1. join facebook.com/suryaonline
hal
2
DIGITAL NEWSPAPER
edisi pagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | SENIN, 29 JULI 2013 | Terbit 2 halaman
Spirit Baru Jawa Timur
follow @portalsurya
Alicia Keys
Minta Tiga
Piano
SURABAYA, SURYA-Hasrat dan
upaya orang untuk menakluk-
kan bumi tak pernah henti,
mulai dari putera Maroko,
Ibnu Battuta, hingga Laksa-
mana Zenghe dari China pada
abad ke-14; dari penjelajah
Portugal, Ferdinand Magellan,
pada abad ke-16, hingga Laura
Dekker, pelaut remaja puteri
Belanda pada abad ke-21 ini.
Dr. Joyce E. Chaplin berkisah
lebih jauh tentang kembara
manusia ini.
Novel pengarang Prancis
Jules Gabriel Verne berjudul
“Keliling Dunia Dalam Waktu
80 Hari,” yang terbit tahun
1873, telah mengilhami Dr.
Joyce Chaplin, untuk menulis
bukunya yang berjudul “Round
About the Earth: Circumnaviga-
tion from Magellan to Orbit,”
yang berarti “Mengitari Bumi:
Penjelajahan dari Magellan
hingga Mengorbit.”
Menurut Chaplin, adalah me-
nakjubkan bahwa novel Jules
Verne itu sempat diterjemah-
kan ke dalam banyak bahasa,
bahkan pada masa hidupnya,
termasuk bahasa Arab dan ba-
hasa Persia, sehingga menjadi
karya sastera dunia.
Masa 250 tahun pertama
usaha manusia untuk mengi-
tari bumi, 90 persen gagal,
ungkap Chaplin. Kebanyakan
penjelajah menemui ajal
mereka. Bumi terkesan terlalu
besar untuk dapat ditaklukkan.
Berbagai tantangan muncul, di
antaranya penyakit. Hanya se-
gelintir yang berhasil kembali
ke tempat asal mereka.
“Sebenarnya, mungkin orang
pertama yang berkeliling dunia
adalah seorang pria Muslim,
seorang budak yang hanya
kita ketahui bernama Enrique
de Malacca, milik Ferdinand
Magellan, yang diperolehnya
selama perang di Malaka.
Magellan membawanya dari
Spanyol, berharap Enrique
bertindak sebagai penerjemah
dan pemandu di beberapa wila-
yah tertentu di Asia,” demikian
ungkap Dr. Chaplin.
Sampul buku karangan Dr.
Joyce E. Chaplin: “Round About
the Earth: Circumnavigation
from Magellan to Orbit” atau
‘Mengitari Bumi: Penjelajahan
dari Magellan hingga Mengor-
bit’ (courtesy photo).
Sampul buku karangan Dr.
Joyce E. Chaplin: “Round About
the Earth: Circumnavigation
from Magellan to Orbit” atau
‘Mengitari Bumi: Penjelajahan
dari Magellan hingga Mengor-
bit’ (courtesy photo).
Enrique de Malacca, nama
yang diberikan tuannya
Ferdinand Magellan ini, dikenal
di kawasan Nusantara masa
itu sebagai Panglima Awang,
yang disebut-sebut berasal
dari Sumatera atau Malaka.
Enrique menyertai Magellan
dalam semua penjelajahannya,
termasuk pelayaran dari tahun
1519 hingga 1521, yang didanai
Raja Spanyol, untuk mencari
rempah-rempah.
Magellan meninggalkan Spa-
nyol dengan konvoi lima kapal
dan 270 kelasi, namun hanya
satu kapal dan 35 pelaut yang
berhasil kembali ke Spanyol.
Magellan sendiri terbunuh di
Filipina, sementara Enrique
de Malacca alias
Panglima Awang
ini, akhirnya
berhasil menca-
pai kembali tanah
Malaka, me-
lengkapi lingkar
kembaranya.
Jelajah bumi
di kemudian hari
menjadi lebih
mudah diarungi,
ujar Chaplin:
“Menjelang abad
19, perjalanan
menjelajah dunia
lebih mudah. Ka-
pal uap, Terusan
Suez, dan segala
fasilitas yang membantu,
menyebabkan orang bepergian
dengan rasa aman. Terdapat
persepsi baru bahwa orang
biasa dapat melakukannya.”
Jelajah bumi terasa lebih
aman masa itu, jelas Chaplin,
karena imperialisme Barat,
seperti Inggris, Belanda,
Prancis, Portugal dan Spanyol,
mendirikan koloni di berbagai
teritori di seluruh dunia
sebagai penyedia fasilitas.
Chaplin menguraikan lebih
jauh: “Kini penjajahan telah
lenyap, kita hidup pada masa
de-kolonisasi, sebagaimana
mestinya, itu berarti bagian-
bagian dunia yang semula di-
awasi imperialisme, kini tidak
lagi, dan keadaan menjadi
lebih berbahaya bagi orang-
orang Barat untuk bepergian.
Tidak berarti situasi menjadi
lebih baik atau lebih buruk;
hanya berbeda saja.”
Dewasa ini, jelajah bumi
mencakup alam raya, ramai pula
diikuti insan aneka bangsa, pria
dan wanita. “Pernah seorang
astronot Muslim, dari
Malaysia melakukan orbit
selama bulan suci Rama-
dan, dan majelis ulama
bersama tim ilmuwan
menyusun sebuah pedo-
man untuk menentukan
arah kiblat dan berapa
jam masa berpuasa
semestinya. Kedua hal
ini amat sulit ditentukan
saat melakukan orbit
bumi,” demikian ungkap
Chaplin.
Astronot Muslim
Sembilan astronot
Muslim telah meng-
angkasa, dengan yang
terakhir Dr. Sheikh
Muszaphar Shukor, ber-
ekspedisi dalam pesawat
Soyuz TMA-11 ke Stasiun
Antariksa Internasional,
kerjasama antara kedua
pemerintah Malaysia dan
Rusia.
Sheikh Muszaphar
meluncur ke antariksa
tanggal 10 Oktober,
2007 dan kembali ke
bumi 11 hari kemudian. Dia
merayakan Idulfitri di Stasiun
Antariksa tanggal 13 Oktober
dengan makan sate dan kue-
kue bersama dua koleganya,
astronot Rusia, Yuri Ivanovich
Malenchenko, dan astronot
perempuan Amerika, Peggy
Annette Whitson.
Dr. Joyce E. Chaplin, penulis
buku “Round About the Earth:
Circumnavigation from Magel-
lan to Orbit,” yang diterbitkan
tahun lalu oleh penerbit Simon
& Schuster ini, adalah dosen
di Jurusan Sejarah, Univer-
sitas Harvard di Cambridge,
Massachusetts.
Pernah menyandang gelar
“Fulbright Scholar,” dia telah
mengajar di lima universitas
di dua benua dan di sebuah
pulau, serta pada sebuah prog-
ram kajian maritim di Samude-
ra Atlantik. Seperti karya yang
telah ditulisnya ini, dia gemar
membahas topik-topik yang
berkenaan dengan persilangan
manusia dan alam.(rtr/voa)
PenjelajahBumi
PertamaPriaMuslim
2. join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya
SENIN, 29 JULI 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2
SURABAYA, SURYA-Korea
Utara menggelar parade
militer besar-besaran, Sabtu
(27/7/2013), merayakan 60
tahun gencatan senjata yang
mengakhiri Perang Korea.
Stasiun televisi pemerintah
menayangkan tentara dan per-
lengkapan militer berparade
di ibu kota Pyongyang dalam
sebuah koreagrafi yang teratur.
Dalam parade tersebut
tentara dan pengunjung
mengucapkan sumpah kesetiaan
mereka kepada pemimpin Korea
Utara saat ini, Kim Jong Un.
Tahun 1950-53 Perang Korea
berakhir dalam sebuah gencat-
an senjata antara Utara dan
Selatan sehingga secara teknis
sebenarnya kedua negara
masih terlibat dalam perang.
Wartawan BBC melaporkan
parade bersenjata dan defile
pasukan ini mengingatkan pada
parade yang sama yang digelar
Uni Soviet dan China saat
Perang Dingin dulu.
Tayangan televisi juga
menunjukkan Kim Jong-un
berjalan ke podium melalui
karpet merah dengan iringan
musik militer. Dia menyaksikan
parade didampingi para
pemimpin militer dan partai.
Spanduk raksasa diterbang-
kan dengan balon gas dan
KoreaUtaraGelarParadeMiliterBesar-besaran
SURABAYA, SURYA- Penyanyi Alicia Keys meminta
disediakan tiga buah piano berukuran sedang
selama berada di Jakarta nanti.
“Tiga piano untuk di kamar, dressing room,
dan panggung,” kata Adrie Subono, Chief JAVA
Musikindo, sore tadi.
Adrie sebagai promotor yang membawa Alicia
Keys ke Jakarta mengaku permintaan pelantun
“Teenage Love Affair” itu cukup sulit dipenuhi
karena instrumen dengan spesifikasi yang diten-
tukan Keys tidak tersedia di Indonesia. Hingga
kini, ia belum menemukan piano midi tersebut.
Bila tidak kunjung menemukan piano itu, ia
kemungkinan akan meminta manajemen Alicia
Keys membawa sendiri tiga piano itu dengan
catatan biaya ditanggung promotor.
Selain piano, permintaan Keys lainnya
yang dirasa Adrie unik adalah saluran televisi
khusus untuk anak-anak di ruang gantinya. Keys
memiliki seorang putra bernama Egypt Daoud
Ibarr Dean.
“Kalau perlu saya pakai kostum badut deh ha
ha ha,” canda Adrie Subono.
Meski Keys meminta saluran televisi khusus
anak, Adrie belum bisa memastikan apakah
Keys benar-benar akan mengajak anaknya yang
berusia dua tahun itu.
“Saya belum dapat daftar siapa saja yang
akan ikut,” jelasnya.
Adrie menambahkan, pada konser kali ini,
Keys juga membawa serta sejumlah penari.
Alicia Keys akan datang ke Jakarta dalam
“Set The World On Fire Tour” pada 29 November
2013.
Tiket konser ini dapat dibeli di situs JAVA
Musikindo mulai 27 Juli esok.(ant)
AliciaKeysmintatigapiano
di atas lapangan utama di
Pyongyang dipenuhi dengan
bendera Korea Utara.
Sebelumnya dalam beberapa
pekan terakhir Korea Utara
telah menggelar parade massa
dan pertunjukkan kembang api
dalam perayaan ini.
Perayaan ini berlangsung di
saat Korea Utara dan Selatan
mencoba untuk mengembalikan
situasi setelah satu periode tensi
tinggi diantara kedua negara.
Awal bulan ini, kedua negara
menuntaskan putaran ketiga
pembicaraan terkait pembu-
kaan kembali kawasan industri
bersama Kaesong tanpa ada
kesepakatan yang dicapai.
Pekerjaan di industri Kaesong
ditutup sejak pertengahan April
lalu saat Korut menarik para
pekerja mereka.
Kebijakan itu dikeluarkan di
tengah-tengah hubungan yang
memanas antara dua Korea
setelah Pyonyang menggelar
tes nuklir Februari lalu.
Sementara di Korea Selatan,
perayaan 60 tahun gencatan
senjata ini ditandai dengan
pidato Presiden Park Geun-hye.
Dia berjanji tidak akan
mentoleransi provokasi dari
Utara tetapi juga mengatakan
Seoul akan bekerja untuk mem-
bangun kepercayaan bersama
Korut.
“Saya mendesak Korea
Utara untuk menyerah dalam
pembangunan senjata nuklir
jika negara itu ingin memulai
jalur perubahan dan kemajuan
sejati,’’ katanya.