Visum et repertum (VeR) adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan resmi dari penyidik mengenai hasil pemeriksaan medis dan pendapat dokter terhadap korban, baik korban hidup maupun mati, untuk kepentingan peradilan. VeR dapat berupa keterangan untuk korban mati maupun hidup dengan memperhatikan prosedur dan izin yang berlaku.
3. www.esaunggul.ac.id
DASAR HUKUM
1. UU RI No.36/2009 : Kesehatan
2. PMK RI No.24/2022: Rekam Medis
3. PMK RI No.290/2008: PTK
4. PMK RI No.68/2013: Kewajiban Memberikan
Informasi Adanya Dugaan Kekerasan Terhadap Anak
Oleh Pemberi Layanan Kesehatan.
5. Modul Kedokteran Forensik, Badan Diklat Kejaksaan
Republik Indonesia Jakarta 2019
3
5. www.esaunggul.ac.id
VISUM ET REPERTUM (VeR)
Dokumentasi seluruh hasil temuan pemeriksaan
medis pada korban yang kemudian dituangkan
di dalam sebuah keterangan.
(PMK RI No.68/2013)
5
6. www.esaunggul.ac.id
VISUM ET REPERTUM
Adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas
permintaan tertulis resmi dari penyidik yang berwenang
mengenai fakta temuan hasil pemeriksaan medik dan
pendapat terhadap manusia, baik korban hidup atau
korban mati ataupun bagian atau diduga bagian dari
tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah
sumpah, untuk kepentingan peradilan.
(Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019: Modul Kedokteran Forensik)
6
7. www.esaunggul.ac.id
PEMBUATAN VeR
1. Atas permintaan dari penyidik POLRI
2. Melalui surat resmi yang ditandatangani minimal oleh
Kepala Kepolisian Sektor.
3. Surat permintaan VeR harus diantar oleh petugas
kepolisian dan hasilnya diserahkan langsung kepada
penyidik.
7
(PMK RI No.68/2013)
8. www.esaunggul.ac.id
PEMBUATAN VeR
4. Salinan VeR tidak boleh diserahkan kepada
siapapun. Selain penyidik POLRI, Instansi lain yang
berwenang meminta VeR adalah Polisi Militer, hakim,
jaksa penyidik dan jaksa penuntut umum.
5. Sebelum tindakan pemeriksaan untuk pembuatan
VeR, perlu dibuatkan informed consent.
(PMK RI No.68/2013)
8
9. www.esaunggul.ac.id
PEMBUATAN VeR
6. Apabila korban menolak untuk diperiksa maka
hendaknya dokter meminta pernyataan tertulis
secara singkat penolakan tersebut dari korban
disertai alasannya atau bila hal itu tidak mungkin
dilakukan, agar mencatatnya di dalam rekam medis.
(PMK RI No.68/2013)
9
10. www.esaunggul.ac.id
JENIS VeR
VeR berdasarkan korbannya :
1. Visum Et Repertum Korban Mati
2. Visum et Repertum Korban Hidup:
a) Visum et Repertum Kejahatan susila
b) Visum et Repertum Penganiayaan / Perlukaan
c) Visum et Repertum Psikiatri
VeR berdasarkan waktu:
1. Visum et Repertum Sementara
2. Visum et Repertum Definitif
(Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019)
10
11. www.esaunggul.ac.id
TATA CARA PERMINTAAN VeR
1. Atas permintaan resmi dari penyidik, dokter dapat
membuat Visum et Repertum berdasarkan hasil
pemeriksaan medis tersebut di atas.
2. Permintaan penyidik dapat diajukan sebelum
dilakukannya pemeriksaan maupun sesudahnya,
asalkan tidak terlalu lama jarak waktunya.
11
12. www.esaunggul.ac.id
TATA CARA PERMINTAAN VeR
3. Harus dibuat dalam bentuk surat resmi,
menggunakan kertas berkepala surat, bernomor dan
bertanggal, diakhiri dengan tandatangan, nama jelas
dan NIP/NRP pembuatnya, serta stempel dinas.
4. Harus diserahkan hanya kepada institusi penyidik
pemintanya.
12
13. www.esaunggul.ac.id
TATA CARA PERMINTAAN VeR
5. VeR ditulis dengan format yang baku sebagaimana
pada lampiran.
6. VeR harus dibuat oleh dokter. Undang undang tidak
menunjuk kepada dokter dengan spesialisasi tertentu
yang harus membuat VeR tertentu.
13
14. www.esaunggul.ac.id
TATA CARA PERMINTAAN VeR
7. Setiap dokter berwenang membuat VeR dengan
memperhatikan ketentuan bahwa dokter yang akan
membuat VeR harus memahami prosedur
medikolegal dan terlatih secara teknis melakukan
pemeriksaan yang diperlukan serta mampu
menginterpretasikannya dengan tepat.
14
15. www.esaunggul.ac.id
TATA CARA PERMINTAAN VeR
8. Atas permintaan tertulis dari pasien dan/atau
keluarganya dokter dapat menerbitkan Surat
Keterangan Medis yang menerangkan tentang
ringkasan keadaan pasien saat itu, yang dapat
bermanfaat untuk kepentingan perujukan ke dokter
lain atau ke seseorang ahli non medis yang
diperlukan.
(PMK RI No.68/2013)
15
16. www.esaunggul.ac.id
TATA CARA PERMINTAAN VeR KORBAN MATI
Ditetapkan bahwa korban mati yang
dimintakan VeR adalah korban yang diduga
akibat kematian tidak wajar.
(Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019)
16
17. www.esaunggul.ac.id
TATA CARA PERMINTAAN VeR KORBAN MATI
Kematian tidak wajardugaan kematian akibat:
- pembunuhan
- bunuh diri
- keracunan
- kecelakaan lalu lintas
- kematian di tempat yang tidak wajar.
(Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019)
17
18. www.esaunggul.ac.id
TATA CARA PERMINTAAN VeR KORBAN MATI
Setiap kematian tidak wajar seharusnya dilakukan
permintaan pemeriksaan mayat sehingga
mendapatkan kejelasan mengenai identitas mayat,
penyebab kematian, mekanisme kematian, perkiraan
waktu kematian dan pendapat tentang cara
kematianya.
(Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019)
18
19. www.esaunggul.ac.id
PENCABUTAN VeR KORBAN MATI
Pencabutan permintaan Visum et Repertum bedah
mayat pada prinsipnya tidak dibenarkan, namun
kadangkala dijumpai hambatan dari keluarga korban
yang keberatan untuk dilaksanakan bedah jenazah
dengan alasan larangan agama, adat dan lain-lain.
(Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019)
19
20. www.esaunggul.ac.id
PENCABUTAN VeR KORBAN MATI
Bilamana permintaan Visum et Repertum terpaksa
harus dibatalkan, maka pelaksanaan
pencabutan/penarikan kembali Visum et Repertum
tersebut hanya diberikan oleh Komandan Kesatuan
paling rendah tingkat Polsek dan untuk kota besar
hanya Polrestabes.
(Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019)
20
21. www.esaunggul.ac.id
PERMINTAAN VeR KORBAN HIDUP
Permintaan Visum et Repertum untuk korban hidup
pada prinsipnya hampir sama dengan tata cara
permintaan Visum et Repertum terhadap korban
mati. Namun karena korban hidup juga statusnya
sebagai pasien maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain:
(Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019)
21
22. www.esaunggul.ac.id
PERMINTAAN VeR KORBAN HIDUP
1. Polisi mengantarkan korban oleh karena mengingat
status korban tersebut sebagai barang bukti
sekaligus memastikan identitas dari korbannya.
2. Prinsipnya cara penulisan dari SPV hampir sama
dengan cara penulisan SPV terhadap korban mati.
SPV harus menyebutkan dugaan tindak pidana yang
dimaksud.
(Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019)
22
23. www.esaunggul.ac.id
PERMINTAAN VeR KORBAN HIDUP
3. Oleh karena VeR merupakan surat keterangan,
maka dapat dibuat berdasarkan catatan rekam medis
yang telah menjadi bukti sejak datangnya SPV.
4. Dalam pembuatan VeR tidak memerlukan ijin dari
pasien oleh karena sudah diminta berdasarkan
hukum. Hal demikian memang berbeda dengan surat
keterangan medis yang memang memerlukan ijin
dari pasien (Badan Diklat Kejaksaan RI, 2019)
23