SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
ASUHANKEPERAWATANANAKDENGAN
DIFTERI
DWIYULIRATISABTUTI HAMSIR
PENGERTIAN
• Difteria adalah suatu infeksi akut yang mudah menular
dan yang diserang terutama saluran pernapasan bagian
atas dengan tanda khas timbulnya pseudomembran
(Ngastiyah, 2005).
• Difteri adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
corynebacterium diphteriae (Rampengan, 1993). Difteri
adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
corynebacterium diphteriae dengan bentuk basil gram
positif (WHO).
• Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri penghasil racun (Detik Health). Difteri adalah
suatu infeksi yang akut yang disebabkan oleh bakteri
penghasil toksik corynebacterium diphteriae (Medicas).
ETIOLOGI
Penyebab penyakit difteri adalah
jenis bacteri yang diberi nama
Cornyebacterium diphteriae,
5
Patofisiologi
Kuman berkembang biak pada saluran nafas
atas(vulva, kulit, mata jarang terjadi).
Kuman membentuk psudo membrane melepaskan
eksotoksin.
Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan
mengakibatkan terjadinya miokarditis dan timbul
paralysis otot-otot pernafasan bila mengenai jaringan
saraf.
Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudo
membrane pada laring dan trachea dapat
menyebabkan kondisi fatal.
6
• Corynebacterium diphteriae
• Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.
• Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.
• Aliran sistemik
• Masa inkubasi 2 – 5 hari.
• Mengeluarkan toksin (eksotoksin)
Nasal Tonsil/faringeal Laring
Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam
sfgjulDemam suara serak,
hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuk obstruksi
sal.
Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak
nafas, Linfadenitis (bull’s neck)
Toxemia, syok septic.
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
7
MANIFESTASI KLINIK
Gejala umum yang timbul berupa:
• Demam tidak terlalu tinggi
• Lesu dan lemah
• Pucat
• Anoreksia
Gejala khas yang menyertai:
• Nyeri menelan
• Sesak nafas
• Serak
KLASIFIKASI
• Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi
menjadi 3 tingkat yaitu :
• Infeksi ringan bila pseudomembran hanya terdapat
pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri
menelan.
• Infeksi sedang bila pseudomembran telah
menyerang sampai faring (dinding belakang
rongga mulut) sampai menimbulkan
pembengkakan pada laring.
• Infeksi berat bila terjadi sumbatan nafas yang berat
disertai dengan gejala komplikasi seperti
miokarditis (radang otot jantung), paralisis
(kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang
ginjal).
• Menurut lokasi gejala yang dirasakan pasien:
• Diphtheria Hidung
Pada permulaan mirip common cold, yaitu pilek
ringan tanpa atau disertai gejala sistemik ringan
• Diphtheria Tonsil-Faring
Gejala anoroksia, malaise, demam ringan, nyeri
menelan
• Diphtheria Laring
Biasanya merupakan perluasan diphtheria faring, pada
diphtheria laring primer gejala toksik kurang nyata, tetapi
lebih berupa gejala obstruksi saluran nafas atas.
• Diphtheria Kulit, Vulvovaginal, Konjungtiva, Telinga
Diphtheria kulit berupa tukak di kulit, tepi jelas dan terdapat
membran pada dasarnya. Kelainan cenderung menahun.
Diphtheria pada mata dengan lesi pada konjungtiva berupa
kemerahan, edema dan membran
pada konjungtiva palpebra. Pada telinga berupa otitis
eksterna dengan sekret purulen dan berbau.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Schick test
• Pemeriksaan laboratorium
• Moloney test
PENCEGAHAN
• Isolasi penderita
• Pencegahan terhadap kontak
• Imunisasi
KOMPLIKASI
• Aluran Pernafasan
Obstruksi jalan nafas dengan segala
bronkopnemonia atelaktasio
• Kardiovaskuler
Miokarditir akibat toksin yang dibentuk kuman
penyakit ini
• Urogenital
Dapat terjadi Nefritis
• Susunan daraf
Kira-kira 10% penderita difteria akan
mengalami komplikasi yang mengenai system
susunan saraf terutama system motorik
PENGKAJIAN
– Identitas Klien :
• Nama/nama panggilan : An. A.
• Tempat tanggal lahir/usia : Kendari, 29
April 2004/ 7 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• A g a m a : Islam
• Pendidikan : Kelas 2 SD
• Alamat : Jln
R..Suprapto No. 15
• Tanggal masuk : 9 Mei 2011
• Tanggal pengkajian : 9 Mei 2011
• Diagnosa Medik : Difteri
• Rencana terapi : -
– Identitas Orang Tua
• Ayah
• a. N a m a : Tn. A
• b. U m u r : 45 tahun
• c. Pendidikan : SMA
• d. Pekerjaan : Buruh Harian
• e. A g a m a : Islam
• f. A l a m a t: Jln R..Suprapto No. 15
• 2. Ibu
a. N a m a : Ny. R
b. U s i a : 35 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. A g a m a : I s l a m
f. A l a m a t : Jln R..Suprapto No. 15
• Keluhan Utama
• sesak napas disertai dengan nyeri menelan.
• Riwayat Kesehatan.
– Riwayat Kesehatan Sekarang
• Klien panas di rumah mulai pada hari minggu jam 10
pagi, kemudian orang tua klien memberi minum obat
paracitamol dan bodreksin panas turun, tapi beberapa hari
kemudian klien demam lagi, dan orang tua klien
mengkompres dengan air hangat dan orang tua
mengatakann klien malas makan di rumah karena anak
mengeluh nyeri menelan.. Pada keesokan harinya Klien
mengeluh Sesak napas, sakit kepala, BAB dan BAK
lancar tidak ada keluhan, hari Senin siang klien di bawah
ke RSUD
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan
sekret dan pembesaran kelenjar pseudomembran ditandai dengan klien
merasa sesak, P : 28/m, klien kelihatan lemah dan gelisah
• Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil dan laring
ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada saat menelan, klien tampak
meringis.
• perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake in adekuat ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada saat
menelan, porsi makan tidak dihabiskan.
• peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi yang
ditandai dengan SB 37,8 “C, Klien berkeringat, Klien kelihatan gelisah,
Nadi 120 /m Klien menangis dan mengatakan badannya terasa panas.
• Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan
evaporasi yang ditandai dengan Nadi cepat 120/m dan lemah,Klien
kurang minum, P : 28 /m, Klien kurang minum, Klien kelihatan lemah dan
gelisah, Orangtua mengatakan klien tidak suka makan
•
AsuhanKeperawatanDifteri

More Related Content

What's hot

macam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasanmacam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasanSion Lidya
 
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasanKelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasanRyan Widjayana
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
Tonsilitis & faringitis 2
Tonsilitis & faringitis 2Tonsilitis & faringitis 2
Tonsilitis & faringitis 2HerwantoYusa
 
Bronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitisBronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitisaaanin
 
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S Pangestu S
 
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]ARDIAN S. LEKY
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Betari Wanda Saskia
 
Gangguan pada Sistem Pernapasan
Gangguan pada Sistem PernapasanGangguan pada Sistem Pernapasan
Gangguan pada Sistem Pernapasanmilaram
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCoassTHT
 
Ppt bronkhitis akut
Ppt bronkhitis akutPpt bronkhitis akut
Ppt bronkhitis akut170691
 

What's hot (18)

Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNAFaringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
 
macam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasanmacam-macam kelainan pada sistem pernafasan
macam-macam kelainan pada sistem pernafasan
 
L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA
L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA
L aringitis 4 AKPER PEMKAB MUNA
 
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasanKelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Tonsilitis & faringitis 2
Tonsilitis & faringitis 2Tonsilitis & faringitis 2
Tonsilitis & faringitis 2
 
Sinusitis
SinusitisSinusitis
Sinusitis
 
Bronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitisBronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitis
 
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
Sistem THT (Polip). Dokumentasi Keperawatan. By.Pangestu Chaesar S
 
Satuan acara penyuluhan Bronkitis
Satuan acara penyuluhan BronkitisSatuan acara penyuluhan Bronkitis
Satuan acara penyuluhan Bronkitis
 
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
 
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
 
Leaflet bronkitis
Leaflet bronkitisLeaflet bronkitis
Leaflet bronkitis
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
 
Gangguan pada Sistem Pernapasan
Gangguan pada Sistem PernapasanGangguan pada Sistem Pernapasan
Gangguan pada Sistem Pernapasan
 
CBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotorCBD rhinitis vasomotor
CBD rhinitis vasomotor
 
Ppt bronkhitis akut
Ppt bronkhitis akutPpt bronkhitis akut
Ppt bronkhitis akut
 
Polip nasal
Polip nasalPolip nasal
Polip nasal
 

Similar to AsuhanKeperawatanDifteri

Similar to AsuhanKeperawatanDifteri (20)

PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
 
LO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxLO Difteri.pptx
LO Difteri.pptx
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
 
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptxDIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx
12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx
12.-Penyakit-yang-Diakibatkan-Mikroba-Patogen-pertemuan-ke-12.pptx
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
 
Leflet
LefletLeflet
Leflet
 
Leflet
LefletLeflet
Leflet
 
Pneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptxPneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptx
 
ispa.ppt
ispa.pptispa.ppt
ispa.ppt
 
fdokumen.com_ispa-ppt copy.pptx
fdokumen.com_ispa-ppt copy.pptxfdokumen.com_ispa-ppt copy.pptx
fdokumen.com_ispa-ppt copy.pptx
 
Kliping penyakit sistem pernafasan 2
Kliping penyakit sistem pernafasan 2Kliping penyakit sistem pernafasan 2
Kliping penyakit sistem pernafasan 2
 
Present ispa
Present ispaPresent ispa
Present ispa
 
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdffisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
fisiologi -patofisiologi sistem fonasi.pdf
 
1. ispa
1. ispa1. ispa
1. ispa
 
Difteri pada anak
Difteri pada anakDifteri pada anak
Difteri pada anak
 
A1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptxA1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptx
 
1._ispa.ppt
1._ispa.ppt1._ispa.ppt
1._ispa.ppt
 
DIFTHERIA AND INFLUENZA
DIFTHERIA AND INFLUENZADIFTHERIA AND INFLUENZA
DIFTHERIA AND INFLUENZA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

AsuhanKeperawatanDifteri

  • 2. PENGERTIAN • Difteria adalah suatu infeksi akut yang mudah menular dan yang diserang terutama saluran pernapasan bagian atas dengan tanda khas timbulnya pseudomembran (Ngastiyah, 2005). • Difteri adalah infeksi akut yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae (Rampengan, 1993). Difteri adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh corynebacterium diphteriae dengan bentuk basil gram positif (WHO). • Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun (Detik Health). Difteri adalah suatu infeksi yang akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil toksik corynebacterium diphteriae (Medicas).
  • 3.
  • 4. ETIOLOGI Penyebab penyakit difteri adalah jenis bacteri yang diberi nama Cornyebacterium diphteriae,
  • 5. 5 Patofisiologi Kuman berkembang biak pada saluran nafas atas(vulva, kulit, mata jarang terjadi). Kuman membentuk psudo membrane melepaskan eksotoksin. Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan terjadinya miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan bila mengenai jaringan saraf. Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudo membrane pada laring dan trachea dapat menyebabkan kondisi fatal.
  • 6. 6 • Corynebacterium diphteriae • Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi. • Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan. • Aliran sistemik • Masa inkubasi 2 – 5 hari. • Mengeluarkan toksin (eksotoksin) Nasal Tonsil/faringeal Laring Peradangan mukosa Tenggorokan sakit demam sfgjulDemam suara serak, hidung (flu, secret anorexia, lemah. Membrane batuk obstruksi sal. Hidung serosa). Berwarna putih atau abu-abu napas, sesak nafas, Linfadenitis (bull’s neck) Toxemia, syok septic. P A T O F I S I O L O G I
  • 7. 7
  • 8. MANIFESTASI KLINIK Gejala umum yang timbul berupa: • Demam tidak terlalu tinggi • Lesu dan lemah • Pucat • Anoreksia Gejala khas yang menyertai: • Nyeri menelan • Sesak nafas • Serak
  • 9.
  • 10. KLASIFIKASI • Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu : • Infeksi ringan bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan. • Infeksi sedang bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring. • Infeksi berat bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang otot jantung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).
  • 11.
  • 12. • Menurut lokasi gejala yang dirasakan pasien: • Diphtheria Hidung Pada permulaan mirip common cold, yaitu pilek ringan tanpa atau disertai gejala sistemik ringan • Diphtheria Tonsil-Faring Gejala anoroksia, malaise, demam ringan, nyeri menelan • Diphtheria Laring Biasanya merupakan perluasan diphtheria faring, pada diphtheria laring primer gejala toksik kurang nyata, tetapi lebih berupa gejala obstruksi saluran nafas atas. • Diphtheria Kulit, Vulvovaginal, Konjungtiva, Telinga Diphtheria kulit berupa tukak di kulit, tepi jelas dan terdapat membran pada dasarnya. Kelainan cenderung menahun. Diphtheria pada mata dengan lesi pada konjungtiva berupa kemerahan, edema dan membran pada konjungtiva palpebra. Pada telinga berupa otitis eksterna dengan sekret purulen dan berbau.
  • 13. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Schick test • Pemeriksaan laboratorium • Moloney test
  • 14. PENCEGAHAN • Isolasi penderita • Pencegahan terhadap kontak • Imunisasi
  • 15. KOMPLIKASI • Aluran Pernafasan Obstruksi jalan nafas dengan segala bronkopnemonia atelaktasio • Kardiovaskuler Miokarditir akibat toksin yang dibentuk kuman penyakit ini • Urogenital Dapat terjadi Nefritis • Susunan daraf Kira-kira 10% penderita difteria akan mengalami komplikasi yang mengenai system susunan saraf terutama system motorik
  • 16. PENGKAJIAN – Identitas Klien : • Nama/nama panggilan : An. A. • Tempat tanggal lahir/usia : Kendari, 29 April 2004/ 7 tahun • Jenis Kelamin : Laki-laki • A g a m a : Islam • Pendidikan : Kelas 2 SD • Alamat : Jln R..Suprapto No. 15 • Tanggal masuk : 9 Mei 2011 • Tanggal pengkajian : 9 Mei 2011 • Diagnosa Medik : Difteri • Rencana terapi : - – Identitas Orang Tua • Ayah • a. N a m a : Tn. A • b. U m u r : 45 tahun • c. Pendidikan : SMA • d. Pekerjaan : Buruh Harian • e. A g a m a : Islam • f. A l a m a t: Jln R..Suprapto No. 15 • 2. Ibu a. N a m a : Ny. R b. U s i a : 35 tahun c. Pendidikan : SMP d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga e. A g a m a : I s l a m f. A l a m a t : Jln R..Suprapto No. 15
  • 17. • Keluhan Utama • sesak napas disertai dengan nyeri menelan. • Riwayat Kesehatan. – Riwayat Kesehatan Sekarang • Klien panas di rumah mulai pada hari minggu jam 10 pagi, kemudian orang tua klien memberi minum obat paracitamol dan bodreksin panas turun, tapi beberapa hari kemudian klien demam lagi, dan orang tua klien mengkompres dengan air hangat dan orang tua mengatakann klien malas makan di rumah karena anak mengeluh nyeri menelan.. Pada keesokan harinya Klien mengeluh Sesak napas, sakit kepala, BAB dan BAK lancar tidak ada keluhan, hari Senin siang klien di bawah ke RSUD
  • 18. DIAGNOSA KEPERAWATAN • bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan sekret dan pembesaran kelenjar pseudomembran ditandai dengan klien merasa sesak, P : 28/m, klien kelihatan lemah dan gelisah • Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil dan laring ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada saat menelan, klien tampak meringis. • perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in adekuat ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada saat menelan, porsi makan tidak dihabiskan. • peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi yang ditandai dengan SB 37,8 “C, Klien berkeringat, Klien kelihatan gelisah, Nadi 120 /m Klien menangis dan mengatakan badannya terasa panas. • Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan evaporasi yang ditandai dengan Nadi cepat 120/m dan lemah,Klien kurang minum, P : 28 /m, Klien kurang minum, Klien kelihatan lemah dan gelisah, Orangtua mengatakan klien tidak suka makan •