Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Cheklist pendidikan keterampilan maternitas
1. PEMERIKSAAN LEOPOLD
Salah satu pemeriksaan yg dilakukan saatAnte Natal Care adalah pemeriksaan leopold.
Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tindakan yang masing-masing dilakukan untuk mengetahui
presentasi bayi dalam rahim. Berikiut dijelaskan gerakan-gerakan yang dilakukan saat
pemeriksaan leopold:
A. Leopold I
Untuk mengetahui letak presentasi kepala dan bokong
- Menghadap ke kepala pasien gunakan ujung jari kedua tangan untuk mempalpasi
fundus uteri
- Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras, bulat
dan mudah di gerakkan dan “ballotable”
- Apabila bokong janin teraba dibagian fundus yang akan terasa adalah lembut, tidak
beraturan, tidak rata, melingkar dan sulit di gerakkan.
B. Leopold II
Manuver ini untuk mengidentifikasi hubungan bagian tubuh janin ke depan, belakang
atau sisi pelvis ibu.
- Menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen
pertahankan uterus dengan tangan yang satu dan palpasi sisi lain untuk
menentukan lokasi punggung janin.
- Bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan.
Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/ posisi tidak jelas
dan menonjol, dan mungkin bisa bergerak pasif atau aktif.
C. Leopold III
Manuver ini mengidentifikasi bagian janin yang paling dekat dengan serviks. Bagian
janin inilah yang pertamakali kontak dengan jari pada saat pemeriksaan vagina, umumx
adalah kepala atau bokong.
Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen pasien tepat diantara
simphisis dan minta pasien untuk menarik napas dan menghembuskannya. Pada saat
2. pasien menghembuskan nafas, tekan jari tangan ke bawah secara perlahan dan dalam
disekitar bagian presentasi.
D. Leopold IV
Manuver ini mengidentifikasi bagian terbesar dari ujung kepala janin yang dipalpasi di
bagian sisi pelvis. Apabila posisi kepala fleksi ujung kepala adalah bagian de;pan
kepala. Apabila posisi kepela ekstensi ujung kepala adalah bagian oksiput.
- Menghadap ke kaki pasien. Secara perlahan gerakkan jari tangan ke sisi bawah
abdomen kearah pelvis hingga ujung jari salah satu tangan menyentuh tulang
terakhir. Inilah ujung kepala. Jika bagian ujung terletak di bagian yang berlawanan
dengan punggung ini adalah pndak bayi dan kepala pada posisi fleksi. Jika kepala
pada posisi ekstensi, ujung kepala akan terletak pada bagian yang sama dengan
punggung dan bagian oksiput menjadi ujung kepala.
3. CHEKLIST PEMERIKSAAN LEOPOLD
Nama :…………………………
No. Mahasiswa :…………………………
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Persiapan alat:
1. Catatan keperawatan
2. Alat tenun dan sebuah bantal
Prasat Pemeriksaan Leopold
Tahap Pre Interaksi
1. Baca cataan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga
Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan
dilakukan.
2. Sebelum melakukan tindakan, anjurkan klien untuk buang
air kecil
3. Pastikan privacy klien terjaga, kemudian anjurkan klien
untuk melepaskan pakaian luar dan dalam.
4. Persilahkan klien untuk berbaring ditempet tidur dengan
satu bantal dibagian kepala, kemudian tutupi dengan alat
tenun bagian tubuh klien yang tidak termasuk area yang
akan diperiksa.
5. Lakukan maneuver Leopold I:
- Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
- Letakan kedua belah telapak tangan dibagian fundus
uteri klien
- Lakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk
menentukan apa yang ada dibagian fundus uteri
- Tentukan apa yang ada dibagian fundus uteri
6. Lakukan maneuver Leopold II:
- Posisi pemeriksa menghadap kekepala klien
- Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi
abdomen klien
- Pertahankan letak uterus dengan menggunakan tangan
4. yang satu
- Gunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi
uterus disisi yang lain
- Tentukan latak punggung janin.
7. Lakukan maneuver Leopold III:
- Posisi pemeriksa menghadap kekepala klien.
- Letakan tiga ujung jari
- Kedua tangan pada kedua sisi abdomen klien tepat
diatas simphisis.
- Anjurkan klien untuk menarik napas dalam dan
menghembuskannya.
- Tekan jari tangan kebawah secara perlahan dan dalam
disekitar bagian presentasi, pada saat klien
menghembuskan nafas
- Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi.
8. Lakukan maneuver Leopold IV:
- Posisi pemeriksa menghadap kekaki klien
- Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi
abdomen
- Gerakkan jari tangan secara perlahan ke sisi bawah
abdomen kearah pelvis
- Palpasi bagian presentasi
- Tentukan letak dari bagian presentasi tersebut.
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
Dokumentasi
Catat hasil pemeriksaan Leopold didalam catatan keperawatan
Total Nilai
Raha,…………………………2009
Evaluator
5. KETERANGAN:
0 : Tidak dilakukan sama sekali
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus = 75%
6. PENGUKURAN TINGGI FUNDUS UTERI
Pemantauan kehamilan yang teliti dan reaksi terhadap p[erawatan adalah vital. Pada
setiap kunjungan ibu hamil dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Apabila hasil wawancara dan
temuan pemeriksaan fisik mencurigakan dilakukan pemeriksaan lebih mendalam. Salah satu
pemantauan kehamilan yang dilakukan adalah pengukuran tinggi fundus uteri. Selama trimester
kedua uterus menjadi organ abdomen. Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simphisis pubis
dipakai sebagai suatu indikator kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran TFU juga dapat
memperkirakan usia kehamilan secara kasar.
Pengukuran TFU dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor resiko tinggi. Tinggi
fundus ysang stabil atau menurun dapat mengindikasikan retardasi pertumbuhan intra uterin,
peningkatan yang berlebihan dapat menunjukkan adanya kahamilan kembar atau hidramnion.
CHEKLIST MENGUKUR TINGGI FUNDUS UTERI
Nama :…………………………
No. Mahasiswa :…………………………
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Persiapan alat:
1. Catatan keperawatan
2. Alat tenun dan sebuah bantal
3. Alat ukur (meteran atau pita)
Mengukur tinggi fundus uteri
Tahap Pre Interaksi
1. Baca cataan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga
Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan
dilakukan.
2. Sebelum melakukan tindakan, anjurkan klien untuk buang air
kecil
3. Pastikan privacy klien terjaga, kemudian anjurkan klien untuk
melepaskan pakaian luar dan dalam.
4. Persilahkan klien untuk berbaring ditempet tidur dengan satu
bantal dibagian kepala, dan lutut diluruskan.
7. Tutupi dengan alat tenun bagian tubuh klien yang tidak
termasuk area yang akan diperiksa.
5. Lakukan pengukuran tinggi fundus uteri:
Letakan ujung alat ukur (meteran) di batas atas simphisis
pubis.
Ukur sepanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas
mengikuti kurve fundus (atau tanpa mengikuti kurve fundus
bagian atas).
Tentukan tinggi fundus uteri
6. Hitung perkiran usia kehamilan dengan menggunakan rumus
Mcdonald’s
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
Dokumentasi
Catat hasil pengukuran tinggi fundus uteri dan perkiraan usia kehamilan
didalam catatan keperawatan
Total Nilai
Raha,…………………………2009
Evaluator
KETERANGAN:
0 : Tidak dilakukan sama sekali
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus = 75%
8. CHEKLIST MENGUKUR DENYUT JANTUNG JANIN
Nama :…………………………
No. Mahasiswa :…………………………
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Persiapan alat:
1. Catatan keperawatan
2. Alat tenun dan sebuah bantal
3. Pinard’s stetoskop
Menghitung denyut jantung janin
Tahap Pre Interaksi
1. Baca cataan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada
klien/keluarga
Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum
kegiatan dilakukan.
2. Pastikan privacy klien terjaga, kemudian anjurkan
klien untuk melepaskan pakaian luar dan dalam.
3. Sebelum melakukan tindakan, anjurkan klien untuk
buang air kecil.
4. Persilahkan klien untuk berbaring ditempet tidur
dengan satu bantal dibagian kepala, dan lutut
diluruskan.
5. Tutupi dengan alat tenun bagian tubuh klien yang
tidak termasuk area yang akan diperiksa.
6. Lakukan penghitungan denyut jantung janin:
7. Tentukan lokasi untuk mendengarkan DJJ dengan
memastikan posisi punggung janin atau pada area
garis tengah fundus 2 – 3 cm diatas simphisis
pubisterus kearah kuadran bawah kiri.
8. Letakkan fetoscope/ pinard”s stethoscope diarea
yang telah ditentukan untuk mendengarkan DJJ.
9. Hitung DJJ, dan pastikan kesannya.
9. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
Dokumentasi
Catat hasil penhitungan DJJ berikut kesannya dalam
catatan keperawatan
Total Nilai
Raha,…………………………2009
Evaluator
KETERANGAN:
0 : Tidak dilakukan sama sekali
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus = 75%
10. CHEKLIST PERTOLONGAN INTRA NATAL
Nama :…………………………
No. Mahasiswa :…………………………
ASPEK YANG DINILAI NILAI
0 1 2
Persiapan alat:
1. Catatan keperawatan
2. Set steril pertolongan persainan.
3. Sarung tangan
4. Pengalas
5. Pipet atau suction bayi
6. Baki
7. Gelas ukur
8. Set hecting
9. Inkubator
Pertolongan intra natal
Tahap Pre Interaksi
1. Baca cataan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat dan privacy ruangan
3. Cuci tangan
Tahap Orientasi
1. Berikan salam panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga
Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan
dilakukan.
2. Lakukan lavamen/huknah, tunggu beberapa saat kemudian
persilahkan ibu untuk melakukan BAB.
3. Atur posisi yang nyaman bagi ibu.
4. Beri dukungan kepada ibu secara verbal. Lakukan kontak
mata dan tenang. Tawarkan jika ada keluarga yang ingin
menyertai ibu dalam proses persalinan.
5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika memungkinkan
6. Letakkan pengalas bersih dibawah bokong ibu.
7. Hindari bersentuhan dengan area vagina untuk mencegah
kemungkinan infeksi.
8. Pada saat kepala mulai menumbung, lakukan hal-hal berikut:
Pecahkan membrane amnion, jika membrane masih utuh.
Anjurkan ibu untuk mengatur nafas, jangan meneran.
11. Letakkan satu telapak tangan pada kepala janin yang
muncul dan tekan perlahan kearah vagina untuk
mencegah kepala agar tidak menerobos keluar dengan
cepat. Sehingga tidak terjadi laserasi vagina atau
perineum dan tidak melukai subdural atau epidural.
Lakukan episiotomy, bila perlu
Setalah kapala dilahirkan, periksa tali pusat. Jika taki
pusat melilitleher, coba untuk melepaskan lilitan tersebut
melalui kepala janin.
Hisap lender yang ada di hidung dan mulut bayi dengan
menggunakan pipet.
9. Support kepala janin untuk melakukan rotasi eksternal. Seain
itu pegang kedua sisi kepala bayi, dan tekan perlahan kearah
bawahsampai bahu di simphisis pubis, kemudian tekan
perlahan eksersikan kearah yang berlawanan, bahu belakang
lewat sacrum dan koksigis, dilahirkan.
10. Pegang bayi hati-hati karena bagian tubuh bayi yang lain
akan dilahirkan dengan cepat. Bayi mungkin dapat tergelincir!
11. Angkat kepala bayi dan punggungnya pada satu tangan dan
tangan lainnya mengangkat bokong. Rendahkan posisi
kepala bayi agar cairan atau mucus dapat keluar. Gunakan
pipet untuk mengisap lender bila perlu.
12. Cepat keringkan bayi untuk mencegah hipotermi.
13. Letakkan bayi diatas perut ibunya, selimuti bayidan biarkan
ibu memeluk bayinya.
14. Klem tali pusat dengan menggunakan dua buah klem steril.
Jepitkan klem yang satu kurang lebih 3 cm dari ujung tali
pusat pada bayi, dan klem yang lain sekitar 2cm diatas klem
pertama.
15. Gunting tali pusat dilokasi antara klem yang pertama dengan
klem yang kedua tetap pada tempatnya.
16. Ikat tali pusat dengan benang steril dibawah klem pertama.
17. Tunggu hingga plasenta terlepas, dan jangan menarik tali
pusat.
18. Anjurkan ibu untuk meneran untuk melahirkan plasenta.
Seacara perlahan keluarkan membrane plasenta dengan
menggunakan gerakkan naik turun hingga plasenta terlepas.
19. Letakkan plasenta pada baki, kemudian periksa ketuhan
membrane plasenta.
20. Ukur jumlah perdarahan di tahap II
21. Periksa keadaan uterus. Secra perlahan lakukan pemijatan
(masase) dan peragakan kepada ibu cara untuk melakukan
pemijatan uerus sendiri.
22. Bersihkan area perineum dan gunakan pembalut.
23. Pada saat melakukan pemijatan uterus lakukan hal berikut
untuk menghindari adanya perdarahan:
12. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya, sehingga timbul
kontraksi uterus karena adanya stimulasi produksi
oksitosin dari kelenjar pituitary posterior. Jika belum ada
refleks menghisap, lakukan stimulasi payudara secara
manual.
Lepaskan pakaian hingga tidak menutupi daerah uterus.
24. Beri ibu lingkungan yang nyaman dan jaga bayi tetap dalam
kehangatan, beri minum bila perlu.
25. Lakukan pengkajian neonatal meliputi:
Berat badan bayi
Tinggi badan bayi
Lingkar kepala
Head to toe
26. Buat catatan persalinan tentang:
Presentasi dan posisi janin
Adanya lilitan tali pusat di leher janin atau dibagian lain
dan jumlah lilitannya.
Warna, karakter, dan jumlah cairan amnion, atau jika
terjadi rupture membrane sebelum dilahirkan.
Waktu kelahiran
Hasil penilaian APGAR, upaya resusitasi, dan kondisi
bayi.
Jenis kelamin bayi.
Waktu plasenta lepas, penampilannya dan keutuhannya
Kondisi ibu: jumlah perdarahan, dan keadaantonus uterus
Keadaan-keadaan yang tidak biasa dalam persalinan
(misal: respon orang tua, verbalisasi, atau perilaku orang
tua terhadap bayinya)
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
Dokumentasi
Catat hasil seluruh tindakan didalam catatan keperawatan
Total Nilai
Raha,…………………………2009
Evaluator
13. KETERANGAN:
0 : Tidak dilakukan sama sekali
1 : Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus = 75%