Dokumen tersebut membahas tentang hukum dan perkembangannya dalam masyarakat. Secara garis besar dibahas tentang bagaimana hukum dibentuk untuk mengatur hubungan antar manusia dan masyarakat agar tercipta ketertiban dan keadilan. Dokumen juga membahas perkembangan hukum dari yang bersifat statis menjadi dinamis seiring perubahan zaman.
4.
Suatu rangkaian ugeran (norma) yang mengatur
perhubungan masyarakat
Rudolf Von Lhering “ Der Kampfums Recht”
Suatu tindakan, suatu karya yg tidak ada hentihentinya artinya selalu diperbaharui dari hari ke
hari.
Pelaksanannya
selalu
diperbaharui
dan
pelaksanaan itu tdk hanya oleh alat kekuasaan
negara saja, tetapi dilaksanakan oleh seluruh
rakyat (Prof Djoyodigoeno, 1986).
5. PROF. DJOYODIGOENO, HUKUM ADALAH
SUATU KARYA DARIPADA SELURUH
RAKYAT YG BERSIFAT PENYEGARAN
THD TINGKAH LAKU DAN PERBUATAN
PARA
ANGGOTANYA
DLM
PERHUBUNGAN
PAMRIH
&
YG
BERTUJUAN
PADA
TATA,
KEADILAN,
KESEJAHTERAAN
MASY YG LEBIH PENDUKUNGNYA.
HUKUM : HASIL DARI KEBUDAYAAN, SHG
HUKUM HARUS MEMPUNYAI SIFAT SPT
KEBUDAYAAN.
6. MELINDUNGI
& MENGATUR MASYARAKAT AGAR
TERTIB & DISIPLIN SEHINGGA KEAMANAN
NEGARA TERJAMIN DAN RAKYAT HIDUP
SEJAHTERA.
11.
PENGAKUAN & PERLINDUNGAN HAK-HAK
ASASI MANUSIA
PERADILAN YG BEBAS & TDK MEMIHAK, TDK
DIPENGARUHI OLEH SESUATU
KEKUASAAN/KEKUATAN LAIN APAPUN
LEGALITAS DARI TINDAKAN
NEGARA/PEMERINTAH DLM ARTI TINDAKAN
APARATUR NEGARA YG DPT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN SECARA HUKUM.
13.
Arti formil/arti sempit
Setiap aturan atau ketetapan yg dibentuk
oleh alat perlengkapan negara yg diberi
kekuasaan m’bentuk UU, dan diundangkan
sebagaimana mestinya
Arti materiil/arti luas
Setiap aturan atau ketetapan yg isinya
berlaku mengikat kepada umum/semua orang
dlm suatu daerah atau golongan tertentu
(Prof Buys, lihat pada Mudjiono, 1991)
14. .
UUD 1945
Tap MPR
UU/Peraturan Pengganti UU
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan Menteri /Instruksi Menteri
Peraturan Pelaksana lainnya
16. “Bahasa Inggris” – Yurisprudence
Ilmu pengetahuan yg mewejang bagaimana orang
harus berbuat baik ( baik anggota masy atau
bukan, hakim, polisi )dengan tujuan tertentu.
Djojodigoeno
Teori Ilmu Hukum “Algemene Rechsleer”
* Generale Theory Of Law*
18. Hakim mempunyai kewajiban memeriksa &
memutuskan setiap perkara yang diajukan
Keputusan hakim
Dibuat terhadap suatu perkara yang belum ada dasar hukumnya
Keputusan bila dianggap sudah memadai dapat dipakai sebagai sumber
hukum bagi perkara yang serupa
19. TRAKTAT
Perjanjian antar negara baik bilateral (Perjanjian antara dua negara
), atau multilateral (Perjanjian antara lebih dari dua negara)
Agar dapat berlaku maka berbagai persyaratan tertentu harus
dipenuhi baik yang menyangkut hukum internasional maupun hukum
nasional masing – masing negara yang mengadakan perjanjian.
20. KEBIASAAAN
Dapat menjadi sumber hukum walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah.
Kebiasaan yang dimaksud adalah
Yang ditaati oleh seluruh rakyat karena mereka yakin bahwa kebiasaan/peraturan itu berlaku
sebagai hukum (Mr. J.H.P. Bellefroid, lihat pada Mudjiono, 1998)
21. PEMBAGIAN HUKUM
Hukum berdasarkan azas
1. Sumber
2. Bentuk
3. Tempat
4. Waktu berlakunya
5. Sifat
6. Wujud
7. Cara Mempertahankan
8. Isi
22.
23. Mengatur hubungan antara orang
yang satu dengan orang yang
lainnya yang menitikberatkan
pada kepentingan perseorangan
24. 1.
Dalam arti luas
a. Hukum Perdata
b. Hukum Dagang
2. Dalam arti sempit
Hanya meliputi hukum perdata
25. Hukum Perdata diatur pada Kitab Undang-undang Hukum Sipil
atau KHUS
Meliputi:
a. Hukum Perseorangan
b. Hukum Keluarga
c. Hukum Kekayaan
d. Hukum Warisan
26. Mengatur Tentang bagaimana caranya
a. Mengajukan tuntutan hak
b. Memeriksa
c. Memutuskan
d. Melaksanakan putusan
30. Mempunyai objek pada aturan – aturan hukum yang mengenai
kejahatan atau yang bertalian dengan pidana
HUKUM PIDANA
Diatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHPid)
34. Pengadilan
Merupakan bentuk pelaksanaan dari kekuasaan
kehakiman yang ketentuannya di atur dalam
* UU 14/1970
* UU No 2 Tahun 1986 tentang peradilan umum
* UU No 14tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
35. UU No. 14 Tahun 1970
Merupakan induk dan kerangka umum yang
meletakan dasar serta azas –azas peradilan serta
pedoman bagi:
- Peradilan umum
- peradilan agama
- Peradilan militer
- Peradilan Tata usaha negara yg masing-masing
peradilan masih diatur dlm UU tersendiri.
(Mertokusumo, 1988)
36. Dalam pasal 10 ayat (1) UU no 14
tahun 1970, peradilan;
Peradilan Umum
Peradilan Khusus
37. Peradilan umum; peradilan untuk
rakyat pada umumnya
Peradilan khusus untuk mengadili perkara golongan
rakyat tertentu.
Peradilan khusus:
a. Peradilan Agama
b. Militer
c. Tata usaha negara
Dimasa mendatang tidak menutup kemungkinan
dikembangkan spesialisasi pada masing-masing
lingkungan pengadilan, misalnya pengadilan ekonomi, dan
mungkin pula diselenggarakan “peradilan khusus” tentang
kesehatan (dalam hal ini termasuk keperawatan)
39. Pengadilan Negeri
Merupakan pengadilan tingkat pertama yang
menangani masalah hukum semua penduduk seharihari
Pengadilan negeri ada disetiap daerah kabupaten &
mempunyai wilayah hukum tertentu.
40. Pengadilan Tinggi
Pengadilan tingkat kedua atau tingkatan
ulangan/bandingan
Tugas pengadilan tinggi;
a. Memeriksa ulang perkara perdata & pidana
b. Prerogatie perkara perdata (mengadukan perkara
dengan melampaui setingkat/tidak melalui
pengadilan negeri dahulu.
c. Menyelesaikan sengketa jurisdictie (sengketa ttg
mengadili diantara hakim-hakim di dlm daerah
hukumnya.
41. Pengadilan tertinggi adalah
Mahkamah Agung.
Mahkamah agung mempunyai tugas baik dlm lingkup peradilan
seperti :
a. sebagai pengawas pengadilan tertinggi
b. Memutuskan semua perselisihan tingkat pertama dan terakhir
c. Memutuskan tingkat kedua
d. Melakukan kasasi
Tugas diluar pengadilan:
a. Mengawasi para notaris, pengacara
b. Mengawasi penjara
c. Memberikan laporan pada pemerintah
d. Penasehat presiden sebelum memberikan grasi, amnesti dan
abolisi
43. Kontrak :
* Lisan
* Tertulis
Kontrak secara hukum tidak berlaku apabila tidak dapat dipahami.
Pada umumnya kontrak ditandatangani oleh dua pihak yang
mengadakan perjanjian.
45. Perikatan
Mengikat orang yang satu terhadap orang yang lain
Hal yang mengikat;
- Bentuk perbuatan; jual beli barang
- Bentuk peristiwa; lahirnya seorang bayi,
matinya orang
- Keadaan; letak pekarangan yang bergandengan
atau bersusun . (Muhamad, 1990)
46. Hukum perikatan diatur dlm kitab undangundang Hukum perdata (KUH Perdata) Pd
Pasal 1319.
“Semua perjanjian, baik yang mempunyai nama
khusus maupun yang tidak mempunyai nama
tertentu, tunduk pada ketentuan-ketentuan umum
yang termuat dalam bab ini dan bab yang lalu”
47. Ketentuan pasal 1234 KUHPdt
perikatan;
Perikatan adalah untuk memberikan, berbuat sesuatu
atau untuk tidak berbuat sesuatu.
Kewajiban yang harus dipenuhi dalam suatu perikatan
disebut “Prestasi”
Kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan
tidak dapat dipenuhi disebut “Wan Prestasi”
48. Perikatan / Perjanjian Syah:
Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang
membuat perjanjian (consensus)
Ada kecakapan pihak-pihak untuk membuat
perjanjian (capacity)
Ada suatu hal tertentu (a certain subject matter) dan
ada suatu sebab yang halal (legal cause)
(Muhamad, 1990)
50. KONTRAK
Dilakukan sebelum asuhan keperawatan diberikan
Perawat seringkali tidak melakukan hal ini sehingga
dlm pelaksanaan asuhan kep seringkali terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan
51. KONTRAK
Dapat dipakai untuk melindungi hak-hak antara
kedua belah pihak yang bekerja sama
Secara hukum antara kedua belah pihak dapat
menggugat apabila rekanan kerjanya melanggar
kntrak yang disepakati bersama
53. Menurut Sifatnya Hak Asasi
manusia terdiri dari
Personal rights (hak asasi pribadi), meliputi kemerdekaan menyatakan
pendapat, memeluk agama, kebebasan bergerak
Property Rights (hak untuk memiliki sesuatu); hak untuk
membeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara berlebihan
oleh pemerintah termasuk hak utk mengadakan suatu perjanjian
dengan bebas.
Rights of legal equality hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama
dan sederajat dlm hukum dan pemerintahan
Political Rights (hak politik); hak untuk ikut serta dalam pemerintahan
dgn ikut memilih & dipilih, mendirikan partai politik, mengadakan
petisi
Social & Cultural (hak sosial & kebudayaan)diantaranya hak untuk
memilih pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai
Procedural Rigts, yaitu hak untuk memperoleh tata car peradilan dan
jamina perlindungan misalnya hal penggeledahan dan peradilan.
54. Hak hak asasi manusia
Pasal 27 (persamaan dlm hukum dan penghidupan
yang layak)
Pasal 28 (berserikat, berkumpul, mengeluarkan
pikiran secara lisan dan tulisan)
Pasal 29 (kebebasan beragama)
Pasal 31 (mendapatkan pengajaran)
Pasal 32 (perlindungan bersifat kultural)
Pasal 33 (ekonomi)
Pasal 34 (kesejahteraan sosial)
55. Hak dan tanggung jawab perawat
UU Kesehatan No 23 Tahun 1992 pasal 53;
“ Ketentuan mengenai standar profesi dan hak pasien
ditetapkan dengan peraturan pemerintah”
56. Hak Pasien
Pasal 25 The United Nation Universal Declaration of
Human Rights 1984: pasal 1 The United Nation
International Convention Civil and Political Right
1966 yaitu hak memperoleh kesehatan (the right to
health care) dan hak menentukan nasib sendiri (the
right to self determination)
Deklarasi Helsinki, The 18th World Medical
Assembly, Finland 1964 muncul hak untuk
memperoleh informasi (the right to information).
(Poernomo, 1992)
57. Hak dasar pasien; John F Kennedy
(1962)
Hak mendapatkan perlindungan keamanan
Hak mendapatkan informasi
Hak memilih
Hak mendengar
58. 1. Hak memberikan persetujuan
(consent)
Mengandung arti suatu tindakan atau aksi beralasan
yang diberikan tanpa paksaan oleh seseorang yang
memiliki pengetahuan cukup tentang keputusan yang
ia berikan, dimana orang tersebut secara hukum
mampu memberikan consent.
Diterapkan pada prinsip bhw setiap manusia dewasa
mempunyai hak utk menentukan apa yang harus
dilakukan
59. Kriteria Consent yang Syah:
Tertulis
Ditanda tangani oleh pasien atau orang yang bertanggung
jawab terhadapnya
Hanya ada salah satu prosedur yang tepat dilakukan
Memenuhi beberapa elemen penting:
- Penjelasan kondisi
- Prosedur & konsekuensinya
- Penanganan atau prosedur alternatif
- Manfaat yang diharapkan
- Tawaran diberikan oleh pasien dewasa yg scr fisik dan
mental mampu membuat keputusan. (Ellis, 1987)
60. 2. Hak Untuk memilih mati
Keputusan tentang kematian dibuat berdasarkan
standar medis oleh dokter
Kriteria kematian adalah mati otak “brain death”
Hak untuk memilih mati sering bertolak belakang dgn
hak untuk tetap mempertahankan hidup
Permasalahan muncul pada saat klien dlm keadaan
kritis & tdk mampu membuat keputusan sendiri ttg
hidup dan matinya misalnya dlm keadaan koma.
Situasi ini klien hanya mampu mempertahankan
hidup jika dibantu dgn pemasangan peralatan
mekanik
61. 3. Hak perlindungan bagi orang
yang tidak berdaya
Orang dengan gangguan mental
Anak di bawah umur serta remaja dimana secara
hukum mereka tidak dpt membuat keputusan ttg
nasibnya sendiri
Lansia yg mengalami gangguan pola berpikir maupun
kelemahan fisik
Untuk membuat keputusan diperlukan wali baik
keluarga, orang tua, atau wali ahli.
62. 4. Hak pasien dalam penelitian
Sebelum pasien terlibat kepada mereka harus diberi
informasi secara jelas ttg percobaan yang
dilakukan, bahaya yg mungkin timbul, kebebasan klien
untuk menolak atau menerima untuk berpartisipasi
Hak pasien :
- Membuat keputusan sendiri utk berpartisipasi
- informasi lengkap
- menghentikan partisipasi tanpa sanksi
- privasi
- bebas dari bahaya atau resiko cidera
-percakapan tentang sumber pribadi dan hak terhindar
dari pel-an org yg tdk berkompoten
63. 3. Hak mengendalikan praktik kep
sesuai yg diatur oleh hukum
Berkaitan dengan tugas & tanggung jawab utk
menjalankan praktik kep
Menentukan nasibnya sendiri
Dalam setiap pembuatan keputusan yg berkaitan dgn
perawat, maka perawat harus dilibatkan secara aktif
sehingga pelanggaran hak tdk terjadi.
64. Hak perawat
UU No 23 tahun 1992 terutama pasal 50 tentang
pelaksanaan tugas tenaga kesehatan. Pasal 53 (ayat 1)
tentang perlindungan hukum.
Perawat sbg warga negara memiliki hak warga negara
Perawat sbg tenaga kerja memilki hak sbg tenaga kerja
Perawat sbg PNS memiliki hak sbg PNS
65. Hak perawat
1.
Hak perlindungan wanita; hak yang menyangkut
peran dan perlindungan wanita merupakan hak
perawat
2. Hak berserikat & berkumpul; organisasi
profesi, mengambil peran dalam aksi politik utk
mewakili keperawatan atau masyarakat sbg penerima
layanan kesehatan
66. 4. Hak mendapatkan upah yang
layak
5. Hak bekerja dilingkungan yang baik; lingkungan yang
cukup aman, tidak mengancam keselamatan dan
kesehatan fisik maupun mental. Mempunyai sarana
dan prasarana yang memadai untuk memberikan
askep yang berkualitas. Hak bekerja sesuai jam kerja
yang tepat dan tidak bekerja secra terus – menerus
tanpa memperhatikan istirahat atau melebihi jam
kerja
67. 6. Hak terhadap pengembangan
profesional
Mengikuti pendidikan formal maupun kegiatan ilmiah
seperti temu kerja, konferensi seminar, atau berbgai
kursus singkat
Pendidikan berkelanjutan
68. 7. Hak menyusun standar praktik
dan pendidikan keperawatan
Mempunyai hak untuk menyusun rancangan hukum
yang diajukan untuk melindungi perawat dan
penerima jasa keperawatan
71. 1. Menjalankan instruksi dokter
Sebelum menjalankan instruksi dokter misalnya
memberikan obat, maka perawat harus yakin lebih
dulu bhw instruksi yg diberikan benar-benar jelas dan
dapat dilaksanakan
Perawat harus mengikuti instruksi dari waktu ke
waktu dlm arti perawat harus tahu kapan instruksi
mulai diberikan, dihentikan atau diganti.
72. Empat hal yg harus ditanyakan perawat utk
melindungi diri scr hukum
1. Tanyakan setiap instruksi yang ditanyakan klien
“ Contoh; jika seorang klien yang telah menerima
injeksi intra muskular atau intra vena memberitahu
perawat bahwa dokter telah mengganti instruksi dari
obat injeksi ke oral, maka perawat harus memeriksa
kembali instruksi sebelum memberikan obat”
73. 2. Tanyakan setiap instruksi bila
kondisi klien berubah
Perawat dianggap bertanggung jawab utk
memberitahu dokter tentang setiap perubahan
kondisi klien entah diminta atau tidak.
“contoh; bila seorang klien yang menerima infus intra
vena tiba-tiba mengalami peningkatan kecepatan
denyut nadi, nyeri dada, batuk, dll. Perawat harus
segera memberitahu dokter dan menanyakan
kelanjutan pengaturan kecepatan tetesan infus.
74. 3. Tanyakan dan catat instruksi lisan (verbal)
utk mencegah kesalahan komunikasi.
Catat waktu/jam, tanggal, nama dokter, instruksi,
keadaan yg harus di beritahukan dokter, baca kembali
instruksi kepada dokter, dan catat bahwa dokter telah
menyepakati instruksinya sewaktu diberikan.
75. 4. Tanyakan instruksi (standing order),
terutama bila perawat tdk berpengalaman.
Standing order memberikan tambahan tanggung
jawab perawat dalam melatih diri membuat keputusan
sewaktu melaksanakannya.
Perawat diberi tugas membuat keputusan kapan obat
dibutuhkan
Bagi perawat yang merasa tidak berpengalaman harus
minta petunjuk baik dari perawat senior maupun
dokter
76. 2. Melaksanakan intervensi keperawatan
mandiri atau yang didelegasi.
a. Ketahui pembagian tugas (job description) mereka
b. Ikuti kebijaksanaan & prosedur yang ditetapkan di
tempat kerja
c. Selalu identifikasi klien, terutama sebelum
melakukan intervensi utama
d. Pastikan bhw obat yang diberikan dengan dosis,
rute, waktu dan klien yg benar
e. Lakukan setiap prosedur secara tepat
f. Catat semua pengkajian & perawatan yang diberikan
dengan cepat dan akurat
77. g. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien
h. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yg
baik dengan klien
i. Pertahankan kompetisi praktik keperawatan
j. Mengetahui kelemahan dan kekuatan perawat
k. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawab
keperawatan pastikan bahwa orang yang diberikan
delegasi tugas mengetahui apa yang harus
dikerjakan dan orang tersebut memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan
l. Selalu waspada saat melakukan intervensi
keperawatan dan perhatikan secara penuh setiap
tugas yang dilaksanakan.
79. Tanggung jawab mhs
Masa lalu mahasiswa yg menjalankan praktik
diperlakukan sama seperti halnya perawat yang sudah
bekerja, sering dimanfaatkan utk mengisi kekurangan
tenaga perawat.
Saat ini mhs tdk diperlakukan sebagai tenaga
kerja, mencari pengalaman praktik
Beban tugas yg diberikan pada mereka harus sesuai
dgn tingkat pengetahuan dan ketrampilan atau
kompetensi mereka
80. Untuk memenuhi tanggung jawab kepada
klien dan mengurangi kemungkinan terjadi
kelalaian maka mahasiswa perlu:
Yakin bahwa mereka telah dipersiapkan utk merawat
pasien yang ditugaskan padanya.
Minta bantuan atau supervisi pada situasi dimana
mereka kurang siap
Menerima kebijaksanaan /aturan tempat dimana
mereka menjalankan praktik
Menerima kebijaksanaan/aturan dari institusi
pendidikan