Jazz berawal dari gabungan musik blues, ragtime, dan Eropa pada abad ke-20 di Amerika. Jazz masuk Indonesia pada 1930-an oleh musisi Filipina dan menjadi populer pada 1980-an. Saat ini banyak kelompok jazz lokal yang memainkan berbagai gaya seperti fusion dan etnik.
2. Banyak yang beranggapan bahwa musik jazz adalah musiknya kaum elite
dan mapan. Namun bila kita menegok ke akar jazz boleh dibilang justru
bertolak belakang. Jazz adalah sebuah seni ekspresi dalam bentuk musik.
Jazz disebut sebagai musik fundamental dalam hidup manusia dan cara
mengevaluasi nilai-nilai tradisionalnya. Tradisi jazz berkembang dari gaya
hidup masyarakat kulit hitam di Amerika yang tertindas. Awalnya,
pengaruh dari tribal drums dan musik gospel, blues serta field hollers
(teriakan peladang). Proses kelahirannya telah memperlihatkan bahwa
musik jazz sangat berhubungan dengan pertahanan hidup dan ekspresi
kehidupan manusia.
Pengaruh dan perkembangan musik blues tidak dapat ditinggalkan saat
membahas musik jazz di tahun-tahun awal perkembangannya. Ekspresi
yang memancar saat memainkan musik blues sangat sesuai dengan gaya
musik jazz. Kemampuan untuk memainkan musik blues menjadi standar
bagi semua musisi jazz, terutama untuk digunakan dalam berimprovisasi
dan ber-jam session. Musik blues sendiri, yang berasal dari daerah
Selatan, memiliki sejarah yang sangat luas. Pemain musik blues biasanya
menggunakan gitar, piano, harmonika, atau bermain bersama dalam
kelompok yang memainkan alat-alat musik buatan sendiri.
3.
4. SEJARAH JAZZ DI DUNIA
Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa,
terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool
jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz.Jazz adalah aliran musik yang berasal dari
Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa.Musik jazz
banyak menggunakan instrumen gitar, trombon, piano, terompet, dan saksofon. Salah satu
elemen penting dalam jazz adalah sinkopasi.
Musik jazz pertama dari Amerika adalah benar-benar asli kontribusi kepada dunia seni
masyarakat. Periode 1930an dan pada tahun 1940-an sampai sekarang adalah satu-satunya
dalam sejarah ketika usia popularitas jazz lainnya hilang cahayanya semua genre musik di AS
Adalah suatu masa yang dikenal sebagai era Big Band, dan selama itu ayunan musik adalah
raja.
Popularitas jazz, dan cara bermain dalam perubahan gaya musik, waned setelah WWII. Namun
band besar dari orang-orang seperti Duke Ellington, Woody Herman, Count Basie dan lain-lain
upheld tradisi di tahun 1970-an dan seterusnya. Selain itu jazz kelompok kecil, terdiri dari
kedua mantan band besar era soloists musisi muda baru dan sama-sama, ada lanjutan untuk
memanfaatkan paralel distinctions banyak dari bahasa yang mereka bermain di ayunan dan
rekaman sejak jatuhnya band yang besar. Demikian pula yang besar, pop jazz dan vocalists dari
tahun 1950-an dan 1960-an yang digunakan oleh aturan dan instrumentasi arrangers dan
musisi yang berkaitan dengan sebelumnya, dan pemahaman, maka kata-kata dari Big Band era.
Bahasa ayun masih hari ini diucapkan oleh sejumlah berbakat sekarang ini modern dan musisi
jazz band ayunan. Pertengahan tahun 1990-an memperbaharuinya dalam ayunan musik adalah
fueled by a swing dance kebangkitan dari Lindy-hop jitterbug swing dan tarian. Hari ini sukses
dan sesi band-pemimpin yang acquiesce untuk merekam dan memutar musik jazz yang swings
melakukannya dengan pengetahuan yang menarik perhatian adalah penggemar baru jazz agak
mirip dengan rasa yang memuaskan dari ayunan penari; besar bermain lebih mudah untuk
memahami dan berhubungan dengan ketika mengalir seperti itu didukung oleh halus, stabil,
dan lancar yang rhythms, banyak seperti yang populer di pertengahan 1930an.
5.
6. SEJARAH MUSIK JAZZ DI INDONESIA
Musik jazz masuk Indonesia pertama kali pada tahun 30an. Yang dibawa oleh musisi-
musisi dari Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Bukan
hanya mentransfer jazz saja, mereka juga memperkenalkan instrumen angin, seperti
trumpet, saksofon, kepada penikmat musik Jakarta. Mereka memainkan jazz ritme
Latin, seperti boleros, rhumba, samba dan lainnya.
Pertengahan tahun 80an, nama Fariz RM muncul. Ia lebih mengkategorikan
musiknya sebagai new age. Namun, beberapa komposisinya bernafaskan pop jazz,
bahkan latin. Indra Lesmana, Donny Suhendra, Pra B. Dharma, Dwiki Darmawan,
Gilang Ramadan membentuk Krakatau, dan akhirnya kelompok ini bertransformasi
menjadi Java Jazz, dengan mengganti beberapa personil.
Tahun 90an hingga sekarang, banyak sekali musisi dan kelompok jazz yang
terbentuk. Musik jazz yang dibawakan tidak lagi mainstream, namun hasil distilasi
berbagai musik seperti fusion, acid, pop, rock dan lainnya. Sebut saja SimakDialog,
Dewa Budjana, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Bali Lounge, Andien, Syaharani,
Tompi, Bertha, Maliq & D’essentials dan masih banyak lagi lainnya.
Musisi jazz biasanya banyak bermunculan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali.
Hal ini disebabkan arus musik jazz lebih banyak mengalir di sana lewat pertunjukan
jazz (JakJazz, Java Jazz Festival, Bali Jazz Festival), sekolah musik jazz, studio rekaman
dan kafe yang menampilkan jazz. Seorang yang juga berjasa “mengalirkan” arus jazz
ke Indonesia adalah Peter F. Gontha, seorang pemilik JAMZ dan pendiri pemrakarsa
Java Jazz Festival.