3. B. PERKEMBANGAN OBAT
Penggunaan Obat :
Coba –coba
Turun –temurun Efek tidak seragam
Empiris
Distandarisasi dan diekstraksi :
Efedrin dari tanaman Efendra vulgaris
Vinblastin dari tanaman Vinca rosea
Digoksin dari tanaman Digitalis lanata
4. C. PENGGOLONGAN OBAT
1.BerdasarkanKeamanan(PermenkesNo. 949/Menkes/Per/VI/2000.
a.ObatBebas:parasetamol,vitaminC,asetosal,antasidadaftarobatesensial(DOEN),obatbatukhitam.
b.ObatBebasTerbatas(Waarschuwing)artinyaperingatan: klortrimaleas,mebendazol,obatflukombinasitablet.
c.ObatKeras(Gevaarlijk)artinyaberbahaya:amoksisilin,asammefenamat,semuaobatinjeksidansemuaobatbaru.
5. d. Psikotropika (obat keras tertentu)
Golongan I : hanya untuk penelitian; metilen dioksi metamfetamin, lisergid acid diathylamine (LSD) dan metamfetamin.
Golongan II, III dan IV : dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah didaftarkan; diazepam, fenobarbital, lorasepam, dan klordiazepoksid.
6. e. Narkotika : dapat menimbulkan addiksi (ketergantungan)
Golongan I : hanya untuk penelitian, dilarang produksi; heroin dan kokain
Golongan II dan III : dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah memiliki ijin edar; morfin, petidin, kodein, doveri dan kodipron.
7. 2. Berdasarkan Cara atau Jalur Pemakaian
a.Obat luar : salep, injeksi, lotion, tetes hidung, tetes telinga, suppositotia dan krim. Menggunakan etiket biru.
b.Obat dalam : tablet, kapsul, sirup menggunakan etiket putih.
3. Berdasarkan Sumber atau Asalnya
a.Tanaman : alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat, protein
b.Hewan : hormon atau enzim, misalnya insulin
c.Mineral : aluminium hidroksida, magnesium trisilat
8. 4. Berdasarkan Bentuk sediaan
a.Padat : ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria.
b.Cair : sirup, larutan, suspensi, linimen, lotion
c.Semi Padat : salep, krim, gel dan pasta
d.Gas : aerosol, oksigen dan inhaler
5. Berdasarkan Keamanan Selama Kehamilam
a.Kategori A : obat yang tidak menimbulkan pengaruh buruk pada janin; parasetamol, penisilin, eritromisin, digoksin, isoniazid dan asam folat
9. b. Kategori B : obat yang dibatasi penggunaannnya pada wanita hamil.
B1 : dari penelitian tidak terbukti menimbulkan kerusakan pada janin; simetidin
B2 : data dari penelitian hewan tidak memadai; amfoterisin, dopamin
B3 : pada hewan terjadi kerusakan janin tetapi belum tentu bermakna pada manusia; griseofulvin, mebendazol
10. c. Kategori C : obat memberikan pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi anatomi jadi semata-mata efek farmakologi; narkotika, aspirin, diuretik
d. Kategori D : obat terbukti meningkatkan malformasi pada janin manusia; androgen, fenitoin, fenobarbital, kinin
e. Kategori X : obat yang mempunyai resiko tinggi memberikan pengaruh buruk pada janin yang menetap (irreversibel) jika diminum pada masa kehamilan; dietilstilbestrol.
11. D. OBAT GENERIK
1.Obat generik, menggunakan nama sesuai zat kimia yang dikandungnya berdasarkan the international nonpropietary names list for pharmaceutical preparation (INN); parasetamol, amoksilin, asam mefenamat
2.Obat Generik dengan nama dagang (branded generic medicines) yaitu diedarkan dengan nama dagang; amoksan, panadol, ponstan
3.Obat Generik Berlogo : obat generik yang diproduksi oleh industri farmasi yang bersertifikat CPOB
13. Bentuk Sediaan Obat
1.Sediaan Padat
a.Serbuk
Pulvis:Campurankeringbahanobatatauzatkimiayangdihaluskanditujukanuntukobatdalamatauobatluar.
Pulveres:Serbukyangdibagi-bagidalambobotyangdiperkirakansama,dibungkusdenganpengemasyangcocokuntuksekaliminum.
14. b.Tablet : Sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berat : 50 mg –2 g
c.Kapsul : Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut gelatin, pati
d.Suppositoria : Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk rektal, vagina, urethal
15. e.Kaplet : Tablet berbentuk kapsul yang pembuatannya melalui kempa cetak
f.Lozenges : Sediaan tablet manis dan baunya enak, penggunaannya dihisap dalam mulut
18. d. Eliksir : Larutan rasa, bau sedap, selain obat mengandung zat pemanis, zat pewarna, pewangi, pengawet. Pelarut etanol.
e. Guttae : Larutan, emulsi atau suspensi obat luar & obat dalam.
f. Injeksi : Sediaan steril, bebas pirogen
Larutan, emulsi, suspensi, serbuk yang dilarutkan.
19. 4. Sediaan Gas
a.Aerosol:Sediaanmengandung1ataulebihzatberkhasiatdalamwadahyangdiberitekanan
b.Gas:berupaoksigen,obatanestesiatauzatyangdigunakanuntuksterilisasi.
25. Frekuensi Pemberian Obat
Pemberian obat dapat :
Tiap 5 menit
Sekali sehari tujuan, kinetika obat, t½,
Beberapa kali sehari onset dan durasi obat
Setiap bulan
26. Interval Pemakaian Obat
Kebiasaan :
3 x sehari pagi, siang dan sore
Optimal :
3 x sehari tiap 6 atau 8 jam
interval : 24 jam -(6 -8 jam)
3
27. ARTI % DALAM OBAT
•%berat/berat=gram/gram%misal:Boorzalf10%= tiap100gzalfmengandung10gacidumboricum
•%berat/volume=gram/ml%misal:1%morphineHCl=1gmorphineHCldlm100mllarutan/injeksi
•%vol./vol=ml/ml%misal:alkohol70%=tiap100mlcampuranmengandung70mlethylalkoholmurni
•%vol/berat=ml/gram%misal:kadarminyak10% dlmsuatusimplisiaberartitdp10mlminyakdlm100gsimplisia
28. Mekanisme Kerja Obat
Efekobatterjadikarnainteraksifisiko- kimiawiantaraobatataumetabolitaktifdenganreseptorataubagiantertentudaritubuh.
Untukmencapaitempatkerjanyamakaobatharusmelalui3proses:
1.FaseFarmasetik
2.FaseFarmakokinetik
3.FaseFarmakodinamik
29. Fase Farmasetika
Fase yang dipengaruhi antara lain oleh cara pembuatan obat, bentuk sediaan obat dan zat tambahan yang digunakan.
Tablet terdegradasi granul
Partikel kecil pelepasan zat aktif
Zat aktif terdisolusi absorpsi
Larutan ˃suspensi ˃serbuk ˃kapsul ˃ tablet ˃tablet salut
52. Sistem Saraf Parasimpatis
Sistemsarafparasimpatikmemilikifungsiyangberkebalikandenganfungsisistemsarafsimpatik.Misalnyapadasistemsarafsimpatikberfungsimempercepatdenyutjantung,sedangkanpadasistemsarafparasimpatikakanmemperlambatdenyutjantung