Peramalan Jumlah Wisatawan Kaitannya dengan Kinerja Infrastruktur di Kota Ban...
Faktor Pemilihan Kos
1. 1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN
LOKASI KOSAN DI KELURAHAN TEMBALANG DAN BANJARSARI,
SEMARANG
Yonika Evidonta Br S 21040113120002
Lidya Nauli Br S 21040113120004
Selviana Indira Wopari 21040113100072
Sally Indah N 21040113130096
Natasya Situmorang 21040113130134
(Kelas B)
PENDAHULUAN
Kota Semarang merupakan salah
satu kota yang di dalamnya terdapat
berbagai macam universitas sebagai
destinasi dalam mencari ilmu. Pada
perkembangannya, kawasan pendidikan di
Kota Semarang sudah tidak ditempatkan di
pusat kota, melainkan ditempatkan di
pinggiran Kota Semarang, yakni di
Kecamatan Tembalang. Universitas
Diponegoro (Undip) sebagai salah satu
kampus terbesar yang dimiliki Kota
Semarang menjadi salah satu destinasi
untuk mencari ilmu di tingkat oerguruan
tinggi. Keberadaan kampus tersebut
membuat kawasan sekitar Kecamatan
tembalang berubah menjadi kawasan
komersil.
Kos-kosan merupakan salah satu
contoh hunian yang dikomersilkan.
Kawasan permukiman di kawasan sekitar
Undip diperuntukkan sebagai kos-kosan
bagi para mahasiswa, khususnya, yang
berasal dari luar Kota Semarang. Namun,
terdapat kecenderungan akan pemilihan
kos-kosan yang notabene berada di
Kelurahan Tembalang dan Banjarsari. Hal
tersebut dilihat dari fungsi hunian yang
hampir keseluruhan diperuntukkan
sebagai kos-kosan.
Pada artikel ini akan dibahas
mengenai faktor-faktor pemilihan kos di
Kelurahan Tembalang dan Banjarsari.
Adapun variabel yang digunakan berkaitan
dengan jarak kos ke kampus, fasilitas kos,
harga kos, aksesibilitas, kenyamanan, dan
lain sebagainya.
METODE ANALISA
Metode analisis yang dilakukan
adalah analisis kualitatif. Pada prosesnya,
dilakukan pengkuantifikasian pada
kualitatif ke data kuantitatif. Adapun data
yang diambil merupakan data primer, yakni
data yang didapat dari hasil penyebaran
kuesioner dengan sample 40 responden
adalah mahasiswa/i Universitas
Diponegoro yang menempati kos-kosan di
Keurahan Tembalang dan Banjarsari.
Sedangkan pada tahap analisis AHP,
diambil 3 responden yang dianggap
sebagai ahli atau expert dalam membantu
kebutuhan analisis serta pengambilan
keputusan.
a. Analisis yang digunakan guna
mencapai tujuan penelitian adalah
sebagai berikut:
b. Analisis faktor dilakukan untuk
mereduksi atau mengeliminasi
variabel-variabel bebas yang sudah
ditentukan sehingga didapatkan
komponen utama penentu pemilihan
lokasi kos-kosan di Kelurahan
Tembalang dan Banjarsari.
c. Analisis regresi linear dimaksudkan
untuk melakukan pengujian kuat atau
lemahnya hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen
serta mengetahui seberapa kuat
hubungan yang ada.
d. Analisis AHP sebagai analisis
alternatif untuk pengambilan
keputusan dengan membuat
penilaian terhadap variabel-variabel,
selanjutnya dari hasil penilaian
tersebut akan membuat keputusan
dalam menentukkan pemilihan lokasi
kos-kosan di Kelurahan Tembalang
dan Kelurahan Banjarsari.
Variabel yang digunakan dalam analisis
adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Kos-kosan
2. 2
2. Harga Kos-kosan, yaitu biaya per
bulan yang dikeluarkan responden
untuk membayar kos-kosan.
3. Fasilitas, yaitu kelengkapan yang
disediakan di kos-kosan, seperti
kamar mandi dalam, AC, wifi, listrik,
air, dan dapur.
4. Layanan Tambahan, yaitu
kelengkapan tambahan yang ada di
kos-kosan, seperi jasa laundry
pakaian, kantin, fotocopy, dan
tempat print.
5. Aksesibilitas, dilihat dari kemudahan
responden untuk menuju kampus
serta penggunaan moda transportasi
responden untuk menuju kampus.
6. Kenyamanan
7. Keamanan
8. Kebersihan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Faktor
Pada analisis faktor, hal-hal yang
harus diperhatikan meliputi korelasi
antarvariabel independen, penjelasan
variabel oleh faktor, dan factor loading.
Adapun uji korelasi antarvariabel
independen dapat dilihat pada pada output
KMO and Bartlett’s Test, sebagai berikut:
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
,822
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 84,990
df 28
Sig. ,000
Dari tabel ini dilihat jika nilai KMO diatas
0,05 maka tingkat keakuratannya cukup
tinggi. Jadi pada tabel tersebut terdapat
0,822 sehingga tingkat keakuratannya
cukup tinggi sehingga memungkinkan
untuk dilakukan analisis lebih lanjut.
Faktor-faktor yang nantinya terbentuk
harus dapat merepresentasikan variabel
yang ada di dalamnya. Maka dari itu,
penjelasan variabel oleh faktor tersebut
dapat dilihat pada tabel output
Communalities berikut:
Communalities
Initial Extraction
Lokasi_terdekat 1.000 .655
Alternatif_lain 1.000 .554
Harga_Kosan 1.000 .628
Listrik_Air 1.000 .577
Kamar_mandi_dalam 1.000 .527
Asri 1.000 .520
Kebisingan 1.000 .645
Kebersihan 1.000 .648
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Faktor yang nantinya terbentuk dapat
menjelaskan variabel Lokasi_terdekat
sebesar 65,50%, Alternatif_lain 55,40%,
Harga_Kosan 62,80%, Listrik_Air 57,70%,
Kamar_mandi_dalam 52,70%, Asri
52,00%, Kebisingan 64,50%, dan
Kebersihan 64,80%.
Rotated Component Matrixa
Component
1 2
Lokasi_terdekat ,783 ,205
Alternatif_lain -,031 -,743
Harga_Kosan ,785 -,107
Listrik_Air ,722 ,236
Kamar_mandi_dalam -,683 -,246
Asri ,021 ,721
Kebisingan ,438 ,673
Kebersihan ,447 ,670
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.a
a. Rotation converged in 3 iterations.
Pengelompokan variabel ke faktor
tertentu mengikut pada besar korelasi
antara variabel dengan faktor, yaitu kepada
yang korelasinya besar. Berdasarkan hasil
analisis faktor, maka didapatkan variabel-
variabel independen yang merupakan
faktor penentu dalam pemilihan kos-kosan
di Kelurahan tembalang dan Banjarsari.
Berikut adalah anggota dari masing-
masing faktor yang terbentuk setelah
dilakukan rotasi :
Faktor 1 = Lokasi terdekat, harga kosan,
Listrik-Air, dan kamar mandi dalam
Faktor 2 = Alternatif lain, Asri, Kebisingan,
dan Kebersihan
3. 3
Component Transformation
Matrix
Compo
nent 1 2
1 .780 .625
2 .625 -.780
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.
Faktor 1 ataupun Faktor 2 memiliki korelasi
sebesar 0,780 yang artinya cukup kuat
karena 0,780 > 0,5. Dengan demikian
Faktor 1 dan Faktor 2 dapat dikatakan
tepat untuk merangkum keseluruhan
variabel independen.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa terdapat dua faktor dalam pemilihan
lokasi kos-kosan di Kelurahan Tembalang
dan Banjarsari. Faktor pertama adalah
faktor fasilitas, yang terdiri dari anggota
variabel Lokasi Terdekat, Harga Kos-
Kosan, Listrik dan Air, serta Kamar Mandi
Dalam. Faktor kedua adalah faktor
lingkungan yang terdiri dari anggota
variabel Alternatif Lain, Asri, Kebisingan,
dan Kebersihan.
Tabel I
Hasil Analisis Faktor
No Faktor Variabel
1 Fasilitas
Lokasi Kos
Harga Kos
Listrik dan
Air
Kamar
Mandi
Dalam
2 Lingkungan
Alternatif
Lain
Asri
Kebisingan
Kebersihan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2015
Analisis Regresi
Analisis regresi merupakan analisis
lanjutan yang dilakukan setelah analisis
faktor. Pada analisis regresi, faktor yang
dihasilkan di analisis faktor menjadi
variabel baru yang digunakan untuk
kebutuhan analisis ini. sedangkan variabel
lama yang digunakan pada analisis faktor
menjadi indikator dalam analisis ini.
dengan demikian, variabel independen
yang digunakan dalam analisis regresi
adalah Fasilitas dan Lingkungan.
Sedangkan variabel dependennya tetap
sama, yakni Lokasi Kos.
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .810a
.655 .637 .334 2.065
a. Predictors: (Constant), REGR factor score 2 for
analysis 1, REGR factor score 1 for analysis 1
b. Dependent Variable: Lokasi_terdekat
Tabel model summary di atas berisi
tentang kesimpulan dari analisis yang
sudah dilakukan. Dapat dilihat dari kolom R
Square, nilainya sebesar 0,655 di mana hal
tersebut mengartikan bahwa variabel
bebas hanya dapat menjelaskan 65,5%
variabel terikat. Sedangkan kolom Std.
Error of Estimate menunjukkan nilai error
yaitu sebesar 0,334. Untuk kolom Durbin-
Watson menunjukkan tingkat keacakan
variabel. Nilai Durbin-Watson pada tabel di
atas adalah 2,065 mengartikan bahwa
keacakan variabel pada analisis ini tidak
cukup tinggi.
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 7.848 2 3.924 35.183 .000a
Residual 4.127 37 .112
Total 11.975 39
a. Predictors: (Constant), REGR factor score 2 for
analysis 1, REGR factor score 1 for analysis 1
b. Dependent Variable: Lokasi_terdekat
Jika F hitung <= T tabel atau
probabilitas >= 0,05 maka Ho
diterima, atau tidak ada pengaruh
signifikan antara fasilitas dan
lingkungan secara serentak terhadap
pemilihan lokasi kos.
Jika F hitung > T tabel atau
probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak,
atau terdapat pengaruh signifikan
antara fasilitas dan lingkungan
secara serentak terhadap pemilihan
lokasi kos.
4. 4
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai F
hitung yaitu 35,183, sedangkan nilai F tabel
dapat diperoleh dengan menggunakan
tabel F dengan derajat bebas (df) Residual
(sisa) yaitu 37 sebagai df penyebut dan df
Regression (perlakuan), yaitu 2 sebagai df
pembilang dengan taraf siginifikan 0,05,
sehingga diperoleh nilai F tabel yaitu 3,25.
Karena F hitung (35,183) > F tabel (3,25)
maka H1 diterima. Sedangkan jika dilihat
berdasarkan nilai Signifikan, terlihat pada
kolom sig yaitu 0,005 itu berarti probabilitas
0,005 lebih kecil dari daripada 0,05 maka
H1 diterima.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 1.475 .053 27.933 .000
REGR
factor
score 1
for
analysis 1
.434 .053 .783 8.116 .000
REGR
factor
score 2
for
analysis 1
.114 .053 .205 2.122 .041
a. Dependent Variable: Lokasi_terdekat
Pada tabel Coefficients di atas
didapatkan koefisien untuk persamaan
regresi linier berganda. Persamaan
tersebut didapatkan dari kolom B pada
Unstandardized Coefficients. Persamaan
regresi linier pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = 1,475 + 0,434X1 + 0,114X2
Y = Lokasi Kos
X1 = Fasilitas
X2 = Lingkungan
Analytic Hierarchy Process (AHP)
Berdasarkan hasil analisis
menggunakan software Expert Choice,
maka diperoleh nilai inkonsistensi dan nilai
VP. Nilai inkonsistensi merupakan nilai
yang menunjukkan tingkat konsistensi dari
masing-masing expert terhadap hasil
keputusan yang. Apabila nilai inkonsistensi
mendekati 0, maka jawaban expert
tersebut memiliki tingkat konsistensi yang
baik. Di sisi lain, apabila nilai inkonsistensi
menunjukkan angka 1 atau lebih, maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
karena jawaban expert yang kurang
konsisten. Nilai VP adalah nilai bobot untuk
merangking alternatif-alternatif. Semakin
tinggi nilai VP, maka semakin tinggi
rangking yang diperoleh (Lihat Gambar 1,
2, dan 3). Tabel II memperlihatkan
besaran nilai VP dan nilai inkonsistensi dari
masing-masing expert. Adapun alternatif
yang dimaksud pada Tabel II adalah
sebagai berikut:
1. Lokasi kos dekat dengan kampus
2. Terdapat fasilitas Wifi
3. Harga kos sudah termasuku dengan
biaya listrik
4. Kamar AC
5. Kamar Non AC
6. KM dalam
7. KM luar
8. Terdapat jam malam
9. Jauh dari kebisingan
10. Lingkungan kos asri
11. Terjangkau moda transportasi
Berdasarkan jawaban expert
terhadap kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan, rata-rata jawaban expert
berpendapat bahwa faktor penentu dari
pemilihan lokasi kos adalah harga kos
yang sudah termasuk dengan biaya listrik.
Rata-rata nilai VP untuk alternatif tersebut
adalah sebesar 0,33.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2015
Gambar 4
Rata-Rata Nilai VP
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rata-Rata Nilai VP
Nilai VP
5. 5
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2015
Gambar 1
Hasil Analisis AHP untuk Expert (1)
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2015
Gambar 2
Hasil Analisis AHP untuk Expert (2)
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2015
Gambar 3
Hasil Analisis AHP untuk Expert (3)
Tabel II
Nilai VP dan Inkonsistensi Expert
No Expert
Nilai VP Nilai
Inkonsistensi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Lani 0,09 0,121 0,77 0,141 0,017 0,162 0,02 0,1 0,089 0,101 0,081 0,29
2 Luna 0,065 0,177 0,12 0,166 0,04 0,161 0,037 0,031 0,038 0,081 0,083 0,08
3 Siddiq 0,122 0,094 0,098 0,092 0,072 0,092 0,082 0,054 0,088 0,111 0,095 0,00877
Rata-rata 0,09 0,13 0,33 0,13 0,04 0,14 0,05 0,06 0,07 0,10 0,09 0,13
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2015
Dynamic Sensitivity for nodes below: Goal: Faktor Penentu Pemilihan
Kos-kosan
Objectives Names
Kenyamanan Kenyamanan
Fasilitas Fasilitas
Harga Kosan Harga Kosan
Alternatives Names
Lokasi kos d Lokasi kos dekat dengan kampus
Terdapat fas Terdapat fasilitas wi-fi
Harga kos su Harga kos sudah termasuk listrik
Kamar AC Kamar AC
Kamar Non AC Kamar Non AC
KM Dalam KM Dalam
KM Luar KM Luar
Terdapat jam Terdapat jam malam
Jauh dari ke Jauh dari kebisingan
Lingkungan k Lingkungan kos asri
Terjangkau m Terjangkau moda transportasi umum
Page 1 of 127/06/2015 23:49:14
Natasya
Dynamic Sensitivity for nodes below: Goal: Faktor Penentu Pemilihan
Kos-kosan
Objectives Names
Kenyamanan Kenyamanan
Fasilitas Fasilitas
Harga Kosan Harga Kosan
Alternatives Names
Lokasi kos d Lokasi kos dekat dengan kampus
Terdapat fas Terdapat fasilitas wi-fi
Harga kos su Harga kos sudah termasuk listrik
Kamar AC Kamar AC
Kamar Non AC Kamar Non AC
KM Dalam KM Dalam
KM Luar KM Luar
Terdapat jam Terdapat jam malam
Jauh dari ke Jauh dari kebisingan
Lingkungan k Lingkungan kos asri
Terjangkau m Terjangkau moda transportasi umum
Page 1 of 127/06/2015 23:28:26
Natasya
Dynamic Sensitivity for nodes below: Goal: Faktor Penentu Pemilihan
Kos-kosan
Objectives Names
Kenyamanan Kenyamanan
Fasilitas Fasilitas
Harga Kosan Harga Kosan
Alternatives Names
Lokasi kos d Lokasi kos dekat dengan kampus
Terdapat fas Terdapat fasilitas wi-fi
Harga kos su Harga kos sudah termasuk listrik
Kamar AC Kamar AC
Kamar Non AC Kamar Non AC
KM Dalam KM Dalam
KM Luar KM Luar
Terdapat jam Terdapat jam malam
Jauh dari ke Jauh dari kebisingan
Lingkungan k Lingkungan kos asri
Terjangkau m Terjangkau moda transportasi umum
Page 1 of 127/06/2015 23:39:31
6. 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, maka didapatkan kesimpulan
mengenai faktor-faktor penentu pemiihan
kos di Kelurahan Tembalang dan
Banjarsari. Berdasarkan hasil analisis
faktor, dari 8 variabel yang ada, maka
didapatkan 2 faktor, faktor pertama adalah
faktor fasilitas, yang terdiri dari anggota
variabel Lokasi Terdekat, Harga Kos-
Kosan, Listrik dan Air, serta Kamar Mandi
Dalam. Faktor kedua adalah faktor
lingkungan yang terdiri dari anggota
variabel Alternatif Lain, Asri, Kebisingan,
dan Kebersihan.
Berdasarkan hasil analisis regresi,
disimpulkan bahwa variabel inde sebanyak
65,5% pemilihan lokasi kos dipengaruhi
oleh faktor fasilitas dan faktor lingkungan.
Selain itu, didapatkan model regresi, yakni
Y = 1,475 + 0,434X1 + 0,114X2
Berdasarkan hasil analisis AHP,
maka yang menjadi faktor penentu
oemilihan kos di Kelurahan Tembalang dan
Banjarsari adalah harga kos, di mana
harga kos yang telah ditetapkan sudah
termasuk dengan biaya listrik sehingga
lebih efisien dan praktis.
Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang diberikan
adalah sebagai berikut:
Peninjauan ulang harga kos di
kawasan sekitar Undip agar tidak
terjadi ketimpangan antara yang
mahal dan yang murah.
Penerapan sistem paket pada kos.
Artinya, biaya yang dbayarkan sudah
mencakup biaya untuk listrik, gas, air,
serta fasilitas lainnya. Hal tersebut
membuat sistem pembayaran kos
menjadi lbih praktis.
Penyediaan ruang terbuka di kos
untuk menambah kenyamanan kos.
DAFTAR PUSTAKA
___. 2009. “Regresi Linier Berganda”
dalam www.konsultanstatistik.com
Diunduh pada 26 Juni 2015
___. ___. “Analytic Hierarchy Process
(AHP)” dalam PWK TECH (e-Tools
For Urban and Regional Planning)”
dalam www.pwktech.info Diunduh
pada 26 Juni 2015
Sarwono, Jonathan. ___. “Teori Regresi
Linier” dalam
www.jonathansarwono.info Diunduh
pada 26 Juni 2015