Dokumen tersebut membahas tentang hak-hak istri yang ditinggal mati suaminya, yaitu mendapat nafkah selama setahun tanpa disuruh pindah dari rumah, namun jika mereka memilih pindah maka waris tidak berdosa membiarkannya. Allah Maha Perkasa dan Bijaksana.
Nafqah dan tempat tinggal bagi wanita yang ditinggal mati suaminya
1. Nafqah dan tempat tinggal bagi wanita yang ditinggal mati suaminya.
يا َذنذالَ ي
نَذَينا َليا ِذَّ ََِِّن نذويت ياوَوناَج ايَّزَّالذذيًَّو ِذَّاوَوناَا َ نوتنَِذَْ َو نوتْنُذين َ نَذَّذ َََذِتذْ ََنْيِذَّلا َون يِذذَ ،ٍاَذنخ
ِذذذذذَن ن
ي
نوتْنالذذذذذََ َِْذذذذذذَُتو َ ذذذذذَ ََنوَذذذذذَخونالذذذذذذيَْ ذذذذذنذْيَ ت َو ،كنوتذذذذذذنعَّن نَذذذذذين ََّيتذذذذذي تننذَِا ن
ي
ََذذذذذذنَعَذ.
:ة البق240
Dan orang-orang yang akan meninggal dunia diantaramu dan meninggalkan istri, hendaklah
berwashiyat untuk istri-istrinya, (yaitu) diberi nafqah hingga setahun lamanya dengan tidak
disuruh pindah (dari rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak ada
dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang
ma’ruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. Al-Baqarah
: 240]
ي
نوتذذتقلنا يكَذذََ يع نوتتَقَننَِذذَ تذِفذَل ،ٍَ ذذنَا يذهذَََ يع ذا يونوَا ٍََذذَخ : نذاذَلَِ: ،َذذيِلَن يذاذنُيْ َزذذَعنذَْتذ نَذَ
َقََِ ص َّيَِّبُال تانالَذتََِ اي
نهَا يننوت نَين ،زَعيِسَش ،ناَ يع ََِِا َو تِفتالنعَذِ يِِنَتََِ تهنَتَذَِقَذتِفَل ََيذل تتن
َّجِذذذذَن َج َو َّزذذذَقَنَذِ نًَذذذَْ نَ َو ذاذذي
نهَا يننوت نَذذذين ،زَذعذذيِسَش ،ناَ يع يذِِنذذَتَا ذاذذ يونوَا َْذذذنعَذِ َّيا :تذاذذنتقَذ
ذَش ي ذنعَذْ يع يل َذىَننَا َِذََْل ايتََذنخيا َو ذاي
نهَا َليا تانلَََََّت نَََذ تِفَل تََْن َ
ملنا َسنالَل َو تِفتِنذثينَويِننأ
: َِذذذذَقَذ تانالي تذذذذَ يَذذذذَنَا نوَا يذِِنذذذَ َ يةَذذذذنْتينا َليا نوَا ي يْذذذذن َ
ملنا َليا تذاذذذنوََخ ِذذذذَّجََذ . يلََّذذذذَََت : َِذذذذَ:
تتن َذَِن َِ : نذاَلَِ: تذِفََوَا تذِلَِيْلنا َكذتنذبَذْ ََّذَ
يَذ يونوَا تْذنعَذِ يذِفنالي يِِذَتَا ىيَِّلا يَيِنالَذْ يع ايثتْننتا
ياَّنشَ َو ،تتنشَا َزَعَذْننَا يِفنالالرتنِى ًححِف و ز اخلج .
Dari Furai’ah binti Malik, dia berkata : Suamiku keluar mencari budak-budaknya (yang
melarikan diri), kemudian dia menemukan mereka di Tharaful Qudum, lalu mereka
membunuh suamiku. Maka sampailah berita kematiannya kepadaku, sedang aku berada di
sebuah rumah yang jauh dari rumah-rumah keluargaku. Kemudian aku datang kepada Nabi
SAW dan aku ceritakan hal itu kepada beliau. Aku berkata, “Sesungguhnya berita kematian
suamiku sampai kepadaku sedang aku berada di sebuah rumah yang jauh dari rumah-
rumah keluargaku, dan dia tidak meninggalkan nafqah, harta warisan dan rumah. Maka
2. kalau aku pindah ke rumah keluargaku dan saudara-saudaraku tentu lebih baik bagiku untuk
sebagian urusanku”. Nabi SAW bersabda, “Pindahlah !”. Kemudian ketika aku telah keluar
ke masjid atau ke kamar, Nabi SAW memanggilku atau menyuruh seseorang untuk
memanggilku, lalu aku dipanggil, kemudian beliau bersabda, “Tetaplah tinggal di rumah
dimana kamu menerima berita kematian suamimu, sehingga habis masa iddahmu”. Furai’ah
berkata, Lalu aku pun ber’iddah di situ selama empat bulan sepuluh hari”. [HR. Khamsah
dan dishahihkan Tirmidzi]
َ نوتنَِذذذذذذذذَْ َو نوتْنُذذذذذذذذين َ نَذذذذذذذذذَّذ َََذِتذْ ََنْيِذذذذذذذذَّلا َو و يذِفذذذذذذذيلنََذ: يع ،َِّذذذذذذذذَّبَ يَذذذذذذذذذنْا يَذذذذذذذذَ َزذذذذذذذذَنينْي
نَذذذذذذذذَِذذذذذذذذذَّاوَوناَا
ت َضََذ َِيِب ياثَنذاليملنا يزَْآيْ ََيذل َخيتِ } ،ٍاَنخيا َنذالَ ي
نََينا َليا َِّ ََِِّن نويت ياوَوناَج ايَّزَّاليًَّوََ ين َََِل
اَّنشَ َو ،تتنشَا َزَعَذْننَا َِتتَوَا َليعتو نَا ي
نََينا تلَوَا َخيتِ َو يَتجُّثال َو يعتُّْالُال .او َْا و ِئا
Dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas tentang firman Allah “Dan orang-orang yang akan meninggal
dunia diantaramu dan meninggalkan istri, hendaklah berwashiyat untuk istri-istrinya (yaitu)
diberi nafqah hingga setahun lamanya dengan tidak disuruh pindah dari rumahnya”. (QS. Al-
Baqarah : 240). Bahwa ketentuan ini dinasikh oleh ayatul miraats, yaitu bahwa Allah
menentukan bagian istri yang ditinggal mati itu seperempat atau seperdelapan bagian (dari
harta warisan suami) dan masa setahun itu (juga) dinasikh, yaitu masanya dijadikan empat
bulan sepuluh hari”. [HR. Nasai dan Abu Dawud]
Keterangan :
Dalam memahami surat Al-Baqarah : 240 ini ulama ada dua pendapat. Pendapat pertama,
memahami sebagaimana riwayat ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas tersebut diatas. (Ini bagi yang
berpaham ada nasikh dan mansukh dalam Al-Qur’an).
Pendapat kedua (yang berpaham tidak ada nasikh dan mansukh dalam Al-Qur’an),
memahami bahwa bagi istri yang ditinggal mati oleh suami, tetap mendapatkan haq waris,
namun pemberian nafqah hingga setahun itu sifatnya hanya anjuran (sunnah), karena
setelah turun ayat 240 surat Al-Baqarah tersebut, kemudian turun ayat 234 surat Al-Baqarah
yang menyatakan bahwa ‘iddah wanita yang ditinggal mati suaminya hanya empat bulan
sepuluh hari.