Fatique didefinisikan sebagai rasa lelah dan penurunan aktivitas fisik atau kerja. Makalah ini menjelaskan faktor risiko, mekanisme, dan penatalaksanaan fatique, termasuk hubungan antara serotonin, dopamin, karbohidrat, dan asam amino dalam mencegah fatique sentral.
1. P a g e | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tantangan utama seseorang yang sedang latihan berat dan olah fisik yang tinggi adalah
terjadinya fatique mental/sentral. Hal ini sangat ditakuti oleh atlit selain fatique perifer yang
terjadi dan kedua fatique itu harus ditanggulangi dengan baik. Beberapa studi belakangan ini
mengungkap fakta insiden fatique sentral makin meningkat. Mekanisme pasti fatique sentral ini
diketahui melibatkan sistem syaraf kita.
Hasil penelitian membuktikan saat terjadi ketidakseimbangan neurotransmiter spesifik kadar
serotonin meningkat dan kadar dopamine turun dan inilah yang menyebabkan CNS Fatique.
Teori tingginya 5-HT berbanding rendahnya Dopamin memberikan pemahaman pada kita lebih
jauh bila 5-HT kadarnya direndahkan dan Dopamin ditinggikan maka fatique akan membaik.
Kenyataan ini menggembirakan karena dengan training, dukungan nutrisi dan suplementasi
yang cukup kita bisa mengembalikan rasio Serotonin/Dopamine diotak kita.
Karbohidrat diketahui bisa mencegah Fatique sentral melalui mekanisme pemecahan fatty
acid (FA), triptofan (TRP) dan triptofan bebas (f-TRP) sehingga kadarnya turun pada tubuh
yang kesemuanya berpengaruh pada rasio penurunan kadar 5-HT/Dopamin. Sementara
peningkatan asupan BCAA diketahui akan menekan metabolisme 5-HT. sehingga dari kedua
teori ter sebut (Karbohidrat/BCAA) bisa memaintain rasio seimbang dari kadar 5-HT/Dopamin
dan bisa mencegah Fatique sentral.
1.2Tujuan
Makalah ini ber tujuan untuk memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang
pemba khususnya mahasiswa ilmu keperawata mengenai “ Fatique “. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi syrat dalam proses pembelajaran.
2. P a g e | 2
BAB II
PEMBAHASA
2.1 Defenisi
fatique didefinisikan sebagai suatu gejala subyektif yang disertai gejala dominan
diantaranya adalah rasa lelah dan capek disertai dengan turunnya aktifitas fisik atau kerja
harian. Definisi fatique di bidang kesehatan dan penyakit belum ada kesepakatan yang jelas.
Hal ini karena saat pasien sakit, gejala fatique yang timbul akan sangat dipengaruhi juga oleh
faktor pencetus lain diluar penyakitnya, seperti: budaya, kepribadian, lingkungan fisik dimana
pasien tinggal (kebisingan, cahaya dan fibrasi), adanya dukungan keluarga, teman dan
masyarakat sekitar, serta jenis kerjaan dan lamanya bekerja atau berolahraga.
Hal ini terbukti pasien sakit dengan fatique akan memiliki intensitas lebih berat bila
pasien disertai depresi klinis, lingkungan sosial dan jenis kepribadian tertutup dibandingkan
pasien fatique tanpa depresi, punya banyak teman dan kebiasaan olahraga teratur.
2.2 Deskripsi
Fatique bisa digolongkan sebagai gangguan primer atau sekunder. Fatigue primer
merupakan langsung dialami pasien dan bisa sebagai salah satu dari kumpulan gejala gangguan
mental atau penyakit yang sedang diderita pasien, seperti: nyeri, demam atau mual. Sedangkan
fatique sekunder baru timbul kemudian seiring dengan makin beratnya gejala klinis pasien,
fatiue ini baru muncul karena buruknya kondisi dan gejala klinis lain yang dialami pasien, misal
saat dilakukan tindakan bedah atau akibat reaksi dari terapi obat lain yang diberikan. Fatique
jenis inilah yang dinamakan fatique sekunder.
Fatique bisa bersifat akut saat aktifitas fisik, psikis yang berlebihan, merupakan
mekanisme kompensasi normal tubuh dan terapinya cukup dengan istirahat. Sementara bila
tubuh sudah beristirahat dan gejala fatique tetap ada ini yang disebut fatique patologis dan
kondisi ini bisa memberi dampak pada menurunnya aktifitas sosial dan harian pasien. Walau
setiap orang pernah mengalami rasa fatiuqe namun deskripsi pasti dan pengukurannya sulit
dilakukan. Fatique sentral (mental atau kognitif) dibedakan dengan fatigue perifer (fisik,
muskuler) dari sisi manifestasi gejala subyektifnya yaitu:
1. Berkurangnya gairah
2. Motivasi atau timbulnya afek negatif lebih dominan pada fatique jenis sentral.
2.3 Faktor Resiko.
3. P a g e | 3
Gejala fatique sangat sering dijumpai. Merupakan satu dari sepuluh gejala utama yang
biasa dikeluhkan oleh pasien saat berobat kedokter. Beberapa pasien memiliki risiko tinggi
untuk terjangkit fatique. Wanita akan memiliki risiko 1,5 x lebih tinggi dibandingkan laki-laki
dan pasien yang kurang olahraga akan memiliki risiko 2 x lebih tinggi dibanding yang
berolahraga aktif. Faktor risiko tinggi lainnya adalah pada pasien: kegemukan, perokok,
pecandu alkohol, mudah stress, depresi dan cemas serta hipotensi.
Sebab terjadinya Fatique dari sisi medis, adalah:
1) Menurunnya fungsi sirkulasi dan Pernafasan.
2) Infeksi. Mikroorganisme dapat merangsang pengeluaran toksik (TNF, IL 1 dan IL-6)
3) yang bisa menyebabkan fatique. Fatique juga sering dijumpai sebagai gejala awal pasen
infeksinon local (penyakit AIDS, Lyme dan TBC).
4) Gangguan dan ketidakseimbangan nutrisi. Diketahui malnutrisi bisa merangsang timbulnya
Suatu penyakit, karena berkurangnya asupan nutrien penting, vitamin dan mineral baik saat
diabsorpsi melalui saluran cerna atau memang asupan kalori kurang adekuat.
PenyakitKurang Kalori-Protein (KKP) adalah manifestasi dari kurangnya tubuh atas asupan
protein dan kalori dimana kondisi ini biasa terjadi di negara berkembang dimana ditandai
dengan menurunnya masa otot pasien. Secara similar kondisinya hampir sama dengan
kondisi pasien yang sedang sakit kritis. Umumnya sistem pertahanan tubuh akan menurun
dan timbul gejala fatique atau gejala klinis lainnya. Dari sisi lain faktor kegemukan karena
intake kalori yang berlebihan bisa juga menyebabkan berbagai gejala klinis dimana salah
satunya juga adalah fatique.
5) Dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat ketidakseimbangan atau berkurangnya asupan air dan
natrium tubuh. Bisa disebabkan diare, muntah, tirah baring dan terekspos panas yang lama
atau karena olahraga yang berlebihan. Dehidrasi membuat otot lemas dan kebingungan
mental dimana diketahui juga kedua gejala ini akan menjadi pencetus fatique, bila kurang
kita perhatikan. Fatique yang timbul akan menyebabkan pasien makin malas minum dan
makan yang makin memperburuk derajat dari fatiquenya sendiri dan tingkat kesadaran
pasien.
6) Dekondisi.
7) Nyeri
8) Stres.
9) Gangguan tidur.
2.3.1 Mekanisme terkini
4. P a g e | 4
Tantangan utama seseorang yang sedang latihan berat dan olah fisik yang tinggi
adalah terjadinya fatique mental/sentral. Hal ini sangat ditakuti oleh atlit selain
fatique perifer yang terjadi dan kedua fatique itu harus ditanggulangi dengan baik.
Beberapa studi belakangan ini mengungkap fakta insiden fatique sentral makin
meningkat. Mekanisme pasti fatique sentral ini diketahui melibatkan sistem syaraf
kita. Terbukti pula jenis fatique sentral ini tidak akan berpengaruh pada kelelahan
otot dan fungsinya.
Ada korelasi antara kadar Asam Amino golongan Triptofan dengan derajat fatique
sentral. Saat triptofan masuk ke otak terjadi fase tenang di CNS, pasien akan
ngantuk dan menguap. Dalam kondisi normal jumlah asam amino rantai cabang
(BCAA) dalam sirkulasi darah diotak akan mengontrol mekanisme masuknya
triptofan ini. Disisi lain saat seseorang latihan olahraga yang berat dan lama, BCAA
diotot akan digunakan tubuh untuk sumber energi. Tubuh memilih menggunakan
BCAA karena untuk sumber glukosa silusnya sangat mudah (pendek). Saat kadar
BCAA yang dipakai otot meningkat (kadarnya rendah) maka triptofan akan masuk
ke otak dengan mudah dan hal inilah membuat pasien fatique dan merasa lelah
berlebihan. Penelitian lain membuktikan pemberian suplemen BCAA terbukti dapat
mencegah fatigue melalui mekanisme menghambat masuknya triptofan ke otak (3).
Asam Amino Rantai Cabang (BCAA) terdiri leucine, isoleucine and valine. Jenis
asam amino ini sangat dibutuhkan tubuh untuk menjaga jaringan otot saat latihan
berat dan saat stres fisik yang berlebihan. Dikalangan para atlit fungsi BCAA
seperti agen anabolik dan bisa sebagai sparing tubuh untuk lebih membakar lemak
bukan masa otot.
Penelitian yang dilakukan bertumpu pada fungsi Serotonin (5-HT) dan Dopamin.
karena peran keduanya dalam regulasi persepsi sensoris, perasaan dan aktifitas
lainnya. Hasil penelitian membuktikan saat terjadi ketidakseimbangan
neurotransmiter spesifik kadar serotonin meningkat dan kadar dopamine turun dan
inilah yang menyebabkan CNS Fatique. Teori tingginya 5-HT berbanding
rendahnya Dopamin memberikan pemahaman pada kita lebih jauh bila 5-HT
kadarnya direndahkan dan Dopamin ditinggikan maka fatique akan membaik.
Kenyataan ini menggembirakan karena dengan training, dukungan nutrisi dan
suplementasi yang cukup kita bisa mengembalikan rasio Serotonin/Dopamine
diotak kita.
Walau melalui mekanisme yang sangat kompleks (Rumus Layman’s) para peneliti
terus bertumpu pada Karbohidrat dan (BCAA) serta implikasinya pada
5. P a g e | 5
keseimbangan 5-HT/Dopamin di otak kita. Karbohidrat diketahui bisa mencegah
Fatigue sentral melalui mekanisme pemecahan fatty acid (FA), triptofan (TRP) dan
triptofan bebas (f-TRP) sehingga kadarnya turun pada tubuh yang kesemuanya
berpengaruh pada rasio penurunan kadar 5-HT/Dopamin. Sementara peningkatan
asupan BCAA diketahui akan menekan metabolisme 5-HT. sehingga dari kedua
teori tsb (Karbohidrat/BCAA) bisa memaintain rasio seimbang dari kadar 5-
HT/Dopamin dan bisa mencegah Fatique sentral.
2.3.2 Tata laksanaan
Tatalaksana fatique tergantung pada pemeriksaan menyeluruh dan
pengalaman sebelumnya dari pasien sendiri. Pada kasus pasien dengan influenza
atau pasien dengan infeksi, fatique biasanya pulih segera setelah penyakitnya
sembuh. Sementara fatique kronik dan gejala abnormal lainnya dokter akan
menatalaksana lebih komprehensif dengan beberapa program khusus. Dibawah ini
adalah beberapa pendekatan khusus yang biasa dilakukan dokter :
Latihan aerobik ringan
Hidrasi (banyak minum), karena air akan segera mengembalikan turgor dan tensi
kulit serta membantu membawa elektrolit tubuh.
Pasien rawat inap yang sedang diinfus pertimbangkanlah untuk menggunakan
infus maintenance yang lebih baik dan terkini. Pilihlah infus yang telah
dilengkapi dengan mikromineral, trace element, asam amino yang kaya BCAA
disamping kebutuhan basal elektrolit dasar dan glukosa saja.
Meningkatkan kualitas tidur
Farmakoterapi. Pasien akan mendapat obat terutama untuk mengatasi stres fisik
dan mental yang terjadi, mengontrol nyeri dan mengatur pola tidur.
Fisioterapi.
Latihan fisik tertentu lainnya. Untuk melatih dan membantu pasien mencegah
penurunan fungsi otot dan geraknya.
6. P a g e | 6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fatique didefinisikan sebagai suatu gejala subyektif yang disertai gejala dominan
diantaranya adalah rasa lelah dan capek disertai dengan turunnya aktifitas fisik atau kerja
harian. Definisi fatique di bidang kesehatan dan penyakit belum ada kesepakatan yang
jelas. Hal ini karena saat pasien sakit, gejala fatique yang timbul akan sangat dipengaruhi
juga oleh faktor pencetus lain diluar penyakitnya, seperti: budaya, kepribadian, lingkungan
fisik dimana pasien tinggal (kebisingan, cahaya dan fibrasi), adanya dukungan keluarga,
teman dan masyarakat sekitar, serta jenis kerjaan dan lamanya bekerja atau berolahraga.
Hal ini terbukti klien sakit dengan fatique akan memiliki intensitas lebih berat bila
pasien disertai depresi klinis, lingkungan sosial dan kepribadian tertutup jika dibandingkan
klien fatigue tanpa depresi, punya banyak teman dan kebiasaan olahraga teratur.
3.2 Saran
Penulis berharap semoga penyusunan makalah tentang Fatique memberikan ilmu
dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik keperawatan. Dan juga
denganmakalah ini dapat menjadi acuan untuk tindakan proses keperawatan.
7. P a g e | 7
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Budhi Santoso Sr. Medical Advisor budhi@ho.otsuka.co.id
Benita Sumber: www.otsuka.co.id Ilustrasi: factorfictionnutritionblog.com