2. PEMBANGUNAN MANUSIA
Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari
pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya
untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan produktif. Hal ini
tampaknya merupakan suatu kekayaan yang sederhana. Tetapi hal ini seringkali
terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan
uang. Pada tahun 1990 UNDP (United Nations Development Programme) dalam
laporannya “Global Human Development Report” memperkenalkan konsep
“Pembangunan Manusia (Human Development)” sebagai paradigma baru model
pembangunan. Menurut UNDP, pembangunan manusia dirumuskan sebagai
perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging the choices of people), yang dapat dilihat
sebagai proses upaya ke arah “perluasan pilihan” dan sekaligus sebagai taraf yang
dicapai dari upaya tersebut. Pada saat yang sama pembangunan manusia dapat dilihat
juga sebagai pembangunan (formation) kemampuan manusia melalui perbaikan taraf
kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan; sekaligus sebagai pemanfatan (utilization)
kemampuan/ketrampilan mereka
3. Tinggi rendahnya pembangunan manusia tidak dapat dilepaskan dari program
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah baik ditingkat pusat maupun
daerah. Proses desentralisasi tampaknya telah membuka potensi-potensi wilayah
untuk berkembang secara aktif dan mandiri. Kompetisi antarwilayah makin
dinamis sebagai ajang adu kebijakan pembangunan manusia yang efektif dan
efisien. Namun perlu disadari, perubahan atau peningkatan angka IPM (indeks
pembangunan manusia) tidak bisa terjadi secara instan. Pembangunan manusia
merupakan sebuah proses dan tidak bisa diukur dalam waktu singkat. Berbeda
dengan pembangunan ekonomi pada umumnya, hasil pembangunan pendidikan
dan kesehatan tidak bisa dilihat dalam jangka pendek. Untuk itu, program-
program pembangunan manusia harus dilaksanakan secara berkesinambungan
dan terus dipantau pelaksanaannya sehingga lebih terarah. Otonomi daerah
diharapkan mampu mengurangi kesenjangan capaian pembangunan manusia
antar kota dan kabupaten-kabupaten di Indonesia.
4. Tantangan serius yang harus dihadapi Indonesia adalah kesenjangan capaian pembangunan
manusia antarwilayah. Meskipun secara umum kesenjangan capaian pembangunan manusia
semakin menyempit dari tahun 2011-2013, ketimpangan yang mencolok terjadi antara wilayah
bagian barat dan wilayah bagian timur. Otonomi daerah diharapkan mampu meningkatkan
kemajuan pembangunan di wilayah otonom. Kunci kebijakan untuk meningkatkan kemajuan
serta mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah harus berprinsip pada hakikat
pembangunan manusia. Untuk itu, program pembangunan daerah harus ditujukan dalam
rangka meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
5. Alasan mengapa pembangunan manusia perlu mendapat perhatian adalah: pertama, banyak
negara berkembang termasuk Indonesia yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, tetapi gagal mengurangi kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan. Kedua, banyak
negara maju yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi ternyata tidak berhasil mengurangi
masalah-masalah sosial, seperti: penyalahgunaan obat, AIDS, alkohol, gelandangan, dan
kekerasan dalam rumah tangga. Ketiga, beberapa negara berpendapatan rendah mampu
mencapai tingkat pembangunan manusia yang tinggi, jika negara-negara itu mampu
menggunakan secara bijaksana semua sumber daya untuk mengembangkan kemampuan dasar
manusia.
6. Ada beberapa negara yang berhasil mencapai tingkat pembangunan manusia yang tinggi
dengan pendapatan per kapita yang rendah. Dari sekian banyak pilihan, ada tiga pilihan yang
dianggap paling penting, yaitu: panjang umur dan sehat, berpendidikan, dan akses ke sumber
daya yang dapat memenuhi standar hidup yang layak. Dengan demikian, pembangunan
manusia lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi, lebih dari sekedar peningkatan pendapatan
dan lebih dari sekedar proses produksi komoditas serta akumulasi modal. Alasan mengapa
pembangunan manusia perlu mendapat perhatian adalah banyak negara berkembang termasuk
Indonesia yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi gagal mengurangi
kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan. beberapa negara berpendapatan rendah mampu
mencapai tingkat pembangunan manusia yang tinggi, jika negara-negara itu mampu
menggunakan secara bijaksana semua sumber daya untuk mengembangkan kemampuan dasar
manusia.