Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, dalil, syarat, rukun, dan hal-hal yang terkait dengan shalat menurut ajaran Islam. Dibahas pula perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam melaksanakan shalat serta beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kewajiban mengerjakan shalat. Dokumen ini bertujuan untuk memahami konsep dasar shalat secara mendalam.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
ShalatPengertian
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sholat merupakan ibadah yang dilakukan oleh seseorang kepada sang
kholik (Allah) Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada allah menurut sysrat-syarat yang telah ditentukan
(sidigazalba, 88).
Secara hakiki sholat adalah, berhadapan hati, jiwa dan raga kepada
Allah. Secara mendatangkan rasa takut kepada-nya atau hajat dan keperluan
kita kepada Allah yang kita sembah bentuk ibadah yang didalamnya
merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat
dan rukun yang telah ditentukan syara (imambasyahriassyuthi, 30).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang diatas yaitu :
1. Jelaskan pengertian shalat ?
2. Jelaskan dalil yang Mewajibkan Shalat ?
3. Jelaskan syarat-syarat shalat ?
4. Jelaskan rukun shalat ?
5. Jelaskan sunah ab’adh ?
6. Sebutkan sunah hai’at ?
7. Sebutkan makruh shalat ?
8. Sebutkan perbedaan laki-laki dan perempuan dalam shalat ?
9. Sebutkan hal-hal yang mungkin dilupakan ?
C. Manfaat
1. Dapat menjelaskan pengertian shalat
2. Dapat menjelaskan dalil yang Mewajibkan Shalat
3. Dapat menjelaskan syarat-syarat shalat
2. 2
4. Dapat menjelaskan rukun shalat
5. Dapat menjelaskan sunah ab’adh
6. Dapat menyebutkan sunah hai’at
7. Dapat menyebutkan makruh shalat
8. Dapat menyebutkan perbedaan laki-laki dan perempuan dalam shalat
9. Dapat menyebutkan hal-hal yang mungkin dilupakan
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Secara etimologi sholat berarti do’a dan secara terminology (istilah)
para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat
berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan di
akhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut
sysrat-syarat yang telah ditentukan (Sidigazalba, 88). Secara hakiki shalat
ialah berhadapan hati, jiwa dan raga kepada allah, secara yang mendatangkan
rasa takut kepada-nya atau mendhairkan hajat dan keperluan kita kepada allah
yang kita sembah dengan perkataan dan perbuatan (Hasbiasy-Syidiq, 59).
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba
dengan tuhannya sebagai bentuk ibadah yang didalamnya merupakan amalan
yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang
telah ditentukan syara (Imam Basyahriassyuthi, 30).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat
adalah suatu ibadah kepada tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara berupa penyerahan diri secara lahir batin kepada
Allah dalam rangkah ibadah dan memohon ridho-Nya.
B. Dalil yang Mewajibkan Shalat
Dalil yang mewajibkan sholat banyak sekali, baik dalam Al’quran
maupun dalam Hadis Nabi Muhammad SAW. Dalil ayat-ayat Al Qur’an yang
mewajibkan shalat antara lain berbunyi; “dan dirikanlah shalat, dan
keluarkanlah zakat, dan ruku’lah bersama-sama orang yang ruku" (QS.Al
Baqarah; 43).
Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah perbuatan yang
jahat dan mungkar” (QS. Al-Ankabut;45).
4. 4
Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan dalam hati dan jiwa kita umat
muslim dan anak-anak dengan cara pendidikan yang lcermat, dan dilakukan
sejak kecil sebagaimana tersebut dalam hadis nabi Muhammad Saw :
Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia mereka
meningkat tujuh tahun, dan pukulah (kalau mereka enggan melasanakan
shalat) diwaktu usia mereka meningkat sepuluh tahun (HR. Abu dawud).
C. SYARAT-SYARAT
D. Rukun Shalat`
Berikut merupakan rukun shalat yaitu :
1. Niat
2. Takbiratul ihram
3. Berdiri tegak, bagi yang kuasa ketika shalat fardhu. Boleh duduk atau
berbareng bagi yang sedang sakit.
4. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at
5. Ruku dengan tumakninah
6. I’tidal dengan tumakninah
7. Sujud dua kali dengan tumakninah
8. Duduk antara dua sujud dengan tumakninah
9. Duduk tasyahud akkhir dengan tumakninah
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir
12. Membaca salam yang pertama
13. Tertib; (berurutan sesuai rukun-rukunnya)
14. Yang membatalkan shalat.
Sholat akan batal atau tidaku sah apabilah salah satu rukunya tidak
dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Adapun hal-hal yang
dapat membatalkan shalat adalah sebagai berikut :
a) Berhadats
b) Terkena najis yang tidak dimaafkan.
c) Berkata-kata dengan sengaja diluar bacaan shalat.
d) Terbuka auratnya
5. 5
e) Mengubah niat, missal ingin memutuskan shalat (niat berhenti shalat)
f) Makan atau /minum. walau sedikit,
g) Bergerak tiga kali berturut-turut, diluar gerakan shalat.
h) Membelakangi kiblat
i) Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti menambah
ruku’sujud atau lainnya dengan sengaja.
j) Tertawa terbahak-bahak
k) Mendahului imam dua rukun.
l) Murtad, keluar dari islam.
m) Sunah dalam melakukan shalat
Waktu mengerjakan shalat ada , dua sunah, yaitu sunah ab’adh dan
sunah hai’at
E. Sunah Ab’adh
1. Membaca tasyahud awal
2. Memnbaca shalawat pada tasyahud awal,
3. Membaca shalawat atas keluarga nabi saw pada tasyahud akhir.
4. Memnbaca qunut pada shalat subuh dan shalat witir.
F. Sunah Hai’at
1. Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul ikhram,ketika akan ruku’
dan ketika berdiri dari ruku’.
2. Meletakan telapak tangan yang kanan diatas pergelangan tangan kiri ketika
sedekap,
3. Membaca do’a iftitah sehabis takbiratul ikhram.
4. Membaca ta’awwudz ketika hendak membaca fatihah,
5. Membaca amiin ketika sesudah membaca fatihah,
6. Membaca surat Al-Qur’an pada dua raka’t permulaan sehabis membaca
fatihah,
7. Mengeraskan bacaan fatihah dan surat pada raka’at pertama dan kedua,
pada shalat magrib, isya’ dan subuh selain makmum.
8. Membaca takbir ketika gerakan naik turun,
9. Membaca tasbih ketika ruku’ dan sujud.
6. 6
10. Memnbaca “sami’allaahu liman hamidah” ketika bangkit dari ruku’ dan
membaca “rabbanaa lakal hamdu” ketika i’tidal,
11. Meletakan kedua telapak tangan diatas paha ketika duduk tasyahud awal
dan tasyahud akhir,dengan membentangkan yang kiri dan
mengenggamkan yang kanan, kecuali jari telumjuk.
12. Duduk iftirasy dalam semua duduk shalat,
13. Duduk tawarruk pada duduk tasyahud akhir
14. Membaca salam yang kedua.
15. Memalingkan muka ke kanan dan kekiri ketika membaca salam pertama
dan kedua
G. Makruh shalat
Orang yang sedang shalat dimakruhkan :
1. Menaruh telapak tangan di dalam lengan bajunya ketika takbiratul ikhram,
ruku’ dan jsujud.
2. Menutup mulutnya rapat rapat.
3. Terbuka kepalanya,
4. Bertolak pinggang,
5. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan.
6. Memejamkan mata,
7. Menengadah ke langit,
8. Menahan hadats
9. Berludah
10. Mengerjakan shalat di atas kuburan,
11. Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusukan shalat.
H. Perbedaan Laki-Laki Dan Perempuan Dalam Shalat
Laki-laki Perempuan
1. Merenggangkan kedua siku
tangannya dari kedua lambungnya
waktu ruku’ dan sujud.
1. Merapatkan satu anggota kepada
anggota lainnya.
7. 7
2. Waktu ruku’ dan sujud mengangkat
perutnya dari pahanya.
2. Meletakan perutnya pada dua
tangan/ sikunya ketika sujud.
3. Menyaringkan suaranya /bacaanya
dikeraskan di tempatr keras.
3. Merendahkan suaranya/ bacaanya
dihadapan laki-laki lain yang bukan
muhrimnya.
4. Bila member tahu sesuatu membaca
tasbih, yakni ‘subhaanallah’
4. Bila memberitahu sesuatu dengan
bertepuk tangan,yakni tangan kanan
ditepukkan ke punggung telapak
tangan kiri.
5. Auratnya barang antara pusar dan
lutut.
5. Auratnya seluruh anggouta tubuh
kecuali bagian muka dan kedua
telapak tangan
I. Hal-Hal Yang Mungkin Dilupakan
Dalam melaksanakan sholat mungkin ada hal-hal yang terlupakan misalnya :
1. Lupa melaksanakan yang fardhu
bila yang terlupakan itu fardhu maka tidak cukup diganti dengan sujud
sawi bila ia ingat ketika sedang shalat, maka haruslah cepat-cepat ia
melaksanakannya.
bila ingat setelah salam , sedang jarak waktunya nasih sebentar, wajiblah
baginya mengulangi (menunaikan )apa yang terlupakan, lalu sujud sawi
(sujud sunah karna lupa) sebelum salam.
2. Lupa melaksanakan sunah ab,adh, jika yang terlupakan itu sunah ab,adh
kita tidak
perlu mengulangi apa yang terlupakan itu, kita meneruskan sholat itu
sampai selesai dan sebelum salam kita disunahkan sujud sahwi.
3. Lupa melaksanakan sunah hai,at jika yang terlupakan itu sunah hai,at
maka tidak perlu diulangi apa yang terlupakan itu dan tidak perlu sujud
sahwi. Sujud sahwi itu hukumnya sunah, dan letaknya sebelum salam,
dikerjakan dua kali sebagaimana sujud biasa. Apabila orang bimbang atau
ragu tentan bilangan jumlah raka’at yang telah dilakukan, haruslah ia
8. 8
menetapkan dengan yakin, yaitu yang paling sedikit dan hendaklah ia
sujud sahwi.
J. Beberapa Pelajaran Dari Kewajiban Shalat
a. Shalat merupakan syarat menjadi taqwa.
Taqwa merupakan hal yang penting dalam islam karena dapat menentukan
tingkah laku manusia, orang-orang yang betul-betul taqwa tidak mungkin
melakukan perbuatan keji dan mungkar dan salah satu syarat orang yang
betul-betul taqwa adalah mendirikan shalat sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-Bakarah ayat; 43 dan 110, surat Al- Ankabut ayat; 45 dan
surat An-Nuur ayat; 56.
b. Shalat merupakan benteng kemaksiatan
Shalat sebagai benteng kemaksiatan artinya shalat dapat mencega
perbuatan keji dan mungkar. Semakin baik kwalitas shalat seseorang maka
semakin efektif pula benteng pertahanannya untuk memelihara dirinya dari
perbuatan maksiat.
c. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujur
Shalat akan mendidik perbuatan baik seseorang apabila dilaksanakan
secara khusuk. Banyak orang-orang yang shalat celaka, karena lalai akan
shalatnya. Selain mendidik perbuatan baik shalat juga mendidik perbuatan
jujur dan tertib, orang yang mendirikan shalat dengan baik tidak .mungkin
meninggalkan syarat dan rukunnya, karena apabila salah satu syarat atau
rukunnya ditinggalkan maka shalatnta akan batal atau tidak sah.
d. Shalat akan membangun etos kerja
Sebagaimana keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan
penentu apakah orang-orang itu baik atau buruk, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun di tempat dimana mereka bekerja. Apabila ia
melaksanakan shalat dengan khusuk dan ikhlas karena allah, maka hal ini
akan mempengaruhi terhadap etos kerja, mereka tidak akan melakukan
koropsi atau tidak jujur dalam bekerja melaksanakan tugas.
9. 9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Shalat menjadi kewajiban utama bagi setiap muslim, shalat menjadi hal
pokok yang menentukan tegak atau tidaknya agama seseorang. Bahkan shalat
menjadi pembeda antara seorang muslim dan kafir. Dan saking pentingnya hal ini,
maka setiap muslim harus menjaga shalatnya terutama shalat 5 waktu. Hal ini
tentunya berkaitan dengan kualitas dan kuantitas shalat yang kita kerjakan itu
sendiri. Sehingga shalat yang kita kerjakan setiap hari dapat memberikan efek
positif seperti yang terdapat dalam Al-Qur'an; tanha 'an al-fahsya'i wa al-munkar.
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
Zainal A.SA. 2007.Kunci Ibadah. Karya Gemilang Utama:Surabaya.
Fadlun M. 2014.Khutbah Jumat Penerang Qolbu.Karya Gemilang
Utama:Surabaya.
Imam G.2014.Rahasia Shalatnya Orang-Orang Makrifat.Mitra Press: Jakarta.