saat ini beberapa habitat tersebut telah mengalami degradasi yang sangat memperihatinkan. Hutan bakau (mangrove) merupakan komunitas vegetasi pantai tropis,yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang didaerah pasang surut pantai belumpur (Bengen, 2000). Sementara diwilayah pesisir didefenisikan sebagai wilayah dimana dataran berbatasan dengan laut. Batasan wilayah oesisir didaratan ialah daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air dan masih dipengaruhi oleh proses bahari seperti pasang surutnya laut, angina laut dan intruksi air laut, sengakan batasan wilayah pesisir dilaut adalah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses proses alami didaratan seperti sedimenatsi dan mengalirnya air tawar ke laut serta daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan kegiatan manusia didaratan seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistim yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik (Sirgar 2
  • 3. dan Purwaka, 2002). Masing masing elemen dalam ekosistim memiliki peran dan fungsi yang saling mendukung. Kerusakan salah satu komponen ekosistim (daratan dan lautan) secara langsung berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistim keseluruhan. Hutan mangrove merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan bahan pencemar. Di Sulawesi Tenggara, pola eksploitasi pada wilayah pesisir dan pulau pulau kecil sangat sering terjadi terutama pada ekosistim mangrove. Hal ini ditandai dengan semakin berkurangnya luasan mangrove yang ada didaerah ini dimana pada tahun 1992, luas mangrove di Sulawesi tenggara sesuai interprestasi foto udara oleh tim yang tergabung dalam Cheicoins International Consulting Divison bekerjasama dengan Pusat studi Lingkungan Universitas Hasanuddin adalah 96.200 Ha (Soesilo, 1996) dan pada tahun 1996 berkurang menjadi 70.840 Ha (Siswanto, 1997). Berdasarkan hasil interprestasi Citra Landast, luas mangrove pada tahun 1998 sekitar 26.524,4 Ha dan pada tahun 2000 mnjadi 15.326,9 Ha (Halili, 2001). Selanjutnya dikatakan bahwa didaerah Muna tingkat kerusakan mangrove telah mencapai sekitar 40 – 50 %. Banyak darah pantai dimana sebelumnya ditumbuhi mangrove tetapi kini telkah berubah menjadi lokasi tambak, pemukiman penduduk, industri dan jalan raya. Dalam tinjauan siklus biomassa, hutan mangrove memberikan masukan unsur hara terhadap ekosistim air, menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin/pemijahan dan lain lain. Sumber makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah dalam bentuk partikel bahan organic (detrictus). Selama proses dekomposisi, mangrove berangsur angsur meningkat kadar proteinnya dan berfungsi sebagai sumber makanan bagi berbagai organisme pemakan deposit seperti moluska, kepiting dan cacing. Konsumen primer ini menjadi makanan bagi konsumen tingkat dua yang biasanya didominasi oleh ikan ikan buas berukuran kecil selanjutnya dimakan oleh ikan predator besar yang mementuk konsumen tingkat tiga. Singkatnya, hutan mangrove berperan penting dalam menyediakan habitat bagi aneka ragam jenis jenis komoditi penting perikanan baik dalam keseluruhan maupun sebagian siklus hidupnya. Salah satu wilayah pesisir yang mengalami degradasi ekosistim yang merupakan efek dari perilaku eksploitasi adalah di Kelurahan Sambuli Kecamatan Kotamadya Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Degradasi ekosistim tersebut 3
  • 4. telah berimplikasi negative terhadap kehidupan social ekonomi masyarakat pesisir hingga menyebabkan abrasi pantai yang signifikan, penurunan kualitas air, hilangnya habitat biota air dan penurunan produktivitas perairan yang ditandai dengan menurunnya pendapatan masyarakat khususnya nelayan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecenderungan eksploitasi tersebut adalah kurangnya kurangnya kesedaran dan pemahaman masyarakat tentang arti penting kelestarian sumberdaya alam hayati, peranan ekosistim mangrove da terumbu karang dalam kehidupan serta pertambahan penduduk yang menyebabkan terjadinya alih fungsi dari daerah penyangga dan penyedia unsur hara bagi organisme perairan menjadi daerah atau lokasi pembangunan. Kondisi demikian ini sebanding dengan eksploitasi yang terus menerus tanpa ada upaya dan konservasi untuk pelestariannya. Oleh sebab itu, sudah mendesak untuk melakukan langkah langkah konservasi dan budidaya bersama seluruh komponen masyarakat khususnya masyarakat pesisir. Langkah langkah konservasi tersebut dijadikan sebagai suatu acuan dalam upaya mengendalikan dan memelihara kelestarian keanekaragaman hayati beserta ekosistimnya sekaligus mampu meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dan nelayan melalui Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat Tentang Pelestarian Mangrove Berbasis Masyarakat di Pesisir Pantai Sambuli Kecamatan Abeli Kotamadya Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Luasan mangrove semakin berkurang menyebabkan beberapa biota laut yang berhabitat didalamnya mulai hilang. Kondisi inisecara langsung mempengaruhi nilai pendapatan masyarakat nelayan yang berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan tersebut. Jika tidak dilakukan upaya perbaikan dapat dipastikan bahwa dalam waktu yang relative singkat akan terjadi penurunan populasi yang semakin banyak lagi sehingga tidak ada keseimbangan antara lingkungan dan pemanfaatannya. Titik permasalahannya adalah bagaimana kelestarian mangrove tetap terjaga melalui kpedulian masyarakat dalam memanfaatkannya. Tujuan program ini adalah sebagai upaya perlindungan keestarian hutan mangrove dengan melibatkan masyarakat sehingga fungsi ekonomi, ekologi dan biologi hutan mangrove selalu terpenuhi dalam kehidupan manusia sekaligus merupakan langkah solutif dalam menyikapi kondisi masyarakat pesisir yang masih banyak mengandalkan lautan bebas sebagai lahan penangkapan. Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah : 1. Terbinanya kesedaran masyarakat untuk memelihara dan melestarikan hutan 4
  • 5. mangrove. 2. Eksploitasi hutan mangrove dialam akan menurun sehingga populasinya terus lestari. 3. Masyarakat pesisir dan nelayan penangkap lainnya tidak lagi melakukan penangkapan dilautan bebas yang sangat mengancam keselamatan jiwa mereka karena hutan mangrove merupakan habitat beberapa biota laut. 4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan meningkatkan kreativitasnya dalam melihat kondisi lingkungan yang sangat memprihatinkan. Kegunaan program ini adalah : 1. Bagi lingkungan akan terjadi keseimbangan ekologi dan kelestarian mangrove. 2. Tumbuhnya jiwa dan semangat peduli lingkungan dikalangan masyarakat dan mahasiswa perikanan. 3. Sebagai hasil, akan terjadi pengurangan abrasi pantai akibat eksistensi hutan mangrove. 4. Akan terpelihara daerah ini sebagai daerah asuhan (nursery grounds), daerah mencari makan (feeding grounds) dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya. METODE PENDEKATAN Program ini dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan yaitu mulai pertengahan bulan Februari 2006 sampai pada bulan pertengahan Mei 2006.Lokasi pelaksanaan program adalah di pesisir pantai Kelurahan Sambuli Kecamatan Abeli kotamadya Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagaimana terlihat pada Gambar 1. 5
  • 6. Gambar 1. Kondisi Pantai Sambuli Persiapan dan survey pendahuluan dilakukan untuk sosialisasi pada warga setempat setelah sosialisasi pada pemerintah dan instansi terkait. Sosialisasi ini bertujuan untuk agar program ini diketahui oleh seluruh komponen yang berkepentingan terutama masyarakat sekitar lokasi yang akan merasakan manfaat secara langsung. Pada survey pendahuluan, yang dilakukan adalah pendataan informasi dari masyarakat tentang lokasi yang direkomendasikan oleh mereka berdasarkan persyaratan persyaratan yang cocok seperti substrat tanah yaitu lempung berpasir, lokasi penanam yaitu pada daerah pasang surut dan terhindar kegiatan manusia. Bibit yang digunakan adalah yang berasal dari alam yang ukurannya berkisar 20 – 30 cm. Sebelum ditanam, bibit tersebut terlebih dahulu dipelihara dalam polybag, hal ini dimaksudkan agar bibit tersebut bisa beradaptasi dengan substrat tanah tempat penanaman, selain itu diharapkan bibit yang ditanam mempunyai ukuran yang relative sama. Pengadaan bibit berlangsung sekitar sati bulan yakni dari awal Februari sampai akhir Februari 2006 (Gambar 2). Sebelum penanaman bakau dilakukan, terlebih dahulu dilakukan temu wacana dengan masyarakat yang dilibatkan. Temu wacana ini sekaligus menyampaikan manfaat kelestarian ekosistim mangrove dalam kehidupan manusia, teknik penanaman bakau, pemeliharaan dan monitoring serta mengharapkan keterlibatan mereka secara kolektif dalam program ini (Gambar 3). 6
  • 7. Gambar 2. Tahap Pengadaan Bibit 7
  • 8. Gambar 3. Penyuluhan tentang pelestarian mangrove Setelah kegiatan penanaman, selanjutnya dilaksanakan monitoring setiap dua minggu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup bakau. Pada tahap ini juga dilakukan pengukuran tinggi pohon secara acak dengan asumsi mewakili semua bibit yang ditanam sedangkan untuk mengetahui jumlah bakau yang hidup dilakukan dengan menghitung jumlah bakau yang mati dan sekaligus diganti dengan bibit bakau yang sidah disiapkan (stock) (Gambar 4). Hasil monitoring akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk rekomendasi keberhasilan penanaman bakau kepada pemerintah dan instansi terkait. Gambar 4. Tahap Monitoring dan Pemeliharaan 8
  • 9. Alat yang digunakan dalam program ini adalah Tenda pembibitan, Meter rol, Gerobak mini, Tali raffia, Polybag, Kayu patok gelondongan, Papan, Senter. Bahan yang digunakan dalam program ini adalah Bakau yang masih berumur kurang lebih 2 bulan Keberhasilan program ini dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek proses dan aspek hasil yang dicapai yakni ; 1. Aspek proses, yang dievaluasi adalah tingkat pengetahuan dan penguasaan teknologi serta keterlibatan masyarakat untuk mengembangkan dan 9
  • 10. mengadopsi usaha program pemeliharaan hutan mangrove sebagai langkah efektif dalam meningkatkan kelestarian wilayah pesisir. 2. Aspek hasil, yang dievaluasi adalah nilai tingkat pertumbuhan bakau, nilai fungsi biologi dan ekologi hutan bakau dan produktivitas penanaman bakau yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya keberadaan mangrove sangat berarti bagi ekosistem lain selain mangrove itu sendiri. Hal ini di tandai dengan kembalinya organisme- organisme perairan yang melakukan pemijahan, bertelur dan melakukan aktivitas lainnya. Hal seperti ini juga akan berdampak positif bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti dengan tidak lagi merasakan banjir dengan naiknya air laut atau pasang tertinggi dan kembalinya biota laut akan mempermudah manusia dalam melakukan aktivitas penangkapan seperti ikan, udang dan banyak lagi. Kelurahan Sambuli kecamatan Abeli Kota Kendari Sulawesi Tenggara adalah salah satu daerah yang wilayahnya sebagian besar pesisir pantainya Terdregradasi atau Ekosisitem Mangrovenya punah. Hal tersebut 90% diakibatkan oleh ulah manusia dengan melakukan penebangan untuk kebutuhan sehari-hari. Pada program kali ini ada beberapa hal yang dilakukan antara lain melakukan survey lapangan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar ekosisitem mangrove punah dan diakibatkan oleh apa. Yang kedua adalah melakukan penyemaian bibit Mangrove sebagai obyek utama dalam program ini. Yang ketiga adalah melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian Mangrove bagi kehidupan manusia.hal Yang terakhir adalah melakukan proses pemeliharaan dan monitoring dengan tujuan agar kelak Mangrove dapat tumbuh dengan baik, selain itu akan diketahui berapa banyak jumlah satuan Mangrove yang hidup dengan rentang waktu yang cukup lama. Pemilihan jenis bibit yang ditanam adalah salah satu ciri dalam tekhnik penanaman. Pada daerah bersubstrat lumpur maka jenis Mangrove yang direkomendasikan adalah jenis Bruguiera dan Rhizophora dengan kadar garam 10
  • 11. (salinitas rendah) Sedangkan jenis Avicennia dan Sonneratia yang tumbuh daerah bersalinitas tinggi itu berada pada daerah bebatuan dan berpasir atau sering disebut pada substrat pasir berbatu. Dalam pemilihan jenis sangat penting karena bila jenis yang ditanam tidak cocok dengan lokasi yang direkomendasikan maka akan lambat proses perkembangannya atau bahkan akan mati. KESIMPULAN Pelestarian mangrove dikalangan masyarakat saat ini sangat kurang, hal tersebut diakibatkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya manfaat dari mangrove. Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian Mangrove yang berbasis masyarakat adalah salah satu cara untuk memberikan pengertian sekaligus pengetahuan kepada masyarakat bahwa Mangrove buat manusia mempunyai banyak kegunaan dan manfaat dengan cara melakukan penanaman dan pemeliharaan Kemampuan dan keamauan masyarakat untuk mengelolah dan melestarikan Mangrove telah ada, akan tetapi perhatian dari banyak pihak 11
  • 12. sangatlah kurang seperti Pemerintah dan Pendidikan Tinggi dalam melihat potensi tersebut. Oleh karena itu kiranya perlu ada kerjasama pihak Pemerintah dan Pendidikan Tinggi dalam pengelolahan mangrove yang dengan cakupan luas. DAFTAR PUSTAKA Anonymous,1967. Petunjuk Tahapan Survey (Survey Directory). Direktorat Inventarisasi dan Perencanaan Kehutanan. ,1986. Petunjuk Teknis Inventarisasi Hutan Bakau. Kerjasama Antara Badan INTAG dengan LP-IPB. ,1999. Laporan Inventarisasi Potensi Bakau di Kawasan Hutan Produksi Terbatas Kelompok Hutan Santong Labobaron (RTK.81) Kabupaten Daerah Tingkat II Sumbawa, Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat. BIPHUT Wilayah VIII Denpasar. Hadiprajitno Soedari, 1991. Inventarisasi Hutan. Bogor. www. Lautkita.org/mangrove_ind.html. 12
  • 13. 13