4. Klasifikasi Baja
BAJA
(Steel)
Baja karbon rendah
(low carbon steel)
BAJA PADUAN
(Alloy Steel)
BAJA KARBON
(Carbon Steel)
Baja karbon medium
(medium carbon steel)
Baja paduan rendah
(low alloy steel)
Baja paduan tinggi
(high alloy steel)
Baja karbon tinggi
(high carbon steel)
5. Baja karbon rendah
kandungan karbonnya < 0,25%C
tidak responsif terhadap perlakuan panas
yang bertujuan membentuk martensit
metode penguatannya dengan “Cold Working”
struktur mikronya terdiri ferit dan perlit
relatif lunak dan lemah
ulet dan tangguh
mampu mesin dan mampu lasnya baik
murah
Aplikasi :
bodi mobil,bentuk struktur (profil I, L, C, H),
pipa saluran
6. Baja karbon rendah
kandungan karbonnya < 0,25%C
tidak responsif terhadap perlakuan panas
yang bertujuan membentuk martensit
metode penguatannya dengan “Cold Working”
struktur mikronya terdiri ferit dan perlit
relatif lunak dan lemah
ulet dan tangguh
mampu mesin dan mampu lasnya baik
murah
Aplikasi :
bodi mobil,bentuk struktur (profil I, L, C, H),
pipa saluran
7. Pengerjaan logam berdasar temperatur
1. Pengerjaan Dingin (Cold Working)
Proses pengerjaan logam pada
temperatur dibawah temperatur
rekristalisasi
wire drawing, tube drawing, deep
drawing, cold rolling
2. Pengerjaan Panas (Hot Working)
Proses pengerjaan logam di atas
temperatur rekristalisasi
Hot rolling, forging, extrusion
T rekristalisasi = 0,5 Tm (Kelvin)
11. COLD WORKING
Karakter cold working:
Permukaan halus
Ketepatan dimensi sangat tinggi
Perlu energi besar
Deformasi yang diberikan terbatas
Biasa dipakai untuk membuat baja
lembaran
14. MECHANISMS OF STRENGTHENING IN METALS
Mekanisme penguatan logam:
A. Strengthening by grain size reduction
B. Solid-solution strengthening
C. Strain Hardening = cold working
D. Precipitation Hardening
E. Dispersion Strengthening
F. Strengthening by martensitic structure
24. Hot Working
Proses pengerjaan pada logam dimana
temperatur pengerjaannya di atas
temperatur rekristalisasi
Karakter hot working:
Permukaan kasar (oksidasi)
Ketepatan dimensi kurang
Perlu energi kecil
Deformasi yang diberikan besar
25. Baja karbon medium
kandungan karbonnya: 0,25 - 0,6%C
dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui
perlakuan panas austenitizing, quenching,
dan tempering
banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering
sehingga struktur mikronya martensit
lebih kuat dari baja karbon rendah
Aplikasi :
poros, roda gigi, crankshaft
27. Baja karbon tinggi
kandungan karbonnya: 0,6 < % C ≤ 2.14
dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui
perlakuan panas austenitizing, quenching,
dan tempering
banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering
sehingga struktur mikronya martensit
paling keras, paling kuat, paling getas di
antara baja karbon lainnya
tahan aus
Aplikasi :
pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi,
rel kereta api,perkakas potong, dies
28. BAJA PADUAN
Baja yang selain terdiri Fe dan C juga
mengandung unsur-unsur paduan lainnya
+ Unsur paduan mendapatkan sifat sesuai
keinginan
Unsur paduan Mn, Cr, Mo, Ni, dll
Baja paduan rendah (low alloy steel)
Baja paduan tinggi (high alloy steel)
29. Baja paduan rendah
jumlah unsur paduan < 10%
memiliki kadar karbon sama seperti baja
karbon, tetapi ada sedikit unsur paduan
dengan penambahan unsur paduan, kekuatan
dapat dinaikkan tanpa mengurangi
keuletannya, kekuatan fatik, dan daya tahan
terhadap korosi, aus, dan panas lebih baik
Aplikasi :
kapal, jembatan, roda kereta api, ketel uap,
tangki gas
30. Baja paduan tinggi
Jumlah unsur paduannya lebih besar 10%
Baja tahan karat (stainless steel)
Baja Perkakas (tool steel)
Baja Mangan (manganese steel/hadfield
steel)
32. Baja tahan karat feritik
unsur paduan utama; Fe, Cr
struktur mikro terdiri fasa ferit (α) bcc
non heat treatable (tidak mampu
diperlakukan panas)
dapat diperkeras dan diperkuat dengan
cold working
bersifat magnetik
Aplikasi cetakan gelas, valve pada suhu
tinggi, garpu, ruang pembakaran
Contoh AISI 409 dan AISI 446
33. Baja tahan karat austenitik
unsur paduan utama; Fe, Cr, Ni ( Cr>16%, Ni >
3,5%, ada Mn)
struktur mikro terdiri fasa austenit
non heat treatable (tidak mampu diperlakukan
panas)
dapat diperkeras dan diperkuat dengan cold
working
tidak bersifat magnetik
ketahanan korosinya paling baik
paling banyak diproduksi
Aplikasi bejana cryogenic, peralatan proses
industri makanan dan kimia
Contoh AISI 304 dan AISI 316L
34. Baja tahan karat martensitik
unsur paduan utama; Fe, Cr
struktur mikro terdiri fasa martensit
dapat diperkeras dan diperkuat
dengan perlakuan panas
bersifat magnetik
Aplikasi bearing, surgical tools
Contoh AISI 410 dan AISI 440A
36. Baja tahan karat duplex
disebut juga precipitation hardenable
stainless steel
Unsur paduan utama; Fe, Cr, Ni, Al, Mn
struktur mikro terdiri fasa campuran (ferit
+ martensit atau ferit + austenit)
bertambah keras karena terjadi
transformasi fasa dari austenit menjadi
fasa kedua
Aplikasi baja pegas, bejana tekan
Contoh AISI 17-7PH
38. Baja perkakas (tool steel)
A. Tool steel tipe W baja perkakas yang
dikeraskan dengan pencelupan dalam air
B. Tool steel tipe To baja perkakas yang
dikeraskan dengan pencelupan dalam oli
C. Tool steel tipe A baja perkakas yang
dikeraskan dalam pendinginan udara bebas
Aplikasi cutting tools, dies
Contoh High Speed Steel
40. Baja Mangan
≥ 13% Mn; ≥ 1% C
pada suhu kamar struktur mikronya
austenit (γ)
sangat keras, jika dideformasi semakin
bertambah keras (austenit martensit)
Aplikasi:
mangkuk pengeruk pada alat
berat
teralis penjara
frog rel kereta api
41. Standard penamaan baja
Standar Jerman (DIN)
Standar Jepang (JIS)
Standar Amerika (AISI; SAE)
Standar Jerman (DIN)
St-37: baja dengan kekuatan
tarik minimum 37 kg/mm2
C45: baja dengan 0,45%C
42. Standard penamaan baja
Standar Jepang (JIS)
S45C: baja dengan 0,45%C
Standar Amerika
SAE : Society of Automotive Engineers
AISI : American Iron and Steel Institute
SAE XX XX
AISI
jenis baja paduan utama
%C
ASTM: American Society for Testing and Materials