1. Dokumen ini menceritakan pengalaman seorang guru dari Aceh selama menjadi guru di Kabupaten Lembata, NTT melalui program SM-3T.
2. Meskipun awalnya merasa canggung karena berbeda agama, guru ini merasa disambut hangat oleh masyarakat dan kepala sekolah Katolik.
3. Guru ini menikmati pengalaman mengajar di Lembata dan beradaptasi dengan baik meski hanya dalam waktu singkat.
1. DARI BARAT INDONESIA UNTUK TIMUR INDONESIA
Pertengahan September 2013 adalah saat pertama kali tiba di Hadakewa, kecamatan Lebatukan ,
Kabupaten Lembata Provinsi NTT “ Langsung terbayang dalam hati “hana gasin ureung aceh, pedeh
that udep ureung timur” Program dari DIKTI yang di sebut SM-3T, karena program inilah saya bisa
menjelajahi daerah timur.
Sebagai anak yang besar dikalangan masyarakat beragama Islam pertama saya merasa tidak
nyaman karena karena saya haru menjadi minoritas di kalangan masyarakat yg beda
kepercayaan dengan saya. Tapi setelah saya menjalaninya saya merasa beda keprcayaan
bukanlah hal yang harus saya takuti karena disini saya bersama teman-teman yang lain punya
misi pendidikan yang wajib kami laksanakan demi MENCERDASKAN ANAK BANGSA,
begitulah bahasa yang selalu tersirat di benak hati sehingga kami menjadikan diri kami disini
untuk sebuah pengabdian untuk anak-anak Indonesi, dan walopun menjadi minoritas disini
tak ada penghalang untuk kami berbaur dengan warga desa. Dan Sekolah tempat saya
mengajar adalah sebuah yayasan Katolik bahkan sebelumnya disekolah ini tidak ada
penerimaan guru yang beragama Islam. Tapi seraya begitu kami mengantarkan SK
penempatan mengajar ke yayasan tersebut kepala yayasan bahkan sangat senang dan
menerima saya dan teman saya dengan penuh semangat,,tidak perlu berminggu-minggu dan
berbulan-bulan untuk saya dan teman saya menyatu dengan mereka sebagai teman sesama
guru,, sebagai masyarakat dan penuh keakraban lainnya pun terjalin seperti sebuah keluarga,,
Di Lembata Umumnya guru sangat dihormati, ke mana-mana selalu disapa. Bahkan guru
disini menjadi sosok yang sangat penting buat mereka, Tradisinya juga unik, kemana-mana
asalkan kita melewati rumah-rumah masyarakat mereka langsung menyuruh kita untuk
singgah dan menyuguhi teh,, kopi dan segala macam makanan yang ada seolah-olah kita di
buat seperti tamu yang sangat istimewa. sikap sosial dan toleransi yang sangat tinggi hanya
saya dapatkan disini di kabupaten Lembata ini,,,
2. Disekolah mereka menjadi murid, dikehidupan pulang sekolah mereka menjadi inspirasi dan teman-teman
untuk menjadi hiburan tersendiri. Murid-murid disini pun sangat hormat pada saya. Pada
Saat pertama kali saya datang murid-murid sempat bertanya. “Masak Pa gurunya kecil begitu?”
Murid saya heran karena saya nampak kecil dan muda. Karena banyak murid-murid saya yang lebih
tinggi dengan saya. Pendekatan personal yang saya lakukan alhamdulillah membuat para murid
hormat pada saya. Metoda pengajaran yang dia dapat dibangku kuliah ia terapkan dan membawa
hasilnya efektif.
Ketika Tiga bulan lagi akan genap setahun saya dan teman saya seperti ada sesuatu yang akan kami
tinggalkan dan rasanya sakit banget,,”seperti lagu sekarang ‘Sakitnya Tuh disini’ “, artinya masa
tugas kami yang dari ujung barat indonesia (Aceh) sebagai guru SM3T akan berakhir. Kami adalah
angkatan ketiga dari program SM3T. Untuk tahun ini kami yang dari Aceh hanya 67 guru muda yang
diterjunkan ke pelosok-pelosok di kabupaten Flores Timur Khusunya Kabupaten Lembata yang
menjadi Kabupaten tempat khusus Guru SM-3T aceh. Kami berasal dari berbagai daerah di provinsi
Aceh yang disatukan menjadi sebuah keluarga Besar melalui LPTK Unsyiah sebagai Lembaga
perekrutan Sarjana-sarjana muda yg mempunyai jiwa pengabdian Untuk anak-anak Indonesia, dan
disni di kabupaten Lembata ini kami menamakan diri kami “Keluarga Besar SM-3T Aceh-Lembata”.
“Sebenarnya setahun itu tidak cukup , terasa sangat singkat,” .mungkin disebagian tempat proses
adaptasi memerlukan waktu yang sangat lama, tapi disin kami hanya dalam seminggu kami merasa
seperti didaerah sendiri. “Waktu kami pertama datang itu pertengahan bulan September, terus tak
lama lagi sudah liburan semester,” lanjutnya lagi. Tak lama kemudian memasuki bulan April ada
perayaan Paskah. “Paskah di sini sangat ramai. ±95% di Flores Timur ini beragama katolik,” pada
3. pearayaan paskah ini menjadi hari sangat bersejarah untuk masyarakat yang bergama katolik dan 2
hari menjelang perayaan jalan-jalan sudah mulai dijaga ketat oleh pihak keamanan dan semua
institusi pemerintah diliburkan, karena mereka merayakan paskah di barengi dengan arak -araka
patung tuhan mereka keseluruh jalan di Adonara yang menjadi pusat perayaan terbesar di provinsi
NTT.
“Andai program ini diperpanjang menjadi dua tahun. Insya Allah kami akan siap karena menjadi
pengajar SM3T adalah sebuah kebanggan tersendiri buat kami disamping mempunyai program kerja
yang mengarah ke masyarakat tentang pentingnya pendidikan,”