Pneumoni adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau protozoa. Gejalanya meliputi demam, batuk produktif, sesak napas dan nyeri dada. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik, rontgen dada, dan tes laboratorium. Pengobatannya meliputi antibiotik, antipiretik, dan oksigen. Komplikasinya dapat berupa empiema, empisema, atau infeksi lainnya.
2. 1. Pengertian
• Pneumoni adalah suatu peradangan pada
parenkim paru-paru disertai dengan eksudasi
intra alveolar dan konsolidasi, yang disebabkan
oleh mikroorganisme (Soeparman, 1990 ; 695).
• Pneumoni adalah peradangan pada pari-paru
yang dapat disebabkan oleh bakteri, baik bakteri
gram positif maupun bakteri gram negative
(Junadi Purnawan, 1982 ; 199).
• Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim
paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi
pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat
disebabkan oleh bakteri (Doengoes,1999).
3. 2. Etiologi
Penyebab pneumoni adalah :
• 1. Bakteri
• 2. Virus
• 3. Jamur
• 4. Protozoa
Adapun yang dapat menjadi faktor resiko adalah:
• Merokok
• Polusi udara
• Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
• Gangguan kesadaran (alkohol, overdosis obat, anestesi umum)
• Intubasi trakea
• Imoblisasi lama
• Terapi imunosupresif (kortikosteroid, kemoterapi)
• Tidak berfungsinya sistem imun (AIDS)
4. 3. Klasifikasi
a. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis,
dibagi atas :
Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda
pneumonia lobaris dengan opasitas lobus atau
lobularis.
Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi
yang meningkat lambat dengan gambaran infiltrat
paru bilateral yang difus.
5. 4. Dampak Terhadap Berbagai System
Tubuh
1. System pernapasan
• Menimbulkan sesak napas
• Timbulnya suara napas bronchial
• Timbulnya bunyi ronchi saat proses inspirasi
• Meningkanya frekuensi pernapasan
• Menimbulkan peradangan pada paru-paru
• Edema saluran pernapasan
• Obstruksi saluran napas
• Bersihan jalan napas menjadi tidak efektif
• Menyebabkan gangguan ventilasi
• Irama pernapasan menjadi tidak teraktur
• Suplai Oksigen keparu-paru dan kejaringan tubuh berkurang
• Dapat menimbulkan bronchitis
• Dapat menimbulkan atelektasis
• Dapat menimbulkan empisema
• Dapat menimbulkan otitis media akut
6. LANJUTAN..!!
2. Sistem kardiovaskuler
• Dalam waktu lama dapat menyebabkan timbulnya hipoksemia
akibat suplai oksigen ke paru-paru berkurang
• Terinfeksinya darah oleh pathogen penyebab pneumonia
3. System pencernaan
• Kesulitan menelan
• Nafsu makan menurun.
• Asupan nutrisi tidak adekuat
• Peningkatan metabolisme dalam tubuh yang tidak seimbang
dengan pemasukan nutrisi
4. Sistem persyarafan
• Adanya penurunan fungsi sensasi sensori
• Adanya gangguan funsi menelan
7. LANJUTAN..!!
5. Sistem imun
• Dapat terjadi pembekakan pada kelenjar limfe
• Penurunan daya tahan tubuh
6. System musculoskeletal
• Dampak pneumoni terhadap system musculoskeletal, yaitu:
• Adanya kelemahan
• Kekuatan otot ekstremitas yang mengakibatkan kesulitan beraktifitas
7. System endokrin
• Peningkatan sel point di hypothalamus
• Dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid
8. System perkemihan
• Dampak pneumoni terhadap system perkemihan, yaitu:
• Peningkatan frekuensi urin
• Hilangnya cairan tubuh
• Peningkatan rasa haus
9. System Integumen
• Adanya penurunan turgor kulit
• Suhu tubuh meningkat
10. System Indra
• Adanya gangguan penciuman
• Adanaya gangguan pengecap
8. 5. Patofisiologi dan penyimpangan KDM
• Agen penyebab pneumonia masuk ke paru-
paru melalui inhalasi ataupun aliran darah.
Diawali dari saluran pernafasan dan akhirnya
masuk ke saluran pernafasan bawah.
Kemudian timbul reaksi peradangan pada
dinding bronkhus. Sel menjadi radang berisi
eksudat dan sel epitel menjadi rusak. Kondisi
tersebut berlangsung lama sehingga dapat
menyebabkan atelektasis.
ADAPUN PENYIMPANGAN KDM PNEUMONIA YAITU SBB:
9. 6. Tanda dan Gejala
Apabila menemukan klien dengan pneumonia,
maka gejala-gejala yang dapat ditemui pada
klien secara umum adalah klien demam,
berkeringat, batuk dengan sputum yang
produktif. Klien mengeluh sesak nafas, sakit
kepala, lelah dan nyeri pada dada. Pada
pemeriksaan auskultasi ditemui adanya ronchi
dan dullness pada perkusi dada.
10. 7. Prosedur Diagnostik
Untuk menegakan diagnosa penyakit pneumonia, maka
disamping hasil anamnesa dari klien tes diagnostic yang
sering dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan rontgen: dapat terlihat infiltrasi pada
parenkim paru.
2. Laboratorium:
AGD: dapat terjadi asidosis metabolik dengan atau tanpa retensi
CO2
DPL: biasanya terjadi leukositosis, Laju Endap Darah (LED)
meningkat
Elektrolit: natrium dan klorida dapat menurun
Bilirubin: dapat meningkat
Kultur sputum: terdapat mikroorganisme
Kultur darah: bakterimia sementara
3. Fungsi paru: volume dapat menurun