Mahasiswa memiliki peran dan fungsi yang kompleks sebagai agen perubahan, sumber kekuatan bangsa, pengontrol sosial, dan teladan moral. Dokumen ini menjelaskan empat peran mahasiswa dan menganalisis karakter yang harus dipertahankan dan diubah oleh penulis sebagai mahasiswa.
1. Ferdianta Wahyu Nur Pratama
21040112130097
Kelompok 17
Mahasiswa, sebuah gelar yang disandang oleh seseorang yang sedang
menempuh pendidikan di tingkat pendidikan tinggi atau universitas. Sebagai seorang
mahasiswa, kita memiliki peran dan funsi yang kompleks, bukan hanya untuk diri sendiri
tetapi juga untuk orang lain dan masyarakat. Peran dan fungsi mahasiswa yang lebih
dikenal dengan PFM terdiri dari beberapa macam, yakni:
1. Mahasiswa sebagai Agent of Chance
2. Mahasiswa sebagai Iron Stock
3. Mahasiswa sebagai Social Control
4. Mahasiswa sebagai Moral Force
Mahasiswa sebagai Agent of Chance berarti mahasiswa akan menjadi agen yang
akan merubah keadaan negara pada umumnya dan keadaan di sekitar mereka pada
khususnya. Salah satu contoh atau aplikasi dari mahasiswa sebagai agent of chance
adalah saat mahasiswa melakukan reformasi, dari masa orde baru yang kaku menjadi
masa reformasi yang demokratis.
Mahasiswa sebagai Iron Stock maksudnya adalah mahasiswa lah sumber
kekuatan utama bangsa, di samping kekuatan POLRI dan TNI tentunya. Mahasiswa akan
senantiasa berada pada lini paling depan guna melindungi kekuasaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Mahasiswa sebagai social control berarti mahasiswa
mahasiswa menjadi pengontrol terhadap kehidupan sosial yang terjadi di sekitar
mereka, mahasiswa harus dapat menciptakan keadaan sosial yang kondusif.
Mahasiswa sebagai Moral Force, berarti mahasiswa menjadi tauladan dalam
bertingkah laku dan bertindak. Karena moral bangsa ini berada di pundak para
mahasiswa sebagai generasi muda yang nantinya akan menuntun negara ini ke arah
yang lebih baik. Dapat dibayangkan apabila moral mahasiswa zaman sekarang serba
mengandalkan otot, sedikit-sedikit tersulut emosi, sedikit sedikit tawuran, sedikit-sedikit
langsung bertindak anarkis. Entah apa yang akan terjadi pada anak cucu kita kelak,
apabila para generasi muda sekarang ini hanya mampu mewarisi watak yang
2. mengandalkan emosi dan otot, bukan mewarisi watak yang mengandalkan otak dan hati
nurani.
Semua ini sangat cocok dengan apa yang dikatakan oleh Ir. Soekarno “Beri aku
sepuluh pemuda, maka akan aku guncang dunia”. Semua yang terjadi di negara ini
tergantung pada generasi muda. Bila para generasi muda kita hanya mengandalkan
emosi dan otot saja, jangan harap indonesia bisa menjadi berjaya seperti negara
tetangga kita Singapura yang merupakan negara kecil yang sangat maju. Karena semua
warga negara di Singapura khusunya para generasi muda di sana mengandalkan “otak
dan fikiran” bukan mengandalkan “otot dan emosi”.
Sebagai seorang mahasiswa, ada beberapa karakter dalam diri saya yang harus
ditingkatkan dan ada pula karakter yang harus diubah. Karakter yang harus
dipertahankan dan ditingkatkan adalah saya tidak akan berhenti untuk mengerjakan
sesuatu sebelum itu dapat saya selesaikan dengan baik dan benar. Saya adalah tipe
orang yang akan memikirkan segala sesuatunya secara terperinci, saya tidak ingin
kehilangan satu point dalam kehidupan saya, tentunya point itu adalah point penting
dan memiliki andil yang sangat besar dalam kehidupan saya. Selain itu, saya merupakan
pribadi yang tidak akan pernah terpancing emosi. Karena menurut saya, orang
mengedepankan emosi itu tidak lebih dari seorang yang berlindung di balik topeng
sandiwara yang sangat tebal.
Karakter yang mungkin harus dihilangkan adalah saya tidak memiliki keberanian
untuk mengungkapkan inilah saya, inilah hidup saya, dan inilah aturan saya. Saya masih
sedikit ragu-ragu dalam menunjukkan apa yang ada dalam fikiran saya. Karakter buruk
yang ada pada diri saya yang lainnya adalah saya adalah orang yang agak sedikit teledor,
saya tidak begitu fasih dalam menghafal. Mungkin itu saja karakter-karakter yang ada
dalam diri pribadi saya.