2. 1. Sejarah Dan Dalil Tentang Kewajiban Shalat
a. Sejarah Tentang Diwajibkan Shalat
Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat
tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya.
Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses
yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW
yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini tidak
dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus
secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan
setelahnya Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat
Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang
secara terang – terangan menolak kebenarannya itu,
yang setengah – tengahnya dan yang yakin sekali
kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat
merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan
shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan
mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak
lagi yang lainnya
3. 2. Pengertian Shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology / istilah, para ahli
fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti
beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat –
syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88).
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat
dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan
pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-Syidiqi, 59).
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya
merupakan amalan yang
tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan
rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah
merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir
dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
4. 3.Syarat-syarat Shalat
• Beragama islam
• Sudah baligh dan berakal
• Suci dari hadats
• Suci seluruh anggota badan,
pakaian dan tempat
• Menutup aurat, laki-laki
auratnya antara pusat dan
lutut, sedang wanita seluruh
anggota badannya kecuali
muka dan dua buah tapak
tangan
• Masuk waktu yang telah
ditentukan untuk masing-
masing shalat
• Menghadap kiblat
• Mengetahui mana yang rukun
dan mana yang sunah
4.Rukun Shalat
• Niat
• Takbiratul ihram
• Berdiri tegak bagi yang berkuasa
ketika shalat fardhu. Boleh sambil
duduk atau berbaring bagi yang
sedang sakit.
• Membaca surat Al Fatihah pada tiap-
tiap raka’at
• Rukuk dengan tumakninah
• I’tidal dengan tumakninah
• Sujud dua kali dengan tumakninah
• Duduk diantara dua sujud dengan
tumakninah
• Duduk tasyahud akhir dengan
tumakninah
• Membaca tasyahud akhir
• Membaca shalawat nabi pada
tasyahud akhir
• Membaca salam yang pertama
• Tertib: berurutan mengerjakan rukun-
rukun tersebut
5. 5.Yang Membatalkan Shalat
• Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah
satu syarat rukunnya tidak dilaksanakan
atau ditinggalkan dengan sengaja.
• Dan shalat itu batal dengan hal-hal yang
seperti tersebut dibawah ini:
• Berhadats
• Terkena najis tang tidak termaafkan
• Berkata-kata dengan sengaja walaupun
dengan satu huruf yang memberikan
pengertian
• Terbuka auratnya
• Mengubah biat, misalnya ingin
memutuskan shalat
• Makan atau minum meskipun sedikit
• Bergerak berturut-turut tiga kali, seperti
melangkat atau berjalan sekali yang
bersangatan
• Membelakangi kiblat
• Menambah rukun yang berupa
perbuatan, seperti rukuk dan sujud
• Tertawa terbahak-bahak
• Mendahului imamnya dua rukun
• Murtad, keluar dari islam.
6.Sunah Dalam Melakukan
Shalat
Waktu mengerjakan
shalat ada dua sunah,
yaitu sunah Ab’adh dan
sunah ha’iat.
• Sunah Ab’adh
– Membaca tasyahud
awal
– Membaca shalawat
pada tasyahud awal
– Membaca shalawat
atas keluarga nabi
saw. Pada tasyahud
akhir
– Membaca qunut pada
shalat subuh, dan
shalat witir dalam
pertengahan bulan
ramadhan, hingga
akhir bulan
ramadhan.
6. 5.Yang Membatalkan Shalat
• Shalat itu batal (tidak sah) apabila salah
satu syarat rukunnya tidak dilaksanakan
atau ditinggalkan dengan sengaja.
• Dan shalat itu batal dengan hal-hal yang
seperti tersebut dibawah ini:
• Berhadats
• Terkena najis tang tidak termaafkan
• Berkata-kata dengan sengaja walaupun
dengan satu huruf yang memberikan
pengertian
• Terbuka auratnya
• Mengubah biat, misalnya ingin
memutuskan shalat
• Makan atau minum meskipun sedikit
• Bergerak berturut-turut tiga kali, seperti
melangkat atau berjalan sekali yang
bersangatan
• Membelakangi kiblat
• Menambah rukun yang berupa
perbuatan, seperti rukuk dan sujud
• Tertawa terbahak-bahak
• Mendahului imamnya dua rukun
• Murtad, keluar dari islam.
6.Sunah Dalam Melakukan
Shalat
Waktu mengerjakan
shalat ada dua sunah,
yaitu sunah Ab’adh dan
sunah ha’iat.
• Sunah Ab’adh
– Membaca tasyahud
awal
– Membaca shalawat
pada tasyahud awal
– Membaca shalawat
atas keluarga nabi
saw. Pada tasyahud
akhir
– Membaca qunut pada
shalat subuh, dan
shalat witir dalam
pertengahan bulan
ramadhan, hingga
akhir bulan
ramadhan.