SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
TACTIC ONE 
Bring The Outside In
Introduction 
 Tactic One berdasarkan pada observasi organisasi yang sudah 
berorientasi terlalu internal, dan hal ini berlaku untuk semua 
organisasi, sebesar apapun dan berapapun umurnya. 
 Ketidaksinambungan antara internal dengan eksternal perusahaan 
selalu mengurangi sense of urgency perusahaan.
 Ketika orang-orang tidak melihat peluang ataupun ancaman dari 
eksternal perusahaan, rasa puas diri (complacency) akan tumbuh 
sehingga membuat perusahaan tidak berkembang. 
 Ada 7 metode ampuh yang dapat dipraktikan untuk mengurangi 
jarak antara apa yang terjadi di eksternal perusahaan dengan 
apa yang dilihat dan apa yang dirasakan di internal perusahaan.
Recognize The Pervasive Problem of Internal Focus 
Banyak perusahaan yang gagal karena terlalu fokus ke dalam. 
Contoh: 
 Pada industry otomotif, > 90% perusahaan mobil yang eksis pada 
1990 akhirnya bangkrut atau merugi pada tahun 1940. 
 Banyak restoran baru yang tidak bisa bertahan selama dua 
tahun. 
 Dan perusahaan lainnya seperti yang bergerak di bidang 
supermarket dan teknologi. 
Organisasi yang dapat bertahan pada saat itu harus berhasil 
mengkombinasikan beberapa faktor dari investor, client, atau 
dunia dalam skala yang sangat luas.
 Seiring dengan waktu, rasa bangga (pride) dapat dengan mudah 
berubah menjadi overconfidence atau arogansi. 
 Ketika seseorang merasa memiliki jawaban atas sesuatu dan orang 
lain tidak, maka orang tersebut cenderung tidak memberi 
perhatian terhadap orang lain tersebut (terutama kepada orang 
luar perusahaan), karena dia merasa hal itu hanya akan 
membuang-buang waktu. 
 Perusahaan yang terlalu fokus kedalam perusahaan akan 
melewatkan berbagai macam peluang dan tantangan dari para 
kompetitor dan pelanggan, atau perubahan pada regulasi. 
 Ketika Anda tidak dapat melihat peluang ataupun tantangan dari 
luar, maka sense of urgency Anda akan berkurang.
Bagaimana keberhasilan menciptakan fokus ke dalam yang membunuh 
sense of urgency (rasa keterdesakan)
Contoh Kasus 
Di United States, IBM dan GM adalah contoh yang sangat nyata 
bagaimana kesuksesan membuat perusahaan lebih fokus ke 
internal saja. Hal ini terjadi pada tahun 1980an. Kedua perusahaan 
raksasa tersebut sukses menjadi besar, memiliki pangsa pasar yang 
kuat, dan memberikan nama kepada budaya perusahaan 
mereka. Semua hal itu menciptakan fokus yang bersifat internal ke 
perusahaan, kurang mampu untuk memahami realita di eksternal 
perusahaan, dan kekurangan urgency untuk mengoreksi masalah 
yang ada. Sehingga akhirnya kedua perusahaan sukses tersebut 
mengalami penurunan performa.
 Dengan adanya pertumbuhan, akan tercipta kebutuhan untuk 
meningkatkan koordinasi antara divisi dan cakupan wilayah geografi 
yang semakin besar. 
 Dengan adanya pertumbuhan, pabrik-pabrik dan kantor-kantor harus 
dikelola dengan lebih baik. 
Dengan metode ini, perusahaan harus mengenali akar masalah 
dari fokus internal dengan cara: 
 Lebih fokus ke eksternal perusahaan, 
 Merubah sistem perusahaan menjadi lebih baik, 
 Merubah budaya perusahaan menjadi lebih baik.
Listen To Customer Interfacing Employees 
 Salah satu metode yang digunakan oleh beberapa 
perusahaan saat ini adalah mendengarkan dengan seksama 
kepada karyawan di level bawah yang berhadapan secara 
langsung dengan customer. 
 Apabila diberikan dorongan, karyawan tersebut dapat 
mengumpulkan informasi eksternal yang sangat banyak selagi 
mereka melakukan pekerjaan mereka sehari-hari. 
 Jika informasi tersebut sampai kepada para pengambil 
keputusan, perusaan dapat menjadi lebih berorientasi eksternal 
dan rasa urgency akan cenderung tumbuh.
Metode yang digunakan dalam penerapan listen to customer-interfacing 
employees adalah sebagai berikut : 
1. Melakukan lompatan kecil di awal. Artinya, percaya bahwa 
orang-orang frontline cukup pintar dan memiliki motivasi untuk 
menjadi sumber informasi berguna mengenai pelanggan. Bahkan 
jika bukti-bukti terakhir menunjukan mereka tidak demikian. 
2. Memperlakukan karyawan dengan sesuai. Sangat sedikit orang 
yang akan membantu, apapun yang anda katakan, jika Anda 
memperlakukan mereka dengan tidak respek. 
3. Mengajukan pertanyaan kepada mereka, dan mendengarkan 
dengan seksama jawabannya, dan tidak menyerah jika 
karyawan tidak segera memberi tanggapan.
 Banyak perusahaan yang menggunakan metode ini untuk 
mendapatkan informasi eksternal. Mereka langsung menanyakan 
ke karyawan frontline mengenai informasi-informasi yang di 
dapatkan langsung dari konsumen untuk di tindaklanjuti. 
 Sam Walton adalah orang yang menggunakan metode ini. Dan 
Wal-Mart, selama tahun ini adalah perusahaan yang paling sukses 
dari jenisnya di dunia. Hal yang sama juga berlaku untuk Herb 
Kelleher di Southwest Airlines, dimana pelanggan, karyawan, dan 
investor datang untuk menemukan sukacita dalam suatu industri 
dengan hampir tidak ada sukacita di dalamnya.
Use The Power of Video 
 Terdapat satu konsep atau ide mengenai kekuatan dari 
sebuah video, yaitu : Show them, don’t tell them. Dalam 
lingkup organisasi, penggunaan video memiliki pengaruh yang 
lebih kuat dibandingkan hanya memberitahukan fakta dengan 
disertai data-data kepada karyawan. 
 Biarkan para karyawan (terutama yang tidak berhubungan 
langsung dengan customer) melihat dengan mata mereka 
sendiri mengenai fakta yang ada. 
 Materi video yang honest (jujur) secara emosional dan 
intelektual, kemudian ditunjukkan pada kelompok dan waktu 
yang tepat, akan memiliki pengaruh (influence) yang kuat.
 Berikut contoh kasus penggunaan video dalam menciptakan perubahan : 
Sebuah perusahaan membuat container made-to-order yang dipergunakan customer 
mereka untuk transportasi produk. Perusahaan ini membuat container dengan kualitas tinggi yang 
sesuai standar, seperti : baja dan paku penghubung yang selalu terstandarisasi, batas toleransi 
produk yang baik, dan produk yang tidak mudah rusak atau hancur. Namun, beberapa detailing 
tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik dari customer mereka. Setelah pengiriman diterima 
customer, mereka harus membuat perubahan terhadap produk mereka untuk menyesuaikan 
dengan spesifikasi container. Modifikasi ini tidak mahal, namun tetap saja ‘mengganggu’, terlebih 
berpindah ke supplier lain akan memakan biaya yang mahal. Sebenarnya sang customer sudah 
memberitahukan hal ini kepada pekerja pabrik. Namun tetap saja pekerja pabrik tidak 
menggubrisnya karena mereka merasa perlu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan 
oleh perusahaan. 
Kemudian, CEO perusahaan pembuat container ini meyakinkan presiden dari perusahaan 
customer mereka untuk menjelaskan kebutuhan mereka dan menggambarkan rasa frustasinya 
untuk kemudian direkam kedalam sebuah video. Video ini diambil dan diedit secara biasa saja, 
tidak mahal dan hanya berdurasi 15 menit. Dalam video ini, disertakan juga fakta yang relevan 
dan bukti mengenai ketidakpuasan customer yang tergambar secara jelas dari suara dan 
ekspresi wajahnya. 
Sekelompok pekerja pabrik yang terdiri 20 sampai 30 orang diundang ke ruang conference 
untuk menyaksikan video tersebut. Hasilnya, para pekerja pabrik merasa terkejut. Timbul berbagai 
macam reaksi, namun sekelompok pekerja merasa perlu melakukan sesuatu untuk mengatasi hal 
ini. Dan pada akhirnya mereka benar – benar melakukan perbaikan atas masalah ini. Sebagai 
hasilnya, customer benar-benar menyukai ‘perbaikan’ tersebut.
 Video memiliki kekuatan lebih besar untuk mengeksploitasi emosi 
para karyawan dibandingkan hanya data-data yang bersifat 
agregat dan abstrak. 
 Dengan memanfaatkan frontline employees, kita bisa 
mempergunakan video sebagai urgency-raising mechanism. 
 Selain itu, departemen komunikasi dapat ditugaskan untuk 
membuat video yang powerful, untuk kemudian ditayangkan 
secara berkala kepada para karyawan.
Don’t Always Shield People from 
Troubling Data 
 Manajemen Puncak biasanya menyembunyikan data-data yang menggangu 
dari para karyawannya. Karena khawatir hal itu dapat menyebabkan hilangnya 
semangat, meningkatnya persentase kesalahan karyawan dll. 
 Tetapi dengan menyembunyikan data-data yang mengganggu, karyawan 
dapat menjadi rendah “sense of urgency” nya. Karena merasa perusahaannya 
baik-baik saja. 
 Pada titik tertentu, manajer puncak mencoba untuk memulai perubahan 
signifikan berdasarkan data yang mereka miliki, tetapi banyak orang lain tidak 
memilikinya. Tetapi rendahnya “sense of urgency” pada manajemen menengah 
yang terjadi karena kurangnya distribusi informasi yang mengganggu membuat 
perubahan menjadi sulit dan pada akhirnya gagal.
Contoh Kasus : 
Kepala HRM di divisi pengepakan barang dalam sebuah perusahaan barang 
bersikeras untuk memberikan laporan dari konsultan kepada semua orang dalam 
posisi manajemen dalam divisinya. Tetapi dua orang yang paling kuat dari 
executive team bersikeras untuk tidak melakukannya. 
Laporan itu menunjukan bahwa pelanggan di segmen menengah keatas tidak 
terlalu menyukai produk baru dari perusahaan tersebut. Pada akhirnya, distribusi 
laporan itu tidak diberlakukan. Dan terdapat masalah pada produk baru yang 
kurang disukai oleh para pelanggan. Mereka berpikir masalah besar tidak berada 
di departemen mereka tetapi di tempat lain. Hal ini menyebabkan berkurangnya 
rasa urgency untuk bertindak.
Solusi untuk permasalahan seperti itu dapat dimulai dari bagian ‘atas’ 
perusahaan (top level). 
 Manajemen puncak harus melihat kesempatan, bukan hanya masalah. 
 Para eksekutif harus mampu melihat tujuan dan kesalahan yang harus dihindari 
dengan jelas. 
 Memberikan informasi atau data-data yang mengganggu kepada para 
karyawan. 
 Menjelaskan bahwa data eksternal menawarkan kesempatan yang penting 
untuk menggembleng tindakan yang dapat membantu membuat perubahan 
yang diperlukan untuk memperkuat organisasi. 
 Para manajer puncak bertindak dengan kepercayaan diri dan memperlihatkan 
sedikit rasa takut, marah, atau arogan. 
 Mencoba untuk mengantisipasi terlebih dahulu siapa yang akan bereaksi dan 
dengan cara apa. Untuk kelompok yang bereaksi dengan kecemasan atau 
kemarahan, manajemen puncak akan menunjukkan gairah, kepercayaan diri, 
dan tekad baja untuk membantu yang ketakutan dan marah menjadi tekad 
untuk bertindak dan menang.
Intinya, apakah Anda ingin mengambil risiko masalah jangka 
pendek dengan memberi tahu data-data ‘bermasalah’ 
perusahaan pada orang-orang, ATAU apakah Anda ingin 
melindungi orang-orang dari informasi eksternal yang relevan, 
yang memungkinkan terciptanya rasa puas diri yang terlalu 
tinggi, dan pada akhirnya melemahkan masa depan organisasi.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Change Management Handling Conflict: Tactic One

Chapter 2 mengembangkan ide bisnis
Chapter 2   mengembangkan ide bisnisChapter 2   mengembangkan ide bisnis
Chapter 2 mengembangkan ide bisnistellstptrisakti
 
Panduan presentasi
Panduan presentasiPanduan presentasi
Panduan presentasiAdi Adi
 
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,sistem informasi untuk keunggulan bersaing,...
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,sistem informasi untuk keunggulan bersaing,...Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,sistem informasi untuk keunggulan bersaing,...
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,sistem informasi untuk keunggulan bersaing,...Shandydwi
 
9, sm, agus daman, hapzi ali, canvas business model, diversification and bala...
9, sm, agus daman, hapzi ali, canvas business model, diversification and bala...9, sm, agus daman, hapzi ali, canvas business model, diversification and bala...
9, sm, agus daman, hapzi ali, canvas business model, diversification and bala...Agus Daman
 
MEMBUAT RENCANA BISNIS.pptx
MEMBUAT RENCANA BISNIS.pptxMEMBUAT RENCANA BISNIS.pptx
MEMBUAT RENCANA BISNIS.pptxaria800212
 
02.Materi_Theory and Model Innovation_Final.pptx
02.Materi_Theory and Model Innovation_Final.pptx02.Materi_Theory and Model Innovation_Final.pptx
02.Materi_Theory and Model Innovation_Final.pptxMelindarosida
 
Analisis Strategi Perusahaan - Permata Bank
Analisis Strategi Perusahaan - Permata BankAnalisis Strategi Perusahaan - Permata Bank
Analisis Strategi Perusahaan - Permata BankTIUPH2013
 
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bisnis proposal bagian 1
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bisnis proposal bagian 1Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bisnis proposal bagian 1
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bisnis proposal bagian 1Futurum2
 
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...AkfikaRizkySabilla
 
15, sm, adrianto, hapzi ali, review tema ix xiv, universtitas mercu buana, ...
15, sm, adrianto, hapzi ali, review tema ix   xiv, universtitas mercu buana, ...15, sm, adrianto, hapzi ali, review tema ix   xiv, universtitas mercu buana, ...
15, sm, adrianto, hapzi ali, review tema ix xiv, universtitas mercu buana, ...Adrianto Dasoeki
 
Business model canvas by marzuki (seri presentasi)
Business model canvas by marzuki (seri presentasi)Business model canvas by marzuki (seri presentasi)
Business model canvas by marzuki (seri presentasi)Marzuki SE
 
Sim.mirantidewiputri,prof.dr.hapzi ali,mm,cma,analisis customer relationship ...
Sim.mirantidewiputri,prof.dr.hapzi ali,mm,cma,analisis customer relationship ...Sim.mirantidewiputri,prof.dr.hapzi ali,mm,cma,analisis customer relationship ...
Sim.mirantidewiputri,prof.dr.hapzi ali,mm,cma,analisis customer relationship ...Mirantidewiputri
 
KAMPANYE PEMASARAN SOSIAL
KAMPANYE PEMASARAN SOSIALKAMPANYE PEMASARAN SOSIAL
KAMPANYE PEMASARAN SOSIALNabilaDeviana
 
Ujian pengantar bisnis_albert
Ujian pengantar bisnis_albertUjian pengantar bisnis_albert
Ujian pengantar bisnis_albertAlbertMatondang1
 
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnisFaktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnisHidayatullah Hidayatullah
 

Similar to Change Management Handling Conflict: Tactic One (20)

Chapter 2 mengembangkan ide bisnis
Chapter 2   mengembangkan ide bisnisChapter 2   mengembangkan ide bisnis
Chapter 2 mengembangkan ide bisnis
 
Ppt mku kel 4
Ppt mku kel 4Ppt mku kel 4
Ppt mku kel 4
 
Orientasi pelanggan
Orientasi pelangganOrientasi pelanggan
Orientasi pelanggan
 
Pelatihan think smart 2
Pelatihan think smart 2Pelatihan think smart 2
Pelatihan think smart 2
 
Panduan presentasi
Panduan presentasiPanduan presentasi
Panduan presentasi
 
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,sistem informasi untuk keunggulan bersaing,...
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,sistem informasi untuk keunggulan bersaing,...Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,sistem informasi untuk keunggulan bersaing,...
Sim,shandy dwi juniardi,hapzi ali,sistem informasi untuk keunggulan bersaing,...
 
9, sm, agus daman, hapzi ali, canvas business model, diversification and bala...
9, sm, agus daman, hapzi ali, canvas business model, diversification and bala...9, sm, agus daman, hapzi ali, canvas business model, diversification and bala...
9, sm, agus daman, hapzi ali, canvas business model, diversification and bala...
 
MEMBUAT RENCANA BISNIS.pptx
MEMBUAT RENCANA BISNIS.pptxMEMBUAT RENCANA BISNIS.pptx
MEMBUAT RENCANA BISNIS.pptx
 
MSDML
MSDMLMSDML
MSDML
 
02.Materi_Theory and Model Innovation_Final.pptx
02.Materi_Theory and Model Innovation_Final.pptx02.Materi_Theory and Model Innovation_Final.pptx
02.Materi_Theory and Model Innovation_Final.pptx
 
Analisis Strategi Perusahaan - Permata Bank
Analisis Strategi Perusahaan - Permata BankAnalisis Strategi Perusahaan - Permata Bank
Analisis Strategi Perusahaan - Permata Bank
 
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bisnis proposal bagian 1
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bisnis proposal bagian 1Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bisnis proposal bagian 1
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bisnis proposal bagian 1
 
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
9, SM, AKFIKA RIZKY SABILLA, HAPZI ALI, Canvas Business Model, Diversificatio...
 
15, sm, adrianto, hapzi ali, review tema ix xiv, universtitas mercu buana, ...
15, sm, adrianto, hapzi ali, review tema ix   xiv, universtitas mercu buana, ...15, sm, adrianto, hapzi ali, review tema ix   xiv, universtitas mercu buana, ...
15, sm, adrianto, hapzi ali, review tema ix xiv, universtitas mercu buana, ...
 
Business model canvas by marzuki (seri presentasi)
Business model canvas by marzuki (seri presentasi)Business model canvas by marzuki (seri presentasi)
Business model canvas by marzuki (seri presentasi)
 
Case 10.2
Case 10.2Case 10.2
Case 10.2
 
Sim.mirantidewiputri,prof.dr.hapzi ali,mm,cma,analisis customer relationship ...
Sim.mirantidewiputri,prof.dr.hapzi ali,mm,cma,analisis customer relationship ...Sim.mirantidewiputri,prof.dr.hapzi ali,mm,cma,analisis customer relationship ...
Sim.mirantidewiputri,prof.dr.hapzi ali,mm,cma,analisis customer relationship ...
 
KAMPANYE PEMASARAN SOSIAL
KAMPANYE PEMASARAN SOSIALKAMPANYE PEMASARAN SOSIAL
KAMPANYE PEMASARAN SOSIAL
 
Ujian pengantar bisnis_albert
Ujian pengantar bisnis_albertUjian pengantar bisnis_albert
Ujian pengantar bisnis_albert
 
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnisFaktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis
 

More from nanda7prakoso

Strategy Management: The Five Forces Model
Strategy Management: The Five Forces ModelStrategy Management: The Five Forces Model
Strategy Management: The Five Forces Modelnanda7prakoso
 
Operation Quality Management: 7 Tools TQM
Operation Quality Management: 7 Tools TQMOperation Quality Management: 7 Tools TQM
Operation Quality Management: 7 Tools TQMnanda7prakoso
 
Operation Quality Management: Just In Time
Operation Quality Management: Just In TimeOperation Quality Management: Just In Time
Operation Quality Management: Just In Timenanda7prakoso
 
Perilaku Organisasi: Komunikasi Non Verbal
Perilaku Organisasi: Komunikasi Non VerbalPerilaku Organisasi: Komunikasi Non Verbal
Perilaku Organisasi: Komunikasi Non Verbalnanda7prakoso
 
Strategy Management: The Five Forces Model
Strategy Management: The Five Forces ModelStrategy Management: The Five Forces Model
Strategy Management: The Five Forces Modelnanda7prakoso
 
Knowledge Management: Learning organization
Knowledge Management: Learning organizationKnowledge Management: Learning organization
Knowledge Management: Learning organizationnanda7prakoso
 

More from nanda7prakoso (6)

Strategy Management: The Five Forces Model
Strategy Management: The Five Forces ModelStrategy Management: The Five Forces Model
Strategy Management: The Five Forces Model
 
Operation Quality Management: 7 Tools TQM
Operation Quality Management: 7 Tools TQMOperation Quality Management: 7 Tools TQM
Operation Quality Management: 7 Tools TQM
 
Operation Quality Management: Just In Time
Operation Quality Management: Just In TimeOperation Quality Management: Just In Time
Operation Quality Management: Just In Time
 
Perilaku Organisasi: Komunikasi Non Verbal
Perilaku Organisasi: Komunikasi Non VerbalPerilaku Organisasi: Komunikasi Non Verbal
Perilaku Organisasi: Komunikasi Non Verbal
 
Strategy Management: The Five Forces Model
Strategy Management: The Five Forces ModelStrategy Management: The Five Forces Model
Strategy Management: The Five Forces Model
 
Knowledge Management: Learning organization
Knowledge Management: Learning organizationKnowledge Management: Learning organization
Knowledge Management: Learning organization
 

Change Management Handling Conflict: Tactic One

  • 1. TACTIC ONE Bring The Outside In
  • 2. Introduction  Tactic One berdasarkan pada observasi organisasi yang sudah berorientasi terlalu internal, dan hal ini berlaku untuk semua organisasi, sebesar apapun dan berapapun umurnya.  Ketidaksinambungan antara internal dengan eksternal perusahaan selalu mengurangi sense of urgency perusahaan.
  • 3.  Ketika orang-orang tidak melihat peluang ataupun ancaman dari eksternal perusahaan, rasa puas diri (complacency) akan tumbuh sehingga membuat perusahaan tidak berkembang.  Ada 7 metode ampuh yang dapat dipraktikan untuk mengurangi jarak antara apa yang terjadi di eksternal perusahaan dengan apa yang dilihat dan apa yang dirasakan di internal perusahaan.
  • 4. Recognize The Pervasive Problem of Internal Focus Banyak perusahaan yang gagal karena terlalu fokus ke dalam. Contoh:  Pada industry otomotif, > 90% perusahaan mobil yang eksis pada 1990 akhirnya bangkrut atau merugi pada tahun 1940.  Banyak restoran baru yang tidak bisa bertahan selama dua tahun.  Dan perusahaan lainnya seperti yang bergerak di bidang supermarket dan teknologi. Organisasi yang dapat bertahan pada saat itu harus berhasil mengkombinasikan beberapa faktor dari investor, client, atau dunia dalam skala yang sangat luas.
  • 5.  Seiring dengan waktu, rasa bangga (pride) dapat dengan mudah berubah menjadi overconfidence atau arogansi.  Ketika seseorang merasa memiliki jawaban atas sesuatu dan orang lain tidak, maka orang tersebut cenderung tidak memberi perhatian terhadap orang lain tersebut (terutama kepada orang luar perusahaan), karena dia merasa hal itu hanya akan membuang-buang waktu.  Perusahaan yang terlalu fokus kedalam perusahaan akan melewatkan berbagai macam peluang dan tantangan dari para kompetitor dan pelanggan, atau perubahan pada regulasi.  Ketika Anda tidak dapat melihat peluang ataupun tantangan dari luar, maka sense of urgency Anda akan berkurang.
  • 6. Bagaimana keberhasilan menciptakan fokus ke dalam yang membunuh sense of urgency (rasa keterdesakan)
  • 7. Contoh Kasus Di United States, IBM dan GM adalah contoh yang sangat nyata bagaimana kesuksesan membuat perusahaan lebih fokus ke internal saja. Hal ini terjadi pada tahun 1980an. Kedua perusahaan raksasa tersebut sukses menjadi besar, memiliki pangsa pasar yang kuat, dan memberikan nama kepada budaya perusahaan mereka. Semua hal itu menciptakan fokus yang bersifat internal ke perusahaan, kurang mampu untuk memahami realita di eksternal perusahaan, dan kekurangan urgency untuk mengoreksi masalah yang ada. Sehingga akhirnya kedua perusahaan sukses tersebut mengalami penurunan performa.
  • 8.  Dengan adanya pertumbuhan, akan tercipta kebutuhan untuk meningkatkan koordinasi antara divisi dan cakupan wilayah geografi yang semakin besar.  Dengan adanya pertumbuhan, pabrik-pabrik dan kantor-kantor harus dikelola dengan lebih baik. Dengan metode ini, perusahaan harus mengenali akar masalah dari fokus internal dengan cara:  Lebih fokus ke eksternal perusahaan,  Merubah sistem perusahaan menjadi lebih baik,  Merubah budaya perusahaan menjadi lebih baik.
  • 9. Listen To Customer Interfacing Employees  Salah satu metode yang digunakan oleh beberapa perusahaan saat ini adalah mendengarkan dengan seksama kepada karyawan di level bawah yang berhadapan secara langsung dengan customer.  Apabila diberikan dorongan, karyawan tersebut dapat mengumpulkan informasi eksternal yang sangat banyak selagi mereka melakukan pekerjaan mereka sehari-hari.  Jika informasi tersebut sampai kepada para pengambil keputusan, perusaan dapat menjadi lebih berorientasi eksternal dan rasa urgency akan cenderung tumbuh.
  • 10. Metode yang digunakan dalam penerapan listen to customer-interfacing employees adalah sebagai berikut : 1. Melakukan lompatan kecil di awal. Artinya, percaya bahwa orang-orang frontline cukup pintar dan memiliki motivasi untuk menjadi sumber informasi berguna mengenai pelanggan. Bahkan jika bukti-bukti terakhir menunjukan mereka tidak demikian. 2. Memperlakukan karyawan dengan sesuai. Sangat sedikit orang yang akan membantu, apapun yang anda katakan, jika Anda memperlakukan mereka dengan tidak respek. 3. Mengajukan pertanyaan kepada mereka, dan mendengarkan dengan seksama jawabannya, dan tidak menyerah jika karyawan tidak segera memberi tanggapan.
  • 11.  Banyak perusahaan yang menggunakan metode ini untuk mendapatkan informasi eksternal. Mereka langsung menanyakan ke karyawan frontline mengenai informasi-informasi yang di dapatkan langsung dari konsumen untuk di tindaklanjuti.  Sam Walton adalah orang yang menggunakan metode ini. Dan Wal-Mart, selama tahun ini adalah perusahaan yang paling sukses dari jenisnya di dunia. Hal yang sama juga berlaku untuk Herb Kelleher di Southwest Airlines, dimana pelanggan, karyawan, dan investor datang untuk menemukan sukacita dalam suatu industri dengan hampir tidak ada sukacita di dalamnya.
  • 12. Use The Power of Video  Terdapat satu konsep atau ide mengenai kekuatan dari sebuah video, yaitu : Show them, don’t tell them. Dalam lingkup organisasi, penggunaan video memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan hanya memberitahukan fakta dengan disertai data-data kepada karyawan.  Biarkan para karyawan (terutama yang tidak berhubungan langsung dengan customer) melihat dengan mata mereka sendiri mengenai fakta yang ada.  Materi video yang honest (jujur) secara emosional dan intelektual, kemudian ditunjukkan pada kelompok dan waktu yang tepat, akan memiliki pengaruh (influence) yang kuat.
  • 13.  Berikut contoh kasus penggunaan video dalam menciptakan perubahan : Sebuah perusahaan membuat container made-to-order yang dipergunakan customer mereka untuk transportasi produk. Perusahaan ini membuat container dengan kualitas tinggi yang sesuai standar, seperti : baja dan paku penghubung yang selalu terstandarisasi, batas toleransi produk yang baik, dan produk yang tidak mudah rusak atau hancur. Namun, beberapa detailing tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik dari customer mereka. Setelah pengiriman diterima customer, mereka harus membuat perubahan terhadap produk mereka untuk menyesuaikan dengan spesifikasi container. Modifikasi ini tidak mahal, namun tetap saja ‘mengganggu’, terlebih berpindah ke supplier lain akan memakan biaya yang mahal. Sebenarnya sang customer sudah memberitahukan hal ini kepada pekerja pabrik. Namun tetap saja pekerja pabrik tidak menggubrisnya karena mereka merasa perlu mengacu kepada standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kemudian, CEO perusahaan pembuat container ini meyakinkan presiden dari perusahaan customer mereka untuk menjelaskan kebutuhan mereka dan menggambarkan rasa frustasinya untuk kemudian direkam kedalam sebuah video. Video ini diambil dan diedit secara biasa saja, tidak mahal dan hanya berdurasi 15 menit. Dalam video ini, disertakan juga fakta yang relevan dan bukti mengenai ketidakpuasan customer yang tergambar secara jelas dari suara dan ekspresi wajahnya. Sekelompok pekerja pabrik yang terdiri 20 sampai 30 orang diundang ke ruang conference untuk menyaksikan video tersebut. Hasilnya, para pekerja pabrik merasa terkejut. Timbul berbagai macam reaksi, namun sekelompok pekerja merasa perlu melakukan sesuatu untuk mengatasi hal ini. Dan pada akhirnya mereka benar – benar melakukan perbaikan atas masalah ini. Sebagai hasilnya, customer benar-benar menyukai ‘perbaikan’ tersebut.
  • 14.  Video memiliki kekuatan lebih besar untuk mengeksploitasi emosi para karyawan dibandingkan hanya data-data yang bersifat agregat dan abstrak.  Dengan memanfaatkan frontline employees, kita bisa mempergunakan video sebagai urgency-raising mechanism.  Selain itu, departemen komunikasi dapat ditugaskan untuk membuat video yang powerful, untuk kemudian ditayangkan secara berkala kepada para karyawan.
  • 15. Don’t Always Shield People from Troubling Data  Manajemen Puncak biasanya menyembunyikan data-data yang menggangu dari para karyawannya. Karena khawatir hal itu dapat menyebabkan hilangnya semangat, meningkatnya persentase kesalahan karyawan dll.  Tetapi dengan menyembunyikan data-data yang mengganggu, karyawan dapat menjadi rendah “sense of urgency” nya. Karena merasa perusahaannya baik-baik saja.  Pada titik tertentu, manajer puncak mencoba untuk memulai perubahan signifikan berdasarkan data yang mereka miliki, tetapi banyak orang lain tidak memilikinya. Tetapi rendahnya “sense of urgency” pada manajemen menengah yang terjadi karena kurangnya distribusi informasi yang mengganggu membuat perubahan menjadi sulit dan pada akhirnya gagal.
  • 16. Contoh Kasus : Kepala HRM di divisi pengepakan barang dalam sebuah perusahaan barang bersikeras untuk memberikan laporan dari konsultan kepada semua orang dalam posisi manajemen dalam divisinya. Tetapi dua orang yang paling kuat dari executive team bersikeras untuk tidak melakukannya. Laporan itu menunjukan bahwa pelanggan di segmen menengah keatas tidak terlalu menyukai produk baru dari perusahaan tersebut. Pada akhirnya, distribusi laporan itu tidak diberlakukan. Dan terdapat masalah pada produk baru yang kurang disukai oleh para pelanggan. Mereka berpikir masalah besar tidak berada di departemen mereka tetapi di tempat lain. Hal ini menyebabkan berkurangnya rasa urgency untuk bertindak.
  • 17. Solusi untuk permasalahan seperti itu dapat dimulai dari bagian ‘atas’ perusahaan (top level).  Manajemen puncak harus melihat kesempatan, bukan hanya masalah.  Para eksekutif harus mampu melihat tujuan dan kesalahan yang harus dihindari dengan jelas.  Memberikan informasi atau data-data yang mengganggu kepada para karyawan.  Menjelaskan bahwa data eksternal menawarkan kesempatan yang penting untuk menggembleng tindakan yang dapat membantu membuat perubahan yang diperlukan untuk memperkuat organisasi.  Para manajer puncak bertindak dengan kepercayaan diri dan memperlihatkan sedikit rasa takut, marah, atau arogan.  Mencoba untuk mengantisipasi terlebih dahulu siapa yang akan bereaksi dan dengan cara apa. Untuk kelompok yang bereaksi dengan kecemasan atau kemarahan, manajemen puncak akan menunjukkan gairah, kepercayaan diri, dan tekad baja untuk membantu yang ketakutan dan marah menjadi tekad untuk bertindak dan menang.
  • 18. Intinya, apakah Anda ingin mengambil risiko masalah jangka pendek dengan memberi tahu data-data ‘bermasalah’ perusahaan pada orang-orang, ATAU apakah Anda ingin melindungi orang-orang dari informasi eksternal yang relevan, yang memungkinkan terciptanya rasa puas diri yang terlalu tinggi, dan pada akhirnya melemahkan masa depan organisasi.