SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PEMBANGUNAN MANUSIA KALIMANTAN BARAT : PRIORITAS ARAH
               PEMBANGUNANDAN KETENAGAKERJAAN


I. PENDAHULUAN
  A. Definisi Konsep Pembangunan Manusia
           Pada tahun 1990 UNDP (United Nations Development Programme)
    dalamlaporannya “Global Human Development Report” memperkenalkan
    konsep“Pembangunan Manusia (Human Development)”, sebagai paradigma
    baru   modelpembangunan.      Menurut    UNDP,    pembangunan      manusia
    dirumuskan sebagaiperluasan pilihan bagi penduduk (enlarging the choices
    of people), yang dapatdilihat sebagai proses upaya ke arah "perluasan
    pilihan" dan sekaligus sebagai tarafyang dicapai dari upaya tersebut. Pada
    saat yang sama pembangunan manusiadapat dilihat juga sebagai
    pembangunan (formation) kemampuan manusiamelalui perbaikan taraf
    kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan; sekaligussebagai pemanfaatan
    (utilization) kemampuan/keterampilan mereka tersebut.
           Konsep pembangunan di atas jauh lebih luas pengertiannya
    dibandingkankonsep pembangunan ekonomi yang menekankan pada
    pertumbuhan     (economicgrowth),     kebutuhan     dasar,    kesejahteraan
    masyarakat, atau pengembangansumber daya manusia. Hal ini terkait
    konsep pembangunan manusia UNDPyang mengandung empat unsur yaitu:
    produktivitas    (productivity),    pemerataan(equity),      kesinambungan
    (sustainability), dan pemberdayaan (empowerment).




1|Page
Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisi pelaku atau
    sasaran yangingin dicapai. Dalam kaitan ini UNDP melihat pembangunan
    manusia sebagaisuatu "model" pembangunan tentang penduduk, untuk
    penduduk, dan olehpenduduk:
    a. Tentang penduduk, berupa investasi di bidang pendidikan, kesehatan,
         danpelayanan sosial lainnya;
    b. Untuk     penduduk,     berupa    penciptaan    peluang       kerja   melalui
         perluasan(pertumbuhan) ekonomi dalam negeri; dan
    c. Oleh     penduduk;    berupa     upaya   pemberdayaan     (empowerment)
         pendudukdalam menentukan harkat manusia dengan cara berpartisipasi
         dalam prosespolitik dan pembangunan (UNDP, HDR 1990).

             Menurut UNDP upaya ke arah "perluasan pilihan" hanya mungkin
    dapatdirealisasikan jika penduduk paling tidak memiliki: peluang berumur
    panjangdan sehat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta
    peluang untukmerealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan
    yang produktif. Dengankata lain, tingkat pemenuhan ketiga unsur tersebut
    sudah      dapat   merefleksikansecara      minimal,   tingkat     keberhasilan
    pembangunan manusia suatu wilayah (BPSUNDP,Indeks Pembangunan
    Manusia Indonesia, Perbandingan Antarprovinsi1990-1993).
             Menurut K. Seeta Prabhu, Senior Assistant Country Director, UNDP,
    India; Pembangunan manusia diartikan sebagai ‘proses memperbesar
    rentang pilihan masyarakat’.Konsep ini dikembangkan oleh dua ekonom,
    yaitu Mahbub ul Haq dan Amartya Sen.Pendekatan pembangunan
    manusia dikembangkan untuk memberikan respon terhadap penekanan
    yang terlalu besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebagai
    indikator tunggal kemajuan manusia bagi semua bangsa.




2|Page
B. Arah Pengembangan Konsep Pembangunan Manusia
          Mahbub ul Haq berpendapat bahwa PDB per kapita yang tinggi
    belum tentu menunjukkan kesejahteraan masyarakat yang juga tinggi.
    Kesenjangan, kemiskinan, dan ketidak-adilan yang seolah berdampingan
    dengan pendapatan per kapita yang tinggi, membuat pola pertumbuhan
    dan prioritas pembangunan pemerintah yang selama ini berlangsung,
    menjadi patut dipertanyakan. Penghitungan PDB per kapita tidak bisa
    dijadikan basis bagi penentuan tingkat kesejahteraan masyarakat bila tanpa
    analisis yang mendalam mengenai distribusi/tingkat sebaran, pemerataan
    dan atau tingkat kesenjangan pendapatan, serta sumber dari bagian
    terbesar pada PDB per kapita tersebut.
          Pembangunan ekonomi yang menekankan pada pertumbuhan
    memandangbahwa keberhasilan pembangunan suatu wilayah hanya
    ditandai oleh tingginyapertumbuhan ekonomi, tanpa melihat aspek-aspek
    lainnya seperti ketimpanganpendapatan, kemiskinan yang masih tinggi, dan
    sebagainya. Pembangunansumber daya manusia memandang manusia
    sebagai input dalam proses produksi,seperti halnya dengan faktor-faktor
    produksi lainnya yaitu, tanah, modal danmesin. Manusia digunakan sebagai
    sarana untuk mengejar tingkat output yangtinggi tetapi dalam proses ini
    manusia    bukan     sebagai   pewaris     dari   apa    yang   telahdihasilkan.
    Pembangunan        yang   mempunyai        pendekatan       kebutuhan     dasar
    hanyaberorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia agar dapat
    keluar dariperangkat kemiskinan tanpa memiliki pilihan-pilhan dalam
    meningkatkan       kualitashidup.   Sedangkan           pembangunan     dengan
    kesejahteraan manusia memandangmanusia dalam proses pembangunan
    hanya sebagai penerima bukan sebagaipeserta yang berpartisipasi aktif
    dalam pembangunan (agen pembangunan).Semua model pembangunan
    tersebut   dinilai    masih     bersifat     parsial/tunggal.    (Kementerian


3|Page
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Pembangunan
    Manusia Berbasis Gender 2011)
            Menurut Wiwik D Pratiwi, PhD dalam materi Kuliah Pengantar:
    Indeks PembangunanSub Bidang Pembangunan Perdesaan di Program
    Studi   Arsitektur,   ITB;   Produktivitas,    pemerataan,      keseimbangan,
    danpemberdayaan       merupakan     empat     hal   pokok     yang   menjamin
    tercapainya tujuanpembangunan manusia. Konsep pembangunan manusia
    memiliki duasisi yang harus seimbang –yaitu sisi pertama adalah
    peningkatan    kapabilitas   fisikpenduduk     seperti   perbaikan     derajat
    kesehatan, tingkat pendidikan dan keterampilan;-sisi lainnya adalah
    pemanfaatan kapabilitas tersebut untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat
    produktif,kultural, sosial dan politik. Berdasarkan pemahaman dari konsep
    tersebut, maka pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas
    kegiatan ekonomi dari berbagai sektor, akan dapat berjalan optimal jika
    didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dan sdm yang
    berkualitas semestinya dibangun sesuai dengan arah pembangunan
    ekonomi.
            Pertumbuhan ekonomi merupakan prasyaratbagi tercapainya upaya
    pembangunan      manusia     yang   berkelanjutan.Pertumbuhan         ekonomi
    menumbuhkankesempatan          kerja    yang        menjadi     jembatanyang
    menghubungkan         pembangunanmanusia            dengan      pembangunan
    ekonomi.Secara singkat dapat dikatakan bahwapembangunan manusia
    mencakup sisiproduksi maupun distribusi dari berbagaikomoditi dan
    pemanfaatan kemampuan manusia.




4|Page
II. PRIORITAS   ARAH    PEMBANGUNAN                      DAN      KETENAGAKERJAAN
    DI KALIMANTAN BARAT

  A. Profil Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kalimantan Barat
            Berikut data yang didapat dariBPS Kalimantan Barat (Kalimantan
     Barat Dalam Angka 2011) mengenaiPerkembangan Penduduk dan
     Ketenagakerjaan.
                                   TABEL 1
                        KALIMANTAN BARAT 2010 DALAM ANGKA
                        Kategori                               Satuan     Jumlah
   1. Jumlah Penduduk
      a. Laki-laki                                              Jiwa       2.246
      b. Perempuan                                              Jiwa       2.149
                                                                Jiwa       4.395

   2. Luas wilayah                                            Km2         146.807
   3. Kepadatan penduduk                                   Jiwa/km2         30
   4. Kepadatan Penduduk pada 7 (tujuh) Kabupaten          Jiwa/km2         38
      daerah pesisir (Kota Singkawang, Kab. Pontianak,
      Bengkayang, Sambas, Ketapang, Kayong Utara, Kubu
      Raya) mencapai 50% dari total jumlah penduduk
   5. Profil geografis dan kependudukan Kab. Kapuas
      Hulu sebagai Kabupaten terluas :
      a. Luas wilayah                                         Km2         29.842
      b. Luas wilayah dari total luas provinsi                 %           20,33
      c. Kepadatan penduduk                                Jiwa/km2          7
   6. Profil geografis dan kependudukan Kota Pontianak
      sebagai ibukota Provinsi :
      a. Luas wilayah                                         Km2         107,80
      b. Luas wilayah dari total luas provinsi                 %            <1
      c. Kepadatan penduduk                                Jiwa/km2        5.146
   7. Ketenagakerjaan :
      a. Jumlah angkatan kerja                                 Orang     2.197.325
      b. Angkatan kerja yang bekerja
          - Dalam angka                                        Orang     2.095.705
          - Persentase (dari total angkatan kerja)              %          95,38
      c. Pengangguran terbuka
          - Dalam angka                                        Orang      101.620
          - Persentase (dari total angkatan kerja)              %           4,62
      d. Bukan angkatan kerja                                  Orang      805.628
      e. Serapan sektor pertanian sebagai sektor
          dominan
          - Dalam angka                                        Orang     1.266.432
          - Persentase (dari total sektor lapangan              %          60,43
               usaha utama)

5|Page
Dari    Tabel   1   di   atas,   terlihat   bahwa    jumlah   penduduk
    ProvinsiKalimantan Barat tahun 2010 berdasarkanhasil Sensus Penduduk
    2010 (SP2010)berjumlah sekitar 4,395 juta jiwa, dimanasekitar 2,246 juta
    jiwa berjenis kelamin laki-lakidan 2,149 juta jiwa adalah perempuan.Luas
    wilayah Provinsi Kalimantan Baratsebesar 146.807 Km2 atau lebih besar
    dariPulau Jawa, maka kepadatan pendudukKalimantan Barat baru sekitar
    30 Jiwa perkilometer persegi. Kondisi ini tentunyakurang menguntungkan
    dalam rangkapercepatan pembangunan wilayahkhususnya menyangkut
    pengelolaanSumber       Daya   Alam    (SDA)      dengan   segalapotensi   dan
    keragamannya.Persebaran penduduk KalimantanBarat tidak merata antar
    wilayahkabupaten/kota,kecamatan, desa/kelurahan,maupun antar wilayah
    kawasan pantaibukan pantai atau perkotaan danpedesaan.
          Dari data BPS Kalbar, terdata bahwa daerah pesisir yangmencakup
    Kab.Sambas,      Kab.      Bengkayang,Kab.          Pontianak,      Kabupaten
    Ketapang,Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten KubuRaya dan Kota
    Singkawang yang dihunioleh hampir 50% dari total pendudukKalimantan
    Barat dengan kepadatanmencapai 38 jiwa lebih. Sebaliknya tujuhkabupaten
    lain (bukan pantai) selain KotaPontianak secara rata-rata tingkatkepadatan
    penduduknya relatif lebih jarang.Kabupaten Kapuas Hulu dengan
    luaswilayah 29.842 km2 atau sekitar 20,33% dari luas wilayah Kalimantan
    Barathanya dihuni rata-rata 7 (tujuh) jiwa perkilometer persegi, sedangkan
    KotaPontianak yang luasnya kurang dari 1% (107,80 km2) dari luas
    wilayah Kalimantan Barat       dihuni oleh rata-ratasekitar 5.146 jiwa per
    kilometer persegi.(BPS/Kalimantan Barat Dalam Angka 2011)




6|Page
TABEL 2
                                            PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT
                                        LAPANGAN USAHA UTAMA DAN PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN
                                                                    2010

                                                                                                  Lapangan Usaha Utama
No          Pendidikan               Pertanian       Pertambangan           Industri     Listrik,Gas Kontruksi Perdagangan      Angkutan    Keuangan     Jasa      Jumlah
                                                                                            & Air                                 dan                               Total
                                                                                                                               Komunikasi
[1]              [2]                      [3]                [4]               [5]             [6]          [7]      [8]           [9]        [10]       [11]        [12]
1.    Tidak/Belum Pernah                122.529                    1.072       5.380                   -     1.375    11.043        1.551            -     3.243    146.193
      Sekolah
2.    Tidak/Belum Tamat SD              418.525                 14.694       17.859                   81    27.216    41.967        9.272        352      19.048    549.014
3.    Sekolah Dasar                     414.663                 19.170       30.467                  131    29.666    53.254       14.251        541      22.527    584.670
4.    SMTP/ Sederajat                   209.150                 12.031       24.490                  594    22.180    59.247       10.542      5.281      28.823    372.338
5.    SMTA/ Sederajat                     97.493                   6.762     20.683             1.844       20.101    97.787       18.417      6.542      80.918    350.547
6.    Akademi dan Universitas              4.072                       -      2.076               207        1.531     9.967        1.950      5.187      67.953     92.943
       Jumlah / Total                 1.266.432                 53.729     100.955              2.857      102.069   273.265       55.983     17.903     222.512   2.095.705
        Catatan/Note: 1) Survei Angkatan Kerja Nasional (Agustus 2010)
                         2) (-) = Karakteristik tidak terdeteksi karena jumlah sampel kecil


        Sumber / Source : BPS Provinsi Kalimantan Barat / BPS-Statistics of Kalimantan Barat




       7|Page
8|Page
Dari sisi ketenagakerjaan, Komposisi penduduk yang bekerja
    diProvinsi   Kalimantan    Barat,   masihdidominasi      oleh     pekerja    yang
    berpendidikan    rendah,   yaitu sekitar 78,84%          adalah tamat        SLTP
    kebawah.Lapangan usaha yang paling dominanadalah sektor pertanian
    yaitu   menyerapsekitar        60,43%   dari     total   angkatankerja       yang
    bekerja.Jumlah Angkatan Kerja di ProvinsiKalimantan Barat pada tahun
    2010sebanyak 2.197.325 orang, dimana2.095.705 orang diantaranya
    bekerja(95,38 %). Dengan demikian, AngkatanKerja Kalimantan Barat yang
    belum terserappada pasar kerja pada tahun 2010 adalah101.620 jiwa. Hal
    ini   mengindikasikanadanya      pengangguran      terbuka      sebesar     4,62%.
    Sedangkan untuk yang bukanAngkatan Kerja adalah 805.628 jiwa
    dimanasekitar   27,53      %    bersekolah     atauberjumlah     221.764     jiwa,
    mengurusrumahtangga 475.303 jiwa (60,0 %)dan lain-lain sebanyak
    108.561 orang(13,47 %).(BPS/Kalimantan Barat Dalam Angka 2011).


  B. Prioritas Arah Pembangunan dan Ketenagakerjaan
            Menurut BPS Kalbar, pertumbuhan pencari kerja(terdaftar) daerah
    Kalimantan Barat daritahun ke tahun berfluktuasi besarnya. Padatahun
    2010 pencari kerja tercatat sebesar119.684 orang, meningkat jika
    dibanding dengan tahun 2008 dan 2009yang masing-masingmencapai
    106.329 dan 107.116orang.Jika melihat pertumbuhan pencarikerja daerah
    Kalimantan Barat pada tahun2006-2010 yang amat pesat, diduga
    inimerupakan salah satu dampak konsekuensidari makin meningkatnya
    aktivitaspembangunan wilayah.
            Dari komparasi antara Tabel 1 dan 2 dapat terlihat permasalahan
    utama bahwa wilayah Kalimantan Barat dengan luas 146.807 km2 dengan
    jumlah rata-rata kepadatan penduduk adalah 30 jiwa/km2, dan tingkat
    sebaran penduduk yang lebih banyak di daerah pesisir (38 jiwa/km2 di 7



9|Page
kabupaten atau 50% dari total jumlah penduduk Kalbar) serta terdapat
        konsentrasi kepadatan penduduk yang besar di Kota Pontianak (5.146
        jiwa/km2 dengan luas wilayah hanya sebesar 107,80km2 atau kurang dari
        1% dari total luas wilayah Kalbar), maka dapat disimpulkan bahwa
        pemanfaatan lahan terutama di wilayah non pesisir masih belum optimal.
        Konsentrasi kepadatan penduduk di wilayah-wilayah tertentu jika tidak
        diimbangi dengan stimulasi bagi pertumbuhan ekonomi khususnya pada
        aspek     pembangunan     manusia     akan    menimbulkan    permasalahan-
        permasalahan pokok dalam pembangunan ekonomi, diantaranya adalah
        tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dengan kesempatan kerja yang ada
        sehingga berpotensi bagi meningkatnya angka kemiskinan, fasilitas dan
        sumberdaya yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk
        karena jumlah penduduk yang ada diwilayah tersebut telah berada pada
        titik yang melampaui kapasitas daerah (over capacity), serta tidak
        terkelolanya sumber daya secara optimal di daerah yang kurang penduduk
        yang     berimplikasi   terhadap    tidak    berkembangnya   investasi   dan
        infrastruktur di daerah tersebut.
                 Dari data yang menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja terbesar
        berasal dari SDM dengan tingkat pendidikan SLTP kebawah, sementara
        sektor utama yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pada
        sektor     pertanian,   memberikan     gambaran     bahwa    pengembangan
        pembangunan seharusnya dapat lebih diprioritaskan pada pembangunan
        sektor pertanian.Rendahnya tingkat pendidikan dari angkatan kerja yang
        ada juga menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia di
        Kalimantan Barat. Jenis investasi atau kegiatan ekonomi yang bersifat padat
        karya dengan syarat keterampilan non keahlian akan mampu menyerap
        tenaga kerja lebih besar. Program pelatihan untuk meningkatkan
        keterampilan bisa dilakukan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja



10 | P a g e
dengan syarat keterampilan tertentu.Sementara untuk tenaga ahli,
        kemungkinan pemenuhannya dari penduduk lokal masih sangat terbatas.
        Hal ini bisa menyebabkan nvestasi khusus yang memerlukan tenaga ahli
        tertentu, menjadi sulit untuk dilakukan, karena sumberdaya manusia lokal
        hanya mampu memenuhi jenis investasi yang tidak memerlukan keahlian
        khusus, sehingga pengembangan investasi khusus harus mendatangkan
        tenaga ahli dari luar yang akan berdampak pada besarnya biaya produksi
        dari variabel tenaga kerja.
               Sumber daya manusia adalah faktor yang memiliki tingkat urgensi
        tertinggi dalam faktor produksi pada suatu kegiatan ekonomi.Karena
        memiliki tingkat kepentingan tertinggi, maka manusia dapat memberikan
        daya ungkit bagi pembangunan ekonomi.Sehingga pembangunan ekonomi
        dalam jangka panjang semestinya memasukkan unsur-unsur perencanaan
        strategis bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
        Rendahnya tingkat pendidikan rata-rata masyarakat di Kalimantan Barat
        menunjukkan bahwa diperlukan upaya yang serius untuk meningkatkan
        taraf pendidikan masyarakat sehingga dalam jangka panjang akan
        berpengaruh terhadap pengembangan investasi, distribusi pendapatan
        masyarakat yang lebih merata serta pembangunan ekonomi yang
        berkelanjutan yang membawa dampak bagi pertumbuhan ekonomi di
        Kalimantan Barat.




11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA


     United Nations Development Programme (UNDP). 1990. Global Human
           Development Report. Human Resources Department.

     Badan Pusat Statistik dan UNDP.1993. Indeks Pembangunan Manusia
          Indoensia, Perbandingan Antar Provinsi 1990-1993. Badan Pusat
          Statistik. Jakarta.

     Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2011.
          Pembangunan Manusia Berbasis Gender. CV. Kementerian
          Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Jakarta.

     Pratiwi, Wiwik D., Indeks Pembangunan Sub Bidang Pembangunan Perdesaan.
            Program Studi Arsitektur ITB. Bandung.

     Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat.Kalimantan Barat Dalam
           Angka 2011.Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat.
           Pontianak.




12 | P a g e

More Related Content

What's hot

Modul 3 - Mortalitas
Modul  3 - MortalitasModul  3 - Mortalitas
Modul 3 - MortalitasPusdiklat KKB
 
Dinamika dan masalah kependudukan (lailatul m)
Dinamika dan masalah kependudukan (lailatul m)Dinamika dan masalah kependudukan (lailatul m)
Dinamika dan masalah kependudukan (lailatul m)lailatul mukaromah
 
Tentang livelihood
Tentang livelihood Tentang livelihood
Tentang livelihood Edwar Fitri
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarPusdiklatKKB
 
8.isu isu kependudukan terkini
8.isu isu kependudukan terkini8.isu isu kependudukan terkini
8.isu isu kependudukan terkiniYabniel Lit Jingga
 
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya Sandyarini Melati Irawan
 
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Muhammad Harto
 
pembangunan berwawasan kependudukan berbasis masyarakat cerdas
pembangunan berwawasan kependudukan berbasis masyarakat cerdaspembangunan berwawasan kependudukan berbasis masyarakat cerdas
pembangunan berwawasan kependudukan berbasis masyarakat cerdasthoufan pratama
 
Jurnal pengembangan wilayah perbatasan
Jurnal pengembangan wilayah perbatasanJurnal pengembangan wilayah perbatasan
Jurnal pengembangan wilayah perbatasanImam Moklisin
 
Dinamika Penduduk dan Masalah Kependudukan
Dinamika Penduduk dan Masalah KependudukanDinamika Penduduk dan Masalah Kependudukan
Dinamika Penduduk dan Masalah KependudukanDevina Nur Fadhilah
 
Masalah kependudukan indonesia dan piramida penduduk
Masalah kependudukan indonesia dan piramida pendudukMasalah kependudukan indonesia dan piramida penduduk
Masalah kependudukan indonesia dan piramida pendudukMaulitsa Putriyono
 
Dinamika kependudukan ppt
Dinamika kependudukan pptDinamika kependudukan ppt
Dinamika kependudukan pptR.a. Furqon
 
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesiaMakalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (19)

Modul 3 - Mortalitas
Modul  3 - MortalitasModul  3 - Mortalitas
Modul 3 - Mortalitas
 
Dinamika dan masalah kependudukan (lailatul m)
Dinamika dan masalah kependudukan (lailatul m)Dinamika dan masalah kependudukan (lailatul m)
Dinamika dan masalah kependudukan (lailatul m)
 
Isu kependudukan terkini
Isu kependudukan terkiniIsu kependudukan terkini
Isu kependudukan terkini
 
Tentang livelihood
Tentang livelihood Tentang livelihood
Tentang livelihood
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantar
 
Makalah kependudukan
Makalah kependudukanMakalah kependudukan
Makalah kependudukan
 
8.isu isu kependudukan terkini
8.isu isu kependudukan terkini8.isu isu kependudukan terkini
8.isu isu kependudukan terkini
 
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
Geografi - Permasalahan Kependudukan dan Solusinya
 
Dinamika penduduk
Dinamika pendudukDinamika penduduk
Dinamika penduduk
 
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
Proceedings Magister Ilmu Ekonomi 2013
 
pembangunan berwawasan kependudukan berbasis masyarakat cerdas
pembangunan berwawasan kependudukan berbasis masyarakat cerdaspembangunan berwawasan kependudukan berbasis masyarakat cerdas
pembangunan berwawasan kependudukan berbasis masyarakat cerdas
 
Jurnal pengembangan wilayah perbatasan
Jurnal pengembangan wilayah perbatasanJurnal pengembangan wilayah perbatasan
Jurnal pengembangan wilayah perbatasan
 
Dinamika kependudukan
Dinamika kependudukanDinamika kependudukan
Dinamika kependudukan
 
Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)Karya ilmiah (ESDM)
Karya ilmiah (ESDM)
 
Dinamika Penduduk dan Masalah Kependudukan
Dinamika Penduduk dan Masalah KependudukanDinamika Penduduk dan Masalah Kependudukan
Dinamika Penduduk dan Masalah Kependudukan
 
Masalah kependudukan indonesia dan piramida penduduk
Masalah kependudukan indonesia dan piramida pendudukMasalah kependudukan indonesia dan piramida penduduk
Masalah kependudukan indonesia dan piramida penduduk
 
Dinamika kependudukan ppt
Dinamika kependudukan pptDinamika kependudukan ppt
Dinamika kependudukan ppt
 
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesiaMakalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
Makalah pelayanan keluarga berencana terhadap kependuduk di indonesia
 
Bappenas
Bappenas Bappenas
Bappenas
 

Similar to PEMBANGUNAN MANUSIA KALIMANTAN BARAT : PRIORITAS ARAH PEMBANGUNAN DAN KETENAGAKERJAAN

Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa TimurSustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa TimurTri Cahyono
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukanakew666
 
IBNU YAHYA SAPUTRA PEMBANGUNAN MANUSIA.pptx
IBNU YAHYA SAPUTRA PEMBANGUNAN MANUSIA.pptxIBNU YAHYA SAPUTRA PEMBANGUNAN MANUSIA.pptx
IBNU YAHYA SAPUTRA PEMBANGUNAN MANUSIA.pptxIBNUYAHYASAPUTRA
 
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxHANIFPRASETYO10
 
Ukuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamisUkuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamis100000468587600
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografidaldukpapua
 
Tugas urbanisasi
Tugas urbanisasiTugas urbanisasi
Tugas urbanisasiRani-0707
 
804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdf804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdfMustani98
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaTeguh Kristyanto
 
Modul 3. mortalitas
Modul   3. mortalitasModul   3. mortalitas
Modul 3. mortalitasPusdiklatKKB
 
RAMADHONIWATI.PEMBANGUNANMANUSIA.pptx
RAMADHONIWATI.PEMBANGUNANMANUSIA.pptxRAMADHONIWATI.PEMBANGUNANMANUSIA.pptx
RAMADHONIWATI.PEMBANGUNANMANUSIA.pptxRamaDhoniWati
 
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011ervinayulianti
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
KependudukanIrfano
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaRooy John
 
MODEL-MODEL ANTI KEMISKINAN DUNIA KETIGA -IPEM4542-SESI3.pptx
MODEL-MODEL ANTI KEMISKINAN DUNIA KETIGA -IPEM4542-SESI3.pptxMODEL-MODEL ANTI KEMISKINAN DUNIA KETIGA -IPEM4542-SESI3.pptx
MODEL-MODEL ANTI KEMISKINAN DUNIA KETIGA -IPEM4542-SESI3.pptxFuzyFirdaZhan
 
10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukan10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukanGunawan Widiarto
 

Similar to PEMBANGUNAN MANUSIA KALIMANTAN BARAT : PRIORITAS ARAH PEMBANGUNAN DAN KETENAGAKERJAAN (20)

Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa TimurSustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
Sustainable livelihood approach Pada Nelayan di Jawa Timur
 
Bonus Demografi
Bonus DemografiBonus Demografi
Bonus Demografi
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
IBNU YAHYA SAPUTRA PEMBANGUNAN MANUSIA.pptx
IBNU YAHYA SAPUTRA PEMBANGUNAN MANUSIA.pptxIBNU YAHYA SAPUTRA PEMBANGUNAN MANUSIA.pptx
IBNU YAHYA SAPUTRA PEMBANGUNAN MANUSIA.pptx
 
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
 
Ukuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamisUkuran laju penduduk dinamis
Ukuran laju penduduk dinamis
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
 
Tugas urbanisasi
Tugas urbanisasiTugas urbanisasi
Tugas urbanisasi
 
804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdf804-1273-1-PB.pdf
804-1273-1-PB.pdf
 
PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013PROCEEDINGS MIE 2013
PROCEEDINGS MIE 2013
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 
Modul 3. mortalitas
Modul   3. mortalitasModul   3. mortalitas
Modul 3. mortalitas
 
RAMADHONIWATI.PEMBANGUNANMANUSIA.pptx
RAMADHONIWATI.PEMBANGUNANMANUSIA.pptxRAMADHONIWATI.PEMBANGUNANMANUSIA.pptx
RAMADHONIWATI.PEMBANGUNANMANUSIA.pptx
 
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
Indeks pembangunan manusia kabupaten paser 2011
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Props ppm-pemberdayaan-uep
Props ppm-pemberdayaan-uepProps ppm-pemberdayaan-uep
Props ppm-pemberdayaan-uep
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
 
MODEL-MODEL ANTI KEMISKINAN DUNIA KETIGA -IPEM4542-SESI3.pptx
MODEL-MODEL ANTI KEMISKINAN DUNIA KETIGA -IPEM4542-SESI3.pptxMODEL-MODEL ANTI KEMISKINAN DUNIA KETIGA -IPEM4542-SESI3.pptx
MODEL-MODEL ANTI KEMISKINAN DUNIA KETIGA -IPEM4542-SESI3.pptx
 
10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukan10 kebijaksanaan+kependudukan
10 kebijaksanaan+kependudukan
 

PEMBANGUNAN MANUSIA KALIMANTAN BARAT : PRIORITAS ARAH PEMBANGUNAN DAN KETENAGAKERJAAN

  • 1. PEMBANGUNAN MANUSIA KALIMANTAN BARAT : PRIORITAS ARAH PEMBANGUNANDAN KETENAGAKERJAAN I. PENDAHULUAN A. Definisi Konsep Pembangunan Manusia Pada tahun 1990 UNDP (United Nations Development Programme) dalamlaporannya “Global Human Development Report” memperkenalkan konsep“Pembangunan Manusia (Human Development)”, sebagai paradigma baru modelpembangunan. Menurut UNDP, pembangunan manusia dirumuskan sebagaiperluasan pilihan bagi penduduk (enlarging the choices of people), yang dapatdilihat sebagai proses upaya ke arah "perluasan pilihan" dan sekaligus sebagai tarafyang dicapai dari upaya tersebut. Pada saat yang sama pembangunan manusiadapat dilihat juga sebagai pembangunan (formation) kemampuan manusiamelalui perbaikan taraf kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan; sekaligussebagai pemanfaatan (utilization) kemampuan/keterampilan mereka tersebut. Konsep pembangunan di atas jauh lebih luas pengertiannya dibandingkankonsep pembangunan ekonomi yang menekankan pada pertumbuhan (economicgrowth), kebutuhan dasar, kesejahteraan masyarakat, atau pengembangansumber daya manusia. Hal ini terkait konsep pembangunan manusia UNDPyang mengandung empat unsur yaitu: produktivitas (productivity), pemerataan(equity), kesinambungan (sustainability), dan pemberdayaan (empowerment). 1|Page
  • 2. Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisi pelaku atau sasaran yangingin dicapai. Dalam kaitan ini UNDP melihat pembangunan manusia sebagaisuatu "model" pembangunan tentang penduduk, untuk penduduk, dan olehpenduduk: a. Tentang penduduk, berupa investasi di bidang pendidikan, kesehatan, danpelayanan sosial lainnya; b. Untuk penduduk, berupa penciptaan peluang kerja melalui perluasan(pertumbuhan) ekonomi dalam negeri; dan c. Oleh penduduk; berupa upaya pemberdayaan (empowerment) pendudukdalam menentukan harkat manusia dengan cara berpartisipasi dalam prosespolitik dan pembangunan (UNDP, HDR 1990). Menurut UNDP upaya ke arah "perluasan pilihan" hanya mungkin dapatdirealisasikan jika penduduk paling tidak memiliki: peluang berumur panjangdan sehat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta peluang untukmerealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan yang produktif. Dengankata lain, tingkat pemenuhan ketiga unsur tersebut sudah dapat merefleksikansecara minimal, tingkat keberhasilan pembangunan manusia suatu wilayah (BPSUNDP,Indeks Pembangunan Manusia Indonesia, Perbandingan Antarprovinsi1990-1993). Menurut K. Seeta Prabhu, Senior Assistant Country Director, UNDP, India; Pembangunan manusia diartikan sebagai ‘proses memperbesar rentang pilihan masyarakat’.Konsep ini dikembangkan oleh dua ekonom, yaitu Mahbub ul Haq dan Amartya Sen.Pendekatan pembangunan manusia dikembangkan untuk memberikan respon terhadap penekanan yang terlalu besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebagai indikator tunggal kemajuan manusia bagi semua bangsa. 2|Page
  • 3. B. Arah Pengembangan Konsep Pembangunan Manusia Mahbub ul Haq berpendapat bahwa PDB per kapita yang tinggi belum tentu menunjukkan kesejahteraan masyarakat yang juga tinggi. Kesenjangan, kemiskinan, dan ketidak-adilan yang seolah berdampingan dengan pendapatan per kapita yang tinggi, membuat pola pertumbuhan dan prioritas pembangunan pemerintah yang selama ini berlangsung, menjadi patut dipertanyakan. Penghitungan PDB per kapita tidak bisa dijadikan basis bagi penentuan tingkat kesejahteraan masyarakat bila tanpa analisis yang mendalam mengenai distribusi/tingkat sebaran, pemerataan dan atau tingkat kesenjangan pendapatan, serta sumber dari bagian terbesar pada PDB per kapita tersebut. Pembangunan ekonomi yang menekankan pada pertumbuhan memandangbahwa keberhasilan pembangunan suatu wilayah hanya ditandai oleh tingginyapertumbuhan ekonomi, tanpa melihat aspek-aspek lainnya seperti ketimpanganpendapatan, kemiskinan yang masih tinggi, dan sebagainya. Pembangunansumber daya manusia memandang manusia sebagai input dalam proses produksi,seperti halnya dengan faktor-faktor produksi lainnya yaitu, tanah, modal danmesin. Manusia digunakan sebagai sarana untuk mengejar tingkat output yangtinggi tetapi dalam proses ini manusia bukan sebagai pewaris dari apa yang telahdihasilkan. Pembangunan yang mempunyai pendekatan kebutuhan dasar hanyaberorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia agar dapat keluar dariperangkat kemiskinan tanpa memiliki pilihan-pilhan dalam meningkatkan kualitashidup. Sedangkan pembangunan dengan kesejahteraan manusia memandangmanusia dalam proses pembangunan hanya sebagai penerima bukan sebagaipeserta yang berpartisipasi aktif dalam pembangunan (agen pembangunan).Semua model pembangunan tersebut dinilai masih bersifat parsial/tunggal. (Kementerian 3|Page
  • 4. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2011) Menurut Wiwik D Pratiwi, PhD dalam materi Kuliah Pengantar: Indeks PembangunanSub Bidang Pembangunan Perdesaan di Program Studi Arsitektur, ITB; Produktivitas, pemerataan, keseimbangan, danpemberdayaan merupakan empat hal pokok yang menjamin tercapainya tujuanpembangunan manusia. Konsep pembangunan manusia memiliki duasisi yang harus seimbang –yaitu sisi pertama adalah peningkatan kapabilitas fisikpenduduk seperti perbaikan derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan keterampilan;-sisi lainnya adalah pemanfaatan kapabilitas tersebut untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif,kultural, sosial dan politik. Berdasarkan pemahaman dari konsep tersebut, maka pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas kegiatan ekonomi dari berbagai sektor, akan dapat berjalan optimal jika didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dan sdm yang berkualitas semestinya dibangun sesuai dengan arah pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan prasyaratbagi tercapainya upaya pembangunan manusia yang berkelanjutan.Pertumbuhan ekonomi menumbuhkankesempatan kerja yang menjadi jembatanyang menghubungkan pembangunanmanusia dengan pembangunan ekonomi.Secara singkat dapat dikatakan bahwapembangunan manusia mencakup sisiproduksi maupun distribusi dari berbagaikomoditi dan pemanfaatan kemampuan manusia. 4|Page
  • 5. II. PRIORITAS ARAH PEMBANGUNAN DAN KETENAGAKERJAAN DI KALIMANTAN BARAT A. Profil Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kalimantan Barat Berikut data yang didapat dariBPS Kalimantan Barat (Kalimantan Barat Dalam Angka 2011) mengenaiPerkembangan Penduduk dan Ketenagakerjaan. TABEL 1 KALIMANTAN BARAT 2010 DALAM ANGKA Kategori Satuan Jumlah 1. Jumlah Penduduk a. Laki-laki Jiwa 2.246 b. Perempuan Jiwa 2.149 Jiwa 4.395 2. Luas wilayah Km2 146.807 3. Kepadatan penduduk Jiwa/km2 30 4. Kepadatan Penduduk pada 7 (tujuh) Kabupaten Jiwa/km2 38 daerah pesisir (Kota Singkawang, Kab. Pontianak, Bengkayang, Sambas, Ketapang, Kayong Utara, Kubu Raya) mencapai 50% dari total jumlah penduduk 5. Profil geografis dan kependudukan Kab. Kapuas Hulu sebagai Kabupaten terluas : a. Luas wilayah Km2 29.842 b. Luas wilayah dari total luas provinsi % 20,33 c. Kepadatan penduduk Jiwa/km2 7 6. Profil geografis dan kependudukan Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi : a. Luas wilayah Km2 107,80 b. Luas wilayah dari total luas provinsi % <1 c. Kepadatan penduduk Jiwa/km2 5.146 7. Ketenagakerjaan : a. Jumlah angkatan kerja Orang 2.197.325 b. Angkatan kerja yang bekerja - Dalam angka Orang 2.095.705 - Persentase (dari total angkatan kerja) % 95,38 c. Pengangguran terbuka - Dalam angka Orang 101.620 - Persentase (dari total angkatan kerja) % 4,62 d. Bukan angkatan kerja Orang 805.628 e. Serapan sektor pertanian sebagai sektor dominan - Dalam angka Orang 1.266.432 - Persentase (dari total sektor lapangan % 60,43 usaha utama) 5|Page
  • 6. Dari Tabel 1 di atas, terlihat bahwa jumlah penduduk ProvinsiKalimantan Barat tahun 2010 berdasarkanhasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010)berjumlah sekitar 4,395 juta jiwa, dimanasekitar 2,246 juta jiwa berjenis kelamin laki-lakidan 2,149 juta jiwa adalah perempuan.Luas wilayah Provinsi Kalimantan Baratsebesar 146.807 Km2 atau lebih besar dariPulau Jawa, maka kepadatan pendudukKalimantan Barat baru sekitar 30 Jiwa perkilometer persegi. Kondisi ini tentunyakurang menguntungkan dalam rangkapercepatan pembangunan wilayahkhususnya menyangkut pengelolaanSumber Daya Alam (SDA) dengan segalapotensi dan keragamannya.Persebaran penduduk KalimantanBarat tidak merata antar wilayahkabupaten/kota,kecamatan, desa/kelurahan,maupun antar wilayah kawasan pantaibukan pantai atau perkotaan danpedesaan. Dari data BPS Kalbar, terdata bahwa daerah pesisir yangmencakup Kab.Sambas, Kab. Bengkayang,Kab. Pontianak, Kabupaten Ketapang,Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten KubuRaya dan Kota Singkawang yang dihunioleh hampir 50% dari total pendudukKalimantan Barat dengan kepadatanmencapai 38 jiwa lebih. Sebaliknya tujuhkabupaten lain (bukan pantai) selain KotaPontianak secara rata-rata tingkatkepadatan penduduknya relatif lebih jarang.Kabupaten Kapuas Hulu dengan luaswilayah 29.842 km2 atau sekitar 20,33% dari luas wilayah Kalimantan Barathanya dihuni rata-rata 7 (tujuh) jiwa perkilometer persegi, sedangkan KotaPontianak yang luasnya kurang dari 1% (107,80 km2) dari luas wilayah Kalimantan Barat dihuni oleh rata-ratasekitar 5.146 jiwa per kilometer persegi.(BPS/Kalimantan Barat Dalam Angka 2011) 6|Page
  • 7. TABEL 2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA UTAMA DAN PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN 2010 Lapangan Usaha Utama No Pendidikan Pertanian Pertambangan Industri Listrik,Gas Kontruksi Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa Jumlah & Air dan Total Komunikasi [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] 1. Tidak/Belum Pernah 122.529 1.072 5.380 - 1.375 11.043 1.551 - 3.243 146.193 Sekolah 2. Tidak/Belum Tamat SD 418.525 14.694 17.859 81 27.216 41.967 9.272 352 19.048 549.014 3. Sekolah Dasar 414.663 19.170 30.467 131 29.666 53.254 14.251 541 22.527 584.670 4. SMTP/ Sederajat 209.150 12.031 24.490 594 22.180 59.247 10.542 5.281 28.823 372.338 5. SMTA/ Sederajat 97.493 6.762 20.683 1.844 20.101 97.787 18.417 6.542 80.918 350.547 6. Akademi dan Universitas 4.072 - 2.076 207 1.531 9.967 1.950 5.187 67.953 92.943 Jumlah / Total 1.266.432 53.729 100.955 2.857 102.069 273.265 55.983 17.903 222.512 2.095.705 Catatan/Note: 1) Survei Angkatan Kerja Nasional (Agustus 2010) 2) (-) = Karakteristik tidak terdeteksi karena jumlah sampel kecil Sumber / Source : BPS Provinsi Kalimantan Barat / BPS-Statistics of Kalimantan Barat 7|Page
  • 9. Dari sisi ketenagakerjaan, Komposisi penduduk yang bekerja diProvinsi Kalimantan Barat, masihdidominasi oleh pekerja yang berpendidikan rendah, yaitu sekitar 78,84% adalah tamat SLTP kebawah.Lapangan usaha yang paling dominanadalah sektor pertanian yaitu menyerapsekitar 60,43% dari total angkatankerja yang bekerja.Jumlah Angkatan Kerja di ProvinsiKalimantan Barat pada tahun 2010sebanyak 2.197.325 orang, dimana2.095.705 orang diantaranya bekerja(95,38 %). Dengan demikian, AngkatanKerja Kalimantan Barat yang belum terserappada pasar kerja pada tahun 2010 adalah101.620 jiwa. Hal ini mengindikasikanadanya pengangguran terbuka sebesar 4,62%. Sedangkan untuk yang bukanAngkatan Kerja adalah 805.628 jiwa dimanasekitar 27,53 % bersekolah atauberjumlah 221.764 jiwa, mengurusrumahtangga 475.303 jiwa (60,0 %)dan lain-lain sebanyak 108.561 orang(13,47 %).(BPS/Kalimantan Barat Dalam Angka 2011). B. Prioritas Arah Pembangunan dan Ketenagakerjaan Menurut BPS Kalbar, pertumbuhan pencari kerja(terdaftar) daerah Kalimantan Barat daritahun ke tahun berfluktuasi besarnya. Padatahun 2010 pencari kerja tercatat sebesar119.684 orang, meningkat jika dibanding dengan tahun 2008 dan 2009yang masing-masingmencapai 106.329 dan 107.116orang.Jika melihat pertumbuhan pencarikerja daerah Kalimantan Barat pada tahun2006-2010 yang amat pesat, diduga inimerupakan salah satu dampak konsekuensidari makin meningkatnya aktivitaspembangunan wilayah. Dari komparasi antara Tabel 1 dan 2 dapat terlihat permasalahan utama bahwa wilayah Kalimantan Barat dengan luas 146.807 km2 dengan jumlah rata-rata kepadatan penduduk adalah 30 jiwa/km2, dan tingkat sebaran penduduk yang lebih banyak di daerah pesisir (38 jiwa/km2 di 7 9|Page
  • 10. kabupaten atau 50% dari total jumlah penduduk Kalbar) serta terdapat konsentrasi kepadatan penduduk yang besar di Kota Pontianak (5.146 jiwa/km2 dengan luas wilayah hanya sebesar 107,80km2 atau kurang dari 1% dari total luas wilayah Kalbar), maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lahan terutama di wilayah non pesisir masih belum optimal. Konsentrasi kepadatan penduduk di wilayah-wilayah tertentu jika tidak diimbangi dengan stimulasi bagi pertumbuhan ekonomi khususnya pada aspek pembangunan manusia akan menimbulkan permasalahan- permasalahan pokok dalam pembangunan ekonomi, diantaranya adalah tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dengan kesempatan kerja yang ada sehingga berpotensi bagi meningkatnya angka kemiskinan, fasilitas dan sumberdaya yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk karena jumlah penduduk yang ada diwilayah tersebut telah berada pada titik yang melampaui kapasitas daerah (over capacity), serta tidak terkelolanya sumber daya secara optimal di daerah yang kurang penduduk yang berimplikasi terhadap tidak berkembangnya investasi dan infrastruktur di daerah tersebut. Dari data yang menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja terbesar berasal dari SDM dengan tingkat pendidikan SLTP kebawah, sementara sektor utama yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pada sektor pertanian, memberikan gambaran bahwa pengembangan pembangunan seharusnya dapat lebih diprioritaskan pada pembangunan sektor pertanian.Rendahnya tingkat pendidikan dari angkatan kerja yang ada juga menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia di Kalimantan Barat. Jenis investasi atau kegiatan ekonomi yang bersifat padat karya dengan syarat keterampilan non keahlian akan mampu menyerap tenaga kerja lebih besar. Program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan bisa dilakukan untuk memenuhi permintaan tenaga kerja 10 | P a g e
  • 11. dengan syarat keterampilan tertentu.Sementara untuk tenaga ahli, kemungkinan pemenuhannya dari penduduk lokal masih sangat terbatas. Hal ini bisa menyebabkan nvestasi khusus yang memerlukan tenaga ahli tertentu, menjadi sulit untuk dilakukan, karena sumberdaya manusia lokal hanya mampu memenuhi jenis investasi yang tidak memerlukan keahlian khusus, sehingga pengembangan investasi khusus harus mendatangkan tenaga ahli dari luar yang akan berdampak pada besarnya biaya produksi dari variabel tenaga kerja. Sumber daya manusia adalah faktor yang memiliki tingkat urgensi tertinggi dalam faktor produksi pada suatu kegiatan ekonomi.Karena memiliki tingkat kepentingan tertinggi, maka manusia dapat memberikan daya ungkit bagi pembangunan ekonomi.Sehingga pembangunan ekonomi dalam jangka panjang semestinya memasukkan unsur-unsur perencanaan strategis bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Rendahnya tingkat pendidikan rata-rata masyarakat di Kalimantan Barat menunjukkan bahwa diperlukan upaya yang serius untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat sehingga dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap pengembangan investasi, distribusi pendapatan masyarakat yang lebih merata serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang membawa dampak bagi pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat. 11 | P a g e
  • 12. DAFTAR PUSTAKA United Nations Development Programme (UNDP). 1990. Global Human Development Report. Human Resources Department. Badan Pusat Statistik dan UNDP.1993. Indeks Pembangunan Manusia Indoensia, Perbandingan Antar Provinsi 1990-1993. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2011. Pembangunan Manusia Berbasis Gender. CV. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Jakarta. Pratiwi, Wiwik D., Indeks Pembangunan Sub Bidang Pembangunan Perdesaan. Program Studi Arsitektur ITB. Bandung. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat.Kalimantan Barat Dalam Angka 2011.Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak. 12 | P a g e